Banjar Dinas Tihingan Tengah merupakan salah satu banjar dinas yang
memiliki jumlah KK terbanyak di Desa Bebandem. Kondisi alam di Banjar Dinas
Tihingan Tengah masih asri dengan varietas tanaman yang beragam. Kondisia alam
tersebut yang menyebakan adanya banyak potensi yang masih bisa dikembangkan
sehingga menjadi ciri khas yang dapat mendatangkan keuntungan bagi banjar dinad
dan desa pada umumnya. Potensi sendiri dapat diartikan sebagai segala sumber
alam dan manusia yang terdapat dan tersimpan di suatu daerah yang dapat
dimanfaatkan untuk kelangsungan dan perkembangan daerah tersebut yang
meliputi potensi fisik dan nonfisik. Pada Banjar Dinas Tihingan Tengah sendiri
potensi yang dapat diunggulkan dibandingkan dengan banjar dinas lainnya adalah
potensi fisik seperti kondisi tanah, sumber air, dan peternakan.
Kondisi tanah yang sangat subur menjadi salah satu potensi di Banjar Dinas
Tihingan Tengah. Hal tersebut menyebabkan dapat tumbuhnya berbagai tanaman
buah seperti salak, manggis, durian, wani, dan lain-lain. Selain itu, di Tihingan
Tengan juga terdapat subak yaitu 1 (satu) subak abian dan 1 subak. Di subak sendiri
komoditi unggul yang ditanam adalah padi dan palawija sebagai tanaman selingan.
Dengan tanah yang subur tersebut menyebabkan mayoritas masyarakat di banjar
dinas ini bekerja sebagai petani. Apabila tanah tersebut dikelola dengan baik seperti
penggunaan pupuk kimia yang tidak berlebih dan lebih menggunakan pupuk
organik akan dapat menambah keseuburan tanah yang akan berimbas kepada hasil
produksi yang diperoleh.
Potensi selanjutnya dari Banjar Dinas Titingan Tengah adalah sumber mata
air. Menurut wawancara kepada Kepala Dusun Banjar Dinas Tihingan Tengah
menyebutkan bahwa di banjar ini mempunyai sumber mata air yang paling banyak
dibandingkan dengan banjar dinas lainnya dengan jumlah 10 buah sumber mata air
yang menyebabkan banjar dinas ini tidak pernah kekurangan air. Sampai saat ini
sumber mata air yang ada hanya digunakan untuk sumber pengairan subak dan
pemandian umum. Selain untuk pengairan dan pemandian, sumber mata air tersebut
dapat dimanfaatkan menjadi usaha air minum yang dapat dikelola oleh Badan
Usaha Milik Desa sehingga dapat mendatangkan keuntungan yang lebih bagi banjar
dinas dan desa pada umumnya.
Selain kondisi tanah dan sumber mata air, potensi lain dari Banjar Dinas
Tihingan Tengah adalah bidang peternakan. Peternakan di banjar dinas ini sudah
maju dari desa lainya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya 2 (dua ) kelompok
SIMANTRI di banjar dinas ini. Dengan pengelolaan SIMNTRI yang baik akan
mendatangkan keuntungan seperti pengelolalan kotoran hewan yang baik sebagai
biogas akan mendatangkan keuntungan khususnya bagi masyarakat. Selain itu
pupuk yang dihasilkan oleh kelompok SIMANTRI baik berupa pupuk padat
maupun cair dapat digunakan oleh para petani. Hal tersebut akan menciptakan
rantai yang akan mendatangkan keuntungan bagi kedua pihak.
No Permasalahan Solusi
1. Berdasarkan obesrvasi, di Banjar Dinas Perlu adanya penanganan oleh
Tihingan Tengan banyak tanaman kakao dinas terkait seperti dinas
yang terserang virus yang mengakibatkan pertanian dan perkebuana
kerugian yang sangat besar bagi petani. untuk mengatasi masalah
Virus tersebut menyerang pada buah tersebut. selain itu perlu
kakao, diama buah kakao berubah menjadi adanya penyuluhan untuk para
warna hitam dan rusak. Hal tersebut petani untuk menengani virus
menyerang hampir semua pohon kakao tersebut oleh dinas terkait.
yang menyebabkan para petani tidak dapat
memanen kakao sama sekali dan berujung
pada penebangan pohon kakao.
2. Sumber mata air yang mengering tentu Perlu dilaksanakan
saja merupakan masalah yang tidak dapat penanaman pohon kembali
disepelekan. Hal tersebut dikarenakan dan perbanyak penanaman
fungsi utama mata air di Banjar Dinas pohon bambu di sekitar
Tihingan tengah sendiria dalah untuk sumber mata air.
pengairan sawa. Hal tersebut terbukti
berdasarkan hasil survei dilapangan,
karena sumber mata air yang mengering
memnyebabkan air irigasi di sawah
terhenti. Hal tersebut tentu saja akan
berimbas kepada petani yang tidak
mendapatkan air untuk pengolahn tanah
maupun untuk pengairan tanaman.