Pada zaman pemerintahan Hindia-Belanda di Yogyakarta banyak didirikan pabrik- pabrik gula, terdapat kurang lebih 17 pabrik gula antara lain: - Pabrik gula Padokan - Pabrik gula Ganjuran - Pabrik gula Kedaten - Pabrik gula Mlati - Pabrik gula Cebongan - Pabrik gula Medari, dan sebagainya. Pada tahun 1942, seluruh pabrik gula banyak dikuasai oleh Jepang. Dalam perkembangannya pemerintah Jepang tidak dapat mengoperasikan pabrik-pabrik tersebut secara penuh. Meskipun terdapat 12 pabrik yang masih beroperasi, namun keadaan tersebut tidak dapat berlangsung lama dan hanya berlangsung sampai saat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 saja. Gagasan pendirian Pabrik Gula Madukismo juga berasal dari Sultan. Tujuannya yaitu untuk menolong rakyat yang banyak kehilangan pekerjaan karena dibumihanguskannya pabrik-pabrik gula waktu itu. Pendirian pabrik gula diyakini mampu menampung banyak orang untuk bekerja. Banyak petani akan terlibat dalam proses penanaman, pemeliharaan tanaman, panen serta di pabrik akan menyerap banyak tenaga kerja teristimewa pada waktu masa giling. Berbagai stasiun gilingan, puteran, kristalisasi akan banyak sekali menampung putra-putra Yogyakarta untuk bekerja di pabrik gula. Setelah pemerintah Indonesia berjalan stabil, maka sekitar tahun 1955 tepatnya tanggal 14 Juni 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwono IX dibangunlah pabrik gula Madukismo, bertempat di lokasi PG. Padokan yang dahulunya telah dibumihanguskan pada masa penjajahan Jepang, dibangun kembali pabrik gula dengan nama pabrik gula Madukismo. Kebutuhan area untuk komplek pembangunan pabrik adalah 269.410 m2. Sebagian besar berasal dari tanah bekas pabrik gula Padokan seluas 90.650 m2 sedangkan sisanya 178.760 m2 diperoleh dengan membeli tanah sawah milik penduduk sekitarnya. Pemilihan Jerman Timur tidak terlepas dari pandangan politik presiden Soekarno waktu itu yang cenderung melihat blok Timur seperti Rusia, Jerman Timur, Cina, Kuba dan sebagainya. Berdasar persetujuan tertanggal 3 Februari 1955, Pemerintah Republik Indonesia membeli mesin pabrik gula dan spiritus dari Jerman Timur. Di dalam proses pembangunannya yang dimulai tahun 1955 itu menggunakan tenaga-tenaga teknisi dari Jerman Timur sebanyak 250 orang yang datang secara bergantian, dengan nilai pembayaran yang digabungkan dengan kontrak pembeliannya. Sementara itu pihak pemerintah Indonesia menyediakan tenaga kasar, bahan-bahan, peralatan-peralatan pembantu, bahan bahan lainnya yang diperlukan dalam pembangunan fisik pabrik. Semua pengeluaran yang diperlukan untuk itu menjadi tanggungan pemerintah Indonesia. Peletakan batu terakhir dilakukan pada tanggal 31 Maret 1958 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX sendiri dan PG. Madubaru diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden RI pertama ialah, Ir. Soekarno. Pada tahun 1962 pemerintah Republik Indonesia mengambil alih semua perusahaan yang ada di Indonesia, baik milik asing maupun semi swasta. Maka mulai tahun tersebut PG. Madubaru telah berubah menjadi Perusahaan Negara (PN). Dalam memimpin pabrik-pabrik gula tersebut pemerintah membentuk suatu badan yang diberi nama Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara (BPUPPN). Pada tahun 1966 BPUPPN dibubarkan, sehingga PG. Madubaru memilih Perseroan Terbatas (PT) sebagai bentuk dari perusahaan dan disebut PG. Madubaru PT, yang membawahi PG. Madukismo dan PS. Madukismo dengan susunan direksi yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai presiden direkturnya. Pada tanggal 4 Maret 1984, dengan persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, PT. Madubaru, kembali dikelola oleh Departemen Pertanian dan Keuangan dan yang ditunjuk oleh pemerintah adalah PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT. RNI) berdasarkan kontrak manajemen yang ditandatangani pada 14 Maret 1984, oleh Direktur Utama PT. Rajawali Nusantara Indonesia, Muhammad Yusuf, dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku pemegang sero terbesar. Sejak tahun 1975, berdasarkan Inpres No 9/1975 yang menyatakan bahwa pada akhir Repelita II, pabrik-pabrik gula tidak diperbolehkan menyewa tanah milik petani, sedangkan penyediaan tebu seluruhnya adalah dari Tebu Rakyat Indonesia, dan pabrik gula hanya membantu dalam penebangan, pembibitan, paket kredit, dan penyuluhan. PT. Madubaru dengan kepemilikan saham 65% Sri Sultan Hamengku Buwono X (Kraton Ngayogjokarto Hadiningrat ) dan 35 % PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT. RNI), serta pelaksanaan konsep Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat , petani tebu , dan juga investor yang menanamkan modalnya. 1.2. Visi dan Misi Visi dari PT. Madubaru adalah menjadikan PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) perusahaan Agro Industri yang unggul di Indonesia dengan menjadikan petani sebagai mitra sejati. Misi yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah: - Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat dan industri di Indonesia - Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif, memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani. - Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti. - Menempatkan karyawan dan stake holders lainnya sebagai bagian terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian share holder values. 1.3. Lokasi Pabrik Pabrik Gula Madukismo terletak di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilihan lokasi pabrik ini dengan pertimbangan sebagai berikut: - Padokan terhitung dekat dengan Yogyakarta yang dipandang lebih menguntungkan bagi urusan transportasi pabrik seperti rel untuk lori dan jalan raya untuk truk pengangkut yang memadai, sehingga transportasi bahan dan hasil produksi berjalan dengan lancar serta untuk karyawan. - Daerah sekitar pabrik merupakan area yang cocok untuk menanam tebu. - Dekat dengan sumber bahan baku tebu seperti kabupaten Kulonprogo, Purworejo, Sleman, dan Magelang. - Tenaga kerja ahli dan tenaga kerja kasar mudah dicari. - Dekat dengan sumber air - Penduduk sekitar berpengalaman dalam menanam tebu. 1.4. Kontraktor Utama Machine Fabriek Sangerhausen, Jerman Timur. 1.5. Status Perusahaan Perseroan Terbatas, didirikan tanggal 14 Juni 1955. Diberi nama: Pabrik-Pabrik Gula Madubaru PT (P2G. Madubaru PT), memiliki dua Pabrik: - Pabrik Gula (PG) Madukismo - Pabrik Alkohol/Spiritus (PS) Madukismo 1.6. Pemilik Saham Pada awal berdiri: 75% milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX, 25% milik pemerintah RI (Departemen Pertanian RI). Saat ini telah dirubah menjadi sebagai berikut: 65% milik Sri Sultan Hamengku Buwono X, 35% milik Pemerintah (dikuasakan kepada PT. Rajawali Nusantara Indonesia, sebuah BUMN). 1.7. Kronologi Status Perusahaan dan Perubahan Management Tahun 1955-1962 : perusahaan swasta (PT) Tahun 1962-1966 : bergabung dengan perusahaan negara dibawah BPU-PPN (badan pimpinan umum-perusahaan negara), karena adanya policy pemerintah RI yang mengambil alih semua perusahaan di Indonesia. Tahun 1966 : BPU-PPN bubar. PG-PG di Indonesia boleh memilih : tetap sebagai perusahaan negara atau keluar menjadi perusahaan swasta (PT). PT. Madubaru, memilih perusahaan swasta. Tahun 1966-1984 : PT. Madubaru kembali menjadi perusahaan swasta dengan susunan direksi yang dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai presiden direktur. Tanggal 4 Maret 1984 sampai 24 Februari 2004 diadakan kontrak dengan management dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yaitu salah satu BUMN milik departemen keuangan RI. Tanggal 24 Februari 2004-sekarang PT. Madubaru menjadi perusahaan mandiri yang dikelola secara profesional dan independent. 1.8. Struktur Organisasi PG Madukismo berada dibawah satu induk organisasi yaitu PT Madubaru yang berbentuk perseroan terbatas. Pimpinan tertinggi di PT Madubaru adalah Dewan Komisaris dengan pelaksana harian oleh seorang Direktur. Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Kabag Tanaman, Kabag Pabrikasi, Kabag Instalasi, Kabag Akutansi dan Keuangan, Kabag SDM dan Umum, Kepala Pabrik Spiritus, dan Kabag Pemasaran (struktur organisasi fungsional PT. Madubaru pada gambar 1.1). Masing-masing jabatan memiliki tugas dan tanggung jawab. Fungsi dan tugas masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: a. Dewan Komisaris - Mengawasi jalannya perusahaan dan kebijaksanaan yang diambil dalam operasional perusahaan - Komisaris berhak memeriksa pembukuan, surat dan alat bukti lainnya - Memeriksa dan mencocokkan keadaan uang dan keadaan lain-lain. b. Direktur - Melakukan manajemen yang meliputi keseluruhan kegiatan termasuk keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan Dewan Direksi - Bertanggung jawab kepada direksi dan semua faktor produksi - Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahunnya. c. Kepala Bagian Tanaman - Bertanggung jawab kepada administrator di bidang tanaman - Mengkoordinir penyusunan rencana areal tanaman untuk tanaman yang akan datang - Menyusun komposisi tanaman mengenai luas, letak, masa tanam, dan jenis, sehingga penyediaan bahan baku selama masa giling yang telah ditentukan dapat terjamin - Mengawasi dan mengadakan evaluasi pembiayaan pada bidang tanaman, tebang, dan angkut. d. Kepala Bagian Pabrikasi - Bertanggung jawab kepada administrator di bidang pabrikasi - Mengkoordinasi dan memimpin kegiatan di bidang pabrikasi - Meningkatkan efisiensi proses serta menjaga kualitas produksi e. Kepala Bagian Instalasi - Bertanggung jawab kepada administrator di bidang instalasi (mesin) - Mengkoordinasi dan memimpin kegiatan di bidang instalasi - Meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk melangsungkan proses produksi. f. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) - Bertanggung jawab kepada administrator di bidang sumber daya manusia dan perekrutan karyawan - Mengkoordinir dan memimpin kegiatan pengelola tenaga kerja dan kesehatan karyawan - Mengkoordinir kegiatan pendidikan karyawan - Mengkoordinir dan memimpin kegiatan pengaturan penggunaan kendaraan - Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang keamanan. g. Kepala Bagian Akutansi dan Keuangan - Bertanggung jawab kepada administrator di bidang tata usaha dan keuangan perusahaan - Mengkoordinir dan memimpin kegiatan pengelolaan di bidang keuangan, anggaran, dan biaya produksi - Mengkoordinir administrasi tebu rakyat dari timbangan tebu - Mengkoordinir dan memimpin kegiatan dan penjualan. h. Kepala Bagian Pemasaran - Bertanggung jawab kepada administrator di bidang umum - Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang pembelian dan penjualan. Adapun susunan Direksi PT Madubaru saat ini adalah: Penasehat : Sri Sultan Hamengku Buwono X Presiden Komisaris : Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Komisaris : - Drs. H. Sumargono Kusumohadiningrat - Djoko Retnadi Direktur : Ir. Rachmad Edi Cahyono, M.Si SPI : Ir. H. Edi Santoso Kepala Bagian - Tanaman : Muzamzam, S.P - TLD : - Instalasi : Eko Sudrajat, S.T - Pabrikasi : Ir. Hariyanto, M.Si - Spiritus : Iwantara, S.T, M.Si - Akutansi dan Keuangan : Drs. Irwan Revianto Rares, M.Sc - SDM dan Umum : Retno Isharsriyani, S.E - Pemasaran : Ir. H. Djaka Barata Gambar 1.1. Struktur Organisasi Fungsional PT. Madubaru