Anda di halaman 1dari 13

ISRAN ASNAWI

0005.07.13.2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan pupuk dalam industri pertanian mengambil peranan yang sangat penting
guna memenuhi kebutuhan pangan nasional. Indonesia sebagai negara agraris dengan
sebagian besar penduduk bermata pencaharian dari bertani, memiliki tanggung jawab besar
untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang cukup besar. Hal ini tentu berpengaruh
terhadap meningkatnya kebutuhan pasar akan proses produksi pangan secara nasional.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar akan pangan dibutuhkan teknologi industry di
bidang pangan yang cukup memadai. Penggunaan pupuk menjadi salah satu alternatif untuk
meningkatkan produksi panen hasil pertanian dengan waktu masa tanam sesingkat mungkin
guna memperoleh efisiensi. Penggunaan pupuk dalam dunia pertanian tentunya mengalami
peningkatan secara massal sehingga bermunculanlah banyak nya pabrik indusri pupuk di era
industri ini.
Pupuk memiliki banyak sekali pengertian. Akan tetapi, secara umum pengertian pupuk
adalah bahan atau zat yang memberikan nutrisi baik yang berupa nutrisi organik maupun
anorganik kepada tanah dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan tanaman, tumbuhan dan
juga vegetasi lainnya. Berbicara tentang tanaman tidak akan lepas dari masalah pupuk.
Dalam pertanian modern, penggunaan materi yang berupa pupuk adalah mutlak untuk
memacu tingkat produksi tanaman yang diharapkan. Seperti telah diketahui bersama bahwa
pupuk yang diproduksi dan beredar dipasaran sangatlah beragam, baik dalam hal jenis,
bentuk, ukuran, maupun kemasannya. Pupukpupuk tersebut hampir 90% sudah mampu
memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dari unsur makro hingga unsur yang
berbentuk mikro. Kalau tindakan pemupukan untuk menambah bahan-bahan yang kurang
tidak segera dilakukan tanaman akan tumbuh kurang sempurna, misalnya menguning,
tergantung pada jenis zat yang kurang.
Salah satu contoh pabrik industry pupuk terbesar yang ada di Indonesia adalah PT
Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk
Kaltim).merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero), dan saat ini memiliki
kapasitas produksi Urea 3,43 juta ton per tahun, Amoniak sebanyak 2,74 juta ton per tahun
dan NPK 350 ribu ton per tahun. Perusahaan ini resmi berdiri pada 7 Desember 1977 dan
berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur.
Berdasarkan dari latar belakang inilah, maka dilakukan penulisan mengenai proses
produksi pupuk yang berlangsung di PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim).

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui proses unit produksi yang
ada pada perusahaan PT. Pupuk Kaltim mulai dari bahan baku hingga produk.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
PT. PUPUK KALTIM

A. Profil Bisnis PT. Pupuk Kaltim

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) merupakan anak perusahaan dari PT


Pupuk Indonesia (Persero), dan saat ini memiliki kapasitas produksi Urea 3,43 juta ton per
tahun, Amoniak sebanyak 2,74 juta ton per tahun dan NPK 350 ribu ton per tahun.
Perusahaan ini resmi berdiri pada 7 Desember 1977 dan berlokasi di Bontang, Kalimantan
Timur.
Bisnis utama Perusahaan adalah memproduksi dan menjual Amoniak, Urea, Pupuk
NPK dengan segmen pasar dalam maupun luar negeri. Untuk wilayah distribusi sektor subsidi
dalam negeri, wilayah pemasaran Pupuk Kaltim meliputi 2/3 wilayah Indonesia yakni Kawasan
Timur Indonesia hingga Papua dan sebagian besar Jawa Timur dan Kalimantan, kecuali
Kalimantan Barat. Wilayah tersebut ditetapkan sesuai surat Direktur Utama PT Pupuk
Indonesia (Persero) Nomor U-1308/A00000.UM/2012 tanggal 8 Oktober 2012 tentang
Penugasan Wilayah Tanggung Jawab Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk
Sektor Pertanian. Sedangkan untuk pemasaran luar negeri, Pupuk Kaltim melakukan ekspor
ke negara-negara di kawasan Asia Pasifik, Amerika Serikat, Amerika Selatan dan lain
sebagainya (www.pupukkaltim.com).
PT Pupuk Kalimantan Timur mengimplementasikan Sistem Manajemen Terpadu yang
meliputi sistem-sistem pada semua proses bisnis. Pelaksanaan Sistem Manajemen Terpadu
dilakukan secara bertahap yang diawali dengan mengintegrasikan/memadukan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Sistem Manajemen Lingkungan (SNI
19 - 14001 atau ISO 14001), serta Sistem Manajemen Mutu (SNI ISO 9001 atau ISO 9001)
secara konsisten untuk mencapai Visi Perusahaan yaitu menjadi perusahaan agro-kimia yang
memiliki reputasi prima di Asia.

B. Produk yang dihasilkan


a. Pupuk Urea
Pupuk urea, disebut juga pupuk nitrogen (N), memiliki kandungan nitrogen 46%. Urea
dibuat dari reaksi antara amoniak dengan karbon dioksida dalam suatu proses kimia menjadi
urea padat dalam bentuk prill (ukuran 1-3 mm) atau granul (ukuran 2-4 mm) yang keduanya
diproduksi oleh Pupuk Kaltim. Urea prill paling banyak digunakan untuk segmen tanaman
pangan dan industri, sedangkan urea granul lebih cocok untuk segmen perkebunan,
meskipun dapat juga untuk tanaman pangan. Pupuk Urea dipasarkan dan dijual dengan
merek dagang Daun Buah dan Pupuk Indonesia. Khusus urea bersubsidi dengan merek
Pupuk Indonesia, produk urea berwarna pink.
Gambar 1. Produk pupuk Urea PT. Pupuk Kaltim

b. Pupuk Amonia
Amoniak digunakan sebagai bahan mentah dalam industri kimia. Amoniak produksi
Pupuk Kaltim dipasarkan dalam bentuk cair pada suhu -33 derajat Celsius dengan kemurnian
minimal 99,5% dan campuran (impurity) berupa air maksimal 0,5%. Amoniak dibuat dari
bahan baku gas bumi yang direaksikan dengan udara dan uap air yang diproses pada suhu
dan tekanan tinggi secara bertahap melalui beberapa reaktor yang mengandung katalis.
c. Pupuk NPK
Produk pupuk majemuk NPK dari Pupuk Kaltim terdiri dari dua jenis, yaitu NPK Simple
blending dan NPK Fusion. NPK produk Pupuk Kaltim bisa dibuat dalam berbagai komposisi,
sesuai kebutuhan tanaman dan jenis tanah. Jenis pupuk ini mengandung tiga unsur hara
makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Semua bahan baku NPK berupa unsur N
(nitrogen), P (fosfat) dan K (kalium) berkualitas tinggi. Pupuk NPK dipasarkan dan dijual
dengan merek dagang Pelangi Maxi, Pelangi Unggul, Pelangi Super, dan Pelangi Prima.

Gambar 2. Produk pupuk NPK PT. Pupuk Kaltim

C. Unit Produksi Pupuk Kaltim


a. Pabrik 1-a
Pabrik 1A merupakan gabungan POPKA dengan KPA. POPKA yang merupakan
proyek optimasi Kaltim diresmikan pada 7 Juli 1999. POPKA merupakan pabrik Urea granul
pertama di Indonesia. Setelah penandatanganan Transfer Asset Agreement pada 13 Maret
2014. PT Pupuk Kaltim secara resmi mengambil alih pengoperasian PT Kaltim Pasifik
Amoniak (KPA). Pabrik ini menggunakan proses Stamicarbon untuk Urea dan Haldor Topsoe
untuk Amoniak. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi Urea 570.000 ton/tahun dan Ammonia
660.000 ton/tahun.

Gambar 3. Pabrik 1-a

b. Pabrik 2
Pabrik-2, diresmikan pada Oktober 1984 dan menggunakan proses Kellog untuk
amonia serta Stamicarbon untuk urea. Pabrik ini memiliki Kapasitas Produksi Urea 570.000
ton/tahun dan Ammonia 595.000 ton/tahun.

Gambar 4. Pabrik 2
c. Pabrik 3
Pabrik-3 diresmikan pada tanggal 4 April 1989. Pabrik dengan teknologi hemat energi ini
menggunakan proses Haldor Topsoe untuk amonia dan Stamicarbon untuk urea. Pabrik ini
memiliki kapasitas produksi Urea 570.000 ton/tahun dan Ammonia 330.000 ton/tahun.

Gambar 5. Pabrik 3

d. Pabrik 4
Unit urea Pabrik-4 diresmikan pada tanggal 3 Juli 2002 dan unit amonia Pabrik-4
diresmikan oleh Presiden RI pada tanggal 31 Mei 2004. Sama seperti POPKA, Pabrik-4 pun
memproduksi urea granule. Pabrik ini menggunakan proses Haldor Topsoe untuk amonia dan
Snamprogetti untuk urea. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi Urea 570.000 ton/tahun dan
Ammonia 330.000 ton/tahun.

Gambar 6. Pabrik 4
e. Pabrik 5
Pabrik 5 mulai dibangun pada 14 September 2011, diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia Ir. H. Joko Widodo pada 19 November 2015. Pabrik ini menggunakan proses
KBR-Purifier untuk Amoniak dan Toyo-Aces21 untuk Urea. Pabrik ini memiliki kapasitas
produksi Urea 1.150.000 ton/tahun dan Ammonia 825.000 ton/tahun.

Gambar 7. Pabrik 5
BAB III
PEMABAHASAN

A. Proses Pembuatan Pupuk Amoniak

Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 unit, dengan urutan sebagai berikut :
(1) Feed Treating Unit
Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa belerang
sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak
menimbulkan keracunan pada katalisator di Reforming Unit. Untuk menghilangkan
senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan
dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya
dikirim ke Reforming Unit.
(2) Reforming Unit
Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan,
kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas hydrogen
dan carbon dioxide dikirim ke Secondary Reformer dan direaksikan dengan udara
sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
Hidrogen
Nitrogen
Karbon Dioksida
Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas
karbon dioksidanya.
(3) Purifikasi & Methanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan dahulu di
Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku
Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan
racun pada katalisator ammonia converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim
ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator.
(4) Compression Synloop & Refrigeration Unit
Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas hidrogen : nitrogen =
3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan oleh Ammonia
Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi
sehingga didapatkan amonia dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan
baku pembuatan Urea. Hasil / produk pada proses di atas adalah amonia cair yang
beserta karbon dioksida digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.
Berikut ditampilkan skema produksi pupuk ammonia :
Gambar 8. Skema proses produksi pupuk Amonia
B. Proses Produksi Pupuk Urea

Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang
disupply dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu:
(1) Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa Urea dengan
mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam reaktor ini
dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan
operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi
untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan ammonianya setelah dilakukan
stripping oleh CO2.
(2) Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit Sintesa diuraikan
dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua step penurunan
tekanan, yaitu pada 17kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan
NH3 dikirim ke bagian Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser.
(3) Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacuum. Kemudian kristal
ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil
dari panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil
dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery.
(4) Prilling Unit
Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat dengan udara
panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prilling Tower untuk dilelehkan dan
didistribusikan merata ke seluruh distributor, dan dari distributor dijatuhkan ke bawah
sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill).
Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt conveyor.
(5) Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil kembali dengan 2
step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian absorbent kemudian di-
recycle kembali ke bagian sintesa.
(6) Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan
dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3-nya dikirim kembali ke bagian
purifikasi untuk di-recover. Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.
Berikut ditampilkan skema produksi pupuk Urea :

Gambar 9. Skema proses produksi pupuk Urea

Gambar 10. Diagram Alir proses produksi pupuk Urea (http://pupuklopedia.blogspot.com)


BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Secara garis besar, berikut dipaparkan proses pembuatan pupuk ammonia dan urea :
1. Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa belerang
sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak
menimbulkan keracunan pada katalisator di Reforming Unit. Di reforming unit gas alam
yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary
Reformer, sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :Hidrogen, Nitrogen, dan Karbon
Dioksida. Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan
gas karbon dioksidanya. Pada unit Compression Synloop & Refrigeration, didapatkan
amonia dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.
Hasil / produk pada proses di atas adalah amonia cair yang beserta karbon dioksida
digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.
2. Proses pembuatan Urea menggunakan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang disupply
dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu: Sintesa
Unit, Purifikasi Unit, Kristaliser Unit, Prilling Unit, Recovery Unit, dan Proses Kondensat
Treatment Unit. Pada Sintesa Unit, Urea disintesis dengan mereaksikan Liquid NH3 dan
gas CO2 di dalam Urea Reaktor. Setelah itu dilakukan proses Purifikasi Unit untuk
mengurai kelebihan ammonia. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian
Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser. Larutan urea dari unit
Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacuum. Kemudian kristal ureanya dipisahkan di
Centrifuge. Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat
dengan udara panas, sehingga menghasilkan produk urea butiran (prill).
Sumber Pustaka
http://www.pupukkaltim.com
http://www.anakagronomy.com
http://www.pusri.co.id/ina/urea-proses-produksi-urea/
http://pupuklopedia.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai