Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Permasalahan
Dimana pun suatu negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi hak azasi
manusia dan menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Keberadaan suatu
negara hukum menjadi prasyarat bagi terselenggaranya hak azasi manusia dan kehidupan
demokratis. Dasar filosofi perlunya perlindungan hukum terhadap hak azasi manusia
adalah bahwa hak azasi manusia adalah hak dasar kodrati setiap orang yang keberadaannya
sejak berada dalam kandungan, dan ada sebagai pemberian Tuhan, negara wajib
melindunginya. Perlindungan hak azasi manusia di Indonesia secara yuridis didasarkan
pada UUD Negara RI 1945. Makna hukum seperti ini menggambarkan fungsinya
sebagai pengayom, pelindung masyarakat, namun pada masa reformasi fungsi Negara
Hukum di Indonesia untuk melindungi Hak Azasi Manusia terdapat beberapa pelanggaran
HAM yang dilakukan oleh penguasa. Adapun permasalahan yang kami temukan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja praktik HAM yang terjadi di Indonesia ?
2. Bagaimanakah penerapan HAM di Indonesia ?
3. Apa yang menjadi pergolakan bangsa Indonesia di bidang HAM ?

1.2. Latar Belakang


Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir
yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun.Hak Asasi merupakan
sebuah bentuk anugrah yang diturunkan oleh Tuhan sebagai sesuatu karunia yang paling
mendasar dalam hidup manusia yang paling berharga. Hak Asasi dilandasi dengan sebuah
kebebasan setiap individu dalam menentukan jalan hidupnya, tentunya Hak asasi juga tidak
lepas dari kontrol bentuk norma-norma yang ada. Hak-hak ini berisi tentang kesamaan atau
keselarasan tanpa membeda-bedakan suku, golongan, keturunanan, jabatan, agama dan lain
sebagainya antara setiap manusia yang hakikatnya adalah sama-sama makhluk ciptaan
Tuhan.

1
Terkait tentang hakikat hak asasi manusia, maka sangat penting sebagai makhluk
ciptaan Tuhan harus saling menjaga dan menghormati hak asasi masing-masing individu.
Namun pada kenyataannya, kita melihat perkembangan HAM di Negara ini masih banyak
bentuk pelanggaran HAM yang sering kita temui.
Bagaimana penerapan HAM(Hak Asasi Manusia) di IndonesiaJika dilihat dari
kehidupan sehari hari hak asasi manusia di Indonesia hanya berupa kebebasan hidup dan
jaminan hidup dari siksaan dan dari kekerasan fisik saja. Sedangkan hal hal lain tentang
yang membahas HAM tersebut tidak diperhatikan seperti contoh; penderitaan kaum tidak
mampu, pendidikan dan tentang kepercayaan seseorang atau keyakinan yang di anutnya.

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui praktik-praktik HAM yang terjadi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui penerapan HAM di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pergolakan bangsa Indonesia di bidang HAM.

2
BAB II
ISI

2.1.Pengertian Hak Asasi Manusia


Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati,
universal, dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk hidup, hak
berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak-hak
berkomunikasi, hak keamanan, dan hak kesejahteraan yang tidak boleh diabaikan atau
dirampas oleh siapapun, demikianlah rumusan hak asasi manusia sebagai mana tertuang pada
pembukaan Piagam Hak Asasi Manusia Indonesia vide Tap MPR No.XVII/MPR/1998.
Adapun pengertian Hak Asasi Manusia menurut para tokoh-tokoh lainnya, yaitu :
Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching
Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa
menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,
yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi,
1994).
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan
bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia

Walaupun terlambat, 50 (lima puluh) tahun setelah Perserikatan


Bangsa Bangsa memproklamirkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal
Declaration of Human Rights), lahirnya Tap MPR No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia merupakan tonggak sejarah yang strategis di bidang hak asasi manusia di bumi
Indonesia, tenggang waktu setengah abad yang dirasakan cukup lama menunjukkan bahwa

3
betapa rumitnya bangsa ini dalam mengadopsi dan menyesuaikan antara nilai-nilai universal
dengan nilai-nilai yang sudah dianut berkaitan dengan hak asasi manusia.

Macam Hak Asasi Manusia berdasarkan pengertian HAM, ciri pokok dari hakikat
HAM adalah :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi.
b. HAM berlaku bagi semua orang.
c. HAM tidak boleh dilanggar.

HAM meliputi berbagai bidang, sebagai berikut :


a. Hak asasi pribadi (personal rights)
b. Hak asasi politik (political rights)
c. Hak asasi ekonomi (property rights)
d. Hak asasi social dan kebudayaan (social and cultural rights)
e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
(rights of legal equality)
f. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tatacara peradilan dan
perlindungan ( procedural rights)

2.2. Praktik- Praktik Hak Asasi Manusia


Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok
orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak disengaja maupun disengaja
atau kelalaina yang melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau
mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undamg-
Undamg dan tidak akan memperoleh penyelesaian yang adil. Beberapa praktik HAM yang
dapat menurunkan kualitas bangsa, sebagai berikut :
1. Pendekatan pembangunan yang mengutamakan "Security Approach" dapat menjadi
penyebab terjadinya pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah. Selama lebih
kurang 32 tahun Orde Baru berkuasa "Security Approach" sebagai kunci menjaga
stabilitas dalam rangka menjaga kelangsungan pembangunan demi pertumbuhan
ekonomi nasional. Pola pendekatan semacam ini, sangat berpeluang menimbulkan

4
pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah, karena stabilitas ditegakkan dengan
cara-cara represif oleh pemegang kekuasaan. Beberapa jenis pelanggaran hak asasi
manusia dapat terjadi, antara lain;
a. Penangkapan dan penahanan seseorang demi menjaga stabilitas, tanpa berdasarkan
hukum.
b. Pengeterapan budaya kekerasan untuk menindak warga masyarakat yang dianggap
ekstrim yang dinilai oleh pemerintah mengganggu stabilitas keamanan yang akan
membahayakan kelangsungan pembangunan
c. Pembungkaman kebebasan pers dengan cara pencabutan SIUP, khususnya terhadap
pers yang dinilai mengkritisi kebijakan pemerintah, dengan dalih mengganggu
stabilitas keamanan.
d. Menimbulkan rasa ketakutan masyarakat luas terhadap pemerintah, karena takut
dicurigai sebagai oknum pengganggu stabilitas atau oposan pemerintah (ekstrim),
hilangnya rasa aman demikian ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak asasi
manusia.
2. Pembatasan hak berserikat dan berkumpul serta menyatakan pendapat, karena
dikhawatirkan akan menjadi oposan terhadap pemerintah. Sentralisasi kekuasaan yang
dilakukan oleh Orde Baru selama lebih kurang 32 tahun, dengan pemusatan kekuasaan
pada Pemerintah Pusat nota bene pada figure seorang Presiden, telah mengakibatkan
hilangnya kedaulatan rakyat atas negara sebagai akibat dari penguasaan para pemimpin
negara terhadap rakyat. Pembalikan teori kedaulatan rakyat ini mengakibatkan
timbulnya peluang pelanggaran hak asasi manusia oleh negara dan pemimpin negara
dalam bentuk pengekangan yang berakibat mematikan kreativitas warga dan
pengekangan hak politik warga selaku pemilik kedaulatan, hal ini dilakukan oleh
pemegang kekuasaan dalam rangka melestarikan kekuasaannya.
3. Kualitas pelayanan publik yang masih rendah sebagai akibat belum terwujudnya good
governance yang ditandai dengan transparansi di berbagai bidang. akuntabilitas,
penegakan hukum yang berkeadilan dan demokratisasi. Sertabelum berubahnya
paradigma aparat pelayan publik yang masih memposisikan dirinya sebagai birokrat
bukan sebagai pelayan masyarakat, hal ini akan menghasilkan pelayanan publik yang
buruk dan cenderung untuk timbulnya pelanggaran hak asasi manusia seperti;

5
a. Hilang/berkurangnya beberapa hak yang berkaitan dengan kesejahteraan lahir dan
batin yang sebenarnya menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk
mewujudkan kesejahteraan warganya.
b. Hilang/berkurangnya hak yang berkaitan dengan jaminan, perlindungan, pengakuan
hukum dan perlakuan yang adil dan layak. Hilang/berkurangnya hak untuk
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.
c. Hilang/berkurangnya hak untuk mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus
bagi anak-anak, orang tua, dan penderita cacat.
d. Hilang/berkurangnya hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang
layak.
4. Konflik Horizontal dan Konflik Vertikal telah melahirkan berbagai tindakan kekerasan
yang melanggar hak asasi manusia baik oleh sesama kelompok masyarakat,
perorangan, maupun oleh aparat, seperti: pembunuhan;
penganiayaan;penculikan;,pemerkosaan;,pengusiran; langnyamatapencaharian;
hilangnya rasa man, dll.
5. Pelanggaran terhadap hak asasi kaum perempuan masih sering
terjadi, walaupun Perserikatan Bangsa- Bangsa telah mendeklarasikan hak asasi
manusia yang pada intinya menegaskan bahwa setiap orang dilahirkan dengan
mempunyai hak akan kebebasan dan martabat yang setara tanpa membedakan ras,
warna kulit, keyakinan agama dan politik, bahasa, dan jenis kelamin. Namun
faktanya adalah bahwa instrumen tentang hak asasi manusia belum mampu melindungi
perempuan terhadap pelanggaran hak asasinya dalam bentuk;
a. Kekerasan berbasis gender bersifat phisik, seksual atau sikologis; penganiayaan,
pemerkosaan dan berbagai jenis pelecehan.
b. Diskriminasi dalam lapangan pekerjaan.
c. Diskriminasi dalam sistem pengupahan.
d. Perdagangan wanita.
6. Pelanggaran hak asasi anak. Walaupun Piagam Hak Asasi Manusia telah memuat
dengan jelas mengenai pelindungan hak asasi anak namun kenyataannya masih sering
terjadi pelanggaran hak asasi anak, yang sering dijumpai adalah;

6
a. kurangnya perlindungan hukum terhadap anak dari segala bentuk
kekerasan phisik dan mental;
b. Menelantarkan anak;
c. Perlakuan buruk;
d. Pelecehan seksual;
e. Penganiayaan;
f. Mempekerjakan anak di bawah umur.
a) Sebagai akibat dari belum terlaksananya supremasi hukum di Indonesia, maka
berakibat terjadinya pelanggaran hak asasi manusia dalam bentuk; perbedaan
perlakuan di hadapan hukum, rakyat kecil merasakan bahwa hukum hanya
berlaku bagi mereka, tidak bagi pejabat;
b) menjauhnya rasa keadilan;
c) terjadinya main hakim sendiri sebagai akibat ketidakpercayaan kepada
perangkat hukum.

2.3. Penerapan Hak Asasi Manusia di Indonesia


Ada banyak kegunaan yang bisa kita ambil ketika penerapan konservasi HAM adil dan
merata. Penerapan yang sederhana dan berimbang akan mengakibatkan masyarakat nan
lebih tertib dan patuh hukum.
Banyaknya kejahatan dan pelanggaran di Indonesia, salah satunya diakibatkan oleh tak
tegasnya aparat hukum, dan penegakan hukum yang tebang pilih. Keamanan dan
kenyamanan masyarakat dalam bersosial akan terjamin ketika semua lapisan terjamin
haknya.
Berikut beberapa kegunaan yang kita dapatkan atas penerapan HAM yang adil dan
keseluruhan.
1. Sikap saling menghormati dan menghargai sesama manusia. Dengan diterapkannya
HAM secara adil dan berimbang, maka setiap manusia akan terpenuhi hak dasarnya dan
kemudian akan menghormati hak dasar manusia lainnya.

2. Terhapusnya perbudakan terselubung. Pencerahan seseorang terhadap hak dan


kewajibannya sebagai manusia akan membimbingnya menuju penghargaan terhadap

7
diri dan rang lain. Bahwa perbudakan dalam alias, tak pantas dan tak sinkron dengan
HAM secara global.
3. Dihapuskannya penjajahan. Kolonialisme, penjajahan, atau invasi terhadap hak milik
orang lain menimbulkan perang dan pertentangan. Tak hanya milik, namun nyawa pun
melayang. Apabila PBB mampu dan mau menegakkan HAM secara adil, maka perang
akan menjadi sejarah di muka bumi. Tidak ada lagi perebutan wilayah, terorisme, dan
kejahatan lain.
4. Terjaminnya kelayakan hayati manusia. HAM mencakupi hak dasar manusia buat
hidup, berbuat, berkarya, dan berosialisasi dengan kondusif dan nyaman tanpa
menimbulkan keresahan bagi satu sama lain di permukaan bumi ini. Dalam UUD 1945,
hal ini juga dijamin. Negara menjamin pendidikan ialah hak setiap manusia.
5. Meningkatnya tingkat hayati manusia. HAM pada dasarnya ialah keleluasaan manusia
mengembangkan diri nan dijamin oleh Tuhan dan, pantas dihargai oleh sesama. Ketika
pendidikan, karya, humanisme dijunjung tinggi oleh sesama manusia dan dilindungi
dengan ketat oleh negara, maka tingkat hayati manusia akan mengingkat sebab hak
dasar telah dijamin.

2.4. Pergulatan Bangsa Indonesia di Bidang HAM


Permasalahan tentang HAM merupakan permasalahan yang sangat berat sekaligus
memusingkan para penegak hukum. Permasalahan HAM yang terjadi bukan hanya sebatas
perbuatan menipu ataupun perbuatan ringan lainnya, melainkan permasalahan Ham
menyangkut dengan kekerasan, pembunuhan yang sangat dahsyat, dan perbudakan. Ada
beberapa masalah pelanggaran HAM yang menjadi pergulatan bangsa Indonesia di bidang
HAM, sebagai berikut :

1. Kasus Munir
Pada 6 September 2004 Munir menuju Amsterdam untuk melanjutkan studi program
master (S2) di Universitas Utrecth Belanda. Munir naik pesawat Garuda Indonesia
GA-974 pada pukul 21.55 WIB menuju Singapura untuk kemudian transit di
Singapura dan terbang kembali ke Amsterdam. Tiba di Singapura pada pukul 00.40
waktu Singapura. Kemudian pukul 01.50 waktu Singapura Munir kembali terbang dan
menuju Amsterdam. Tiga jam setelah pesawat GA-974 take off dariSingapura, awak

8
kabin melaporkan kepada pilot Pantun Matondang bahwa seorang penumpang
bernama Munir yang dudukdikursi nomor40G menderitasakit. Munir bolak balik ke
toilet. Pilot meminta awak kabin untuk terus memonitor kondisi Munir. Munir pun
dipindahkan duduk di sebelah seorang penumpang yang kebetulan berprofesi dokter
yang juga berusaha menolongnya. Penerbangan menuju Amsterdam menempuh waktu
12 jam. Namun dua jam sebelum mendarat 7 September 2004, pukul 08.10 waktu
Amsterdam di bandara Schipol Amsterdam, saat diperiksa, Munir telah meninggal
dunia. Pada tanggal 12 November 2004 dikeluarkan kabar bahwa polisi Belanda
(Institut Forensik Belanda) menemukan jejak-jejak senyawa arsenikum setelah otopsi.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh polisiIndonesia. Belum diketahui siapa yang telah
meracuni Munir, meskipun ada yang menduga bahwa oknum-oknum tertentu memang
ingin menyingkirkannya. Salah satunya adalah kebencian para penguasa orde baru
terhadap gerakan human right Munir . Mereka penguasa yang telah semena-mena
menindas,membunuh, dan membantai rakyat kecil mendapat perlawanan keras dari
Munir. Munir tanpa lelah terus mencari fakta dan realita untuk mengungkap kasus-
kasus pembantaian orang dan rakyat yang tidak berdosa. Meskipun dirinya dan
keluarganya menerima berbagai ancaman pembunuhan, Munir tetap melangkahkan
perjuangannya dengan darah jadi taruhannya.

2. Kasus Penculikan Aktifis Politik


Beberapa puluh tahun yang lalu, tepatnya pada Februari - April 1998, puluhan aktivis
mahasiswa hilang satu per satu. Sebagian dari mereka kembali, sebagian yang lain
tidak ditemukan hingga hari ini, alias hilang.
Peristiwa hilangnya aktivis mahasiswa, yang kemudian disebut sebagai insiden
penghilangan dan penculikan paksa tersebut, terjadi pada masa pemilihan presiden
Republik Indonesia periode 1998-2003. Pada masa itu, terdapat dua agenda politik
besar yang sedang digelar di tanah air, yakni Pemilihan Umum 1997 dan Sidang
Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada bulan Maret 1998. Siapa calon
terkuat presiden RI saat itu? Suharto tentu saja.

9
3. Peristiwa Trisakti
Tragedi Trisakti merupakan peristiwa penembakan yang terjadi pada tanggal 12
Mei 1998, kepada mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari
jabatannya. Kejadian ini memakan korban jiwa, yakni empat mahasiswa Universitas
Trisakti meninggal dunia serta puluhan lainnya luka. Mereka yang meninggal dunia
adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 1998), Hafidin
Royan (1976 1998), dan Hendriawan Sie (1975 1998). Keempat mahasiswa ini
meninggal dunia tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat
vital seperti dada, kepala, dan tenggorokan.
Insiden ini juga mendapat perhatian dunia internasional. Uni Eropa (UE)
mendesak Pemerintah Indonesia menyelidiki secara tuntas penembakan, penculikan,
dan penyiksaan belakangan ini. UE juga mendesak pemerintah menahan diri sesabar-
sabarnya dalam menghadapi unjuk rasa mahasiswa, juga tidak menggunakan senjata
mematikan, serta menghargai hak individu rakyat. Menlu Amerika Serikat Madeleine
Albright mengecam pembunuhan mahasiswa dan mendesak aparat keamanan menahan
diri. "Kami mengecam pembunuhan itu yang terjadi ketika aparat keamanan Indonesia
sedang menghadapi para demonstran," kata Albright.

4. Peristiwa Tajung Priok


Peristiwa tragedi kemanusiaan di Tanjung Priok pada pertengahan tahun 1984,
merupakan salah satu dari sekian banyak rentetan jejak dan fakta kelamnya masa
pemerintahan Suharto. Satu masa rezim militer yang berlumuran darah dari awal masa
kekuasaannya sampai akhir masa kediktatorannya. Hal itu dilakukan karena pada masa
rezim New Order atau Orde Baru itu, banyak sekali sejarah-sejarah yang tak boleh
dipublikasikan, ditulis ulang, dibengkokkan, lalu di propagandakan melalui media-
media zombie yang pada masa lalu, bagai media peliharaan.
Kemiliteran dibentuk untuk menopang kekuasannya dan selalu siap
menjalankan perannya sebagai kekuatan negara untuk menghadapi rongrongan
ideologi apapun, termasuk ideologi agama yang diakui di Indonesia. Kekuasaan penuh
yang dimiliki militer saat itu meluas mencakup penghancuran setiap bentuk gerakan
oposisi politik apapun. Fungsi kekuasaan militer untuk melakukan tindakan

10
pemeliharaan keamanan dan kestabilan negara dianggap sebagai suatu bentuk
legitimasi untuk dapat melakukan berbagai macam bentuk tindakan provokatif
tersistematif dan represif. Mereka menggunakan dalih pembenaran sepihak yaitu
sebagai tindakan pengamanan terhadap kekuasaan, meskipun dengan melakukan
pelanggaran-pelanggaran HAM paling berat sekalipun. Peristiwa berdarah Tanjung
Priok 1984, adalah satu peristiwa yang sudah disiapkan sebelumnya dengan matang
oleh intel-intel militer. Militerlah yang menskenario dan merekayasa kasus pembataian
Tanjung Priok.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara
kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak
untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan,
hak-hak berkomunikasi, hak keamanan, dan hak kesejahteraan yang tidak boleh
diabaikan atau dirampas oleh siapapun.
Banyak hak asasi manusia dirampas oleh sekelompok orang yang mempunyai
dendam ataupun iri kepada orang tertentu. Mereka melakukan hal-hal yang tidak wajar
dalam artian manusia dengan melakukan praktik-praktik pelanggaran HAM. Praktik-
praktik HAM tersebut dapat berupa deskriminasi, perdagangan illegal, penyiksaan,
pelevehan seksual, pembudakan, dan lain sebagainya.
Banyaknya kejahatan dan pelanggaran di Indonesia, salah satunya diakibatkan oleh tak
tegasnya aparat hukum, dan penegakan hukum yang tebang pilih. Keamanan dan
kenyamanan masyarakat dalam bersosial akan terjamin ketika semua lapisan terjamin
haknya. Penegakan hukum ini dapat dilakukan dengan cara saling menghargai dan
menghormati hak masing-masing orang, penegak hukum berlaku adil, menghentikan
perbudakan terselubung, dan lain-lain yang dapat membuat Negara ini damai.

3.2. SARAN

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyarankan :


1. Kepada diri kita masing-masing untuk saling menghargai hak yang dimiliki tanpa
membedakan ras, budaya dan agama. Karena, semua orang diciptakan sama, tanpa
ada yang beda.
2. Kepada pemerintah untuk lebih tegas memberikan sanksi kepada pelaku-pelaku yang
sering melanggar hak asasi dengan melakukan perlakuan-perlakuan yang dapat
menurunkan derajat dan martabat orang.

12
DAFTAR USTAKA

http://juniarto21.blogspot.co.id/2011/04/praktek-ham-di-indonesia.html
https://www.scribd.com/doc/77454590/9-Bagaimana-Praktek-Penegakan-HAM-Di-
Indonesia
https://fxfreddy.blogspot.co.id/2011/03/bagaimana-penerapan-hamhak-asasi.html
http://shendie-yarry.blogspot.co.id/2011/03/tentang-hak-asasi-manusia-dan-penerapan.html
https://www.binasyifa.com/049/22/26/penerapan-hak-asasi-manusia-di-indonesia.htm
http://mybooksanddreams.blogspot.co.id/2016/09/berbagai-pergolakan-di-dalam-negeri.html
https://books.google.co.id/books?id=IVBRXrWse_UC&pg=PA138&lpg=PA138&dq=pergol
akan+ham&source=bl&ots=kgrvND5IV0&sig=m0CkqakCtfgekDhUD1WjqSAQG4Y&hl=i
d&sa=X&ved=0ahUKEwiDqreSw5_WAhUWUI8KHbXcCDwQ6AEILDAB#v=onepage&q
=pergolakan%20ham&f=false
https://deluk12.wordpress.com/makalah-ham/

13

Anda mungkin juga menyukai