Anda di halaman 1dari 48

PETUNJUK TEKNIS

PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN


(MUSRENBANG) KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Musrenbang merupakan wahana publik (public event) dalam menggali isu-isu


serta permasalahan strategis pembangunan daerah, guna mencapai kesepakatan atas
prioritas pembangunan dan konsensus pemecahannya. Pembangunan dilaksanakan
melalui proses perencanaan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan
mendayagunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan
yaitu peningkatan kesejahteraan rakyat, sehingga partisipasi masyarakat dalam
Musrenbang menjadi penanda ditempatkannya unsur masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan hasil-
hasilnya.
Dalam rangka pelaksanaan otonomi, perencanaan pembangunan kecamatan
merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah
(kabupaten/kota) dan merupakan bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, Musrenbang kecamatan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Musrenbang
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).
Adapun proses penyusunan RKPD ditempuh melalui empat jalur pendekatan, satu
diantaranya adalah jalur pendekatan partisipatif. Pendekatan ini dilakukan dengan
mendorong partisipasi warga masyarakat melalui penyelenggaraan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RKPD secara berjenjang mulai dari tingkat
dusun/RW, desa/kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten, termasuk penyelenggaraan
Forum SKPD dan Forum Gabungan SKPD. Pelaksanaan Musrenbang di daerah
merupakan tugas pokok penyelenggara negara (pemerintah daerah) dalam menjalankan
urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

1
Disisi lain, Musrenbang sekaligus merupakan upaya sinkronisasi dan rekonsiliasi
pendekatan top-down dengan bottom-up, pendekatan penilaian kebutuhan
masyarakat dengan penilaian yang bersifat teknis, resolusi konflik atas berbagai
kepentingan pemerintah daerah dan non pemerintah untuk pembangunan daerah, antara
kebutuhan program pembangunan dengan kemampuan dan kendala pendanaan, serta
wahana untuk mensinergikan berbagai sumber pendanaan pembangunan. Oleh karenanya
pelaksanaan Musrenbang perlu didukung dengan pedoman teknis operasional agar dalam
penyelenggaraannya berjalan demokratis, partisipatif, komprehensif, transparan, dan
akuntabel, melibatkan semua unsur kepentingan dan elemen masyarakat, termasuk
kelompok marginal warga miskin dan perempuan.
1. Maksud dan Tujuan
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang ini disusun sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan Musrenbang agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan lebih
terarah, tepat sasaran, tepat waktu yang bersinergi baik antar sektor maupun wilayah.
Adapun tujuan disusunnya petunjuk teknis ini adalah sebagai berikut :
a). Terlaksananya proses Musrenbang dari semua tahapan dengan melibatkan
berbagai kelompok masyarakat.
b). Membangun mekanisme Musrenbang yang lebih partisipatif.
c). Mengendepankan kaidah musyawarah untuk mufakat.
d). Mendorong pelaksanaan pembangunan yang lebih partisipatif dan berkeadilan.
2. Tahapan Musrenbang
Musrenbang diselenggarakan melalui serangkaian tahapan kegiatan yang berjenjang
mulai dari tingkat Dusun/RW, Desa/Kelurahan, Kecamatan, Forum SKPD/Gabungan
SKPD, Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Diawali dari Musrenbang Dusun/RW
sebagai bahan masukan penyusunan rencana program/kegiatan pembangunan desa/
kelurahan yang dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes)
untuk dilakukan sinkronisasi dengan program SKPD dalam Forum Musrenbangcam.
Selanjutnya hasil musrenbang kecamatan dijadikan bahan Musrenbang Kabupaten
yang sebelumnya sudah dibahas dalam Forum SKPD, Forum Gabungan SKPD yang
outputnya sebagai bahan penyusunan RKPD Kabupaten.

B. Dasar Pelaksanaan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN);

2
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2010 Nomor 3);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah
Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor 9);
10. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah, Nomor 050 / 030753, tanggal
23 Desember 2015, tentang Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2017 dan Pedoman
Penyelenggaraan Musrenbang RKPD Tahun 2016;

C. Visi Misi Pembangunan Daerah


Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Propinsi
Jawa Tengah (RPJMD) Tahun 2013-2018 dan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional
Presiden dan Wakil Presiden periode 2014 2019, digunakan sebagai pedoman penyusunan dan
acuan RKPD Tahun 2017. Hal ini karena Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) KabupatenTahun 2016-2021merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), juga dimaksudkan untuk menjaga
kesinambungan pelaksanaan pembangunan dan program pembangunan dapat berlanjut.

3
Penyusunan rancangan awal RKPD tahun n+1 berpedoman pada visi misi kepala daerah
terpilih periode 2016-20121.
Dalam rangka mewujudkan visi Boyolali Pro Investasi tersebut, maka misi
pembangunan Kabupaten Boyolali pada periode Tahun 2016-2021 sebagai berikut:
1. Boyolali melanjutkan semangat Pro Investasi.
2. Boyolali membangun untuk perubahan.
3. Boyolali bersih, berintegritas, sejahtera.
4. Boyolali sehat, produktif dan berdaya saing.
5. Boyolali lumbung padi dan pangan nasional.
6. Boyolali kota susu, produsen daging dan hasil ternak/perikanan.
7. Boyolali lebih maju dan berteknologi.

D. Sasaran dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah


1. Sasaran Pembangunan Daerah.
Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 mengacu pada sasaran pembangunan
tahap ketiga RPJPD (Tahun 2005-2025) sebagai berikut :
a. Semakin optimalnya penyelenggaraan pemerintahan yang amanah dan dipercaya
oleh masyarakat;
b. Semakin kondusifnya kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat serta
tumbuhnya iklim politik yang demokratis;
c. Semakin mantapnya penegakan hukum dan hak asasi manusia secara adil kepada
seluruh anggota masyarakat dan semakin tingginya kesetaraan dan keadilan
gender dalam berbagai bidang pembangunan;
d. Semakin tingginya kualitas sumberdaya manusia;
e. Semakin tingginya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana wilayah;
f. Semakin tingginya kesejahteraan masyarakat dan perekonomian rakyat yang
bertumpu pada sektor unggulan daerah;
g. Semakin tingginya investasi daerah yang didukung dengan semakin tingginya
penguasaan IPTEK bagi pengembangan industri serta semakin meningkatnya
pelayanan perijinan dan kerjasama kemitraan;
h. Semakin tingginya ketercukupan lapangan pekerjaan dan semakin tingginya daya
beli masyarakat sehingga mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan;
i. Semakin tingginya kemandirian keuangan daerah dengan semakin
berkembangnya sumber keuangan daerah terintegrasi dengan pembangunan
daerah;
j. Semakin tingginya pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup.

4
2. Arah Kebijakan Pembangunan
Sebelum ditetapkan RPJMD Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 maka arah
kebijakan pembangunan Kabupaten Boyolali Tahun 2017 mengacu pada arah
kebijakan umum pembangunan jangka panjang Kabupaten Boyolali sebagai berikut:
a. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah
yang profesional dan kompeten;
b. Mewujudkan kehidupan politik yang demokratis dan masyarakat yang aman dan
tertib;
c. Mewujudkan penegakan hukum dan hak asasi manusia serta kesetaraan dan
keadilan gender dalam berbagai bidang Pemerintahan;
d. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk meningkatkan daya
saing daerah;
e. Meningkatkan ketercukupan sarana dan prasarana wilayah secara kuantitas dan
kualitas;
f. Mewujudkan perekonomian daerah yang maju dengan bertumpu pada sektor
unggulan daerah dan usaha ekonomi rakyat;
g. Mewujudkan daerah ramah investasi dengan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi bagi pengembangan industri, pelayanan perijinan yang prima dan
kerjasama kemitraan daerah;
h. Mewujudkan kemandirian keuangan daerah dengan mengembangkan sumber
keuangan daerah terintegrasi dengan pembangunan daerah;
i. Mewujudkan ketercukupan lapangan pekerjaan dalam rangka meningkatkan daya
beli masyarakat serta mengurangi pengangguran dan kemiskinan;
j. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup.

II. MEKANISME PENYELENGGARAAN MUSRENBANG TAHUN 2016 UNTUK


PENYUSUNAN RKPD TAHUN 2017.
A. Musrenbang Tingkat Dusun/ RW (Musyawarah Dusun/ Rembug Warga)
1. Pengertian
Musyawarah Dusun atau Rembug Warga sebagai bagian tak terpisahkan
dalam proses Musrenbang Desa/Kelurahan merupakan metode pengumpulan
data/informasi dari tingkat basis dusun/RW sebagai bahan masukan penyusunan
rencana program/kegiatan pembangunan desa/kelurahan (bottom-up planning).
Adapun penggalian basis data/informasi secara lengkap dan mendalam (telah)
dilakukan pada saat penyusunan RPJM-Desa atau Renstra desa/kelurahan melalui
metode PRA maupun Pemetaan Swadaya. Sementara bagi desa/kelurahan yang telah

5
menyusun dan memiliki dokumen RPJM-Desa atau Renstra Kelurahan, proses
penggalian data dan informasinya cukup dilakukan dengan musyawarah warga.
Musyawarah warga lebih digunakan untuk memperbaharui data serta menginventaris
perkembangan kebutuhan masyarakat (need asessment).

2. Maksud dan Tujuan


Penyelenggaraan musyawarah dusun/rembug warga lebih dimaksudkan
untuk mendorong partisipasi dan menumbuhkan kepedulian warga masyarakat
terhadap lingkungannya. Selain meningkatkan kapasitas dan kemandirian warganya,
keterlibatan mereka dalam proses perencanaan tersebut pada gilirannya akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan memiliki terhadap hasil-hasil pembangunan.
Adapun tujuan dari pelaksanaan musyawarah dusun/warga ini adalah :
a. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan di lingkungan dusun/RW setempat
yang mencakup bidang sosial-budaya, ekonomi produktif warga, dan sarana
prasarana fisik lingkungan, berikut alternatif solusi atau pemecahan masalahnya.
b. Menetapkan usulan kegiatan prioritas pembangunan yang akan menjadi bahan
masukan dalam pelaksanaan Forum Musrenbang Desa/Kelurahan.
c. Menyepakati dan menetapkan Tim Delegasi Dusun/RW yang akan mengikuti
Forum Musrenbang Desa/Kelurahan.

3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Musyawarah Dusun/Rembug Warga dilaksanakan di setiap dusun/RW paling
lambat minggu III bulan Januari 2016. Adapun pelaksanaannya mengambil tempat
yang representatif (seperti balai warga, sekolah, maupun rumah ibadah) dengan
kapasitas/daya tampung memadai serta pilihan waktu dan jam yang tepat sehingga
memungkinkan kehadiran kelompok perempuan.

4. Peserta
Setiap warga dusun/RW setempat berhak untuk ikut serta dan berpartisipasi
dalam musyawarah dusun/rembug warga, namun setidaknya peserta musyawarah
dusun/rembug warga ini diikuti oleh unsur-unsur :
a. Kepala Desa/Lurah atau aparatur pemerintahan desa/kelurahan (sebagai
narasumber dan tim monitoring).
b. Pengurus RW/perangkat dusun.
c. Keterwakilan masing-masing pengurus RT.
d. Relawan program pemberdayaan masyarakat seperti anggota BKM, KPMD, dan
kader-kader relawan lainnya binaan program-progran sektoral.
e. Tokoh masyarakat/agama/pemuka adat setempat.
6
f. Perwakilan perempuan.
g. Tokoh pemuda.
h. Kader PKK/Posyandu.
i. Perwakilan kelompok masyarakat/profesi seperti petani, pelaku usaha,
pedagang, bidan, dokter, guru, dan lain-lain yang ada di lingkungan dusun/RW
setempat.
j. Perwakilan masyarakat miskin.

5. Tahapan Penyelenggaraan
Secara garis besar musyawarah dusun/ rembug warga diselenggarakan secara
bertahap mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan pasca musyawarah warga.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan lebih dimaksudkan untuk memastikan kesiapan dan dukungan
teknis penyelenggaraan musyawarah warga itu sendiri.
Adapun kegiatannya meliputi :
1) Pembentukan Panitia Musyawarah Dusun/Rembug Warga.
Panitia musyawarah dusun/rembug warga adalah pengurus RW/perangkat
dusun setempat ditambah unsur warga lainnya. Panitia musyawarah warga
terdiri dari :
a) Ketua, yaitu Kepala Dusun/Ketua RW setempat yang bertugas sebagai
pengendali dan penanggungjawab kegiatan.
b) Sekretaris, adalah sekretaris dusun/RW atau ditunjuk dari warga
setempat yang berkompeten untuk menjalankan tugas-tugasnya, yaitu(i)
publikasi pelaksanaan musyawarah warga; (ii) mempersiapkan dan
mendistribusikan undangan kepada peserta; (iii) mempersiapkan berita
acara dan daftar hadir rembug warga; dan (iv) mempersiapkan dokumen
administratif pendukung kegiatan.
c) Pemandu, fasilitator dan atau memberdayakan Kader Pemeberdayaan
Masyarakat Desa (KPMD) yang ditunjuk warga setempat yang akan
bertugas memandu jalannya musyawarah warga.
d) Bendahara, yaitu bendahara dusun/RW bertugas mengelola anggaran
penyelenggaraan musyawarah warga secara terbuka, efektif, dan
efisien.
e) Notulen, yang ditunjuk dari warga setempat, bertugas mencatat jalannya
proses rembug dan mencatat atau merekapitulasi usulan kegiatan warga.
f) Seksi-seksi, terdiri dari warga setempat yang ditunjuk dan bertugas
pada bidang :
- Logistik dan Perlengkapan;
7
- Konsumsi;
- Acara;
- Dokumentasi;
- Pengumpulan Data/Informasi;
- dan lain-lain yang dibutuhkan.

Catatan : Panitia Musyawarah Dusun/Rembug Warga harus dapat


memastikan tingkat kehadiran perempuan minimal 30%
dari jumlah peserta yang hadir.

2) Persiapan Teknis.
a) Penentuan jadual pelaksanaan musyawarah dusun/ rembug warga yang
dilakukan oleh Kepala Dusun/Ketua RW berdasarkan hasil
koordinasi/komunikasi dengan pemerintah desa/kelurahannya.
b) Publikasi pelaksanaan musyawarah dusun/rembug warga ke masing-
masing RT/lingkungan setempat dan pendistribusian undangan kepada
peserta musyawarah warga oleh sekretaris.
c) Penyiapan (i) format isian data potensi dan masalah; (ii) daftar usulan
kegiatan RT dan Dusun/RW untuk bidang sosial-budaya, ekonomi, dan
sarana prasarana fisik lingkungan; dan (iii) berita acara dan daftar hadir
oleh sekretaris.
d) Penyiapan logistik dan kelengkapan lainnya oleh seksi logistik, seperti :
- Tempat dan ruangan rembug, lengkap berikut soundsystem/audio
apabila diperlukan.
- Alat tulis, kertas plano, spidol besar, isolasi, dan lain-lain.
e) Penyiapan konsumsi rapat oleh seksi konsumsi.
f) Penyusunan rangkaian agenda musyawarah dusun/ rembug warga.
g) Penyiapan data pendukung oleh seksi pengumpulan data/informasi,
seperti :
- Peta dasar wilayah dusun/RW dan peta tematik lainnya, seperti (i)
Peta sebaran KK miskin; (ii) Peta sebaran permukiman kumuh; dan
(iii) Peta potensi dan permasalahan lainnya.
- Data dan informasi tentang ketenagakerjaan dan pengangguran.
- Data hasil musyawarah warga tahun sebelumnya (bila ada).
- Data jumlah penduduk per RT.
- Data jumlah KK miskin per RT.
8
- Data jumlah fasilitas umum dan sosial RT.
- Data potensi ekonomi, seperti kelompok-kelompok usaha mikro,
kecil dan menengah.

b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan forum musyawarah dusun/rembug warga setidaknya meliputi
agenda sebagai berikut:
1) Pembukaan oleh Kepala Dusun/Ketua RW setempat.
2) Pembacaan agenda dan penjelasan mekanisme musyawarah dusun/ rembug
warga oleh sekretaris.
3) Pemaparan-pemaparan sebagai masukan untuk bahan musyawarah dan
diskusi :
a). Pemaparan Kepala Dusun/Ketua RW mengenai hasil evaluasi
pelaksanaan program / kegiatan pembangunan Tahun 2014 dan
kebijakan pembangunan yang menyangkut kepentingan wilayah
Dusun/RW atau kegiatan-kegiatan yang bersifat lintas RT.
b). Pemaparan perwakilan warga dari masing-masing RT berkenaan
dengan potensi, permasalahan, dan solusi pemecahannya, berikut usulan
kegiatan pembangunan yang dibutuhkan lengkap beserta indikasi
biayanya.
c). Pemaparan hasil-hasil pemetaan kemiskinan pada lingkup dusun/RW
setempat yang diwakili oleh relawan anggota Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM) atau Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa
(KPMD).
d). Pemaparan oleh kepala desa/lurah atau aparatur pemerintahan
desa/kelurahan yang mewakili berkenaan dengan (a) konsep dan
kebijakan pembangunan desa yang menyangkut kepentingan internal
desa dan kerjasama antar desa; (b) hasil evaluasi program/kegiatan yang
dilaksanakan pada tahun sebelumnya di tingkat desa; (c) informasi
sumber-sumber pendanaan pembangunan desa/kelurahan, termasuk
kebijakan pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD) dan (d) informasi
penting lainnya terkait dengan pembangunan wilayah desa.
e). Tanggapan pihak pemerintahan desa/kelurahan mengenai paparan
Kepala Dusun/Ketua RW dan warga yang dikaitkan dengan kebijakan
pembangunan desa/kelurahan.
f). Perumusan pokok-pokok penting hasil pemaparan di atas dan
tanggapan/diskusi bersama warga peserta rembug.

9
4) Musyawarah dusun/rembug warga yang dipandu oleh pemandu/fasilitator
guna merumuskan dan menyepakati kegiatan prioritas pembangunan di
tingkat dusun/RW melalui metode musyawarah mufakat. Dalam hal
penentuan skala prioritas pembangunan, pemandu dapat memperhatikan
aspek berikut dibawah ini :
a) Faktor kebutuhan (kegiatan yang sifatnya tidak dapat ditunda, apabila
tidak segera ditangani akan berdampak pada keselamatan jiwa
warganya atau mengganggu aktivitas warga yang lebih luas);
b) Nilai kemanfaatan (menyangkut hajat hidup orang banyak, jika tidak
terpenuhi akan memicu timbulnya permasalahan lain);
c) Manfaatnya bagi upaya penanggulangan kemiskinan;
d) Ketersediaan sumberdaya (SDA, SDM, dan peluang pendanaan);
e) Dampak lingkungan (kalau tidak segera diatasi akan mengakibatkan
dampak yang mempengaruhi lingkungan sekitarnya, baik lingkungan
hunian permukiman maupun sosialnya).
Adapun kesepakatan kegiatan prioritas pembangunan tersebut mencakup:
a) Kegiatan yang akan didanai murni dari swadaya warga dusun/RW
setempat.
b) Kegiatan prioritas yang diusulkan pendanaannya melalui mekanisme
Musrenbang Desa/Kelurahan. Jumlah kegiatan yang diusulkan
maksimal 5 (lima) dan minimal 3 (tiga) kegiatan yang mencakup
kebutuhan pembangunan di bidang sosial-budaya, ekonomi, dan sarana-
prasarana fisik lingkungan, dengan ketentuan untuk bidang sosial-
budaya dan ekonomi masing-masing minimal 1 (satu) kegiatan.
5) Rembug penentuan Tim Delegasi Dusun/RW yang akan mewakili
dusun/RW-nya pada forum Musrenbang Desa/Kelurahan. Tim Delegasi
Dusun/RW berjumlah 5 (lima) orang dengan ketentuan minimal 2 (dua)
orang perempuan. Tim Delegasi Dusun/RW adalah warga dusun/RW
setempat yang diambil dari peserta musyawarah dusun/rembug warga.
6) Penandatanganan Berita Acara oleh perwakilan unsur warga dan Kepala
Dusun/Ketua RW setempat.
7) Pembacaan Berita Acara hasil musyawarah dusun/rembug warga oleh
sekretaris agar seluruh peserta mengetahui hasil-hasilnya.
8) Penutupan oleh Kepala Dusun/Ketua RW.
c. Tahap Pasca Musyawarah
Tahap pasca musyawarah dusun/rembug warga merupakan tindaklanjut dari
pelaksanaan rembug warga. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :

10
1). Melakukan penguatan kapasitas Tim Delegasi Dusun/RW yang akan
mengikuti Musrenbang Desa/Kelurahan oleh pemandu bersama perangkat
dusun/pengurus RW setempat.
2). Menyiapkan surat tugas atau surat mandat Tim Delegasi Dusun/RW untuk
mengikuti Musrenbang Desa/Kelurahan yang dikeluarkan oleh Kepala
Dusun/Ketua RW.
3). Menyusun dokumen Laporan Hasil Kegiatan Musyawarah Dusun/Rembug
Warga oleh Kepala Dusun/Ketua RW setempat yang dilaporkan kepada
Kepala Desa/Lurah dengan kelengkapan isinya sebagai berikut :
a). Berita Acara Pelaksanaan musyawarah dusun/rembug warga.
b). Daftar hadir peserta.
c). Notulensi pelaksanaan musyawarah warga.
d). Daftar uraian potensi, permasalahan, dan solusi pemecahannya.
e). Daftar usulan kegiatan prioritas pembangunan yang akan diajukan pada
Forum Musrenbang Desa/Kelurahan.
f). Daftar usulan kegiatan prioritas yang didanai murni dari swadaya
masyarakat.
g). Lampiran data pendukung lainnya, seperti :
- Peta dasar wilayah dusun/ RW dan peta tematik lainnya, seperti: (i)
Peta sebaran KK miskin; (ii) Peta sebaran permukiman kumuh; dan
(iii) Peta potensi dan permasalahan yang lainnya.
- Data dan informasi tentang ketenagakerjaan dan pengangguran.
- Data jumlah penduduk per RT.
- Data jumlah KK miskin per RT.
- Data Jumlah fasilitas umum dan sosial RT.
- Data potensi ekonomi, seperti kelompok-kelompok usaha mikro,
kecil dan menengah.

6. Keluaran
Secara umum, musyawarah dusun/rembug warga di tingkat dusun/RW
menghasilkan keluaran sebagai berikut :
1) Berita Acara, notulensi, dan daftar hadir pelaksanaan musyawarah dusun/
rembug warga.
2) Daftar uraian potensi, permasalahan, dan solusi pemecahannya.
3) Daftar usulan kegiatan prioritas pembangunan yang akan diajukan pada
Forum Musrenbang Desa/Kelurahan.
4) Tim Delegasi Dusun/RW yang akan mengikuti Forum Musrenbang
Desa/Kelurahan.
11
5) Laporan Hasil Kegiatan Musyawarah Dusun/ Rembug Warga.

7. Anggaran Penyelenggaraan
Kegiatan musyawarah dusun/rembug warga sebagai bagian tanggungjawab
sosial masyarakat ini sepenuhnya didanai secara swadaya oleh warga di masing-
masing Dusun/RW, apabila memungkinkan dapat distimulan dari anggaran
pemerintah desa.

B. MUSRENBANG DESA/KELURAHAN TAHUN 2016


1. Pengertian
a. Musrenbang Desa/Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan stakeholders
Desa/Kelurahan (pihak yang berkepentingan mengatasi permasalahan
Desa/Kelurahan dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk
menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya.
b. Musrenbang Desa dilaksanakan dengan memperhatikan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa/Kelurahan, kinerja implementasi rencana tahunan
berjalan serta masukan dari peserta yang menggambarkan permasalahan nyata
yang sedang dihadapi.
c. Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan Musrenbang
melalui pembahasan yang disepakati bersama.
d. Hasil Musrenbang Desa/Kelurahan terdiri dari :
1). Daftar prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan sendiri oleh desa melalui
APBDes (termasuk Alokasi Dana Desa (ADD)/ Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil
Retribusi) ataupun kelurahan;
2). Daftar prioritas kegiatan yang akan diusulkan ke Kecamatan untuk dibiayai
melalui APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, dan pendanaan lainnya
yang sah.

2. Tujuan
a. Menampung dan menetapkan prioritas kebutuhan masyarakat yang diperoleh dari
musyawarah perencanaan pada tingkat di bawahnya (musyawarah kelompok
masyarakat, RT, RW dan Dusun).
b. Menetapkan prioritas kegiatan Desa yang akan dibiayai melalui APBDes
termasuk ADD/ Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Retribusimaupun sumber pendanaan
lainnya yang sah.
c. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan diajukan untuk dibahas pada
Musrenbang Kecamatan.

12
3. Waktu Pelaksanaan
Musrenbang Desa/ Kelurahan dilaksanaan paling lambat minggu IV di bulan
Januari 2016.

Catatan:Dalam hal kondisi dokumen penunjang tidak lengkap atau keterbatasan


narasumber, Musrenbang Desa/Kelurahan tetap dilaksanakan, agar
prioritas kegiatan tahunan dapat disusun melalui musyawarah desa dan
kelurahan setempat. Semua kondisi ini dicatat oleh notulen dalam Berita
Acara Musrenbang Desa/Kelurahan.

4. Peserta
Setiap warga desa memiliki hak menjadi peserta Musrenbang Desa dan wajib
berpartisipasi aktif dalam proses musyawarah sampai dengan pengambilan
keputusannya. Pelaksanaan Forum Musrenbang Desa diikuti oleh berbagai komponen
masyarakat (individu atau kelompok) yang terdiri atas unsur peserta sebagai berikut :
a. Camat/aparatur pemerintah kecamatan yang berwenang beserta jajaran UPTD
yang merupakan perpanjangan-tanganSKPD terkait.
b. Pemerintah Desa (Kepala Desa, Sekdes, Kasi, dan jajarannya).
c. Tim Delegasi Dusun/RW sebagai unsur keterwakilan wilayah. Tim ini terdiri dari
5 (lima) orang dengan ketentuan minimal 2 (dua) orang diantaranya adalah
perempuan. Tim Delegasi Dusun/RW memiliki hak dalam menentukan prioritas
kegiatan pembangunan desa.
d. Keterwakilan organisasi atau kelembagaan masyarakat yang menjadi pemangku
kepentingan dalam upaya pembangunan desa, seperti :
1). Badan Permusyawaratan Desa (BPD);
2). Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPM-Desa/Kelurahan);
3). Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM);
4). Karang Taruna;
5). PKK.
e. Keterwakilan berbagai sektor
(ekonomi/sosial/pertanian/kesehatan/pendidikan/lingkungan/dsb.), seperti :
1). Posyandu;
2). Gabungan Kelompok Tani/Nelayan desa;
3). Komite Sekolah yang berdomisili di tingkat desa;
4). Kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (sektor informal);
5). Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM);

13
6). Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang beraktifitas dan berdomisili di
wilayah desa setempat;
7). Kelompok Profesi (guru, dokter, bidan, pengusaha, dll.);
8). dan lainnya.

f. Keterwakilan individu dari komunitas sosial kemasyarakatan, seperti :


1). Tokoh masyarakat, termasuk anggota dewan (DPRD Kab.Boyolali) dari
Dapil setempat;
2). Tokoh agama;
3). Tokoh/pemuka adat;
4). Tokoh pemuda;
5). Tokoh perempuan, dan
6). Perwakilan masyarakat miskin, perwakilan defabel.

5. Narasumber
DPRD Dapil masing-masing, Camat dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Tingkat Kecamatan representasi SKPD Kabupaten, Kepala Desa/Lurah,
Ketua dan para Anggota BPD, Kepala Sekolah, Kepala Puskesmas, Pejabat instansi
yang ada di desa, Kader Pembangunan Masyarakat Desa (KPMD), Setrawan
Kecamatan, Fasilitator Kecamatan, dan LSM yang bekerja di desa yang bersangkutan.

6. Tugas Tim Penyelenggara


a. Menyusun jadual Musrenbang Desa/Kelurahan serta menginformasikan dan
mengumumkan secara terbuka jadual, agenda dan tempat Musrenbang
Desa/Kelurahan.
b. Memfasilitasi dan memantau pelaksanaan musyawarah dusun/RW, kelompok-
kelompok masyarakat yang kurang mampu/RTM dan kelompok perempuan.
c. Mendaftar peserta Musrenbang.
d. Membantu para wakil/utusan desa/kelurahan dalam menjalankan tugasnya di
Musrenbang Kecamatan.
e. Menyusun dokumen Rencana Kerja Pembangunan Desa/Kelurahan.
f. Merangkum berita acara hasil Musrenbang Desa/Kelurahan yang sekurang-
kurangnya memuat:
1). Skala Prioritas kegiatan yang disepakati, dan
2). Daftar nama wakil/utusan desa/kelurahan yang akan mengikuti Forum
Musrenbang Kecamatan.
g. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan Musrenbang desa/Kalurahan berupa
berita acara, daftar hadir, dokumentasi dan rekapitulasi usulan program/kegiatan
14
pelaksanaan musrenbang desa/kelurahan dengan alamat
e musrenbang.sippd-jatengprov.info:
h. Menyebarluaskan Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Desa/Kelurahan.

7. Masukan
a. Daftar skala prioritas usulan kegiatan dari bawah Desa/Kelurahan (musyawarah
kelompok masyarakat, RT, RW dan Dusun).
b. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) / Renstra
Kelurahan.
c. Hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan Desa/Kelurahan tahun sebelumnya.
d. Formulir yang memudahkan Desa/Kelurahan untuk menyampaikan daftar usulan
kegiatan prioritas ke tingkat Kecamatan. ( format terlampir)
e. Hasil evaluasi Kecamatan dan atau masyarakat terhadap pemanfaatan ADD dan
sumber pendanaan lainnya yang sah.
f. Informasi dari Pemerintah Kabupaten tentang indikasi jumlah ADD dan sumber
pendanaan lainnya yang sah yang akan diberikan kepada Desa untuk tahun
anggaran berikutnya.
g. Prioritas kegiatan pembangunan daerah untuk tahun mendatang yang dirinci
berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pelaksananya beserta
rencana pendanaannya di Kecamatan tempat Desa/Kelurahan beradajuga perlu
disampaikan.

8. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan Musrenbang Desa/Kelurahan adalah:
a. Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Desa/Kelurahan yang berisi :
1). Daftar prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan sendiri oleh desa melalui
APBDes (termasuk Alokasi Dana Desa (ADD)/ Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil
Retribusi) ataupun kelurahan.
2). Daftar Skala Prioritas kegiatan pembangunan yang akan diusulkan melalui
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan kegiatan lainnya yang masih
akan dibahas pada forum Musrenbang Kecamatan dengan mengacu pada
kemampuan anggaran daerah.
b. Daftar nama wakil masyarakat sebagai utusan untuk mengikuti Musrenbang
Tingkat Kecamatan.
c. Berita Acara Musrenbang Desa/Kelurahan beserta dokumen lainnya.

15
9. Mekanisme
Mekanisme pelaksanaan Musrenbang Desa/Kelurahan terdiri dari tahapan:
a. Tahap Persiapan, dengan kegiatan sebagai berikut:
1.) Masyarakat di tingkat Dusun/ lingkunganRW, RT dan kelompok-kelompok
masyarakat (Misalnya : kelompok tani, kelompok nelayan, kelompok
perempuan dan lain-lain) melakukan penggalian gagasan dan
menyelenggarakan Musyawah Dusun (Musdus) serta rembug warga, untuk
menetapkan jenis usulan kegiatan yang akan disampaikan dalam Musrenbang
Desa/Kelurahan.
2). Kepala Desa/Lurah menetapkan Tim Penyelenggara Musrenbang
Desa/Kelurahan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Seksi-
seksi dengan Keputusan Kades/Lurah.
3). Tim Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut:
a). Menyusun jadual dan agenda Musrenbang Desa/Kelurahan.
b). Mengumumkan secara terbuka tentang jadual, agenda dan tempat
Musrenbang Desa/Kelurahan minimal 7 hari sebelum kegiatan dilakukan,
agar peserta dapat melakukan pendaftaran dan atau diundang.
c). Membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Musrenbang
Desa/Kelurahan dengan mempertimbangkan keterwakilan dusun-dusun
serta keterlibatan perempuan.
d). Menyiapkan peralatan dan bahan/materi serta notulen untuk Musrenbang
Desa/Kelurahan.
e). Mendokumentasikan seluruh proses penyelenggaraan Musrenbang
Desa/Kelurahan.

b. Tahap Pelaksanaan, dengan agenda sebagai berikut:


Proses pelaksanaan Forum Musrenbang Desa/Kelurahan Tahun 2016 setidaknya
meliputi agenda kegiatan dibawah ini :
1). Pendaftaran Peserta Musrenbang Desa/Kelurahan;
2). Pembukaan oleh Kepala Desa/Kepala Kelurahan;
3). Penjelasan mekanisme Musrenbang oleh Tim Penyelenggara Musrenbang
Desa/Kelurahan, berikut pembacaan agenda dan tata tertib Musrenbang Desa;
4). Pemaparan-pemaparan sebagai masukan untuk bahan musyawarah dan
diskusi :
a). Pemaparan gambaran umum persoalan desa/kelurahan oleh Tim Pemandu
menurut hasil kajian penggalian data/informasi dari Musyawarah Warga
yang telah dibagi sesuai dengan urusan/bidang pembangunan
desa/kelurahan. Gambaran umum dimaksud meliputi (1)
16
Rangkuman umum permasalahan sosial-ekonomi dan budaya desa
termasuk pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan kemiskinan; (2)
Rangkuman umum permasalahan infrastruktur desa; (3) Rangkuman
permasalahan pemerintahan desa/kelurahan.
b). Pemaparan potensi dan permasalahan masing-masing Dusun/RW berikut
kebutuhan dan usulan kegiatan oleh Tim Delegasi Dusun/RW sesuai
dengan hasil musyawarah warga.
c). Pemaparan Kepala Desa mengenai: (1) Hasil evaluasi RKP-Desa Tahun
2015; (2) Kerangka prioritas program menurut RPJM-Desa;
(3) Rancangan awal RKP-desa/kelurahan Tahun 2017, termasuk
penyampaian daftar usulan kegiatan prioritas Tahun 2016 yang belum
diakomodir; dan (3) Informasi perkiraan ADD Tahun 2017 dan
penerimaan sumber-sumber pendapatan desa lainnya, termasuk stimulan
dana BLM program sektoral.
d). Pemaparan oleh Camat/PJOK atau aparatur pemerintah kecamatan yang
mewakili mengenai (1) Kebijakan dan konsep pembangunan wilayah
kecamatan yang menyangkut kepentingan dan kerjasama antar desa; (2)
Evaluasi program yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya; dan (3)
Informasi perkiraan pagu indikatif wilayah kecamatan berikut kriteria
jenis kegiatan yang dapat dibiayai dari pendanaan ini.
e). Tanggapan pihak kecamatan mengenai paparan desa yang dihubungkan
dengan kebijakan dan prioritas program daerah di wilayah kecamatan.
f). Perumusan pokok-pokok penting hasil pemaparan di atas dan
tanggapan/diskusi oleh warga masyarakat.
5) Musyawarah dan diskusi kelompok terarah (FGD) yang dipandu oleh Tim
Pemandu Musrenbang Desa/Kelurahan, dengan metode serta langkah-langkah
sebagai berikut :
a). Membagi peserta kedalam 3 (tiga) kelompok bidang :
1. Bidang Sosial Budaya seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
pemberdayaan perempuan, kemiskinan, dan sebagainya.
2. Bidang Ekonomi seperti usaha ekonomi produktif rumah tangga,
sarana prasarana perekonomian rakyat, dan kegiatan sektor-sektor
produktif lainnya seperti pertanian, perikanan, industri, dan
sebagainya.
3. Bidang Fisik dan Pengembangan Wilayah seperti jalan dan jembatan,
pengairan dan air bersih, drainase dan persampahan, dan sebagainya.

17
Catatan: Peserta dari unsur anggota Tim Delegasi Dusun/RW harus
ada di setiap kelompok bidang, sementara peserta dari
unsur lainnya menyesuaikan dengan bidang atau minat
masing-masing.

b). Peserta pada masing-masing kelompok bidang membahas setiap usulan


kegiatan hasil musyawarah dusun/rembug warga (telah disusun dan
dikelompokkan oleh Tim Penyelenggara Musrenbang Desa dalam bentuk
rekap/checklist usulan kegiatan) yang dikaitkan dengan potensi dan
permasalahan yang dihadapi untuk kemudian diselaraskan dengan (1)
Rencana strategis pembangunan jangka menengah dan tahunan desa
(RPJM-Desa/Kelurahan dan Rancangan RKP-Desa/Kelurahan2016); (2)
Kebijakan pembangunan wilayah kecamatan yang bersumber dari
pendanaan pagu indikatif kewilayahan (kecamatan); dan (3) Usulan
kegiatan prioritas lanjutan tahun sebelumnya yang belum terakomodir
dan belum akan teralisasi di Tahun 2016. Jika didapati ada usulan
kegiatan yang dinilai tidak sejalan atau sudah tidak relevan lagi, maka
usulan tersebut dapat digugurkan atau dibatalkan (dropping).
c). Masing-masing kelompok bidang mengindentifikasi solusi atas masalah
yang dihadapi.
d). Masing-masing kelompok bidang menentukan urutan skala prioritas
usulan kegiatan secara musyawarah mufakat, dengan memperhatikan
faktor-faktor berikut: (a) keterkaitannya dengan RPJM-Desa/Kelurahan;
(b) tingkat kemendesakan; (c) keberpihakan atau nilai kemanfaatannya
bagi warga miskin; (d) dampak dan keberlanjutan kegiatan; dan (e)
peluang ketersediaan sumberdaya, termasuk pendanaan kegiatan. Apabila
metode tersebut tidak memungkinkan, maka pengambilan suara (voting)
dapat ditempuh sebagai alternatif dalam menentukan urutan/skala
prioritas kegiatan.
Dalam hal voting memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1. Hak suara hanya dimiliki anggota Tim Delegasi Dusun/RW, dimana
setiap dusun/RW hanya memiliki satu hak suara. Artinya, bila ada
lebih dari satu anggota Tim Delegasi Dusun/RW dalam satu kelompok
bidang yang sama, maka mereka bersepakat untuk menentukan satu
hak suara.

18
2. Satu hak suara Dusun/RW digunakan untuk memilih satu usulan
kegiatan di lingkup Dusun/RW-nya dan dua usulan kegiatan dari luar
Dusun/RW-nya.
3. Urutan skala prioritas kegiatan ditentukan berdasarkan jumlah
suara/pemilih. Kegiatan prioritas ke-satu adalah kegiatan dengan
jumlah suara/pemilih terbanyak.
4. Apabila terdapat usulan kegiatan dengan jumlah suara/pemilih yang
sama akan dilakukan voting ulang pada usulan kegiatan dimaksud.
e). Masing-masing kelompok bidang menentukan maksimal 10 (sepuluh)
usulan kegiatan prioritas yang akan dibawa ke diskusi pleno.
6). Diskusi Pleno
Diskusi pleno merupakan kelanjutan dari diskusi kelompok (FGD) untuk
menentukan alokasi sumber pembiayaan kegiatan prioritas. Dengan dipandu
fasilitator/Tim Pemandu Musrenbang Desa, usulan prioritas kegiatan yang
telah dikelompokkan sesuai bidangnya (sosial-budaya, ekonomi, dan sarana
prasaran fisik lingkungan) tersebut dirumuskan alokasi sumber-sumber
pendanaannya, yaitu :
a. Usulan kegiatan yang akan dibiayai/dikerjakan murni dari dana swadaya
masyarakat desa setempat.
b. Usulan kegiatan yang akan dibiayai dari ADD, Dana Desa maupun dana
lainnya,baik yang bersumber dari APBN maupun APBD Kabupaten
(sebagaimana diatur Pasal 90 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa).
c. Usulan kegiatan yang akan dibiayai melalui sumber pendapatan asli desa.
d. Usulan kegiatan yang akan dibiayai dari stimulan dana Bantuan Langsung
Masyarakat/BLM program-program sektoral di tingkat desa;
e. Metode penentuan alokasi sumber pembiayaan dilakukan melalui pola
diskusi antara pemangku kepentingan dengan warga masyarakat. Adapun
kegiatan dengan skala prioritas utama akan dialokasikan dari sumber-
sumber pembiayaan potensial (jelas dan dijamin ada).Sementara kegiatan-
kegiatan dengan skala prioritas lanjutan dialokasikan melalui sumber-
sumber pembiayaan lainnya.
f. Kegiatan-kegiatan prioritas yang telah (dapat) ditentukan alokasi sumber
pembiayaannya tersebut menjadi bahan dasar dalam penyusunan
Rancangan RKP-Desa/Kelurahan Tahun 2017.
g. Kegiatan-kegiatan prioritas lanjutan yang tidak (belum dapat)
teralokasikan sumber pembiayaannya akan masuk dalam daftar usulan
19
kegiatan prioritas pada mekanisme perencanaan pembangunan tahun
berikutnya (Musrenbang Tahun 2017).
7) Menentukan dan menyepakati nama-nama warga desa yang akan menjadi
Panitia Pelaksana Kegiatan (TPK/KSM) dari usulan kegiatan prioritas yang
disepakati memanfaatkan ADD.
8) Pembahasan dan penyepakatan Rancangan RKP-Desa/Kelurahan Tahun
2017.
9) Pembahasan Rancangan APB-Desa/Kelurahan Tahun 2017.
10)Musyawarah penentuan Tim Delegasi Desa yang akan mewakili desa pada
forum Musrenbang Kecamatan. Tim delegasi desa berjumlah 6 (enam) orang
dengan ketentuan minimal 2 orang wakil/utusan perwakilan perempuan. Tim
Delegasi Desa/Kelurahan adalah warga desa setempat peserta Musrenbang
Desa/Kelurahan. Adapun proses penentuan Tim Delegasi Desa/Kelurahan
pada Forum Musrenbang Desa/Kelurahan ini adalah sebagai berikut :
a). Menyampaikan dan menyepakati kriteria Tim Delegasi Desa/Kelurahan
yang dipandu oleh Tim Pemandu Musrenbang Desa.
b). Menentukan calon dari peserta Musrenbang Desa/Kelurahan melalui
musyawarah mufakat. Bila tidak memungkinkan, melalui pengambilan
suara terbanyak (voting).
c). Menyampaikan dan menyepakati mandat dari Kepala Desa/Kelurahan
yang akan diberikan kepada Tim Delegasi Desa/Kelurahan untuk
mengikuti Forum Musrenbang Kecamatan.
11) Penandatanganan Berita Acara oleh perwakilan peserta dan Kepala
Desa/Kelurahan, disaksikan pihak pemerintah kecamatan.
12) Pembacaan Berita Acara hasil Musrenbang Desa/Kelurahan Tahun 2016 agar
seluruh peserta mengetahui hasil-hasilnya.
13) Penutupan oleh Kepala Desa/Kelurahan.

c. Tugas Delegasi Desa/Kelurahan


1) Membantu Tim Penyelenggara menyusun Dokumen Rencana Kerja
Pembangunan Desa/Kelurahan.
2) Memaparkan daftar usulan kegiatan prioritas kegiatan pembangunan
desa/kelurahan pada forum Musrenbang Kecamatan.
3) Mengusulkan dan mempertahankan jenis program/kegiatan yang diusulkan
untuk masuk Daftar Skala Prioritas Tingkat Kecamatan.
Setelah memperoleh kepastian mengenai berbagai kegiatan pembangunan
yang akan dilaksanakan di desa/kelurahan serta sumber pendanaannya (seperti: Dana
Alokasi Desa dari APBD Tahun 2017 maupun dari sumber pendanaan lainnya),
20
maka Tim Penyelenggara Musrenbang dan delegasi Desa/Kelurahan mengumumkan
program-program pembangunan yang akan dilaksanakan dan mendorong masyarakat
untuk melakukan pemantauan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut.

C. MUSRENBANG KECAMATAN TAHUN 2016


1. Pengertian
a. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, Murenbang Kecamatan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan
Musrenbang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), dimana keluaran
Musrenbang Kecamatan nantinya akan dipadukan dengan Rencana Kerja (Renja)
antar SKPD. Adapun keluaran Musrenbang Kecamatan adalah Rencana
Pembangunan Kecamatan sebagai dokumen rencana tahunan hasil sinkronisasi dan
penyelarasan usulan-usulan kegiatan pembangunan yang dirumuskan dari hasil
Musrenbang Desa/Kelurahan.
Melalui Musrenbang Kecamatan, aspirasi dan masukan kegiatan dari masyarakat
ditingkat wilayah yang disampaikan dari Musrenbang Desa/Kelurahan.
Musrenbang kecamatan adalah musyawarah tahunan di tingkat kecamatan untuk
mendapatkan masukan, konfirmasi, klarifikasi, berbagai prioritas kegiatan
berdasarkan hasil Musrenbang Desa/Kelurahan, program lintas desa/kelurahan,
serta program internal kecamatan sebagai dasar bagi penyusunan Rencana Kerja
Kecamatan.
Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholders Kecamatan untuk
mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari desa/kelurahan serta menyepakati
kegiatan lintas desa/kelurahan di Kecamatan tersebut sebagai dasar Penyusunan
Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah Kabupaten pada tahun berikutnya.
b. Stakeholders Kecamatan adalah pihak yang berkepentingan dengan prioritas
kegiatan dari Desa/Kelurahan untuk mengatasi permasalahan di Kecamatan serta
pihak-pihak yang berkaitan dengan dan atau terkena dampak hasil musyawarah.
c. SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) adalah Unit Kerja Pemerintah
Kabupatenyang mempunyai tugas untuk mengolah anggaran dan barang daerah.
d. Renja SKPD adalah Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah.
e. Nara sumber adalah pihak yang dihadirkan untuk menginformasikan rencana kerja
dalam Musrenbang melalui pembahasan yang disepakati bersama.
f. Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbang
melalui pembahasan yang disepakati bersama.
g. Musrenbang Kecamatan menghasilkan antara lain: 1) Daftar usulan kegiatan
prioritas yang akan dilaksanakan di Kecamatan tersebut pada tahun berikutnya,
21
yang disusun oleh SKPD dan atau gabungan SKPD serta daftar kegiatan prioritas
yang akan didanai dari dana BLM tahun berjalan;
2. Tujuan
Tujuan umum adalah mendorong peran dan partisipasi masyarakat dalam
merumuskan dan pengambilan keputusan bersama-sama pemerintah dalam
penyusunan perencanaan pembangunan tahunan di tingkat kecamatan.
Tujuan khusus Musrenbang Kecamatan adalah untuk :
a) Membahas dan menyepakati hasil-hasil Musrenbang dari tingkat Desa/Kelurahan
yang akan menjadi prioritas kegiatan pembangunan di wilayah Kecamatan yang
bersangkutan, yang telah di verifikasi terlebih dahulu.
b) Membahas dan menetapkan prioritas kegiatan yang didanai dari BLM di
Kecamatan.
c) Membahas dan menetapkan prioritas kegiatan pembangunan di tingkat Kecamatan
yang belum tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan Desa/Kelurahan.
d) Melakukan klasifikasi atas prioritas kegiatan pembangunan Kecamatan sesuai
dengan fungsi-fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah kabupaten.
3. Waktu Pelaksanaan
Musrenbang Kecamatan dilaksanakan paling lambat minggu III bl.Pebruari 2016
4. Peserta
Peserta Musrenbang Kecamatan mewakili masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
serta pelaku pembangunan lainnya, yang terdiri dari :
a. Unsur Muspika :
1). Camat;
2). Danramil;
3). Kapolsek.
b. Unsur Pemerintah Kecamatan :
1) Sekretaris Kecamatan;
2) Para Kasi yang ada di kecamatan;
3) UPTD Kecamatan.
c.Unsur Desa/Kelurahan :
1) Kepala Desa/Kelurahan;
2) Delegasi yang ditunjuk pada saat Musrenbang Desa/Kelurahan yang terdiri dari
unsur masyarakat dan pemerintah.
d. Unsur Masyarakat :
1) Organisasi masyarakat di tingkat kecamatan;
2) Ketua Badan Kerjasama Antar Desa;
3) Tokoh masyarakat;
4) Tokoh pemuda;
22
5) Tokoh/Kelompok perempuan;
6) Kelompok pengusaha kecil/sektor informal;
7) LSM yang berdomisili dan beraktifitas di kecamatan tersebut;
8) Kelompok profesi (dokter, guru, pengusaha, dll.);
9) Komite Sekolah yang berdomisili di tingkat kecamatan.

5. Nara Sumber
Dari kabupaten: Bappeda, perwakilan SKPD dari kabupaten, kepala-kepala UPTD di
Kecamatan yang bersangkutan, kepala-kepala unit pelayanan di Kecamatan, anggota
DPRD dari wilayah pemilihan Kecamatan yang bersangkutan dan Setrawan
Kabupaten.
Dari Kecamatan: Camat, aparat kecamatan, aparat yang bekerja di Kecamatan yang
bersangkutan, para ahli/professional yang dibutuhkan, unsur masyarakat.

6. Peran dan Fungsi Pelaku Kegiatan


a. Bappeda :
1) Sebagai koordinator pelaksana kegiatan Musrenbangcam;
2) Memberikan penjelasan tentang prioritas pembangunan pada tahun rencana
sesuai dengan RPJM Daerah dan dokumen strategis pembangunan wilayah;
3) Menerima BAP (Berita Acara Penetapan) Musrenbang kecamatan;
4) Menghimpun data hasil Musrenbang kecamatan.
b. DPRD :
1) Pada persiapan musrenbang kecamatan.
- Menyampaikan pokok-pokok pikiran kebijakan daerah;
- Menjaring aspirasi masyarakat di daerah pemilihan dengan mengoptimalkan
masa reses;
- Mendokumentasikan hasil jaring aspirasi masyarakat sebagai bahan
pemaparan dalam musrenbangcam.
2) Pada pelaksanaan
- Memaparkan hasil jaring aspirasi masyarakat yang didapat hasil reses;
- Mengawal dan memastikan usulan Musrenbangcam pada tahap perencanaan
penganggaran hingga terakomodir dalam APBD.
c. Camat :
1) Pada Persiapan Musrenbang Kecamatan
- Penanggung jawab rangkaian pelaksanaan Musrenbang di kecamatan;
- Membentuk tim penyelenggara Musrenbang kecamatan, terdiri dari
ketua/penanggung jawab, sekretaris, dan beberapa anggota.

23
2) Pada Pelaksanaan
- Menyampaikan pengantar tentang pentingnya pelaksanaan Musrenbang
kecamatan, serta membuka acara;
- Memaparkan kegiatan pembangunan yang sedang berjalan di kecamatan dan
evaluasi program yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya;
- Menandatangani berita acara dan menutup pelaksanaan Musrenbang kec.;
- Bersama Kasi Pembangunan kecamatan, melakukan rekapitulasi hasil
musrenbangcam sebagai bahan materi pembahasan forum SKPD.
d. SKPD :
Menyampaikan informasi : 1) program dan kegiatan yang dilaksanakan tahun 2015,
2) Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2016, 3)mengkompilasi
usulan kegiatan hasil Musrenbangcam Forum SKPD sebagai informasi ke
masyarakat dan bahan/ dasar usulan kegiatan tahun berikutnya.
e. Tim Penyelenggara :
1) Merekapitulasi hasil dari seluruh Musrenbang desa/kelurahan;
2) Menyusun jadual kegiatan dan agenda acara Musrenbang kecamatan;
3) Menyiapkan akomodasi rapat;
4) Menyiapkan daftar hadir;
5) Membagikan rekapitulasi usulan hasil musrenbang Desa/Kelurahan saat
pendaftaran peserta;
6) Merangkum daftar prioritas kegiatan pembangunan di wilayah Kecamatan
untuk dibahas pada forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten;
7) Membuat Berita Acara hasil Musrenbang Kecamatan sekurang-kurangnya
memuat : a) prioritas kegiatan yang disepakati, b) daftar nama wakil utusan
yang dipilih, c) Notulensi;
8) Setelah Musrenbang Kecamatan selesai, tugas dari Tim Penyelenggara adalah :
- Mengirimkan daftar prioritas kegiatan pembangunan yang telah disepakati
dan menjadi urusan tingkat kabupaten/ provinsi/ pusat kepada SKPD terkait
dan Bappeda;
- Menyampaikan Berita Acara hasil Musrenbang Kecamatan kepada anggota
DPRD dari wilayah pemilihan Kecamatan yang bersangkutan sebagai
referensi dalam forum pembahasan Panitia Anggaran DPR
- Membantu tim delegasi kecamatan dalam menjalankan tugasnya di
Musrenbang SKPD dan Musrenbang kabupaten;
9) Menginput hasil dan dokumen Musrenbang Kecamatan berupa Berita Acara,
daftar hadir, dokumentasi dan rekapitulasi DSP program/kegiatan melalui
Sistem Informasi Musrenbang desa/kelurahan dengan alamat e
musrenbang.sippd-jatengprov.info:
24
f. Delegasi Desa/Kelurahan :
1) Memberikan penjelasan/klarifikasi mengenai usulan program dari
desa/kelurahan;
2) Memberikan masukan/pendapat pada saat pembahasan.
g. Setrawan Kecamatan :
1) Memfasilitasi pelaksanaan forum musyawarah;
2) Memfasilitasi peserta untuk memahami pokok-pokok pikiran kerangka
pembangunan daerah;
h. Peserta Lainnya :
Memberikan masukan/pendapat/saran pada saat pembahasan.

7. Masukan
Berbagai hal yang perlu disiapkan untuk penyelenggaraan Musrenbang Kecamatan
antara lain adalah:
a. Dari Desa/Kelurahan:
1) Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Tahunan dari masing-masing
Desa/Kelurahan yang setidaknya berisi prioritas kegiatan yang dilengkapi kode
Desa/Kelurahan dan Kecamatan.
2) Formulir untuk menyampaikan daftar usulan kegiatan prioritas ke tingkat
Kabupaten (format terlampir)
3) Daftar nama wakil/utusan dari Desa/Kelurahan yang sudah disepakati untuk
mengikuti Musrenbang Kecamatan, diantaranya terdapat unsur perwakilan
perempuan.
4) Daftar nama para wakil kelompok fungsional/aspirasi warga, koperasi, LSM
yang bekerja di Kecamatan atau organisasi tani/nelayan tingkat kecamatan.

b. Dari Kabupaten:
1) Kode Kecamatan (dua angka yang sama dengan yang di desa/kelurahan) untuk
memudahkan SKPD dan BAPPEDA mengetahui kecamatan yang
mengusulkan kegiatan tersebut.
2) Prioritas kegiatan pembangunan daerah untuk tahun mendatang, yang dirinci
berdasarkan SKPD pelaksananya beserta rencana pendanaannya di kecamatan
tersebut.
3) Penjelasan nama dan jumlah Forum SKPD/ Forum Gabungan SKPD
sebagaimana telah ditentukan oleh Bappeda, berikut fungsi dan program
terkaitnya.

25
8. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Musrenbang Kecamatan adalah :
a. Daftar usulan prioritas kegiatan pembangunan di wilayah Kecamatan menurut
fungsi/SKPD atau Gabungan SKPD, yang siap dibahas pada Forum Satuan Kerja
Perangkat Daerah dan Musrenbang Kabupaten, yang akan didanai melalui APBD
Kabupaten dan sumber pendanaan lainnya pada tahun yang akan datang serta daftar
usulan prioritas kegiatan pembangunan yang akan datang yang dapat dibiayai dari
dana BLM. Selanjutnya, daftar tersebut disampaikan kepada SKPD terkait guna di
tangkap dan di rekap oleh SKPD yang bersangkutan, dan disampaikan kepada
masyarakat di masing-masing desa/kelurahan oleh para wakil/utusan yang
mengikuti Musrenbang Kecamatan melalui forum rapat di Tingkat Desa/Kelurahan
dan diumumkan pada papan pengumuman di Desa.
b. Terpilihnya 6 (enam) orang wakil/utusan kecamatan : Camat, pejabat
penyelenggara musrenbangcam, pejabat yang membidangi perencanaan dan unsur
masyarakat (1 orang kepala desa, 1 orang BKAD, 1 orang perempuan)untuk
mengikuti Forum Gabungan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Musrenbang
Kabupaten.
c. Berita Acara Musrenbang Kecamatan Tahun 2016.

9. Mekanisme
Mekanisme pelaksanaan Musrenbang Tahunan Kecamatan dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan, dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Camat menetapkan Tim Penyelenggara Musrenbang Kecamatan
2) Tim penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Mengkompilasi prioritas kegiatan pembangunan yang menjadi
tanggungjawab SKPD dari masing-masing desa/kelurahan berdasarkan
masing-masing fungsi SKPD, yang telah dilakukan verifikasi.
b) Menyusun jadual dan agenda Musrenbang Kecamatan.
c) Menginformasikan dan mengumumkan secara terbuka tentang jadual,
agenda dan tempat Musrenbang Kecamatan minimal 7 hari sebelumnya.
d) Membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Musrenbang
Kecamatan, baik wakil dari Desa/Kelurahan maupun dari kelompok-
kelompok masyarakat.
e) Menyiapkan peralatan dan bahan/materi serta notulen untuk Musrenbang
Kecamatan.

26
b. Tahap Pelaksanaan, dengan agenda sebagai berikut:
1) Pendaftaran peserta Musrenbang Kecamatan
2) Pemaparan Camat mengenai prioritas masalah Kecamatan, seperti
kemiskinan, pendidikan, kesehatan, Infrastruktur, pengangguran, Revitalisasi
Pertanian Perikanan Kehutanan dan sebagainya
3) Pemaparan mengenai Rancangan Rencana Kerja SKPD di tingkat Kecamatan
bersangkutan beserta strategi, besaran plafon dana oleh Kepala-kepala Unit
Pelaksana Teknis Daerah atau pejabat SKPD dari Kabupaten
4) Pemaparan masalah dan prioritas kegiatan dari masing-masing
Desa/Kelurahan menurut fungsi/SKPD oleh Tim Penyelenggara Musrenbang
Kecamatan, yang telah terlebih dulu masuk diprioritas selanjutnya dilakukan
verifikasi oleh Tim Verifikasi Tingkat Kecamatan
5) Penelitian oleh para wakil/utusan Desa/Kelurahan untuk memastikan semua
prioritas kegiatan yang diusulkan oleh Desa/Kelurahannya sudah tercantum
menurut masing-masing SKPD
6) Pembagian peserta Musrenbang kedalam 3 (tiga) kelompok pembahasan
berdasarkan jumlah fungsi/SKPD atau gabungan SKPD yang tercantum.
a). Kelompok I : membahas Bidang Pemerintahan dan Sosial
Budaya;
b). Kelompok II : membahas Bidang Ekonomi;
c). Kelompok III : membahas Bidang Infrasturktur dan
Pengembangan Wilayah.

Keterangan:Data usulan hasil musrenbang Desa/ Kelurahan jenis


kegiatan PKK serta Ibu dan anak dan Penguatan Kelembagaan masuk
kedalam Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya.

7) Pembahasan prioritas kegiatan pembangunan Kecamatan yang dianggap perlu


oleh peserta Musrenbang namun belum diusulkan oleh desa/kelurahan
(kegiatan lintas Desa/Kelurahan yang belum diusulkan Desa/Kelurahan)
8) Kesepakatan kriteria untuk menentukan prioritas kegiatan pembangunan
Kecamatan untuk masing-masing fungsi/SKPD atau gabungan SKPD
9) Kesepakatan prioritas kegiatan pembangunan Kecamatan berdasarkan
masing-masing fungsi/SKPD
10) Pemaparan hasil penyusunan atau prioritas kegiatan pembangunan
Kecamatan dari tiap-tiap kelompok fungsi/SKPD atau gabungan SKPD
dihadapan seluruh peserta Musrenbang Kecamatan
27
11) Penetapan daftar nama wakil/utusan Kecamatan sebanyak 6 (enam)orang
termasuk Camat untuk mengikuti Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten.
Dalam komposisi wakil/utusan tersebut terdapat perwakilan perempuan
12) Pemaparan hasil diskusi kelompok;
13) Penandatanganan Berita Acara Musrenbang Kecamatan;
14) Menyiapkan hasil Musrenbangcam (BA, daftar hadir, dokumentasi dan rekap
usulan program/kegiatan) melalui aplikasi SIPPD Kabupaten Boyolali
15) Penutup.

Catatan:Dalam kondisi dokumen penunjang tidak lengkap dan atau


keterbatasan nara sumber, Musrenbang Kecamatan tetap
dilaksanakan minimal hingga langkah yang disebutkan pada butir
7), sehingga Camat dapat menyusun gabungan prioritas kegiatan
tahunan dari Desa/Kelurahan menurut SKPD. Hasilnya kemudian
disampaikan kepada Forum SKPD/ Forum Gabungan SKPD di
tingkat Kabupaten.Semua kondisi ini dicatat oleh notulen dalam
Berita Acara Musrenbang Kecamatan.

10. Tugas Delegasi Kecamatan


a. Membantu Tim Penyelenggara menyusun daftar prioritas kegiatan pembangunan
di wilayah Kecamatan untuk dibahas pada forum SKPD dan Musrenbang
Kabupaten ,dengan mengacu pada kemampuan anggaran daerah.
b. Memperjuangkan prioritas kegiatan pembangunan Kecamatan dalam Forum
SKPD dan Musrenbang Kabupaten.
c. Mengambil inisiatif untuk membahas perkembangan usulan Kecamatan dengan
wakil/utusan dari Desa/Kelurahan dan kelompok-kelompok masyarakat di tingkat
Kecamatan.
d. Mendiskusikan berita acara hasil Musrenbang Kecamatan dengan anggota DPRD
dari wilayah pemilihan Kecamatan yang bersangkutan.
e. Setelah memperoleh kepastian mengenai berbagai kegiatan pembangunan yang
akan dilaksanakan di Kecamatan oleh masing-masing SKPD (dengan sumber dana
dari APBD maupun sumber lainnya), maka Tim Penyelenggara Musrenbang
Tahunan Kecamatan dan wakil/utusan Kecamatan membantu Camat
mengumumkan program-program pembangunan yang akan dilaksanakan dan
mendorong masyarakat untuk melakukan pemantauan terhadap kegiatan-kegiatan
tersebut.

28
D. FORUM SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (FORUM SKPD)
KABUPATEN TAHUN 2016

1. Pengertian
a. Forum SKPDadalah wadah penampungan dan penjaringan aspirasi masyarakat dan
pemangku kepentingan untuk penyempurnaan rancangan kebijakan penyusunan
Renja SKPD guna mendapatkan manfaat atau dampak dari program dan kegiatan
SKPD sebagai perwujudan dari pendekatan partisipatif perencanaan pembangunan
daerah.
b. Pelaksanaan Forum SKPD memperhatikan masukan kegiatan dari Kecamatan,
kinerja pelaksanaan kegiatan SKPD tahun berjalan, rancangan awal RKPD serta
Renstra SKPD. Namun demikian, dalam hal salah satu dokumen tersebut belum
tersedia, pelaksanaan Forum SKPD tetap dilakukan.
c. Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Forum
SKPD melalui pembahasan yang disepakati bersama.
d. Hasil Forum SKPD adalah :
1) RancanganRenja (Rencana Kerja) SKPD yang memuat kerangka regulasi dan
kerangka anggaran yang rinci menurut Kecamatan dan sudah dibagi untuk
pendanaan alokasi APBD Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN.
2) Daftar nama anggota delegasi Forum SKPD untuk mengikuti pembahasan
Forum Gabungan SKPD ;

2. Tujuan
Forum SKPD Kabupaten bertujuan untuk :
a. Menyeleraskan program dan kegiatan SKPD Kabupaten dengan usulan program
dan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan;
b. Mempertajam indikatorindikator serta target kinerja program dan kegiatan SKPD
Kabupaten sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD;
c. Menyeleraskan program dan kegiatan antar SKPD Kabupaten dalam rangka
optimalisasi pencapaian sasaran sesuai dengan kewenangan dan sinergitas
pelaksanaan prioritas pembangunan daerah;
d. Menyesuaikan pendanaan program dan kegiatan prioritas berdasarkan pagu
indikatif untuk masing-masing SKPD Kabupaten;

3. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Forum SKPD tahun 2016 dilaksanakan paling lambat minggu IV
bulan Pebruari 2016 atau setelah Musrenbang Kecamatan dilaksanakan seluruhnya.

29
4. Peserta
Peserta Forum SKPD berasal dari unsur :
Unsur Bappeda Kabupaten, Unsur SKPD dan UPTD nya , Camat , dan unsur lain yang
dianggap perlu sesuai dengan kebutuhan;

5. Narasumber
Narasumber , terdiri dari :
a. Bappeda Kabupaten
b. Kepala SKPD Kabupaten yang bersangkutan
c. Ahli/ Profesional dari kalangan praktisi maupun akademik

6. Peran dan Fungsi Pelaku Kegiatan


1) Bappeda
a. Sebagai koordinator pelaksana kegiatan Forum SKPD;
b. Memberikan penjelasan tentang prioritas pembangunan pada tahun rencana
sesuai dengan RPJM Daerah dan dokumen strategis pembangunan wilayah;
c. Menerima BAP (Berita Acara Penetapan) hasil Forum SKPD;
d. Menghimpun data hasil Forum SKPD;
2) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
a) Bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan Forum SKPD
b) Mempersiapkan bahan materi (usulan) Rencana Kerja SKPD masing-masing
c) Memaparkan usulan prioritas Rencana Kerja SKPD dan usulan hasil
Musrenbang Kecamatan.
3) Kelompok Masyarakat/ Profesi
a) Memberikan pendapat dan usulan yang berkaitan dengan pembangunan
dibidangnya;
b) Melakukan pengawalan usulan program/ kegiatan yang berkaitan dengan
pembangunan dibidangnya.
4) Tim Penyelenggara Forum SKPD;
a) Menyusun jadual, agenda dan tempat pelaksanaan Forum SKPD yang
diselenggarakan oleh SKPD
b) Menyusun hasil pemutakhiran rancangan Renja-SKPD berdasarkan hasil
Forum SKPD
c) Menyediakan berbagai bahan kelengkapan untuk penyelenggaraan Forum
SKPD/ Forum Gabungan SKPD;
d) Merangkum Berita Acara penyelenggaraan Forum SKPD;
e) Memberikan laporan kepada Bapeda hasil dari Forum SKPD yaitu:
Jumlah usulan kecamatan yang diadopsi oleh SKPD
30
- Rekapitulasi jumlah usulan SKPD yang berasal dari SKPD;
- Kesesuaian anggaran Renja masing-masing SKPD disesuaikan dengan
plafon anggaran sementara yang diberikan;
- Hasil pemutakhiran Rancangan Kerja SKPD.
f) Membuat Berita Acara penetapan Forum SKPD dan ditandatangani oleh Tim
Penyelenggara dan perwakilan peserta;
5) Peserta Lainnya : memberikan masukan, pendapat dan saran pada saat Forum
SKPD;.
7. Masukan
Berbagai hal yang perlu disiapkan dalam penyelenggaraan Forum SKPD adalah :
a. Dari Kementrian Negara dan Pemerintah Provinsi : informasi kegiatan dan
pendanaannya yang bersumber dari APBN dan APBD Provinsi
b. Dari Kabupaten :
1) Daftar kegiatan prioritas yang bersumber dari Renstra-SKPD/ Unit Kerja
Daerah
2) Prioritas Kegiatan Pembangunan/ Rancangan RKPD (jika sudah ada)
3) Rancangan Renja-SKPD
4) Prioritas dan plafon/ pagu dana indikatif untuk masing-masing SKPD
5) Daftar individu/ organisasi masyarakat Skala Kabupaten seperti Organisasi
Profesi, LSM, Perguruan Tinggi dan mereka yang ahli serta memiliki perhatian
terhadap fungsi SKPD yang bersangkutan
6) Berbagai dokumen perencanaan dan regulasi yang terkait dengan
pembangunan.
c. Dari Kecamatan :
Daftar usulan prioritas kegiatan pembangunan di wilayah Kecamatan hasil
Musrenbang Kecamatan

8. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari forum SKPD adalah:
Rancangan Renja-SKPD berdasarkan hasil forum SKPD yang memuat kerangka
regulasi dan kerangka anggaran SKPD.
a. Prioritas kegiatan yang sudah dipilah menurut sumber pendanaan dari APBD
Kabupaten, APBD Propinsi maupun APBN yang termuat dalam rancangan Renja-
SKPD disusun menurut Kecamatan dan Desa/ Kelurahan. Selanjutnya prioritas
kegiatan setiap Kecamatan disampaikan kepada masing-masing Kecamatan oleh
para delegasi Kecamatan.
b. Terpilihnya delegasi dari Forum SKPD untuk mengikuti Forum Gabungan SKPD.
c. Berita Acara Forum SKPD Kabupaten.
31
9. Mekanisme
Materi yang harus disiapkan :
a. Dokuman Renstrada/RPJM Kabupaten
b. Dokumen Renstra SKPD setiap SKPD
c. Dokumen Draf Rencana Kerja (Renja) setiap SKPD
d. Dokumen hasil Musrenbangcam
e. Pagu dan alokasi anggaran untuk SKPD.

Mekanisme pelaksanaan Forum SKPD sebagai berikut:


a. Tahap Persiapan, dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Kepala SKPD menetapkan jumlah dan tata cara penyelenggaraan Forum
SKPD agar penyelenggaraannya secara optimal. Dalam tata cara tersebut
tercantum: jadual, tempat, peserta, agenda pembahasan dan keluaran Forum
SKPD yang akan dibahas .
2) Kepala SKPD menetapkan tim Penyelenggara Forum SKPD sesuai dengan
jumlah dan informasi yang telah ditetapkan dan terdiri dari unsur SKPD dan
Bappeda;
3) Tim Penyelenggara Forum SKPD melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Menggabungkan daftar prioritas kegiatan pembangunan dari setiap
Kecamatan
b) Mengkompilasi daftar prioritas kegiatan pembangunan yang berasal dari
Rancangan Renja-SKPD
c) Mengidentifikasi prioritas kegiatan pembangunan dari tiap Kecamatan
yang sesuai dengan prioritas kegiatan pembangunan yang berasal dari
Rancangan Renja-SKPD demikian pula dengan kegiatan yang tidak sesuai
d) Memperkirakan biaya tiap prioritas kegiatan
e) Menyusun rincian agenda pembahasan Forum SKPD berdasarkan
Keputusan Kepala SKPD;
f) Mengumumkan secara terbuka, agenda pembahasan dan tempat
penyelenggaraan Forum SKPD;
g) Mempersiapkan bahan/ materi dan peralatan serta notulen untuk Forum
SKPD.

b. TahapPelaksanaan, dengan agenda sebagai berikut:


1) Pendaftaran peserta Forum SKPD oleh Tim Penyelenggara Forum SKPD;
2) Pembukaan oleh kepala SKPD dan penjelasan tujuan forum SKPD untuk
memaduserasikan usulan antar renja SKPD
32
3) Pemaparan rancangan RKPD, Penyampaian proyeksi anggaran dan plafon
anggaran untuk SKPD.
4) Pemaparan dan pembahasan prioritas kegiatan pembangunan menurut
rancangan Renja SKPD oleh Kepala SKPD.
5) Pemaparan prioritas kegiatan pembangunan yang dihasilkan oleh Tim
Penyelenggara Forum SKPD.
6) Pemaparan prioritas kegiatan dan plafon/pagu dana indikatif SKPD yang
bersumber dari prioritas pembangunan daerah/rancangan RKPD Kabupaten,
Propinsi dan Kementrian/Lembaga Negara oleh Kepala SKPD.
7) Pembahasan /diskusi dan dilanjutkan dengan Pemaparan hasil pembahasan
/diskusi;
8) Penandatanganan Berita Acara Penetapan (BAP) forum SKPD oleh perwakilan
peserta diskusi ;
9) Penutup.

E. FORUM GABUNGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (FORUM


GABUNGAN SKPD) KABUPATEN TAHUN 2016

1. Pengertian
a. Forum Gabungan SKPD (forum yang berhubungan dengan fungsi/sub fungsi,
kegiatan/sektor dan lintas sektor) adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan
untuk membahas prioritas kegiatan pembangunan hasil Musrenbang Kecamatan
dengan SKPD atau gabungan SKPD sebagai bahan penyusunan Rencana Kerja
SKPD .
b. Pelaksanaan Forum Gabungan SKPD memperhatikan masukan kegiatan dari
Kecamatan yang sebelumnya telah dibahas di Forum SKPD, kinerja pelaksanaan
kegiatan SKPD tahun berjalan, rancangan awal RKPD serta Renstra SKPD.
Namun demikian, dalam hal salah satu dokumen tersebut belum tersedia,
pelaksanaan Forum Gabungan SKPD tetap dilakukan.
c. Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Forum
Gabungan SKPD melalui pembahasan yang disepakati bersama.
d. HasilForum Gabungan SKPD adalah :
1) Renja (Rencana Kerja) SKPD yang memuat kerangka regulasi dan kerangka
anggaran yang rinci menurut Kecamatan dan sudah dibagi untuk pendanaan
alokasi APBD Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN.
2) Daftar nama anggota delegasi Forum SKPD/ Forum Gabungan SKPD untuk
mengikuti pembahasan Musrenbang tahunan Kabupaten.

33
2. Tujuan
Forum Gabungan SKPD Kabupaten bertujuan untuk :
a. Mensinkronkan prioritas kegiatan pembangunan dari berbagai Kecamatan dengan
rancangan Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja-SKPD).
b. Menyusun prioritas Rencana Kerja (Renja) SKPD disertai plafon/pagu dana SKPD
dan prioritas usulan kecamatan setelah dilakukan verifikasi oleh SKPD yang
terkait;
c. Menyesuaikan prioritas Renja-SKPD dengan plafon/pagu dana SKPD yang termuat
dalam Prioritas Pembangunan Daerah (Rancangan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah) dalam mengakomodir prioritas usulan kecamatan.
d. Mengidentifikasikan keefektivan berbagai regulasi yang berkaitan dengan fungsi
SKPD, terutama untuk mendukung terlaksananya Renja-SKPD.
e. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi program/kegiatan antar SKPD.

3. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Forum Gabungan SKPD tahun 2016 dilaksanakan paling lambat
minggu II bulan Maret 2016 atau setelah Forum SKPD terlaksana semua.

4. Peserta
Peserta Forum Gabungan SKPD berasal dari unsur :
a. Kepala dan bagian perencanaan program SKPD (Dinas, Badan, Kantor, dan
Bagian)
b. DPRD Kabupaten
c. Delegasi setiap kecamatan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan
d. Organisasi profesi di tingkat Kabupaten
e. Organisasi masyarakat di tingkat Kabupaten

5. Narasumber
Narasumber Forum Gabungan SKPD, terdiri dari :
a. Bappeda Kabupaten
b. Kepala SKPD Kabupaten
c. Anggota DPRD dari komisi yang sesuai dengan bidangnya
d. Ahli/ Profesional dari kalangan praktisi maupun akademik

6. Peran dan Fungsi Pelaku Kegiatan


1). Bappeda
a) Koordinator atau penanggungjawab pelaksanaan Forum Gabungan SKPD

34
b) Membentuk tim pelaksana atau penyelenggara pelaksanaan Forum Gabungan
SKPD
c) Mengkompilasi dan mengidentifikasi prioritas kegiatan pembangunan dari
setiap kecamatan yang telah disesuaikan dengan kewenangan (tupoksi) SKPD
d) Sebagai nara sumber dalam pelaksanaan Forum Gabungan SKPD.
2). Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
a) Mempersiapkan bahan materi (usulan) Rencana Kerja SKPD masing-masing
b) Mengkompilasikan usulan prioritas Rencana Kerja SKPD dengan
mengutamakan usulan hasil Musrenbang Kecamatan.
3). Kelompok Masyarakat/ Profesi
a) Memberikan pendapat dan usulan yang berkaitan dengan pembangunan
dibidangnya;
b) Melakukan pengawalan usulan program/ kegiatan yang berkaitan dengan
pembangunan dibidangnya.
4). Delegasi Kecamatan
a) Memberikan pendapat dan penjelasan tentang usulan kegiatan pembangunan
tingkat kecamatan;
b) Melakukan pengawalan usulan program/kegiatan pembangunan tingkat
kecamatan.
5). Tim Penyelenggara Forum Gabungan SKPD
a) Merekapitulasi seluruh hasil Musrenbang kecamatan
b) Menyusun rincian jadwal, agenda dan tempat pelaksanaan Forum Gabungan
SKPD yang diselenggarakan oleh masing-masing SKPD
c) Mengumumkan secara terbuka pelaksanaan Forum Gabungan SKPD
d) Menginventarisir dan mengundang peserta Forum Gabungan SKPD
e) Mendaftar peserta Forum Gabungan SKPD
f) Menyusun hasil pemutakhiran rancangan Renja-SKPD berdasarkan hasil
Forum Gabungan SKPD
g) Menyediakan berbagai bahan kelengkapan untuk penyelenggaraan Forum
Gabungan SKPD
h) Merangkum Berita Acara penyelenggaraan Forum Gabungan SKPD
i) Memberikan laporan kepada Bapeda hasil dari Forum Gabungan SKPD
yaitu:
- Jumlah usulan kecamatan yang diadopsi oleh SKPD
- Rekapitulasi jumlah usulan SKPD yang berasal dari SKPD
- Kesesuaian anggaran Renja masing-masing SKPD disesuaikan dengan
plafon anggaran sementara yang diberikan
- Hasil pemutakhiran Rancangan Kerja SKPD.
35
j) Membuat Berita Acara penetapan Forum Gabungan SKPD dan
ditandatangani oleh Tim Penyelenggara dan perwakilan peserta
k) Memberikan hasil Forum Gabungan SKPD ke Komisi DPRD terkait.
6). PesertaLainnya : memberikan masukan, pendapat dan saran pada saat Forum
Gabungan SKPD.

7. Masukan
Berbagai hal yang perlu disiapkan dalam penyelenggaraan Forum Gabungan SKPD
adalah :
a. Dari Kementrian Negara dan Pemerintah Provinsi : informasi kegiatan dan
pendanaannya yang bersumber dari APBN dan APBD Provinsi
b. Dari Kabupaten :
1) Daftar kegiatan prioritas yang bersumber dari Renstra-SKPD/ Unit Kerja
Daerah
2) Prioritas Kegiatan Pembangunan/ Rancangan RKPD (jika sudah ada)
3) Rancangan Renja-SKPD
4) Prioritas dan plafon/ pagu dana indikatif untuk masing-masing SKPD
5) Daftar individu/organisasi masyarakat Skala Kabupaten seperti Organisasi
Profesi, LSM, Perguruan Tinggi dan mereka yang ahli serta memiliki perhatian
terhadap fungsi SKPD yang bersangkutan
6) Berbagai dokumen perencanaan dan regulasi yang terkait dengan
pembangunan.
c. Dari Kecamatan :
1) Daftar usulan prioritas kegiatan pembangunan di wilayah Kecamatan hasil
Musrenbang Kecamatan
2) Daftar nama wakil/utusan Kecamatan yang diutus untukl mengikuti
pembahasan pada Forum Gabungan SKPD.

8. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Forum Gabungan SKPD Kabupaten adalah :
a. Rancangan Renja-SKPD berdasarkan hasil forum SKPD yang memuat kerangka
regulasi dan kerangka anggaran SKPD.
b. Prioritas kegiatan yang sudah dipilah menurut sumber pendanaan dari APBD
Kabupaten, APBD Propinsi maupun APBN yang termuat dalam rancangan Renja-
SKPD disusun menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan.Selanjutnya prioritas
kegiatan setiap Kecamatan disampaikan kepada masing-masing Kecamatan oleh
para delegasi Kecamatan.

36
c. Terpilihnya delegasi dari Forum Gabungan SKPD yang berasal dari organisasi
kelompok-kelompok masyakat Skala Kabupaten untuk mengikuti Musrenbang
Kabupaten.
d. Berita Acara Forum Gabunagan SKPD Kabupaten.

9. Mekanisme
Materi yang harus disiapkan :
a. Dokuman Renstrada/RPJM Kabupaten
b. Dokumen Renstra SKPD setiap SKPD
c. Dokumen Draf Rencana Kerja (Renja) setiap SKPD
d. Dokumen hasil pra forum SKPD
e. Pagu dan alokasi anggaran untuk SKPD

Mekanisme pelaksanaan Forum Gabungan SKPD Kabupaten dilakukan dengan


tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan, dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Kepala Bappeda menetapkan jumlah dan tata cara penyelenggaraan Forum
Gabungan SKPD agar penyelenggaraannya secara optimal. Dalam tata cara
tersebut tercantum: jadwal, tempat, peserta, agenda pembahasan dan keluaran
Forum Gabungan SKPD yang akan dibahas dalam Musrenbang Kabupaten.
2) Kepala Bappeda menetapkan tim Penyelenggara Forum Gabungan SKPD
sesuai dengan jumlah dan informasi yang telah ditetapkan dan terdiri dari unsur
SKPD dan Bappeda sebagai tindak lanjut dari Keputusan Kepala Bappeda.
3) Tim Penyelenggara Forum Gabungan SKPD melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a) Menggabungkan daftar prioritas kegiatan pembangunan dari setiap
Kecamatan
b) Mengkompilasi daftar prioritas kegiatan pembangunan yang berasal dari
Rancangan Renja-SKPD
c) Mengidentifikasi prioritas kegiatan pembangunan dari tiap Kecamatan
yang sesuai dengan prioritas kegiatan pembangunan yang berasal dari
Renja-SKPD demikian pula dengan kegiatan yang tidak sesuai
d) Memperkirakan biaya tiap prioritas kegiatan
e) Menyusun rincian agenda pembahasanForum Gabungan SKPD
berdasarkan Keputusan Kepala Bappeda
f) Mengumumkan secara terbuka, agenda pembahasan dan tempat
penyelenggaraanForum Gabungan SKPD selambat-lambatnya 7 hari
sebelum pelaksanaan
37
g) Membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Forum
Gabungan SKPD yang berasal dari delegasi Kecamatan maupun
kelompok-kelompok masyarakat yang bekerja dalam bidang yang terkait
dengan fungsi SKPD tersebut dalam Skala Kabupaten
h) Mempersiapkan bahan/materi dan peralatan serta notulen untukForum
Gabungan SKPD

b. Tahap Pelaksanaan, dengan agenda sebagai berikut:


1). Pendaftaran peserta Forum Gabungan SKPD oleh Tim Penyelenggara Forum
Gabungan SKPD
2). Pembukaan oleh kepala Bappeda dan penjelasan tujuan Forum Gabungan
SKPD untuk memaduserasikan usulan antar renja SKPD
3). Pemaparan rancangan RKPD, Penyampaian proyeksi anggaran dan plafon
anggaran untuk setiap SKPD oleh Bappeda
4). Fasilitator membagi forum menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya:


Urusan
NO
Wajib Pilihan SKPD Ket
1 2 3 4 5
1 Pendidikan, Kepemudaan & Disdikpora
Olahraga

2 Kebudayaan Disbudpar,
Disdikpora

3 Kesehatan Dinkes
RSUD Pandan Arang
RSUD Banyudono
RSUD Simo
4 Kependudukan dan Catatan Disdukcapil
Sipil
5 Sosial Dinsosnakertran
Bag.Kesra Setda
6 Pemberdayaan Perempuan & BP3AKB
Perlindungan Anak

38
Urusan
NO
Wajib Pilihan SKPD Ket
1 2 3 4 5
7 Keluarga Berencana & BP3AKB
Keluarga Sejahtera;
8 Kesatuan Bangsa dan Politik Kesbangpol
Dalam Negeri
9 Otonomi Daerah, Setda
Pemerintahan Umum, BKD
administrasi keuangan ULP
daerah,perangkat Daerah, DPPKAD
kepegawaian, dan Inspektorat
persandian; Setwan
10 Pemberdayaan masyarakat dan Bapermasdes
desa;
11 Kearsipan , Perpustakaan KPAD
12 Ketransmigrasian Dinsosnakertran

2. Bidang Ekonomi:
Urusan
NO SKPD Ket
Wajib Pilihan

1 2 3 4
BPMP2T
1 Penanaman modal Bag.Perekonomian
Setda
Koperasi dan Usaha Kecil Dinas Koperasi&UKM
2
dan Menengah
Ketahanan pangan BKP3
3

4 Statistik Bappeda
Perencanaan Bappeda
5
Pembangunan
6 Ketenagakerjaan Dinsosnakertran
Kelautan& Dinas Peternakan
7
Perikanan
8 Pertanian DIPERTABUNHUT
9 Kehutanan DIPERTANBUNHUT

39
Urusan
NO SKPD Ket
Wajib Pilihan

10 Pariwisata DISBUDPAR
11 Industri DISPERINDAG
12 Perdagangan DISPERINDAG

3. Bidang : Fisik dan Sarpras


Urusan
NO Wajib Pilihan SKPD Ket.
1 2 3 4
1 Lingkungan Hidup BLH
2 Pekerjaan Umum DPU dan ESDM
3 Penataan Ruang DPU dan ESDM
4 Perumahan DPU dan ESDM
Bapermasdes
5 Perhubungan DISHUBKOMINFO

6 Komunikasi dan DISHUBKOMINFO


Informatika Bag.Humas dan
Protokol Setda
7 Pertanahan Bag.PUOD Setda
8 Sosial BPPD
Energi dan
9 Sumber Daya DPU DAN ESDM
Mineral

5). Pemaparan dan pembahasan prioritas kegiatan pembangunan menurut


rancangan Renja SKPD oleh Kepala SKPD.
6). Pemaparan prioritas kegiatan pembangunan yang dihasilkan oleh Tim
Penyelenggara Forum Gabungan SKPD.
7). Pemaparan prioritas kegiatan dan plafon/pagu dana indikatif SKPD yang
bersumber dari prioritas pembangunan daerah/rancangan RKPD
Kabupaten, Propinsi dan Kementrian/Lembaga Negara oleh Kepala SKPD.
8). Masing-masing kelompok melakukan :
a). klarifikasi dan verifikasi usulan kegiatan masing-masing SKPDuntuk
menghindari tumpang tindih kegiatan dan kegiatan pembangunan

40
yang dihasilkan dari Musrenbang Kecamatan untuk memastikan
prioritas kegiatan dari Kecamatan sudah tercantum. Sehingga terjadi
sinkronisasi usulan antar SKPD.
b). menetapkan rencana kerja anggaran masing-masing SKPD.
c). Merumuskan kriteria untuk menyeleksi prioritas kegiatan
pembangunan baik yang berasal dari Kecamatan maupun dari
Rancangan Renja-SKPD.
d). Menetapkan prioritas kegiatan pembangunan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan, sehingga plafon/pagu dana Renja-SKPD baik
yang bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi, maupun
APBN dapat dibelanjakan secara optimal (Kerangka Anggaran).
e). Menyusun rekomendasi untuk kerangka regulasi SKPD dengan cara :
- Mengidentifikasi keefektifan regulasi yang berkaitan dengan
fungsi SKPD.
- Merekomendasikan regulasi yang baru, perubahan regulasi,
penggabungan regulasi atau pembatalan sesuai kebutuhan.
f). Menetapkan delegasi masyarakat dari forum SKPD/ Forum Gabungan
SKPD yang berasal dari organisasi kelompok-kelompok masyarakat
Skala Kabupaten untuk mengikuti Musrenbang Tahunan Kabupaten (3
orang untuk setiap Forum SKPD).Dalam komposisi wakil/utusan
tersebut terdapat perwakilan perempuan.
9). Pemaparan hasil diskusi oleh masing-masing kelompok;
10). Penandatanganan Berita Acara Penetapan (BAP) Forum Gabungan SKPD
oleh perwakilan peserta diskusi yang disetujui oleh Kepala Bappeda;
11). Penutup.

Catatan :Dalam hal dokumen penunjang belum tersedia atau keterbatasan


dana untuk pembiayaan nara sumber, nara sumber Forum
Gabungan SKPD tetap harus dilaksanakan. Semua kondisi ini
dicatat oleh notulen dalam Berita Acara Forum Gabungan
SKPD.
10. Tugas Delegasi Forum Gabungan SKPD
a. Membantu Tim Penyelenggara Forum Gabungan SKPD dalam memutakhirkan
Rancangan Renja-SKPD.
b. Memperjuangkan Prioritas Kegiatan RenjaSKPD dalam Musrenbang Kabupaten.
c. Mendiskusikan Berita Acara hasil Forum SKPD dengan komisi DPRD yang
terkait.

41
F. MUSRENBANG KABUPATEN TAHUN 2016
1. Pengertian
a. Musrenbang Kabupaten adalah musyawarah stakeholder Kabupaten berdasarkan
Renja-SKPD hasil Forum dengan cara meninjau keserasian antara rancangan
Renja-SKPD yang hasilnya digunakan untuk Rancangan RKPD.
b. Pelaksanaan Musrenbang Kabupaten memperhatikan hasil pembahasan Forum
SKPD dan Forum Gabungan SKPD, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah/Renstra Daerah, Kinerja Pembangunan Tahun berjalan dan masukan dari
para peserta.
c. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta
Musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil Musrenbang.
d. Peserta adalah pihak yang memiliki hak untuk pengambilan keputusan dalam
Musrenbang melalui pembahasan yang disepakati bersama.
e. Hasil Musrenbang Kabupaten adalah prioritas kegiatan yang dipilah menurut
sumber pendanaan dari APBD setempat, APBD Provinsi, dan APBN sebagai
Anggaran Tahunan.
f. RKPD adalah Rancangan Kerja Pemerintah Daerah. Kegiatan prioritas RKPD
menjadi rujukan utama penyusunan Rancangan Anggaran Pembangunan dan
Belanja Daerah (RAPBD).

2. Tujuan
a. Mendapatkan masukan untuk penyempurnaan rancangan awal RKPD yang
memuat prioritas pembangunan daerah, pagu indikatif pendanaan berdasarkan
fungsi SKPD, Rancangan Alokasi Dana Desa termasuk dalam pemutakhiran ini
adalah informasi mengenai kegiatan yang pendanaannya berasal dari APBD
Provinsi, APBD dan sumber pendanaan lainnya.
b. Mendapatkan rincian rancangan awal Renja-SKPD, khususnya yang
berhubungan dengan pembangunan (Forum SKPD dan Forum Gabungan
SKPD).
c. Mensinkronkan prioritas kegiatan pembangunan dari berbagai kecamatan
dengan Rancangan Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja SKPD).

3. Waktu Pelaksanaan
Musrenbang Kabupaten dilaksanakan paling lambat minggu III bulan Maret 2016.

4. Peserta
Peserta Musrenbang Kabupaten adalah :
a) Perwakilan Provinsi :
42
1) Ketua DPRD Propinsi
2) Kepala Bapeda Propinsi
b) Unsur MUSPIDA Kabupaten BOYOLALI :
1) Bupati
2) Wakil Bupati Kabupaten
3) Kepala Kejaksaan Negeri
4) Kepala Pengadilan Negeri
5) Dandim Kabupaten
6) Polres Kabupaten
c) Unsur DPRD Kabupaten BOYOLALI
1) Pimpinan DPRD Kabupaten
2) Ketua-ketua Komisi DPRD
3) Badan Anggaran DPRD
d) Unsur Pemerintah
1) Assisten Tata Praja Setda
2) Assisten Pembangunan Setda
3) Assisten Administrasi Setda
4) Kepala Badan, Dinas, dan Kantor di lingkungan Pemda
5) Para Kepala Kabag di lingkungan Pemda
6) Kantor Departemen Agama Kabupaten
7) Kantor Biro Pusat Statistik (BPS)
8) Para Camat di wilayah Kabupaten
e) Delegasi/utusan/perwakilan dari Kecamatan
f) Delegasi/utusan/perwakilan dari Forum Gabungan SKPD
g) Unsur Masyarakat, Perguruan Tinggi, Perusahaan, Kelompok Profesi, LSM, dll:
- BUMN dan BUMD
- Komisi Transparansi dan Partisipasi Kabupaten
- Badan Narkotika Daerah (BND)
- Ketua GAPENSI Kabupaten
- Ketua Kadinda Kabupaten
- Akademisi/Perguruan Tinggi di Kabupaten
- Kelompok Nelayan, Petani, dan Pengrajin
- Insan Pers
- LSM/NGOs/Ornop
- Lembaga Keswadayaan Masyarakat
- Tokoh Agama
- Tokoh Masyarakat
- Tokoh Perempuan, dan lain-lain
43
5. Nara sumber
Narasumber dalam pelaksanaan Musrenbang Kabupaten, terdiri dari :
1) Kepala Bappeda Provinsi
2) Bupati
3) Ketua DPRD Kabupaten
4) Kepala Bappeda Kabupaten

6. Masukan
Berbagai hal yang perlu disiapkan dalam persiapan Musrenbang Kabupaten adalah :
a. Dari Kabupaten :
a. Rancangan RKPD yang disusun oleh Bappeda berdasarkan prioritas
pembangunan daerah.
b. Rancangan Renja-SKPD hasil Forum SKPD yang memuat kerangka
regulasi dan kerangka anggaran yang kegiatannya sudah dipilahkan
berdasarkan sumber pendanaan dari APBD Kabupaten, APBD , APBN
maupun sumber pendanaan lainnya.
c. Prioritas dan plafon anggaran yang dikeluarkan oleh Bupati yang terdiri
atas: a) plafon untuk setiap SKPD dan b) plafon untuk Alokasi Dana Desa.
d. Daftar namawakil/utusan Foruim SKPD/ Forum Gabungan SKPD yang
terpilih untuk mengikuti Musrenbang kabupaten.
e. Berbagai dokumen perencanaan dan regulasi yang terkait dengan
pembangunan.
b. Dari Kecamatan
1) Daftar usulan prioritas kegiatan pembangunan yang berasal dari Kecamatan.
2) Daftar nama wakil/utusan Kecamatan yang terpilih untuk mengikuti Forum
SKPD/ Forum Gabungan SKPD dan Musrenbang kabupaten.
3) Daftar nama/wakil utusan Forum SKPD/ Forum Gabungan SKPD yang
dipilh untuk mengikuti Musrenbang Kabupaten.

7. Keluaran
Keluaran dari pelaksanaan Musrenbang Kabupaten adalah kesepakatan tentang
rumusan yang menjadi masukan utama untuk memutakhirkan rancangan RKPD dan
rancangan Renja-SKPD, yang meliputi :
a. Penetapan arah kebijakan, prioritas pembangunan, dan plafon/pagu dana
berdasarkan fungsi/SKPD.
b. Daftar prioritas kegiatan yang sudah dipilih berdasarkan sumber pembiayaan dari
APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, dan sumber pendapatan lainnya.

44
c. Daftar usulan kebijakan/regulasi pada tingkat pemerintah Kabupaten/Kota,
Provinsi dan atau Pusat.
d. Rancangan pendanaan untuk Alokasi Dana Desa.

8. Mekanisme
Musrenbang Kabupaten dilaksanakan dengan agenda sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan, dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Kepala Bappeda menetapkan Tim Penyelenggara Musrenbang Kabupaten.
2) Tim Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Mengkompilasi prioritas kegiatan pembangunan dari Forum SKPD dan
Musrenbang Kecamatan.
b) Menyusun jadwal dan agenda Musrenbang.
c) Mengumumkan secara terbuka jadwal, agenda, dan tempat Musrenbang
Kabupaten minimal 7 hari sebelum acara Musrenbang dilaksanakan, agar
peserta bisa segera melakukan pendaftaran dan atau diundang.
d) Membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Musrenbang
Kabupaten, baik delegasi dari Kecamatan maupun dari Forum SKPD.
e) Menyiapkan peralatan dan bahan/materi serta notulen untuk Musrenbang
Kabupaten.
b. Tahap Pelaksanaan, dengan agenda sebagai berikut :
1) Pemaparan Rancangan SKPD dan prioritas kegiatan pembangunan serta
plafon anggaran yang dikeluarkan oleh Kepala Bappeda.
2) Pemaparan hasil kompilasi prioritas kegiatan pembangunan dari Forum
SKPD berikut pendanaanya oleh Ketua Tim Penyelenggara.
3) Verifikasi hasil kompilasi oleh Kepala SKPD, delegasi Kecamatan, dan
delegasi Forum SKPD/ Forum Gabungan SKPD.
4) Pemaparan Kepala SKPD Rancangan Renja-SKPD (terutama SKPD yang
mengemban fungsi pelayanan dasar dan yang menjadi prioritas pembangunan
Kabupaten ), yang meliputi :
1) Isu-isu strategis SKPD yang berasal dari Renstra Kabupaten dan Renstra-
SKPD/Unit Kerja.
2) Tujuan, indikator pencapaian dan prioritas kegiatan pembangunan yang
akan dimuat dalam Renja-SKPD.
3) Penyampaian perkiraan kemampuan pendanaan terutama dana yang
berasal dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN dan sumber dana
lainnya.
5) Membahas kriteria untuk menentukan prioritas kegiatan pembanguanan tahun
berikutnya.
45
6) Menetapkan prioritas kegiatan sesuai dengan besaran, plafon anggaran APBD
Kabupaten serta yang akan diusulkan untuk dibiayai dari sumber APBD
Provinsi, APBN maupun sumber dana lainnya. Berdasarkaan hasil
pembahasan di Forum SKPD/ Forum Gabungan SKPD.
7) Membahas pemutakhiran Rancangan RKPD Kabupaten.
8) Membahas kebijakan pendukung implementasi program/kegiatan tahun
berikutnya.

Catatan:Dalam hal kondisi dokumen penunjang tidak lengkap atau keterbatasan


nara sumber, Musrenbang Kabupaten tetap dilaksanakan dalam rangka
menentukan jenis kegiatan prioritas daerah. Semua kondisi ini dicatat oleh
notulen dalam Berita Acara Musrenbang Kabupaten.

9. Penyampaian hasil Musrenbang Kabupaten


Setelah hasil Musrenbang Kabupaten disepakati oleh peserta, maka Pemerintah
Kabupaten menyampaikan hasilnya kepada :
a. DPRD
b. TAPD
c. SKPD
d. Wakil/utusan dari Musrenbang Kecamatan dan Forum SKPD;
Untuk selanjutnya hasil dan dokumen Musrenbangkab diinput sesuai program
E-Musrenbang

G. PASCA MUSRENBANG KABUPATEN TAHUN 2016


1. Umum
Pada tahap Perencanaan, kegiatan Pasca Musrenbang, terdiri dari sejumlah kegiatan,
yaitu :
a. Penyusunan RKPD;
b. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran, dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara;
c. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD;
d. Pembahasan dan Penetapan APBD;
e. Pelaksanaan Program;
f. Monitoring dan evaluasi program.
2. Tujuan
Kegiatan Pasca Musrenbang mempunyai tujuan antara lain untuk menjamin:
a. Konsisten antara hasil Musrenbang dengan RKPD.
b. Konsisten antara hasil perencanaan (RKPD) dengan penganggaran (APBD).
46
c. Terciptanya komunikasi yang berkelanjutan dan berkualitas antara Delegasi
Masyarakat, Pemerintah Daerah dan DPRD.
d. Tersedianya informasi untuk masyarakat dan para peserta Musrenbang, terutama
tentang alasan diterima atau ditolaknya sejumlah kegiatan yang sudah diusulkan
melalui rangkaian forum Musrenbang di dalam APBD.
e. Terinformasikannya usulan-usulan kegiatan hasil Musrenbangcam.

3. Pelaku Utama Kegiatan


Pelaku utama kegiatan Pasca Musrenbang Kabupaten adalah :
a. Delegasi peserta Musrenbang Kabupaten.
b. Bupati, para pejabat pemerintah daerah (Sekretaris Daerah, Bappeda, Satuan
Kerja Pemerintah Daerah, Badan Pengelola Keuangan Daerah).
c. DPRD.

4. Kegiatan
Berbagai hal yang perlu dilakukan baik oleh Pemerintah Daerah pada Pasca
Musrenbang adalah Penyusunan RKPD, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Bappeda menyediakan informasi kepada masyarakat maupun SKPD tentang hasil
akhir RKPD. Bila terdapat perbedaan antara hasil Musrenbang Tahunan
Kabupaten dengan RKPD, maka Bappeda memberitahukan alasan-alasannya.
b. Bappeda menyampaikan aspirasi dari masyarakat maupun SKPD kepada Bupati
dan DPRD, terutama keberatan-keberatan mengenai tidak tertampungnya
kegiatan-kegiatan yang berasal dari Musrenbang Kabupaten dalam rancangan
RKPD.
c. Bappeda menyampaikan rancangan RKPD kepada Pemerintah u/p Bappeda
Provinsi sebagai bahan rujukan bagi pelaksanaan Forum SKPD dan Musrenbang
Provinsi.
d. Penyusunan Arah Kebijakan, dan Plafon APBD, dengan menggunakan RKPD
sebagai rujukan utamanya.
e. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-
SKPD) oleh SKPD.
f. Pembahasan dan penetapan APBD, dimana Bappeda membantu DPRD untuk
menyelenggarakan konsultasi publik tentang RAPBD sesuai ketentuan yang
berlaku.
g. Pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Bappeda memberikan informasi kepada masyarakat tentang pelaksanaan
program/kegiatan berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan
berdasarkan lokasi (Kecamatan dan Desa/Kelurahan).
47
2) Bappeda mengendalikan pelaksanaan kegiatan agar tetap sesuai dengan
rencana.
3) Bappeda menanggapi keluhan mengenai pelaksanaan kegiatan dan melakukan
evaluasi mengenai kepuasan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan
yang sedang dan telah dijalankan.
4) Bappeda memberikan umpan balik/ masukan pada perencanaan selanjutnya.

Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Teknis ini akan diatur kemudian.

Boyolali, Januari 2016


Pj. BUPATI BOYOLALI

Dra. SRI ARDININGSIH, MM

Komplek Perkantoran Terpadu Kabupaten Boyolali,


Jl.Merdeka Barat, Telephon (0276) 321021 Faks (0276) 321172,
Website www.boyolalikab.go.id, Kemiri, Boyolali 57321, Provinsi Jawa Tengah

48

Anda mungkin juga menyukai