Anda di halaman 1dari 4

4.

Contoh Absorpsi Dan Stripping Pada Alat Industri

4.1. Stripping Larutan Bioetanol Menggunakan Udara


Larutan bioetanol sebagai bahan baku didapatkan dari PT Acidatama dan aquadest
didapatkan dari laboratorium aplikasi teknik kimia. Kondisi operasi stripping pada suhu
kamar, tekanan atmosferis, ketinggian packing 47 cm, dan menggunakan bahan isian
berupa ball packing berdiameter 1 cm. Variabel penelitian berupa laju alir udara yang
masuk ke kolom stripper, yakni pada 4,6; 5,9; dan 7,1 liter udara/menit. Pertama-tama,
mengambil larutan etanol 96% kemudian mencampurkan etanol dengan aquadest dan
dikocok agar homogen. Larutan umpan etanol dibuat dengan kadar 10%, 20%, 40% dan
70%. Kemudian, merangkai alat stripping, kemudian menaruh larutan alkohol yang telah
dibuat pada tangki umpan, menyetel alat stripping dengan variabel laju alir udara sebesar
4,6; 5,9; dan 7,1 liter udara/menit, dan melakukan stripping setiap variabel dengan
pengambilan sampel alkohol di titik inlet, outlet dan kondensat setiap 10 menit. Pada
proses masing-masing titik tersebut kemudian dianalisa kadar bioetanolnya.

4.2. Low Pressure Stripper Reboiler


Low Pressure Stripper Reboiler 018F102 merupakan furnace yang berada di unit 018
Hydrotreaded Thermal Distillate, Fuel Oil Complex (FOC) II, PT. Pertamina Refinery
Unit IV Cilacap. Furnace 018F102 berfungsi untuk memanaskan bottom product dari
column low pressure stripper 018C102 hingga temperatur 317oC. Peran furnace
sangatlah penting, sehingga keandalannya harus tetap dijaga. Perhitungan reliability
dilakukan untuk menyusun strategi pemeliharaan, sehingga tingkat keselamatan pada
Low Pressure Stripper Reboiler dapat diketahui. Sehingga, kerusakan dan kegagalan
instrumen, serta risiko yang ditimbulkan dapat diprediksi lebih awal dan diantisipasi.
Level keandalan pada Low Pressure Stripper Reboiler dengan waktu operasional 500
jam, 1000 jam dan 2000 jam adalah 0,58; 0,49 dan 0,32. Sedangkan level keselamatan
yang berdasarkan konsekuensi risiko tertinggi terdapat pada komponen PV 022, PV 023
dan FV 040A. Sedangkan tingkat Safety Integrity Level (SIL) berdasarkan Safety
Instrumented System (SIS) pada Low Pressure Stripper Reboiler berada pada tingkat
Safety Integrity Level (SIL) 1. Dari evaluasi tersebut dilakukan rekomendasi preventive
maintenance dan peningkatan SIL, sehingga tingkat keamanannya tetap terjaga.
4.3. Kolom Stripper Di Pabrik Amoniak Unit 1 PT. Petrokimia Gresik
Salah satu bahan untuk membuat pupuk urea di PT. Petrokimia adalah amoniak.
Amoniak diproduksi melalui berbagai tahapan, salah satunya adalah tahapan pelepasan
karbon dioksida (CO2) yang terjadi di kolom stripper dan menjadi salah satu komponen
proses CO2 removal. Dalam proses pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ini memerlukan
banyak energi, energi dapat berasal dari beberapa proses yaitu pemanasan, pendinginan,
atau recovery. Penggunaan energi ini dapat ditinjau dari komponen heat exchanger. Heat
exchanger adalah komponen yang dimanfaatkan untuk memindahkan energi panas dari
satu fluida ke fluida lainnya sehingga terjadi perubahaan suhu pada kedua fluida.
Untuk mengetahui seberapa besar perubahan kinerja maka dirancang simulasi
untuk membandingkan kinerja pada kondisi desain dan kondisi aktual. Simulasi
dijalankan memanfaatkan software Aspen Hysys dalam kondisi steady state. Hasil analisa
pada kolom stripper menunjukkan perubahan yang tidak signifikan, sehingga analisa
kinerja proses dapat dilakukan melalui kinerja heat exchanger. Kinerja dari alat penukar
panas ini dapat ditinjau dari koefisien perpindahan panasnya (U). Hasil simulasi yang
menggunakan software Aspen Hysys menunjukkan nilai U dari HE 111-C menurun
menjadi 109.51 kcal/hr m2 C. Nilai U HE 105-C menurun hingga 109.17 kcal/hr m2 C.
Nilai U HE 113-C menurun hingga 220.71 kcal/hr m2 C. Pada HE 107-C nilai U menurun
menjadi 411.75 kcal/hr m2 C. Peningkatan kinerja dapat dilakukan melalui proses
perawatan berupa pembersihan terhadap pengotor yang ada didalam heat exchanger.
Proses CO2 removal adalah deretan proses yang dilakukan untuk memisahkan
karbon dioksida dari zat yang lain agar karbon dioksida dapat digunakan untuk proses
selanjutnya (PT. Petrokimia Gresik). Kinerja dari proses CO2 removal dapat ditinjau
berdasarkan spesifikasi produk, kuantitas produk, atau melalui penggunaan energinya.
Dalam proses CO2 removal terdiri dari 4 heat exchanger utama, 111-C, 105-C, 113-C,
dan 106-C. selain itu juga terdapat sebuah heat exchanger yang mensuplai cooling water
yaitu 107-C dan heat exchanger 109-C untuk memanaskan boiler feed water.
Terdapat 4 tangki pemisah, yaitu 102-F1, 102-F2, 132-F, dan 133-F. 132-F dan
133-F adalah tangki pemisah dengan teknik flashing untuk menurunkan tekanan keluaran.
Sedangkan 102-F1 dan 102-F2 bekerja berdasarkan massa jenis fluida cair dan gas. Selain
itu juga terdapat 2 kolom utama yaitu absorber dan stripper, dimana keluaran dari bottom
absorber menjadi input stripper yang didalamnya mengalir rich solution yang akan
diregenerasi didalam stripper. Kolom stripper adalah komponen yang digunakan untuk
melepas atau memisahkan karbon dioksida (CO2) dari larutan pengikatnya. Energi yang
digunakan pada proses pelepasan karbon dioksida (CO2) ini dapat berasal dari beberapa
proses diantaranya adalah pemanasan, pendinginan, atau energi yang dihasilkan dari
proses itu sendiri atau yang disebut energi recovery. Energi recovery ini berperan besar
terhadap energi yang digunakan dalam melakukan proses. Namun besarnya energi yang
di recovery ini bergantung pada nilai efisiensi dari komponen heat exchanger.
Sedangkan pada heat exchanger itu sendiri mengalami penurunan kinerja selama
waktu operasi pada proses yang terjadi. Oleh sebab itu perlu dilakukan evaluasi untuk
terus menjaga kinerja seperti saat awal desain dengan cara identifikasi kinerja dari heat
exchanger yang ada dalam proses karbon dioksida (CO2) removal. Tujuan dari tugas akhir
ini adalah dapat mengetahui cara menilai dan bagaimanakah kinerja dari proses CO2
removal pada kolom stripper serta dapat mengetahui cara menigkatkan kinerja.

4.4. Stripper pada Unit Sintesa Pabrik Urea PT. Pusri II


Proses Stripping pada unit sintesa, air keluaran VE-5601 dimasukkan ke dalam Pit OC
untuk proses pengendapan, pengontrolan pH dan penyaringan. Setelah itu, cairan
dipompakan menuju stripper. Limbah cair dari Pit OC dikirim ke pemanas awal Process
Water Stripper (HE-5601 A,B) dengan PU-5602 A,B. Stripper adalah kolom berpacking
yang memiliki ukuran raschig ring besi 1 inchi. Stripper berfungsi untuk memisahkan
EDC dari limbah cair, dan steam bertekanan rendah 0,5 kg/cm2G yang berasal dari Drum
Flash Kondensat Steam kemudian akan diumpankan langsung ke bagian bawahnya.
Umpan stripper dipanaskan terlebih dahulu oleh HE-5601 menggunakan energi
panas dari aliran bawah kolom sebagai media pemanas. Temperatur operasi kolom ini
adalah di bawah 100oC sehingga EDC dapat teruapkan dan terbawa bersama uap air naik
ke atas sebagai produk atas. Temperatur bagian atas kolom adalah sekitar 102oC dan pada
bagian bawah adalah sekitar 105oC. Tekanan operasi kolom ini sekitar 0,15-0,2 kg/cm2G.
Stripper bekerja memisahkan senyawa organik dalam limbah cair dengan mengontakkan
langsung steambertekanan rendah dengan laju alir 0,5-0,6 ton/hr. Tujuannya adalah
menguapkan seluruh EDC dan membiarkannya terbawa ke atas kolom oleh air. Produk
overhead kolom stripper dikondensasikan dan ditampung dalam VE-5602. Sebagian
produk dibawa ke VE-5205 dan sisanya dikembalikan ke PT-5601 untuk treatment ulang.
Sedangkan produk bawah kolom yang berisi air dan senyawa organik dibawa ke line-7.
Gambar 4.1. Flowsheet Waste Water Stripper

Anda mungkin juga menyukai