Kompetensi Dasar :
Mengukur besaran-besaran fisika dengan alat yang sesuai dan mengolah data hasil dengan
menggunakan aturan angka penting
Indikator :
I. TUJUAN
1. Mengenal alat-alat ukur dan penggunaannya
2. Menggunakan hasil pengukuran dalam perhitungan dan menuliskanny sesuai
aturan penulisan angka penting.
3. Konversi Satuan SI
B. Alat Ukur
a. Mistar
Ada beberapa jenis mistar/penggaris sesuai dengan skalanya, misalnya mistar yang berskala
mm dengan ketelitian 1 mm. Ketika mengukur, posisi mata tegak lurus mistar supaya tidak
terjadi kesalahan pengukuran (kesalahan paralaks).
b. Jangka sorong
Alat untuk mengukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm digunakan jangka sorong yang
terdiri dari pasangan rahang pertama (untuk mengukur diameter dalam) dan pasangan rahang
kedua untuk mengukur diameter luar. Dari pasangan ini terdapat rahang tetap dan rahang
geser dan dilengkapi skala utama dan skala nonius.
c. Mikrometer sekrup
Untuk mengukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm digunakan mikrometer sekrup yang
bagian utamanya adalah sebuah poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar dan pada
ujung silinder pemutar terdapat garis-garis skala yang membagi 50 bagian yang sama.
Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam masing-masing
benda disebut massa benda. Massa diukur dengan neraca lengan, dan berat diukur dengan
neraca pegas. Neraca lengan dan neraca pegas termasuk jenis neraca mekanik. Sekarang,
sudah banyak digunakan jenis neraca lain yang lebih teliti, yaitu neraca elektronik.
Waktu adalah selang antara dua kejadian atau dua peristiwa. Misalnya, waktu siang
adalah sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam, waktu hidup adalah sejak dilahirkan
hingga meninggal.
Untuk peristiwa-peristiwa yang selang terjadinya cukup lama, waktu dinyatakan dalam
satuan-satuan yang lebih besar, misalnya: menit, jam, hari, bulan, tahun, abad dan lain-lain.
Sedangkan, untuk kejadian-kejadian yang cepat sekali bisa digunakan satuan milisekon (ms)
dan mikrosekon (s). Untuk keperluan sehari-hari, telah dibuat alat-alat pengukur waktu,
misalnya stopwatch dan jam tangan.
Jangka sorong
Mikrometer sekrup
Neraca Timbang
Bola kecil (Kelereng)
Silinder berongga (pipa kecil)
Silinder pejal (tabung)
IV. PROSEDUR
1. Siapkan alat ukur dan benda yang akan diukur
2. Kenali nst (nilai skala kecil) atau ketelitian masing-masing alat
ukur.
3. Ukur benda dengan menggunakan alat ukur yang sesuai
ketelitiannya. Misalkan diameter kelereng menggunakan
mikrometer sekrup, tinggi silinder menggunakan jangka
sorong.
4. Catat hasil pengukuran.
5. Timbang masing-masing benda dan catat massanya.
6. Hitung volume dan massa jenis masing-masing benda dan tulis
laporan nilainya berdasarkan aturan angka penting.
1. Tabel pengamatan
2. Pengolahan data
a. Bola
c. Kubus
d. Silinder pejal
VI. PERTANYAAN/TUGAS
1. Sebutkan jenis alat ukur panjang dan massa?
2. Berapakah nst alat ukur yang anda gunakan pada percobaan
ini>
3. Jelaskan langkah-langkah untuk mendapatkan hasilpengukuran
yang tepat!
4. Tulislah hasil dan data yang anda peroleh dalam Satuan
Internasional (SI)
5. Bandingkan hasil pengukuran yang anda peroleh dengan hasil
pengukuran yang diperoleh teman anda! Jika berbeda,
mengapa?
6. Kesimpulan apa yang kamu peroleh dari percobaan ini?
PERCOBAAN II
Kompetensi Dasar :
Mengukur besaran-besaran fisika dengan alat yang sesuai dan mengolah data hasil dengan
menggunakan aturan angka penting
Indikator :
I. TUJUAN
Pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan sederhana, tetapi sangat penting dalam kehidupan kita.
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain sejenis
yang dipergunakan sebagai satuannya. Misalnya, Anda mengukur panjang buku dengan
mistar, artinya Anda membandingkan panjang buku tersebut dengan satuan-satuan panjang
yang ada di mistar, yaitu milimeter atau centimeter, sehingga diperoleh hasil pengukuran,
panjang buku adalah 210 mm atau 21 cm.
Fisika merupakan ilmu yang memahami segala sesuatu tentang gejala alam melalui
pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenarannya secara empiris melalui panca
indera. Karena itu, pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
membangun konsep-konsep fisika.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengukuran, pertama masalah ketelitian
(presisi) dan kedua masalah ketepatan (akurasi).
a. Ketidakpastian Sistematik
Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang
menyertai saat pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap alat
ukur tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian yang sama. Yang termasuk
ketidakpastian sistematik antara lain:
Ketidakpastian Alat
Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukkan angka pada alat tidak tepat,
sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Misalnya, kuat arus
listrik yang melewati suatu beban sebenarnya 1,0 A, tetapi bila diukur menggunakan suatu
Ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2 A. Untuk mengatasi ketidakpastian alat, harus
dilakukan kalibrasi setiap alat tersebut dipergunakan.
Kesalahan Nol
Ketidaktepatan penunjukkan alat pada skala nol juga melahirkan ketidakpastian sistematik.
Hal ini sering terjadi, tetapi juga sering terabaikan. Pada sebagian besar alat umumnya sudah
dilengkapi dengan skrup pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal tetap tidak tepat
pada skala nol, maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan selisih kesalahan tersebut
setiap kali melakukan pembacaan skala.
Ketidakpastian pengukuran ini muncul akibat dari waktu pengukuran (pengambilan data)
tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur, sehingga data yang
diperoleh bukan data yang sebenarnya. Misalnya, kita ingin mengukur periode getar suatu
beban yang digantungkan pada pegas dengan menggunakan stopwatch. Selang waktu yang
kita ukur sering tidak tepat karena terlalu cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch
saat kejadian berlangsung.
Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian
yang hendak diukur. Misal, mengukur nilai transistor saat dilakukan penyolderan, atau
mengukur panjang sesuatu pada suhu tinggi menggunakan mistar logam. Hasil yang
diperoleh tentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas mempengaruhi sesuatu yang
diukur maupun alat pengukurnya.
b. Ketidakpastian Random
Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan
secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut umumnya merupakan
perubahan yang sangat cepat dan acak hingga pengaturan atau pengontrolannya di luar
kemampuan kita. Misalnya:
Fluktuasi pada besaran listrik. Tegangan listrik selalu mengalami fluktuasi (perubahan
terus menerus secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur, nilainya juga
berfluktuasi. Demikian pula saat kita mengukur kuat arus listrik,
Getaran landasan. Alat yang sangat peka (misalnya seismograf) akan melahirkan
ketidakpastian karena gangguan getaran landasannya,
Radiasi latar belakang. Radiasi kosmos dari angkasa dapat mempengaruhi hasil
pengukuran alat pencacah, sehingga melahirkan ketidakpastian random.
Gerak acak molekul udara. Molekul udara selalu bergerak secara acak (gerak Brown),
sehingga berpeluang mengganggu alat ukur yang halus, misalnya mikro-galvanometer
dan melahirkan ketidakpastian pengukuran.
c. Ketidakpastian Pengamatan
IV. PROSEDUR
1. Siapkan gelas ukur di atas meja.
2. Isi gelas ukur dengan air pada volume tertentu.
3. Baca volumenya dengan posisi mata anda tepat pada permukaan air, di
atas permukaan air, dan di bawah permukaan air (gambar 6)
4. Catat hasil yang diperoleh.
Tabel pengamatan
VI. PERTANYAAN/TUGAS
1. Sebutkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesalahan pada
pengukuran!
2. Jelaskan yang dimaksud kesalahan paralaks!
3. Bandingkan ketiga hasil pengukuran yang tekah anda lakukan!
PERCOBAAN III
Kompetensi Dasar :
Indikator :
I. TUJUAN
Mampu menjelaskan gaya aksi reaksi sebagai prinsip hukum Newton III
Konsep gaya memberikan deskripsi kuantitatif tentang interaksi antara dua benda atau antara
benda dan lingkungannya. Gaya yang melakukan kontak langsung dengan benda disebut gaya
sentuh, seperti tarikan, dorongan, gesekan ban mobil dengan jalan. Gaya merupakan besaran
vektor, sehingga memiliki besar dan arah. Dalam sistem SI, satuan gaya adalah Newton (N),
dan alat untuk mengukur gaya adalah neraca pegas atau dinamometer.
W = m . g W = Berat (N)
m = massa (kg)
dua benda yang mempunyai berat sama pada lokasi yang sama akan mempunyai massa yang
sama. Oleh karena itu, cara yang paling mudah untuk mengukur massa benda adalah dengan
membandingkan berat benda yang tidak diketahui dengan berat standar.
Hukum Newton III menyatakan bahwa jika suatu benda dikenakan suatu gaya, maka pada
benda tersebut akan bekerja gaya yang sama besarnya dengan arah yang berbeda yang
disebut gaya reaksi.
Faksi = - F reaksi
IV. PROSEDUR
F1
F3
F2
Tabel pengamatan
VI. PERTANYAAN/TUGAS
1. Gambarkan ketiga gaya tersebut pada kertas laporan anda! Sesuaikan panjang anak
panah dengan besar dan arah dari ketiga gaya tersebut!
2. Bandingkan besar gaya masing-masing! Apakah ? Jelaskan!
3. Buatlah kesimpulan dari perpaduan dua gaya tersebut!
PERCOBAAN IV
GAYA GESEKAN
Kompetensi Dasar :
Indikator :
I. TUJUAN
Mampu menjelaskan pengertian gaya berat dan gaya gesekan, serta aplikasina dalam
kehidupan sehari-hari.
Gaya gesekan memegang peranan yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, minyak pwlumas pada mesin dapat mengurangi gesekan antara bagian-bagian
yangh dapat bergerak sehingga menyebabkan mesin tidak aus.
Gaya gesekan statis gaya gesekan yang timbul antara dua permukaan benda yang diam
atau tidak ada gerak relatif satu terhadap yang lain. Gaya gesekan statis (Fs) maksimal
sebanding dengan gaya normal. Nilai perbandingannya disebut koefisien gesekan statis
dengan simbol s. Jadi gaya gesek statis memiliki harga nol sampai maksimal yang diberikan
oleh s.N
Gaya gesekan kinetis adalah Gaya gesekan yang timbul ketika benda sedang bergerak,
dan diberi simbol Fk. Makin besar gaya normal suatu benda maka makin besar pula gaya
gesekan kinetisnya. Fk dapat dituliskan secara matematis seperti berikut :
ditarik
Besarnya gaya tarik pada saat balok tepat mulai bergerak sama dengan gaya gesekan
2. Catat gaya tarik yang anda peroleh! Kemudian ulangi pada meja yang
permukaannya licin dan pada lantai/tanah!
Tabel pengamatan
VI. PERTANYAAN/TUGAS
1. Apakah besar gaya gesekan dari balok yang ditarik pada permukaan bidang kasar dan
licin sama?
2. Pada permukaan yang bagaimanakah terjadi gesekan terkecil?
3. Sebutkan keuntungan adanya gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari!
PERCOBAAN V
Kompetensi Dasar :
Indikator :
1. Pegas
Jika suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari luar dan dapat
kembali ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan,maka keadaan
tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalnya pegas).
Selama batas elastisitasnya belum terlampaui maka pepanjangan pegas sebanding dengan
gaya yang digunakan untuk memperpanjangkannnya, yang menurut Hukum Hooke sebagai
berikut :
ab
Disamping cara pembebanan konstanta pegas k dapat dicari dengan cara getaran, benda yang mempunyai berat
W digantung pada pegas mengalami osilasi maka periode getarannya adalah :
3. Bandul
Bandul matematis adalah sebuah benda ideal yang terbuat dari sebuah massa titik
yang diikat dengan seutas tali dan digantungkan. Jika diberi simpangan bandul ini akan
berosilasi atau bergetar dengan ragam getaran selaras. Periode getarannya adalah :
o Pegas
o Bandul
o Beban, 3 buah dengan massa berbeda
o Stopwatch
o Meteran/mistar
o Kertas grafik
IV. PROSEDUR
1. Pegas
1. Letakkan pegas pada statip. Kemudian ukur panjang pegas tanpa beban (x 0)
2. Ukur panjang pegas setelah diberi beban(x)
3. Beri simpangan pada sistem pegas dan lepaskan hingga bergetar harmonis.
4. Catat waktu hingga n = 15 getaran /ayunan.
5. Ulangi prosedur di atas sebanyak tiga kali untuk beban yang berbeda.
2. Bandul
1. Atur bandul matematis dengan panjang tali 50 cm. kemudian usahakan bandul berada
dalam keadaan setimbang.
2. Beri simpangan kecil pada bandul kemudian lepaskan. Usahakan agar ayunan
mempunyai lintasan dalam bidang tidak berputar.
3. Catat waktu yang dibutuhkan untuk n = 15 getaran.
4. Ulangi dengan panjang tali 40 cm dan 30 cm.
Tabel pengamatan
Pegas Bandul
No
Massa (gr) (cm) (cm) (cm) t (s) Panjang tali (cm) t (s)
Pengolahan data
6. PERTANYAAN/TUGAS
MOMEN INERSIA
Kompetensi Dasar :
Menemukan hubungan antara konsep torsi dan momentum sudut, berdasarkan hukum II
Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar
Indikator :
Memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan gerak
rotasi benda tersebut
Mengungkap analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak rotasi
Memformulasikan momen inersia untuk berbagai bentuk benda tegar
Memformulasikan hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
Menganalisis masalah dinamika rotasi benda tegar untuk berbagai keadaan
Menganalisis gerak menggelinding tanpa slip
Menerapkan konsep titik berat benda dalam kehidupan sehari-hari
I. TUJUAN
Memahami dan menentukan momen inersia yang dimiliki oleh setiap benda yang
menggelinding pada bidang miring
II. RINGKASAN MATERI
1. Batang homogen
2. Bola
Berongga :
Pejal :
3. Silinder
Silinder berongga :
Silinder berongga dengan 2 jari-jari dalam dan luar :
r : jari-jari dalam
Silinder pejal :
4. cincin
Momen Inersia terhadap poros melalui titik berat dan sejajar poros silinder :
o Stopwatch
o Mikrometer sekrup
o Papan luncur
o Balok pengatur kemiringan
o Meteran/mistar
o Neraca timbang
o Bola kecil (kelereng)
o Silinder berongga
IV. PROSEDUR
1. Ukur diameter bola dan silinder
2. Timbang bola dan silinder untuk menentukan massa
3. Atur posisi balok untuk tinggi (h) yang telah ditentukan
4. Letakkan bola pada ujung atas bidang miring lalu tahan.
5. Lepaskan kelereng sehingga menggelinding dan ukur waktunya sampai
ke bawah.
6. Lakukan hal yang sama untuk silinder
7. Ubah ketinggian dan ulangi percoban 5-6
V. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA
Tabel pengamatan
1 5
2 10
3 15
Pengolahan data
V. PERTANYAAN/TUGAS
PERCOBAAN VII
Kompetensi Dasar :
Merangkai alat ukur listrik, menggunakannya secara baik dan benar dalam rangkaian
listrik
Memformulasikan besaran-besaran listrik ke dalam bentuk persamaan
Mengidentifikasi penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari
Indikator :
I. TUJUAN
I sebanding V
Secara tepat berapa besarnya arus yang mengalir dalam kawat tidak hanya bergantung pada
tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan oleh kawat terhadap aliran elektron.
Mengambil analogi dengan aliran air, dinding pipa, pinggir sungai dan batu di tengahnya
memberikan hambatan terhadap aliran air. Hal yang serupa, elektron diperlambat oleh
interaksi dengan atom dalam kawat. Hambatan yang lebih tinggi akan mengurangi arus listrik
untuk suatu tegangan tertentu. Sehingga hambatan dapat didefinisikan sebagai suatu besaran
yang berbanding terbalik dengan arus.
Di mana R adalah hambatan dari kawat atau komponen elektronik lainnya, V adalah beda
potensial yang melewati komponen dan I adalah arus yang mengalir melalui komponen
tersebut. Persamaan (2) dapat ditulis sebagai berikut :
V = IR
Banyak Fisikawan mengatakan bahwa persamaan ini bukanlah suatu hukum melainkan hanya definisi untuk
hambatan. Jika kita menyatakan Hukum Ohm, cukup dengan mengatakan bahwa arus yang melalui konduktor
logam sebanding dengan tegangan yang diberikan. Karenanya hambatan (R) dari suatu bahan atau komponen
adalah konstan, tidak tergantung pada tegangan. Tetapi persamaan tersebut tidak berlaku umum untuk bahan
dan komponen lain seperti diode, tabung vakum, transistor, dan lain-lain. Karenanya Hukum Ohm bukanlah
hukum fundamental, tetapi merupakan deskripsi dari suatu kelompok material tertentu (konduktor logam).
Amperemeter DC
Voltmeter DC
Sumber tegangan DC (0 15 V, 3A)
Kabel-kabel penghubung (dengan jepit buaya)
Resistor tambahan
IV. PROSEDUR
1. Baca nila R yang digunakan lalu catat
2. Susunlah rangkaian seperti yang terlihat pada gambar berikut
Power
supply
Power
supply
Tabel pengamatan
Hasil pengukuran
Tegangan R
No
input (V) (Ohm) Kuat Arus (Ampere) Tegangan (V)
1 5 .... ....
2 10 .... ....
3 15 .... ....
Pengolahan data
VI. PERTANYAAN/TUGAS
1. Bandingkan kuat arus yang diperoleh dari tiga tegangan input yang berbeda.
2. Bandingkan tegangan yang diperoleh dari tiga tegangan input yang berbeda. Samakah
tegangan input dan out putnya? Mengapa demikian?
PERCOBAAN VIII
Kompetensi Dasar :
Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
produk teknologi
Indikator :
I. TUJUAN
Menerapkan Hukum Coulomb dengan mengamati gejala interaksi muatan listrik pada
elektrostatika (listrik statis)
II. RINGKASAN MATERI
Hukum Coulomb
Interaksi antara dua buah muatan listrik dapat berupa gaya tarik menarik/gaya tolak menolak.
Dua benda yang bermuatan sejenis bila didekatkan akan tolak menolak, sedangkan dua
muatan yang tidak sejenis akan tarik menarik.
Harip eksperimen coulumb selanjutnya disebut hukum Coulomb: gaya interaksi antara dua
buah benda titik bermuatan listrik berbanding lurus dengan besar muatan masing-masing dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan tersebut.
k = 9 x 109 N.m2C2
III. ALAT DAN BAHAN
o Mistar plastik
o Potongan-potongan kertas kecil.
o Kain wol
o balon
o Lembar plastik
IV. PROSEDUR
V. HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
VI. PERTANYAAN/TUGAS
1. Apa yang terjadi pada kertas-kertas kecil, balon, dan rambut? Mengapa demikian?
2. Tuliskan bunyi hukum Coulomb dan bunyinya.
PERCOBAAN IX
PERCOBAAN MELDE
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat
suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang,
gelombang ini dinamakan gelombang transversal.
Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat
menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang asalkan
dipenuhi :
L = n. 1
2 , n = 1, 2, 3, ... (pers.1)
yakni panjang tali (L) merupakan kelipatan bilangan bulat dari setengah panjang
gelombangnya.
v =F( pers 2)
Bila gelombang pada tali itu mempunyai panjang gelombang maka frekuensi vibrator yang
menimbulkannya :
f = v/( pers. 3)
Vibrator
Sumber tegangan
Meja
Katrol perjepit
Seutas tali
Batang penggaris
Beban (25 gram, 50 gram)
IV. PROSEDUR
Tabel pengamatan
1 25
2 50
Catatan :
Jika sumber daya listrik yang digunakan dari PLN, maka dianggap frekuensi sumber getaran
50 Hz.
VI. PERTANYAAN/TUGAS
LENSA CEMBUNG
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Pemantulan cahaya terbagi menjadi dua bagian, yaitu : pemantulan pada permukaan datar
(cermin datar) dan pemantulan pada permukaaan lengkung (cermin cembung dan cermin
cekung).
i = sudut datang
r = sudut pantul
N = garis normal
- sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang
o Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
o Jika sinar datang dari medium kurang (indeks bias N1) ke medium lebih rapat
(indeks bias N2)), dengan N1 <>2, maka sinar akan dibiaskan mendekati garis
normal.
o Indeks bias relatif (nr); perbandingan sudut datang (i) dan sudut bias (r); .
o Bila sinar datang tegak lurus bidang, (i = r = 00), maka sinar akan diteruskan.
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan lengkung atau suatu
permukaan lengkung dan satu permukaan datar.
Ada 2 lensa yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung memiliki sifat
mengumpulkan cahaya (konvergen).. Lensa cekung memiliki sifat menyebarkan
cahaya.(divergen).
IV. PROSEDUR
Layar
Benda + lampu
Bangku
Optik
3. Ukur jarak benda (s), jarak bayangan (s), dan tinggi bayangan (h)
Tabel pengamatan
1 10
2 15
3 20
4 25
Pengolahan data
R = 2f
VI. PERTANYAAN/TUGAS
1. Bandingkan hasil perbesaran bayangan yang diperoleh dengan
dan
2. Lukis bayangan yang dibentuk dengan menggunakan sinar
istimewa!
PERCOBAAN XI
HUKUM ARCHIMEDES
Kompetensi Dasar :
Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan menerapkan
konsep tersebut alam kehidupan sehari-hari
Indikator :
I. TUJUAN
Hukum Archimedes berbunyi : apabila suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair (sebagian
atau seluruhnya), akan mendapat gaya ke atas sebesar berat zat cair yang dipindahkan benda
tersebut.
IV. PROSEDUR
Gambar 14 Mengukur berat benda dengan 2 kondisi
Tabel pengamatan
V0 = ... mL
No Jenis benda Berat benda Berat benda Volume zat cair yang
dipindahkan (mL)
di udara (N) di air (N)
1 Benda berat
2 Benda sedang
3 Benda ringan
Pengolahan data
VI. PERTANYAAN/TUGAS
Tim Belia, ---BELIA, BELAJAR LATIHAN INTERAKTIF, Ika Jaya Mukti, Surakarta.
Widodo Suryadiningrat, 2006, BANK SOAL FISIKA UNTUK SMA, Bandung, Penerbit
M25 Bandung