Anda di halaman 1dari 36

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan mempunyai ruang lingkup manajemen
operasional yang meliputi merencanakan, mengatur, dan mengarahkan para
pelaksana perawatan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
terbaik pada pasien khususnya dan masyarakat pada umumnya. Untuk
mengelola pelayanan keperawatan dan kesempatan melakukan pengamatan
dalam berlatih menjadi seorang manajer, mengidentifikasi masalah,
menganalisa dan merumuskan masalah sehingga dapat dirumuskan
alternative pemecahan untuk mencapai tujuan yang diharapkan..Dalam
melaksanakan praktek manajemen keperawatan menekankan pada
penerapan konsep konsep dan prinsip kepemimpinan dan manajemen
keperawatan dalam tatanan pelayanan kesehatan nyata.Bentuk pengalaman
belajar dengan praktek klinik dan seminar serta mengintegrasikannya pada
keperawatan klinik dalam praktek profesi.
Upaya pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat
saling berhubungan, saling tergantung, saling mempengaruhi yang satu
dengan yang lain, oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan
dan pengembangan praktek keperawatan, ilmu keperawatan adalah
merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses
profesionalisasi. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
perawat adalah kemampuan untuk mengelola (manajemen) baik dalam
bidang keperawatan maupun dalam bekerja sama atau melaksanakan
fungsi koordinasi dengan bidang-bidang yang lain sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan yang terintegrasi.
Manajemen keperawatan di Indonesia pada masa yang akan datang
perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di
masa depan karena sebagaimana kita ketahui bahwa system pelayanan
kesehatan mengalami perubahan dasar dalam memasuki abad 21 ini.
Perubahan tersebut sebagai dampak dari perubahan social, politik,
1
ekonomi, kependudukan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dari ketiga perubahan itu membawa implikasi terhadap
perubahan harapan meningkatnya mutu, system pelayanan kesehatan atau
keperawatan dan sebagai tantangan bagi tenaga keperawatan di Indonesia
dalam proses menuju profesionalisasi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah melaksanakan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP),
secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang
professional serta langkah-langkah manajemen keperawatan
2. Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan
manajemen, peserta mampu :
a. Melaksanakan pengkajian di Ruang Rawat Inap teratai 3 RSUD
R.A. Kartini Jepara
b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen
keperawatan
c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam
bentuk :
1) Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek
keperawatan professional di ruangan antara lain:
a) Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan
b) Mampu membuat kebijakan kerja diruangan
c) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek
keperawatan professional diruangan
d) Mampu mengembangkan sistem informasi manajeman
keperawatan diruangan dalam menerapkan model praktek
keperawatan professional

2
2) Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan
model praktek keperawatan professional antara lain :
a) Membuat struktur organisasi di ruang model praktek
keperawatan professional
b) Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang
model praktek keperawatan professional
c) Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model
praktek keperawatan professional
3) Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan
model praktek keperawatan professional antara lain :
a) Mampu menerapkan pemberian motivasi
b) Mampu membentuk manajemen konflik
c) Mampu melakukan supervisi
d) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
e) Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain :
1) Operan
2) Prekonference
3) Post konference
4) Ronde keperawatan
5) Supervisi Keperawatan
6) Discharge planning
7) Dokumentasi Keperawatan.
4) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di
ruangan model praktek keperawatan professional antara lain :
a) Mampu memperhitungkan (BOR: bed occupancy rate),
yaitu pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu
tertentu
b) Mampu menghitung (ALOS: average length of stay), yaitu
rata-rata lama rawat seorang pasien
c) Mampu menghitung (TOI: turn over interval), rata-rata hari
tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi
berikutnya

3
d) Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial
e) Mampu menghitung Kejadian cedera
f) Mampu melakukan Audit dokumentasi asuhan keparawatan
g) Mampu melakukan Survey masalah baru
h) Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga

B. Manfaat
1. Bagi pasien
Dengan adanya program MPKP di Rumah Sakit diharapkan pasien
merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam
pemberian asuhan keperawatansehingga tercapai kepuasan klien yang
optimal.
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.
3. Bagi rumah sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi.
c. Mempelajari penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MPKP) secara optimal.
4. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model
MAKP yang diaplikasikan di Ruang Teratai 3 RSUD RA
KARTINI JEPARA

4
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan model MAKP di Ruang Teratai 3 RSUD RA KARTINI
JEPARA
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah manajemen dan menyusun
rencana strategi.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan
model asuhan keperawatan profesional di Ruang Teratai 3 RSUD
RA KARTINI JEPARA

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Planning (Perencanaan)
a. Definisi
Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana
kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu
dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan. Sehingga
perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan
mempermudah dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu
organisasi perencanaan merupakan pola pikir yang dapat
menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari
kegiatan pelaksanaan selanjutnya.
Perencanaan dimaksud mencakup :
a) Gambaran apa yang akan dicapai
b) Persiapan pencapaian tujuan
c) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
d) Persiapan tindakan-tindakan
e) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam
benak saja
f) Tiap-tiap organisasi perlu perencanaan

b. Tujuan perencanaan
1. Standar pengawasan,
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat Mendapatkan kegiatan
yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
4. Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif dan menghemat
biaya, tenaga dan waktu Memberikan gambaran menyeluruh
mengenai kegiatan pekerjaan
6
5. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
6. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
7. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter
mengemukakan empat tujuan perencanaan:
1. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik
untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan
rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka
capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa
rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja
sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi
kurang efesien.
2. Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika
seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat
jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek
dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk
menghadapinya.
3. Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan.
Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat
bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu,
dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi
dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi
dalam perusahaan.
4. Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan
standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses
pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau
evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan
kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan
dapat menilai kinerja perusahaan.

7
B. Tipe-tipe perencanaan
1) Berdasarkan luasnya
a) Strategic
Rencana yang berlaku bagi organisasi secara keseluruhan,
menjadi sasaran umum organisasi tersebut, dan berusaha
menetapkan organisasi tersebut ke dalam lingkungannya
Rencana strategic cenderung mencakup kerangka waktu yang
lebih panjang, sedangkan rencana strategic biasanya hanya
kisaran bulanan, mingguan, dan harian. Rencana strategic juga
mencakup perumusan sasaran, sedangkan rencana oerasional
mendefinisikan berbagai cara untuk mencapai sasaran.
b) Operasional
Rencana yang memerinci detail cara mencapai sasaran
menyeluruh
2) Berdasarkan kerangka waktu
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi
perumusan visi, misi, filosofi. Sedangkan untuk jenis perencanaan
yang diterapkan adalah:
a) Rencana harian adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh
perawat sesuai dengan perannya masing-masing. Rencana
harian dibuat sebelum operan dan dilengkapi saat operan dan
pre conferencen Contoh terlampir.
b) Rencana bulanan karu
Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil
nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala
ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka
peningkatam kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup bulanan
karu adalah:
Membuat jadwal dan memimpin case conference

1. Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan


kelompok keluarga

8
2. Membuat jadwal dinas
3. Membuat jadwal petugas menerima pasien baru
4. Memimpin rapat bulanan perawat
5. Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja ketua tim
dan perawat pelaksana
6. Melakukan audit dokumentasi
7. Membuat laporan bulanan.

c) Rencana bulanan ketua tim


Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang
keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya. Kegiatan-
kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
a. Mempresentasikan kasus dalam case conference
b. Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
c. Melakukan supervise perawat pelaksana.

d) Rencana tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan mengevaluasi hasil kegiatan
dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak
lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana
kegiatan tahunan mencakup:

1. Menyusun laporan tahunan yang berisitentang kinerja


MPKP baik proses kegiatan serta evaluasi mutu pelayanan.
2. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota
masing-masing tim.
3. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi
peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi
katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk
melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual, untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan.

9
C. VISI DAN MISI, FILOSOFI
a. Visi
Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi
itu dibentuk serta tujuan tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai
landasan perencanaan organisasi.
b. Misi
Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam
mencapai visi yang telah ditetapkan.
c. Filosofi
Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai yang mengakar dan menjadi
rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan
arahan seluruh perencanaan jangka panjang.Nilai-nilai filosofi dapat
lebih dari satu.
d. Kebijakan
Kebiakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam
pengambilan keputusan. Rencana jangka pendek yang diterapkan di
ruang MPKP terdiri dari rencana harian, bulanan dan tahunan.
1) Rencana harian
Menurut (WHO & FKUI, 2006) rencana harian adalah kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya
masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan
disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat.Rencana harian
dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat pre-
conference dan post-conference serta operan.
a) Rencana harian kepala ruang
Isi rencana harian kepala ruang meliputi asuhan keperawatan,
supervisi Katim dan Perawat Pelaksana, dan supervisi tenaga
selain perawat dan kerjasama dengan unit terkait.
b) Rencana harian Ketua Tim
Isi rencana harian Ka Tim meliputi penyelenggaraaan asuhan
keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya,
melakukan supervisi perawat pelaksana, berkolaborasi dengan

10
dokter atau tim kesehatan lain, dan mengalokasi pasien sesuai
dengan perawat yang dinas.
c) Rencana harian perawat pelaksana
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan
keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift
dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore dan
malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim
maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat
pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan postconference.
d) Penilaian rencana harian perawat
Untuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan
melalui observasi menggunakan instrument jurnal harian.
Setiap ketua tim mempunyai instrument dan mengisinya setiap
hari. Pada akhir bulan dapat dihitung presentasi pembuatan
rencana harian masing-masing perawat.
2) Rencana bulanan
Menurut (WHO & FKUI, 2006) rencana bulanan adalah kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh karu dan katim sesuai dengan
perannya masing-masing, yang dibuat pada akhir bulan. Isi
kegiatan berdasarkan hasil evaluasi dan pembuatan rencana tindak
lanjut.
a) Rencana bulanan karu
Setiap akhir bulan kepala ruang melakukan evaluasi hasil
keempat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi
tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut
dalam rangka peningkatan kualitas hasil.
Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah:
1. Membuat jadwal dan memimpin caseconference
2. Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan
kelompok keluarga
3. Membuat jadwal dinas
4. Membuat jadwal dan memimpin rapat bulanan perawat

11
5. Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
6. Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja ketua
tim dan perawat pelaksana
7. Melakukan audit dokumentasi
8. Membuat laporan bulanan

b) Rencana bulanan katim


Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang
keberhasilan kegiatan yang dilakukan timnya. Kegiatan
kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah :
1. Mempersentasikan kasus dalam case conference
2. Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
3. Melakukan supervise perawat pelaksana

c) Rencana tahunan
Menurut (WHO & FKUI, 2006), rencana tahunan adalah setiap
akhir tahun kepala ruang melakukan evaluasi hasil kegiatan
dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuhan rencana tindak
lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana
kegiatan tahunan mencakup :
1. Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja
MPKP baik proses kegiatan (aktivitas yang sudah
dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi
mutu pelayanan.
2. Melaksanakan rotasi untuk penyelenggaraan anggota masing
masing tim.
3. Penyelenggaraan terkait dengan materi MPKP khusus
kegiatan yang masih rendah pencapainnya. Ini bertujuan
mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan
meningkatkannya dimasa mendatang.
4. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi
peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi

12
katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan
pendidikan formal, membuat jadwal untuk mengikuti
pelatihan pelatihan.

13
14
BAB III

ANALISA MASALAH MANAGEMEN RUANG KEPERAWATAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 9-11 Mei 2016 di ruang Teratai 3


RSUD R.A. Kartini Jepara dengan pengambilan data melalui wawancara
,observasi yang dilakukan terhadap pasien,pearawat dan kepala ruangan.

A. Pengkajian Perencanaan
1. Visi, Misi, Motto, Falsafah dan Tujuan RSUD RA KARTINI JEPARA

a. Visi
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Pertama Dan Utama

b. Misi
Mengembangkan Profesioanalisme Sumber Daya Manusia
Melengkapi Sarana Prasarana sesuai perkembangan Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi ( IPTEK )
Meningatkan kerjasama Lintas Sektor.

c. Motto
Mitra Anda Menjadi Sehat

d. Tujuan

a. Terwujudnya RSU RA. Kartini Jepara mempunyai fasilitas yang


memadai serta memiliki Sumber Daya Manusia yang Profesional.
b. Terwujudnya Pelayanan Kesehatan prima dengan biaya yang
terjangkau oleh masyarakat serta memberikan kepuasan bagi
pengguna jasa Rumah Sakit.
c. Terwujudnya RSU. RA. Kartini Jepara yang berperan aktif dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

15
d. Terciptanya iklim kondusif yang menunjang daya saing Rumah
Sakit.

2. Visi, Misi, Motto, Falsafah dan Tujuan Bidang Pelayanan Keperawatan


a. Visi
Kesembuhan dan keselamatan pasien adalah kebahagian kami

b. Misi
Memberi Kenyamanan Serta Mengutamakan Pelayanan Prima
Kepada Pasien dan Keluarganya.

c. Tujuan
1) Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui
model MKPK
a. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal

3. Peraturan Organisasi
a. Peraturan Ruangan
Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara dengan kepala ruang dan
ketua tim ruang Teartai 3 didapatkan hasil bahwa di Ruang Teartai 3 tidak
memiliki peraturan ruangan yang tertulis. System aturan yang dilakukan
diruangan ini hanya mengacu pada hasil finger print yang dikeluarkan oleh
RS untuk mengevaluasi anggota ruangan yang melanggar aturan misalnya
anggota terlambat yang nantinya akan dievaluasi oleh kepala ruangan
setiap bulannya.

4. Perencanaan strategi organisasi


a. Rencana Strategi Ruangan
Dari hasil pengakajian menggunakan metode wawancara dengan kepala
ruang Teratai 3 didapatkan hasil bahwa di Ruang Teartai 3 belum memiliki
rencana strategis dikarenakan visi, missi dan tujuan ruangan belum ada.

16
b. Rencana Opersional
1) Rencana Jangka Pendek ( harian, Bulanan, dan tahunan)
a) Rencana Harian
Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara, dengan kepala
ruang didapatkan hasil bahwa di Ruang Teratai 3 memiliki rencana
harian disebutkan terdiri dari pendokumentasian keperawatan,
memfasilitasi visite dokter serta melakukan manajemen obat.
Sedangkan format untuk rencana harian belum ada, sehingga
penyusunan rencana harian belum dapat dilakukan secara rutin.
b) Rencana Bulanan
Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara dengan kepala
ruang didapatkan hasil bahwa di Ruang Teratai 3 memiliki rencana
bulanan disebutkan rencana kegiatan bulanan yang dijadwalkan
sebelumnya adalah rapat ruangan atau bangsal, sedangkan untuk
case conference atau konferensi kasus belum optimal dijalankan
kecuali rapat bulanan yang sudah menjadi agenda wajib setiap
bulannya. Dan selain rapat bangsal atau rapat ruangan, ruang
Teratai 3 juga memiliki kegiatan rutin bulanan yaitu rapat dibidang
keperawatan yang diikuti oleh kepala ruang.
c) Rencana Tahunan
Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara dengan kepala
ruang didapatkan hasil bahwa di ruang Teratai 3 memiliki rencana
tahunan disebutkan bahwa setiap tahun biasanya awal bulan
dilaksanakan rapat dengan bidang keperawatan yang membahas
tentang pengusulan alat, tenaga kerja dan jenjang pendidikan.
d) Manajemen Waktu Bekerja
(1) Pengaturan jadwal shif.
Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara kepada
kepala ruang Teratai 3 dijelaskan bahwa pengaturan jadwal
dilaksanakan atau disusun oleh kepala ruang dengan
melakukan pembagian secara adil dan penentuan jatah libur
sesuai jumlah libur nasional.

17
Jadwal dinas disusun setiap bulan oleh kepala ruang.
Peraturan tentang jam dinas di ruang Teratai 3 sudah
berdasarkan kesepakatan yang terbagi dalam 3 shift, misal
untuk opera pagi dimulai 07.00 WIB, sore 14.00 WIB dan
malam 21.00 WIB. Namun pada hari senin, selasa, rabu,
kamis, jumat, dan sabtu untuk operan pagi dilaksanakan
setelah perawat yang jaga pagi selesai apel pagi. Untuk
permintaan jadwal libur atau cuti biasanya perawat
menghadap kepada kepala ruang pada akhir bulan sebelum
jadwal dibulan baru dibuat dan sebelum jadwal diserahkan
kepada bidang keperawatan.
(2) SOP dan SAP
Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara dengan
kepala ruang Teratai 3 dikatakan bahwa di ruang Teratai 3
memiliki SOP dan SAK sebagai acuan untuk melakukan
asuhan keperawatan. Namun berdasarkan hasil pengkajian
dengan metode observasi didapatkan hasil bahwa diruang
Teratai 3 hanya memiliki SOP saja dan SAK belum terdapat
diruangan.
Dari hasil pengkajian dengan metode observasi didapatkan
hasil saat tindakan keperawatan terkadang SOP belum
dijalankan sistematis namun menggunakan metode
modifikasi untuk menjaga kesterilan alat.

18
B. Organizing
1. Tenaga Keperawatan
Klasifikasi Tingkat Pendidikan
Tenaga Keperawatan Bulan Mei 2016
No Klasifikasi Tingkat Jumlah Status
Pendidikan
1. Ners 2 PNS

2. Sarjana Keperawatan 1 PNS

3. D III Keperawatan 14 PNS

Jumlah 17 -

No Nama pegawai Jenis kelamin pendidikan Pengalaman


1 Suyatmi P S.kep Man.kep RU
2 Maslikah P D3 BTCLS
3 Nur afni P D3 BTCLS
4 Islamiah P D3
5 Teguh yuning T P D3 BTCLS
6 Ludfi handayani P S.kep.Ns BTCLS
7 Setyaningrum P D3 BTCLS
8 Siti rohaniyatun P D3 BTCLS
9 Sayful huda L S.kep.Ns BTCLS
10 Malichatus P D3 BTCLS
11 Tri marta P D3 BTCLS
12 Abial ghani L D3 BTCLS

13 Ulul mahmudah P D3 BTCLS


14 Mudfaidah P D3 ICU

15 Titik z P D3 BTCLS

16 lia kristiana P D3 BTCLS


19
2. Tenaga Non Keperawatan
Klasifikasi Tenaga Non-Keperawatan Bulan Mei 2016
No Nama Klasifikasi Tingkat Jabatan Jumlah
Pendidikan
1. Novia widyarsih SMA Administrasi 1

Jumlah 1

3. Tingkat Ketergantungan Klien


Berdasarkan angket tentang tingkat ketergantungan pasien didapatkan data
sebagai berikut :
HARI TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN
KE MINIMAL PARTIAL TOTAL

P S M P S M P S M

1. 3 3 3 17 17 17 2 2 2

2. 3 3 3 17 17 17 2 2 2

20
4. Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat
Penghitungan Kebutuhan
Jumlah Tenaga Perawat Menurut Douglas (1984)

Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat

Pasien
Pagi Sore Malam

Total Care 2 x 0,36 = 0.72 2 x 0,30 = 0.6 2 x 0,20 = 0.4

Partial Care 17 x 0,27 = 4.59 17 x 0,15 = 2.55 17 x 0,07 = 1.19

Minimal 3 x 0,17 = 0.51 3 x 0,14 = 0,42 3 x 0,10 = 0.3


Care

Jumlah 5.82 3.57 1.89

Kesimpulan Jumlah tenaga perawat

Pagi : 6 orang

Sore : 4 orang
Malam : 2 orang

Jadi perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di ruang Teratai 3
berjumlah 12 orang.

5. Rata-Rata Penggunaan Tempat Tidur (BOR)


BOR Ruang Kemuning RSUD RA KARTINI JEPARA selama hari
adalah:
Rata-Rata BOR Ruang Teartai 3
No Tanggal Kapasi Jumlah BOR
tas Klien
1. 9.05.2016 32 30 30/32 x 100=
93,75%

21
2. 10.05.2016 32 32 32/32 x 100=
100%

6. Sarana Prasarana (M2-Material)


a. Lokasi dan Denah Ruang Teartai 3
Ruang Teartai 3 merupakan salah satu ruang perawatan rawat inap untuk
penyakit campuran ( dalam, bedah, anak, ortopedi ). Terdiri atas 4 kamar
dengan kapasitas 32 tempat tidur. Ruang tersebut berada di lantai III.
b. Fasilitas untuk Petugas Kesehatan
Fasilitas untuk petugas kesehatan meliputi;
1) Nurse Station
2) Ruang Kepala Ruang
3) Ruang Obat
4) Ruang Tindakan
5) 1 Kamar Mandi
6) Dapur, tempat ibadah dan gudang
c. Fasilitas untuk Pasien
1) Tempat Tidur
Ruang Teartai 3 terdiri atas 4 kamar dengan kapasitas 32 tempat
tidur dengan rincian sebagai berikut:
Tempat Tidur Pasien
No Ruang Jumlah Tempat Tidur Golongan

1. A 8 Kelas III

2. B 8 Kelas III

3. C 8 Kelas III

4. D 8 Kelas III

Jumlah 32 -

22
2) Fasilitas Ruangan
Setiap kamar berisi 2 kamar mandi dan toilet, almari pasien, tempat
tidur pesien, 2 kipas angin, 1 jam dinding, dan 1 kursi untuk
penunggu. Berdasarkan wawancara dengan sebagian pasien dan
keluarga fasilitas yang berada di ruangan untuk pasien sudah
cukup.
3) Fasilitas Tempat Obat
Fasilitas untuk obat pasien berada di ruang lain bersebelahan
dengan nurse station, jumlah loker sudah sesuai dengan jumlah
kamar pasien. Dan berdasarkan wawancara kepada sebagian pasien
dan keluarga terkait obat, mereka sudah mempercayakan kepada
perawat. Namun belum ada surat persetujuan tentang pengelolaan
obat (sentralisasi obat) antara perawat dengan pasien.

d. Peralatan Medis
Daftar Peralatan Medis Bulan Mei 2016

No Nama Jumlah

1. EKG 1

2. Nebuleizer 1

3. Manometer O2 16

4. Tensimeter HG 4

5. Stetoskop Dewasa 3

6. Stetoskop Anak 1

7. Termometer digital 2

8. Termometer raksa 2

9. Tromol Kasa 3

23
10. Bak Instrument Sedang 3

11. Bak Instrument Kecil 2

12. Pinset Sirurgis 3

13. Pinset Anatomis 3

14. Klem 3

15. Korentang 2

16. Tong Spatel 2

17. Irrigator 2

18. Bengkok 2

19. Gunting Nekrotomi 3

20. WWZ 5

21. Kursi Roda 2

22. DARM Slang Dewasa/Anak 5

23. Ambu Bag Dewasa 1

24. Alat GDS 1

25. Gunting Heacting Up 3

26. Wendring
3 1

27. Gunting
4 Verban 2

28. Kom
4 3

29. Pispot
4 6

30. Timbangan
4 1

24
31. Trolley
4 Emergency 6

32. Urinal
4 Plastik 16

33. Tourniquet
4 1

34. Syringe
4 Pump 2

35. Tas Emergensy 1

e. Peralatan Non Medis


Daftar Peralatan Non Medis Bulan Mei 2016
No Nama Jumlah

1. Tempat Tidur 32

2. Kasur atau Bed 32

3. Bantal 32

4. Sprei 64

5. Sarung Bantal 64

6. Perlak 15

7. Kursi Bundar 41

8. Standar Infus 32

9. Tabung O2 Besar 1

10. Tabung O2 Kecil 1

11. Ember Mandi Pasien 6

12. Gayung Mandi 8

25
13. Tempat Sampah Kecil 9

14. Korden Set 11

15. Troley Biasa 7

16. Troley Emergensi 1

17. Meja Panjang 1

18. Alamri Obat (kaca) 1

19. Kotak Obat (kayu) 1

20. Almari Besar 2

21. Timbangan Badan 1

22. Kipas Angin 11

23. Kulkas Besar 1

24. TV 1

25. Lampu Emergency 1

26. Batteray/ Senter 1

27. Jam dinding 5

28. Telephon 1

29. Kompor 1

30. Tabung Gas 1

31. Meja/ Kursi Kantor 2/2

32. Baskom 6

33. White Board 2

26
f. Administrasi Penunjang
1) Buku Asuhan Keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang di gunakan : Berdasarkan
pengkajian yang dilakukan, metode asuhan keperawatan yang
digunakan di ruang Teratai 3 adalah metode tim dengan satu kepala
ruang, tiga katim dan yaitu katim A, katim B, Katim 3 dan setiap katim
memiliki empat (4) perawat pelaksana.
a) Uraian tugas
(1) Kepala Ruang :
(a) Memimpin jalannya operan (pre conference, post
conference)
(b) Memberikan informasi kepada anggota
(c) Mengevaluasi hasil kerja dari anggota di akhir
(d) Memberikan masukan kepada setiap tim dalam pemberian
asuhan
(2) Katim :
(a) Membuat dan menyampaikan rencana asuhan keperawatan
yang telah ditetapkan anggota tim
(b) Mengotrol anggota yang melakukan pemberian asuhan
kepada pasien
(c) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara
langsung
(d) Melakukan kunjungan ke pasien untuk memberikan
informasi terkait penyakit dan program yang akan di lakukan

(3) Perawat pelaksana :


(a) Membuat dan menyampaikan rencana asuhan keperawatan
kepada katim dan karu
(b) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
(c) Evaluasi keadaan pasien

27
b) Klasifikasi Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan menggunakan metode
observasi dan wawancara dengan kepala ruang Teratai 3 didapatkan
hasil yaitu klasifikasi pasien di Ruang Teratai 3 adalah ruang A, B,
dan D ( Dewasa ) dan C ( Anak ) pasien bedah dan pasien penyakit
dalam, ortopet, dan anak.
Kategori pasien di Ruang Teratai 3: Self care, Minimal care,
Intermediate care, dan intensive care.
c) Kuantitas Dan Kualitas Pendokumentasian Proses Keperawatan
1) Format pengkajian : Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di
beberapa status pasien, format yang ada hanya pengkajian awal.
Untuk pengkajian ulang belum ada, sehingga data yang ada
hanya data awal. Hal ini akan berpengaruh pada masalah
kesehatan pasien yang timbul selanjutnya dan belum di lakukan
pengkajian lanjutan atau pengkajian ulang. Selain itu,
pengkajian kebutuhan dasar manusia dan pengkajian head to toe
belum di lengkapi.
2) Format diagnosa keperawatan : Dari format diagnosa
keperawatan yang ada, masalah yang ditangani hanya masalah
awal saja. Sedangkan untuk masalah penyerta atau diagnosa lain
yang bisa timbul belum tercantum, hal ini akan berpengaruh
pada perencanaan dan kewaspadaan perawat terhadap kesehatan
pasien.
3) Format perencanaan : Rencana keperawatan yang tercantum
mengacu pada diagnosa.
4) Format implementasi tindakan : implementasi tindakan yang
tercantum hanya untuk diagnosa awal saja, belum ada waktu
yang tepat kapan tindakan tsb di lakukan.
5) Format evaluasi : Berdasarkan pengkajian, evaluasi yang telah
ada sudah baik. Karna evaluasi telah dilakukan secara
menyeluruh baik dari perawat dan tim kesehatan lainnya.

28
d) Sistem Penghitungan Tenaga Keperawatan
Jumlah perawat di ruang Teratai 3 adalah 16 perawat, dengan
klasifikasi pendidikan adalah D3, S1 dan Ners. Sedangkan pegawai
lain adalah administrasi 1 0rang,
Jadwal Dinas/Shift
1) Penanggung jawab penugasan : Penugasan di berikan oleh
kepala ruang dan katim
2) Mempertimbangkan distribusi tenaga berdasarkan pengalaman
dan latar belakang pendidikan : Program penugasan yang
diterapkan di ruang Teratai 3 mempertimbangkan aspek
pendidikan dan pengalaman kerja pegawai.

e) Ketenagaan
1) Rekruitmen dan seleksi : program rekruitmen pegawai di ruang
Teratai 3 dilakukan oleh kepala bidang keperawatan Rumas
Sakit melalui seleksi dan ujian kelayakan sebagai pegawai
kesehatan. Untuk mutasi atau rolling staf kesehatana tau tenaga
medis dilakukan 2 tahun untuk setiap perawat dan untuk kepala
ruang tidak ada batasan masa jabatan.
2) Orientasi : orientasi dilakukan kepada staf yang baru diterima
atau lulus uji kelayakan kepegawaian.
3) Program pengembangan staf dan pengembangan karir : Program
pengembangan staf biasanya dilakukan dengan memberikan
pelatihan kepada perawat, biasanya dilakukan 1 tahun sekali
sesuai dengan rencana tahunan, seperti yang biasa dilakukan di
ruang Teratai 3 adalah program pelatihan BTCLS bagi para
perawat.

29
C. Actuating
1. Motivasi
Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara dan observasi
selama berada di ruang Teratai 3 didapatkan hasil bahwa motivasi
diberikan kepada para staf oleh kepala ruang baik dalam bentuk fisik
maupun non fisik (dukungan moral). Motivasi biasanya diberikan
sebelum melakukan tindakan, saat post ataupun preconference.
2. Komunikasi
Dari hasil pengkajian dengan metode observasi selama berada
diruang Teratai 3 didapatkan hasil metode komunikasi yang dilakukan
diruang Teratai 3 yaitu komunikasi dilakukan secara verbal (lisan) dan
menggunakan tulisan. Komunikasi lisan dilakukan saat pre conference,
post conference .Namun pelaksanaan pre dan post conference belum
berjalan maksimal, karena tidak dilakukan secara berkelanjutan.
Komunikasi ini hanya terjadi saat operan malam ke pagisaja. Sedangkan
untuk komunikasi melalui tulisan seperti penjadwal dinas. Sedangkan
untuk pelaksanaan timbang terima belum optimal karena tidak semua shif
dilakukan observasi langsung ke pasien (hanya shif malam ke shif pagi).
3. System supervise
Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara dengan kepala
ruang didapatkan hasil bahwa system supervisi di ruang Teratai 3
dilakukan oleh staf bidang keperawatan. Supervisi dilakukan 1 kali sehari
pada waktu shift malam.
4. Pendelegasian
Dari hasil pengkajian yang dilakukan dengan metode wawancara
dengan kepala ruang didapatkan hasil yaitu jenis pendelegasian yang
sering diberikan kepala ruang secara verbal dan terurai dengan jelas
kepada ketua tim dan perawat pelaksana seperti pemberian tugas dalam
perawatan pasien menurut tingkat kebutuhan, pelatihan, dan perwakilan
rapat secara langsung tanpa menggunakan surat pendelegasian.

30
5. Manajemen Konflik
Dari hasil pengkajian yang dilakukan dengan kepala ruang Teratai
3 didapatkan konflik atau masalah yang sering terjadi yaitu dengan tim
kesehatan lain.
6. Kolaborasi dan koordinasi
Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara dengan kepala
ruang didapatkan hasil kolaborasi yang dilakukan di ruang Teratai 3
dengan tim medis lain seperti dokter, ahli gizi, ataupun petugas
laboratorium. Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara dengan
kepala ruang didapatkan hasil jadwal kegiatan staf mulai dari penjadwalan
shift sampai program staf dilakukan 1 bulan sekali yang di susun oleh
kepala ruang.

D. Controlling
1. Program pengendalian
a. Indikator Patient Safety
1) Tingkat rumah sakit (hospital level indicator)
Digunakan untuk mengukur potensi komplikasi yang sebenarnya
dapat dicegah saat pasien mendapatkan berbagai tindakan medik di
rumah sakit. Indikator ini hanya mencakup kasus-kasus yang
merupakan diagnosis sekunder akibat terjadinya risiko pasca tindakan
medik.
(a) Indikator patient safety
Komplikasi anesthesi, angka kematian yang rendah, ulkus
dekubitus, kematian oleh karena komplikasi pada pasien rawat
inap, benda asing tertinggal selama prosedur, pneumotoraks
iatrogenic, Infeksi akibat perawatan, patah tulang pascaoperasi,
pendarahan atau hematoma pascaoperasi, gangguan fisiologis dan
metabolik pascaoperasi, kegagalan pernapasan pascaoperasi,
pulmonary embolism atau deep vein thrombosis, sepsis
pascaoperasi, luka pada pasien bedah abdominopelvik, luka
tusukan dan laserasi, reaksi transfusi, trauma lahir - cedera pada

31
neonatus, trauma kebidanan oleh karena persalinan dengan
instrument, trauma kebidanan oleh karena persalinan tanpa
instrument, trauma kebidanan - kelahiran sesaria.
(b) Elemen patient safety
Kesalahan pengobatan yang merugikan , menggunakan restraint,
infeksi nosokomial, kecela, luka karena tekanan(dicubitus),
resistensi antimikrobial, Imunisasi, falls (jatuh), darah
stream(aliran), perawatan kateter pembuluh darah serta tindak
lanjut dan pelaporan insiden keselamatan pasien.
2) Kegiatan Pengendalian
(a) Pengawasan dari bidang keperawat terhadap staf ruangan
(b) Kegiatan di dalam ruangan dalam pengawasan yang pertama
dilakukan oleh kepala ruang dan ketua tim untuk perawat
pelaksana.
2. Pelaksanaan standar (Patient Safety)
a) Pengawasan kepada staf ruangan hanya diambil dari data laporan
pasien.
b) Rumah sakit memberikan SPK (sasaran penilaian kinerja) selama 1
tahun.
c) Pengawasan dalam ruangan terhadap perawat pelaksana belum
optimal
d) Tidaknya cuci tangan dalam five moments for hand hygiene (lima momen
cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO, terutama pada momen 1 yaitu
sebelum kontak dengan pasien.
3. Penilaian penampilan kerja
a) Cara penilaian kerja yaitu dengan dilakukannya supervisi dalam waktu 1
kali (malam). Untuk keseluruhan biasanya penilaian atau evaluasi
dilakukan tiap 1 bulan sekali kepada staf ruang Teartai 3
b) Alat penilaian berbentuk laporan tertulis dalam supervisi, finger print, dan
SPK (sasaran penilaian kinerja).
c) Waktu penilaian kinerja dari SPK (sasaran penilaian kinerja) yaitu dalam
satu tahun.

32
4. Lingkungan Patient safety
a) Tempat tidur sudah menggunakan pagar pengaman disisi samping.
b) Penyediaan alat patient safety sudah memadai.
c) Pada kamar mandi belum ada palang besi untuk pegangan pasien saat ke
kamar mandi.
d) tersedianya handscrub pada setiap masing masing ruangan.
5. Evaluasi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang Teratai 3, bahwa di ruang
Teartai 3 belum dilakukan evaluasi tentang tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan. Serta tidak adanya kuisioner untuk penilaian tingkat
kepuasan klien.
6. Kenyamanan pasien
Dari hasil ke empat pengkajian yang telah di lakukan ke pasien ada 1 pasien
yang mengatakan nyaman dalam pelayanan keperawatan tapi kurang nyaman
dengan lingkungan karna ribut dan 1 pasien kepanasan di dalam ruangan dan
dari ke empat pasien ada 1 yang mengatakan tingkat kepuasan kurang
(4),yang lain mempunyai tingkat kepuasan (6).

33
A. ANALISA MASALAH

NO DATA FOKUS MASALAH

1 DS : Kepala ruang mengatakan Belum optimalnya pre


di ruangan sudah melakukan pre dan post conference
dan post conference tetapi belum
berjalan optimal.
DO : pre conference belum
dilakukan secara berkelanjutan,
post conference belum
dilaksanakan.

2 DS : Kepala ruang mengatakan Belum optimalnya


di ruangan sudah dilaksanakan timbang terima
timbang terima tetapi kurang
optimal.
DS :Timbang terima hanya
dilakukan dari shif malam ke shif
pagi.
3 DS : Dari perawat jaga Belum opimalnya
mengatakan pemberikan pelaksanaan SOP terhadap
informasi /penjelasan daftar penerimaan pasien baru.
harga ,tata tertib hak dan
kewajiban pasien ,prosedur
pelayanan rawat inap dulu sudah
dilakukan tetapi untuk sekarang
tidak pernah dilakukan.
DO :Pelaksanaan pemberian
informasi tentang tata
tertib,daftar harga ,dan prosedur

34
pelayanan di ruangan tidak
dilakukan terhadap pasien baru.
Perawat jaga tidak mengucapkan
selamat datang dan
berterimakasih terhadap pasien
baru atas kepercayaanya
DO : Perawat tidak melakukan
cuci tangan lima momen cuci
tangan yang ditetapkan oleh
WHO, terutama pada momen
pertama yaitu melakukan cuci
tangan sebelum kontak dengan
pasien.
4 DS : Kepala ruang mengatakan Kurang optimalnya
Kurangnya teguran dan patient safety(keselamatan
pengawasan terhadap perawat pasien)
pelaksana untuk kepatuhan
patient safety.

DO : Perawat tidak melakukan


cuci tangan lima momen cuci
tangan yang ditetapkan oleh
WHO, terutama pada momen
pertama yaitu melakukan cuci
tangan sebelum kontak dengan
pasien.

5 DS : kepala ruang mengatakan Belum ada evaluai


bahwa di ruang Teratai 3 belum penilaian tentang tingkat
ada evaluasi penilaian tingakat kepuasan pasien
kepuasan paien terhadap

35
pelayanan keperawatan

DO : tidak ada dokumentasi dan


kuisioner tentang penilaian
tingkat kepuasan pasien
6 DS : Dari hasil ke empat Menurunya tingkat
pengkajian yang telah di lakukan kenyamanan pasien
ke pasien ada 1 pasien yang terhadap lingkungan
mengatakan nyaman dalam
pelayanan keperawatan tapi
kurang nyaman dengan
lingkungan karna ribut dan 1
pasien kepanasan di dalam
ruangan dan dari ke empat pasien
ada 1 yang mengatakan tingkat
kepuasan kurang (4),yang lain
mempunyai tingkat kepuasan (6).

DO : Pasien tampak merasa tidak


nyaman akibat ventilasi yang
kurang baik di kamar pasien ,
pengelolaan pengunjung yang
kurang baik ( pengunjung yang
terlalu ramai ).

36

Anda mungkin juga menyukai