Inez Cornelia Risamasu PDF
Inez Cornelia Risamasu PDF
Email : yulius@petra.ac.id
ABSTRAK
Kata kunci: Debt Default, Ukuran KAP, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Kondisi
Keuangan, Ukuran Perusahaan, Opini Audit Going Concern
ABSTRACT
This study aimed to examine the factors that influenced going concern audit
opinion. This research was in the form of quantitative, in which the data obtained
from Indonesia Stock Exchange and bloomberg. The sample used in this research was
49 manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange 2011 2015 then the
data processed by using software SPSS Version 23. Data analysis technique used was
logistic regression analysis.
The results showed the debt default had no affect on the provision of going concern
audit opinion, firm size had no affect on the provision of going concern audit opinion,
the previous year's audit opinion had a significant positive effect on the provision of
going concern audit opinion, financial condition had a significant negative affect on
the provision of going concern audit opinion, company size had no affect the provision
of going concern audit opinion.
Keywords: Debt Default, Firm Size, Audit Opinion Previous Year, Financial
Condition, Company Size, Going Concern Audit Opinion
193
194 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 5, NO. 2, AGUSTUS 2017 (193-204)
faktor yang mempengaruhi pemberian opini tidak wajar (adverse opinion), 3) Opini tidak
audit going concern. memberikan pendapat (disclaimer of
opinion). Opini audit dengan modifikasi
Berdasarkan latar belakang di atas, dinyatakan oleh auditor ketika auditor
maka rumusan masalah dalam penelitian menemukan adanya kesalahan penyajian
ini adalah apakah debt default, ukuran KAP, material yang pervasif maupun tidak (SA
opini audit tahun sebelumnya, kondisi 705, 2013). Konsep pervasif dalam konteks
keuangan, ukuran perusahaan berpengaruh kesalahan penyajian yang di maksud adalah
terhadap pemberian opini audit going seberapa besar pengaruh kesalahan
concern ? penyajian terhadap kualitas penyajian
laporan keuangan. Opini audit dengan
Opini Audit modifikasi dikategorikan lagi menjadi 3 tipe,
yaitu :
Opini audit merupakan laporan yang
diberikan seorang akuntan publik terdaftar 1. Opini wajar dengan pengecualian
atas hasil penilaiannya terhadap kewajaran disebabkan adanya kesalahan
laporan keuangan yang disajikan penyajian yang material dan
perusahaan (Ardiyos, 2013, p. 42). Dalam ketidakmampuan auditor memperoleh
mendukung penilaian audit, maka auditor bukti audit yang cukup dan tepat baik
perlu menilai risiko bisnis klien, seperti secara individual maupun secara
yang ditekankan pada SA 315.15 (2013) agregasi tetapi tidak pervasif terhadap
menegaskan bahwa auditor harus laporan keuangan.
memperoleh suatu pemahaman tentang
apakah entitas memiliki suatu proses untuk 2. Opini tidak wajar disebabkan oleh
mengidentifikasi risiko bisnis yang relevan laporan keuangan yang mengandung
dengan tujuan pelaporan, mengestimasi salah saji baik secara individual
signifikansi risiko, menentukan maupun secara agregasi dan tergolong
kemungkinan terjadinya risiko tersebut, dan material dan pervasif terhadap laporan
memutuskan tindakan untuk menangani keuangan.
risiko tersebut.
3. Opini tidak menyatakan pendapat
Kewajaran laporan keuangan menjadi diberikan ketika auditor tidak
pertimbangan auditor dalam menerbitkan memperoleh bukti audit yang cukup
opini audit. Auditor melihat wajar atau dan tepat, tergolong material dan
tidak laporan keuangan di lihat dari semua pervasif. Opini ini diberikan ketika
hal material, dan kepatuhan terhadap manajemen melakukan pembatasan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. ruang lingkup audit setelah menerima
Auditor perlu mengevaluasi laporan perikatan audit.
keuangan tersebut wajar atau tidak dengan
pertimbangan diantaranya adalah Opini audit going concern tergolong
penyajian, struktur, dan isi laporan jenis opini audit tidak dimodifikasi dengan
keuangan secara keseluruhan, termasuk tambahan paragraf penekanan suatu hal
catatan atas laporan keuangan yang mampu atau hal lain (SA 706, 2013). Paragaf dengan
mencerminkan transaksi dan peristiwa yang penekanan suatu hal ini
terjadi di sebuah entitas (SA 700.12 - 13, mempertimbangkan tiga hal yaitu, suatu
2013). ketidakpastian yang berhubungan dengan
hasil di masa depan, penekanan dini atas
Jenis Opini Audit suatu standar akuntansi baru yang
berdampak pervasif terhadap laporan
Opini audit terdiri dari 2 jenis opini keuangan sebelum atau masih tanggal
audit, yaitu 1) opini audit tanpa modifikasi efektif berlakunya, suatu bencana alam
(unmodified opinion), 2) opini audit dengan besar yang telah berlanjut sehingga
modifikasi (modified opinion). Kemudian, mempengaruhi secara signifikan terhadap
opini audit dengan modifikasi sesuai dengan posisi keuangan entitas (SA 706, 2013).
SA 705 (2013) dikategorikan lagi menjadi 3 Penekanan terhadap suatu ketidakpastian
tipe, yaitu 1) Opini wajar dengan yang berhubungan dengan hasil di masa
pengecualian (qualified opinion), 2) Opini depan atas perkara litigasi yang tidak biasa
196 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 5, NO. 2, AGUSTUS 2017 (193-204)
Praptorini dan Januarti (2011), Werastuti signifikan terhadap opini audit going
(2013), Cahyono (2014), Khaddafi (2015) concern. Sampel yang digunakan oleh
menunjukkan bahwa debt default Januarti (2009), Krissindiastuti dan
berpengaruh positif signifikan terhadap Rasmini (2016), Wati, Yuniarta, Sinarwati
pemberian opini audit going concern. (2017) adalah perusahaan manufaktur yang
Januarti (2009), Surbakti dan Hardiprajitno terdaftar di IDX, sedangkan Tarihoran dan
(2010), Praptorini dan Januarti (2011), Budiono (2015) mengambil sampel
Werastuti (2013), Cahyono (2014) perusahaan sektor pertambangan yang
menggunakan sampel penelitian dari terdaftar di IDX. Kemudian penelitian yang
perusahaan manufaktur yang terdaftar di dilakukan Knechel dan Vanstraelen (2007)
Indonesia Stock Exchange (IDX). Sedangkan mengambil sampel perusahaan publik di
Chen dan Church (1992) menggunakan US.
sampel perusahaan National Automated
Accounting Research System (NAARS) Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebagai lembaga informasi akuntansi publik ketika ukuran KAP dikategorikan besar
Amerika di New York. Kemudian, Shafie, apabila termasuk dalam KAP Big Four
Hussin, Yusof, Hussain (2009) dianggap mampu menjaga reputasi dan
menggunakan sampel perusahaan yang keahlian dalam mengaudit suatu
terdaftar di Kuala Lumpur Stock Exchange, perusahaan sedangkan Ukuran KAP
KLSE). dikategorikan kecil apabila tidak termasuk
dalam KAP Big Four sehingga reputasi dan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keahlian dalam mengaudit masih perlu
ketika perusahaan mengalami debt default dipertimbangkan kembali .
maka kemungkinan akan mempengaruhi
auditor untuk memberikan opini audit going Berdasarkan kajian di atas, peneliti
concern. dapat menyimpulkan hipotesis sebagai
berikut :
Berdasarkan kajian di atas, peneliti
dapat menyimpulkan hipotesis sebagai H2: Ukuran KAP berpengaruh positif
berikut : terhadap pemberian opini audit going
concern
H1: Debt default berpengaruh positif
terhadap pemberian opini audit going Pengaruh opini audit tahun
concern sebelumnya terhadap pemberian opini
audit going concern
Pengaruh ukuran KAP terhadap
pemberian opini audit going concern Ketika auditor melihat opini audit
tahun sebelumnya dari sebuah entitas
Besar kecilnya ukuran KAP di mendapat opini audit going concern maka
pengaruhi oleh kualitas audit dan reputasi auditor juga mempertimbangkan keraguan
dari sebuah KAP itu sendiri. Auditor yang keberlangsungan usaha dalam mengaudit
bekerja atau berafiliasi dengan KAP Big periode selanjutnya. Apabila auditor
Four lebih kompeten dalam mendeteksi dan memberikan opini audit going concern pada
mempertimbangkan keraguan akan tahun sebelumnya maka terdapat
keberlangsungan usaha perusahaan di masa kecenderungan auditor untuk mengeluarkan
depan sehingga auditor secara independen opini audit going concern, oleh karena itu
memberikan opini audit going concern untuk opini audit tahun sebelumnya berpengaruh
menjaga kualitas audit dan reputasi KAP positif terhadap pengungkapan opini going
dibandingkan kinerja KAP Non Big Four concern (Surbakti dan Hadiprajitno, 2010).
(Krissindiastuti dan Rasmini, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Sentosa
Penelitian Knechel dan Vanstraelen dan Wedari (2007), Rahayu (2007), Karyanti
(2007), Januarti (2009), Tarihoran dan dan Pratolo (2009), Surbakti dan
Budiono (2015), Khaddafi (2015), Hadiprajitno (2010), Dewayanto, (2011),
Krissindiastuti dan Rasmini (2016), Wati, Khaddafi (2015), Febriana dan Sofianti
Yuniarta, Sinarwati (2017) menunjukkan (2016) menunjukkan bahwa opini audit
bahwa ukuran KAP berpengaruh positif tahun sebelumnya berpengaruh positif
Risamasu : Faktor Faktor Yang Mempengaruhu Pemberian Opini Audit Going Concern 199
faktor yang mempengaruhi pemberian opini jatuh tempo (Chen dan Church, 1992).
audit going concern. Pernyataan default biasa ditemukan
dalam paragraf penekanan suatu hal yang
menyatakan perusahaan gagal memenuhi
kewajiban dan atau hutang. Variabel ini
merupakan variabel dummy. Jika
perusahaan mendapatkan pernyataan
default dari auditor, maka diberi kode 1, jika
tidak, maka diberi kode 0 (Khaddafi, 2015).
Ukuran KAP
menjadi dua kriteria, yaitu opini audit going X2 = Retained earnings / Total Asset
concern dan opini audit non-going concern.
Opini audit going concern tahun sebelumnya X3 = Earnings Before Interest and Taxes /
Total Asset
ini akan menjadi faktor pertimbangan
penting auditor untuk mengeluarkan X4 = Market Value of Equity / Book Value of
kembali opini audit going concern pada Total Liabilities
tahun berikutnya (Sentosa dan Wedari,
2007, p. 146). Ukuran Perusahaan
yang tidak mendapatkan opini audit going Uji Koefisien Determinasi (R2)
concern sebesar 13,75045 kemudian disetarakan
menjadi besaran rupiah bernilai Rp. Pengujian ini digunakan untuk menilai
56,059,581,667,551. seberapa besar pengaruh variabilitas
independen terhadap variabilitas variabel
dependen (Ghozali 2016 : 329). Pengujian
koefisien determinasi pada regresi logistik
Menguji Kelayakan Model Regresi dengan menggunakan Nagelkerkes R
(Hosmer dan Lemeshow Test) square. Nagelkerkes R square merupakan
ukuran R2 pada regresi logistik.
Pada regresi linear menggunakan uji F
untuk menguji kelayakan model dengan
data observasi, sedangkan pada regresi
logistik menggunakan Hosmer and
Lemeshows Goodness of Fit Test yang
diukur dengan nilai Chi-square. Menurut
Ghozali (2016 : 329), Hosmer and
Lemeshows Goodness of Fit Test menguji
hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau
sesuai dengan model (tidak ada perbedaan
antara model dengan data sehingga model
dapat dikatakan fit). Menguji Koefisien Determinasi
(Negekerkes R Square)
Sedangkan, dasar pengambilan
keputusan adalah dengan berdasarkan Nilai Nagelkerkes R2 dapat
probabilitas dengan melihat angka diinterpretasikan seperti nilai R2 pada
signifikansi untuk setiap variabel yang ada multiple regression. Dilihat dari output
pada bagian akhir output yaitu: SPSS nilai Cox Snells R2 sebesar 0,496 dan
nilai Nagelkerkes R2 sebesar 0,684. Dapat
Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima diartikan bahwa variabel independen debt
default (DEBT), ukuran KAP (KAP), opini
Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak audit tahun sebelumnya (PRIOP), kondisi
keuangan (ZSCORE), ukuran perusahaan
(SIZE) mempengaruhi variabel dependen
yaitu opini audit going concern sebesar
68,4%, sedangkan sebesar 31,6% dijelaskan
oleh variabel lain.
Ho sebaliknya jika value uji wald (Sig) < ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap
0,05 tidak memiliki pengaruh parsial yang pemberian opini audit going concern. Hasil
signifikan sehingga menolak Ho. tersebut membuktikan bahwa ukuran KAP
tidak berpengaruh terhadap probabilitas
pemberian opini audit going concern karena
laporan keuangan perusahaan yang
mendapatkan opini audit going concern
umumnya sudah diaudit oleh KAP Non-Big
Four pada tahun 2011 sampai 2015.
Sehingga, KAP Big Four maupun KAP Non-
Big Four tidak mempengaruhi probabilitas
pemberian opini audit going concern
(Sentosa dan Wedari, 2007; Rudyawan dan
Badera, 2008; Karyanti dan Pratolo, 2009;
Foroghi dan Shahshahani, 2012).
Hasil regresi logistik dihasilkan nilai
konstan sebesar -3,000. Nilai arah garis (1) Tabel 4.6 menilai nilai statistik (3),
variabel debt default (DEBT) sebesar 1,399 opini audit tahun sebelumnya (PRIOP)
dengan tingkat signifikansi 0,104. Nilai arah sebesar 3,400 dengan tingkat signifikansi
garis (2), ukuran KAP (KAP) sebesar 0,532 0,000 yang berarti kurang dari tingkat
dengan tingkat signifikansi 0,409. Nilai arah signifikansi 0,05 dan masih dalam tingkat
garis (3), opini audit tahun sebelumnya toleransi kesalahan kurang dari 0,1. Nilai
(PRIOP) sebesar 3,400 dengan tingkat tersebut menunjukkan bahwa opini audit
signifikansi 0,000. Nilai arah garis (4), tahun sebelumnya berpengaruh signifikan
kondisi keuangan (ZSCORE) sebesar -0,080 terhadap probabilitas pemberian opini audit
dengan tingkat signifikansi 0,093. Nilai arah going concern. Hasil tersebut membuktikan
garis (5), ukuran perusahaan (SIZE) bahwa perusahaan yang mendapatkan opini
sebesar -0,080 dengan tingkat signifikansi audit going concern sebelumnya memiliki
0,093. kemungkinan kecenderungan auditor untuk
mengeluarkan opini audit going concern
Tabel 4.6 menilai nilai statistik (1), pada tahun berjalan saat auditor mengaudit
debt default (DEBT) sebesar 1,399 dengan sebuah perusahaan (Sentosa dan Wedari,
tingkat signifikansi 0,104 yang berarti lebih 2007; Rahayu, 2007; Karyanti dan Pratolo,
besar dari tingkat signifikansi 0,05 dan 2009; Surbakti dan Hadiprajitno, 2010;
tingkat toleransi kesalahan lebih besar dari Dewayanto, 2011; Khaddafi, 2015; Febriana
0,1. Nilai tersebut menunjukkan bahwa debt dan Sofianti, 2016).
default tidak berpengaruh terhadap
probabilitas pemberian opini audit going Tabel 4.6 menilai nilai statistik (4),
concern. Hasil tersebut membuktikan bahwa kondisi keuangan (ZSCORE) sebesar -0,080
debt default tidak berpengaruh terhadap dengan tingkat signifikansi 0,093 yang
opini audit going concern karena laporan berarti tingkat signifikansi lebih besar dari
keuangan perusahaan yang mendapatkan 0,05 tetapi masih dalam tingkat toleransi
opini audit going concern tidak secara kesalahan kurang dari 0,1 Nilai tersebut
konsisten menerima pernyataan debt default menunjukkan bahwa kondisi keuangan
sehingga perusahaan yang dinyatakan debt berpengaruh signifikan terhadap
default atau tidak dinyatakan debt default probabilitas pemberian opini audit going
tidak mempengaruhi auditor dalam concern. Hasil tersebut membuktikan bahwa
memberikan opini audit going concern kondisi keuangan perusahaan yang
(Karyanti dan Pratolo, 2009; Praptiorini dan memiliki score (<1,10) memiliki probabilitas
Januarti, 2011). auditor dalam memberikan opini audit going
Tabel 4.6 menilai nilai statistik (2), concern lebih tinggi dibandingkan kondisi
ukuran KAP (KAP) sebesar 0,532 dengan keuangan perusahaan yang memiliki score
tingkat signifikansi 0,409 yang berarti lebih (>2.60) (Sentosa dan Wedari, 2007; Surbakti
besar dari tingkat signifikansi 0,05 dan dan Hadiprajitno, 2010; Dewayanto, 2011;
tingkat toleransi kesalahan lebih besar dari Junaidi, Triyatmi dan Nurdiono, 2012;
0,1. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Azizah dan Anisykurlillah, 2014).
Risamasu : Faktor Faktor Yang Mempengaruhu Pemberian Opini Audit Going Concern 205
Tabel 4.6 menilai nilai statistik (5), negatif signifikan terhadap pemberian opini
ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 0,053 audit going concern.
dengan tingkat signifikansi 0,254 yang
berarti tingkat signifikansi lebih besar dari 5. Hipotesis kelima diterima yang berarti
0,05 dan tingkat toleransi kesalahan lebih ukuran perusahaan tidak berpengaruh
besar dari 0,1. Nilai tersebut menunjukkan signifikan terhadap pemberian opini audit
bahwa ukuran perusahaan tidak going concern.
berpengaruh terhadap probabilitas
pemberian opini audit going concern. Hasil Saran
tersebut membuktikan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap Penelitian berikutnya bisa
opini audit going concern karena laporan menggunakan gap statistik antara faktor
keuangan perusahaan yang mendapatkan faktor yang mempengaruhi opini audit going
opini audit going concern secara konsisten concern (debt default, ukuran KAP, opini
memiliki ukuran total aset yang tinggi audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan,
dibandingkan laporan keuangan perusahaan ukuran perusahaan). Untuk mengetahui
yang tidak mendapatkan opini audit going seberapa besar pengaruh tiap variabel
concern. Sehingga, perusahaan berukuran independen terhadap variabel dependen.
besar atau kecil tidak mempengaruhi
probabilitas perusahaan diberi opini audit
going concern Dewayanto, (2011), Werastuti DAFTAR REFERENSI
(2013), Azizah dan Anisykurlillah (2014),
Tarihoran dan Budiono, (2015),
Alareeni, B., & Branson, J. (2013).
Krissindiastuti dan Rasmini (2016).
Predicting Listed Companies Failure in
Jordan Using Altman Models: A Case
KESIMPULAN DAN SARAN
Study. International Journal of
Business and Management, 8, 113 - 126.
Kesimpulan
Alichia, Y. P. (2008). Pengaruh Ukuran
Penelitian ini memiliki tujuan untuk
Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan,
membuktikan adanya faktor faktor yang
Dan Opini Audit Going Concern (Studi
mempengaruhi opini audit going concern
Empiris Perusahaan Manufaktur Yang
yang diuji menggunakan model regresi
Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia).
logistik pada perusahaan sektor manufaktur
Unpublished undergraduate thesis,
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Universitas Negeri Padang , 1 - 15.
(BEI). Berdasarkan hasil penelitian diatas,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S.
berikut:
(2008). Auditing dan Jasa Assurance.
(A. B. Gania, Penerj.) Jakarta:
1. Hipotesis pertama diterima yang
Erlangga.
berarti debt default tidak berpengaruh
signifikan terhadap pemberian opini audit
Arestantya, I. A., & Wirajaya, I. G. (2016,
going concern.
Mei). Ukuran Kantor Akuntan Publik
Sebagai Pemoderasi Pengaruh Auditor
2. Hipotesis kedua diterima yang berarti
Switching Pada Kualitas Audit. Jurnal
ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan
Akuntansi Universitas Udayana, 15,
terhadap pemberian opini audit going
1228 - 1254.
concern.
Azizah, R., & Anisykurlillah, I. (2014).
3. Hipotesis ketiga diterima yang berarti
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt
opini audit tahun sebelumnya berpengaruh
Default, Dan Kondisi Keuangan
positif signifikan terhadap pemberian opini
Perusahaan Terhadap Penerimaan
audit going concern.
Opini Audit Going Concern. Accounting
Analysis Journal, 533 - 542.
4. Hipotesis keempat diterima yang
berarti kondisi keuangan berpengaruh
206 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 5, NO. 2, AGUSTUS 2017 (193-204)
Bayudi, N., & Wirawati, N. G. (2017). Faktor Manufaktur. Jurnal Akuntansi, 19, 31 -
- Faktor Yang Memengaruhi Pemberian 49.
Opini Audit Going Concern. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 19.1, Haron, H., Hartadi, B., Ansari, M., & Ismail,
109 - 136. I. (2009, Januari). Factors Influencing
Auditors Going Concern Opinion. Asian
Cahyono, D. (2014). Effect of Prior Audit Academy of Management Journal, 14, 1
Opinion, Audit Quality, and Factors of - 19.
Its Audit Opinion Going Concern.
Research Journal of Finance and Hernawati, R. I. (2011, Mei). Faktor - Faktor
Accounting, 5, 70 - 77. Non Keuangan Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Auditor Dalam
Chen, K. C., & Church, B. K. (1992). Default Memberikan Opini Going Concern.
on Debt Obligation and the Issuance of Jurnal Dian, 11, 192 - 197.
Going Concern Opinions. Auditing , 1 -
10. Institut Akuntan Publik Indonesia. (2013,
Januari). Standar Audit. Dipetik
DeAngelo, L. E. (1981). Auditor Size And Februari 2017, dari IAPI:
Audit Quality. Journal of Accounting http://iapi.or.id/Iapi/detail/153
and Economics, 3, 183 - 199.
Istiana, S. (2010, Januari). Pengaruh
Dewayanto, T. (2011, Juni). Analisis Faktor - Kualitas Audit, Opinion Shopping, Debt
Faktor Yang Mempengaruhi Default, Pertumbuhan Perusahaan,
Penerimaan Opini Audit Going Concern Dan Kondisi Keuangan Perusahaan
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terhadap Penerimaan Opini Audit
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Going Concern. Jurnal Akuntansi dan
Fokus Ekonomi, 6, 81 - 104. Investasi, 11, 80 - 96.
Diyanti, F. T., & Untari. (2010). Pengaruh Januarti, I. (2009). Analisis Pengaruh
Debt Default, Pergantian Auditor, Dan Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,
Ukuran Perusahaan Terhadap Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Penerimaan Opini Audit Going Concern
Concern. Unpublished undergraduate (Perusahaan Manufaktur Yang
thesis, Universitas Gunadarma, 1 - 20. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Unpublished undergraduate thesis,
Febriana, D., & Sofianti, S. P. (2016, Juni). Universitas Diponegoro, 1 - 26.
Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas,
Profitabilitas, Solvabilitas, Aktifitas Junaidi, Triyatmi, C. S., & Nurdiono. (2012).
Dan Opini Audit Going Concern Tahun Financial And Non Financial Factors
Sebelumnya Terhadap Opini Audit On Going Concern Opinion. Journal The
Going Concern. Jurnal Bisnis dan Winners, 13, 135 - 146.
Manajemen Islam, 4, 59 - 72.
Karyanti, & Pratolo, S. (2009, Januari).
Foroghi, D., & Shahshahani, A. M. (2012). Pengaruh Kualitas Auditor, Kondisi
Audit Firm Size and Going Concern Keuangan Perusahaan, Opini Audit
Reporting Accuracy. Interdisciplinary Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan
Journal Of Contemporary Research In Perusahaan Dan Debt Default
Business, 3, 1093 - 1098. Terhadap Kemungkinan Penerimaan
Opini Audit Going Concern. Jurnal
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Akuntansi dan Investasi, 10, 20 - 34.
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 23. Semarang: Universitas Khaddafi, M. (2015, January). Effect of Debt
Diponegoro. Default, Audit Quality and Acceptance
of Audit Opinion Going Concern in
Harjito, Y. (2015, Januari). Analisis Manufacturing Company in Indonesia
Kecenderungan Penerimaan Opini Stock Exchange. International Journal
Audit Going Concern Pada Perusahaan of Academic Research in Accounting,
Risamasu : Faktor Faktor Yang Mempengaruhu Pemberian Opini Audit Going Concern 207