Anda di halaman 1dari 14

FISIOLOGI MENELAN

Nura Eky / Bagian Fisiologi FK UNISSULA


Struktur Anatomi Faring
Innervasi otot-otot penelanan

Palmer JB, Monahan DM, Matsuo K: Rehabilitation of Patients with Swallowing Disorders. In: Braddom R (Ed): Physical Medicine and Rehabilitation.
Philadelphia: Elsevier, 2006, pp. 597-616.
Menelan/Swallowing/Deglutition
Merupakan bagian dari proses Ingestion (proses
memasukan makanan dalam TGI)
Suatu mekanisme yang rumit, dikarenakan fungsi
faring sbg bagian dari sistem respirasi dan
gastrointestinal
Koordinasi yg penting shg saat menelan, saluran
nafas tidak terganggu bila terganggu
aspirasi yang FATAL
Deglutasi / Swallowing / Penelanan

Dibagi 3:
fase volunter (disadari), mengawali proses

penelanan
fase faringeal (involuntary), lewatnya makanan di

faring
fase esofageal (involuntary), membawa makanan

dari faring ke lambung


Fase volunter

secara sadar
makanan yang siap
ditelan ke arah
posterior menuju
faring oleh lidah.
Sehingga proses
menelan menjadi
seluruhnya/hampir
seluruhnya-
berlangsung secara
otomatis dan tdk
dapat dihentikan
Fase faringeal involunter
Bolus merangsang reseptor taktil di dinding
belakang orofaring, khususnya tiang-tiang tonsil
dan impuls dari sini berjalan ke batang otak
cetuskan serangkaian kontraksi otot faringeal , sbb:
Palatum mole menutupi nares posterior
Lipatan palatofaring saling mendekat ke medial kerja
selektif utk menyaring makanan yang sudah halus dan siap
ditelan, makanan yang besar dan kasar dihalangi utk lewat
Plika vokalis menutup
Gerakan laring ke atas menarik dan melebarkan
pembukaan esofagus, secara bersamaan sfingter
faringoesofageal berelaksasi bolus mudah masuk
esofagus bagian atas.
Seluruh kontraksi dinding faring dari bagian superior ke
bawah sebagai gelombang peristaltik hingga mendorong
makanan ke dalam esofagus

Mekanika tahapan penelanan di faring berlangsung 2 detik


Pengaturan Saraf Fase Faringeal
Pada dasarnya fase faringeal refleks all or none
Bolus Reseptor taktik (orofaring, terutama tiang-
tiang tonsil) serabut saraf sensoris N. trigeminal dan
N. glossofaring medula oblongata (berhubungan dg
traktus solitarius)
Pusat menelan/deglutisi mengatur proses penelanan
secara keseluruhan berada di medula oblongata dan
pons bagian bawah
Impuls motorik serabut N. V, IX, X, XII , beberapa
serabut servikal superior faring dan esogafus
bagian atas
Fase esofageal
2 tipe gerakan peristaltik : primer dan sekunder
Peristaltik primer : kelanjutan gelombang peristaltik
dari faring. Menghantarkan bolus dari faring ke ujung
esofagus.
Berjalan 8-10 detik
Gravitasi menarik makanan ke bawah 5-8 detik
Peristaltik sekunder : karena peregangan esofagus oleh
makanan yang tertahan berlanjut sampai makanan
dikosongkan ke lambung.
Terjadi bila peristaltik primer gagal mengosongkan seluruh
makanan di esofagus
Dimulai dari saraf intrinsik mienterikus esofagus dan
sebagian refleks-refleks dari serabut aferan N.X medula
oblongata serabut eferen N.X
Otot faring dan 1/3 atas esofagus otot lurik,
gelombang peristaltik diatur oleh impuls saraf N.
glossofaring dan N.Vagus
2/3 bagian bawah esofagus otot polos,
persarafan oleh N. vagus yg bekerja melalui
hubungannya dengan pleksus mienterikus
Kelainan Menelan
Disfagia : kesulitan menelan
Kelainan struktural : kongenital atau didapat (cleft
lip, cleft palate, cervical osteofit, divertikulum
Zenker)
Kelainan fungsional : kelainan fungsi rahang, lidah,
pipi, bibir, disfungsi faring & esofagus

Anda mungkin juga menyukai