Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kesehatan reproduksi
dan keluarga berencana
Disusun Oleh :
2017
DAFTAR ISI
i
TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN
Radang Panggul merupakan infeksi genitalia wanita yang menggambarkan
keadaan atau kondisi dimana organ pelvis (uterus, tuba/ovarium) diserang oleh
mikroorganisme patogen, biasanya bakteri yang multiplikasi dan menghasilkan suatu
reaksi peradangan. Bakteri yang biasa menyebabkan adalah Neisseria gonorrhea (N.
gonorrhea) dan Chlamydia trachomatis (C. trachomatis) dapat pula oleh organisme
lain yang menyebabkan vaginosis bacteria.
Radang Panggul atau Pelvic Inflammatory Disease adalah infeksi pada alat
genital atas. Proses penyakitnya dapat meliputi endometrium, tubafalopii, ovarium,
miometrium, parametria, dan peritonium panggul. PID adalah infeksi yang paling
peting dan merupakan komplikasi infeksi menular seksual yang paling biasa
(Sarwono,2011).
Radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas, penyakit tersebut
dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam darah), saluran tuba, indung telur
miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul (Sarwono 2008).
Pelvic inflamatory disease (PID) adalah suatu infeksi yana umum pada organ
pelvic wanita dan struktur penyokong vagina atau bahkan mengenai tuba fallopi yang
pada ksus tersebut dosebut salpingitis. (Babak, 2005).
Pelvic Inflamatory Disease adalah suatu kumpulan radang pada saluran genital
bagian atas oleh berbagai organisme, yang dapat menyerang endometrium, tuba
fallopi, ovarium maupun miometrium secara perkontinuitatum maupun secara
hematogen ataupun sebagai akibat hubungan seksual. (Yani,2009).
Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah suatu infeksi
yang menjangkiti tuba fallopi, rahim, ovarium, leher rahim, atau panggul perempuan.
Penyakit ini merupakan penyebab utama infertilitas yang dapat dicegah. Kasus
radang panggul sebagian besar ditemukan pada perempuan berusia 15-24 tahun
yang aktif secara seksual. Selain infertilitas, penyakit radang panggul yang tidak
segera ditangani dapat menyebabkan nyeri panggul kronis, dan kehamilan ektopik.
2. KLASIFIKASI
Berdasarkan rekomendasi Infectious Disease Society for Obstetrics & Gynecology,
USA, Hager membagi derajat radang panggul menjadi :
Derajat I : Radang panggul tanpa penyulit (terbatas pada tuba dan ovarium ),
dengan atau tanpa pelvio peritonitis.
1. Endometritis
1
a. Pemberian antibotika dan drainase yang memadai
c. Penggantian darah
1) Endometritis akut
Penyebab :
Gejala-gejala :
a) Demam
Pengobatannya adalah:
a) Uterotonik
c). Antibiotik
2. Endometritis kronika
Biasanya mengikuti gejala akjt. Infeksi terjadi ringan dalam waktu yang panjang
Sn tidak menunjukkan banyak tdan da dan gejala.
a.) Leukorea
2
Parametritis yaitu radang dari jaringan longgar di dalam ligament latum.
Radang ini biasanya unilateral.
2. Radang tubafalopi
Radang tuba falopi adalah peradangan yang terjadi pada saluran tuba
falopi yang di sebabkan oleh infeksi menular seksual, dapat
mengakibatkan penyumbatan pada tuba falopi yang menyebabkan sulit
hamil. Penyebabnya infeksi pertumbuhan dan penyebaran bakteri
berbahaya seperti Staphyloccus da Mycoplasma perlahan akan
menyebar ke atas menuju ke tuba falopi melalui pembuluh darah.
4 Myometritis
Penyakit ini tidak terdiri dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya
seperti endometritis.
5. Peritoneum
3. ETIOLOGI
Kebanyakan PID merupakan sekule dari infeksi serviks karen penyakit menular
seksual teruma disebabkan oleh Niesseria gonnorhoeae dan Chlamidia trachomatis.
Selain kedua organisme ini, mikroorganisme yang dapat menyebabkan terjadinya
PID adalah :
1. Cytomegalovirus (CMV) : CMV ditemukan di saluran genital bagian atas pada
wanita yang mengalami PID, diduga merupakan penyebab yang penting untuk
terjadinya PID
2. Mikroflora endogenic
3. Gardenerella vaginalis
4. Haemophilus influenza
5. Organisme enteric gram negative (E. Coli)
6. Spesies peptococcus
7. Streptococcus agalactia
8. Bacteroides fragilis, yang dapat menyebabkan dekstruksi tuba dan epitel ( Marmi
2013).
Mekanisme infeksi menjalar saat, menstruasi, persalinan dan abortus, operasi
ginekologi, disebab kan oleh bakteri :
a. GO (Gonorhoe)
b. Kuman-kuman lain streptococcus, aerob, maupun yang anaerob stapylococus.
c. Chlamydia, mycoplasma, ureaplasma, virus, jamur dan parasit. (widyastuti,
rahmawati, & purnamaningrum, 2009).
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian
bawah, yang menyebar keatas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari
atau minggu untuk seorang wania menderita penyakit radang panggul. Bakteri
penyebab tersering adalah Neisseria Gonorhoeae dan Chlamydia trachomatis yang
menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan
berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut.
Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat
memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang
menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta umenyediakan medium
yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).(widyastuti, rahmawati, &
purnamaningrum, 2009)
3
4. TANDA GEJALA
a. Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang abnormal.
b. Demam
h. Kelelahan
j. Sering berkemih
5. FAKTOR PATOFISIOLOGI
Radang panggul disebabkan oleh penyebaran infeksi dari daerah vagina dan servik.
Perananservik selalu menghalangi penyebaran bakteri dari vagina ke genitalia interna,
tetapiapabila servik terpapar dengan mikroorganisme yang ditularkan melalui
hubunganseksual seperti N. gonorrhoeae, C. Trachomatis servik akan terinfeksi. N.
gonorrhoeaeakan menyebar ke endometrium, berkembang, dan meluas ke organ lain
seperti tubafalopii, yang mengakibatkan timbulnya radang yang hebat dan sikatrik.
Begitu juga C.trachomatis dan bakteri lain yang mengikutinya. Genitalia interna akan
mengalami infeksi, meradang, dan merusak tuba falopiiyang menimbulkan rasa sakit
yang hebat yang nantinya dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut,
infertilitas, dan kehamilan ektopik, ini terjadi pada radangyang akut.
6. PENGKAJIAN
Anamnesis
Seorang Ibu datang ke bidan mengeluh mual dan muntah-muntah, suhu yang naik
turun, nyeri di bagian panggul, nyeri pada saat berhubungan intim, dan nafsu makan
berkurang karena itu Ibu ingin memeriksakan kesehatannya ke bidan Ani.
A. Pemeriksaan fisik
2. Nyeri suprasimfisis terasa lebih menonjol dari pada nyeri dikuadran atas
abdomen.
3. Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan terjadi rebound tenderness,
nyeri tekan, dan kekakuan otot perut sebelah bawah.
4. Tergantung dari berat dan lamanya keradangan, radang panggul dapat pula
disertai gejala ileus paralitik.
4
B. Pemeriksaan ginekologik
2. Bila ditemukan flour albus purulen, umumnya akibat kuman N. gonore. Sering
kali juga disertai perdarahan-perdarahan ringan diluar haid, akibat endometritis
akuta.
4. Bila sudah terbentuk abses, maka akan teraba masa pada adneksa disertai
dengan suhu meningkat. Bila abses pecah, akan terjadi gejala-gejala
pelvioperitonitis atau peritonitis generalisata, tenesmus pada rectum disertai
diare.
5. Pus ini akan teraba sebagai suatu massa dengan bentuk tidak jelas, terasa
tebal dan sering disangka suatu subserous mioma.
8. Anemi sering dijumpai pada abses pelvic yang sudah berlangsung beberapa
minggu.
C. Diagnosis
Diagnosis radang panggul berdasarkan kriteria dari Infectious Disease Society for
Obstetrics & Gynecology, USA. 1983, ialah :
2. Suhu diatas 38 C.
5
5. Adanya abses pelvic dengan pemeriksaan bimanual maupun USG
7. PENANGANAN
Berdasar derajat radang panggul, maka pengobatan dibagi menjadi :
- Ampisilin 3.5 g/sekali p.o/ sehari selama 1 hari dan Probenesid 1 g sekali
p.o/sehari selama 1 hari. Dilanjutkan Ampisilin 4 x 500 mg/hari selama 7-10 hari,
atau
- Tiamfenikol 3,5 g/sekali sehari p.o selama 1 hari. Dilanjutkan 4 x 500 mg/hari
p.o selama 7-10 hari, atau
Pengobatan rawat inap dilakukan kepada penderita radang panggul derajat II dan
III.
- Ampisilin 1g im/iv 4 x sehari selama 5-7 hari dan Gentamisin 1,5 mg 2,5 mg/kg
BB im/iv, 2 x sehari slama 5-7 hari dan Metronidazol 1 g rek. Sup, 2 x sehari
selama 5-7 hari atau,
- Sefalosporin generasi III 1 gr/iv, 2-3 x sehari selama 5-7 hari dan Metronidazol 1
g rek. Sup 2 x sehari selama 5-7 hari.
6
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
B. Alasan Datang
Tanggal 22 Oktober 2011 jam 09.00. Ibu datang ke bidan, megeluh nyeri pada saat
bersenggama dan nafsu makan berkurang, ibu merasa tidak enak badan. Karena
itu, ibu ingin memeriksakan kesehatannya.
C. Data Kebidanan
Riwayat Perkawinan
Riwayat Haid
D. Data Kesehatan
7
E. Riwayat KB
1. Personal hygine
G. Data Psikologi
A. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
2. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Polse : 75 kali/mnt
RR : 24 kali/mnt
Suhu : 38 oC
3. Status gizi
Berat badan : 60 kg
Lila : 24 cm
8
4. Muka
Mata
5. Payudara
Bentuk/ukuran : simetris
6. Abdomen
Keadaan : simetris
7. Ekstrimitas
Atas
Pergerakan : baik
Bawah
Pergerakan : baik
9
8. Genetalia
B. Pemeriksaan Kebidanan
Vulva/vagina
Kebersihan : bersih
Kelenjar bartolini
Portio
Keadaan : baik
Uteri
Keadaan : baik
Pembesaran : baik
Adneksa
C. Pemeriksaan Penunjang
10
3. Tes : tidak dilakukan
III. ASESSMENT
IV. PLANNING
Memberikan KIE tentang alat kontrasepsi dan anjurkan untuk mengganti alat
kontrasepsi sekarang dengan kondom.
11
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup seperti tidur siang kurang lebih 1-2 jam
dan tidur malam minimal 8 jam
12
DAFTAR PUSTAKA
13