"PROSES IMUNITAS
Disusun Oleh:
2016/2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Proses Imunitas ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Proses Imunitas
C. Tujuan
Mengetahui bagaimana Proses Imunitas
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
D. Macam-macam Sistem Imunitas Tubuh
Tahap inflamasi:
3
b. Protein Antivirus ( Interferon)
Menurut Darmono (2006) Sel natural killer (NK) adalah sel limfosit
yang ditemukan di dalam darah dan organ limfosit perifer, yang mampu
membunuh sel yang terinfeksi virus atau sel tumor tanpa melibatkan
sistem imun dan restriksi MHC. Sel NK juga disebut sebagai granuler
limfosit yang besar atau sel nul karena ditandai dengan absennya
penanda permukaan yang khas seperti sel-T dan sel-B. Sel-NK juga
mampu menghancurkan (menghaluskan) sel target dengan kontak
langsung tanpa perantara antibody
atau Antibody Dependent Celluler Cytoxicity (ADCC).
4
d. Sistem Komplemen
5
menjadi sel plasma. Fungsi utama antibodi sebagai pertahanan terhadap
infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralisasi toksinnya. 1
Sel B memiliki reseptor yang spesifik untuk tiap-tiap molekul antigen
dan dapat dideteksi melalui metode tertentu melalui marker seperti CD19,
CD21 dan MHC II.
6
dan meninggalkan timus untuk ke sirkulasi hanya 5-10%. Fungsi utama
sistem imun spesifik selular adalah pertahanan terhadap bakteri
intraselular, virus, jamur, parasit dan keganasan.
Sel T terdiri atas beberapa subset dengan fungsi yang berbeda-beda
yaitu sel Th1, Th2, Tdth, CTL atau Tc, Th3 atau Ts atau sel Tr. CD4+
merupakan penanda bagi sel T helper dan CD8 merupakan penanda dari
CTL yang terdapat pada membran protein sel.
1. Aktif
a. Dibentuk oleh tubuh karena adanya infeksi antigen
b. Macamnya :
a). Alami : bila terserang antigen.
b). Buatan : bila memasukkan antigen yang dilemahkan.
2. Pasif
a. Diperoleh dari luar tubuh
b. Macamnya :
a). Alami : bila bayi mendapatkan imunitas dari ibunya.
b). Buatan : bila menyuntikan serum, antibisa, immunoglobin lainnya
dari darah orang yang telah kebal. Hanya bertahan beberapa minggu.
Sistem imunitas yang sehat adalah jika dalam tubuh bisa membedakan
antara diri sendiri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika
7
ada benda asing yang yang memicu respons imun masuk ke dalam tubuh
(antigen) dikenali maka terjadilah proses pertahanan diri. Secara garis besar,
sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem
imun seluler. Sistem imun humoral terdiri atas antibody (Imunoglobulin) dan
sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dan
lain-lain). Sedangkan sistem imun dalam bentuk seluler berupa makrofag,
limfosit, neutrofil beredar di dalam tubuh kita.
Ada dua tipe leukosit pada umumnya, yaitu fagosit yang bertugas memakan
organisme yang masuk ke dalam tubuh dan limfosit yang bertugas mengingat dan
mengenali yang masuk ke dalam tubuh serta membantu tubuh menghancurkan
mereka. Sedangkan sel lainnya adalah netrofil, yang bertugas melawan bakteri.
Jika kadar netrofil meningkat, maka bisa jadi ada suatu infeksi bakteri di
dalamnya. Limfosit sendiri terdiri dari dua tipe yaitu limfosit B dan limfosit T.
Limfosit dihasilkan oleh sumsum tulang, tinggal di dalamnya dan jika matang
menjadi limfosit sel B, atau meninggalkan sumsum tulang ke kelenjar thymus dan
menjadi limfosit sel T. Limfosit B dan T mempunyai fungsi yang berbeda dimana
limfost B berfungsi untuk mencari target dan mengirimkan tentara untuk
mengunci keberadaan mereka. Sedangkan sel T merupakan tentara yang bisa
menghancurkan ketika sel B sudah mengidentifikasi keberadaan mereka.
Jika terdapat antigen (benda asing yang masuk ke dalam tubuh) terdeteksi,
maka beberapa tipe sel bekerjasama untuk mencari tahu siapa mereka dan
memberikan respons. Sel-sel ini memicu limfosit B untuk memproduksi antibodi,
suatu protein khusus yang mengarahkan kepada suatu antigen spesifik. Antibodi
sendiri bisa menetralisir toksin yang diproduksi dari berbagai macam organisme,
dan juga antibodi bisa mengaktivasi kelompok protein yang disebut komplemen
yang merupakan bagian dari sistem imun dan membantu menghancurkan bakteri,
virus, ataupun sel yang terinfeksi.
8
yang terinfeksi virus walaupun virus menghambat presentasi antigen dan
ekspresi MHC I, karena sel NK cenderung diaktivasi oleh sel sasaran yang
MHC negatif.
9
a) Peningkatan ekspresi MHC kelas I
a. Bakteri Ekstraseluler
b. Bakteri Intraseluler
10
Bakteri intraseluler terbagi atas dua jenis, yaitu bakteri intraseluler
fakultatif dan obligat. Bakteri intraseluler fakultatif adalah bakteri yang
mudah difagositosis tetapi tidak dapat dihancurkan oleh sistem fagositosis.
Bakteri intraseluler obligat adalah bakteri yang hanya dapat hidup dan
berkembang biak di dalam sel hospes. Hal ini dapat terjadi karena bakteri
tidak dapat dijangkau oleh antibodi dalam sirkulasi, sehingga mekanisme
respons imun terhadap bakteri intraseluler juga berbeda dibandingkan dengan
bakteri ekstraseluler. Beberapa jenis bakteri seperti basil tuberkel dan leprosi,
dan organisme Listeria dan Brucella menghindari perlawanan sistem imun
dengan cara hidup intraseluler dalam makrofag, biasanya fagosit
mononuklear, karena sel tersebut mempunyai mobilitas tinggi dalam tubuh.
Masuknya bakteri dimulai dengan ambilan fagosit setelah bakteri mengalami
opsonisasi. Namun setelah di dalam makrofag, bakteri tersebut melakukan
perubahan mekanisme pertahanan.
Bakteri intraseluler memiliki kemampuan mempertahankan diri melalui
tiga mekanisme, yaitu 1) hambatan fusi lisosom pada vakuola yang berisi
bakteri, 2) lipid mikobakterial seperti lipoarabinomanan menghalangi
pembentukan ROI (reactive oxygen intermediate) seperti anion superoksida,
radikal hidroksil dan hidrogen peroksida dan terjadinya respiratory burst, 3)
menghindari perangkap fagosom dengan menggunakan lisin sehingga tetap
hidup bebas dalam sitoplasma makrofag dan terbebas dari proses
pemusnahan selanjutnya
11
karena infeksi dengan parasit ini, seperti splenomegali, hepatomegali,
glumerulunefritis, proses peradangan kronik, kerusakan jaringan yang lanjut
serta berbagai reaksi hipersensitivitas, bukanlah ulah parasit itu sendiri
melainkan akibat mekanisme imunologik tubuh.
Reaksi tipe I hingga III adalah reaksi yang dibawakan oleh imunitas
humoral sedangkan reaksi Tipe IV oleh imunitas seluler.
1. Genetik
Kerentanan seseorang terhadap penyakit ditentukan oleh gen Major
Histocompatibility Complex (MHC) / Human Leucocyt Antigen (HLA).
Genetis sangat berpengaruh terhadap sistem imun, hal ini dapat dibuktikan
dengan suatu penelitian yang dibuktikan bahwa pasangan anak kembar
homozigot lebih rentan terhadap suatu allergen dibandingkan dengan
pasangan anak kembar yang heterozigot. Hal ini membuktikan bahwa faktor
hereditas mempengaruhi sistem imun.
2. Umur
Hipofungsi sistem imun pada bayi mudah infeksi, pada orang tua
autoimun & kanker. Usia juga mempengaruhi sistem imun, pada saat usia
balita dan anak-anak sistem imun belum matang di usia muda dan sistem
imun akan menjadi matang di usia dewasa dan akan menurun kembali saat
usia lanjut.
3. Metabolik
12
a. Penderita penyakit metabolik/ pengobatan
b. Rentan terhadap infeksi
4. Stres
Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepas
hormon seperti neuro-endokrin, glukokortikoid dan katekolamin. Stres
bahkan bisa berdampak buruk pada produksi antibodi
5. Lingkungan dan nutrisi : mudah infeksi karena:
a. Eksposur
b. Berkurang daya tahan karena malnutrisi
6. Anatomis: pertahanan terhadap invasi : kulit, mukosa
7. Hormone
Pada saat sebelum masa reproduksi, sistem imun lelaki dan perempuan
adalah sama, tetapi ketika sudah memasuki masa reproduksi, sistem imun
antara keduanya sangatlah berbeda. Hal ini disebabkan mulai adanya
beberapa hormone yang muncul. Pada wanita telah diproduksi hormone
estrogen yang mempengaruhi sintesis IgG dan IgA menjadi lebih banyak
(meningkat). Dan peningkatan produksi IgG dan IgA menyebabkan wanita
lebih kebal terhadap infeksi. Sedangkan pada pria telah diproduksi hormone
androgen yang bersifat imunosupresan sehingga memperkecil resiko
penyakit autoimun tetapi tidak membuat lebih kebal terhadap infeksi.
Oleh karenanya, wanita lebih banyak terserang penyakit autoimun dan pria
lebih sering terinfeksi.
8. Olahraga berlebihan
Olahraga berlebihan bisa membakar lebih banyak oksigen dalam tubuh.
Pembakaran yang berlebihan menghasilkan radikal bebas yang menyerang
sel sistem kekebalan tubuh dan menurunkan jumlahnya.
9. Tidur
Studi yang dilakukan oleh Michael Irwin dari Universitas California
menunjukkan bahwa kurang tidur menyebabkan perubahan dalam jaringan
sitokin.
10. Fisiologis
a. cairan lambung
b. silia trakt.respon
c. aliran urin
13
d. sekresi kulit bersifat bakterisid
e. enzim
f. antibodi
11. Mikrobial
a. Penyakit AIDS
Juga dikenali sebagai sindrom kurang daya tahan melawan penyakit yang
mana virus HIV menyerang sistem imun. Apabila memasuki badan manusia,
virus tersebut akan memusnahkan sel otak dan leucocytes dan ia membiak
dan berkembang di limfosit menyebabkan badan manusia hilang keupayaan
untuk melawan penyakit. Pesakit akan lemah kepada berbagai penyakit
berjangkit seperti tuberkulosis pulmonari, kandidiasis, kayap, manakala
enteritis, pneumonia, cephalitis dan lain-lain yang disebabkan oleh
mikroorganisma patogenik yang luar biasa.
b. Penyakit Autoimunitas
Autoimunitas adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ
14
dan jaringan sendiri. Autoimunitas bisa terjadi pada respon imun humoral
atau imunitas diperantarai sel. Sebagai contoh, penyakit diabetes tipe 1
terjadi karena tubuh membuat antibodi yang menghancurkan insulin sehingga
tubuh penderita tidak bisa membuat gula. Pada myasthenia gravis, sistem
imun membuat antibodi yang menyerang jaringan normal seperti
neuromuscular dan menyebabkan paralisis dan lemah. Pada demam
rheumatik, antibodi menyerang jantung dan bisa menyebabkan kerusakan
jantung permanen. Pada Lupus Erythematosus sistemik, biasa disebut lupus,
antibodi menyerang berbagai jaringan yang berbeda, menyebabkan gejala
yang menyebar.
c. Alergi
Alergi, kadang disebut hipersensitivitas, disebabkan respon imun
terhadap antigen. Antigen yang memicu alergi disebut allergen. Reaksi alregi
terbagi atas 2 jenus yaitu: reaksi alergi langsung dan reaksi alergi tertunda.
Reaksi alergi langsung disebabkan mekanisme imunitas humoral. Reaksi ini
disebabkan oleh prosuksi antibodi IgE berlebihan saat seseorang terkena
antigen. Antibodi IgE tertempel pada sel Mast, leukosit yang memiliki
senyawa histamin. Sel Mast banyak terdapat pada paru-paru sehingga saat
antibodi IgE menempel pada sel Mast, Histamin dikeluarkan dan
menyebabkan bersin-bersin dan mata berair.
Reaksi alergi tertunda disebabkan oleh perantara sel. Contoh yang ekstrim
adalah saat makrofag tidak dapat menelan antigen atau menghancurkannya.
Akhirnya Limfosit T segera memicu pembengkakan pada jaringan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
A. Aktif
B. Pasif
16
B. Soal
3. Virus HIV sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian karena ....
A. Merusak antibodi tubuh
B. Dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh
C. Dapat merusak jaringan tubuh
D. Menyerang sel-sel limfosit
E. Menurunkan kekebalan tubuh sehingga memudahkan infeksi penyakit lain
17
5. Respon kekebalan yang bukan termasuk mekanisme pembuangan antigen oleh
antibody
A. Kekebalan seluler
B. Kekebalan humoral
C. kekebalan buatan
D. kekebalan pasif
E. kekebalan nonspesifik
6. Penyuntikan antibodi yang dihasilkan oleh organisme lain ke dalam tubuh pasien,
merupakan bentuk kekebalan ....
A. Intrasel
B. Aktif
C. Tubuh
D. Pasif
E. Sel
7. Suatu molekul asing yang mendatangkan suatu respon spesifik dari sitem
kekebalan tubuh manusia dinamakan.
A. Antibody
B. Pirogen
C. Limfosit B
D. Limfosit T penolong
E. Antigen
18
B. Limfosit
C. Fagosit
D. Sel pembunuh
E. Makrofag
19
DAFTAR PUSTAKA
20