DI RS HATIVE AMBON
DISUSUN OLEH
Nama :
Tingkat : III_B
NIM : P07124011010
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEBIDANAN
2013
LEMBARAN PENGESAHAN
Mengetahui :
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulisan laporan ini dapat terselesaikan. Adapun tema dari laporan
ini yaitu Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Normal di RS. Hative.
Tak lupa pula saya mengucapkan terimakasih kepada para pembimbing yang telah
Saya sebagai penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini, masih banyak terdapat
kekurangan. untuk itu saya mengharapkan saran serta masukan-masukan yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini kedepannya.Akhir kata semoga laporan ini
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Masa nifas di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas kurang lebih selama 6 minggu
(Syaifudin2002).
Masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu akan
tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sedia kala dalam waktu 3 bulan.Di
jumpai dua kejadian penting pada masa nifas yaitu involutio uteri dan proses laktasi.
Dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah masa peralihan alat-alat kandungan
setelah melahirkan yang berangsur kira-kira 6 minggu dan kembali seperti keadaan sebelum
ada kehamilan memerlukan waktu selama 3 bulan (Prawirohardjo, 1991).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah laporan ini adalah
Bagaimana Penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Post Partum Normal di RS
Hative Ambon.
C. Tujuan
Tujuan umum :
Mahasiswa mampu mengetahui asuhan kebidanan apa saja yang harus dilakukan
serta diberikan pada ibu nifas normal.
Tujuan khusus :
Mahasiswa dapatmelaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal
maupun, dengan menggunakan 7 langkah varney yang meliputi:
a) Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada ibu nifas
normal.
b) Mampu menentukan interpretasi data dasar pada ibu nifas normal.
c) Mampu mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus ibu nifas
normal.
d) Mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada ibu nifas normal.
e) Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu
nifas normal
BAB II
LADASAN TEORI
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhirketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil ).
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.(Abdul Bari.S,dkk 2002).
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan ke;ahiran bayi, plasenta serta selaput
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan
waktu lebih 6 minggu. (Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, 2009 ).
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat
menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, seperti infeksi. Jika ditinjau dari
penyebab kematian terbanyak para ibu, infeksi merupakanpenyebab kematian
terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga
kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada
ibu akan berimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkannya karena bayi
tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan demikian,
angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan meningkat.
Dalam masa nifas ini, ibu memerlukan perawatan dan pengawasan yang dilakukan selama
ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit. Adapun tujuan dari
pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut:
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan pada masa nifas.
Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain:
a) Puerperium Dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
b) Puerperium Intermedial
Suatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih
enam sampai delapan minggu.
c) Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna
terutama ibu apabila selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.
Kebijakan program nasional yang telah dibuat olah pemerintah mengenai masa nifas
merekomendasikan paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan
tujuan untuk:
Setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, ibu mengalami suatu periode pemulihan
kembali kondisi fisik dan psikologisnya. (Ball 1994, Hytten 1995).
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali
ke kondisi semula sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Apabila proses involusi
uterus berjalan tidak baik maka akan terjadi Subinvolusi. Subinvolusi adalah kegagalan
uterus untuk kembali pada keadaan sebalum hamil, penyebab subinvolusi yang paling sering
ialah tertahannya fragmen plasenta dan infeksi.
1) Iskemia Miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah
pengeluaran plasenta.
2) Atrofi jaringan
Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon estrogen saat pelepasan
plasenta.
3) Autolysis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot
uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur
hingga 10 kali panjangnya semula dan 5 kali lebih lebar selama kehamilan. Hal ini
disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron.
4) Efek Oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi uteri sehingga akan
menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.
Proses ini membantu untuk mengurangi nyeri tempat implantasi plasenta serta
mengurangi perdarahan.
Lochia
Lochia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa
atau alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dai pada kondisi asam
yang ada pada vagina normal. Lochia mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu
menyengat dan volumenya berbeda-beda pada seriap wanita. Secret mikroskopik lochia
terdiri dari eritrosit, peluruhan decidua, sel epitel dan bakteri. Lochia mengalami perubahan
karena proses involusi.
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. Setelah 18 jam post partum,
serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat kembali ke bentuk semula. Seviks
mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks
post partum adalah bentuk seviks yang akan mengaga seperi corong. Bentuk ini disebabkan
oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi,
sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan seviks terbentuk semacam cincin.
Warna serviks sendiri merah kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah.
Perubahan ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan
dan melahirkan, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala.
Tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan oleh karena
ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses persalinan, kedua
organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada
keadaan semula pada saat tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan
muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
Kadar estrogen dan progesteron menurun setelah plasenta lahir. Kadar terendahnya
dicapai kira-kira satu minggu pasca melahirkan. Penurunan kadar estrogen berkaitan dengan
pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selama
masa hamil. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan
dalam menekan ovulasi, karena kadar FSH terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak
menyusui.
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama 2 sampai 3 hari setelah ibu
melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses
persalinan. Kebiasaan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus otot kembali
normal.
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut menyebabkan
peningkatan fungsi ginjal. Fingsi ginjal akan kembali normal pada waktu satu bulan setelah
melahirkan. Dilatasi ureter dan pyolum normal dalam waktu 2 minggu. volume urine yang
keluar biasanya berlebihan antara hari kedua, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan
sebagai akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan.
Diuresis yang normal dimulai segera setelah melahirkan sampai hari ke lima. Jumlah
urine yang keluar dapat melebihi 3000 ml perharinya. Hal ini merupakan salah satu cara
tubuh untuk menghilangkan cairan ekstra seluler yang merupakan bagian normal dari
kehamilan.
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Melalui latihan post natal, otot-otot dari dinding
abdomen seharusnya dapat normal kembali dalam beberapa minggu. Stabillisasi sendi
lengkap pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah wanita melahirkan.
Volume darah normal yang diperlukan plasenta dan pembuluh darah uterin,
meningkat selama kehamilan. Kehilangan darah pada persalinan per vaginam sekitar 300-400
cc, sedangkan kehilangan darah dengan persalinan seksio sesarea menjadi dua kali lipat.
Perubahan yang terjadi terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi. Pada persalinan per
vaginam, hemokonsentrasi cenderung stabil, dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Pada minggu-monggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor
prmbekuan darah akan meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinigen dan
plasma akan sedikit menurun tetapi darah mengental dengan peningkatan viskositas
dsehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi. Hal ini
disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah.
Tingkatan ini dipengaruhi oeh status gizi dari wanita tersebut. Akan normal dalam 4-5
minggu post partum.
Ibu harus cukup beristirahat, dimana ibu harus tidur terlentang selama 8 jam post partum
untuk mencegah terjadinya perdarahan post partum. Setelah itu, mobilisasi perlu dilakukan
agar tidak terjadi pembengkakan akibat tersumbatnyapembuluh darah ibu. Pada persalinan
normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infuse atau kateter dan tanda-tanda
vitalnya juga baik, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke WC dengan
dibantu,satu atau dua jam setelah melahirkan secara normal. Sedangkan untuk pasien Sectio
Caesarea biasanya mulai ambulasi 24-36 jam sesudah melahirkan.
Pada prinsipnya, kebersihan vagina pada saat masa nifas dilandasi beberapa alasan:
Selama satu atau dua malam yang pertama, ibu yang baru mungkin memerlukan obat
tidur yang ringan. Setelah hari kedua post natal, pemberian obat tidur pada malam hari
biasanya tidak lagi dibutuhkan daan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada
malam hari. Ibu yang baru yang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat dan semua
keadaan yang ditemukan harus dilaporkan pada dokter.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
Mengurangi jumlah ASI yang di produksi
Memperlambat proses involusi o uterus dan meningkatkan perdarahan
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
e) Seksual
Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah 6 minggu
persalinan. Batasan 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu semua luka akibat
persalinan, termasuk luka episiotomi dan luka bekas sectio cesarea (SC) biasanya telah
sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan di pastikan tidak ada luka atau perobekan
jaringan, hubungan seksual bahkan telah boleh dilakukan 3 4 minggu setelah proses
melahirkan itu.
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca persalinan (memasuki masa
nifas) karena itu sangat penting untuk mendidik para ibu dan keluarganya mengenai tanda-
tanda bahaya masa nifas sehinggaa ibu dapat segera mencari pertolongan medis jika terdapat
tanda-tanda bahaya masa nifas yang disebutkan di bawah ini :
a) Perdarahan per vaginam yang luar biasa/tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari
perdarahan biasa) memerlukan penggantian pembalut 2-3x dalam setengah jam.
g) Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa tidak enak badan.
k) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri.
Ibu di dalam masa nifas banyak mengalami berbagai macam komplikasi post partum,
yang diantaranya dapat dikelompkan sebagai berikut:
a) Infeksi post partum atau nifas
Infeksi pada saluran genitalia
- Endometritis, endomyometritis, parametritis
- Selulitis pelvis dan Peritonitis salpingitis
- Infeksi yang menyertai persalinan sectio caesaria
Infeksi lain :
- Infeksi pada payudara, mastitis
- Infeksi saluran kemih
b) Komplikasi hemorhagia / perdarahan dan tromboembolik
Perdarahan post partum / nifas
Emboli paru / pulmonary embolisme
Fromboplebitis
Hematoma vulva
c) Gangguan afektif post partum
Depresi post partum / nifas
Post psrtum blues
Psiko post partum / nifas
Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu
metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberikan asuhan
kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.
2. Tujuan
Memberikan asuhan kebidanan yang adekuat, komprehensif dan terstandar pada ibu
postpartum dengan memperhatikan kondisi ibu selama masa postpartum.
3. Langkah-langkah
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Hellen
Varney dalam buku Varneys Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses
manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis
dan siklik :
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang dilakukan untuk mengevalusi keadaan pasien secara lengkap . Pada langkah pertama ini
harus terkumpul data yang komporhensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil
pemeriksaan , sehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya dan Valid.
A. Data Subjektif
2) Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas,
misalnya merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perenium.
3) Riwayat kesehatan
(a) Riwayat kesehatan yang lalu Untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat atau penyakit akut yang diderita
(b) Riwayat kesehatan sekarang Mengetahui kemungkinan adanya penyakit
yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan
bayinya
(c) Riwayat kesehatan keluargaMengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya.
4) Riwayat Perkawinan
Berapa kali menikah.
5) Riwayat Obstetrik
a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali ibu hamil,
apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong
persalinan, keadaan nifas yang lalu
b) Riwayat persalinan sekarang, tanggal persalinanjenis persalinan, jenis
kelamin anak, keadaan bayi ( BB, PB ) penolong persalinan.
6) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah menggunakan KB atau tidak, jenis apa,
berapa lama, apakah ada keluhan saat menggunakannya serta rencana KB setelah masa nifas
dan apa jenis yang diinginkan.
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan
menguntungkan atau merugikan pasien khusus pada masa nifas ( misalnya kebiasaan makan )
8) Data Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.
9) Data pengetahuan
Tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenisnya, makanan pantangan.
b) Eliminasi
Tentang fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB dan BAK, frekuensi, jumlah, bau,
warna, konsistensi
c) Istirahat
d) Personal hygiene
Apakan ibu selalu menjaga kebersihan tubuhnya terutama pada bagian genitalis
e) Aktivitas
B. Data Objektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang pasien, bidan harus mengumpulkan data
untuk memastikan bahwa keadaan pasien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam
komponen pengkajian data objektif adalah
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya.
Temperatur/suhu, Nadi dan pernapasan, Tekanan Darah.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan buah dada dan putting susu ( simetris/tidak, konsistensi, ada
pembengkakan/tidak, puttingmenonjol/tidak, lecet/tidak )
b) Keadaan abdomen ( uterus normal : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada
diatas ketinggian fundal saat masa nifas segera. Uterus abnormal :
lembek, diatas ketinggian fundal saat masa post partus segera )
c) Kandung kemih ( bisa buang air/ tidak )
d) Keadaan genitalia ( Normal :
- lochea ( merah hitam : lochea rubra, bau biasa, tidak ada bekuan darah
atau butir butir darah beku, jumlah perdarahan yang ringan atau
sedikit. Abnormal : merah terang, bau busuk, mengeluarkan darah
beku, perdarahan berat,
- Keadaan perenium : oedema, hematoma, bekas luka
episiotomi/robekan, hecting.
- Keadaan anus : hemorrhoid.
- Keadaan ekstreminitas : varises, oedema, reflex patella
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang akurat atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang
spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah, keduanya digunakan karena masalah tidak dapat
diidentifikasi seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering
berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai
dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.
a. Diagnosa Kebidanan
Berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas
Data dasar meliputi :
1) Data subjektif ( pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah
abortus atau tidak, keterangan ibu tentang keluhannya )
2) Data Objektif Palpasi tentang TFU dan kontraksi, hasil pemeriksaan
tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan TTV
b. Masalah
Permasalahan yang munculberdasarkan pernyataan pasien.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati
pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah potensial ini benar-benar
terjadi.
Mengidentifikasi perlu adanya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau/ untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama oleh anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien. Langkah keempat dicerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanan
kebidanan sebelumnya. Jadi penatalaksanaannya bukan hanya pada kunjungan antenatal saja.
Tetapi secara terus-menerus sampai wanita tersebut bersalin dan menyelesaikan masa
nifasnya dengan aman.
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilakukankan secara efisien dan aman.
Rencana ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh pasien, atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan.
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keaktifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksannaanya Ada kemungkinan
bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nomor Register :-
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas klien
2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan merasakan sakit di daerah tulang belakang saat
duduk.
Riwayat Keluhan Utama : Ibu merasakan sakit sejak selesai melahirkan sampai
sekarang.
4. Keadaan Bayi: Bayi lahir hidup, jenis kelamin perempuan, BB : 2500, PB : 48cm, nilai
APGAR 7 pada satu menit pertama dan 9 pada menit kelima, tidak ada cacat bawaan.
5. Riwayat Post Partum : Keadaan umum baik, keadaan emosi stabil, ibu masih mampu
duduk sendiri ( mobilisasi dini baik ).
6. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : tidak ada
7. Riwayat Keluarga Berencana : Ibu belum pernah mengikuti program keluarga
berencana
8. Riwayat Sosial Ekonomi :
b. Respon terhadap kehamilan : ibu dan suami merasa bahagia dengan kelahiran
bayinya
c. Personal Hyglene :
1) Mandi : 2x sehari menggunakan sabun mandi
2) Sikat gigi : setiap selesai makan dan pada saat mandi menggunakan pasta
3) Cuci Rambut : 1x dengan menggunakan shampo
4) Ganti pakaian luar dan dalam setiap selesai mandi dan bila lembab
d. Eliminasi :
1) BAB
Belum BAB
2) BAK
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Khusus
e. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada luka
pada bibir , kebersihan gigi terjaga, tidak ada caries gigi
f. Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan, tidak ada secret,
i. Abdomen : ada linea alba , TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,
uterus teraba keras
k.Vulva / Vagina
Inspeksi : ada pengeluaran darah jenis lochia rubra, warna merah tua, bau
amis, konsistensi darah cair, sekarang sedang terpasang
pembalut satu lapis,
i.Ekstemitas
Data Dasar :
- Ibu mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal 08-10-2013, jam 18.15
WIT
- TFU 1 jari dibawah pusat
- Lochia rubra
- Perdarahan 50cc
2. Masalah : Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan nyeri saat
duduk pada daerah tulang belakang.
Data Dasar : Ibu mengatakan merasa sakit saat duduk pada daerah tulang
belakang.
3. Kebutuhan :
- Istirahat yang cukup
- Makan dan minum
- Healt education dan pemberian therapy
1). Mengobservasi TTV , kontraksi uterus , perdarahan , lochia ,dan kandung kemih.
Hasil : Ibu makan 1 porsi yaitu nasi,ikan,sayur bening dan segelas air putih.
3). Menganjurkan ibu agar selalu menjaga kebersihan diri terutama pada alat
genitalia,yaitu ganti pakaian dalam dan pembalut jika merasa basah,cebok dari
arah depan ke belakang.
Hasil : Ibu berjanji akan melaksanakan sesuai dengan anjuran yang diberikan.
4). Manganjurkan ibu untuk selau memberikan ASI kepada anaknya.
- Amoxicillin 3x1
- Paracetamol 3x1
- Natabion 1x1
Hasil : Ibu berjanji akan melaksanakan sesuai dengan anjuran yang diberikan.
Catatan Perkembangan
P:
Intervensi
Rasional: Untuk menjaga bayi tetap bersih dan mencegah terjadinya infeksi
melalui tali pusat
3. Pemenuhan Nutrisi
Rasional: Untuk memenuhi nutrisi anaknya. Selain itu asi juga bagus karena
mengandung anibody yang baik bagi tubuh bayinya,.
Implementasi
Hasil:
Lochia : Rubra
Perdarahan : 30 cc
2. Memandikan bayi
Hasil: Ibu makan 1 porsi nasi, ikan, sayur bening, segelas air putih dan 1
potong buah pepaya
Hasil: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ibu bersedia u ntuk
melakukan anjuran yng diberikan.
Hasil: Theraphy telah diberikan dan ibu berjanji akan mengkonsumsi obat
yang diberikaan sesuai resep.
Evaluasi
Lochia : Rubra
Perdarahan : 30 cc
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membahas tentang asuhan kebidanan pada Ny. A.W dengan post partum
normal, penulis dapat melakukan perbandingan antara teori dengan praktek di lapangan
sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Dari hasil pengkajian pada Ny.A.W dengan post partum normal, dan keluarganya
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.
B. Saran
1. Untuk Petugas Kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga kejadian post date
pada ibu bersalin bisa dicegah.
2. Untuk Masyarakat
Agar masyarakat khususnya ibu nifas bisa melaksanakan anjuran yang diberikan
oleh bidan atau tenaga kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA