Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Semua sel (dengan sedikit pengecualian) memiliki seperangkat gen yang sama.
Semua sel tersebut dihasilkan dari sel tunggal yang disebut zigot melalui proses pembelahan
mitosis. Lalu bagaimana sel-sel tersebut akhirnya bisa memiliki fenotip yang berbeda-beda?
Dengan mempelajari fungsi dari beberapa gen mutan dan alel normalnya, genetika
telah menemukan bahwa banyak gen yang menyandikan protein regulasi trans-acting yang
berikatan pada bagian regulasi cis-acting dari seperangkat gen dan mengontrol ekspresinya,
pada beberapa kasus mengaktifkannya dan beberapa kasus lain menonaktifkannya.
Ekspresi dari gen diregulasi, dan regulasi yang dikoordinir dari jalur sekuential
ekspresi gen bertanggung jawab secara penuh terhadap keanekaragaman dari fenotip sel yang
berlangsung selama proses perkembangan pada tumbuhan dan hewan dengan tingkatan lebih
tinggi.
1
Transkripsi Kromoson Lampbrush pada Oosit Amphibhi
Kajian yang dilakukan terhadap organisme tingkat tinggi hingga saat ini menunjukkan
bahwa fertilisasi telur yang matang oleh sperma akan merangsang peningkatan sintesis
protein, yang kemudian diikuti oleh pembelahan inti dan pembelahan sel pada tahap
pembelahan awal embryogenesis. Pada sebagian besar eukariot, sintesis protein tidak diikuti
oleh sintesis RNA. Bahkan, semua komponen yang diperlukan untuk sintesis protein selama
embryogenesis awal sudah ada ditelur hingga terjadinya fertilisasi. Gen-gen hasil transkripsi,
dalam bentuk RNAd atau molekul-molekul pre-RNAd harus disimpan dalam telur dalam
keadaan dorman. Translasi molekul-molekul RNAd dirangsang oleh peristiwa-peristiwa yang
berasosiasi dengan fertilisasi. Oleh karena itu, molekul-molekul informasional yang terkait
dengan sintesis protein selama tahap pembelahan awal harus disintesis selama oogenesis. Gen
hasil transkripsi dari kromosom lampbrush kelihatannya merupakan produk yang diperlukan
selama tahap awal embryogenesis.
Gen-gen hasil transkripsi yang disintesis selama oogenesis harus disimpan dalam
keadaan inakif tetapi tetap dalam bentuk yang stabil (kemungkinan sebagai kompleks RNA-
protein) hingga terjadinya proses fertilisasi. Jelasnya, mekanisme regulasi yang dilibatkan
terjadi/berlangsung pada tahap post-transkripsi (pemrosesan RNA-protein) pada level
translasi.
2
berbeda. Experiment hibridisasi kompetitif RNA-DNA mengindikasikan bahwa sekuen RNA
yang hadir dalam populasi RNA yang diambil dari jaringan /tipe sel yang berbeda bervariasi
antara 10 sampai dengan 100%. Telah diketahui bahwa lebih dari 90% sekuen-sekuan DNA
dalam genom tidak direpresentasikan diantara populasi mRNA pada berbagai tipe sel, dan
berdasarkan hal tersebut maka dihipotesiskan bahwa gen-gen eukariotik dikemas dalam
kromatin pada tahap ter-represi secara non spesifik, dan regulasi transkripsi dan atau
pemrosesan hasil transkripsi terjadi melalui mekanisme positif yang melibatkan activator gen
yang spesifik. Activator ini berperan dalam turning on atau mengaktifasi transkripsi gen-gen
spesifik (sekelompok gen) pada waktu yang tepat dan pada sel yang tepat pula. Pada
beberapa kasus, aktivasi ini melibatkan sekuen-sekuen regulatori dalam pola cis yang disebut
sebagai enhancers. Bukti-bukti mengindikasikan bahwa protein kromosomal non histon
tertentu berfungsi sebagai activator spesifik pada proses transkripsi. Bukti lain
mengindikasikan bahwa regulasi pemrosesan hasil transkripsi RNA merupakan hal yang
penting dalam pengontrolan proses diferensiasi pada mahkluk hidup eukariot.
3
Sebagian Besar Unit Transkripsi Eukariot Bersifat Monogenik
Pada Eukariot tingkat tinggi, terlihat sangat jelas bahwa operon tidak penting jikalau
mereka ada. Meskipun terdapat bukti untuk operon/unit serupa operon pada eukariot tingkat
rendah (misalnya jamur), operon sepertinya jarang ditemui pada eukariot tingkat tinggi.
Sebagian besar mRNA eukariot tingkat tinggi berkarakteristik monogenic (mengandung
sekuen pengkode yang terdiri atas satu gen structural). Pada beberapa kasus hasil transkripsi
primer bersifat poligenik dan dipotong-potong untuk menghadirkan mRNA monogenik.
4
Gambar 2. Sebuah model pengaktifan transkripsi pada eukariot.
(Sumber: Campbell, 2009).
RUJUKAN
Gardner, Eldon John. 1991. Principles of GENETICS. Canada: John Wiley & Sons Inc.
Tamarin. 2001. Principle of Genetics 7th Edition. The McGraw-Hill Companies.
PERTANYAAN
2.