Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Penyakit Radang Panggul

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kesehatan reproduksi
dan keluarga berencana

Dosen Pembimbing Mata Kuliah : Djudju Sriwenda,SST, MPH

Disusun Oleh :

Fitriani Fauziah Yelandani P17324116033

Indri Noviawati P17324116020

Kartika Mila Cahyaningsih P17324116057

Monica Rizkia Putri P17324116039

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG

2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... i


TINJAUAN TEORI ........................................................................................................ 1
1. PENGERTIAN ......................................................................................................... 1
2. KLASIFIKASI ............................................................................................................ 1
3. ETIOLOGI ................................................................................................................. 3
4. TANDA GEJALA ...................................................................................................... 4
5. FAKTOR PATOFISIOLOGI .................................................................................... 4
6. PENGKAJIAN ........................................................................................................... 4
7. PENANGANAN ........................................................................................................ 6
TINJAUAN KASUS ...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13

i
TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN
Radang Panggul merupakan infeksi genitalia wanita yang menggambarkan
keadaan atau kondisi dimana organ pelvis (uterus, tuba/ovarium) diserang oleh
mikroorganisme patogen, biasanya bakteri yang multiplikasi dan menghasilkan suatu
reaksi peradangan. Bakteri yang biasa menyebabkan adalah Neisseria gonorrhea (N.
gonorrhea) dan Chlamydia trachomatis (C. trachomatis) dapat pula oleh organisme
lain yang menyebabkan vaginosis bacteria.

Radang Panggul atau Pelvic Inflammatory Disease adalah infeksi pada alat
genital atas. Proses penyakitnya dapat meliputi endometrium, tubafalopii, ovarium,
miometrium, parametria, dan peritonium panggul. PID adalah infeksi yang paling
peting dan merupakan komplikasi infeksi menular seksual yang paling biasa
(Sarwono,2011).

Radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas, penyakit tersebut
dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam darah), saluran tuba, indung telur
miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul (Sarwono 2008).

Pelvic inflamatory disease (PID) adalah suatu infeksi yana umum pada organ
pelvic wanita dan struktur penyokong vagina atau bahkan mengenai tuba fallopi yang
pada ksus tersebut dosebut salpingitis. (Babak, 2005).

Pelvic Inflamatory Disease adalah suatu kumpulan radang pada saluran genital
bagian atas oleh berbagai organisme, yang dapat menyerang endometrium, tuba
fallopi, ovarium maupun miometrium secara perkontinuitatum maupun secara
hematogen ataupun sebagai akibat hubungan seksual. (Yani,2009).

Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah suatu infeksi
yang menjangkiti tuba fallopi, rahim, ovarium, leher rahim, atau panggul perempuan.
Penyakit ini merupakan penyebab utama infertilitas yang dapat dicegah. Kasus
radang panggul sebagian besar ditemukan pada perempuan berusia 15-24 tahun
yang aktif secara seksual. Selain infertilitas, penyakit radang panggul yang tidak
segera ditangani dapat menyebabkan nyeri panggul kronis, dan kehamilan ektopik.

2. KLASIFIKASI
Berdasarkan rekomendasi Infectious Disease Society for Obstetrics & Gynecology,
USA, Hager membagi derajat radang panggul menjadi :

Derajat I : Radang panggul tanpa penyulit (terbatas pada tuba dan ovarium ),
dengan atau tanpa pelvio peritonitis.

Derajat II : Radang panggul dengan penyulit (didapatkan masa radang, atau


abses pada kedua tuba ovarium) dengan atau tanpa pelvio peritonitis.

Derajat III : Radang panggul dengan penyebaran diluar organ-organ pelvik,


misal adanya abses tubo ovarial.

1. Endometritis

Endometritis adalah suatu peradangan pada endometrium yang biasanya


disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan. Endometritis paling sering
ditemukan terutama: setelah seksio sesarea dan partus lama atau pecah ketuban
yang lama. Diagnosa : Infeksi traktus urinarius, infeksi pernafasan, septicemia,
tromboflebitis pelvis, dan abses pelvis.
Penatalaksanaan pada endometritis:

1
a. Pemberian antibotika dan drainase yang memadai

b. Pemberian cairan intra vena dan elektrolit

c. Penggantian darah

Endometritis dibagi 2 yaitu endometritis akut dan endometritis kronika

1) Endometritis akut

Pada endometritis akut endometrium mengalami endema dan hiperemi terutama


terjadi pada post partum dan post abortus.

Penyebab :

a) Infeksi gonorhoe dan infeksi pada abortus dan partus

b) Tindakan yang dilakukan di dalam uterus seperti pemasangan IUD,


kuretase

Gejala-gejala :

a) Demam

b) Lochia lama berdarah bahkan metrorhagia

c) Tidak menimbulkan nyeri jika radang tidak menjalar ke parametrium atau


perimetrium

Pengobatannya adalah:

a) Uterotonik

b) Istirahat, letak fowler

c). Antibiotik

2. Endometritis kronika

Biasanya mengikuti gejala akjt. Infeksi terjadi ringan dalam waktu yang panjang
Sn tidak menunjukkan banyak tdan da dan gejala.

Gejala-gejala klinis endometritis kronika :

a.) Leukorea

b.) Kelainan haid seperti menorhagie dan metrorhagie.

Pengobatannya tergantung pada penyebabnya, endometritis kronika


ditemukan :

a.) Pada tuberculosis

b.) Pada sisa-sisa abortus atau partus yang tertinggal

c.) Pada polip uterus dengan infeksi

Diagnosa hanya dapat dibuat secara patologi anatomis.


1. Parametritis (celulit pelvica)

2
Parametritis yaitu radang dari jaringan longgar di dalam ligament latum.
Radang ini biasanya unilateral.

2. Radang tubafalopi

Radang tuba falopi adalah peradangan yang terjadi pada saluran tuba
falopi yang di sebabkan oleh infeksi menular seksual, dapat
mengakibatkan penyumbatan pada tuba falopi yang menyebabkan sulit
hamil. Penyebabnya infeksi pertumbuhan dan penyebaran bakteri
berbahaya seperti Staphyloccus da Mycoplasma perlahan akan
menyebar ke atas menuju ke tuba falopi melalui pembuluh darah.

4 Myometritis

Penyakit ini tidak terdiri dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya
seperti endometritis.

5. Peritoneum

Peritonitis adalah komplikasi serius yang meliputi gangguan perut, seperti


usus buntu, maag, radang usus. Perawatan terapi antibiotik dan eliminasi
penyebab infeksi.

3. ETIOLOGI
Kebanyakan PID merupakan sekule dari infeksi serviks karen penyakit menular
seksual teruma disebabkan oleh Niesseria gonnorhoeae dan Chlamidia trachomatis.
Selain kedua organisme ini, mikroorganisme yang dapat menyebabkan terjadinya
PID adalah :
1. Cytomegalovirus (CMV) : CMV ditemukan di saluran genital bagian atas pada
wanita yang mengalami PID, diduga merupakan penyebab yang penting untuk
terjadinya PID
2. Mikroflora endogenic
3. Gardenerella vaginalis
4. Haemophilus influenza
5. Organisme enteric gram negative (E. Coli)
6. Spesies peptococcus
7. Streptococcus agalactia
8. Bacteroides fragilis, yang dapat menyebabkan dekstruksi tuba dan epitel ( Marmi
2013).
Mekanisme infeksi menjalar saat, menstruasi, persalinan dan abortus, operasi
ginekologi, disebab kan oleh bakteri :
a. GO (Gonorhoe)
b. Kuman-kuman lain streptococcus, aerob, maupun yang anaerob stapylococus.
c. Chlamydia, mycoplasma, ureaplasma, virus, jamur dan parasit. (widyastuti,
rahmawati, & purnamaningrum, 2009).
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian
bawah, yang menyebar keatas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari
atau minggu untuk seorang wania menderita penyakit radang panggul. Bakteri
penyebab tersering adalah Neisseria Gonorhoeae dan Chlamydia trachomatis yang
menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan
berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut.
Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat
memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang
menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta umenyediakan medium
yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).(widyastuti, rahmawati, &
purnamaningrum, 2009)

3
4. TANDA GEJALA
a. Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang abnormal.

b. Demam

c. Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercak-bercak


kemerahan di celana dalam)

d. Kram Karena menstruasi

e. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual

f. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual

g. Nyeri punggung bagian bawah

h. Kelelahan

i. Nafsu makan berkurang

j. Sering berkemih

k. Nyeri ketika berkemih

5. FAKTOR PATOFISIOLOGI
Radang panggul disebabkan oleh penyebaran infeksi dari daerah vagina dan servik.
Perananservik selalu menghalangi penyebaran bakteri dari vagina ke genitalia interna,
tetapiapabila servik terpapar dengan mikroorganisme yang ditularkan melalui
hubunganseksual seperti N. gonorrhoeae, C. Trachomatis servik akan terinfeksi. N.
gonorrhoeaeakan menyebar ke endometrium, berkembang, dan meluas ke organ lain
seperti tubafalopii, yang mengakibatkan timbulnya radang yang hebat dan sikatrik.
Begitu juga C.trachomatis dan bakteri lain yang mengikutinya. Genitalia interna akan
mengalami infeksi, meradang, dan merusak tuba falopiiyang menimbulkan rasa sakit
yang hebat yang nantinya dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut,
infertilitas, dan kehamilan ektopik, ini terjadi pada radangyang akut.

6. PENGKAJIAN
Anamnesis

Seorang Ibu datang ke bidan mengeluh mual dan muntah-muntah, suhu yang naik
turun, nyeri di bagian panggul, nyeri pada saat berhubungan intim, dan nafsu makan
berkurang karena itu Ibu ingin memeriksakan kesehatannya ke bidan Ani.

A. Pemeriksaan fisik

1. Suhu tinggi disertai takikardi.

2. Nyeri suprasimfisis terasa lebih menonjol dari pada nyeri dikuadran atas
abdomen.

3. Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan terjadi rebound tenderness,
nyeri tekan, dan kekakuan otot perut sebelah bawah.

4. Tergantung dari berat dan lamanya keradangan, radang panggul dapat pula
disertai gejala ileus paralitik.

5. Dapat disertai metroragi, menoragi.

4
B. Pemeriksaan ginekologik

Pada pemeriksaan ginekologik didapatkan :

1. Pembengkakan dan nyeri pada labia didaerah kelenjar Bartholini.

2. Bila ditemukan flour albus purulen, umumnya akibat kuman N. gonore. Sering
kali juga disertai perdarahan-perdarahan ringan diluar haid, akibat endometritis
akuta.

3. Nyeri daerah parametrium, dan diperberat bila dilakukan gerakan-gerakan


pada servik.

4. Bila sudah terbentuk abses, maka akan teraba masa pada adneksa disertai
dengan suhu meningkat. Bila abses pecah, akan terjadi gejala-gejala
pelvioperitonitis atau peritonitis generalisata, tenesmus pada rectum disertai
diare.

5. Pus ini akan teraba sebagai suatu massa dengan bentuk tidak jelas, terasa
tebal dan sering disangka suatu subserous mioma.

6. Pemeriksaan inspekulo memberikan gambaran : keradangan akut serviks,


bersama dengan keluarnya cairan purulen.

7. Pecahnya abses tubo ovarial secara massif, memberikan gambaran yang


khas. Rasa nyeri mendadak pada perut bawah, terutama terasa pada tempat
rupture. Dalam waktu singkat seluruh abdomen akan terasa nyeri karena
timbulnya gejala perioritas generalisata. Bila jumlah cairan purulen yang mengalir
keluar banyak akan terjadi syok. Gejala pertama timbulnya syok ialah mual dan
muntah-muntah, distensi abdomen disertai tanda-tanda ileus paralitik. Segera
setelah pecahanya abses, suhu akan menuru atau subnormal, dan beberapa
waktu kemudian suhu meningkat tinggi lagi. Syok terjadi akibat rangsangan
peritoneum dan penyebaran endotoksin.

8. Anemi sering dijumpai pada abses pelvic yang sudah berlangsung beberapa
minggu.

C. Diagnosis

Diagnosis radang panggul berdasarkan kriteria dari Infectious Disease Society for
Obstetrics & Gynecology, USA. 1983, ialah :

A. Ketiga gejala klinik dibawah ini harus ada :

1. Nyeri tekan pada abdomen, dengan atau tanpa rebound.

2. Nyeri bila servik uteri digerakkan.

3. Nyeri pada adneksa.

B. Bersamaan dengan satu atau lebih tanda-tanda dibawah ini :

1. Negatif gram diplokok pada secret endoserviks.

2. Suhu diatas 38 C.

3. Lekositosis lebih dari 10.000 per mm.

4. Adanya pus dalam kavum peritonei yang didapat dengan kuldosentesis


maupun laparaskopi.

5
5. Adanya abses pelvic dengan pemeriksaan bimanual maupun USG

7. PENANGANAN
Berdasar derajat radang panggul, maka pengobatan dibagi menjadi :

1. Pengobatan rawat jalan.

Pengobatan rawat jalan dilakukan kepada penderita radang panggul derajat I.

Obat yang diberikan ialah :

Antibiotik : sesuai dengan Buku Pedoman Penggunaan Antibiotik.

- Ampisilin 3.5 g/sekali p.o/ sehari selama 1 hari dan Probenesid 1 g sekali
p.o/sehari selama 1 hari. Dilanjutkan Ampisilin 4 x 500 mg/hari selama 7-10 hari,
atau

- Amoksilin 3 g p.o sekali/hari selama 1 hari dan Probenesid 1 g p.o sekali


sehari selama 1 hari. Dilanjutkan Amoxilin 3 x 500 mg/hari p.o selama 7 hari,
atau

- Tiamfenikol 3,5 g/sekali sehari p.o selama 1 hari. Dilanjutkan 4 x 500 mg/hari
p.o selama 7-10 hari, atau

- Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari p.o selam 7-10 hari, atau

- Doksisiklin 2 x 100 mg/hari p.o selama 7-10 hari, atau

- Eritromisin 4 x 500 mg/hari p.o selama 7-10 hari.

Analgesik dan antipiretik.

- Parasetamol 3 x 500 mg/hari atau

- Metampiron 3 x 500 mg/hari.

2. Pengobatan rawat inap.

Pengobatan rawat inap dilakukan kepada penderita radang panggul derajat II dan
III.

Obat yang diberikan ialah :

Antibiotik : sesuai dengan Buku Pedoman Penggunaan Antibiotik.

- Ampisilin 1g im/iv 4 x sehari selama 5-7 hari dan Gentamisin 1,5 mg 2,5 mg/kg
BB im/iv, 2 x sehari slama 5-7 hari dan Metronidazol 1 g rek. Sup, 2 x sehari
selama 5-7 hari atau,

- Sefalosporin generasi III 1 gr/iv, 2-3 x sehari selama 5-7 hari dan Metronidazol 1
g rek. Sup 2 x sehari selama 5-7 hari.

Analgesik dan antipireti

6
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian: 22 Oktober 2011

Waktu pengkajian : 09.00 WIB

No. rekam medik : 0001

I. DATA SUBJEKTIF

A. Biodata

Nama ibu : Ny. N Nama suami : Tn. S

Umur : 24 Thn Umur : 26 Thn

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Sumatera/ Indonesia Suku/bangsa : Sumatera

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln. Pangeran, Palembang Alamat : Jln. Pangeran

B. Alasan Datang

Tanggal 22 Oktober 2011 jam 09.00. Ibu datang ke bidan, megeluh nyeri pada saat
bersenggama dan nafsu makan berkurang, ibu merasa tidak enak badan. Karena
itu, ibu ingin memeriksakan kesehatannya.

C. Data Kebidanan

Riwayat Perkawinan

Status kawin : kawin

Jika kawin : berapa kali: 1 lamanya: 4 th Usia: 20 th

Riwayat Haid

Menarche : 14 th warna : merah kehitaman

Siklus : 28 hari jumlah : 2 kali ganti pembalut.

Lamanya : 7 hari Dismenorhoe : ada

D. Data Kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang :

2. Riwayat kesehatan keluarga

a. Keturunan kembar : tidak ada

b. Riwayat penyakit keluarga/keturunan : tidak ada

c. Riwayat operasi yang pernah dialami : tidak ada

7
E. Riwayat KB

1. Pernah menjadi akseptor KB : pernah

2. Jenis kontrasepsi yang digunakan : IUD

3. Masalah selama penggunaan KB : Nyeri saat senggama

F. Data Kesehatan sehari-hari

1. Personal hygine

Mandi : 2 kali sehari

Gosok gigi : 3 kali sehari

Ganti pakaian dalam :2 kali/ saat terasa lembab

G. Data Psikologi

Hubungan dengan keluarga : baik

Hubungan dengan orang lain : baik

Pengambilan keputusan : suami

Keadaan psikologis : baik

II. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum

Kesadaran : compos mentis

Keadaan emosional : kooperatif

2. Tanda-tanda vital

TD : 110/80 mmHg

Polse : 75 kali/mnt

RR : 24 kali/mnt

Suhu : 38 oC

3. Status gizi

Berat badan : 60 kg

Tinggi badan : 160 cm

Lila : 24 cm

8
4. Muka

Mata

Kelopak mata : tidak ada oedem

Konjungtiva : tidak pucat

Scelera : tidak ikterik

Reflex pupil : baik

Mulut dan gigi

Gigi : tidak ada caries gigi

Gusi : tidak berdarah, bersih

Kelainan : tidak ada

5. Payudara

Bentuk/ukuran : simetris

Areola mamae : tidak hyperpigmentasi

Putting susu : menonjol

Pengeluaran cairan : tidak ada

Masa : tidak ada

Kelainan : tidak ada

6. Abdomen

Keadaan : simetris

Bekas operasi : tidak ada

Masa : tidak ada

Bising usus : tidak ada

7. Ekstrimitas

Atas

Oedema : tidak ada

Pergerakan : baik

Bawah

Oedema : tidak ada

Pergerakan : baik

Varices : tidak ada

Reflex patella : positif

9
8. Genetalia

Oedema : tidak ada

Varices : tidak ada

B. Pemeriksaan Kebidanan

Vulva/vagina

Kebersihan : bersih

Luka : tidak ada

Varices : tidak ada

Oedema : tidak ada

Peradangan : tidak ada

Masa : tidak ada

Flour albus : tidak ada

Kelenjar bartolini

Masa : tidak ada

Peradangan : tidak ada

Portio

Keadaan : baik

Nyeri goyang : terbuka/terbuka

Peradangan : tidak ada

Perdarahan : tidak ada

Uteri

Keadaan : baik

Bentuk : seperti buah pir

Pembesaran : baik

Masa : tidak ada

Adneksa

Nyeri tekanan : ada

Masa : tidak ada

C. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

2. USG : tidak dilakukan

10
3. Tes : tidak dilakukan

III. ASESSMENT

A. Diagnose : Ibu G1P1Ao dengan nyeri panggul

B. Masalah : Nyeri pada saat bersenggama, nafsu makan berkurang, dan


demam.

C. Kebutuhan : Mengatasi demam ibu dengan pemberian obat, memberi


vitamin penambah nafsu makan, dan melakukan
pemeriksaan penunjang.

D. Diagnose potensial: Berpotensi Infeksi Panggul

IV. PLANNING

1. Beritahu ibu tentang keadaannya sekarang

Memberitahukan kepada ibu tentang keadaannya seperti tanda-tanda vital

TD : 110/70 mmHg Suhu : 38oC

Polse : 75 x/menit RR : 24 x/menit

Ibu mengetahui keadaannya

2. Berikan obat penurun panas

Memberikan obat penurun panas kepada ibu seperti Paracetamol

Ibu mengerti dan mau meminum obat

3. Anjurkan ibu untuk memakan makanan yang bergizi seimbang. Menganjurkan


ibu untuk memakan makanan yang bergizi seimbang seperti sayur-sayuran hijau,
buah-buahan, susu, serta lauk pauk. Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
dan mau memakan makanan bergizi seimbang.

4. Berikan vitamin untuk penambah nafsu makan kepada ibu memberikan


vitamin penambah nafsu makan yaitu vit.B12. Ibu mengerti dan berjanji akan
minum vitamin yang diberikan

5. Berikan KIE tentang alat kontrasepsi

Memberikan KIE tentang alat kontrasepsi dan anjurkan untuk mengganti alat
kontrasepsi sekarang dengan kondom.

Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

6. Anjurkan ibu untuk konsul ke dokter SPOG

Menganjurkan ibu untuk konsul ke dokter SPOG untuk melakukan pemeriksaan


lebih lanjut. Ibu mengerti dan mau untuk konsul ke dokter SPOG.

7. Anjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup.

11
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup seperti tidur siang kurang lebih 1-2 jam
dan tidur malam minimal 8 jam

12
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2000. Memahani kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC

Widyastuti. 2013. Kesehatan reproduksi. Jakarta : EGC

Saifudin. 2000. Ilmu kandungan. Jakarta : Fakultas Kedokteran

Sarwono. 1997. Penyakit radang panggul. Jakarta : EGC

Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono

13

Anda mungkin juga menyukai