Anda di halaman 1dari 4

Artritis gout atau artritis pirai adalah suatu perdangan sendi sebagai

manifestasi dari akumulasi endapan Kristal monosodium urat, yang terkumpul

didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat didalam darah

(hiperurisemia). Gout (pirai) merupakan kelompok keadaan hetererogeneus yang

berhungan dengan defek genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia). Pada

keadaan ini bias terjadi ovesekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan

penurunan ekskresi asam urat, atau kombinasi keduanya. (Brunner & Suddart,

2006). Gout atau pirai adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat

pada sendi dan jari. (Risnanto dan Uswatun Insani , 2014).

Menurut Riskerdas 2013, sebanyak 11 provinsi mempunyai pravelensi

penyakit sendi diatas persentase Nasional yaitu Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu,

Jawa Barat, Jawa Tengah , Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan

Selatan, dan Papua Barat. Pravelensi penyakit sendi berdasarkan diagnose tenaga

kesehatan di Indonesia 11,9% dan berdasarkan diagnose atau gejala 24,7%. Jika

dilihat dari karakteristik umur, pravelensi tertinggi pada umur 75 tahun(54,8%).

Penderita wanita juga lebih banyak (27,5%) dibandingkan dengan pria (21,8%).

Pravelensi penderita gout yang paling tinggi yaitu di Bali yang mencapai 19,3%.

Di Jawa Tengah juga merupakan salah satu pravelensi tertinggi penderita gout

yaitu mencapai 11,2%.

Survei epidemiologik yang di lakukan di Bandungan, Jawa Tengah atas

kerjasama WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15 45 tahun

di dapatkan bahwa prevalensi hiperurisemia sebesar 24,3% pada laki-laki dan

11,7% pada wanita.


Dari Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang, didapatkan data

selama periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015 terdapat

penderita Artritis Gout umur 15 19 tahun sebanyak 26 penderita, umur 20 44

tahun sebanyak 52 penderita. Total jumlah keseluruhan adalah 78 penderita

Artritis Gout (Laporan Tahunan Puskesmas Sumowono, 2015).

Kadar asam urat yang normal menurut WHO pada laki laki dewasa

adalah sekitar 2 - 7,7 mg/dl, sementara itu pada wanita yang sudah dewasa adalah

2 - 6,5 mg/dl. Pada laki-laki dengan usia diatas 40 tahun yaitu 2 - 8,5 mg/dl, pada

wanita 2 - 8mg/dl. Anak-anak yang berusia 10 - 18 tahun kadar asam uratnya 3,6

- 5,5mg/dl, sementra itu pada anak wanita 3,6 - 4 mg/dl.

Nyeri adalah salah satu tanda yang dialami olah penderita gout. Dampak

nyeri sendi adalah penurunan kualitas harapan hidup seperti kelelahan yang

demikian hebatnya, menurunkan rentan gerak tubuh dan nyeri pada gerakan.

Kekakuan bertambah berat pada pagi hari saat bangun tidur, nyeri yang hebat

pada awal gerakan akan tetapi kekuan tidak berlangsung lama yaitu kurang dari

seperempat jam. Kekuaan di pagi hari menyebabkan berkurangnya kemampuan

gerak dalam melakukan 4 gerak ektensi, keterbatasan morbilitas fisik dan efek

sistemik yang ditimbulkan adalah kegagaglan organ dan kematian (Price,2006).

Sasaran terapi gout artritis yaitu mempertahankan kadar asam urat dalam

serum dibawah 6 mg/dL dan nyeri yang diakibatkan oleh penumpukan asam urat.

Tujuan terapi yang ingin dicapai yaitu mengurangi peradangan dan nyeri sendi

yang ditimbulkan oleh penumpukan Kristal monosodium urat monohidrat. Kristal

tersebut ditemukan pada jaringan kartilago, subkutan dan jaringan particular,

tendon, tulang, ginjal, serta beberapa tempat lainnya. Selain itu, terapi gout juga
bertujuan untuk mencegah tingkat keperahan penyakit lebih lanjut karena

penumpukan Kristal dalam medulla ginjal akan menyebabkan chronic urate

nephropathy serta meningkatkan resiko terjadinya gagal ginjal. Terapi obat

dilakukan dengan mengobati nyeri yang timbul terlebih dahulu, kemudian

dilanjutkan dengan pengontrolan dan penurunan kadar asam urat dalam serum

darah. (Zairin Noor, 2016).

Selain terapi menggunakan farmakologi atau dengan menggunakan obat

obatan, ada terapi non farmakologi. Terapi komplementer juga termasuk

penanganan secara non farmakologis, tetapi komplemteter ini bersifat terapi

pengobatan alamiah menurut Perry & Potter (2010) terapi komplementer meliputi

pengobatan herbal, pijat refleksi, terapi medan magnet, terapi akupuntur, serta

terapi teknik relaksasi (progresif, meditasi, yoga, hipnoterapi).

Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari

manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan perilaku.

Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran dan

penyembuhan yang menggunakan metode hipnotis untuk memberi sugesti atau

perintah positif kepada pikiran bawah sadar untuk penyembuhan suatu gangguan

psikologis atau untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku menjadi lebih

baik. Orang yang ahli dalam menggunakan hipnotis untuk terapi disebut

"hypnotherapist". Hipnoterapi menggunakan pengaruh kata - kata yang

disampaikan dengan teknik - teknik tertentu. Satu - satunya kekuatan dalam

hipnoterapi adalah komunikasi. (Adi W. Gunawan, 2006).


Menurut APA (American Psychological Association) Dictionary of

Psychologi, edisi 2007, hipnoterapi dapat bermanfaat mengatasi hipertensi, asma,

insomnia, bruxism, manajemen rasa nyeri akut maupun kronis, anorexia nervosa,

makan berlebih, merokok dan gangguan-gangguan kepribaian. Terapi perilaku

kognitif seperti hypnosis merupakan jenis terapi yang efektif untuk mengatasi

nyeri dengan sedikit atau hampir tidak ada efek samping sama sekali.

Berdasarkan hasil penelitian Nur Wahida dan Zulfa Khusniyah (2009)

dengan judul pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri sendipada lansia terdapat

pengaruh yang signifikan pemberian hipnoterapi terhadap penurunan nyeri sendi

pada lansia di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto.

Penelitian lainnya oleh Nanik Prayogi Hastuti (2011) dengan judul

pengaruh hipnoterapi terhadap perubahan skala nyeri pasien fraktur ekstremitas

diruang bedah RSU Muntilan, didapatkan hasil ada perbedaan sebelum dan

sesudah pelaksanaan hipnoterapi pada pasien fraktur RSU Muntilan.

Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut, penulis ingin melakukan

penelitian guna mengetahui tentang pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri pada

pasien gout dan hal ini merupakan kompetensi perawat untuk melakukan tindakan

keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai