Anda di halaman 1dari 15

FLUIDA DAN PENERAPANNYA DALAM PERTAMBANGAN

FLUIDA

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena
kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat
tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.

Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke
tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir
dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari
manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang
dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.

MEKANIKA FLUIDA

Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari fluida (yang
dapat berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan fluida
dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara fluida dinamis
mempelajari fluida yang bergerak.

Fluida Newtonian vs. non-Newtonian


Sebuah Fluida Newtonian (dinamakan dari Isaac Newton) didefinisikan sebagai fluida yang
tegangan gesernya berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak
lurus dengan bidang geser. Definisi ini memiliki arti bahwa fluida newtonian akan mengalir
terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Sebagai contoh, air adalah fluida
Newtonian karena air memiliki properti fluida sekalipun pada keadaan diaduk. Sebaliknya,
bila fluida non-Newtonian diaduk, akan tersisa suatu "lubang". Lubang ini akan terisi seiring
dengan berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat teramati pada material-material seperti
puding. Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-Newtonian diaduk adalah penurunan
viskositas yang menyebabkan fluida tampak "lebih tipis" (dapat dilihat pada cat). Ada banyak
tipe fluida non-Newtonian yang kesemuanya memiliki properti tertentu yang berubah pada
keadaan tertentu.

Persamaan pada fluida Newtonian


Konstanta yang menghubungkan tegangan geser dan gradien kecepatan secara linier dikenal
dengan istilah viskositas. Persamaan yang menggambarkan perlakuan fluida Newtonian
adalah:
di mana
adalah tegangan geser yang dihasilkan oleh fluida
adalah viskositas fluida-sebuah konstanta proporsionalitas
adalah gradien kecepatan yang tegak lurus dengan arah geseran
Viskositas pada fluida Newtonian secara definisi hanya bergantung pada temperatur dan
tekanan dan tidak bergantung pada gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Jika fluida bersifat
inkompresibel dan viskositas bernilai tetap di seluruh bagian fluida, persamaan yang
menggambarkan tegangan geser (dalam koordinat kartesian) adalah
di mana
ij adalah tegangan geser pada bidang ith dengan arah jth
vi adalah kecepatan pada arah ith
xj adalah koordinat berarah jth
Jika suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida non-Newtonian.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida statis
2. Fluida Dinamis

1. FLUIDA STATIS

Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam
keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser.

Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana.
Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh
gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut
bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki
kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar
sungai.

Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu
tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari
atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar
Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak
mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya
melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.

Sifat- Sifat Fluida


Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan
diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan permukaan,
kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan bahwa
besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena
segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang
tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu.
Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda
serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas)
benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah
pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda,
maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda
merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kgm-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.

dengan: m = massa (kg atau g),


V = volume (m3 atau cm3), dan
= massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3)
Air 1,00 Gliserin 1,26
Aluminium 2,7 Kuningan 8,6
Baja 7,8 Perak 10,5
Benzena 0,9 Platina 21,4
Besi 7,8 Raksa 13,6
Emas 19,3 Tembaga 8,9
Es 0,92 Timah Hitam 11,3
Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012

2. Tegangan permukaan
Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di permukaan air
sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh
interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah
molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada
molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih
yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang
ada di bagian bawah permukaan cairan.

Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet,
molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas,
sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air
tanpa tenggelam.

Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian
koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah
permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah kecenderungan
permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu
lapisan elastis.
3. Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu
kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat
naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat basah
juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas.

Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil (pipa
kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat
menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita
mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam
tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah
yang disebut dengan gejala kapilaritas.

Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas
adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang berbentuk
cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk
cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung
disebut meniskus cembung.

Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu
dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat.

Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air
dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala
kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel
air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar
daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.

Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan
permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-
hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga
dinding rumah lembab.

4. Viskositas

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan
maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah
"Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas
lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari
fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin
dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Seluruh fluida (kecuali
superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida
yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal.

Tekanan Hidrostatis
Masih ingatkah Anda definisi tekanan? Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada
suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis,
persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.

p= F/ A
dengan: F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas permukaan
bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan
mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang besar.
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan
oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida
diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan
hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung
dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
p= F/A
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi
Bumi, ditulis
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
p = Vg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A)
dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat
fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= (Ah) g / A = h g
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut.
Ph = g
h

ph = tekanan hidrostatis (N/m2),


= massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang. Sebaliknya,
semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis akan
semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya berat yang
dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin
tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan
berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar
seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan
bertambah jika kedalaman bertambah.
Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat pengukur
tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai berikut.

a. Manometer Pipa Terbuka

Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat ini
berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan sebesar p
(dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan tekanan
atmosfir (p0).
b. Barometer

Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli Fisika
dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Barometer
umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan
cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai. Ia
mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul A Unit of Measurement, The
Torr Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang
tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
raksa percepatan gravitasi Bumi panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 105 N/m2

c. Pengukur Tekanan Ban

Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa silinder
panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban, tekanan
udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya tekanan
yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari silinder yang dihubungkan
dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan
udara luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.

ALIRAN FLUIDA
Aliran fluida dapat diaktegorikan:
1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan
satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk
meredam kecendrungan terjadinya gerakan relative antara lapisan. Sehingga aliran laminar
memenuhi hukum viskositas Newton
2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling
tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar.
Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser
yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian kerugian aliran.
3. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.

KONSEP DASAR
Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu.
Dilihat dari kecepatan aliran, menurut (Mr. Reynolds)
diasumsikan/dikategorikanlaminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang
dari 2300, Untuk aliran transisi berada pada pada bilangan Re 2300 dan 4000 biasa juga
disebut sebagai bilangan.
Viskositas
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau
perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan laju
perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan seiring
bertambahnya kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya gaya kohesi pada zat cair bila
dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat
cair yang menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut.
Rapat jenis (density )
Density atau rapat jenis () suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan
dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengan cara menghitung nilai
density dapat dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi temperatur maka kerapatan suatu
fluida semakin berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari molekul molekul fluida
semakin berkurang.
Koefisien Gesek
Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan pada aliran laminar
dan aliran turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula untuk masing masing jenis
aliran. Reynolds kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.

2. FLUIDA DINAMIS
Pengertian Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan
dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan
terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak
turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.
Besaran-besaran dalam fluida dinamis
Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:

Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)

Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang
titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :

Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik
per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada
setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :

Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air

Penerapan Mekanika Fluida dalam Pertambangan

1.Metode Penambangan Dengan Sistem Hidraulicking Atau Tambang


Semprot
Metode tambang semprot pada penambangan endapan timah sekunder merupakan
serangkaian kegiatan yang meliputi :
1. Pengupasan lapisan penutup atau Over Burden.
2. Pembongkaran endapan bijih tersebut.
3. Pemisahan dan pemurnian antara Konsentrat ( mineral yang dikehendaki ) dan Tailing
( kotoran yang menyertai )
Metode ini dapat diterapkan dengan syarat-syarat tertentu yaitu:
1. Tebal overburden kurang dari 10 meter

apabila ketebalan lapisan penutup atau Over burden lebih dari 10 meter metode ini sulit
diterapkan mengingat media yang digunakan adalah media air dan tentunya lumpur
pengotornya semakin banyak sehingga bila ketebalan lebih dari 20 meter lebih baik dengan
tambang dalam bila setelah dihitung BESR ( bench striping ratio ) nya menguntungkan.

2. Persediaan air cukup

Karena apabila persediaan air tidak cukup akan menggangu waktu proses penyemprotan dan
alangkah baiknya lokasi penampungan air di usahakan sedekat mungkin dengan lokasi
penambangan.

3. Kemiringan bed rock yang baik antara 1 - 3

Dengan kemiringan bed rock antara 1 - 3 diharapkan Lumpur hasil penyemprotan langsung
menuju ke kolam penampung sementara dan waktu membongkar bagian bawah tidak
kesulitan.

Cara kerja penambangan dengan metode hydraulicking atau semprot dan petunjuk
pelaksanaannya
Awalnya air yang berada pada bak penampung air disedot dengan pompa isap yang
ditempatkan pada rumah jig yang kemudian ditekan dengan pompa tekan ke monitor atau
giant yang selanjutnya diarahkan kelapangan tempat endapan placer atau alluvial berada.
Tahap pertama yaitu pengupasan over burden atau lapisan tanah penutup, yang paling penting
letak mulut pipa isap lumpur harus pada tempat paling terendah pada kolam penampung
lumpur sehingga lumpur tersebut secara alamiah akan mengalir dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah. Sebaiknya penyemprotan dimulai dari hilir ke arah hulu dari bekas
bekas lembah dimana placer terdapat hal ini dimaksudkan agar posisi lumpur hasil semprotan
lebih tinggi dari posisi bak penampung lumpur. Penyemprotan dimulai dari atas atau bagian
permukaan dahulu hingga membentang mendatar kemudian berangsur angsur monitor agak
ditundukkan ke bawah sedikit demi sedikit lalu disemprotkan mendatar lagi, begitu
seterusnya sampai mencapai bedrock. Setelah endapan placer yang telah dibersihkan habis,
monitor kembali diarahkan ke atas guna membongkar lagi lapisan penutup begitu seterusnya.
Hendaknya penambangan dilakukan kearah depan terus sehingga tidak usah memindah
mindah posisi monitor kesamping.
Lumpur dapat terkumpul di kolam penampung lumpur lewat parit parit yang telah
dibuat yang kemudian diisap oleh pipa isap dengan bantuan pompa isap, kemudian lumpur
endapan placer tadi masuk ke bagian sluice box untuk dipisahkan antara pengotor dengan
mineral konsentrat yang dikehendaki, selanjutnya mineral tadi masuk ke bagian washing plan
untuk dicuci dan di murnikan dari mineral mineral pengotor yang masih menempel pada
mineral yang di kehendaki. Sisa sisa dari lumpur pengotor yang tidak tertampung oleh riffle
pada sluice box kemudian dikeluarkan melalui pipa ke bak penampung tailing dan pengotor
hasil pencucian dari washingplan juga demikian sedangkan mineral yang dikehendaki
disalurkan melalui pipa ke bak penampung konsentrat demikian berulang ulang.

2. Jigging
Jigging yaitu operasi pengerjaan mineral berdasarkan atas perbedaan kecepatan
mengendap antara mineral berharga dengan gangue mineral.

Aksi Jigging
Aksi jigging terdiri dari :
1. Percepatan differensial partikel pada awal jatuh.
Percepatan differensial partikel pada awal jatuh dengan persamaan pengendapan partikel
dalam fluida :
m.a = (m - m,) g Fd

Keterangan :
m = Massa partikel ( kg )
m, = Massa fluida yang disingkirkan ( kg )
g = Percepatan partikel ( ms-2 )
Fd = Gaya dorong N
a = Percepatan mineral naik

pada saat partikel mulai bergerak Fd = 0

m.a = (m m, ) g

B. Gaya gaya yang bekerja pada jig


1.Tekanan ( pultion )
Yang dimaksud dengan tekanan ( pulsion ) atau desakan adalah kejadian dimana air
menembus atau bergerak keatas melalui saringan jig, mengangkat bahan bahan atau butiran
yang berada diatas saringan.Dimana butiran yang ringan akan terangkat lebih tinggi, dalam
hal ini jig bed akan terbuka karena ada gerakan.Dengan demikian bijih yang berat akan
masuk diselah selah pori pori batu bed.

2. Hisapan ( suction )

Hisapan ( suction ) merupakan suatu kejadian dimana air menembus kebawah melalui
saringan membawa bahan yang dapat melewati saringan kedasar jig.
Material yang tercampur dengan air mengalir diatas jig, akibatnya akan terjadi tekanan dan
hisapan yang berulang ulang sehingga diatas jig berbentuk susunan lapisan lapisan
mineral dimana butiran butiran dengan berat jenis yang lebih besar akan lebih cepat
mengendap dan melewati saringan untuk kemudian diambil sebagai konsentrat.Dengan
adanya kecepatan ( cross flow ) butiran yang lebih ringan akan terbawa dan terbuang sebagai
tailing.
Dalam proses jigging kemungkinan dapat terjadi beberapa keadaan antara lain sebagai
berikut :
a.Tekanan dengan banyak hisapan
Dalam keadaan ini akan lebih banyak terjadi hisapan, dimana bed jig seolah olah menjadi
padat.Keadaan ini kurang baik dan harus dihindarkan karena bijih bijih timah akan
membentuk lapisan yang padat dimana hal ini akan mengurangi kemungkinan penerobosan
bijih timah yang akan turun.Hal ini terjadi terutama apabila kekurangan air tambahan ( under
water ) dan dapat diatasi dengan memperbesar panjang dorongan atau menggerakkan
hematitite.

b. Tekanan dengan sedikit hisapan


Hisapan pada proses ini tidak terlalu kuat untuk menjadikan kompaknya batu bed, hal seperti
ini adalah baik.Batu bed dan lapisan bijih tetap lepas dan bergerak pada keadaan bahan
masuk cukup, maka bila kita memasukkan tangan kedalam akan terasa turunnya bahan
bahan tersebut dari tangan kita.

c. Tekanan dengan tidak ada hisapan


Dalam keadaan seperti ini tidak baik dan tidak diinginkan karena banyak kesalahan, bila
bocor atau sobek tekanan masih akan terasa karena air tambahan.Tetapi disini hisapan tidak
akan terjadi karena air akan mengalir melewati bagian yang bocor. Keadaan seperti ini tidak
baik dan harus dihindarkan dengan mengganti membran.

3.Operasional Jigging

Umpan berupa slurry dengan 25% - 45% padatan masuk pada salah satu ujung jig mengalir
membentuk arus horizontal dipermukaan jig.Partikel partikel terutama yang berbutir halus
terbawa arus dan keluar pada ujung yang lainnya.Pengendapan partikel pada arus horizontal
ini mengikuti mekanisme pengendapan seperti pada palong.

Partikel partikel yang mengendap dari arus horizontal masuk kedaerah dimana jigging
bekerja yaitu daerah antara arus horizontal dan ayakan. Mekanisme jigging seperti percepatan
differensial hindered settling dan trickling bekerja didaerah tersebut yang dapat dibedakan
antara daerah roughing sebelah atas dan daaerah separating dibawahnya.Partikel partikel
didaerah roughing terutama terdiri dari partikel middling dan partikel mineral ringan yang
berusaha masuk kedaerah separating. Mineral ringan didorong keatas memasuki daerah
tertransportasi dan terbawa arus horizontal.Middling memiliki peluang masuk kedaerah
separating, daerah separating dengan mudah menerima mineral berat dan berusaha
mendorong keatas middling.Consolidation trickling terjadi didaerah ini, mineral berat dan
besar dengan cepat mencapai permukaan ayakan diikuti mineral berat kecil melalui daerah
roughing dan separating, dan dengan mekanisme consolidation trickling melewati mineral
berat besar.

3. Ventilasi Tambang Bawah Tanah dan Gas Pengotor

Pada dasarnya tambang bawah tanah adalah suatu system yang unik, karena
mengkombinasikan berbagai metode penambangan, ventilasi, supporting hingga
pengawaairan yang kompleks. Tambang bawah tanah bagi sebagian orang merupakan seni
dalam mengekstrak mineral dari perut bumi. Dan salah satu hal yang sangat esensial dalam
tambang bawah tanah adalah system ventilasi.

Pada dasarnya, sistem ventilasi merupakan metode aplikasi dari prinsip fluida dinamik
(dalam hal ini udara) terhadap laju udara pada bukaan tambang bawah tanah. SIstem ventilasi
ini diperlukan untuk memberikan asupan udara bersh bagi pekerja tambang juga bagi alat-alat
mekanis di lokasi tersebut. Untuk menunjang aktivitas tambang bawah tanah, maka
dibutuhkan suatu sistem ventilasi yang sesuai sehingga member jaminan suplai udara yang
memadai dan dapat bekerja dengan optimal. Pada dasarnya, sistem ventilasi tambang bawah
tanah ini memiliki 3 fungsi umum yaitu:
1. Sebagai control kualitas dan kuantitas udara, yaitu menyedeiakan dan mengalirkan
udara segar ke dalam tambang untuk kebutuhan pernafasan pekerja dan proses lain
yang ada di dalamnya, termasuk debit dan tekanan
2. Melarutkan dan membuang gas gas pengotor hingga mencapai kondisi balance
(equilibrium) terutama setelah aktivitas peledakan dan memenuhi syarat bagi
aktivitas penambangan
3. Menyngkirkan debu dan partikulat hingga berada di bawah nilai ambang batas (NAB)
dan aman untuk melaksanakan aktivitas tambang
4. Mengatur (adjustment) temperature, kelembaban di dalam tambang sehingga
memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja

Ventilasi yang baik akan mampu memberikan supply udara bersih dan baik serta
mengeluarkan udara kotor dan gas berbahaya (toxic) lain di dalam tambang sehingga
memberikan ruang kerja yang nyaman. Ventilasi menjadi kebutuhan pokok bagi tiap aktivitas
tambang bawah tanah. Tanpa system ventilasi yang memadai, niscaya sulit untuk meneruskan
aktivitas tambang.
Ada beberapa prinsip pengaturan jaringan ventilasi di tambang bawah tanah, yaitu:
1. Udara akan mengalir dari suhu rendah ke tinggi, dari tekanan tinggi ke rendah.
2. Udara akan lebih banyak mengalir pada jalur ventilasi dengan resistansi yang lebih
kecil dibandingkan dengan jalur dengan resistansi yang besar.
3. Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan dalam ventilasi
tambang.

4. Shaking table
Salah satu metode Konsentrasi Gravitasi adalah Tabling. Tabling merupakan pemisahan
material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja bergoyang, denghan
menggunakan media aliran tipis dari air (Flowing Film Concentration). Alat yang digunakan
disebut Shaking Table atau Meja Goyang.
Mekanisme : sulicing effect + gaya tegak lurus dengan aliran fluida hentak Head Motion
Prinsip Kerja Alat Shaking Table
Prinsip Kerja Shaking Table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran partikel terhadap
gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter yang sama akan memiliki gaya
dorong yang sama besar. Sedangkan apabila ssspecific Gravitynya berbeda maka gaya gesek
pada partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan. Karena pengaruh gaya dari
aliran, maka partikel ringan akan terdorong / terbawa lebih cepat dari partikel berat searah
aliran.
Karena gerakan relative Horizontaldari motor maka partikel berat akan bergerak lebih cepat
daripada material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu dipasang riffle (penghalang)
untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan diberi kesempatan berada
diatas dan partikel berat relative dibawah.
Pada prinsipnya, ada tiga macam gaya yang bekerja pada Shaking Table, yaitu:
Gaya Dorong Alir
Gaya dorong alir merupakan fungsi kecepatan relative aliran air dan partikel. Dalam
prosesnya, partikel bergerak dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh kedalaman air.
Gaya Gesek
Gaya gesek ini terjadi antara partikel dengan dasar deck (alas alat).
Gaya Gravitasi
Faktor yang mempengaruhi Shaking Table :
1. Ukuran dari feed
2. Operasi (roughing/cleaning)
3. Perbedaan SG mineral-mineralnya
4. SG rata-rata mineralnya
Mekanisme Kerja Alat
Pada meja goyang didalam proses pemisahannya, pemisahan mineral terjadi karene adanya
sentakan meja yang ditimbulkanoleh headmotion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari
wash water. Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan
terlempar kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh, mineral yang berukuran halus akan
terlempar kesamping lebih jauh disbanding dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral
ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat
berukran halus. Sedangkan adanya riffle, di atas meja akan mengakibatkan aliran turbulen
dan membentuk perlapisan/susunan mineral berat dan ringan.
Distribusi partikel dipengaruhi oleh :
a. Sifat-sifat riffle
b. Permukaan deck
c. Water supply
d. Perbedaan bentuk dan ukuran partikel
e. Ada tidaknya material yang termasuk middling atau material interlog yaitu partikel dengan
sebagian material berat dan sebagian material ringan.
Faktor yang mempengaruhi gerakan aliran pada dasar :
a. Slope deck
b. Tebal / Kecepatan air
c. Viscositas fluid
d. Bentuk partikel
e. Kekerasan deck
f. Koeifisien gesekan Partikel
DAFTAR PUSTAKA

http://fisikadedek.blogspot.co.id/2013/05/fluida-statik-dan-dinamis.html

http://goodminingpractice.blogspot.co.id/2011/07/ventilasi-tambang-bawah-tanah-dan-
gas.html

http://dapurtambang.blogspot.co.id/2013/09/ilmu-dasar-mekanika-teknik.html

https://id.scribd.com/doc/245114675/Hubungan-Mekanika-Teknik-Dengan-Kegiatan-
Pertambangan

http://susijhr.blogspot.co.id/2011/12/pengolahan-mineral.html

Anda mungkin juga menyukai