Anda di halaman 1dari 40

Hanyut oleh mantera pemikat sukma

Sebagai seorang pimpinan cabang di suatu bank daerah,Yeni mendapat tugas di sebuah daerah yang bar
u menjadi kabupaten di propinsi Sumatera Barat . jika dipikir Yeni tidak suka di pindah ke pulau itu , nam
un tugasnya sebagai pegawai negeri, tidak bisa ditolak, bagaimanapun Yeni tidak ingin karir yang ia rintis
, beberapa tahun ini harus habis Untuk itu mau tak mau ia harus berkorban dan rela meninggalkan sua
minya yang juga bekerja. Mereka suami istri yang masih menjalani masa penganten baru.

Untuk menuju kabupaten tersebut harus ditempuh melalui laut dan naik boat yang setiap minggunya ha
nya ada 1 kali pelayaran. Saat Yeni mulai menempati kantor barunya Beni ikut serta mengantar ke pulau
itu, bagaimanpun ia kawatir akan istrinya yang memang cantik itu, apalagi kalau ia ingat saat menaiki bo
at , hampir semua mata anak buah boat itu memandang terkesima ke pada Yeni. namun Beni tidak men
gambil peduli ia amat mendukung karir istrinya itu.

Sesampai di pulau ,Yeni langsung menuju ke rumah dinasnya di pulau itu., yang mana kehidupan masyar
akatnya memang tergolong masih terbelakang. Selama 1 minggu Beni berada di pulau itu, mendampingi
istrinya yang mulai bekerja di kantor bank pemerintah daerah. Selama satu minggu itupun Beni selalu m
enyirami Yeni dengan kemesraan yang biasa mereka lakukan sebagai suami istri. Beni menyadari Yeni tid
ak akan bisa terlalu sering datang ke kota propinsi, maka jika ia rindu, Beni yang datang ke pulau itu untu
k memberikan jatah sexnya dengan Yeni.

Hingga satu saat Beni mendapatkan tugas belajar ke luar negeri dari kantornya , akibatnya mulai saat itu
komunikasi mereka agak tersendat dan konsekuensinya bagi Yeni, tidak dapat menerima belaian dan ke
mesraan dari Beni seperti biasanya, hanya hubungan telpon yang mereka lakukan.

Satu saat Yeni dengan teman-teman sesama karyawan di bank dimana ia bekerja pulang ke kota propinsi
menggunakan kapal yang biasa mereka tumpangi. Ia diganggu oleh anak buah kapal yang memang sejak
pertama kali Yeni datang, selalu memperhatikannya tindak tanduk Yeni. Salube namanya.

Salube adalah penduduk asli di pulau itu. Salube selalu memperhatikan, mulai saat Yeni dating bersama
Beni dan saat bersama 2 orang temannya yang seluruhnya perempuan yang akan pulang ke kota. Dianta
ra mereka bertiga hanya Yeni yang amat mengundang hasrat para lelaki di atas kapal itu, sedang yang lai
nnya sudah pada berumur dan tidak menarik lagi untuk digoda.

Memang, sosok Yeni, memang selain cantik, juga memiliki tubuh yang semampai, Saat ini Yeni berumur
27 tahun, berkulit putih dengan dada yang padat seimbang dengan bentuk tubuhnya, bentuk bibirnya ju
ga bagus, seolah-olah mengundang setiap pria yang menatapnya untuk mengulumnya. Yeni memiliki leh
er yang jenjang dan di tengkuknya ditutupi oleh rambut halus sehingga menonjol sekali kecantikannya di
tambah sepasang kaki yang panjang bak belalang. Sangat sempurna bak ciptaan seorang maestro pema
tung.

Sedangkan Salube , hanya sebagai anak kapal sungguh amat bertolak belakang, selain kulitnya hitam, pe
ndek dan mukanya amat menakutkan jika terus diperhatikan, belum lagi jika berpapasan baunya amat m
enyengat hidung.

Selama perjalanan pulang itu Yeni tidak mengubris satupun godaan dari Salube. Yeni serasa mau muntah
jika dekat Salube , namun Salube tetap menggodanya, untunglah saat itu jarak dengan kota telah dekat.

Pada saat Yeni akan kembali ke pulau itu untuk kembali bekerja, mau tidak mau Yeni harus menumpang
kapal yang sama. Dan sepanjang perjalanan Yeni amat takut terhadap Salube. Sebagai seorang wanita ia,
tidak mungkin membentak Salube, namun Salube tak berhenti, selalu mencoba menggoda Yeni dengan
kata kata rayuan, agar Yeni mau berteman dengannya.

Yeni membuang muka, ingin rasanya ia mengadukan perbuatan Salube itu kepada nakhoda kapal itu , na
mun itu tidaklah mungkin, mengingat ia bekerja di daerah yang notabene kelahiran Salube. Akhirnya Yen
i mencoba menerangkan ke pada Salube

"Saya mohon jangan di ganggu, soalnya saya telah bersuami dan saya ke sini untuk bekerja , harap dima
klumi,, Yeni menerangkan. Salube hanya senyum, dan berkata,

"Kak,, jangan sombong,, di pulau ini segalanya bisa terjadi, saya tau suami kakak.. sedang tidak ada, na
mun tolong terima saya sebagai kawan dan anggap saya sahabat kakak..... : Salube menerangkan. Denga
n marah Yeni meludah dan berkata

Apa,,, kata kamu...!! kamu kira kamu siapa.. kamu jangan ancam saya seperti itu kamu bisa repot
bapak suami ku orang berpengaruh di kota, kamu bisa di tangkap tau!! kata Yeni sengit. Lalu Salube b
erkata

Baiklah kita lihat saja dalam beberapa waktu nanti kakak pasti bertekuk lutut ke saya minta belas kasi
an kata Salube berlalu. Merah padam wajahnya menahan emosi. Belum pernah ia dipermalukan se
perti itu apalagi ini seorang wanita muda. Yeni diam memperhatikan dengan sudut matanya Salube berl
alu dan tak pedulikan ancaman Salube.

Setelah kejadian itu, seperti biasa Yeni bekerja dan tetap melakukan aktifitasnya di kantornya, Jarak rum
ah dan kantornya tidaklah jauh hanya 5 menit biasa di tempuhnya berjalan kaki. Itu sudah menjadi rutini
tasnya sehari-hari.

Suatu ketika ia bergegas hendak pulang, melangkah terburu-buru keluar dari gedung kantornya. Sesamp
ai diluar kantornya Yeni berpapasan dengan Salube, yang saat itu juga berjalan seorang diri. Cepat Yeni
memalingkan muka tidak ingin bertatapan mata dengan Salube. Tak terpikirkan sedikitpun saat itu Salub
e baru saja kembali dari tempat gurunya untuk minta ramuan pemikat sukma, bagaimanapun ia amat sa
kit hati di lecehkan Yeni.

Dengan mantra dari gurunya Salube mencoba memanggil nama Yeni.Yeni yang sebelumnya melengos,
saat di panggil Salube.terdiam berpaling dan berhenti. Salube berkata,
Yeni kamu mau kemana?.... Entah kenapa Yeni yang sebelumnya amat membenci Salube dan jijik k
epadanya. mendadak menjawab pertanyaan Salube

Saya mau pulang ke rumah sahut Yeni.


"Boleh saya antar ke rumah? Salube berkata.
Silahkan jika tidak keberatan.,

Semua kebencian Yeni saat itu telah sirna dan rasa simpatinya muncul, Yeni tidak menyadari bahwa suk
manya telah dibawah pengaruh Salube. Lelaki itu pun menjejeri langkah wanita muda yang cantik itu. Ke
kakuan mereka telah cair.

Sesampainya di rumah dinasnya , Yeni menyilahkan Salube masuk,

"Silahkan masuk be, duduk saja dulu ya saya kebelakang dulu.. kata Yeni, sambil menutupkan kemb
ali pintu rumah dinasnya yang terletak terpisah agak jauh dari rumah penduduk lainnya. Salube pun dud
uk di ruang tamu sambil terus membaca mantra. Hanya satu keinginannya membalas sakit hatinya, deng
an menaklukkan Yeni.

Di pulau itu Salube amat di takuti, dengan bantuan gurunya hampir telah banyak wanita di pulau itu yan
g ia gauli. Di pulau itu tidak satupun orang yang berani menghentikan perbuatan Salube, ia juga pernah
mengauli seorang dokter yang di tugaskan ke pulau itu beberapa tahun lalu namun sang dokter yang bar
u itu akhirnya pindah tugas ke kota.

Salubepun pernah mengintip saat Yeni berhubungan badan dengan suaminya. Mungkin hal itulah salah s
atu faktor yang mendorong Salube ingin mencicipi Yeni, wanita tercantik yang pernah ditemuinya

Beberapa saat kemudian Yeni datang dan membawa air minum untuk Salube,

"Diminum airnya ya be Lalu Yeni duduk di depan Salube, sambil bertanya,


Dari mana saja be ?
Saya dari kapal" jawab Salube.

Yeni belum sempat salin pakaian kerjanya. Kadang di tengah pembicaran mereka yang akrab tak sengaja
rok kerja Yeni tersingkap. Dan terlihat samar cd merah Yeni oleh Salube. Yeni tidak menyadari bahwa se
jak tadi ujung mata Salube tal lepas dari belahan paha Yeni. Yeni terus saja berbicara mengenai kegiatan
kantornya. Salube menyela,

Yen tukar aja dulu pakaian kamu.". Yeni terdiam, berdiri seperti perintah Salube. Tak ada sedikitpun
dalam pikirannya yang mempertanyakan perbuatannya. Ia lalu melangkah perlahan kekamar. Salube m
engikuti di belakang, Yeni tak berkehendak sedikitpun melarang Salube mengikutinya ke kamar. Padahal
secara logika tidaklah mungkin seorang istri yang baik membiarkan laki-laki yang bukan suaminya mema
suki kamar tidurnya. Tetapi dengan semua mantra yang di punyai Salube hal itu menjadi mungkin. Mantr
a pemikat sukma yang di gunakan Salube telah bekerja dengan baik sesuai keinginannya.
Dikamar, Yeni lalu membuka blouse kerjanya bagian atas. Salube terus memperhatikan dengan seksama,
sambil jakunnya naik turun, tak lama lagi Yeni akan berada di dekapannya. Setelah blouse terlepas dari t
ubuh Yeni yang meninggalkan bh pink 34b yang masih melekat pada tempatnya.

Lalu Salube melangkah ke arah Yeni, menjejeri wanita muda itu. Dari belakang ia belai bahu dan tengkuk
Yeni yang putih licin itu. Bulu-bulu halus di tengkuk Yeni ia ciumi dengan mulutnya sehingga aroma parf
um Yeni yang telah bercampur bau tubuh Yeni menambah nafsu Salube.

Yeni memejamkan mata. Tunduk pada pengaruh gairah Salube. Beni suaminya tidak ada lagi di benakny
a. Sebelah tangan lelaki hitam itu turun di sepanjang garis punggung Yeni, terhenti pada karet BH, Salub
e menarik pengait bh Yeni itu, melepaskan dan membuangnya ke lantai !!! Sehingga kedua payudara Ye
ni menjadi terbuka. Kedua tangan Salube mendekap tubuh outih itu dari belakang, menjalar di permuka
an buah dada yang licin tersebut, meremas dan memilin puting susu dengan gerakan tak terburu-buru.

Ahhdesah lirih Yeni menimpali rangsangan yang diterimanya dari setiap gerakan
Salube. Sementara mulut Salube terus menciumi leher jenjang yang terawat itu, rambut Yeni ia sisipkan
ke pinggir agar dengan mudah ia menciumi tengkuk dan leher yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Seger
a yeni terbakar gairahnya, tubuhnya melemas, menggigil dalam dekapan Salube. Segera Salube pun berti
ndak, memapah tubuh bertelanjang dada tersebut ke ranjang yang ada di kamar Yeni.

Ia rebahkan tubuh mulus Yeni yang mulai di perciki keringat keluar dari setiap, pori pori tubuhnya yang
mulai mengembang. Demikian pula Salube pun ikut naik ke ranjang. Tangan kasarnya kembali menjalar
dan membelai dada putih yang membusung itu sehingga memerah .Yeni telah melupakan ketakutanya k
epada Salube, lupa bahwa ia adalah isteri sah Beni, lupa pada adapt- adapt ketimurannya !!! Anehnya ia
juga tidak merasa jijik kepada Salube, buktinya saat itu dengan leluasa Salube menjamah tubuh mulusny
a dengan rakus.

Mhhhbe.. desis Yeni saat Salube berpindah kekaki Yeni ,ia ciumi jari kaki itu, lalu naik ke
betis dan menuju lutut dan paha Yeni. Ini amat membangkitkan gairahnya yang tak terpenuhi akhir-akhi
r ini. Yeni hanya pasrah, membiarkan Salube yang ambil peranan mengeksplorasi seluruh penjuru tubuh
nya saat itu.

Kini tangan Salube menarik rok kerja Yeni yang masih melekat, meloloskannya melewati batang pahanya
yang putih. Setelah rok itu terlepas ,lalu terpampanglah sepasang paha jenjang yang di tutupi segi tiga p
engaman bewarna merah pada pertemuannya. Cd merah itupun lalu mengikuti nasib rioknya Yeni. Ditur
unkan Salube dari kedua kaki Yeni hingga terlihatlah sejumbut bulu halus yang menutupi lobang vagina Y
eni. Dengan jari tangan Salube beraksi pada tempat itu. Liang itu ia korek, mengurut belahan basahnya,
berulang-ulang.

Ahhh. Yeni merasakan dirinya terbang keawang awang.

Lalu Salube bergerak lagi, daging kecil di belahan vagina Yeni ia pilin. Dan liang itupun kini telah basah, m
enandakan sang empunya terseret daloam gairah yang timbul Sementara itu tubuh Yeni yang telanjang t
elah berkeringat menandakan Yeni telah terangsang hebat. Tubuh putih itu berkali-kali menggerinjal-ger
injal, Rambut legam Yeni yang panjang telah acak-acakan, semrawut oleh gerakan liarnya. Salube berhen
ti, bergerak melucuti seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya. Melangkah mendekat Yeni yang terbari
ng lesu. Mendekatkan penisnya ke wajah Yeni,

Yennn pegang ini punya saya. Yeni diam meragu, tak yakin ia mencoba memegangnya, mengelus
nya perlahan mengikitu bentuk panjangnya. Memandang amat takjub, penis Salube amat besar dan panj
ang, berwarna hitam dengan kepala bajanya cukup lebar. Bergidik ia membayangkan miliknya yang berli
ang kecil dan belum pernah melahirkan. Milik suaminya saja tidaklah terlalu panjang dan besar. Sambil
merebahkan dirinya berlawanan arah Salube mulai beraksi pada vagina yeni, menciumi dan menjilati de
ngan rakusnya belahan yang basah di sela paha Yeni itu. Menjulurka lidah kasapnya mencucupi liang yan
g di kelilingi rambut halus tersebut. Dan Salube meminta Yeni bertindak sama seperti dirinya, mengulum
penis hitam yang telah menjulang di depan wajahnya, siap tembak.

Dengan sedikit jijik Yeni membawa penis Salube itu ke mulutnya dan mulai menjilatinya dan mengulumn
ya maju mundur. Sedang Salube terus memainkan liang kemaluan Yeni, menemulan daging kecil di dala
mnya yang langsung dipilin dengan lidahnya itu. Sesekali tangannya naik keatas meremas buahdada Yeni
yang bergoyang karena gerakan tubuh Yeni menahan gairah. Kurang lebih 18 menit Yeni di perlakukan s
eperti itu dan telah dua kali pula mengalami orgasme, Sedamg Salube yang memiliki ketahanan yang bag
us, baru saat memasuki waktu ke 20 menit ia tak kuasa bertahan, menyemburkankan spermanya di mul
ut Yeni.

Arrgh..geram Salube menandai finis yang telah di capainya. Tubuhnya kejang me


nekan kepala Yeni agar tetap pada selangkangannya. Dan kembali tubuhnya melemas. Segera sesaat set
elah semuanya tumpah ruah di mulut Yeni. Yeni langsung berdiri, berlari kecil ke kamar mandi dan mem
untahkan semua isi mulutnya karena jijik, sebagain sperma Salube yang sempat tertelan olehnya.

Salube diam menunggu Yeni di tempat tidur sambil megelus kembali penisnya supaya tegak kembali unt
uk siap pada permainan yang sesungguhnya.. Ia yakin Yeni tidak akan kuasa menolak pengaruhnya.

Beberapa saat kemudian Yeni kembali masuk ke kamar dan duduk di pinggiran ranjang. Salube kembali
merangsang nafsu Yeni dengan memilin puting buahdada Yeni sehingga puting itu tegak menantang me
nandakan Yeni sudah kembali bergairah. Lalu tangan Salube merengkuh pinggang Yeni dan salah satu jar
inya telah amblas masuk ke dalam lobang vagina Yeni. Yeni tak menghentikan perbuatan Salube. Gairah
yang tadi melandanya kini telah kembali, mengoda hasrat kewanitaannya yang belum tersalurkan seutu
hnya.

Ouhhh.be..lagi.. rintih Yeni tunduk pada keinginan tubuhnya yang dibawah pengaruh m
antra pemikat sukma yang di miliki Salube.

Salube menginginkan permainan ranjang iitu lanjutkan dengan penetrasi. Kemudian Salube merengkuh s
ebuah bantal dan meletakkannya di bawah pinggul Yeni, sehingga belahan vagina Yeni terbuka menanta
ng, namun Yeni kembali menutupkannya dengan merapatkan kedua kakinya, sambil berkata,

Be,,, saya tak ingin kamu masukan punyamu ke dalam, saya takut hamil saat ini saya tidak memakai al
at kb... Yeni yang meskipun tengah di liputi nafsu masih sempat berpikir untuk tidak mau beresiko den
gan hubungan sex dengan Salube, ia kawatir akan hamil, jika dengan Beni ia tidak ambil peduli. Ia masih
menginginkan hubungannya dengan Beni tetap normal dan tetap setia dengan lembaga perkawinannya.
Lalu Salube berkata,

Tenang saja , kamu tak kan hamil..percayalah, nah buka lagi Yennn. sambil tangannya menyiba
kkan kedua kaki Yeni yang berbetis indah itu. Setelah kedua kaki Yeni terbuka , lalu ia lipat ke atas ke dad
a Yeni dan penisnya yang sedari tadi telah tegak menjulang ia arahkan ke bibir vagina Yeni.

Agak hati-hati ia geserkan penisnya menyusuri belahan vertikal itu, menempatka kepal bajanya di permu
kaan belahan milik yeni. Yeni hanya dapat menahan nafas, menyadari sebentar lagi vaginanya akan di ad
uk - aduk penis Salube yang amat kekar itu. Salube mendorong, meyibakkan belahan vagina Yeni dengan
kepala penisnya, memaksa vagina sempit itu membuka, menerima batang liat yang tak berhenti mende
sak masuk.

Ufhhhh..Be.. erang Yeni, merasakan vaginanya membuka di luar biasanya, memaks


a daging lembut itu meregang semaksimal mungkin. Penis Salube telah terbenam setengahnya dan ia ta
k berhenti mendorong, Yeni sesengukkan menahan perih di liangnya

auuggggghhhhh,,,,,auuuuuhhh,, sakit... Salube!!.... keluh Yeni. Salube tidak memperdulukan kesa


kitan Yeni, menggenjot terus pinggulnya sehingga seluruh penisnya masuk terbenam kedalam vagina Ye
ni.

Ahhhh.Be.. jerit Yeni. Penis Salube amblas di telan belahan vaginanya. Menyentuh da
sar liang tersebut. Salube mulai menggenjot membuat Yeni amat tersiksa karenanya, inilah saat-saat yan
g diingini Salube,, ia penasaran saat melihat Yeni bersetubuh dengan suaminya , amat mempesona Salub
e, maka terus ia genjot, telah 20 menit waktu berlalu. Yeni hanya merintih, mengerang antara rasa ngilu
dan kesangat nikmatan yang tercipta oleh gesekan dinding dalam vaginanya yang digosok oleh batan
g liat Salube. Bergerak seperti piston sebuah mesin, naik turun dalam ritme yang teratur. Tubuhnya seol
ah di paku di ranjang oleh penis kekar Salube.

Salube berkehendak melampiaskan nafsunya ke pada Yeni karena amat cemburu saat melihat Yeni bers
ebadan dengan Beni, di kamar dan ranjang yang sama. Bagaimanapun Salube termasuk type laki2 hyper
sex yang sanggup bertahan lama dalam berhubungan sex, apalagi dengan wanita secantik Yeni nafsunya
makin menggila.

Erangan dan rintihan disela kecipak pertemuan kelamin mereka silih berganti berkecap-kecap. Saling me
macu berkejaran di sirkuit birahi, bersigegas mencapai finish. Keringat membasahi ke dua tubuh telanjan
g yang amat kontras itu, sedang berdempet ketat. Tubuh putih mulus Yeni di tunggangi oleh tubuh hita
m yang berbulu milik Salube.

Ahh..Ahh.Ah..pekik yeni berulang kalim Kedua matanya tak menampakkan bagian hitamnya
. Menngelepar dalam kehampaan yang melambungkan perasaanya.

Pada menit ke 25

Setelah entah ke berapa kalinya Yeni menggelepar di landa puncak klimaks, yang tak pernah ia dapatkan
dari Beni suaminya barulah Salube menyemburkan kan spermanya yang banyak kedalam vagina Yeni, di
ikuti dengan sentakan-sentakan tubuhnya mendorong. Membenamkan penisnya sedalam mungkin pada
otot halus vagina Yeni yang bergerak memijit dan mengurut.dalam klimaksnya. Sedang Yeni sejak tadi t
elah beberapa kali mengalami klimax orgasme, telah lemas sehingga ia tidak menyadari bahwa Salube te
lah menumpahkan spermanya dalam rahimnya. Setelah itu Salube terhempas menggelosoh di atas tubu
h Yeni yang mulus itu dengan penis yang masih di dalam vagina Yeni.

Salube lalu tertidur beberapa saat, sedang di luar rumah mereka hari hujan dengan deras. Menjelang pa
gi Salube, maupun Yeni kembali mengulang permainan ranjang itu. Yeni yang awalnya malu-malu dan a
mat jijik kepada Salube, sejak saat itu aktif ikut mengambil peranan dalam memuaskan nafsunya. Tidak s
egan-segan Yeni kini mengulum dan menjilati setiap inci tubuh Salube. tidak kecuali penis Salube. Sejak k
ejadian itu mereka selalu melakukan hubungan sex di setiap kesempatan. Mereka melakukannya di rum
ah Yeni atau di gubuk Salube di hutan bakau pulau itu.

Perbuatan Yeni ini tidak ada yang mengetahui, tidak jugah temannya di bank, hanya ia dan Salube yang
mengetahui sampai dimana affair mereka.

Selama Beni masih tugas belajar di luar negeri, Yeni dan Salube tidak pernah absen melakukan hubunga
n sex. Yeni menyadari, kawatir akan hamil namun Salube menuturkan bahwa ia telah melakukan sterilisa
si, sehingga Yeni tidak akan hamil.

Sampai Beni pulang dari luar negeri pun Yeni tetap melayani Salube, baginya Salube amat perkasa dan ja
ntan.

rena gadis smu yang menggairahkan

Pembaca sekalian perkenalkan nama ku Roy sampai sekarang aku masih melanjutkan kuliah di sebuah u
niversitas di Magelang.
Umur ku masih 20 tahun. Cerita ini berawal ketika aku dan teman ku Ronald, Jefry dan rudi yg senang be
rmain game online ataupun sekedar bermain internet, membuka sebuah game centre dan warnet yg terl
etak di daerah Magelang utara. Pada dasarnya sih kami membuka usaha itu cuman iseng-iseng aja. Yah d
ari pada nga ada kerjaan ataupun malah menghabiskan uang untuk main game atau main internet di te
mpat lain, mendingan buat sendiri toh bias nambah nambah uang buat jajan dan beli rokok.

Belum lama usaha kami buka, kami seperti setengah kaget dan senang.
Bagaimana kami tidak senang, kebanyakan user kami adalah cewek-cewek SMU dengan postur tubuh yg
sangat mempesona, bahkan bisa di ibarat kan buah apple yg siap di petik. Dan juga masih banyak gadis-
gadis muda yg main ke tempat kami. Dengan keramahan teman-teman yg selalu sopan dan romantis dal
am melayani pelangan, yah kami memang cukup professional. Bahkan postur tubuh kami dah wajah ka
mi juga cukup lumayan mungkin itu juga salah satu factor yg membuat mereka tertarik untuk selalu data
ng berkunjung.

Di antara gadis-gadis yg masih segar itu ada satu yg sangat istimewa di mataku dan teman-temanku. Na
ma nya Rena dia cukup cantik, bukan hanya cantik, luar biasa mungkin dan istimewa tentu nya. Terkada
ng dia datang dengan Karina, Monica dan Cindy teman-teman rena yg juga tidak kalah cantik, tapi lebih i
stimewa Rena tentu nya.dan akhir nya suatu kesempatan, dia datang sendiri ke tempat kami. Ketika dia
baru duduk aku sapa,
loh temen nya mana Rena,
dia hanya menjawab,
dah pada balik, pada mau les katanya.
Lalu aku berbalik ke mejaku dan berusaha mencuri-curi untuk sekedar melihat lekuk tubuh nya dari balik
monitor computerku.

15 menit sudah aku memandang nya, eh dia membalas pandangan ku,


aku kaget juga jangan-jangan dia marah, eh dia malah tersenyum.
Karena penasaran dia sedang apa aku mencoba melakukan remote anything ke computernya, yah kami
biasanya menyebutnya dengan kata-kata SPY, gitu deh bahasa gaulnya.aku kaget juga setelah tau bahwa
dia membuka situs-situs yg berhubungan dengan sex dan pornografi. Mukaku memerah, entah suka ata
u benci, tp yg jelas kaget sekali. Dengan nekat kucoba mendekati computernya, lalu kutanya dia,
hayooooo Rena lagi buka apa,
Karena tanpa persiapan dia langsung kelabakan seperti di anak ayam kehilangan induk nya dan dengan c
epat dia menutup kolom situs-situs tersebut. Tapi dengan cepat aku menjawab,
nga papa lah ama gue ini, nyantai aja lagi.
Langsung saja muka dia memerah, entah malu atau takut.
lalu dia menjawab,
emang nya tadi Roy liat Rena lagi buka apa?, tanyanya.
liatlah, nga perlu ke sini juga Roy bias liat dari computer roy ,
jawab ku sambil mengedipkan mata, lalu dia tertawa kecil dan tersenyum manis seperti gadis yg masih p
olos. Lalu dengan cepat aku tidak menyia nyiakan kesempatan ini aku langsung berkata,
mau di temenin nga Rena biar Roy cariin situs2 yg lebih bermutu.
Dia diam sejenak lalu menjawab,
ya udah Roy duduk di sebelah Rena aja,
katanya lembut penuh arti.
Waduh bakalan seru nih batin ku, untung aja temen-temen ku yg lain pada bermain basket di dekat situ,
jadi semuanya lancar tanpa hambatan. Kami sempet ngobrol sejenak, dan dari situ ku ketahui bahwa dia
anak pejabat di kota ini, dalam batin ku aku berkata wah ternyata anak pejabat neh.
Lalu mulai kucarikan dia situs situ porno yg belum pernah dia lihat,
kulihat raut muka nya berubah seperti cacing kepanasan tangannya tak bisa diam, aku lihat dia sangat te
rangsang dengan gambar-gambar dan video yg aku carikan lewat internet. Wah cepet honey dia batinku,
lalu tak kubiarkan dia hanya melihat saja, lalu aku berbisik,
Ren dari pada liat, punya ku nganggur neh, kan sayang klo di diemin, ia kaget kukira dia marah.
Eh ternyata dia malah lansung memegang senjataku yg dari tadi sudah on ketika aku duduk di sebelah n
ya, kontan saja aku kaget dan senang. Lalu dengan cepat aku juga merangsang dia dengan memegang pa
yudara yg sangat indah itu dari belakang.
Untung warnet lagi sepi batinku dalam hati, aneh nya saat itu tak ada satupun pelanggan yg datang, yah
mungkin di karenakan hujan yg cukup deras. Kulihat dia kurang puas memegang senjataku jika terhalang
oleh celana pendek ku, lalu dia mencoba memelorotkan celana ku hingga batang kemaluan ku bisa dala
m posisi enak untuk di kocok oleh tangan nya yg lembut itu.dan dia berkata,
Roy punya kamu gede juga ya,
Aku hanya terdiam.
Tanpa sadar aku sangat menikmatinya,
hingga aku hampir berteriak ah uchhhh ahhh terus Ren lalu Rena dengan cepat menutup mulutku d
engan ciuman bibir nya yg lembut dan sangat sensual itu. Wah untung sepi coba klo banyak orang tadi di
sini bakalan berabe batin ku. Setelah dia puas dia mencium bibirku,
dia melanjut kan dengan menciumi kemaluan ku, sungguh luar biasa gadis anak pejabat yg masih polos i
ni melakukan hal-hal dalam sex yg sangat mengairahkan.

Aku di buat sangat puas oleh nya bahkan aku dibuat tak berdaya,
10 menit kemudian aku mengangkat kepalanya dan aku bisikan mesra di telinga nya, Ren gantian masak
kamu terus yg muasin aku kamu kan belom puas, dia tersemyum pertanda iya. Langsung saja aku puaska
n dia di antara sekat-sekat yg menjadi pembatas di antara computer computer di warnet ini. Dia kulihat
sangat menikmati permainan ku,
aku mencoba sedikit membuka baju nya untuk melepas Bh nya.
Karena kami melakukan nya di tempat umum aku mencoba untuk menahan diriku untuk tidak mencoba
menelanjanginya, sehingga aku tetap merangsang payudaranya di balik seragam sekolah nya, tanpa bisa
melihat payudaranya yg berukuran 34 b itu. Dia terdengar mendesah lembut dan sangat sexy,
ah ah..u ah..hhhhhh.ahhhhh terdengar dari mulut nya.
Berkali kali ku pilin putting nya dia mengelinjang hebat sekali,dan merancau tidak karuan.
ah uh. roy terus sayangggggroyyyahhhhhh.
Setelah merangsang buah dada nya aku langsung mencoba mengelus vagina nya dengan jari ku, karena
dia memakai rok SMUsehingga tidak sulit untuk melakukan nya.Kurasakan vagina nya sudah sangat basa
h di karenakan rangsangan ku di buah dada nya tadi, bulu-bulu kemaluanya juga kuraba, wow sangat rap
i batin ku. Aku berusaha tidak memasukan jari ku ke vagina nya karena dia masih perawan.
Kucoba merangsang dia lewat gesekan-gesekan lembut di tangan ku,
kurasakan badannya kejang dan keringat keluar dari seragam sekolah nya yg tanpa memakai Bh itu.
Dia berulang kali mendesah,
Roy ampunnNn Roy sayang YUyy nikmatttTTttt.
Padahal itu Baru kugesek dengan tangan bagaimana klo kumasukan senjataku ke dalam vagina nya batin
ku.
Setelah 10 menit melakukan itu dia berteriak.
ahhhhHH..hhhhh SSSshhhhhh,
dan seketika itu juga dia mengalami orgasme pertamanya.
Kemudian dia terkulai lemas di pelukanku, sambil membelai dia aku membenarkan posisi celanaku dan d
ia juga mencoba membenarkan letak posisi seragam dan rok nya itu.
Lalu aku mengambilkan air minum untuk dia lalu berkata,
yah gitu aja dah jebol gimana klo ML bisa-bisa Rena nga bisa bangun 2 hari gara-gara kehabisan stami
na dong. Candaku.
Lalu dia menjawab,
eh enak aja kan tadi baru training, jadi ya butuh pelatihan dolo kayak tadi.
Aku hanya tertawa kecil, eh malah dia langsung bilang Roy mau njarain Rena yang lebih expert lagi nga,
klo mau abis ini aja kita pergi mau nga tanya nya. Sejenak aku berpikir tapi langkah langkah kaki datang
menuju tempat itu dan kulihat wajah wajah teman-teman ku muncul, diantaranya Ronald, Jefry dan Rud
i.
Langsung saja kusapa,

abis basket kalian,


dengan tersenyum Jefry hanya menjawab,
dari pada ngurusin basket mendingan ngurusin Rena.
Mereka pun semua tertawa dan kulihat Rena juga tersenyum nakal dan berusaha menunggu jawabanku.
Lalu setelah teman-teman ke belakang aku bisikan ke telinga Rena ya udah tar gue ajarain yg lebih hot l
agi ya, Rena tersenyum dan aku pergi berkemas untuk pergi bersama dengan rena.

Setelah itu kami pergi dengan meminjam mobil milik Ronald.


Dalam perjalanan aku bertanya,
mau kemana ini Ren,
dia menjawab.
di rumah Rena aja kan Papa Mama sedang pergi ke Jakarta kak Adi sedang ke Jogja,
aku kaget dan berkata,
bener nih di rumah mu,
iya bener katanya.
Setelah kami sampai di rumah nya aku kaget juga dengan rumah nya yg besar seperti istana itu wah ged
e banget rumah nya dan juga indah.
Setelah memarkir mobil ku aku di bimbing Rena untuk masuk ke rumah nya.Wah tampak nya dia terlihat
tidak sabar.
Lalu aku menunggunya mandi sambil nonton tv dan menikmati hidangan yg sangat enak, kayak Raja nih
batin ku.
Setelah dia selesai mandi, ia menghampiri ku hanya dengan memakai handuk yg dia balutkan di tubuh n
ya, ketika melihat nya,
tenggorokanku seperti tidak dapat menelan kue-kue yg tadi aku makan, dan dengan segera Rena menga
mbil jus jeruk yg ada di meja kamar nya lalu meminumnya, setelah itu mencium bibir ku dan mengalirka
n jus jeruk yg telah dia minum tadi seolah-olah induk yg memberikan makan anak-anak nya.

Setelah itu dia membuka handuk nya yg tadi membungkus tubuh nya yg putih mulus dan sexy itu. wah p
ayudara nya benar-benar luar biasa kencang dan besar, tak kusangka anak SMU kelas tiga sudah semata
ng, bulu-bulu halus yg ketika di warnet tadi aku pegang, aku bisa melihatnya dengan jelas. Sungguh pem
andangan yg luar biasa.
Tanpa segan-segan lagi dia memintaku untuk men servicenya.
Dia berkata,
ayo kok malah diem katanya mau ngajarin,
ucapnya,
aku berkata kamu
kamu cantik banget Ren tubuh mu juga sexy.
Tanpa menunggu dia bicara langsung saja kubenamkan kepalaku di payudaranya itu dan mencoba untuk
merangsang salah satu bagian sensitife itu, lalu dia mulai mendesah seperti tadi,
ah OuchHhh uhhhhhh Ahhhhhh..,
dia sangat menikmatinya bahkan sesekali dia menjambak rambut ku,
kulihat payudaranya sangat kencang dan kenyal sekali sesekali aku meremas-remas nya dan aku pun jug
a sangat menikmatinya, payudara yg indah. Lalu kuteruskan dengan menciumi bagian kewanitaan nya,
dia terlihat memejamkan mata sangat menikmatinya, dan dia meremas remas payudaranya sendiri men
coba merangsang tubuh nya sebaik mungkin. ketika clitoris nya ku hisap-hisap dia sangat kewalahan dan
berteriak-teriak,
roy aduhh Enak ah ouchhhh ahhhHh uhh.
5 menit kemudian, giliran dia merangsang diriku.kulihat dia mengocok penisku dengan lembut dan men
ghisapnya bagaikan permen lollipop yg sangat manis,
ohh ahhhhhhh hahhhh,
aku sangat menikmatinya, dia menjilati batang kemaluan dan tidak ketinggalan buah zakar ku juga ikut d
ia hisap.
Aku sudah tak bias berkata apa apa lagi selain menikmati permainanya. Ketika aku hampir memuntahka
n laharku aku mencoba melepaskan senjataku dari hisapan nya dan gengamannya, lalu kubaringkan dia
diranjangnya dan aku berbicara mesra,
tahan ya sayang, pertama-tama sakit tp nanti juga enak kok,
kataku. Dia mengangguk pertanda iya. Kucoba membobol vagina nya ternyata sangat sulit, pada usaha p
ertama melesat dan setelah ku
oleskan kream di vaginanya, pada usaha ketiga aku berhasil memasukan separo penis ku ke dalam kemal
uannya.
Dia menjerit kesakitan,
Royy sakitT Royyyyyy ampunnNnNnnnnn,
jerit nya, tapi aku tetap melakukannya dan bless seluruh batang kemaluan ku sekarang berada di dalam
nya bersamaan dengan percak-percak darah keperawanannya.
Kubiarkan diam sejenak supaya vaginanya terbiasa menerima kehadiran benda asing itu, setelah kurasak
an vaginanya bisa menerima penisku, kucoba menarik maju mundur.
Jeritan sakit yg tadi dia ucapkan berganti dengan desahan-desahan wanita yg sedang mengalami persetu
buhan yg sangat nikmat.dan tidak henti-henti nya dia selalu mendesah dan setengah berteriak.
ah terus Roy Sayang kocok terus bikin Rena puas ah ouchhhhh shhhhh terus kocok jangan berhenti sa
yangggg ,
rancau nya, aku juga sangat menikmati denyutan-denyutan di dalam vaginanya itu, gerakan menghisap y
g sangat nikmat sekali di alami oleh penis ku kemudian aku membalikan posisinya supaya kami bisa mela
kukan doggy style.
Lalu ku suruh dia berdiri dan bersandar di depan kaca meja rias nya dan kumasukan senjataku dari belak
ang sehingga aku bisa menikmati keindahan tubuh nya dan payudaranya serta paras cantik wajahnya da
ri kaca tersebut.
15 menit kejadian itu berlangsung ku dengar dia berteriak,
ahhhh roy aku keluarrrrrrrrrrr.,
oh tampak nya dia baru saja mendapatkan orgasme pertamanya.
Kucabut penisku dari dalam vaginanya dan membiarkan Rena istirahat sebentar.

Setelah cukup istirahat.dia mengajakku untuk melanjutkan nya di kamar mandinya yg seperti kolam rena
ng itu karena sangat luas.
Kontan saja Karena terburu nafsu aku langsung tancap gas dan segera memasukan penis ku ke dalam va
gina nya yg merah merekah itu.
aku sangat menikmati guyuran shower yg membasahi tubuh kami,seolah-olah membasahi jiwa yg kekeri
ngan akan kehausan sex.
Rena terus merancau dan akhirnya aku sangat merasakan kenikmatan yg luar biasa, penis ku yg dari tadi
di sedot kurasakan sangat membengkak dan mencapai klimaks sampai ubun-ubun rasanya,
aku berteriak,
Rena aku mauuuuuuu keeee luuu arrrrrrrrrrrrrrrrrr mauuu diii kelluariinnn dii mannna.jeritku menaha
n nikmat,
dia sambil ngos-ngosan bilang
di dalam ajjjaaaaa,
lalu aku berkata,
nga papa rennn,
rena menjawab,
laggiii masaaaaaa tiiiidakkk suburrrrrr,
dan rena juga tampak merancau lagi dan berteriak,
yaaaa uuu daaa hhhhh kii taaa ssssaaammaa saaammaaaaaaaaaaaaaaaa.
Aku tak dapat menahan lagi dan jebolah pertahananku kusemburkan maniku di dalam vaginanya dia jug
a tampak mencapai orgasme keduanya.
Setelah itu dia masih menjilati kemaluanku dan membersihkan sisa-sisa
maniku, lalu kami mandi bersama.
Setelah selesai aku pamit pulang, aku pamit dengan mengecup kening Rena dan berkata pelajaran nya u
dah cukup kan, dia hanya tersenyum dengan lembut sungguh seperti gadis yg sangat polos dan berkata ,
Roy besok kesini ya ajak Ronald, Jefry ama Rudi, jangan lupa loh .
Aku cukup bingung kok ngajak yg lain segala ya batin ku.

Lalu selepas jam 6 malam esok nya kami ber 4 berkunjung ke rumah rena. Betapa kaget nya kami ketika
di sana kami di sambut dengan mesra oleh keempat gadis yg sangat cantik di antaranya Karina,
Monica, Cindy dan Rena tentunya, lalu tanpa basa-basi lagi mereka berkata.
wah wah kak roy jahat kok kita kita kemaren nga di ajak sech yg di ajak cumin Rena aja,nga suka ya ma
kita kita ,
kontan saja aku sendiri kaget.
Dan teman temanku juga ikutan binggung,
lalu tanpa rasa malu rena
menjawab roy kemaren ma aku ML loh.
Aku kaget kenapa dia membuka rahasiaku tapi sebelum aku sempat bicara rena menjawab
jadi hari ini Ronald, Jefry ama Rudi ngajarin Karina , Monica and Cindy, terus Rena tentunya ama roy d
ong,
katanya.
Tentu saja teman- teman ku nga jadi marah malah jadi senang, alu aku berkata dalam hati wah rejeki me
reka juga neh. Lalu kami pergi ke daerah Kaliurang dah menyewa sebuah villa di sana dan melewati hari
dan malam penuh akan nafsu, gairah dan kehausan akan sex.

Dan sampai sekarang jika ada waktu kami masih melakukan nya baik di kamar mandi warnetku, di ruma
h Rena, di hotel atau villa.
Bahkan sekarang banyak pelanggan wanita ku menjadi kekasih ku hanya untuk semalam/one night stand
.begitu juga dengan teman-teman ku Ronald, Jefry dan Rudi mereka juga kalang kabut menerima order
dari para wanita yg kesepian. Tapi atas dasar suka sama suka, maaf kami bukan Gigolo.
Sekian kisah ku lain kali aku lanjut kan dengan kisah ku dengan para pelanggan net ku , wilda, ima, susy d
an masih banyak lagi, baik itu pengalaman sex party ataupun one on one

di ruang uks

Mereka semua mulai melepas semua pakaian mereka, dan ternyata penis penis merekaxiy sudah
ereksi dengan gagahnya, membuat jantungku berdegup semakin kencang melihazlyrt penis penis
itu begitu besar. Girno mengambil posisi di tengah selangkanganku,zu sementara yang lain mele
paskan ikatan pada kedua pergelangan tangan dan kakiku.dkvm Girno menarik lepas celana dala
mku, kini aku sudah telanjang bulat. Tubuhku yanbgeg putih mulus terpampang di depan mereka
yang terlihat semakin bernafsu.

"Infbdah sekali non Eliza, memeknya non. Rambutnya jarang, halus, tapi indah sekali",xzo puji
Girno. Memang rambut yang tumbuh di atas vaginaku amat jarang dan halus. Syijemakin jelas a
ku melihat penis Girno, yang ternyata paling besar di antara merekuzsa semua, dengan diameter
sekitar 6 cm dan panjang yang sekitar 25 cm. Aku menatalup sayu pada Girno.
"Pak, pelan pelan pak ya.." aku mencoba mengingatkan Girno, ymdtxjang hanya menganguk sa
mbil tersenyum. Kini kepala penis Girno sudah dalam posisiwz siap tempur, dan Girno mengges
ek gesekkannya ke mulut vaginaku. Aku semakin terwfangsang, dan mereka tanpa memegangi p
ergelangan tangan dan kakiku yang sudah tidyoezak terikat, mungkin karena sudah yakin aku ya
ng telah mereka taklukkan ini tak aprkan melawan atau mencoba melarikan diri, mulai mengerub
utiku kembali.

Kedua pjtyibayudaraku kembali diremas remas oleh Hadi dan Yoyok, sementara Urip dan Soleh
beqtrgantian melumat bibirku. Rangsangan demi rangsangan yang kuterima ini, membuat drheak
u orgasme yang ke dua kalinya. Kembali tubuhku berkelojotan dan kakiku melejanrastfg lejang,
bahkan kali ini cairan cintaku muncrat menyembur membasahi penis Girnoxj yang memang seda
ng berada persis di depan mulut vaginaku.
"Eh.. non Eliza inifslbo... belum apa apa sudah keluar 2 kali, pake muncrat lagi. Sabar non,kenik
matan yobuwang sesungguhnya akan segera non rasakan. Tapi ada
bagusnya juga lho, memek nonyzw pasti jadi lebih licin, nanti pasti lebih gampang ditembus ya",
ejeknya sambil uynvmulai melesakkan penisnya ke
vaginaku.
"Aduh.. sakit pak" erangku, dan Girno onberkata "Tenang non, nanti juga enak".
Kemudian ia menarik penisnya sedikit, dzuban melesakkannya sedikit lebih dalam dari yang tadi
. Rasa pedih yang amat sangatpc melanda vaginaku yang sudah begitu licin, tapi tetap saja karen
a penis itu terlqvrybalu besar, Girno kesulitan untuk menancapkan penisnya ke vaginaku, namun
dengan tmfphpenuh kesabaran, Girno terus memompa dengan lembut hingga tak terlalu menyaki
tikmutwsu.

Lambat laun, ternyata memang rasa sakit di vaginaku mulai bercampur rasa nxajqikmat yang lua
r biasa. Dan Girno terus melakukannya, menarik sedikit, dan menusujodkkan lebih dalam lagi, se
mentara yang lain terus melanjutkan aktivitasnya sambilstfj menikmati tontonan proses penetrasi
penis Girno ke dalam vaginaku. Hadi dan Yoymbrkwok mulai menyusu pada kedua puting payu
daraku yang sudah mengeras karena terus moqzpsenerus dirangsang sejak tadi. Tak lama kemudi
an, aku merasakan selangkanganku sabidsmkit sekali, rupanya akhirnya selaput daraku robek.
"Ooohhh... aaaauuugggh... hynngggkk aaaaagh..." Aku menjerit kesakitan, seluruh tubuhku men
gejang, dan air maoktaku mengalir, dan kembali aku merasakan keringatku mengucur deras. Aku
ingin mervqronta, tapi rasa sesak di vaginaku membatalkan niatku. Aku hanya bisa mengerang,u
jk dan gairahku pun padam dihempas rasa sakit yang nyaris tak tertahankan ini.
"nejAduh.. sakit pak Girno... ampun", erangku, namun Girno hanya tertawa tawa puas kzyarena
berhasil memperawaniku, dan yang lain malah bersorak, "terus.. terus..". Agdhku menggeleng ge
lengkan kepalaku kuat kuat ke kanan dan ke kiri menahan sakit, sosdementara bagian bawah tub
uhku mengejang hebat, tapi aku tak berani terlalu banyagkoxk bergerak, dan berusaha menahan l
ejangan tubuhku supaya vaginaku penuh sesak itmivou tak semakin terasa sakit. Namun lumatan
penuh nafsu pada bibirku oleh Urip ditryfambah belaian pada rambutku serta dua orang tukang s
apu yang menyusu seperti anamogck kecil di payudaraku ini membuat gairahku yang sempat pad
am kembali menyala.

eol Tanpa sadar, dalam kepasrahan aku mulai membalas lumatan itu. Girno terus memperjrdalam
tusukannya penisnya yang sudah menancap setengahnya pada vaginaku. Dan Giephdrno meman
g pandai memainkan vaginaku, kini rasa sakit itu sudah tak begitu kurasluakan lagi, yang lebih k
urasakan adalah nikmat yang melanda selangkanganku. Peniswrcel itu begitu sesaknya walaupun
baru menancap setengahnya, dan urat urat yang berdkaenyut di penis itu menambah sensasi yan
g luar biasa. Sementara itu Girno mulai mtraneracau, "Oh sempitnya non. Enaknya.. ah...", sambi
l terus memompa penisnya sampasyqbui akhirnya amblas sepenuhnya, terasa menyodok bagian t
erdalam dari vaginaku, munnravgkin itu rahimku. Aku hanya bisa mengerang tanpa berani meng
geliat, walaupun akuijnb merasakan sakit yang bercampur nikmat.
Mulutku ternganga, kedua tanganku mencjsiqgengkeram sprei berusaha mencari sesuatu yang bi
sa kupegang, sementara kakiku teroxlasa mengejang tapi kutahan. Aku benar benar tak berani ba
nyak bergerak dengan peomscnis raksasa yang sedang menancap begitu dalam di vaginaku.

Dan setelah diam ujtwyntuk memberiku kesempatan beradaptasi, akhirnya Girno memulai pomp
aanya. Aku menhqeugerang dan mengerang, mengikuti irama pompaan si Girno. Dan erangangk
u kembali tdrertahan ketika kali ini dengan gemas Urip memasukkan penisnya ke dalam mulutku
yvjxmang sedang ternganga ini. Aku gelagapan, dan Urip berkata "Isep non. Awas, jangacdxzn
digigit ya!" Aku hanya pasrah, dan mulai mengulum penis yang baunya tidak enakxn ini, tapi la
ma kelamaan aku jadi terbiasa juga dengan bau itu. Penis itu panjanesyug juga, tapi diameternya
tak terlalu besar disbanding dengan penisnya Girno. Tapndfui mulutku terasa penuh, dan ketika a
ku mengulum ngulum penis itu, Urip memompa pxmbenisnya dalam mulutku, sampai berulang k
ali melesak ke dalam tenggorokanku. Aku hflbrberusaha supaya tidak muntah, meskupun berula
ng kali aku tersedak. Selagi aku bejmpbyjruang beradaptasi terhadap sodokan penis si Urip ini, S
oleh meraih tangan kanantbzcku, menggengamkan tanganku ke penisnya.
"Non, ayo dikocok!", perintahnya. Penixobs itu tak hampir tak muat di genggaman telapak tanga
nku yang mungil, dan aku taksrw sempat memperhatikan seberapa panjang penis itu, walaupun d
ari kocokan tangankuxi, aku sadar penis itu panjang. Aku menuruti semuanya dengan pasrah, ket
ika tiba vstiba pintu terbuka, dan pak Edy, guru wali kelasku masuk, dan semua yang mengeruze
rfbutiku menghentikan aktivitasnya, tentu saja penis Girno masih tetap bersemayam etmxkdalam
vaginaku.

Melihat semuanya ini, pak Edy membentak, "Apa apaan ini? Apa sdlyang kalian lakukan pada El
iza?". Aku merasa ada harapan, segera melepaskan kuluwrayimanku pada penis Urip, dan sedikit
berteriak "Pak Edy, tolong saya pak. Lepaskanepxq saya dari mereka". Pak Edy seolah tak mend
engarku, dan berkata pada Girno, "Kalznuyian ini.. ada pesta kok tidak ngajak saya? Untung say
a mau mencari bon pembeliankoiht kotak P3K tadi. Kalo begini sih, itu bon gak ketemu juga tida
k apa apa... hahahvoipa...". Aku yang sempat kembali merasa ada harapan untuk keluar dari acar
a gangbavxng ini, dengan kesal melanjutkan kocokan tanganku pada penis Soleh juga kulumank
kquzyu pada penis Urip. Memang aku harus mengakui, aku menikmati perlakuan mereka, tauwpi
kalau bisa aku juga ingin semua ini berakhir.
Setelah sadar bahwa pak Edy juigwdtga sebejat mereka, semuanya tertawa lega, dan sambil mula
i melanjutkan pompaan pumckrenisnya pada vaginaku, Girno berkata, "Pak Edy tenang saja, mas
ih kebagian kok. dnvzItu tangan kiri non Eliza masih nganggur, kan bisa buat ngocok punya pak
Edy dulwrdfu. Tapi kalo soal memeknya, ngantri yo pak. Abisnya, salome sih".
Pak Edy tertazquwa.
"Yah gak masalah lah. Ini kan malam minggu, pulang malam juga wajar kan?" nyjkatanya mengi
yakan sambil melepas pakaiannya dan ternyata (untungnya) penisnya tpednzidak terlalu besar, ba
hkan ternyata paling pendek di antara mereka.

Tapi aku avsudah tak perduli lagi. Vaginaku yang serasa diaduk aduk mengantarku orgasme yanl
sg ke tiga kalinya.
"Aaaaagh.. paaak... sayaaa... keluaaaar....", erangku yang sexowtanpa sadar mulai menggenggam
penis pak Edy yang disodorkan di dekat tangan kirirxgitku yang memang menganggur.
Pinggangku terangkat sedikit ke atas, kembali tubuhksbeolu terlonjakufl
Ludah Urip yang bercampur dengan air liurku di penis Urip yang baru kukulum tadi, tak memba
ntu sama sekalihc. Rasa pedih yang menjadi jadi mendera anusku, dan aku kembali mengerang p
anjang.
"Aaaaaaaaaaaaagh... sakgqiiiit", erangku tanpa daya ketika akhirnya penis itu amblas seluruhnya
dalam anusku. Selagi aku mengerang frhdan mulutku ternganga,
Soleh mengambil kesempatan itu untuk membenanmkan penisnya dalam mulutku, hingga erfgci
anganku teredam. Sial, ternyata penis Soleh ini agak mirip punya Urip yang sedang menyodomik
u, begitu panjrnqbang, walaupun diameternya tidak terlalu besar. Tapi penis itu cukup panjang u
ntuk menyodok nyodok tenggorokhvfpkanku. Kini tubuhku benar benar bukan milikku lagi. Urip
mulai memompa anusku. Setiap ia mendorongkan penihezbsnya, penis Soleh menancap semaki
n dalam ke tenggorokanku, sementara penis Girno sedikit tertarik keluar, sjniqtapi sebaliknya, sa
at Urip memundurkan penisnya, penis Soleh juga sedikit tertarik keluar dari kerongkonganeaywn
ku, tapi akibatnya tubuhku yang turun membuat penis Girno kembali menancap dalam dalam di
vaginaku, ditamyvnaubah lagi Girno sedikit menambah tenaga tusukannnya, membuat aku benar
benar melayang dalam kenikmatan. Haneqwya 2 menit dalam posisi ini, aku sudah orgasme heb
at, namun aku hanya bisa pasrah. Tubuhku hanya bisa bergwrketar, aku tak bisa bergerak banyak
karena semuanya seolah olah terkunci. Dalam keadaan orgasme, mereka tanqbkfspa ampun teru
s bergantian memompaku, membuat orgasmeku tak kunjung reda bahkan akhirnya aku mengala
mi multgwaoi orgasme!

Tanpa terkendali lagi, aku mengejang hebat susul menyusul, dan cairan cintaku keluar berulang
qigjulang, sangat banyak mengiringi multi orgasmeku yang sampai lebih dari 3 menit. namun se
mua cairan cintakuit yang aku yakin sudah bercampur darah perawanku tak bisa mengalir keluar,
terhambat oleh penis Girno.
Tanrfiztganku yang menumpu pada genggaman tangan Girno bergetar getar. Sementara Soleh m
embelai rambutku dan Urip hymeremas remas payudaraku dari belakang. Sungguh, aku tak kuas
a menyangkal. Kenikmatan yang aku alami sekarkhxeang ini benar benar dahsyat, belum pernah
sebelumnya aku merasakan yang seperti ini.
Aku memang pernah berfgxmasturbasi, namun yang ini benar benar membuatku melayang. Mere
ka terus menggenjot tubuhku. Desahan yang tmuwqerdengar hanya desahan mereka, karena aku t
ak mampu mengeluarkan suara selama penis Soleh mengorek ngorek cdtenggorokanku. Entah su
dah berapa kali aku mengalami orgasme, sampai akhirnya, "Hegh.. hu... huoooooooh.."ljva, Girn
o melenguh, penisnya berkedut, kemudian spermanya yang hangat menyemprot berulang ulang d
alam liang aovvaginaku, diiringi dengan keluarnya cairan cintaku untuk yang ke sekian kalinya.
Akhirnya Girno orgasme juuorxga bersamaan denganku, dan penisnya sedikit melembek, dan ter
us melembek sampai akhirnya cukup untuk membudihreat cairan merah muda meluber keluar de
ngan deras dari sela sela mulut vaginaku, yang merupakan campuran daxaokrah perawanku, cair
an cintaku dan sperma Girno.

"Oh.. enake rek, memek amoy seng sek perawan...", kata Gicwgrno, yang tampak amat puas. Naf
asku sudah tersengal sengal. Untungnya, Urip dan Soleh cukup pengertian. Urrzjxip mencabut pe
nisnya dari anusku, dan Soleh tak memaksaku mengulum penisnya yang terlepas ketika aku yang
ruxytsudah begitu lemas karena kelelahan, ambruk menindih Girno yang masih belum juga mele
paskan penisnya yang kjbmasih terasa begitu besar untukku. Kini aku mulai sadar dari gairah naf
su birahi yang menghantamku selamarvkb hampir satu jam ini. Namun aku tidak menangis.
Tak ada keinginan untuk itu, karena sejujurnya aku tadi aoamat menikmati perlakuan mereka, ba
hkan gilanya, aku menginginkan diriku digangbang lagi seperti tadi. Apalpexobagi mereka cuku
p lembut dan pengertian, tidak sekasar yang aku bayangkan.
Mereka benar benar menepati janjbpzi untuk tidak melukaiku dan menyakitiku seperti menampar
ataupun menjambak rambutku. Bahkan Girno memelukkmhwlu dan membelai rambutku dengan
mesra dan penuh kasih saying, setidaknya menurut perasaanku, sehingga memburenvatku semak
in pasrah dan hanyut dalam pelukannya. Apalagi yang lain kembali mengerubutiku, membelai se
kujurajvkq tubuhku seolah ingin menikmati tiap senti kulit tubuhku yang putih mulis ini. Entah k
enapa aku merasa akukhmw rela
melayani mereka berenam ini untuk seterusnya, membuatku terkejut dalam hati.
"Hah? Apa yang baru satqoyja aku pikirkan? Aku ini kan diperkosa, kok aku malah berpikir sepe
rti itu?", pikirku dalam hati.

Lamunanovhqfku terputus saat Girno mengangkat tubuhku hingga penisnya yang sudah mengeci
l terlepas dari vaginaku.
"Nohwgqbn, kita lanjutin ya", kata Soleh yang sudah tiduran di bawahku yang sedikit mengkang
kang. Aku hanya menuruldevkt saja dan mengarahkan vaginaku ke penisnya yang tegak mengac
ung. Aku memegang dan membimbing penis itu uxvplntuk menembus vaginaku yang sudah tida
k perawan lagi ini.
"Ooh... aaah....", erang Soleh ketika penisnya mugmulai melesak ke dalam vaginaku. Lebih mud
ah dari punya Girno tadi, karena diameter penis si Soleh memang ubhlebih kecil. Namun tetap sa
ja, panjangnya membuat aku sedikit banyak kelabakan.
"Ooh.. aduuuuh...", erangyqarjku panjang seiring makin menancapnya penis Soleh hingga ambla
s sepenuhnya dalam vaginaku. Penisnya terasa etohangat, lebih hangat dari punya si Girno yang
kini duduk di kursi tengah ruang ini sambil merokok. Mereka rjwumemberiku kesempatan untuk
bernafas sejenak, kemudian Urip mendorongku hingga aku kembali telungkup, kali wtcini menin
dih Soleh yang langsung mengambil kesempatan itu untuk melumat bibirku. Baru aku sadar, Sol
eh inihbgq pasti tinggi sekali. Dan rupanya si Urip belum puas dan ingin melanjutkan anal seks d
enganku. Kembali akuvcl disandwich seperti tadi. Namun kali ini aku lebih siap.
Aku melebarkan kakiku hingga semakin mengkangkantlpg seperti kodok, dan... perlahan tapi pas
ti, anusku kembali ditembus penis Urip yang
amat keras ini, membucdat bagian bawah tubuhku kembali terasa sesak. Walaupun memang tida
k sesesak tadi, namun cukup untuk membuaiogftku merintih mengerang antara pedih dan nikmat.

Kini Hadi dan Yoyok ikut mengepungku. Mereka masing masinpmg memegang tangan kiri dan
kananku, mengarahkanku untuk menggenggam penis mereka dan mengocoknya. Selagi aztku mu
lai mengocok dua buah penis itu, wali kelasku yang ternyata bejat ini mengambil posisi di depan
ku, meslcmintaku mengoral penisnya.
"Dioral sekalian El, daripada nganggur nih", katanya dengan senyum yang memuakkzhxan. Tapi
aku terpaksa menurutinya daripada nanti ia berbuat atau mengancam yang macam macam. Kubu
ka mulutkxuefru walaupun dengan setengah hati, membiarkan penis pak Edy yang berukuran kec
il ini masuk dalam kulumanku. hyxJadi kini aku digempur 5 orang sekaligus, yang mana justru
membuat gairahku naik tak karuan. Apalagi Solehxlqsd dan Urip makin bersemangat menggenjo
t selangkanganku, benar benar dengan cepat membawaku orgasme lagi.
"Ejpieeeeemmmmph....", erangku keenakan. Tubuhku mengejang, dan kurasakan cairan cintaku
keluar, melumasi vaginlisaku yang terus dipompa Soleh yang juga merem
melek keenakan. Tiba tiba penis pak Edy berkedut dalam mulutkduklju, dan tanpa ampun sperm
anya muncrat membasahi kerongkonganku. Baru kali ini aku merasakan sperma dalam munipqlu
tku, rasanya aneh, asin dan asam.
Mungkin karena sudah beberapa kali melihat film bokep, tanpa disuruh craku sudah tahu tugasku
. Kubersihkan penis pak Edy dengan kukulum, kujilati, dan kusedot sedot sampai tidakvqfu ada s
perma yang tertinggal di penis yang kecil itu.

Soleh mengejek pak Edy, "Lho pak, kok sudah keluar? dixhMasa kalah sama sepongannya non E
liza? Bagaimana nanti sama memeknya? Seret banget lho pak", kata Soleh, ydtorang disambung
tawa yang lain.
Pak Edy terlihat tersenyum malu, dan tak berkata apa apa, hanya duduk di seycbelah si Girno. A
ku tertawa dalam hati, namun ada bagusnya juga, kini tugasku menjadi sedikit lebih ringanncj. H
adi yang juga ingin merasakan penisnya kuoral, pindah posisi ke depanku, dan mengarahkan pen
isnya ke muiptlutku. Aku mengulum penis itu tanpa penolakan, dan kocokan tangan kananku pad
a penis Yoyok kupercepat, menpoayzgimbangi cepatnya sodokan demi sodokan penis Soleh dan
Urip yang semakin gencar menghajar vagina dan anuskwmu. Urip tiba tiba mendengus dengus d
an melolong panjang
"Oooouuuuggghh...", seiring berkedutnya penisnya dyzqflalam anusku, dan menyemprotkan ma
ninya berulang ulang. Terasa hangat sekali anusku di bagian terdalam. Kinmvii aku tinggal mela
yani 3 orang saja, namun entah aku sudah orgasme berapa kali. Aku amat lelah untuk menghdxit
ungnya. Dan Yoyok menggantikan Urip membobol anusku. Baru aku sadar, dari genggaman tan
ganku tadi pada pczenis Yoyok, aku tahu penis Yoyok tidak panjang, tapi... diameternya itu... ras
anya seimbang dengan punya siwnaoi Girno.
Oh celaka... penis itu akan segera menghajar anusku.
"ooooh... oooooogh... sakiiiit...", erangkutfsm ketika Yoyok memaksakan penisnya sampai akhir
nya masuk. Namun seperti yang tadi tadi, rasa sakit yang menqsglderaku hanya berlangsung sebe
ntar, dan berganti rasa nikmat luar biasa yang tak bisa dilukiskan dengan kataba kata. Aku semak
in tersengat birahi ketika Soleh yang ada di bawahku meremas remas payudaraku yang tergansih
eqtung di depan matanya, sementara Hadi menekan nekankan kepalaku untuk lebih melesakkan
penisnya ke kerongkgwvfqonganku. Di sini aku juga sadar, ternyata penis si Hadi ini setipe deng
an punya Urip atau Soleh.

Dengan pormgeasrah aku terus melayani mereka satu per satu sampai akhirnya mereka orgasme
bersamaan. Dimulai dari kedutwgan penis Soleh dalam vaginaku, tapi tiba tiba penis Hadi berke
dut lebih keras dan langsung menyemburkan spabermanya yang amat banyak dalam rongga mulu
tku. Aku gelagapan dan nyaris tersedak, namun aku usahakan semuaobnya tertelan masuk dalam
kerongkonganku. Selagi aku berusaha menelan semuanya, tiba tiba dari belakang Yoyovhjok me
nggeram, penisnya juga berkedut, kemudian menyemprotkan sperma berulang ulang dalam anus
ku, diikuti Svwlrjoleh yang menghunjamkan penisnya dalam dalam sambil berteriak penuh kenik
matan.
"Oooooohh... aaaaaaargh", uvrnseolah tak mau kalah, aku juga mengerang panjang. Bersamaan d
engan berulang kali menyemprotnya sperma Solezeih di dalam vaginaku, aku juga mengalami or
gasme hebat. Hadi jatuh terduduk lemas setelah penisnya kubersihiwnkan tuntas seperti punya pa
k Edy tadi.
Lalu Soleh yang penisnya masih menancap di dalam vaginaku memeluk dqskvian lembali melu
mat bibirku dengan ganas, sampai aku tersengal sengal kehabisan nafas. Yoyok yang penisnya p
dtak terlalu panjang hingga sudah terlepas dari anusku, juga duduk bersandar di dinding. Kini tin
ggal aku dixan Soleh yang ada di atas ranjang, dan kami bergumul dengan panas. Soleh membali
k posisi kami hingga aku tukmhaelentang di ranjang ditindihnya, dan penisnya tetap masih mena
ncap dalam vaginaku meskipun mulai lembek, mzjsequngkin dikarenakan penis Soleh yang panj
ang. Tanpa sadar, kakiku melingkari pinggangnya Soleh, seakan tak fantingin penisnya
terlepas, dan aku balas melumat bibir si Soleh ini.

Pergumulan kami yang panas, menyebabkan Girno terbakar birahi. Tenaganya yang sudah pulih
seolah ditandai dengan mengacobtldungnya penisnya, yang tadi sudah berejakulasi. Namun ia de
ngan sabar membiarkan aku dan Soleh yang bergumul dengan penuhah nafsu. Namun penis Sole
h yang semakin mengecil itu akhirnya tidak lagi tertahan erat dalam vaginaku, dan Soleh pun taq
kaompaknya tahu diri untuk memberikanku kepada yang lain yang sudah siap kembali untuk me
nggenjotku. Girno
segera menyergapmap dan menindihku, tanpa memberiku kesempatan bernafas, dengan penuh n
afsu Girno segera menjejalkan penisnya yang amat bsaresar itu ke dalam vaginaku. Aku terbeliak
, merasakan kembali sesaknya vaginaku.
Girno yang sudah terbakar nafsu ini mupalai memompa vaginaku dengan ganas, membuat tubuh
ku kembali bergetar getar sementara aku mendesah dan merintih merasakanemrb nikmat berkepa
njangan ini. Gilanya, aku mulai berani mencoba lebih merangsang Girno dengan pura pura ingin
menahan sodtwmzokan penisnya dengan cara menahan bagian bawah tubuhnya. Benar saja, den
gan tatapan garang ia mencengkram kedua pergelakhprngan
tanganku dan menelentangkannya, membuatku tak berdaya. Dan sodokan yang menghajar vagin
aku terasa semakin keras. Agnreku menatap Girno dengan pandangan sayu memelas untuk lebih
merangsangnya lagi, dan berhasil. Dengan nafas memburu, Girndkvbo melumat bibirku sambil t
erus memompa vaginaku. Kini aku yang gelagapan. Orgasme yang menderaku membuat tubuhk
u bergetpoar hebat, tapi aku tak berdaya melepaskannya karena seluruh gerakan tubuhku terkunc
i, hingga akhirnya Girno
menggeram nobggeram, semprotan sperma yang cukup banyak kembali membasahi liang vagina
ku.

Girno melepaskan cengkramannya pada keduatkud pergelangan tanganku, namun aku sudah terl
alu lelah dan lemas untuk menggerakkannya. Ia turun dari ranjang, setelah mezixlumat bibirku d
engan ganas, lalu memberi kesempatan pada pak Edy yang sudah ereksi kembali. Kali ini, ia terli
hat lebihzui gembira, karena mendapatkan jatah liang vaginaku, yang kelihatannya sudah ditung
gunya sejak tadi. Dengan tersenyum sencgbxang, yang bagiku memuakkan, ia mulai menggesek
kan kepala penisnya ke vaginaku yang sudah banjir cairan sperma bercampurci cairan cintaku. T
anpa kesulitan yang berarti, ia sudah melesakkan penisnya seluruhnya. Aku sedikit mendesah ket
ika ia hnosmulai memompa vaginaku. Namun lagi lagi seperti tadi, belum ada 3 menit, pak Edy s
udah mulai menggeram, kemudian tanpa npemampu menahan lagi ia menyemprotkan spermanya
ke dalam liang vaginaku.
Yang lain kembali tertawa, sedangkan aku yang bkgqyelum terpuaskan dalam "sesi" ini, meman
dang yang lain, terutama Hadi yang belum sempat merasakan selangkanganku. Hadi yfxdang seo
lah mengerti, segera mendekatiku. Terlebih dulu ia mencium bibirku dengan dimesra mesrakan,
membuatku sedikit geuiljli namun cukup terangsang juga. Tak lama kemudian, Hadi sudah siap
dengan kepala penis yang menempel di vaginaku, lalu nxwjsmulai melesakkan penisnya dalam d
alam. Ia terlihat menikmati hal ini, sementara aku sedikit mengejang menahan sakit karubyrcena
Hadi cukup terburu buru dalam proses penetrasi ini. Selagi kami dalam proses menyatu, yang lai
n sedang mengejek pakdu Edy yang terlalu cepat keluar. Ingin aku menambahkan, penisnya agak
sedikit lembek. Tapi aku menahan diri dan diam sajhnqa, karena aku tak ingin terlihat murahan
di depan mereka.
Hadi mulai memompa vaginaku. Rasa nikmat kembali menjalari typhubuhku. Pinggangku berger
ak gerak dan pantatku sedikit terangkat, seolah menggambarkan aku yang sedang mencari kenik
matpmeuwan. Selagi aku dan Hadi sudah mulai menemukan ritme yang pas, aku melihat yang lai
n yaitu Yoyok dan Urip akan pergi ke kpwc, katanya untuk mencuci penis mereka yang tadi sem
pat terbenam dalam anusku.
Sambil keluar Urip berkata, "nanti kasinmeojhan non Eliza, kalo memeknya yang bersih jadi kot
or kalo kontolku tidak aku cuci".
"Iya, juga, kan kasihan, amoy cakep twlpgcakep gini harus ngemut kontol yang kotor seperti ini"
, sambung Yoyok.
Oh... ternyata mereka begitu pengertian padaku.ljs Aku jadi semakin senang, dan menyerahkan t
ubuhku ini seutuhnya pada mereka. Kulayani Hadi dengan sepenuh hati, setiap fmuvtusukan peni
snya kusambut dengan menaikkan pantatku hingga penis itu bersarang semakin dalam. Tanpa am
pun lagi, tak 5 mrpenit kemudian aku orgasme disusul Hadi yang menembakkan spermanya dala
m liang vaginaku, bersamaan dengan kembalinya Yoyakynok dan Urip. Namun mereka berdua i
ni tak langsung menggarapku. Setelah Hadi kembali terduduk lemas di bawah, mereka beragiqxd
ua mengerubutiku, tapi hanya membelai sekujur tubuhku, memberiku kesempatan untuk beristira
hat setelah orgasme barusanbsng. Mereka berdua menyusu pada payudaraku, sambil meremas ke
cil, membuatku mendesah tak karuan. Kini jam sudah menunjukkalzen pukul 21:00 malam. Tak t
erasa sudah satu jam aku melayani mereka semua.

Dalam keadaan lelah, aku minta waktu sebentaryhr pada Urip dan Yoyok untuk minum. Keringat
yang mengucur deras sejak tadi membuatku haus.
"Sebentar bapak bapak, sayajov mau minum dulu ya", kataku.
Kebetulan di tasku ada sekitar setengah botol air Aqua, sisa minuman yang tadi sore, tapizk aku l
angsung teringat, minuman itu dicampur obat cuci perut yang mengantarku ke horor di ruang UK
S ini.
"Pak Girno. Itjuclu air sudah bapak campurin obat cuci perut kan? Tolong pak, belikan saya min
uman dulu. Tapi jangan dicampurin apa apa lryiagi ya pak", kataku sambil akan turun dari ranjan
g untuk mencari uang dalam dompet yang ada di dalam tas sekolahku.
Tazupgypi Girno berkata, "Gak usah non. Saya belikan saja".
Girno pergi ke wc sebentar untuk mencuci penisnya, kemudian kembalokcxbi dan mengenakan c
elana dalam dan celana panjangnya saja. Lalu ia keluar untuk membeli air minum untukku. Samb
il menungjeitsgu, yang lain menggodaku, merayuku betapa cantiknya aku, betapa putih mulusny
a kulit tiubuhku yang indah dan sebagainyatjg. Aku hanya tersenyum kecil menanggapi itu semu
a. Tak lama kemudian, Girno kembali sambil membawa sebotol Aqua, yang sevogelnya sudah te
rbuka. Aku menatapnya curiga, dan bertanya dengan ketus.
"Pak, masa bapak tega mencampuri air minum ini mvzflagi? Nanti kan saya mulas mulas lagi?".
Girno dengan tersenyum menjawab, "nggak non. Masa lagi enak enak gini saya pintawngin non
bolak balik ke WC lagi. Ini cuma supaya non Eliza gak terlalu capek. Buat tambah tenaga non".
Yah.. pokoknya yklhfbukan obat cuci perut, aku akhirnya meminumnya sampai setengahnya, kar
ena aku sudah semakin kehausan. Tak lupa aku mengohsjgambil botol sisa air minum yang tadi d
i dalam tasku, dan membuangnya ke tong sampah.

Kemudian aku kembali ke ranjang, wsemenuntaskan tugasku melayani Urip dan Yoyok. Tiba tib
a aku merasa aneh, tubuhku terasa panas terutama wajahku, keringatrgax kembali bercucuran di
sekujur tubuhku. Padahal mereka belum menyentuhku. Aku langsung mengerti, ini pasti ada obat
perpaknmangsang yang dicampurkan dalam minuman tadi. Sialan deh, aku kini semakin terpera
ngkap dalam cengkeraman mereka. Urip dmzxan Yoyok bergantian memompa vagina dan mulut
ku. Awalnya Urip melesakkan
penisnya dalam vaginaku, sementara Yoyok meminttmanwaku mengoral penisnya.
Karena obat perangsang itu, sebentar sebentar aku mengalami orgasme, dan tiap aku orgasme me
rekaor bertukar posisi. Rasa sperma dari banyak orang, bercampur cairan cintaku kurasakan ketik
a mengoral penis mereka, dan mnmembuatku semakin bergairah. Mereka akhirnya berorgasme b
ersamaan, Yoyok di vaginaku dan Urip di tenggorokanku. Sedangkahen aku sendiri sampai pada
titik dimana aku kembali mengalami multi orgasme.
Ada 3 sampai 4 menit lamanya, tubuhku terlshonjak lonjak hingga pantatku terangkat angkat, ka
kiku melejang lejang sementara tanganku menggengam sprei yang sudah seiypbsmakin basah da
n awut awutan. Aku melenguh panjang, kemudian roboh telentang pasrah, dalam keadaan masih
terbakar nafsu lrxbirahi, tapi kelelahan dan nafasku yang tersengal sengal membuatku hanya bisa
memejamkan mata menikmati sisa getaran pahfbkda sekujur tubuhku. Kemudian bergantian mer
eka terus menikmati tubuhku. Aku sudah setengah tak sadar kerena terbakar nagmfsu birahi yang
amat hebat, melayani dan melayani mereka semua tanpa bisa mengontrol diriku.

Akhirnya mereka sudah selkaesai menikmati tubuhku ketika jam menunjukan pukul 21:45. Mere
ka membiarkanku istirahat hingga staminaku sedikit pulih.nowg Aku bangkit berdiri lalu melap t
ubuhku yang basah kuyup oleh keringat dengan handuk dan membersihkan selangkangan dan lya
mcpahaku yang belepotan sperma. Dan dengan nakal Girno melesakkan roti hot dog ke dalam va
ginaku. Aku mendesah dan memanduphgangnya penuh tanda tanya, tapi Girno hanya tertawa sa
mbil memakaikan celana dalamku, hingga roti itu semakin tertekan oowzsileh celana dalamku ya
ng cukup ketat. Aku melenguh nikmat, dan mereka berebut memakaikan braku. Tanganku dirent
angkan, dsjdan mereka menutup kedua payudaraku dengan cup bra-ku, memasang kaitannya di b
elakang punggungku. Lalu setelah memakaikaekwmfn seragam sekolah dan rokku, mereka melin
gkariku yang duduk di atas ranjang dan sedang mengenakan kaus kaki dan sepatu xdfsekolahku.
Kemudian aku menatap mereka semua, siap mendengarkan ancaman kalo tidak boleh bilang siap
a siapa lah.. ah, kcdyvalo itu sih nggak usah mereka mengancam, memangnya aku sampai tak pu
nya malu sehingga menceritakan bagaimana aku yang akzoesalnya diperkosa kemudian melayani
mereka sepenuh hati seperti yang tadi aku lakukan?? Dan tentang kalo mereka ingin meplmperk
osaku lagi di lain waktu, aku juga sudah pasrah.

"Non Eliza, kami puas dengan pelayanan non barusan. Tapi tentu skhxwaja kami masih menging
inkan non melayani kami untuk berikut berikutnya", kata Girno.
Aku tak terlalu terkejut mendengaraouyr hal ini, tapi aku berpura pura tidak mengerti dan bertan
ya, "maksud bapak?"
"Non tentu sudah mengerti, kami masih ingpxinkan servis non di lain hari. Kebetulan, minggu de
pan hari kamis tu kan hari terima rapor semester 3. Dua hari sebelumxmg hari Natal. Tanggal 24
kan libur, kami ingin non Eliza datang ke sini jam 7 malam untuk melayani kami lagi. Seperti ha
ubrpri ini, non cukup melayani kami 2 jam saja. Soal pertemuan berikutnya, kita bisa atur lagi na
nti tanggal 24 itu. Non haptrus datang, karena kalo tidak wali kelas non bisa memberikan sanksi t
egas. Iya kan pak Edy?" jelas Girno panjang lebar.ts
Pak Edy mengiyakan dan berkata, "benar Eliza. Saya bisa membuatmu tidak naik kelas, dengan a
lasan yang bisa saya carieqbta cari. Jadi sebaiknya kamu jangan macam
macam, apalagi sampai melaporkan hal ini ke orang lain. Lagipula, saya yakin kapqfmmu cukup
cerdas untuk tidak melakukan hal bodoh seperti itu".
Mendengar semuanya ini, aku hanya bisa mengangguk pasrah.ryuik
Oh Tuhan... di malam Natal minggu depan, aku harus bermain sex dengan enam laki laki yang a
da di sekitarku ini... Danps aku tak bisa menolak sama sekali... Setelah semua beres, aku diijinka
n pulang. Dalam keadaan loyo, aku berjalan tertatxlkfih tatih ke mobilku, selain sakit yang mend
era selangkanganku akibat baru saja diperawani dan disetubuhi ramai ramai, retoti yang menanca
p pada vaginaku sekarang ini membuat aku tak bisa berjalan dengan normal dan lancar. Untungn
ya tak ada tpbyang melihatku dan menghadangku, akhirnya aku sampai ke dalam mobil, dan men
yetir sampai ke rumah dengan selamat.

Samppkeuai di rumah, sekitar pukul 22:30, aku memencet remote pintu pagar untuk membuka, l
alu aku memasukkan mobilku halaman ruoeimah. Setelah memencet remote untuk menutup pint
u pagar, aku masuk ke dalam rumah, langsung menuju kamarku. Di sana aku hstbuka semua baju
ku, lalu pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamarku, mencabut roti yang sudah sedikit han
cur terkenarf campuran sperma dan cairan cintaku. Aku menyemprotkan air shower ke vaginaku
untuk membersihkan sisa roti yang tertingzrefwgal di dalamnya, sambil sedikit mengorek ngorek
vaginaku untuk lebih cepat membersihkan semuanya. Rasa nikmat kembali mgbcenjalari tubuhk
u, namun aku tahu aku harus segera beristirahat. Maka aku segera mandi keramas sebersih bersih
nya, kemudmjkian setelah mengeringkan tubuhku aku memakai daster tidur satin yang nyaman,
dan merebahkan tubuhku yang sudah amat kelhnfelahan ini di ranjangku yang empuk. Tak lama
kemudian aku sudah tertidur pulas, setelah berhasil mengusir bayangan wajaksfh puas orang ora
ng yang tadi menggangbang aku. Tamat

gairah bapak kost


Pagi itu kulihat Oom Pram sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun
yang mencuat tidak beraturan dengan gunting. Kutatap wajahnya dari balik kaca gelap je
ndela kamarku. Belum terlalu tua, umurnya kutaksir belum mencapai usia 50 tahun, tubu
hnya masih kekar wajahnya segar dan cukup tampan. Rambut dan kumisnya beberapa sud
ah terselip uban. Hari itu memang aku masih tergeletak di kamar kostku. Sejak kemarin a
ku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap
ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana a
da seorang laki-lai setengah baya yang sering kukagumi. Memang usiaku saat itu baru men
ginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sud
ah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halanga
n apapun kalau aku menyukai laki-laki yang jauh di atas umurku.

Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tid


ak melihaku dari luar sana. Oom Pram mengenakan kaos singlet dan celana
pendek, dari pangkal lengannya terlihat seburat ototnya yang masih kecang.
Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, teman sekamar kostku telah ber
angkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, tem
asuk Tante Pram istrinya yang karyawati perusahaan perbankan.

Memang Oom Pram sejak 5 bulan terakhir terkena PHK dengan pesangon ya
ng konon cukup besar, karena penciutan perusahaannya. Sehingga kegiatan
nya lebih banyak di rumah. Bahkan tak jarang dia yang menyiapkan sarapan
pagi untuk kami semua anak kost-nya. Yaitu roti dan selai disertai susu pan
as. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kost yang terdiri da
ri 6 orang mahasiswi sangat akrab dengan induk semang. Mereka memperla
kukan kami seperti anaknya. Walaupun biaya indekost-nya tidak terbilang m
urah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri. Oom P
ram telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandangank
u, ah seandainya dia ke kamarku dan mau memijitku, aku pasti akan senang
, aku lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari obat-obatan. Bias
anya ibuku yang yang mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mij
it badanku. Ah.. andaikan Oom Pram yang melakukannya

Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan d


an suara air dari kamar mandi. Pasti Oom Pram sedang mandi, kubayangkan
tubuhnya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi mak
in hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku ketika aku diciumnya dalam l
amunan, oh indahnya. Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketuka
n di pintu kamarku, segera kutarik selimut yang sudah terserak di sampingk
u. Masuk..! kataku. Tak berapa lama kulihat Oom Pram sudah berada di a
mbang pintu masih mengenakan baju mandi. Senyumnya mengambang Ba
gaimana Lina? Ada kemajuan..? dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya
diulurkan ke arah keningku. Aku hanya mengangguk lemah. Walaupun jant
ungku berdetak keras, aku mencoba membalas senyumnya. Kemudian tang
annya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memjit-mijit.

Lina mau dibikinkan susu panas? tanyanya.


Terima kasih Oom, Lina sudah sarapan tadi, balasku.
Enak dipijit seperti ini? aku mengangguk.VDia masih memijit dari tangan
yang kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika
pijitannya berpindah ke kakiku aku masih diam saja, karena aku menyukai p
ijitannya yang lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikka
n birahiku. Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, sehingga beti
s dan pahaku yang kuning langsat terbuka, bahkan ternyata dasterku yang t
ipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, aku tidak mencoba me
mbetulkannya, aku pura-pura tidak tahu.

Lin kakimu mulus sekali ya.


Ah.. Oom bisa aja, kan kulit Tante lebih mulus lagi, balasku sekenanya.
Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-l
ama kurasakan tangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap
pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, birahiku makin lama makin ban
gkit.
Lin, Oom jadi terangsang, gimana nih? suaranya terdengar kalem tanpa e
mosi.
Jangan Oom, nanti Tante marah..
Mulutku menolak tapi wajah dan tubuhku bekata lain, dan aku yakin Oom Pr
am sebagai laki-laki sudah matang dapat membaca bahasa tubuhku. Aku me
nggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat vagi
naku yang terbungkus CD. Dan astaga! ternyata dibalik baju mandinya Oo
m Pram tidak mengenakan celana dalam sehingga penisnya yang membesar
dan tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa disadarinya. Nafasku sesak
melihat benda yang berdiri keras penuh dengan tonjolan otot di sekelilingny
a dan kepala yang licin mengkilat. Ingin rasanya aku memegang dan mengel
usnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuk
u.

Oom Pram membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat meny


entuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan keti
ka kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lida
hku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh t
ubuhnya sudah menindih tubuhku, kemaluannya menempel di pahaku sedan
gkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaku. Dia meremas dadaku
dengan lembut sambil menghisap bibirku. Tanpa canggung lagi kurengkuh t
ubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya yang p
enuh ditumbuhi rambut. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah men
yelusup ke balik dasterku yang tanpa BH, remasan jarinya sangat ahli, kada
ng putingku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa.

Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya,


aku kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku.
Lin kau cantik sekali.. dia memujaku.
Aku ingin menyetubuhimu, tapi apakah kamu masih perawan..? aku men
gangguk lemah.
Memang aku masih perawan, walaupun aku pernah petting dengan kakak
iparku sampai kami orgasme tapi sampai saat ini aku belum pernah melaku
kan persetubuhan. Dengan pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu al
im untuk melakukan itu. Sedangkan kebutuhan seksku selama ini terpenuhi
dengan mansturbasi, dengan khayalan yang indah. Biasanya dua orang obye
k khayalanku yaitu kakak iparku dan yang kedua adalah Oom Pram induk se
mangku, yang sekarang setengah menindih tubuhku. Sebenarnya andaikata
dia tidak menanyakan soal keperawanan, pasti aku tak dapat menolak jika i
a menyetubuhiku, karena dorongan birahiku kurasakan melebihi birahinya. K
ulihat dengan jelas pengendalian dirinya, dia tidak menggebu dia memainka
n tangannya, bibirnya dan lidahnya dengan tenang, lembut dan sabar. Justr
u akulah yang kurasakan meledak-ledak.

Bagaimana Lin? kita teruskan? tangannya masih mengusap rambutku, ak


u tak mampu menjawab.
Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tak ingin perawanku hilang. Kupejamkan ma
taku menghindari tatapanbya.
Oom pakai tangan saja, bisikku kecewa.
Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tingg
al mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh tubuhn
ya mengkilat karena keringat, batang kemaluannya panjang dan besar berdi
ri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang telah ba
sah sejak tadi. Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar.
Kulihat vaginaku telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klito
risku terasa sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku te
lah terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi, setiap barang yang akan masu
k.

Oom Pram membungkuk dan mulai menjilat dinding kiri dan kanan kemalua
nku, terasa nikmat sekali aku menggeliat, lidahnya menggeser makin ke ata
s ke arah klitosris, kupegang kepalanya dan aku mulai merintih kenikmatan.
Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas klitosriku yang makin mem
bengkak. Karena kenikmatan tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku,
kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba Oom Pram melakuk
an sedotan kecil di klitoris, kadang disedot kadang dipermainkan dengan uju
ng lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, seluruh kelamin sampai pingg
ul, gerakanku makin tak terkendali, Oom aduh.. Oom Lin mau keluar.
Kuangkat tinggi tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berorgasme, tapi p
ada saat yang tepat dia melepaskan ciumannya dari vagina. Dia menarikku
bangun dan menyorongkan kemaluannya yang kokoh itu kemulutku. Ganti
an ya Lin.. aku ingin kau isap kemaluanku. Kutangkap kemaluannya, teras
a penuh dan keras dalam genggamanku. Oom Pram sudah terlentang dan po
sisiku membungkuk siap untuk mengulum kelaminnya. Aku sering membaya
ngkan dan aku juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kal
i inilah aku melakukannya.

Birahiku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lida


hku dari pangkal sampai ke ujung penisnya yang mengkilat berkali-kali. Ah
hh Enak sekali Lin dia berdesis. Kemudian kukulum dan kusedot-sedot d
an kujilat dengan lidah sedangkan pangkal kemaluannya kuelus dengan jarik
u. Suara desahan Oom Pram membuatku tidak tahan menahan birahi. Kusud
ahi permainan di kelaminnya, tiba-tiba aku sudah setengah jongkok di atas t
ubuhnya, kemaluannya persis di depan lubang vaginaku. Oom, Lin masuki
n dikit ya Oom, Lin pengen sekali. Dia hanya tersenyum. Hati-hati ya ja
ngan terlalu dalam Aku sudah tidak lagi mendengar kata-katanya. Kupeg
ang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan se
bentar di klitoris dan bibir bawah, dan oh, ketika kepala kemaluanya kuma
sukan dalam lubang, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak berani b
ergerak tanganku masih memegangi kemaluannya, ujung kemaluannya masi
h menancap dalam lubang vaginaku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dala
m bibir bawahku, aku tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau dariny
a.
Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu ujung kemaluannya yang sangat
besar terasa menggeser bibir dalam dan pangkal klitoris. Kudorong pinggulk
u ke bawah makin dalam kenikmatan makin dalam, separuh batang kemalua
nnya sudah melesak dalam kemaluanku. Kukocokkan kemaluannya naik-tur
un, tidak ada rasa sakit seperti yang sering aku dengar dari temanku ketika
keperawanannya hilang, padahal sudah separuh. Kujepit kemaluannya deng
an otot dalam, kusedot ke dalam. Kulepas kembali berulang-ulang. Oh.. Li
n kau hebat, jepitanmu nimat sekali. Kudengar Oom Pram mendesis-desis,
payudaraku diremas-remas dan membuat aku merintih-rintih ketika dalam j
epitanku itu. Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah. Aku merintih, men
desis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku
ke bawah, terus ke bawah sehingga penis Oom Pram sudah utuh masuk ke v
aginaku, tidak ada rasa sakit, yang ada adalah kenikmatan yang meledak-le
dak.Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas badannya, susuku mene
mpel, perutku merekat pada perutnya. Kudekap Oom Pram erat-erat. Tanga
n kiri Oom Pram mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusa
p-usap bokongku dan analku. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih
kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda padat kenyal da
n besar menyodok-nyodok dari bawah.

Tiba-tiba aku tidak tahan lagi, kedutan tadinya kecil makin keras dan akhirn
ya meledak. Ahhh Kutekan vaginaku ke penisnya, kedutannya keras sek
ali, nimat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam vagina terasa cairan han
gat, menyemprot dinding rahimku. Ooohhh Oom Pram juga ejakulasi pa
da saat yang bersamaan. Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan
kemaluannya masih menyesaki vaginaku. Kurasai vaginaku masih berkedut
dan makin lemah. Tapi kelaminku masih menyebarkan kenikmatan.

Pagi itu keperawananku hilang tanpa darah dan tanpa rasa sakit. Aku tidak
menyesal.

ibu dosen yang cantik

erita,
Tahu nggak masalah yang kuhadapi? Sekarang aku baru putus sama pacarku, kataku.
Oh. gitu ceritanya, pantesan aja dari minggu kemarin murung aja dan sering ngalamun sendir
i, kata Ibu Vivin.

Begitu dekatnya aku sama Ibu Vivin sampai suatu waktu aku mengalami kej
adian ini. Entah kenapa aku tidak sengaja sudah mulai ada perhatian sama I
bu Vivin. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada kuliah, aku sedang
sakit kepala jadinya aku bolos dari kuliah. Siang itu tepat jam 11:00 siang s
aaat aku bangun, eh agak sedikit heran kok masih ada orang di rumah, bias
anya kalau siang-siang bolong begini sudah pada nggak ada orang di rumah
tapi kok hari ini kayaknya ada teman di rumah nih. Aku pergi ke arah dapur.
Eh Ibu Vivin, nggak ngajar Bu? tanyaku.
Kamu kok nggak kuliah? tanya dia.
Habis sakit Bu, kataku.
Sakit apa sakit? goda Ibu Vivin.
Ah Ibu Vivin bisa aja, kataku.
Sudah makan belum? tanyanya.
Belum Bu, kataku.
Sudah Ibu Masakin aja sekalian sama kamu ya, katanya.

Dengan cekatan Ibu Vivin memasak, kita pun langsung makan berdua sambi
l ngobrol ngalor ngidul sampai-sampai kita membahas cerita yang agak berb
au seks. Kukira Ibu Vivin nggak suka yang namanya cerita seks, eh tau-taun
ya dia membalas dengan cerita yang lebih hot lagi. Kita pun sudah semakin j
auh ngomongnya. Tepat saat itu aku ngomongin tentang perempuan yang s
udah lama nggak merasakan hubungan dengan lain jenisnya.
Apa masih ada gitu keinginannya untuk itu? tanyaku.
Enak aja, emangnya nafsu itu ngenal usia gitu, katanya.
Oh kalau gitu Ibu Vivin masih punya keinginan dong untuk ngerasain bagai
mana hubungan dengan lain jenis, kataku.
So pasti dong, katanya.
Terus dengan siapa Ibu untuk itu, Ibu kan belum kimpoi, dengan enakny
a aku nyeletuk.
Aku bersedia kok, kataku lagi dengan sedikit agak cuek sambil kutatap w
ajahnya.
Ibu Vivin agak merah pudar entah apa yang membawa keberanianku semaki
n membludak dan entah kapan mulainya aku mulai memegang tangannya.
Dengan sedikit agak gugup Ibu Vivin kebingungan sambil menarik kembali t
angannya, dengan sedikit usaha aku harus merayu terus sampai dia benar-b
enar bersedia melakukannya.

Okey, sorry ya Bu, aku sudah terlalu lancang terhadap Ibu Vivin, kataku.
Nggak, aku kok yang salah memulainya dengan meladenimu bicara soal itu
, katanya.
Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku dengan lembut kupegang lagi tang
annya sambil kudekatkan bibirku ke dahinya. Dengan lembut kukecup kenin
gnya. Ibu Vivin terbawa dengan situasi yang kubuat, dia menutup matanya
dengan lembut. Juga kukecup sedikit di bawah kupingnya dengan lembut sa
mbil kubisikkan,
Aku sayang kamu, Ibu Vivin, tapi dia tidak menjawab sedikitpun.

Dengan sedikit agak ragu juga kudekatkan bibirku mendekati bibirnya. Cup
dengan begitu lembutnya aku merasa kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya
, dengan cekatan aku sudah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedi
kit agak bernafsu kukecup lagi bibirnya. Dengan sedikit terbuka bibirnya me
nyambut dengan lembut. Kukecup bibir bawahnya, eh tanpa kuduga dia ba
las kecupanku. Kesempatan itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutn
ya dengan sedikit kukulum lidahnya. Kukecup, Aah cup cup cup dia
juga mulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada seki
tar 10 menitan kami melakukannya, tapi kali ini dia sudah dengan mata terb
uka. Dengan sedikit ngos-ngosan kayak habis kerja keras saja.
Aah jangan panggil Ibu, panggil Vivin aja ya!
Kubisikkan Ibu Vivin, Vivin kita ke kamarku aja yuk!.
Dengan sedikit agak kaget juga tapi tanpa perlawanan yang berarti kutuntun
dia ke kamarku. Kuajak dia duduk di tepi tempat tidurku. Aku sudah tidak t
ahan lagi, ini saatnya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan kubuka kacin
g bajunya satu persatu, dengan lahapnya kupandangi tubuhnya. Ala mak i
ndahnya tubuh ini, kok nggak ada sih laki-laki yang kepengin untuk mencici
pinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan telaten. Pertama-tama b
elahan gunung kembarnya.
Ah ssh terus Ian, Ibu Vivin tidak sabar lagi,
BH-nya kubuka, terpampang sudah buah kembar yang montok ukuran 34 B.
Kukecup ganti-gantian,
Aah sssh dengan sedikit agak ke bawah kutelusuri karena saat itu dia
tepat menggunakan celana pendek yang kainnya agak tipis dan celananya ju
ga tipis, kuelus dengan lembut, Aah aku juga sudah mulai terangsang.

Kusikapkan celana pendeknya sampai terlepas sekaligus dengan celana dala


mnya, hu cantiknya gundukan yang mengembang. Dengan lembut kuelus-
elus gundukan itu,
Aah uh sssh Ian kamu kok pintar sih, aku juga sudah nggak tahan lagi
,
Sebenarnya memang ini adalah pemula bagi aku, eh rupanya Vivin juga sud
ah kepengin membuka celanaku dengan sekali tarik aja terlepas sudah celan
a pendek sekaligus celana dalamku.
Oh besar amat, katanya. Kira-kira 18 cm dengan diameter 2 cm, denga
n lembut dia mengelus zakarku,
Uuh uh shhh.. dengan cermat aku berubah posisi 69, kupandangi seje
nak gundukannya dengan pasti dan lembut. Aku mulai menciumi dari pusarn
ya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dengan lembut, aku berus
aha memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya,
Aah uh ssh.. terus Ian, Vivin mengerang.
Aku juga enak Vivin, kataku. Dengan lembut di lumat habis kepala kemal
uanku, di jilati dengan lembut,
Assh oh ah. Vivin terus sayang,
Dengan lahap juga kusapu semua dinding lubang kemaluannya, Aahk uh
ssh.. sekitar 15 menit kami melakukan posisi 69, sudah kepengin menc
oba yang namanya bersetubuh. Kuubah posisi, kembali memanggut bibirnya
.
Sudah terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. Dengan dibantu tang
annya, diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit demi sedikit kudorong pi
nggulku,
Aakh sshh pelan-pelan ya Ian, aku masih perawan, katanya.
Haaa aku kaget, benar rupa-rupanya dia masih suci.
Dengan sekali dorong lagi sudah terasa licin. Blessst,
Aahk teriak Vivin,
kudiamkan sebentar untuk menghilangkan rasa sakitnya, setelah 2 menitan l
amanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus kumaju
mundurkan. Mungkin karena baru pertama kali hanya dengan waktu 7 menit
Vivin
Aakh ushh usssh ahhhkk aku mau keluar Ian, katanya.
Tunggu, aku juga sudah mau keluar akh kataku.
Tiba-tiba menegang sudah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluank
u dan terasa kepala batang kemaluanku disiram sama air surganya, membu
atku tidak kuat lagi memuntahkan Crot crot cret banyak juga air m
aniku muncrat di dalam lubang kemaluannya.
Aakh aku lemas habis, aku tergeletak di sampingnya.
Dengan lembut dia cium bibirku, Kamu menyesal Ian? tanyanya.
Ah nggak, kitakan sama-sama mau.

Kami cepat-cepat berberes-beres supaya tidak ada kecurigaan, dan sejak ke


jadian itu aku sering bermain cinta dengan Ibu Vivien hal ini tentu saja kami
lakukan jika di rumah sedang sepi, atau di tempat penginapan apabila kami
sudah sedang kebelet dan di rumah sedang ramai. sejak kejadian itu pada d
iri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta, dan kini Ibu Vivien menjadi
pacar gelapku.

ilmu pelet tingkat tinggi

Saya mau memperkenalkan diri, nama saya Rudiono, saat ini berusia 34 tahun dan telah berkelua
rga, memiliki seorang istri dan dua orang anak laki-laki. Saya ingin membagi kisah saya disaat w
aktu masih bujangan dulu.

Saya lahir di Jakarta, tapi dari kecil saya dibesarkan bukan oleh orang tua saya melainkan oleh a
bang angkat saya, dikarena sejak usia 7 tahun saya sudah menjadi anak yatim.

Abang saya itu adalah salah satu paranormal hebat yang ada di Indonesia, merupakan salah satu
pegangan dari mantan presiden kita dan saat ini masih menjadi salah satu pegangan dari keluarga
presiden kita. Beliau juga salah satu pemandi pusaka dibeberapa keraton yang ada di Indonesia d
isaat Bulan Muharam dan Maulud. Hanya sedikit sekali orang yang kuat dan sanggup merawat s
erta memandikan Pusaka-Pusaka milik Keraton.

Dari waktu masih sekolah dasar dulu, saya sudah banyak melihat dan membuktikan kehebatan d
oa-doa atau ilmu-ilmu dari Agama Islam, dimana sesuatu hal yang tidak mungkin menurut logika
orang pintar, tapi oleh abang saya bisa dibuat menjadi mungkin. Tentunya atas izin dari Allah S
WT.

Saya banyak melihat pasien abang saya yang sewaktu datang ke rumahnya digotong oleh keluarg
anya, karena menurut dokter ahli yang menanganinya penyakitnya sudah tidak mungkin disembu
hkan lagi dan umurnya mungkin sudah tinggal beberapa bulan lagi, karena sakit jantung, stoke at
au kanker yang sudah parah, tetapi setelah diobati oleh abang saya ternyata bisa sembuh dan pula
ngnya bisa jalan sendiri, setelah beberapa kali datang menjalani pengobatan dengan abang saya t
ersebut.

Oleh karena itu saya lalu mulai belajar dengan tekun dan serius dengan abang saya, supaya bisa
memiliki kemampuan seperti abang saya tersebut. Saya mulai tekun menjalankan wirid tengah m
alam, puasa dan lelaku lainnya agar bisa memiliki kemampuan seperti abang saya itu.

Saya bukan hanya mempelajari ilmu untuk mengobati penyakit alami saja, tetapi juga untuk men
gobati penyakit buatan seperti misalnya teluh atau santet, asihan, pelet, gendam, penunduk penur
ut, pelaris usaha, ilmu penerawangan dan lain-lain.

Untuk membuktikan bahwa saya sudah berhasil membeli atau menguasai ilmu tersebut, biasanya
saya memprektekannya langsung dengan mengobati pasiennya abang saya tersebut.

Tetapi ketika saya sudah duduk dibangku SMP, saya mulai menyelewengkan pemakaian ilmu-il
mu tersebut. Hal ini pada awalnya tidak saya sadari karena mungkin saat itu bawaan dari pengaru
h masa puber saya tersebut.

Jadi sebetulnya semua Agama itu baik, doa-doa dan ilmunya juga baik, akan tetapi manusia yang
memakainya itu sendiri yang tidak baik karena manusianyalah yang menyelewengkan dan meny
alahgunakan pemakaian doa-doa atau ilmu-ilmu itu sendiri.

Seperti ibarat pisau kalau dipakai didapur itu baik, tapi kalau dipakai untuk nodong yah jadi tidak
baik. Jadi sekali lagi ini adalah masalah manusianya, bukan masalah agamanya atau doa-doanya.

Dimasa muda atau bujangan saya dulu, saya benar-benar berkelakuan buruk dan sangat berdosa s
ekali. Saya sudah pernah terjerumus dan menyalahgunakan doa atau ilmu yang telah saya kuasai
beberapa kali.

Hingga sekarang ini hanya tinggallah penyesalan yang ada di dalam diri saya, karena telah banya
k korban akibat perbuatan saya tersebut dan saat ini saya berusaha menebusnya dengan bertobat
serta membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan dari saya.

Saya akan mencoba menceritakannya pengalaman saya tersebut satu per satu, dengan harapan ag
ar orang yang membaca cerita saya ini, tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang pernah s
aya perbuat.

Kejadian itu dimulai ketika pada suatu pagi saya melihat seorang gadis yang menurut saya saat it
u sangat cantik dan manis sekali, berjalan memakai seragam SMP melewati depan rumah saya.

Tubuhnya tinggi, ramping dan sangat ideal sekali. Kulitnya putih mulus dengan dada dan pinggu
l yang tidak terlalu besar, akan tetapi kelihatan sexy sekali karena memakai seragam sekolah yan
g cukup ketat sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang saat itu baru mulai berkembang.

Spontan timbul rasa sir dalam diri saya dan ingin sekali berkenalan bahkan menjadikan gadis itu
sebagai pacar saya. Saya lalu menerapkan ilmu pengasihan yang pernah saya pelajari dan telah s
aya kuasai, lalu saya lari mengejar gadis itu. Setelah berhasil mengejar dan berada disebelahnya,
saya lalu menyapa gadis itu dan berkenalan dengannya.

"Hai." sapa saya.

Gadis itu lalu tersenyum melihat saya. Wow benar-benar cantik dan manis sekali gadis itu rupan
ya.

"Mau berangkat sekolah?" tanya saya.

"Ya." jawab gadis itu sambil tetap tersenyum manis pada saya.

"Oh ya kenalkan, nama saya Rudiono, saya tinggal di rumah nomor 34 yang telah kamu lewati ta
di." kata saya.

"Boleh saya berkenalan dengan kamu?" tanya saya sambil menyodorkan tangan saya untuk meng
ajaknya bersalaman.

"Boleh." jawab gadis itu dengan senyum yang masih tetap menghiasi bibirnya yang mungil dan
menggemaskan itu.

"Nama kamu siapa dan kamu tinggal dimana?" tanya saya yang sudah tidak sabar ingin mengeta
hui gadis itu tinggal dimana.

"Lusiana, saya tinggal dijalan ini juga dinomor 2." jawabnya kembali sambil tersenyum.

"Hari ini kamu pulang jam berapa? Boleh kita ketemu lagi nanti setelah kamu pulang sekolah?" t
anya saya lagi. Lalu di dalam hati saya menerapkan ilmu pelet yang telah saya kuasai dan tanpa s
epengetahuan gadis itu, saya meniupkan ilmu tersebut kearahnya.

"Boleh saja, saya pulang sekolah jam 12.00 lalu ada pelajaran ektra kurikuler sampai jam 15.00 d
an setelah itu saya tidak ada acara lagi." jawab gadis itu.

"Bagaimana kalau kita ketemu siang ini jam 12.00? Bagaimana kalau kamu tidak usah ikut pelaj
aran ektra kurikuler aja?" tanya saya yang saat itu sudah tidak tahan lagi ingin segera bisa menda
patkan gadis itu.

"Oke deh, nanti setelah pulang sekolah jam12.00, saya langsung kerumah kamu saja yah." jawab
gadis itu. Wah betapa senangnya hati saya karena apa yang saya harapkan telah terjadi.

"Oke, saya tunggu didepan rumah yah, jangan lupa rumah saya yang nomor 34 yah." kata saya. S
ambil bercakap-cakap disepanjang perjalanan itu, akhirnya sampailah kita disekolahan gadis itu.
Setelah Lusi panggilan dari Lusiana itu masuk ke dalam halaman sekolahnya, saya langsung pula
ng kembali kerumah saya.
Sesampai dirumah saya langsung masuk kekamar tidur saya, kebetulan kamar tidur saya berada d
ipaling depan, dulunya bekas garasi mobil tapi telah dirubah menjadi kamar tidur saya dan memi
liki pintu sendiri yang bisa langsung keluar rumah.

Saya membaringkan tubuh diatas tempat tidur saya. lalu menghayal yang jorok dengan gadis itu,
maklumlah saat itu mungkin hormon saya lagi sedang tinggi-tingginya karena sedang dalam mas
a puber.

Karena tidak sabar menunggu Lusi pulang sekolah, saya lalu menerapkan ilmu penerawangan sa
ya yang fungsinya untuk bisa melihat menembus penghalang, melihat jarak jauh atau melihat kea
lam gaib. Saya lalu menggunakan ilmu itu untuk melihat Lusi yang saat itu sedang berada di sek
olah, saya perhatikan dia yang saat itu lagi duduk belajar di kelas, akan tetapi kelihatan sekali ba
hwa Lusi sering ngelamun, gelisah dan rasanya hampir tidak tahan untuk bisa segera pulang, rup
anya ilmu yang saya gunakan kepadanya itu sudah mulai terlihat reaksinya.

Lalu saya perkuat dosis ilmu penerawangan saya, sehingga saya bisa melihat tubuhnya yang inda
h itu menembus ke dalam pakaian seragam sekolah yang dikenakannya. Padahal ilmu penerawan
gan itu tidak boleh digunakan untuk sengaja melihat hal-hal seperti itu karena dosa. Akan tetapi s
aat itu rupanya setan sudah terlalu kuat mempengaruhi saya, sehingga saya tetap saja mempergun
akan ilmu tersebut untuk menikmati keindahan tubuh bugilnya Lusiana.

Wah luar biasa sekali indahnya tubuh Lusiana, tubuhnya betul-betul mulus sekali dengan buah d
adanya yang baru tumbuh, dimana kedua ujungnya dihiasi dengan puting kecil yang berwarna co
klat kemerahan. Kemaluannyapun baru sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang sangat menggem
askan sekali dan membuat saya yang melihatnya terangsang sekali.

Akhirnya jam di rumah sayapun menunjukkan juga pukul 12.00. Saya lalu bergegas membuka pi
ntu kamar langsung menunggu didepan rumah.

15 menit kemudian akhirnya Lusianapun tiba di depan rumah saya, setelah sedikit berbasa basi d
an melihat situasi rumah sudah aman, sayapun mengajak Lusiana masuk ke dalam kamar saya m
elalui pintu depan yang dulunya bekas pintu garasi.

Setelah berada di dalam kamar, saya lalu menawarkan minuman dingin yang telah saya siapkan s
ebelumnya. Sambil ngobrol ngalor ngidul, di dalam hati saya kembali menerapkan ilmu asihan, p
elet, penunduk penurut, gendam, ajian jaran goyang, semar mesem, pembangkit sir atau nafsunya
dan sebagainya, setelah itu lalu saya tiupkan kearah Lusi yang lagi duduk diatas tempat tidur dis
amping saya.

Luar biasa sekali hasilnya, kelihatan sekali bahwa si Lusi itu sudah kena dalam pengaruh ilmu sa
ya tersebut. Duduknya mulai gelisah, sebentar-sebentar sambil tersenyum dia melirik kearah say
a dan menunduk malu bila ketahuan dia sedang melirik saya. Rupanya ajian atau ilmu pembangk
it sir, jaran goyang dan semar mesem yang saya gunakan kepadanya mulai menunjukan reaksiny
a, sehingga Lusipun mulai merasa kepanasan atau kegerahan.

"Panas sekali rasanya hari ini yah?" kata Lusi sambil mengipasi dirinya dengan buku pelajaran se
kolahnya yang diambilnya dari tasnya. Padahal kamar tidur saya tidak terlalu besar dan memakai
AC 1 PK. Rupanya pengaruh ilmu itu lebih kuat dari dinginnya AC sehingga membuat panas tu
buhnya Lusi meningkat dan menaikan gairah nafsunya Lusi.

"Kalau mau mandi silahkan, tuh ada kamar mandi disana." kata saya sambil menunjuk kamar ma
ndi yang ada dipojok di dalam kamar tidur saya.

"Mungkin kamu masih kepanasan karena tadi habis jalan kaki dari sekolah kerumah saya." kata s
aya lagi sambil mulai merangkulnya.

"Iya deh, saya mandi dulu yah." kata Lusi kemudian sambil berdiri mau berjalan kearah kamar m
andi.

Sayapun ikut berdiri, lalu saya menahan tubuhnya dan berkata, "Boleh saya ikutan mandi bareng
sama kamu? Sayapun juga merasa gerah sekali." Lusipun tertunduk malu, tapi dia mengangguka
n kepalanya dengan perlahan.

"Kamu tidak usah malu sama saya, sini saya bantu bukain baju kamu." kata saya kemudian samb
il tangan saya bergerak membuka kancing bajunya satu persatu mulai dari atas dan Lusipun yang
sudah terpengaruh oleh ilmu-ilmu yang saya gunakan tersebut hanya diam saja.

Wah indah sekali tubuhnya, benar-benar mulus sekali dan terlihat buah dadanya yang baru tumb
uh serta belum terlalu besar masih tertutup dalam BHnya yang berwarna krem. Lalu sambil mem
eluk tubuhnya dari depan, tangan saya lalu bergerak kebelakang tubuh Lusi dan mulai membuka
resluiting rok seragam SMPnya dan menurunkan ke bawahnya.

Benar-benar indah sekali tubuhnya Lusi, kulitnya putih dan mulus sekali tidak ada cacatnya. Saat
ini Lusi berdiri sambil menundukan kepalanya malu berhadapan dengan saya dengan hanya me
makai BH dan CD yang berwarna kremnya saja.

Lalu saya peluk erat sekali tubuh Lusi dan mencium bibirnya karena saya sudah tidak tahan ingin
memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya yang mungil menggemaskan itu. Tangan sayapun lal
u bergerak kebelakang tubuh Lusi, membuka kaitan BHnya dan melepaskan BH itu dari dadanya
. Indah sekali buah dada Lusi tersebut. Putih mulus, baru mulai tumbuh, tidak terlalu besar tapi p
adat dan kedua putingnya masih kecil berwarna coklat kemerahan.

Lalu tangan sayapun kembali bergerak ke bawah, menurunkan CD krem yang merupakan pakaia
n terakhir yang dipakai Lusi tersebut. Bagai mimpi rasanya, saat ini ada seorang gadis cantik dan
manis berdiri dihadapan saya dengan tubuh polos telanjang tanpa memakai pakaian selembarpun
.

Dengan kulit yang putih mulus dengan buah dada yang baru tumbuh, tidak terlalu besar tapi pada
t, menggantung indah didadanya, kemaluannyapun baru ditumbuhi bulu-bulu halus yang membu
at saya semakin terangsang melihatnya.

Tak lama kemudian akhirnya Lusipun tidak tahan lagi, dia langsung memeluk saya dan menyem
bunyikan wajahnya didada saya. Terdengar suaranya yang lirih bertanya, "Kakak benar-benar sa
yang sama Lusi?"
"Tentu saja sayang, saya sangat sayang sekali sama Lusi." jawab saya.

"Saya sudah pasrah bila kakak mau memiliki diri Lusi seutuhnya." kata Lusi kemudian.

Sayapun memeluk tubuhnya dengan erat sekali, lalu mencium bibirnya yang mungil itu dan Lusi
pun membalas ciuman saya tersebut. Cukup lama kami berciuman dan berpagutan bibir, lidah ka
mipun saling bermain di dalam mulut Lusi, sambil tangan saya mengusap-usap punggung Lusi, t
urun kepinggulnya dan tangan sayapun meremas-remas pelan pinggul Lusi yang masih belum ter
lalu besar juga namun padat sekali. Lusipun juga memeluk tubuh saya dengan erat sekali.

Lalu ciuman sayapun mulai turun kelehernya Lusi, tampak terlihat Lusi memejamkan mata samb
il mendongakan wajahnya, terdengar mulutnya mendesah menikmati ciuman saya yang sedang b
ermain dilehernya tersebut, lidah sayapun bermain-main ditelinganya dan akhirnya ciuman sayap
un turun kedadanya.

Mulut sayapun mulai menciumi buah dadanya, lalu menjilati puting buah dadanya yang sebelah
kiri sambil tangan saya meremas lembut buah dadanya yang sebelah kanan. Terlihat tubuh Lusi b
ergelinjang seperti terkena strum disaat lidah saya menyentuh putingnya.

Bahkan tubuh Lusipun semakin bergelinjang-gelinjang dan mendesah-desah ketika lidah saya m
ulai bermain-main diputing buah dadanya, sambil mencium dan menghisap-hisap puting buah da
danya itu serta meremas-remasnya. Lusipun kelihatannya sudah tidak tahan lagi, tangannya berg
erak memegang penis saya dan meremas-remasnya dengan keras. Ah rupanya Lusi belum berpen
galaman dan belum mengerti bagaimana caranya membuat pasangannya merasakan nikmat.

Sambil memeluk dan meremas buah dadanya, saya berbisik ditelinganya mengajarinya memegan
g, mengusap-usap lembut dan memperlakukan batang kemaluan saya agar saya juga bisa merasa
kan nikmat seperti yang sedang dirasakan oleh dirinya.

Lalu saya merebahkan tubuh Lusi ditempat tidur, lalu membuka kedua kakinya kemudian menin
dihnya diantara kakinya tersebut. Lalu kembali kami berciuman bibir dan bermain lidah, lalu ciu
man sayapun turun kelehernya dan terus turun sampai kedadanya sambil tangan saya meremas-re
mas lembut buah dadanya.

Lusi kelihatannya sudah tidak tahan lagi, tubuhnya sudah tegang bergelinjang-gelinjang, sambil
memeluk tubuh saya erat sekali, Lusipun mengeluarkan desahan yang semakin keras karena pen
garuh ilmu pembangkit sir yang saya gunakan kepadanya mulai bereaksi mencapai klimaks.

Lusi merasakan nafsunya sudah semakin meledak dan naik keubun-ubun, dimana pada saat itu b
atang kemaluan saya sudah menempel dikemaluannya dan menggesek-gesek belahan kemaluann
ya. Lusi semakin menggoyang-goyangkan pinggulnya agar batang kemaluan saya bisa segera me
nerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya, Rupanya dia sudah ingin sekali lubang kemaluan
nya dimasuki oleh batang kemaluan saya.
Akan tetapi dikarenakan saya masih belum mau segera menyelesaikan permainan ini, karena say
a masih belum puas bermain dengan buah dadanya Lusi, maka sayapun berusaha mengimbangi g
oyangan pinggulnya Lusi agar batang kemaluan saya tidak berhasil dibuat masuk olehnya ke dal
am lubang kemaluannya dan hanya menggesek-gesek belahan kemaluannya saja.
Karena Lusi tidak berhasil membuat batang kemaluan saya masuk ke dalam lubang kemaluannya
dengan goyangan pinggulnya yang semakin hebat, akibatnya malah membuat kepala penis saya
menyundul-nyundul lubang kemaluan dan dan menggesek-gesek clitorisnya, sehingga akhirnya n
afsunya memuncak dan dipengaruhi reaksi ilmu pembangkit sir yang juga sudah mencapai klima
ksnya, akhirnya dengan desahan yang cukup keras dan pelukan yang sangat kencang, dengan tub
uh yang tegang bergelinjang-gelinjang, sambil kedua kakinya mengapit pinggul saya dengan ker
asnya, Lusipun akhirnya mencapai orgasme. Terlihat tubuhnya teregang beberapa saat. Terasa ca
iran hangat meleleh keluar dari kemaluannya membasahi batang kemaluan saya yang menempel
di belahan kemaluan Lusi.

Setelah beberapa saat memejamkan matanya, dengan tubuh yang meregang, pelan-pelan terasa p
elukan Lusi mulai mengendor dan kedua kakinyapun turun ke bawah, terbuka mengangkang lem
as dengan tubuh saya ditengah-tengahnya.

Sayapun mencium keningnya dan membisikan kata-kata bahwa saya sayang sekali padanya. Sete
lah itu saya mencium bibirnya kembali, kami berciuman dan bermain lidah kembali sambil berpe
lukan, masih tetap dalam kondisi saya menindih tubuhnya Lusi.

"Gimana rasanya sayang? Enak?" tanya saya kepada Lusi. Sambil tersenyum dan memandang sa
ya, Lusipun menganggukkan kepalanya.

"Mau ngerasain yang lebih nikmat dan lebih dahsyat lagi?" tanya saya kembali.

"Terserah kakak, saya akan melakukan apa yang kakak mau." jawab Lusi kemudian.

"Bagaimana kalau sekarang gantian kamu yang membuat saya merasakan nikmat?" tanya saya la
gi. Lusipun tersenyum dan menganggukan kepalanya.

Tanpa membuang waktu lagi, saya langsung membaringkan diri terlentang di tempat tidur. Lusip
un lalu naik keatas badan saya dan merebahkan dirinya tertelungkup di atas badan saya. Lalu ka
mi berciuman, bermain lidah dan berpelukan kembali dengan panasnya.

Lusipun mulai mencumbu saya menciumi leher saya, terus turun kedada saya. Lidahnya bermain
-main di puting dada saya yang sebelah kiri sambil sesekali dihisap-hisapnya, sedangkan tangan
kanannya mengusap-usap puting dada saya yang sebelah kanan. Tangan kirinyapun bergerak tur
un ke bawah, memegang batang kemaluan saya dan meremas-remasnya dengan lembut.

Ah luar biasa sekali nikmatnya, saya hanya bisa memejamkan mata merasakan betapa nikmatnya
dicumbu oleh Lusi sambil tangan saya meremas-remas lembut buah dada dan putingnya. Lalu ci
uman dan lidah Lusipun mulai bergerak turun ke bawah sampai akhirnya wajah Lusi tepat berada
di depan batang penis saya.

Lalu lidahnya menjilat-jilat batang kemaluan saya dengan pelan sekali dan oh.. Nikmat sekali ras
anya ketika Lusi memasukan kepala penis saya ke dalam mulutnya yang mungil itu, mengulumn
ya, menghisap-hisapnya dan nikmat sekali ketika bibirnya yang lembut bergerak keatas ke bawa
h, mengocok-ngocok batang penis saya sehingga keluar masuk dari mulutnya.

Akhirnya setelah 20 menit kemudian saya tidak tahan lagi, terasa ada sesuatu yang mau meledak
dan keluar dari batang penis saya, lalu saya memegang kepala Lusi dan sambil meremas rambutn
ya, saya menggerak-gerakan kepala Lusi naik turun semakin cepat, semakin cepat dan semakin c
epat.

Akhirnya dengan tubuh yang menegang kencang sekali, saya tekan kepala Lusi ke bawah sehing
ga batang kemaluan saya yang panjangnya 17 cm dengan diameter 3 cm itu tertelan masuk semu
a ke dalam mulutnya dan saya menyemprotkan cairan kenikmatan saya itu berkali-kali ke dalam
mulutnya.

Karena saya tahan kepalanya disaat saya mengalami orgasme yang luar biasa tersebut, menyebab
kan hampir semua cairan kenikmatan saya tertelan oleh Lusi dan hanya sedikit yang meleleh kel
uar dari sela-sela bibirnya.

Lalu Lusipun membersihkan batang kemaluan saya dengan menjilat-jilatinya sampai bersih. Ke
mudian saya tarik tubuh Lusi keatas menindih tubuh saya, kami berpelukan dan berciuman mesra
sekali.

Berhubung hari sudah menjelang sore dan sudah waktunya pulang, dimana Lusipun belum minta
izin orang tuanya mau pulang terlambat, maka kami segera mandi berdua dan akhirnya Lusipun
saya antar keluar rumah agar dia bisa segera pulang.

Tak lupa kami janjian kembali, dimana Lusi akan datang kembali kerumah saya besok siang sete
lah pulang sekolah jam 12.00 dan sudah terlebih dulu izin pada orang tuanya akan pulang terlam
bat.

Ternyata benar, Lusi menepati janjinya. Setelah selesai sekolah Lusi langsung kerumah saya. Ah
betapa bahagianya hati saya karena kekasih yang sangat saya sayangi telah datang untuk menem
ui saya, telebih lagi Lusi sudah meminta izin terlebih dulu kepada orang tuanya akan pulang terla
mbat. Jadi kami punya waktu yang cukup banyak untuk melepas rindu dan memadu kasih.

Tak membuang waktu lagi. Pintu pagar langsung saya bukain dan saya langsung menarik tangan
Lusi untuk mengajaknya masuk kekamar saya. Setelah berada di dalam kamar dan mengunci pint
unya, saya langsung memeluk Lusi erat-erat dan mencium serta melumat bibirnya. Lusipun yang
telah mulai berpengalaman dalam berciuman, langsung membalas ciuman saya dan juga melum
at bibir saya, sampai akhirnya kitapun bermain lidah.

Kali ini saya sudah berencana untuk bisa menikmati tubuh Lusi habis-habisan karena saya sudah
tidak tahan lagi melihat bodynya yang luar biasa. Lalu Lusipun saya suruh berbaring di ranjang a
gar bisa tidur dan beristirahat sebentar barangkali dia hari ini lelah sekali belajar di sekolahnya. L
alu sayapun membaringkan tubuh saya di samping tubuh Lusi tersebut sambil memeluknya.

Tanpa sepengetahuan Lusi, pelan-pelan tangan saya mengeluarkan biji lada dari saku celana pen
dek saya yang sudah saya siapkan dari tadi pagi sebelumnya. Saya ingin mencoba ilmu yang per
nah saya pelajari akan tapi belum pernah saya berkesempatan untuk mengetes kemampuannya. B
iji lada tersebut baru bisa digunakan dan berfungsi apabila kita mengambilnya dari dapur rumah
orang lain yang bukan tempat tinggal kita dan harus tanpa sepengetahuan orang-orang yang tingg
al di rumah itu, apa lagi sampai kepergok.
Lalu apabila kita memilin-milin biji lada tersebut dengan ibu jari dan jari tengah kita, sambil men
erapkan ilmu memindahkan rasa tersebut sambil ditujukan pada seorang wanita, maka wanita ya
ng kita tuju tersebut akan merasakan klitorisnya seperti dipilin-pilin, semakin cepat dan keras kit
a memilin biji lada tersebut, maka wanita itu juga akan merasakan klitorisnya semakin cepat dan
keras dipilin-pilin.

Sambil menunggu beberapa saat sampai Lusi mulai tertidur dalam pelukan saya, sayapun mulai
menerapkan ilmu memindahkan rasa yang ditujukan kepada Lusi binti pulan sambil jari tangan s
aya mulai memilin-milin biji lada tersebut. Ternyata hasilnya luar biasa sekali, pertama saya mer
asakan tubuh Lusi tersentak dalam pelukan saya.

Rupanya Lusi kaget karena dia merasa kok aneh klitorisnya seperti ada yang menyentuh dan me
milin-milinnya, sedangkan dia melihat tangan kiri saya sedang memeluk tubuh dia dan ada di pu
nggungnya, tangan yang kanan sedang ada di samping tubuh saya sebelah kanan lurus di atas te
mpat tidur. Posisi saya tidur terlentang dan Lusi ada di sebelah kiri saya setengah tertelungkup m
emeluk tubuh saya.

Dalam keadaan setengah bingung dan heran, Lusipun lalu mencoba tidur kembali sambil memel
uk tubuh saya dan ketika saya lihat Lusi mulai hampir tertidur kembali, saya mulai memilin-mili
n biji lada itu kembali. Kali ini walaupun dalam keadaan setengah bingung dan heran, Lusi diam
saja dan tetap memejamkan matanya.

Pada awalnya Lusi berusaha mencoba untuk melawan perasaan "aneh" tersebut, akan tetapi akhir
nya lama-lama dia terlihat mulai menikmatinya juga. Saya mulai merasakan tubuh Lusi mulai be
rgelinjang-gelinjang pelan dan kaki kirinya yang berada di atas kaki kiri saya juga mulai terasa s
ebentar-sebentar menegang. Sambil meram pura-pura tidur, saya mempercepat pilinan biji lada t
ersebut sambil sesekali saya memencet biji lada tersebut dengan agak keras.

Luar biasa sekali, saya merasa tubuh Lusi mulai semakin bergelinjang-gelinjang dan tangan kirin
ya yang berada di dada saya mulai terasa memeluk saya erat sekali. Dari mulutnyapun mulai terd
engar desahan-desahan halus yang lirih sekali. Lalu sayapun mulai menambah kecepatan pilinan
pada biji lada tersebut lagi, semakin cepat dan semakin cepat lagi sambil sesekali memencetnya
dengan agak keras.

Setelah beberapa saat tubuh Lusi bergelinjang-gelinjang dengan kencang disertai dengan pelukan
nya yang juga sudah semakin erat pada tubuh saya, diiringi dengan suara desahan yang cukup ke
ras dan disertai dengan tubuh yang tegang sambil memeluk tubuh saya erat sekali, akhirnya Lusi
pun mencapai puncak orgasmenya yang luar biasa.

Setelah tubuhnya tegang beberapa saat sambil memejamkan matanya, akhirnya tubuh Lusipun pe
lan-pelan terasa mulai mengendur. Lusipun kembali memeluk tubuh saya dengan tubuh yang bas
ah kuyub dengan keringat sambil memejamkan mata dan tersenyum penuh kepuasan.

Lalu saya membangunkan Lusi dan menyuruhnya membuka baju karena bajunya telah basah kuy
up oleh keringat. Lusipun lalu bangun dan membuka baju serta rok seragam sekolahnya, kali ini
rupanya Lusi sudah tidak malu-malu lagi pada saya dan diapun juga membuka BHnya sekalian.

Luar biasa sekali, tubuhnya yang putih mulus kembali terpampang di depan mata saya dengan bu
ah dadanya yang masih baru mulai numbuh dihiasi dengan puting kecil berwarna coklat kemerah
an terlihat menggantung indah di dadanya. Wah rupanya Lusi tadi mengeluarkan cairan yang cuk
up banyak waktu orgasme karena saya melihat CDnya yang berwarna krem ada bercak-bercak ca
iran yang tembus dari dalam CDnya.

Sekalian saja saya suruh buka CDnya dengan alasan agar cepat kering bila disampirkan di atas k
ursi. Dengan wajah yang memerah karena merasa agak malu ketahuan tadi habis orgasme, pelan-
pelan Lusi menurunkan CDnya dan melepaskannya lalu menaruhnya di atas senderan kursi dala
m kamar saya. Supaya Lusi tidak malu telanjang polos sendirian, lalu sayapun membuka seluruh
pakaian yang melekat pada tubuh saya sampai telanjang polos juga seperti halnya dengan Lusi sa
at itu.

Timbul niat saya untuk isengin Lusi sekali lagi, karena saya ingin hari itu Lusi benar-benar mera
sakan kepuasan yang tiada tara sampai saya bisa merasakan tubuhnya sepenuhnya. Kembali saya
bilang padanya agar lebih baik kita sama-sama coba tidur untuk beristirahat sebentar dulu, agar
kita nanti bisa melepaskan rindu habis-habisan dengan tubuh yang segar. Lusipun mengangguka
n kepalanya tanda mengiyakan.

Akhirnya saya merebahkan diri kembali terlentang ditempat tidur dan Lusipun berbaring di sebel
ah kiri saya setengah tertelungkup sambil memeluk saya dengan tangan kirinya di atas dada saya
dan kaki kirinyapun ditaruhnya di atas kaki kiri saya. Sekilas saya cium keningnya dan Lusipun l
alu menyelusupkan wajahnya kedada saya. Sayapun juga memeluk tubuhnya dengan erat dan me
ngusap-usap rambutnya.

Akhirnya sayapun mulai mengisenginnya kembali dengan memilin-milin biji lada itu kembali. K
ali ini Lusi memberi respon kepada saya, sambil bergelinjang-gelinjang secara perlahan, tangan k
irinya mulai mengusap-usap dada saya juga puting dada saya. Ahh.. nikmat sekali rasanya, sayap
un lalu mencium bibirnya sambil tak lupa tangan saya tetap terus memilin-milin biji lada tersebut
.

Kali ini saya memilinnya pelan-pelan berirama diselingi dengan pijitan yang agak keras pada biji
lada tersebut. Saya tidak ingin buru-buru memilinnya dengan cepat karena saya ingin agar Lusi
merasa nafsunya sangat membara dan meledak-ledak namun tak kunjung menyampai puncak.

Luar biasa sekali, saya merasa tubuh Lusi mulai semakin bergelinjang-gelinjang dan tangan kirin
ya yang berada di dada saya mulai terasa memeluk saya erat sekali. Dari mulutnyapun mulai terd
engar desahan-desahan yang cukup keras, akhirnya saya lumat bibirnya. Kami saling melumat bi
bir dan lidah kami saling berkaitan didalam mulutnya Lusi, kelihatannya Lusi sudah mulai tidak t
ahan dan akhirnya dia mulai merangkak menaiki dan menindih tubuh saya.

Lusipun mulai mencumbu saya, menciumi leher saya, terus turun kedada saya. Lidahnya bermai
n-main diputing dada saya yang sebelah kiri sambil sesekali dihisap-hisapnya, sedangkan tangan
kanannya mengusap-usap lembut puting dada saya yang sebelah kanan. Tangan kirinyapun berge
rak turun kebawah, memegang batang kemaluan saya, meremas-remasnya dan mengocok-ngoco
knya dengan lembut. Ah, sudah mulai pintar dia rupanya..

Benar-benar luar biasa sekali nikmatnya, saya hanya bisa memejamkan mata merasakan betapa n
ikmatnya dicumbu oleh Lusi sambil tangan saya meremas-remas buah dadanya yang lembut tapi
padat dan mengusap-usap puting buah dadanya yang sudah mulai membesar dan mengeras.

Jari tangan kiri saya lalu memilin-milin puting buah dadanya yang sebelah kanan sambil jari tang
an kanan saya masih tetap memilin-milin biji lada secara teratur. Lalu ciuman dan lidah Lusipun
mulai bergerak turun kebawah sampai akhirnya wajah Lusi tepat berada di depan batang penis sa
ya.

Lalu lidahnya menjilat-jilat batang kemaluan saya dengan pelan sekali dan Oh, Nikmat sekali ras
anya ketika Lusi memasukan kepala penis saya kedalam mulutnya yang mungil itu, mengulumny
a, menghisap-hisapnya dan Luar biasa sekali nikmatnya ketika bibirnya yang lembut bergerak ke
atas kebawah, mengocok-ngocok batang penis saya sehingga keluar masuk dari mulutnya.

Setelah hampir 15 menit lamanya penis saya diberikan kenikmatan oleh mulut Lusi yang mungil
tersebut, akhirnya saya mulai merasakan ada sesuatu yang ingin meledak dan keluar dari penis sa
ya. Akan tetapi dikarenakan saat itu saya benar-benar ingin bisa membuat Lusi merasakan kenik
matan orgasme yang luar biasa dan terbang kelangit yang ketujuh, lalu saya mulai menerapkan il
mu supaya penis saya agar bisa bertahan lama.

Setelah itu saya minta agar Lusi membalikan badannya sehingga kami lalu mempraktekan gaya 6
9 dikarenakan saya masih belum puas diberikan kenikmatan oleh mulutnya Lusi. Tak lupa tentun
ya jari tangan kanan saya memilin-milin biji lada tersebut.

Rupanya Lusi sudah sangat basah sekali, belahan kemaluannya sudah dibasahi oleh cairan yang
dikeluarkan oleh vaginanya sendiri. Aromanyapun harum dan membuat saya semakin terangsang
. Langsung saja saya jilati semua cairan yang ada di vagina Lusi.

Terlihat Lusipun semakin bergelinjang-gelinjang merasakan kenikmatan disaat lidah saya menjil
ati belahan kemaluannya, terlebih lagi disaat lidah saya bermain-main pada klitorisnya. Terasa L
usi menggigit penis saya dan mulai menghisap penis saya semakin kuat. Benar-benar nikmat rasa
nya.

Setelah lidah saya bermain-main cukup lama dibelahan kemaluannya terutama pada klitorisnya,
Lusipun akhirnya tidak tahan lagi karena nafsunya sudah naik sampai keubun-ubun, dengan tubu
h yang menegang dengan kencang dibarengi desahannya yang cukup keras Lusipun mencapai or
gasme yang luar biasa.

Terasa di lidah saya lubang vaginanya berdenyut-denyut dan mengeluarkan cairan kental yang cu
kup banyak. Gurih dan harum rasanya. Langsung saja semua cairannya yang keluar banyak sekal
i dari lubang vagina Lusi tersebutpun saya jilati sampai bersih dan saya telan sampai habis.

Beberapa saat kemudian terasa tubuhnya mulai mengendur tergeletak pasrah di atas tubuh saya d
engan nafasnya ngos-ngosan. Saya rasa sudah cukup sampai di sini saya isengin Lusi, lalu tanpa
sepengetahuan Lusi saya buang biji lada tersebut ke bawah ranjang. Lalu saya bangunkan Lusi d
an saya ajak dia untuk mandi agar tubuhnya terasa segar kembali.

Akhirnya saya berpacaran dengan Lusi kurang lebih selama 4 tahun, walau hampir tiap hari kita
bertemu secara sembunyi-sembunyi dan hampir setiap hari kita memadu kasih, akan tetapi saya t
etap berusaha menjaga kesuciannya dan tidak menyetubuhinya.
END

Anda mungkin juga menyukai