Anda di halaman 1dari 4

Penyelesaian Silogisme

Pembahasan Silogisme Disertai Contoh


Kalimat
Pembahasan Silogisme Disertai Contoh Kalimat - Penalaran didefinisikan sebagai proses
mental yang bergerak dari apa yang kita ketahui kepada apa yang tidak kita ketahui sebelumnya
berdasarkan bukti-bukti dan fakta-fakta untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Soal-soal tes
dalam penalaran kritis disusun untuk menguji kemampuan sobat mengambil serangkaian fakta
yang ditampilkan dalam kalimat dan memahaminya, serta memanipulasi informasi untuk
menyelesaikan suatu masalah khusus. Tes Penalaran kritis terbagi menjadi dua, yaitu tes
penalaran logis (silogisme) dan tes penalaran analitis. Namun Pak HaBe di sini hanya akan
menitikberatkan pembahasan pada materi penalaran logis (silogisme).

Nalar = Aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis


Bernalar = Berpikir logis (berpikir sesuai dengan logika)
Logis = Masuk akal atau benar menurut penalaran
Penalaran = Cara berpikir logis
Logika = Pengetahuan tentang kaidah berpikir atau jalan pikiran yang masuk akal

PENALARAN LOGIS (SILOGISME)


Tes penalaran logis (Silogisme) adalah tes penalaran yang menguji kemampuan sobat dalam
menarik kesimpulan dari beberapa pernyataan (premis) menggunakan prinsip logika. Tes
penalaran logis dipakai bukan untuk menguji kemampuan sobat dalam bahasa Indonesia. Tes ini
disusun untuk menguji kemampuan sobat untuk mendapatkan fakta-fakta pada suatu teks
(kalimat) dan memahaminya serta memanipulasi informasi tersebut untuk menyelesaikan suatu
masalah tertentu.

Pertanyaan-pertanyaan dalam tes penalaran logis mengharapkan sobat untuk mengambil


keputusan secara logis dan mengetahui bahwa dari data yang tidak cukup tersedia dapat
memperoleh jawaban yang pasti. Sebelum Pak HaBe membahas mengenai penalaran logis
(silogisme) lebih lanjut, maka sobat perlu memahami terlebih dahulu pengertian mengenai
proposisi dan oposisi.

Silogisme merupakan bentuk penyimpulan tidak langsung. Silogisme disebut juga cara berpikir
atau menarik kesimpulan dari premis-premis umum dan khusus.
Silogisme digolongkan sebagai penyimpulan tak langsung, karena penyimpulan pengetahuan
yang baru diambil secara sistematis dari dua permasalahan yang dihubungkan dengan cara
tertentu.

a. Silogisme kategorik
Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua proposisinya mempunyai proposisi kategorik.

Silogisme Kategorik Bentuk Standar

Silogisme kategorik bentuk standar adalah silogisme yang terdiri tiga proposisi, tiga term
(subjek, predikat, dan term penengah), dan konklusi disebut setelah premis-premisnya.

Contoh :

Semua mamalia menyusui anaknya. Premis Mayor


M P
Semua kerbau mamalia Premis Minor
S M
Semua kerbau menyusui anaknya Konklusi
S P

Keterangan:
S = Subjek
P = Predikat
M = Middle Term (Term Penengah)

PERLU DIPERHATIKAN !!!


Tentukan terlebih dahulu term yang sama dari kedua premis
M premis mayor adalah predikat dan M premis minor adalah subjek
M tidak boleh disebut pada konklusi (kesimpulan)
Dua permasalahan dapat ditarik kesimpulannya apabila ada term penengah yang
menghubungkan keduanya. Tanpa term penengah, konklusi dari dua permasalahan tersebut tidak
dapat diambil.

Bagaimana cara menentukan mana yang merupakan premis mayor atau premis minor? Untuk
memperolehnya perhatikan hal-hal berikut:

Agar diperoleh konklusi yang sah dan benar, maka pangkalan utama berpijak harus
merupakan proposisi universal.
Pangkalan khusus tidak harus partikular atau singular, bisa juga proposisi universal.
Pangkalan khusus bisa menyatakan suatu permasalahan yang berbeda dari pangkalan
utama dan dapat merupakan kenyataan yang lebih khusus dari permasalahan umumnya.
Hukum-hukum Silogisme Kategorik
1. Jika dalam satu premis partikular, untuk kesimpulan juga harus partikular.
Contoh:

Semua perilaku menyimpang tidak baik untuk mendidik.


Sebagian perilaku orang tua adalah menyimpang.
Jadi, sebagian perilaku orang tua tidak baik untuk mendidik.

2. Jika salah satu premis negatif, untuk kesimpulan juga harus negatif.
Contoh:

Semua pencuri tidak disenangi.


Sebagian anak jalanan adalah pencuri.
Jadi, sebagian anak jalanan tidak disenangi.

3. Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan. Kesimpulan yang
diambil dari premis-premis partikular tidak menghasilkan kebenaran yang pasti.
Contoh:

Sebagian ikan tidak bersisik.


Beberapa hewan air adalah ikan.
Jadi, beberapa hewan air tidak bersisik. (Tidak sah)

4. Dua premis negatif, tidak menghasilkan kesimpulan apapun.


Contoh:

Harimau bukan kerbau.


Serangga bukan kerbau.
(Tidak ada kesimpulan)

5. Paling tidak salah satu dari term penengah harus mencakup. Jika dua premis yang term
penengah tidak mencakup akan menghasilkan kesimpulan yang salah.
Contoh:

Semua mamalia bernafas dengan paru-paru.


Hewan ini bernafas dengan paru-paru.
Jadi, hewan ini adalah mamalia (kesimpulan jadi salah karena bisa jadi hewan tersebut
bukan mamalia, contohnya ikan).

6. Term predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada
premis, bila tidak, kesimpulannya menjadi salah.
Contoh:

Mawar adalah bunga.


Melati bukan mawar.
Jadi, melati bukan bunga.
(Bunga pada kesimpulan merupakan term negatif padahal pada prernis adalah positif).

7. Term penengah harus mempunyai makna yang sama, baik itu untuk premis mayor ataupun
premis minor. Jika term penengah mempunyai makna ganda, kesimpulan akan berbeda.
Contoh:

Bulan itu merupakan benda langit.


Mei adalah bulan.
Jadi, Mei adalah benda langit.
(Pengertian bulan pada kedua term tidak sama).

8. Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu Subjek, Predikat, dan Term Penengah (middle
term).

Konklusi silogisme hanya akan bernilai apabila diturunkan dari premis yang benar dan prosedur
yang valid. Meskipun konklusi benar tetapi diturunkan dari premis yang salah dan prosedur yang
tidak valid, maka tidak akan bernilai konklusi tersebut.

Dalam silogisme sobat tidak menghasilkan kebenaran baru, tetapi kebenaran yang sudah
terkandung pada premis-premisnya.

Absah dan Benar


Dalam membahas silogisme, sobat harus mengenal dan memahami apa yang dimaksud dengan
absah dan benar. Absah atau valid berhubungan dengan prosedur pengambilan konklusi. Jika
sesuai dengan hukum (ketentuan) disebut absah, demikian sebaliknya. Benar berhubungan
dengan proposisi dalam silogisme, apakah sesuai dengan fakta atau tidak. Jika sesuai dengan
fakta, maka proposisinya benar, demikian sebaliknya. Keabsahan dan kebenaran dalam silogisme
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk memperoleh konklusi (kesimpulan) yang
sah dan benar.

fiuhhhh, istirahat sebentar ya sobat untuk postingan kali ini, tangan mulai kriting nih, hehe. Tapi
ini belum selesai loh, masih ada lanjutannya di Pembahasan Silogisme Disertai Contoh
Kalimat bag. 2. Jadi pantengin terus blog Pak HaBe untuk mendapatkan informasi-informasi
berharga khususnya tentang Tes Potensi Akademik. :)

Anda mungkin juga menyukai