Anda di halaman 1dari 20

LIMIT, TURUNAN, DAN PENERAPANNYA

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Analisi Real II yang dibina oleh
Bapak Sisworo, Dr., M.Si

Disusun oleh
Inti Rakhmawati
150312602231
OFF H

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
Mei 2017

A. LIMIT FUNGSI

Konsep fungsi telah dipelajari oleh Gottfried Wilhelm von Leibniz sejak akhir
abad ke-17, namun definisi fungsi yang kita kenal sekarang berakar pada rumusan
Leonhard Euler pada 1749, yang disempurnakan kemudian oleh Joseph Fourier
pada 1822 dan Lejeune Dirichlet pada 1837.

Konsep limit adalah pusat dalam banyak masalah di fisika, rekayasa, dan ilmu
sosial. Pertanyaan yang muncul mengenai konsep limit adalah apa yang terjadi
ketika suatu fungsi f (x) mendekati suatu konstanta tertentu. jika suatu fungsi
tidak terdefinisi di suatu titik c , apakah yang akan terjadi jika f ( x)
mendekati titik tersebut. Maka intuisi yang mucul pertama adalah bahwa x
akan mendekati c tetapi x tidak akan sama dengan c . Maka f (x)
akan mendekati suatu bilangan misal L. Karena itu munculah definisi limit

secara intuisi yaitu Untuk mengatakan bahwa lim f ( x ) =L , berarti bahwa


x c

ketika x dekat tetapi berlainan dari c , maka f (x) dekat ke L.

Definisi

Mengatakan bahwa lim


x c
f ( x ) =L berarti bahwa untuk setiap berarti bahwa untuk

setiap >0 yang diberikan(berapapun kecilnya), terdapat > 0 yang


berpadanan sedemikan rupa sehingga |f ( x )L|< asalkan bahwa
0<|xc|< ; yakni

0<|xc|< |f ( x )L|<

B. TURUNAN

Masalah kemiringan garis singgung adalah masalah yang sangat tua dan sudah
muncul sejak masa ilmuwan besar Yunani Archimedes (287-212 SM). Masalah
yang lebih baru, mulai berkembang dari percobaan-percobaan Kepler (1571-
1630), Galileo (1564-1642), Newton (1642-1727), dan lainnya untuk
mendeskripsikan kecepatan sebuah benda yang bergerak, yaitu masalah kecepatan
sesaat (instantaneous velocity). Dan kemudian kemiringan garis pada suatu kurva
dan kecepatan gerak partikel ditemukan oleh Isaac Newton pada akhir 1660. Teori
Newton Fluxions, yang mana menjadi dasar pemikiran limit. Percobaan utama
dibuat oleh Newton dan ...... oleh Gottfried Leibneiz pada tahun 1680, dimana
daerah dibawah kurva dapat dikalkulasi dengan membalikkan proses turunan.
Teknik yang mengagumkan ini, salah satu yang menyelesaikan kesulitan masalah
daerah dengan mudah, yang diketahui sebagai turunan dan integral kalkulus.

Munculnya kosakata turunan sendiri merupakan manifestasi dari pemikiran yang


sama. Seperti yang kita pelajari di kalkulus bahwa kemiringan garis singgung,
kecepatan sesaat, laju pertumbuhan organisme, keuntungan marginal, kepadatan
kawat, dan laju pemisahan mempunyai konsep yang sama. Sehingga untuk
menelaah konsep ini terlepas dari terapan yang beraneka ragam munculah
kosakata turunan.

Definisi Turunan

Misal IR adalah interval yang memuat titik c, dimana f : I R .


Dikatakan bilangan riil L adalah turunan f di c jika diberikan sebarang
>0 terdapat ( ) >0 sedemikian hingga jika xI memenuhi
0<|xc|< ( ) , maka

| f ( x )f ( c )
xc |
L <

Dalam hal ini f dapat diturunkan di c , dilambangkan f ' (c) untuk L .

Dengan menggunakan definisi limit didapatkan

f ( x )f (c)
f ' ( c )=lim
x c xc

Dengan mensubtitusi x = c +h , didapatkan c +h c dengan kata lain


h 0 sehingga diperoleh

f ( c+ h )f ( c)
f ' ( c )=lim
h 0 h
Jika kita melihat kembali apa yang telah dipelajari di kalkulus, f ' (c)
merupakan kemiringan garis singgung pada kurva y=f ( x) di titik
P ( c , f ( c )) . Maka jika suatu fungsi tidak mempunyai garis singgung di titik c,
seperti rapatan, titik lancip, titik yang diskontinu dapat disimpulkan bahwa fungsi
tersebut tidak mempunyai turunan disana.

Lambang Leibniz untuk Turunan

Misalkan variabel berubah dari x ke x+ x . Perubahan yang


berkorespondensi dalam variabel tak-bebas y , akan berupa

y=f ( x+ x )f ( x )

Dan hasil bagi

y f ( x+ x ) f ( x )
=
x x

Menggambarkan kemiringan sebuah garis sekan yang melalui ( x , f ( x ) ) . Ketika


x 0 , kemiringan garis sekan ini mendekati kemiringan garis singgung, dan
untuk kemiringan garis singgung kita menggunakan lambang dy /dx .
Sehingga,

dy y f ( x+ x )f ( x )
=lim = =f ' ( x)
dx h 0 x x

Gottfried Wilhelm Leibniz, sezaman dengan Isaac Newton, menyebut dy /dx


suatu hasil bagi dari dau bilangan yang sangat kecil.

Bentuk lain definisi turunan limit

Jika f : R R dapat diturunkan di c R , maka

f ( c+ h )f ( c)
f ' ( c )=lim
h 0 h

Misal dengan mensubtitusi h=1/n

jika h 0 maka n

sehingga didapat
n
c +1/f ( c)

f

'
f ( c ) =lim

n
c +1/ f (c)
lim (n {f ( } )

Tetapi apakah jika nilai limit ini ada di suatu tutuk c maka f dapat
diturunkan di c ?

Perhatikan fungsi berikut

f ( x )= x

Fungsi ini tidak memiliki turunan di x=0

n
c +1/f ( c)

Tetapi jika kita menggunakan bentuk limit akan didapatkan
f

f ' ( c ) =lim

n
0+1 /f (0)
f ' ( 0 ) =lim (n {f ( } )

n 0
n {0+1/

lim

lim (n {|1/n|})

Seperti yang kita ketahui bahwa n>0 , maka |1/n|=1/n

Sehingga

f ' ( 0 ) =lim ( n {|1/n|} )

lim ( n {1 /n } )

lim 1
1

Kesimpulannya teorema tersebut tidak berlaku sebaliknya. Bagaimanapun


keberadaan limit ini tidak mengimplikasikan ada tidaknya f ' (c) .

Turunan kedua

Apakah definisi turunan tersebut juga akan berlaku untuk turunan tingkat tinggi?.
Sebagai contoh, misal turunan kedua. Artinya turunan dari f ' (x ) . Misalkan
f ' ( x )=g( x ) , sehingga kita akan mencari turunan dari g ( x ) , maka berdasar
definisi

'
g ( x )g ( c ) f ( x )f ' ( c )
f ' ' ( c )=lim lim
x c xc x c x c

Atau dengan mensubtitusi x=c +h maka

f ' ( c+ h )f ' ( c )
f ' ' ( c )=lim
h0 h

Sehingga

f ( c+ h )f ( c ) f ( c )f ( ch )
lim lim
h0 h1 h 0 h2
f ' ' ( c )=lim
x c h

f ( c +h )2 f ( c ) +f ( c h )
lim
h0 h2
'
Jika f dapat diturunkan di c , mengimplikasikan nilai dari limit tersebut
ada. Tetapi apakah berlaku sebaliknya? Apakah jika limitnya ada di c maka
f ' ' (c) ada.

Perhatikan fungsi berikut

f ( x )=xx

Fungsi ini dapat diturunkan dimanapun dan didapat

'
f ( x )=1|x|+ x sgn ( x )

|x|+|x|
2| x|

Seperti yang diketahui bahwa fungsi f ' ( x )=2x adalah fungsi kontinu,
tetapi dia tidak dapat diturunkan di x=0 .

Tetapi jika kita menggunakan definisi limit turunan kedua maka

f ( 0+h ) 2 f ( 0 ) + f ( 0h )
f ' ' ( 0 )=lim
h 0 h2

( 0+h )|0+h|2 ( 0 )|0|+ ( 0h )|0h|


lim
h0 h2

h|h|0+ (h )|h|
lim
h0 h2

0
lim 2
h0 h

lim 0=0
h0

Limitnya ada dan tidak sama dengan atau , tetapi kenyataannya


turunan kedua dari f di x=0 tidak ada. Kesimpulannya nilai limit ada,
tidak menjamin adanya turunan kedua dari f di c .

C. TEOREMA TENTANG TURUNAN FUNGSI

Penggunaan Teorema Charateodory untuk menentukan keberadaan f ' (c) .


Teorema Charateodory merupakan teorema besar yang digunakan untuk metode
pembuktian aturan rantai pada turunan. Yang juga digunakan dalam mencari
turunan fungsi invers.

Teorema Charateodory

Misal f didefinisikan pada interval I yang memuat titik c . Maka f dapat


diturunkan di c jika dan hanya jika terdapat fungsi pada I kontinu di
c dan memenuhi

f ( x )f ( c )= ( x)(xc) untuk xI .
Dalam kasus ini, kita punya ( c )=f '(c) .

Perhatikan fungsi

f ( x )=x 3 untuk x R

Untuk c R ,

x 3c 3=( x 2 +cx +c 2 ) ( xc )

2 2
( x )=x + cx +c memenuhi kondisi pada teorema sehingga dapat disimpulkan
bahwa f dapat diturunkan di c R dan

f ' ( c )= ( c )=c 2+ cc +c 2

2
3c

Aturan Rantai

Misal I,J adalah interval di R , misal g :I R dan f :IR adalah


fungsi sedemikian sehingga f (J) I , dan misal c J . Jika f dapat
diturunkan di c dan g dapat diturunkan di f (c) , maka fungsi komposisi
gf dapat diturunkan di c dan

( g f )' ( c )=g ' ( f ( c ) ) f ' ( c ) . Teorema Rolle

Misal f kontinu pada interval tertutup I [a ,b], dan turunan f' ada
disetiap titik pada interval terbuka (a , b) , dan f ( a )=f ( b )=0. Maka terdapat
minimal satu titik c sedemikian sehingga f ' ( c )=0 .

Teorema Nilai Rata-Rata

Misal f kontinu pada interval I [ a .b ] . dan f mempunyai turunan


pada interval terbuka (a , b) . Maka terdapat minimal satu titik c di
(a , b) sedemikian sehingga

f ( b )f ( a )=f '(c )(ba)

Teorema Darbox
Jika f dapat diturunkan di I [a ,b ] dan jika k adalah bilangan diantara
f ' (a) dan f ' (b) . Maka terdapat minimal satu titik c di (a , b)
sedemikian sehingga f ' ( c )=k .

D. PENERAPAN TURUNAN
1. Dalam Bisnis dan ilmu ekonomi

Penerapan yang dimaksud mencakup biaya marginal, pendapatan marginal,


elastisitas, dan kecenderungan menabung serta konsumsi marginal.

Dalam ilmu ekonomi biasanya untuk menggambarkan variasi suatu kuantitas


y yang berkenaan dengan kuantitas lain x digunakan dua konsep yang
dikenal dengan average dan marginal. Konsep average menyatakan variasi
y pada suatu range nilai x ,

Biaya

Misal y adalah biaya produksi dan pemasaran total dari x unit komoditi, dan
diberikan oleh fungsi

y=f ( x)

Maka biaya rata-rata per unit adalah

y f (x)
=
x x

Jika output ditingkatkan sejumlah x dari suatu aras x tertentu, dan jika
biaya yang bersangkutan dengan kenaikan x adalah y , maka kenaikan

y
biaya rata-rata per unit kenaikan output adalah dan biaya marginal
x
didefinisikan sebagai:

y dy '
lim = =f ( x )
x 0 x dx
Dengan demikian biaya marginal adalah turunan pertama dari fungsi biaya total
y=f ( x) terhadap x dan merupakan tingkat kenaikan dalam biaya total
akibat kenaikan jumlah output.

Contoh

Jika fungsi biaya total adalah

2
y=20+ 2 x +0.5 x

Dimana y menunjukkan biaya total dan x menunjukkan kuantitas barang yang


di produksi. Biaya rata-rata adalah

y 20
y= = +2+0.5 x
x x

Dan biaya marginal adalah

dy
=2+ x
dx

Jadi biaya total meningkat apabila output meningkat; biaya rata-rata per unit
menurun dan kemudian meningkat apabila output meningkat; dan biaya marginal
(tingkat kenaikan biaya total) meningkat apabila output meningkat.

Pendapatan

Untuk suatu fungsi permintaan y=f ( x) di mana y adalah harga per unit
dan x adalah jumlah unit produk, maka penghasilan total R adalah
perkalian x dengan y yaitu:

R=xy =x f ( x )

Pendapatan marginalnya dapat dicari dengan mencari turunan terhadap x dari


fungsi pendapatan total.

dR
=R '( x )
dx

Yang merupakan tingkat perubahan pendapatan sebagai akibat perubahan jumlah


unit produk yang terjual.
Perhatikan bahwa pendapatan rata-rata atau pendapatan per unit juga mewakili
harga per unit, y sehingga kurva pendapatan rata-rata dan kurva permintaan
adalah identik.

Oleh karena x dan y dalam pernyataan kerangka kerja analitis kita

dR
sebelumnya adalah tan-negatif, maka R juga tan-negatif. Tetapi dapat
dx
positif atau negatif. Sekalipun pendapatan total selalu tan-negatif, tapi kurvanya
bisa meningkat atau menurun apabila permintaan meningkat.

Contoh

Andaikan suatu fungsi permintaan

3 x+4 y=10

y adalah harga per unit dan x adalah jumlah unit produk, maka

5 3
y= x
2 4

Pendapatan total adalah

5 3
R=x y = x x2
2 4

Dan penghasilan marginal adalah

dR 5 3
= x
dx 2 2

Elastisitas

Elastisitas suatu fungsi y=f ( x) pada titik x adalah perbandingan tingkat


perubahan y per unit perubahan x :

dy
Ey y x dy
= =
Ex dx y dx
x

Perhatikan bahwa elastisitas dari suatu fungsi bebas dari unit dengan mana
peubah-peubahnya diukur, karena elastisitas didefinisikan dalam terminologi
perbandingan perubahan-perubahan, yang dengan sendirinya akan bebas dari
unit/satuan pengukuran.

Elastisitas adalah suatu konsep penting dalam ekonomi dan digunakan dalam
pelajaran-pelajaran, misalnya, permintaan, penawaran, biaya, dan produktivitas.

2. Dalam Bidang Biologi

Banyak contoh penerapan turunan dalam bidang biologi, misalnya laju


pertumbuhan organisme, laju pertumbuhan tanaman,

Contoh

Misal jari-jari semangka bulat tumbuh dengan laju tetap sebesar 2 cm/minggu.
Ketebalan kulitnya selalu sepersepuluh jari-jarinya. Seberapa cepat isi kulit
berkembang pada akhir minggu kelima? Anggap jari-jari awalnya 0.

Penyelesaian

4 3
Semangka mempunyai volume r ;
3

r
10
r

4 3 4
V= r
3 3

Pada akhir minggu ke lima r=10, jadi

271 3 271 2 271 2 542 3


Dr V = r = r = ( 10 ) = 340 c m
250 250 250 5

Per cm dari pertumbuhan jari-jari. Mengingat jari-jari tumbuh 2 cm per minggu,

542
volume kulit semangka tumbuh sebesar ( 2 ) 681c m3 per minggu
5

3. Dalam bidang Fisika


Sebuah benda bergerak di sepanjang garis koordinat mendatar sedemikian rupa
sehingga posisinya pada saat t dinyatakan oleh

3 2
s=t 12 t +36 t30 disini s diukur dalam desimeter dan t dalam detik

(a) Kapan kecepatan 0?


(b) Kapan keceptan positf?
(c) Kapan titik itu bergerak mundur?
(d) Kapan percepatannya naik?

Penyelesaian

(a) v =ds /dt=3t 224 t+36=3(t2)(t6)


Jadi v =0 pada t=2 dan t=6 .
(b) v >0 ketika ( t2 ) ( t6 ) >0
{t :t <2 atau t >6 } atau dalam notasi interval ( ,2) (6, )
(c) Benda bergerak ke kiri ketika v <0, yaitu ketika ( t2 ) ( t6 ) <0.
Pertidaksamaan ini mempunyai interval penyelesain berupa ( 2,6 ) .
(d) a=dv /dt =6 t24=6 ( t4 ) . jadi a> 0 ketika t> 4 .

E. TEOREMA TAYLOR

Teknik yang sangat berguna dalam analisis fungsi real adalah aproksimasi fungsi
dengan polinomial. Teorema Taylor adalah hasil yang sangat kuat yang banyak
diterapkan. Pernyataan deret pangkat suatu fungsi dalam xx 0 disebut deret
Taylor, diambil dari nama matematikawan Inggris Brook Taylor (1685-1731). Jika
x 0=0 , deret yang berpadanan disebut deret Maclaurin, menurut
matematikawan Skotlandia Colin Maclaurin (1698-1746). Taylor biasa digunakan
untuk estimasi numerik, pertidaksamaan, nilai ektrema suatu fungsi, dan fungsi
konveks.

Teorema Taylor

Misal nN , misal I [a ,b ] , dan misal f IR sedemikian hingga


'
f dan turunannya f , f , . . ., {f} ^ {(n)} kontinu pada I dan f
(n+1)
ada
pada ( a , b ) . Jika x0 I , maka untuk sebarang x di I terdapat suatu
titik c diantara x dan x 0 sedemikian hingga
'' 2 (n ) n ( n+1)
'
f ( x 0 ) ( xx 0 ) f ( x 0 ) ( xx 0 ) f ( c ) ( x x0 ) n+1
f ( x )=f ( x 0 )+ f ( x 0 )( xx 0 )+ ++ +
2! n! ( n+1 ) !

Bukti.

Misal x 0 dan x diberikan dan misal J adalah interval tertutup yang titik-
titik ujungnya x 0 dan x . Kita definisikan fungsi F pada J dengan

( xt )n (n )
F ( t ) f ( x ) f ( t )( xt ) f ' ( t ) f ( t)
n!

Untuk t J . Maka

( xt )n (n+ 1)
F' ( t ) = f (t) jika kita definisikan G pada J dengan
n!

n +1
xt
G (t ) F ( t ) ( xx 0 ) F ( x0 )

Untuk t J , maka G ( x0 ) =G ( x ) =0. Dengan menggunakan Teorema Rolle


maka ada titik c diantara x dan x 0 sedemikian hingga

( xc )n
0=G' ( c )=F ' ( c ) + ( n+1 ) n+1
F ( x0 )
( xx 0 )

sehingga didapatkan

n+1
1 ( xx 0 )
F ( x 0 )= F' ( c )
n+1 ( xc ) n

n+1
n
1 ( xx 0 ) ( xc ) (n +1) f (n +1) ( c ) n +1

n+ 1 ( xc )n n!
f (c ) ( xx 0 )
( n+1 ) !

Maka jika t=x 0 didapatkan


n
' ( xx 0 )
F ( x 0 )=f ( x )f ( x 0 ) ( xx 0 ) f ( x 0 ) f (n ) ( x 0 )
n!

n
f ( n+1) ( c ) n +1 ( xx 0 )
( xx 0 ) =f ( x )f ( x 0 )( xx 0 ) f ' ( x 0 ) n ! f ( n) ( x0 )
( n+1 ) !

( n) n ( n+1 )
'
f ( x 0 )( x x0 ) f ( c ) ( xx 0 )n+ 1
f ( x )=f ( x 0 )+ f ( x 0 )( xx 0 )+ + +
n! ( n+1 ) !

Kita menggunakan notasi Pn untuk n th Polinomial Taylor dari f , dan


Rn untuk sisa. Sehingga kita tuliskan konklusi dari Teorema taylor sebagai

f ( x )=Pn ( x )+ R n ( x )

Dimana Rn ( x ) diberikan sebagai

( n+1 )
f (c ) n+1
Rn ( x ) ( xx 0 )
( n+1 ) !

Untuk suatu titik c diantara x dan x 0 . Rumus untuk Rn menunjuk


sebagai bentuk Lagrange (atau bentuk derifatif) dari sisa. Teorema Taylor
dimungkinkan untuk mengetahui seperti apa galat yang terjadi ketika kita
mengaproksimasi fungsi dengan sejumlah suku dari deret Taylornya.

Jika diberikan fungsi f, dapatkah kita menyatakannya dalam sebuah deret


pangkat dalam xx 0 ? Untuk menjawab pertanyaan ini digunakan teorema
taylor

Misalkan f adalah fungsi dengan turunan semua tingkat dalam interval


( x 0r , x 0+ r ) . Deret Taylor
'' 2
f ( x 0 ) ( xx 0 )
'
f ( x 0 ) + f ( x 0 ) ( xx 0 ) + + menyatakan fungsi f pada interval
2!

( x 0r , x 0+ r ) jika dan hanya jika

lim R n ( x )=0
n

Dimana Rn (x ) adalah sisa dalam Rumus Taylor.


( n+1 )
f (c ) n+1
Rn ( x ) ( xx 0 )
( n+1 ) !

Dan c suatu titik di dalam ( x 0r , x 0+ r ) .

Contoh

Carilah deret Maclaurin untuk sin x dan buktikan bahwa deret itu menyatakan
sin x untuk semua x .

f ( x )=sin x f ' ( x )=cos x f ( 0 )=0 f ' ( 0 ) =1 f ' ' ( 0 )=0

f ' ' ( x ) =sin x f ' ' ' ( x )=cos x f ' ' ' ( 0 )=1
Jadi deret taylor untuk sin x adalah

x 3 x 5 x7
x= x + +
3! 5 ! 7 !
sin

Dan ini valid untuk semua x , asalkan kita dapat menunjukkan bahwa

( n+ 1)
f ( c) n+1
lim R n ( x )= lim ( xx 0 ) =0 sekarang |f (n+ 1) ( x )|=|cos x| atau
n n ( n+1 ) !

|f (n+ 1) ( x )|=|sin x| , sehingga

n +1
|x|
|Rn ( x )| ( n+1 ) !

xn n
Tetapi lim =0 untuk semua x , oleh karena itu x /n! adalah suku ke-
n n!
n dari suatu deret yang konvergen . sebagai akibatnya, kita lihat bahwa

lim R n ( x )=0 .
n

Dimungkinkah bahwa deret Taylor untuk f ( x) konvergen pada suatu interval


tetapi tidak menyatakan f ( x) pada interval tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh
fungsi berikut

Perhatikan fungsi berikut

sin x
f ( x )=
exp x
Deret taylornya adalah

sin x x3 x5
=xx 2 + +
exp x 3 30

3 5 7 3 5 7
x x x x x x
x + + x + +
sin x 3! 5! 7! 6 120 5040
=
exp x x2 x3 x 2 x3
1+ x + + + 1+ x+ + +
2! 3 ! 2 6

x 3 x5
xx 2+ +
3 30

x
exp


cos x exp xsin x exp x

|f ( x )|=
( n+ 1)

|cosexpxsinx x|
|cosexpxsinx x||exp |x +|exp x||exp1 x |+|exp1 x|=|exp2 x| sehingga
cos x sin x

x
exp


n +1
2|x|
|Rn ( x )|
lim R n ( x )=
n

lim R n (x) 0
n

Contoh Penerapan Teorema Taylor

Aproksimasi numerik
Gunakan teorema taylor untuk mengaproksimasi nilai 3 1.3
Misal f ( x )= 3 1+ x , x >1.
x 0=0, dan n=2
2 5
1 1 2
f ( x )= ( 1+ x ) 3
'
3
f ' ' (x )= ( )
3 3
( 1+ x ) 3 kita punya

1 2
f ' (0)= f ' ' ( 0 )= .
3 9

Sehingga kita dapatkan

1 1 2
f ( x )=P2 ( x )+ R 2 ( x )=1+ x x + R2 ( x ) ,
3 9

8
1 ''' 5
Dimana R2 ( x ) = f ( c ) x 3= (1+ c ) 3 x 3 untuk suatu c diantara 0 dan
3! 81
x.
dalam kasus ini x=0.3 , kita dapatkan aproksimasi P2 ( 0.3 )=1.09 untuk

3 1.3.
Pertidaksamaan
Tunjukkan pertidaksamaan
1 1 2 1
1+ x x 1+ x 1+ x misal f ( x )= 1+ x
2 8 2
x 0=0, dan n=2
1 3
1 1 1
f ' ( x )= ( 1+ x ) 2
2
''
f (x )= ( )( )
2 2
( 1+ x ) 2 kita punya

' 1 '' 1
f ( 0) = f ( 0) =
2 4

1 1 2
Sehingga f ( x )=P2 ( x )+ R 2 ( x )=1+ x x + R2 ( x ) ,
2 8

5
1 ''' 3
Dimana R2 ( x ) = f ( c ) x 3= ( 1+ c ) 2 x 3> 0 untuk x> 0
3! 16

1 1 2
Maka f ( x ) 1+ x x
2 8

1 2
Dan karena x >0 untuk x> 0 maka
8

1
f ( x ) 1+ x
2

Jadi
1 1 2 1
1+ x x 1+ x 1+ x
2 8 2

Nilai ekstrem
Teorema.
Misal I adalah interval, misal x0 adalah titik interior dari I , dan
' '' (n )
misal n 2. Asumsikan bahwa turunannya f ,f ,, f ada dan

kontinu di persekitaran x0 dan f ' ( x 0 )==f (n1 ) ( x 0 )=0 dan

f ( n) ( x 0 ) 0 .
( n)
(i) Jika n genap dan f ( x 0 ) >0 , maka f mempunyai relatif
minimum di x 0 .
( n)
(ii) Jika n genap dan f ( x 0 ) <0 , maka f mempunyai relatif
maksimum di x 0 .
(iii) Jika n ganjil, maka f tidak mempunyai relatif minimum atau
relatif minimum di x0 .
DAFTAR PUSTAKA

Bartle, R.G., Sherbert, D.R. (1985). Introduction to Real Analysis. Amerika


Serikat: John Wiley & Sons.Inc.

Kreyszig, Erwin. (1978). Introductory Functional Analysis with


Applications. Amerika Serikat: John Wiley & Sons. Inc.

Varberg, D., Purcell, E.J., Rigdon, S.E. 2007. Kalkulus edisi Kesembilan. Jakarta:
Erlangga

Weber, J.E. Analisis Matematik Penerapan Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:


Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai