Hastaty Onthonie
Yudi Ismanto
Franly Onibala
ABSTRAK: Peranan kader sangat penting karena kader bertanggung jawab dalam
pelaksanaan program - program posyandu. Adanya peran kader dapat membantu
masyarakat dalam mengurangi angka gizi buruk, selain itu adanya peran kader juga dapat
membantu dalam mengurangi angka kematian ibu juga balita. Tujuan Penelitian untuk
mengetahui hubungan peran serta kader posyandu dengan status gizi balita di wilayah kerja
Puskesmas Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jenis Penelitian yang digunakan
adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross sectional dan teknik
pengambilan sampel yaitu secara total samplingyang berjumlah 61 sampel. Hasil
Penelitian menggunakan uji Chi-Square dengan koreksi Fishers Exact Test dengan
tingkat kemaknaan = 0,05 atau 95 % didapatkan nilai p value = 0,000. Kesimpulan yaitu
ada hubungan peran serta kader posyandu dengan status gizi balita di wilayah kerja
Puskesmas Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Saran untuk kader lebih
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan lebih meningkatkan diri serta
berpartisipasi aktif dalam program program posyandu, dan melaksanakan tugas sesuai
dengan perannya yaitu, sebagai motivator, administrator dan edukator.
Kata kunci : peran kader, status gizi, balita
1
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015
PENDAHULUAN
Secara nasional status gizi anak di yang aktif dalam pelaksanaan posyandu.
berbagai daerah di Indonesia masih Meskipun semuanya aktif tapi dalam
menjadi masalah. Jumlah penderita menjalankan perannya masih belum
kurang gizi di dunia mencapai 104 juta optimal. Ada yang peran sertanya baik
anak, dan keadaan kurang gizi menjadi dan adapula peran sertanya yang kurang.
penyebab sepertiga dari seluruh penyebab Dari 93 orang kader didapatkan data
kematian anak di seluruh dunia. Indonesia bahwa 60 % perannya sebagai motivator,
termasuk diantara rombongan 36 negara 70 % perannya sebagai administrator, dan
di dunia yang memberi 90 % kontribusi 60 % perannya sebagai edukator.
masalah gizi dunia. (WHO, 2012). Setelah peneliti melihat pelaksanaan
Ada tidaknya masalah gizi anak disuatu kegiatan posyandu yang dilakukan oleh
daerah tidak jauh dari kontribusi peranan kader berdasarkan pelaksanaan sistim V
kader posyandu. Secara teknis, tugas atau meja, tidak berjalan dengan semestinya.
peran kader yang terkait dengan gizi Pelaksanaannya hanya sebatas pada meja
adalah melakukan pendataan balita, II (penimbangan) dan meja III (pencatatan
melakukan penimbangan serta di KMS). Penyuluhan yang seharusnya
mencatatnya dalam kartu menuju sehat diberikan oleh kader, pada kenyataannya
(KMS), memberikan makanan tambahan, di lapangan sebagian besar kader masih
mendistribusikan vitamin A, melakukan sangat bergantung pada petugas
penyuluhan gizi serta kunjungan kerumah kesehatan. Kader hanya melakukan
ibu yang memiliki balita. Kader penimbangan pada balita dan jika ada
diharapkan berperan aktif dan mampu timbangan yang kurang atau lebih kader
menjadi pendorong, motivator dan tidak memberikan penyuluhan kesehatan
penyuluh masyarakat (Ismarawanti, kepada ibu ibu yang membawa balita.
2010). Dari hasil wawancara yang peneliti
Peranan kader sangat penting karena lakukan pada 5 orang kader, 2 orang kader
kader bertanggung jawab dalam mengatakan bahwa selain aktif dalam
pelaksanaan program posyandu. Bila pelaksanaan posyandu, kader juga
kader tidak aktif maka pelaksanaan melakukan kunjungan kerumah rumah
posyandu juga akan menjadi tidak lancar untuk mengajak ibu ibu yang
dan akibatnya status gizi balita tidak dapat mempunyai balita datang ke posyandu dan
dideteksi secara dini dengan jelas menyempatkan waktu untuk berdikusi
(Martinah dalam Isaura, 2011). dengan ibu ibu yang jarak rumahnya
Kader merupakan titik sentral dalam berdekatan. Sedangkan 3 orang kader
pelaksanaan kegiatan posyandu. mengatakan bahwa kegiatan yang mereka
Keikutsertaan dan keaktifannya lakukan hanya sebatas pada pelaksanaan
diharapkan mampu menggerakkan posyandu saja.
partisipasi masyarakat. Namun, Berdasarkan laporan bulanan Puskesmas
keberadaan kader relatif labil karena Manganitu, pada bulan September 2014
partisipasinya bersifat sukarela sehingga diperoleh jumlah balita usia 1 sampai 5
tidak ada jaminan untuk tetap tahun sebanyak 896 orang, dengan status
menjalankan fungsinya dengan baik gizi buruk 1 orang, gizi kurang 23 orang,
seperti yang diharapkan. Jika ada gizi lebih 1 orang dan gizi baik 871 orang.
kepentingan keluarga atau kepentingan Sedangkan pada bulan Desember 2014
lainnya maka posyandu akan ditinggalkan diperoleh jumlah balita sebanyak 270
(Hidayat dalam Syafeih, 2010). orang, dengan status gizi kurang 15 orang,
Dari hasil observasi di wilayah kerja gizi lebih 2 orang dan gizi baik 253 orang.
Puskesmas Manganitu terdapat 18 Latar belakang di atas, mendorong peneliti
posyandu dengan jumlah kader 93 orang untuk meneliti hubungan peran serta
2
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015
kader Posyandu dengan status gizi balita melakukan olah data dengan
di wilayah kerja Puskesmas Manganitu. menggunakan bantuan komputer dengan
langkah langkah :
METODE PENELITIAN 1. Editing
Penelitian ini menggunakan metode survei Data yang didapatkan melalui
analitik dengan pendekatan cross penyebaran kuesioner dilakukan
sectional. pengecekan isian untuk mengetahui
Penelitian dilakukan di wilayah kerja kelengkapan, kejelasan, relevansi dan
Puskesmas Manganitu Kabupaten konsisten. Jika data kurang lengkap
Kepulauan Sangihe pada tanggal 5 Januari dilakukan pelengkapan atau
2015 sampai 26 Januari 2015. Populasi dikeluarkan (Drop Out).
dalam penelitian ini adalah seluruh kader 2. Coding
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kegiatan merubah huruf menjadi angka
Manganitu yaitu sebanyak 93 orang dan (kode) yang bertujuan untuk
balita yang berumur 1 5 tahun yang ada memudahkan dalam mengolah data.
di wilayah kerja Puskesmas Manganitu. 3. Entry
Pengambilan sampel dalam penelitian ini Proses memasukkan kode kedalam
sesuai pengambilan data awal berjumlah program komputer.
93 orang, tapi sampel yang memenuhi 4. Cleaning
kriteria inklusi berjumlah 61 orang dan Melakukan pengecekan kembali pada
balita 1 5 tahun disesuaikan dengan data yang telah dimasukkan pada
jumlah sampel (kader), sedangkan sampel program komputer terhadap terjadinya
yang memenuhi kriteria eklusi berjumlah kesalahan kode maupun
32 orang. Pengambilan sampel diambil ketidaklengkapan yang dilakukan
secara total sampling. langsung di komputer (Notoatmodjo,
a. Kriteria Inklusi 2010).
1) Kader yang berdomisili di wilayah Hasil penelitiannya dianalisa
kerja Puskesmas Manganitu dan menggunakan program komputer, dimana
bersedia menjadi responden untuk analisa univariat yaitu menganalisis
2) Balita yang datang ke posyandu variabel variabel yang ada secara
yang memiliki KMS deskriptif dengan menghitung distribusi
b. Kriteria Eklusi frekuensi dan persentasi terhadap setiap
1) Kader yang tidak datang dalam variabel. Variabel univariat dalam
pelaksanaan posyandu penelitian ini adalah karakterisitik
2) Balita yang tidak bersedia menjadi responden, peran serta kader dan status
responden gizi balita. Sedangkan analisa bivariat
Instrumen yang digunakan dalam yaitu analisis yang dilakukan untuk
penelitian ini adalah berbentuk kuesioner menghubungkan variabel yang ada
dan observasi. Kuesioner dibuat oleh meliputi variabel bebas (peran kader
peneliti dengan mengacu pada konsep dan posyandu) terhadap variabel terikat (status
teori terkait yang berisi data umum dan gizi balita). Data diolah dengan
pertanyaan yang berhubungan dengan menggunakan program komputerisasi. Uji
peran kader yang berhubungan dengan statistik pada analisis bivariat
status gizi balita (Zulkifli, 2008). menggunakan uji Chi-Square dengan
Instrumen penelitian terdiri dari : identitas tingkat kemaknaan 95 % ( 0,05).
responden, kuesioner peran kader dan
lembar observasi status gizi balita.
Prosedur pengumpulan data terdiri dari
Data Primer dan Data Sekunder. Setelah
data terkumpul kemudian Peneliti
3
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015
4
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015
5
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015
6
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015
7
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015