Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KELOMPOK

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

IBU NIFAS NORMAL

DI RS HATIVE AMBON

DISUSUN OLEH

Nama :

Tingkat : III_B

NIM : P07124011010

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

JURUSAN KEBIDANAN

2013
LEMBARAN PENGESAHAN

Mengetahui :

Pembimbing Praktek Pembimbing Institusi

NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulisan laporan ini dapat terselesaikan. Adapun tema dari laporan

ini yaitu Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Normal di RS. Hative.

Tak lupa pula saya mengucapkan terimakasih kepada para pembimbing yang telah

bersedia membantu dalam proses penyelesaian laporan ini.

Saya sebagai penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini, masih banyak terdapat

kekurangan. untuk itu saya mengharapkan saran serta masukan-masukan yang bersifat

membangun demi penyempurnaan makalah ini kedepannya.Akhir kata semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Ambon, oktober 2013

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBARAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II. KONSEP TEORI

A. Teori Nifas Normal


B. Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney

BAB III. PEMBAHASAN

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Normal

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Masa nifas di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas kurang lebih selama 6 minggu
(Syaifudin2002).

Masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu akan
tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sedia kala dalam waktu 3 bulan.Di
jumpai dua kejadian penting pada masa nifas yaitu involutio uteri dan proses laktasi.

Dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah masa peralihan alat-alat kandungan
setelah melahirkan yang berangsur kira-kira 6 minggu dan kembali seperti keadaan sebelum
ada kehamilan memerlukan waktu selama 3 bulan (Prawirohardjo, 1991).

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah laporan ini adalah
Bagaimana Penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Post Partum Normal di RS
Hative Ambon.

C. Tujuan

Tujuan umum :
Mahasiswa mampu mengetahui asuhan kebidanan apa saja yang harus dilakukan
serta diberikan pada ibu nifas normal.
Tujuan khusus :
Mahasiswa dapatmelaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal
maupun, dengan menggunakan 7 langkah varney yang meliputi:
a) Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada ibu nifas
normal.
b) Mampu menentukan interpretasi data dasar pada ibu nifas normal.
c) Mampu mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus ibu nifas
normal.
d) Mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada ibu nifas normal.
e) Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu
nifas normal
BAB II
LADASAN TEORI

A. KONSEP TEORI MASA NIFAS


1. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhirketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil ).
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.(Abdul Bari.S,dkk 2002).

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan ke;ahiran bayi, plasenta serta selaput
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan
waktu lebih 6 minggu. (Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, 2009 ).

Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat
menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, seperti infeksi. Jika ditinjau dari
penyebab kematian terbanyak para ibu, infeksi merupakanpenyebab kematian
terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga
kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada
ibu akan berimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkannya karena bayi
tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan demikian,
angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan meningkat.

2. Tujuan Perawatan Masa Nifas

Dalam masa nifas ini, ibu memerlukan perawatan dan pengawasan yang dilakukan selama
ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit. Adapun tujuan dari
pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut:

a) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.


b) Melaksanskan skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara
dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
d) Memberikan pelayanan keluarga berencana
e) Mendapatkan kesehatan emosi.

3. Peran dan Tanggung jawab Bidan dalam Masa Nifas

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan pada masa nifas.
Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain:

a) Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan


kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
b) Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
c) Mendorang ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
d) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
e) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekan kebersihan yang aman.

4. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas terbagi atas tiga tahapan, yaitu:

a) Puerperium Dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
b) Puerperium Intermedial
Suatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih
enam sampai delapan minggu.
c) Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna
terutama ibu apabila selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

5. Kebijakan nasional Masa Nifas

Kebijakan program nasional yang telah dibuat olah pemerintah mengenai masa nifas
merekomendasikan paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan
tujuan untuk:

a) Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi


b) Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan
kesehatan ibu nifas dan bayinya.
c) Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
d) Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu
nifas dan bayinya.
Berikut ini merupakan aturan waktu dan bentuk asuhan yang wajib diberikan sewaktu
melakukan kunjungan masa nifas:

Kunjunga Waktu Asuhan yang diberikan


n
Mencegah perdarahan pada masa nifas olah karena atonia
uteri.
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan serta
melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara
mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
I 6 8 jam Pemberian ASI awal.
post partum
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka
bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dalam keadaan baik.
Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
II 6 hari post Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup
parum cairan
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak
ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
III 2 minggu Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan
post partum yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
IV 6 minggu Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama
post partum masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.

6. Perubahan Fisiologi pada Masa Nifas

Setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, ibu mengalami suatu periode pemulihan
kembali kondisi fisik dan psikologisnya. (Ball 1994, Hytten 1995).

a) Perubahan fisik masa nifas


1. Perubahan sistem reproduksi.
Involusi Uterus

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali
ke kondisi semula sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Apabila proses involusi
uterus berjalan tidak baik maka akan terjadi Subinvolusi. Subinvolusi adalah kegagalan
uterus untuk kembali pada keadaan sebalum hamil, penyebab subinvolusi yang paling sering
ialah tertahannya fragmen plasenta dan infeksi.

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:

1) Iskemia Miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah
pengeluaran plasenta.
2) Atrofi jaringan
Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon estrogen saat pelepasan
plasenta.
3) Autolysis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot
uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur
hingga 10 kali panjangnya semula dan 5 kali lebih lebar selama kehamilan. Hal ini
disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron.
4) Efek Oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi uteri sehingga akan
menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.
Proses ini membantu untuk mengurangi nyeri tempat implantasi plasenta serta
mengurangi perdarahan.

Perubahan- perubahan normal pada uterus selama post partum:

Involusi uterus Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diameter Uterus


Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat 500 gram 7,5 cm
sympisis
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

Involusi tempat melekatnya plasenta

Setelah plasenta dilahirkan, tempat melekatnya menjadi tidak beraturan,


permukaannya kasar dan diliputi oleh faskuler dan trombosit pada endometrium.
Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali.pada permulaan masa nifas, bekas plasenta
mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Biasanya luka
yang demikian sembuh dengan menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkan
parut. Hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara dilepaskan dari dasarnya tetapi
diikuti perttumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh
dari pinggir luka dan juga dari sisasisa kelenjar pada dasar luka. Proses ini berlangsung di
dalam decidua basalis.

Lochia

Lochia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa
atau alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dai pada kondisi asam
yang ada pada vagina normal. Lochia mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu
menyengat dan volumenya berbeda-beda pada seriap wanita. Secret mikroskopik lochia
terdiri dari eritrosit, peluruhan decidua, sel epitel dan bakteri. Lochia mengalami perubahan
karena proses involusi.

Pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, diantaranya:

Lochia Waktu Warna Ciri-ciri


Rubra 1 3 hari Merah Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa,
kehitaman rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa
darah.
sanguilent 3 7 hari Putih Sisa darah bercampur lendir
a bercampur
merah
Serosa 7 14 hari Kekuningan Lebih sedikit darah dan lebih banyak
atau serum, juga terdiri dari leukosit dan
kecoklatan robekan laserari plasenta
Alba > 14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput lendir
serviks dan serabut jaringan yang mati.

Perubahan pada serviks

Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. Setelah 18 jam post partum,
serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat kembali ke bentuk semula. Seviks
mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks
post partum adalah bentuk seviks yang akan mengaga seperi corong. Bentuk ini disebabkan
oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi,
sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan seviks terbentuk semacam cincin.
Warna serviks sendiri merah kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah.

Perubahan ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan
dan melahirkan, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala.
Tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan oleh karena
ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.

Perubahan pada vulva, vagina dan perineum

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses persalinan, kedua
organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada
keadaan semula pada saat tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan
muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang


oleh kepala bayi yang bergerak maju. Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi
pada saat perineum mengalami robekan. Pada post natal hari ke-5 , perineum sudah
mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari keadaan
sebalum hamil.

2. Perubahan pada Sistem Endokrin

Kadar estrogen dan progesteron menurun setelah plasenta lahir. Kadar terendahnya
dicapai kira-kira satu minggu pasca melahirkan. Penurunan kadar estrogen berkaitan dengan
pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selama
masa hamil. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan
dalam menekan ovulasi, karena kadar FSH terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak
menyusui.

3. Perubahan pada Sistem Pencernaan/Gastrointestinal

Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia boleh mengkonsumsi


makanan ringan. Ibu sering kali cepat lapar setelah melahirkan dan siap makan pada 1 - 2
jam setelah melahirkan.

Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama 2 sampai 3 hari setelah ibu
melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses
persalinan. Kebiasaan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus otot kembali
normal.

4. Perubahan pada Sistem Urinarius

Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut menyebabkan
peningkatan fungsi ginjal. Fingsi ginjal akan kembali normal pada waktu satu bulan setelah
melahirkan. Dilatasi ureter dan pyolum normal dalam waktu 2 minggu. volume urine yang
keluar biasanya berlebihan antara hari kedua, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan
sebagai akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan.
Diuresis yang normal dimulai segera setelah melahirkan sampai hari ke lima. Jumlah
urine yang keluar dapat melebihi 3000 ml perharinya. Hal ini merupakan salah satu cara
tubuh untuk menghilangkan cairan ekstra seluler yang merupakan bagian normal dari
kehamilan.

5. Perubahan pada Sistem Muskuloskeletal

Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Melalui latihan post natal, otot-otot dari dinding
abdomen seharusnya dapat normal kembali dalam beberapa minggu. Stabillisasi sendi
lengkap pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah wanita melahirkan.

6. Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler

Volume darah normal yang diperlukan plasenta dan pembuluh darah uterin,
meningkat selama kehamilan. Kehilangan darah pada persalinan per vaginam sekitar 300-400
cc, sedangkan kehilangan darah dengan persalinan seksio sesarea menjadi dua kali lipat.
Perubahan yang terjadi terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi. Pada persalinan per
vaginam, hemokonsentrasi cenderung stabil, dan kembali normal setelah 4-6 minggu.

7. Perubahan pada Sistem Hematologi

Pada minggu-monggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor
prmbekuan darah akan meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinigen dan
plasma akan sedikit menurun tetapi darah mengental dengan peningkatan viskositas
dsehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.

Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi. Hal ini
disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah.
Tingkatan ini dipengaruhi oeh status gizi dari wanita tersebut. Akan normal dalam 4-5
minggu post partum.

b) Perubahan Psikologis pada Masa Nifas


Perubahan psikologis masa nifas menurut Reva Rubin, terbagi menjadi 3 tahapan,
yaitu:
1. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari pasca persalinan. Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama anatara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat
dikaytakan sebagai psikis honeymoon yang tidak memerlukanhal-hal yang
romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan menciptakan
hubungan yang baru.
2. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke-3 sampai ke-4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilanperawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air besar.
3. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung
jawab terhadap bayi.

7. Kebutuhan dasar Masa Nifas


Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nibfas antara lain:

a) Nutrisi dan Cairan


Nutrisi
Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup
kalori. Wanita dewasa memerlukan 2200 kalori. Ibu menyusui
memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa +700 kalori pada
enam bulan pertama kemudian +500 kalori pada bulan selanjutnya.
Gizi ibu menyusui:
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
o Makan diet berimbang untuk mendapatkan proteian,
mineral dan vitamin yang cukup.
- Minum sedikitnya 3 liter setiap hari ( anujrkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui )
- Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.
- Minum vitamin A ( 200.000 unit ) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.
Cairan
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme
tubuh. Minumlah cairan yang cukup untuk membuat tubuh ibu tidak
dehidrasi.

b) Ambulasi pada Masa nifas

Ibu harus cukup beristirahat, dimana ibu harus tidur terlentang selama 8 jam post partum
untuk mencegah terjadinya perdarahan post partum. Setelah itu, mobilisasi perlu dilakukan
agar tidak terjadi pembengkakan akibat tersumbatnyapembuluh darah ibu. Pada persalinan
normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infuse atau kateter dan tanda-tanda
vitalnya juga baik, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke WC dengan
dibantu,satu atau dua jam setelah melahirkan secara normal. Sedangkan untuk pasien Sectio
Caesarea biasanya mulai ambulasi 24-36 jam sesudah melahirkan.

c) Kebersihan Diri atau Perineum

Pada prinsipnya, kebersihan vagina pada saat masa nifas dilandasi beberapa alasan:

Banyak darah yang keluar dari vagina


Vagina berada dekat dengabn saluran buang air kecil dan buang air
besar yang tiap hari kita lakukan
Adanya luka di daerah perineum yang bila terkena kotoran dapat
terinfeksi
Vagina merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki kuman. Untuk
kemudiaan menjalar ke rahim.
d) Istirahat

Selama satu atau dua malam yang pertama, ibu yang baru mungkin memerlukan obat
tidur yang ringan. Setelah hari kedua post natal, pemberian obat tidur pada malam hari
biasanya tidak lagi dibutuhkan daan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada
malam hari. Ibu yang baru yang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat dan semua
keadaan yang ditemukan harus dilaporkan pada dokter.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
Mengurangi jumlah ASI yang di produksi
Memperlambat proses involusi o uterus dan meningkatkan perdarahan
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
e) Seksual

Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah 6 minggu
persalinan. Batasan 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu semua luka akibat
persalinan, termasuk luka episiotomi dan luka bekas sectio cesarea (SC) biasanya telah
sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan di pastikan tidak ada luka atau perobekan
jaringan, hubungan seksual bahkan telah boleh dilakukan 3 4 minggu setelah proses
melahirkan itu.

f) Eliminasi : BAB dan BAK


Miksi / BAK
Buang air sendiri sebiknya dilakuan secepatnya. Miksi normal bila
dapat BAK spontan setiap 3 4 jam. Kesulitan BAK dapat disebabkan
karena springter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh
iritasi muskulo spingter ani selama persalinan. Lakukan kateterisasi
apabila kandung kemih penuh dan suliit berkemih.
Defekasi / BAB
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3 4 hari post partum. Apabila
mengalami kesulitan BAB atau obstipasi, lakukan diet teratur; cukup
cairan; konsumsi makanan berserat; olahraga; berikan obat rangsangan
per oral atau per rektal atau lakukan klisma bilamana perlu.
g) Latihan atau Senam Nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan, setelah
keadaan ibu normal ( pulih kembali ). Senam nifas merupakan latihan yang
tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara fisiologis
maupun psikologis. Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam 24 jam setelah
persalinan, secara teratur setiap hari.
Dengan melakukan senam nifas tepat waktu,maka hasil yang didapat pun bisa
maksimal.senam nifas tentunya dilakukan secara bertahaphari demi hari.
Bentuk latihan senam nifas antara ibu yang habis persalinan normal berbeda
dengan caesar. Untuk ibu ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan
tentu tidak boleh melakukan senam nifas. Demikan juga untuk penderita
kelainan seperti jantung, ginjala atau diabetes. Jangankan untuk melakukan
senam, ibu tersebut justru harus istirahat total sekitar 2 minggu post partum.
Faktor faktor yang menentukan kesiapan ibu untuk memulai senam nifas
antara lain:
Tingkat kebugaran tubuh ibu
Riwayat persalinan
Kemudahan bayi dalam pemberian asuhan
Kesulitan adaptasi post partum

8. Pengawasan ibu nifas :


a) pemeriksaan plasenta, agar tidak ada bagian-bagian plasenta yang tertinggal.

b) Pengawasan tinggi fundus uteri.


c) Pengawasan perdarahan dari vagina.

d) Pengawasan konsistensi rahim.

e) Pengawasan keadaan umum ibu.

9. Tanda bahaya masa nifas

Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca persalinan (memasuki masa
nifas) karena itu sangat penting untuk mendidik para ibu dan keluarganya mengenai tanda-
tanda bahaya masa nifas sehinggaa ibu dapat segera mencari pertolongan medis jika terdapat
tanda-tanda bahaya masa nifas yang disebutkan di bawah ini :

a) Perdarahan per vaginam yang luar biasa/tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari
perdarahan biasa) memerlukan penggantian pembalut 2-3x dalam setengah jam.

b) Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.

c) Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung.

d) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik.

e) Gangguan masalah penglihatan/penglihatan kabur.

f) Pembengkakan di wajah atau tangan.

g) Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa tidak enak badan.

h) Payudara yang berubah menjadi merah, panas atau terasa sakit.

i) Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.

j) Rasa sakit, merah, lunak atau pembengkanan pada kaki.

k) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri.

l) Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.

10. Komplikasi yang mungkin terjadi pada Masa Nifas

Ibu di dalam masa nifas banyak mengalami berbagai macam komplikasi post partum,
yang diantaranya dapat dikelompkan sebagai berikut:
a) Infeksi post partum atau nifas
Infeksi pada saluran genitalia
- Endometritis, endomyometritis, parametritis
- Selulitis pelvis dan Peritonitis salpingitis
- Infeksi yang menyertai persalinan sectio caesaria
Infeksi lain :
- Infeksi pada payudara, mastitis
- Infeksi saluran kemih
b) Komplikasi hemorhagia / perdarahan dan tromboembolik
Perdarahan post partum / nifas
Emboli paru / pulmonary embolisme
Fromboplebitis
Hematoma vulva
c) Gangguan afektif post partum
Depresi post partum / nifas
Post psrtum blues
Psiko post partum / nifas

B. Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney


1. Pengertian

Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu
metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberikan asuhan
kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.

2. Tujuan

Memberikan asuhan kebidanan yang adekuat, komprehensif dan terstandar pada ibu
postpartum dengan memperhatikan kondisi ibu selama masa postpartum.

3. Langkah-langkah

Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Hellen
Varney dalam buku Varneys Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses
manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis
dan siklik :

Langkah I : Pengumpulan data dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang dilakukan untuk mengevalusi keadaan pasien secara lengkap . Pada langkah pertama ini
harus terkumpul data yang komporhensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil
pemeriksaan , sehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya dan Valid.

A. Data Subjektif

1) Biodata yang mencakup identitas pasien


(a) Nama, jelas dan lengkap
(b) Umur, dicatat dalam tahun
(c) Agama, untuk mengetahui keyakinan pasien agar dapat membimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdoa
(d) Pendidikan, untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektual pasien,
sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
(e) Suku/Bangsa, berpengaruh pada adat istiadat / kebiasaan sehari hari
(f) Pekerjaan, untuk mengetahui dan mengukur tingkat ekonomi. Ini
berpengaruh pada tingkat gizi pasien
(g) Alamat, untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
(h) No Rmh/Hp, untuk mempermudah komunikasi dengan pasien

2) Keluhan utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas,
misalnya merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perenium.
3) Riwayat kesehatan
(a) Riwayat kesehatan yang lalu Untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat atau penyakit akut yang diderita
(b) Riwayat kesehatan sekarang Mengetahui kemungkinan adanya penyakit
yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan
bayinya
(c) Riwayat kesehatan keluargaMengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya.

4) Riwayat Perkawinan
Berapa kali menikah.
5) Riwayat Obstetrik
a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali ibu hamil,
apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong
persalinan, keadaan nifas yang lalu
b) Riwayat persalinan sekarang, tanggal persalinanjenis persalinan, jenis
kelamin anak, keadaan bayi ( BB, PB ) penolong persalinan.
6) Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah pasien pernah menggunakan KB atau tidak, jenis apa,
berapa lama, apakah ada keluhan saat menggunakannya serta rencana KB setelah masa nifas
dan apa jenis yang diinginkan.

7) Kehidupan sosial budaya

Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan
menguntungkan atau merugikan pasien khusus pada masa nifas ( misalnya kebiasaan makan )

8) Data Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.

9) Data pengetahuan

Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan pengetahuan pasien tentang


perawatan setelah melahirkan sehingga menguntungkan selama masa nifas.

4. Pola pemenuhan kebutuhan sehari hari


a) Nutrisi

Tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenisnya, makanan pantangan.

b) Eliminasi

Tentang fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB dan BAK, frekuensi, jumlah, bau,
warna, konsistensi

c) Istirahat

Tentang pola istirahat dan tidur pasien ( berapa jam )

d) Personal hygiene

Apakan ibu selalu menjaga kebersihan tubuhnya terutama pada bagian genitalis
e) Aktivitas

Pola aktivitas pasien sehari hari

B. Data Objektif

Dalam menghadapi masa nifas dari seorang pasien, bidan harus mengumpulkan data
untuk memastikan bahwa keadaan pasien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam
komponen pengkajian data objektif adalah

1) Tanda tanda vital

Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya.
Temperatur/suhu, Nadi dan pernapasan, Tekanan Darah.

2) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan buah dada dan putting susu ( simetris/tidak, konsistensi, ada
pembengkakan/tidak, puttingmenonjol/tidak, lecet/tidak )
b) Keadaan abdomen ( uterus normal : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada
diatas ketinggian fundal saat masa nifas segera. Uterus abnormal :
lembek, diatas ketinggian fundal saat masa post partus segera )
c) Kandung kemih ( bisa buang air/ tidak )
d) Keadaan genitalia ( Normal :
- lochea ( merah hitam : lochea rubra, bau biasa, tidak ada bekuan darah
atau butir butir darah beku, jumlah perdarahan yang ringan atau
sedikit. Abnormal : merah terang, bau busuk, mengeluarkan darah
beku, perdarahan berat,
- Keadaan perenium : oedema, hematoma, bekas luka
episiotomi/robekan, hecting.
- Keadaan anus : hemorrhoid.
- Keadaan ekstreminitas : varises, oedema, reflex patella

Langkah II : Interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang akurat atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang
spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah, keduanya digunakan karena masalah tidak dapat
diidentifikasi seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering
berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai
dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.

a. Diagnosa Kebidanan
Berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas
Data dasar meliputi :
1) Data subjektif ( pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah
abortus atau tidak, keterangan ibu tentang keluhannya )
2) Data Objektif Palpasi tentang TFU dan kontraksi, hasil pemeriksaan
tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan TTV

b. Masalah
Permasalahan yang munculberdasarkan pernyataan pasien.

Data dasar meliputi :

- Data subjektif data yang didapat dari hasil anamneses pasien


- Data objektif data yang didapat dari hasil pemeriksaan.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati
pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah potensial ini benar-benar
terjadi.

Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang


membutuhkan penanganan segera

Mengidentifikasi perlu adanya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau/ untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama oleh anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien. Langkah keempat dicerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanan
kebidanan sebelumnya. Jadi penatalaksanaannya bukan hanya pada kunjungan antenatal saja.
Tetapi secara terus-menerus sampai wanita tersebut bersalin dan menyelesaikan masa
nifasnya dengan aman.

Langkah V : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyuluruh,ditentukan oleh langkah-


langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau
masalah yang telah diindentifiakasi atau diantisipasi.Pada langkah ini informasi/data dasar
yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan dan membuat kesepakatan dengan pasien sesuai dengan hasil pembahasan
rencana asuhan bersama pasien sebelum melaksanakannya.

Langkah VI : Melaksanakan perencanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilakukankan secara efisien dan aman.
Rencana ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh pasien, atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan.

Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keaktifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksannaanya Ada kemungkinan
bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum

BAB III

TINJAUAN KASUS

PENERAPAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

DI RS. HATIVE AMBON

Nomor Register :-

Tanggal Pengkajian : 09-10-2013


Jam pengkajian : 09.00 WIT

Oleh : Bidan dan mahasiswa

Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas klien

Nama ibu : Ny. A. W. Nama suami : Tn. R. R


Umur : 22 tahun Umur : 23 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Suli Atas Alamat : Suli Atas

2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan merasakan sakit di daerah tulang belakang saat
duduk.

Riwayat Keluhan Utama : Ibu merasakan sakit sejak selesai melahirkan sampai
sekarang.

1. Riwayat Persalinan Sekarang:

a. Tempat Persalinan : RS Hative Ambon

b. Tgl/Jam Persalinan : 08-10-2013 / 18.15 WIT

c. Penolong Persalinan : Bidan + Mahasiswa Bidan

d. Jenis Persalinan : Spontan, letak belakang kepala

e. Melahirkan anak ke : 1 (satu)

f. Masalah/komplikasi dalam persalinan : tidak ada

g. Plasenta : Lahir secara spontan dan lengkap

h. Tindakan lain : Tidak dilakukan

4. Keadaan Bayi: Bayi lahir hidup, jenis kelamin perempuan, BB : 2500, PB : 48cm, nilai
APGAR 7 pada satu menit pertama dan 9 pada menit kelima, tidak ada cacat bawaan.
5. Riwayat Post Partum : Keadaan umum baik, keadaan emosi stabil, ibu masih mampu
duduk sendiri ( mobilisasi dini baik ).
6. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : tidak ada
7. Riwayat Keluarga Berencana : Ibu belum pernah mengikuti program keluarga
berencana
8. Riwayat Sosial Ekonomi :

a. Status pernikahan : Sah, nikah yang pertama, lamanya 1 tahun

b. Respon terhadap kehamilan : ibu dan suami merasa bahagia dengan kelahiran
bayinya

c. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami dengan persetujuan istri

9. Pola Kegiatan Sehari-hari


a. Nutrisi :

1) Frekuensi makan : 3 x sehari dihabiskan.


Jenis makanan : Nasi, lauk ( bening ) pauk (ikan) dan buah ( pepaya )

2) Frekuensi minum : 4 5 x gelas sehari


Jenis minuman : 8 gelas air putih dan 1 gelas susu

b. Tidur dan Istirahat


1) Tidur Siang : 1 - 2 jam
2) Tidur malam : 4 - 5 jam

c. Personal Hyglene :
1) Mandi : 2x sehari menggunakan sabun mandi
2) Sikat gigi : setiap selesai makan dan pada saat mandi menggunakan pasta
3) Cuci Rambut : 1x dengan menggunakan shampo
4) Ganti pakaian luar dan dalam setiap selesai mandi dan bila lembab

d. Eliminasi :
1) BAB
Belum BAB
2) BAK

Frekuensi : 5 x sejak selesai melahirkan


Warna : kuning
Bau : pesing

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tinggi badan : 154 cm

d. Berat badan sekarang : 57 kg


e. Tanda- tanda Vital : 110/70 mmHg, Suhu : 36C, Nadi : 80 x / m,
P : 22x/m

2. Pemeriksaan Khusus

a. Kepala : Rambut hitam panjang, bersih, penyebaran merata, tidak


mudah rontok, tidak ada benjolan
b. Muka : Tidak sembab (odema),

c. Mata : Simetris kiri dan kanan, sklera tidak iktrus, conjungtiva


merah muda, kelopak mata tidak odema

d. Hidung : Simetris kiri dan kanan, tidak ada polib

e. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada luka
pada bibir , kebersihan gigi terjaga, tidak ada caries gigi

f. Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan, tidak ada secret,

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjer tyroid, tidak ada pembesaran


vena jugularis

h. Dada/Payudara : Bentuk simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,


tidak ada nyeri tekan, ada hyperpigmentasi areola,ada
pengeluaran colostrum

i. Abdomen : ada linea alba , TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,
uterus teraba keras

j. Kandung kemih : Kosong

k.Vulva / Vagina

Inspeksi : ada pengeluaran darah jenis lochia rubra, warna merah tua, bau
amis, konsistensi darah cair, sekarang sedang terpasang
pembalut satu lapis,

i.Ekstemitas

1) Atas : Simetris kiri dan kanan, tidak ada odema


2) Bawah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises, tidak ada odema

3. Pemeriksaan penunjang: tidak dilakukan


Langkah II : Interpretasi Data Dasar

1. Diagnosa : PI A0, Post partum hari I

Data Dasar :
- Ibu mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal 08-10-2013, jam 18.15
WIT
- TFU 1 jari dibawah pusat
- Lochia rubra
- Perdarahan 50cc
2. Masalah : Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan nyeri saat
duduk pada daerah tulang belakang.
Data Dasar : Ibu mengatakan merasa sakit saat duduk pada daerah tulang
belakang.
3. Kebutuhan :
- Istirahat yang cukup
- Makan dan minum
- Healt education dan pemberian therapy

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa dan atau masalah potensial

Diagnosa / masalah potensial : Tidak ada

Data dasar : Tidak ada

Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan tindakan


segera

Tindakan segera / kolaborasi : Tidak dilakukan

Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh / Intervensi

1) Lakukan observasi ( TTV,kontraksi uterus,perdarahan,lochia,dan kandung kemih)


Rasionalisasi : Agar dapat mengetahui kondisi ibu.
2) Berikan makanan dan minuman
Rasionalisasi : - Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan cukup kalori,sebaiknya
ibu makan makanan yang mengandung protein,vitamin,dan
mineral.
- Dapat mengembalikan stamina ibu setelah selesai melahirkan.
- Dapat memberikan asupan nutrisi bagi ibu dan bayi,saat
menyusui.
3) Anjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri terutama kebersihan alat
genitalia,yaitu ganti pakaian dalam dan duk jika merasa basah,cebok dari arah
depan ke belakang.
Rasionalisasi : Dengan menjaga kebersihan diri dapat terhindar dari bahaya
infeksi dan mencegah berkembang serta penularan kuman atau
bakteri pada daerah yang lembab serta dapat memberikan rasa
nyaman.

4) Anujurkan ibu untuk selau memberikan ASI kepada anaknya.


Rasionalisasi : Anjurkan ibu untuk selalu memberikan ASI eksklusif.Karena pada
ASI mengandung kolostrum.Kandunganya kaya akan antibody
untuk melindungi terhadap infeksi dan alergi,faktor-faktor
pertumbuhanuntuk membantu usus berkembang lebih matang dan
mencegah alergi.Kaya vitamin A untuk mengurangi keparahan
infeksi,mencegah penyakit mata.
5) Berikan therapy sesuai kebutuhan
Rasionalisasi : Dengan pemberian therapy yang tepat dapat mempercepat proses
penyembuhan.
6) Anjurkan ibu untuk beristirahat
Rasionalisasi : Dengan beristirahat otot dapat berelaksasi, sehingga peredaran
darah dapat berjalan dengan lancar. Dapat juga memperlancar
proses pengeluaran ASI.

Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan

Pukul 11.00 WIT

1). Mengobservasi TTV , kontraksi uterus , perdarahan , lochia ,dan kandung kemih.

Hasil : TD : 110/70 mmHg , Suhu : 36C , Nadi : 80x/m , P : 22x/mKontraksi


uterus baik,Perdarahan 50 cc,Lochia rubra dan kandung kemih
kosong.

2). Memberikan makanan dan minuman

Hasil : Ibu makan 1 porsi yaitu nasi,ikan,sayur bening dan segelas air putih.

3). Menganjurkan ibu agar selalu menjaga kebersihan diri terutama pada alat
genitalia,yaitu ganti pakaian dalam dan pembalut jika merasa basah,cebok dari
arah depan ke belakang.

Hasil : Ibu berjanji akan melaksanakan sesuai dengan anjuran yang diberikan.
4). Manganjurkan ibu untuk selau memberikan ASI kepada anaknya.

Hasil : Ibu mendengarkan dengan penuh perhatian dan mau melaksanakan


sesuai dengan anjuran yang diberikan.

5). Memberikan therapy sesuai kebutuhan

Hasil : Theraphy telah diberikan yaitu :

- Amoxicillin 3x1
- Paracetamol 3x1
- Natabion 1x1

6). Anjurkan ibu untuk beristirahat

Hasil : Ibu berjanji akan melaksanakan sesuai dengan anjuran yang diberikan.

Langkah VII : Evaluasi

Tanggal: 09-10-2013 Pukul : 12.30 WIT

S : - Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah perineum.

O : a. Keadaan umum : Baik


b. Kesadaran : Composmentis
c. Tinggi badan : 154 cm
d. Berat badan sekarang : 57 kg
e. Tanda- tanda Vital : ( TD : 110/70 mmHg, Suhu : 36 C, Nadi : 80 x / m,
Pernapasan : 22 x/m).
f. Mamae : Ada pengeluaran air susu
g. Abdomen :- TFU 1 jari di bawah pusat
- Kontraksi uterus baik
- Kandung kemih kosong
h. Genitalia :- perdarahan 50 cc
- Ada pengeluaran Lochea Rubra

A : Masalah belum teratasi namun kebutuhan sudah mulai terpenuhi


P : Intervensi dilanjutkan :

- Mengobservasi TTV (Tekanan darah. suhu, nadi, pernapasan), perdarahan, kontraksi


uterus, lochia, dan kandung kemih

- Penuhi kebutuhan nutrisi Ibu

- Menganjurkan Ibu untuk melakukan personal hygiene.

- Memberikan therapy sesuai anjuran dokter.

Catatan Perkembangan

Tanggal : 10-10-2013 Pukul : 14.30 WIT

S : Ibu mengatakan keadaannya sudah membaik

O : - TTV ( TD : 120/70 mmHg, Suhu : 36,5C, Nadi : 80x/m, P : 23x/m,kontraksi


uterus baik,perdarahan 30cc,Lochea Rubra,dan kandung kemih kosong)

-Mamae : ada pengeluaran air susu

-TFU : 1 jari di bawah pusat


A : Masalah teratasi dan kebutuhan ibu telah terpenuhi.

P:

Intervensi

1. Observasi TTV, kontraksi Uterus, kandung kemih, lochia, Perdarahan

Rasionnal: Untuk menilai keadaan ibu dan mencegah terjadinya perdarahan.

2. Mandikan bayi dan melakukan perawatan tali pusat

Rasional: Untuk menjaga bayi tetap bersih dan mencegah terjadinya infeksi
melalui tali pusat

3. Pemenuhan Nutrisi

Rasional: Untuk mengembalikan stamina ibu setelah selesai melahirkan

4. Anujrkan ibu untuk memberikan ASI pada bayi

Rasional: Untuk memenuhi nutrisi anaknya. Selain itu asi juga bagus karena
mengandung anibody yang baik bagi tubuh bayinya,.

5. Lanjutkan pemberian theraphy

Rasional: Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan

Implementasi

1. Melakukan observasi TTV, kontraksi uterus, kandung kemih, lochia,


Perdarahan

Hasil:

TTV: TD: 120/70 mmHg; S: 36,5c; N: 80x/m; RR: 23 x/m

Kontraksi uterus : Baik

Kandung kemih : Kosong

Lochia : Rubra

Perdarahan : 30 cc

2. Memandikan bayi

Hasil: Bayi telah dimandikan tadi pagi jam 08.15 WIT


3. Memberikan nutrisi pada ibu

Hasil: Ibu makan 1 porsi nasi, ikan, sayur bening, segelas air putih dan 1
potong buah pepaya

4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya

Hasil: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ibu bersedia u ntuk
melakukan anjuran yng diberikan.

5. Melanjutkan pemberian theraphy

Hasil: Theraphy telah diberikan dan ibu berjanji akan mengkonsumsi obat
yang diberikaan sesuai resep.

Evaluasi

TTV : TD: 110/70 mmHg; S: 36c ; N: 80x/m ; RR: 22x/m

Kontraksi Uterus : Baik

TFU : 1 jari di bawah pusat

Lochia : Rubra

Perdarahan : 30 cc

Rasa nyeri : Mulai berkurang

Nutrisi (makan dan minum) : Telah diberikan.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas tentang asuhan kebidanan pada Ny. A.W dengan post partum
normal, penulis dapat melakukan perbandingan antara teori dengan praktek di lapangan
sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Pengkajian pada Ny A.W PI A0 Post partum hari pertama diketahui data


objektifnya adalah keadaan ibu baik, kesadaran composmentis.
2. Identifikasi Diagnosa Masalah berdasarkan pengkajian adalah Ny A.W PI A0
dengan post partum normal.
3. Identifikasi Masalah Potensial pada Ny A.W PI A0 dengan postpartum normal
tidak ada masalah potensial yang terjadi.
4. Identifikasi Kebutuhan Segera, tidak dilakukan.
5. Dalam melakukan kegiatan perencanaan, penulis berusaha membuatnya sesuai
dengan kebutuhan klien. Selain itu penulis juga berusaha melakukan sesuai teori
yang diberikan dalam asuhan kebidanan pada nifas normal.
6. Pada langkah asuhan kebidanan yang telah penulis lakukan pada umumnya
memberikan konseling tentang hal-hal yang diperlukan klien.
7. Pada langkah evaluasi dan tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan pada saat
setelah 1 hari, klien dan keluarga akhirnya dapat memahami bahwa perawatan
saat kehamilan, bersalin dan masa nifas sangat penting untuk mencegah
komplikasi.

Dari hasil pengkajian pada Ny.A.W dengan post partum normal, dan keluarganya
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.

B. Saran
1. Untuk Petugas Kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga kejadian post date
pada ibu bersalin bisa dicegah.
2. Untuk Masyarakat
Agar masyarakat khususnya ibu nifas bisa melaksanakan anjuran yang diberikan
oleh bidan atau tenaga kesehatan lainnya.

3. Untuk Mahasiswa atau Praktikan


Semoga dapat lebih Menggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah
pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa tentang masalah masalah yang terjadi
pada ibu post partum.

DAFTAR PUSTAKA

Nifas dan Infeksinya. www.zonasehat.comonline 2 Feb 2010

Catatan Penting Masa Nifas.www.anaku.com onlaine 2 Feb 2009


Http :// d3kebidanan.blogspot.com
http://whitelove999.blogspot.com/2012/08/asuhan-kebidanan-ibu-nifas-pada-nys.html
http://bundociara.blogspot.com/2012/11/asuhan-kebidanan-pada-ibu-nifas.html
http://lib.umpo.ac.id/index.php/baca/koleksi/13/asuhan-kebidanan-pada-masa-nifas-
Marmi,S.ST.2012.ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS Puerperium CareYogyakarta:
Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai