Berdasarkan data hasil pengolahan SPSS dengan analisa crosstab pada 96 responden diperoleh data
sebagai berikut:
Dari data yang diperoleh didapatkan hasil bahwa orang yang sudah menikah mempunyai
kecenderungan mengalami berbagai penyakit, seperti penyakit persendian, penyakit Jantung,
keracunan, asma, DM, depresi, dan kecelakaan lalu lintas. Tetapi pada data yang diperoleh tidak
didapatkan hasil yang signifikan. Sedangkan antara orang yang berstatus sudah menikah maupun
yang belum menikah menganggap bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan di Indonesia berada
dalam batas sedang, yang artinya belum tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal.
Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
rentan atau berisiko mengalami berbagai penyakit, seperti penyakit persendian, penyakit
jantung, kecelakaan lalu lintas, asma, DM, keracuanan dan depresi. Tetapi data yang diperoleh
kebanyakan tidak signifikan kecuali keracunan dan depresi.
Pada berbagai kelompok dengan latar belakang pendidikan yang berbeda menganggap bahwa
pelaksanaan pelayanan kesehatan di Indonesia dalam batas sedang.
Analisa
Dari data yang diperoleh, yang dapat di analisa hanya hubungan antara pendidikan dengan
keracunan, dan pendidikan terhadap depresi. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang diperoleh
semakin tinggi pula tingkat depresi dan keracunan. Hal ini sesuai dengan teori Bloom yang
mengatakan bahwa bterdapat beberapa factor yang berpengaruh antara lain, faktor hereditas,
factor pelayanan kesehatan, gaya hidup, dan factor lingkungan. Faktor gaya hidup berpengaruh
terhadap kelompok yang mendapatkan pendidikan lebih tinggi, mereka cenderung mengkonsmsi
makanan-makanan kemasan yang kemungkinan besar bisa mengakibatkan keracunan dan factor
lingkungan juga berpengruh misalnya stress pekerjaan yang mengakibatkan semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin tinggi pula tingkat stresnya.