Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua warga Indonesia menginginkan keadaan yang sehat demi


kelangsungan kehidupannya. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental, maupun sosial budaya
dan ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan
berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan
berkesinambungan. Dalam persaingan global yang semakin ketat menuntut
kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi
sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin
secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah
secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam
kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan
sampai usia lanjut.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi
penting dan strategis. Bidan memberikan pelayanan yang berfokus pada
aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan
pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya
untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan
dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan
suatu pemahaman mengenai falsafah atau filosofi dan pelayanan
kebidanan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan
dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan
masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang, maka rumusan masalahnya antara lain:
a. Apa definisi filosofi?
b. Apa definisi bidan?
c. Bagaimana filosofi kebidanan?
d. Bagaimana pelayanan dan asuhan dalam kebidanan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


a. Mengetahui definisi filosofi atau falsafah.
b. Mengetahui definisi bidan.
c. Mengetahui filosofi kebidanan.
d. Mengetahui pelayanan, dan asuhan dalam dunia Kebidanan.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filosofi


Falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Arab yaitu falsafa
(timbangan) yang dapat diartikan pengetahuan dan penyelidikan dengan
akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya
(Harun Nasution, 1979). Menurut bahasa Yunani philosophy berasal dari
dua kata yaitu philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada)
dan sophos (hikmah, kebijkasanaan, pengetahuan, pengalaman praktis,
intelegensi). Filsafat secara keseluruhan dapat diartikan cinta
kebijaksanaan atau kebenaran.
Pendapat para ahli:
a. Filosofi adalah disiplin ilmu yang difokuskan pada pancarian dasar-
dasar dan penjelasan yang nyata (Chinn & Krammer, 1991:17).
b. Filosofi adalah pendekatan berpikir tentang kenyataan meliputi tradisi,
agama, marxime, existentialisme dan fenomena yang berhubungan
dengan kesehatan masyarakat (Person dan Vaughan, 1998).
c. Filosofi adalah adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan
kepercayaan meskipun pada waktu yang lain ungkapan tersebut
merupakan kepercayaan kelompok yang lebih sering disebut ideologi
(Moya Davis, 1993).
Jadi filosofi diartikan sebagai ilmu tentang sesuatu disekitar kita dan
apa penyebabnya. Anggapan tentang filosofi:
a. Elit : Hanya untuk golongan tertentu, bukan untuk konsumsi umum.
b. Sulit : Beberapa aspek dari filosofi sering dianggap sulit, kompleks
dan berbelit-belit.

3
c. Obscure : Dianggap sebagai hal yang tidak ada sangkut pautnya
dengan kehidupan sehari-hari.
d. Abstrak (tidak jelas) : Filosofi mencoba membangkitkan tingkat
pengertian pada hal tertentu yang dapat dihindari. Bagaimana fakta
bahwa banyak filosofi adalah abstrak tetapi tidak berarti bahwa hal
tersebut tidk ada penerapan yang nyata. (Kania F. Lestari, 2014)

2.2 Pengertian Kebidanan


Bidan adalah sebutan bagi orang yang belajar di sekolah khusus
untuk menolong perempuan saatmelahirkan. Bidan dalam bahasa Inggris
berasal dari kata MIDWIFE yang artinya Pendamping Wanita,
sedangkan dalam bahasa Sanksekerta Wirdhan yang artinya Wanita
Bijaksana. Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia.
1. Menurut International Confederation of Midwives(ICM)
Pengertian bidan dan bidang praktikya secara internasional telah
diakui oleh ICM tahun 1972 dan Federation of International
Gynecologist Obstetrition (FIGO) tahun 1973, World Health
Organisation (WHO) dan badan lainnya. Pada pertemuan dewan di
Kobe tahun 1980, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang telah
di sahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992). Secara lengkap
pengertian bidan adalah sebagai berikut:
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan Program
Pendidikan Bidan yang diakui oleh Negara serta memperoleh
kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan di
negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan
memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama mada
hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum periode),
memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan
pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif,

4
pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan
bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat
pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas
penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk
wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya.
Pekerjaan ini termasuk pendidikan antenatal, persiapan untuk menjadi
orang tua, dan meluar ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga
berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktik di rumah sakit, klinik,
unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan
lainnya.
Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan
internasional yaitu Kongres ICM. Definisi terakhir disusun melalui
kongres ICM ke 27 pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia
ditetapkan sebagai berikut:
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut,
serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki
izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
Dari pernyataan di atas, esensi definisi bidan adalah:
a. Pendidikan formal kebidanan = menyelesaikan program
pendidikan bidan yang diakui oleh negara.
b. Registrasi, lisensi dan legislasi = memperoleh kualifikasi dan
diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu.
c. Kemitraan = mengupayakan bantuan medis serta melakukan
tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya
tenaga medik lainnya.
d. Lingkup asuhan = memimpin persalinan atas tanggung jawabnya
sendiri serta asuhan pada bayi baru lahit serta anak. Asuhan ini
termasuk tindakan pencegahan, deteksi kondisi abnormal ibu dan

5
anak, usaha mendapatkan bantuan medik dan melaksanakan
tindakan kedaruratan di mana tidak ada tenaga medis.
e. Tugas penting
- Pendidikan kesehatan dan konseling utnuk ibu (hamil, bersalin,
nifas BBL), keluarga dan masyarakat.
- Pendidikan antenatal dan persiapan sebagai orang tua.
- Memperluas arena dari kesehatan reproduksi perempuan, KB
dan asuhan anak.
f. Tempat bekerja: rumah, masyarakat, klinik umum/ bersalin, rumah
sakit dan pusat kesehatan lainnya (ICM 2002, Vienna).
2. Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan
yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah
Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi
untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk
menjalankan praktik kebidanan.
3. Menurut Undang-undang
a. KepPres No 23 tahun 1994 Pasal 1 butir 1 tentang pengangkatan
bidan sebagai pegawai tidak tetap berbunyi: Bidan adalah
seseorang yang telah mengikuti Program Pendidikan Bidan dan
telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
b. KepMenKes No 822/MenKes/SK/IX/1993 pasal 1 butir 1 tentang
penyelenggaraan Program Pendidikan Bidan berbunyi: Bidan
adalah seseorang yang telah mengikuti dan lulus Program
Pendidikan Bidan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
c. Lampiran KepMenKes No 871/MenKes/SK/VIII/1994 tentang
petunjuk teknis pelaksanaan pengangkatan bidan sebagai pegawai
tidak tetap, pada pendahuluan butir c dan pengertian organisasi:
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti dan lulus Program

6
Pendidikan Bidan dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan
yang berlaku.
d. PerMenKes No 572/MenKes/Per/VI/1996 pasal 1 ayat 1 tentang
registrasi dan praktek bidan yang berbunyi: Bidan adalah
seseorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan telah lulus
ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
e. KepMenKes RI No.900/MenKes/SK/2000 tentang registrasi dan
praktek bidan, pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi: Bidan adalah
seseorang wanita yang telah mengikuti dan lulus program
pendidikan bidan dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan
yang berlaku.

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan


bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi
ijin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu yang mampu
memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan
wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan,
memimpin persalinan atas tanggng jawabnya sendiri serta pada asuhan
pada bayi baru lahir dan anak.
Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung-jawab
dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan
masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini
mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi
komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain
yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga

7
dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan
persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan
perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan
anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di
rumah, masyarakat, rumah sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
(Kania F. Lestari, 2014)

2.3 Pengertian Filosofi Kebidanan


Menurut Sumiaty, SST. MPH. & Niluh Nita Silfia, SST. dalam
buku Konsep Kebidanan, pengertian filosofi kebidanan antara lain:
a. Menurut Royal College of Midwives (1992)
Filosofi kebidanan merupakan suatu nilai dan kepercayaan bidan
yang (1) respek terhadap individu dan kehidupannya, (2) respek pada
wanita dalam proses kelahiran bayi, (3) kejujuran menggambarkan
kemuliaan dan prinsip moral, (4) keadilan dan kebenaran, (5) prinsip
demokrasi, (6) perkembangan dapat dari pengalaman hidup dan proses
pendidikan, dan (7) pendidikan kebidanan adalah akar dalam praktik
kebidanan.
b. Menurut American College of Nurse Midwives (ACNM)
Falsafah kebidanan adalah suatu keyakinan perawat-bidan yang
disertifikasi bahwa setiap individu mempunyai hak untuk aman, puas,
terhadap pelayanan kesehatan dengan menghargai martabat manusia
dan perbedaan adat istiadat serta yakin bahwa proses kehamilan dan
persalinan dapat ditingkatkan melalui pendidikan, pelayanan kesehatan
dan dukungan.
c. Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun
bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Falsafah
kebidanan tersebut adalah:

8
1. Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang undang
maupun peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salah
satu tenaga pelayanan kesehatan professional dan secara
internasional diakui oleh International Confederation of Midwives
(ICM), International Federation of International Gynecologist and
Obstetritian (FIGO) dan WHO.
2. Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan yang telah
diatur dalam beberapa peraturan maupun Keputusan Menteri
Kesehatan ditujukan dalam rangka membantu program pemerintah
bidang kesehatan khususnya ikut dalam rangka menurunkan Angka
Kematian Ibu, Angka Kematian Perinatal, meningkatkan pelayanan
Kesehatan Ibu Anak, pelayanan ibu hamil, melahirkan, nifas yang
aman, pelayanan Keluarga Berencana, pelayanan kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.
3. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan
kebutuhan manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak
untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup
dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
4. Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan
menopause adalah proses fisiologi dan hanya sebagian kecil yang
membutuhkan intervensi medis.
5. Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal,
namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi
abnormal.
6. Setiap individu berhak untuk di lahirkan secara sehat, untuk itu
maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, ibu melahirkan dan
ibunya berhak mendapat pelayanan yang berkualitas.
7. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan
keluarga yang persiapan mulai anak menginjak masa remaja.

9
8. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu,
lingkungan dan pelayanan kesehatan.
9. Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat.
10. Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan
masalah dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan
kebidanan yang profesional dan interaksi sosial serta azas
penelitian dan pengembangan yang dapat melandasi manajemen
secara terpadu.
11. Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan
kepribadian berlangsung sepanjang hidup manusia perlu
dikembangkan dan diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.

Filosofi kebidanan merupakan keyakinan yang dianut oleh bidan


dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan
kebidanan. Filosofi memberikan dasar pada bidan berupa kepercayaan
dalam bentuk asuhan yang mencirikan suatu keyakinan dan telah diakui
sebagai suatu praktik kebidanan. Menggambarkan keyakinan yang dianut
oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam
memberikan asuhan kebidanan.

2.4 Falsafah Asuhan Kebidanan


Falsafah asuhan kebidanan merupakan keyakinan/pandangan hidup
bidan yang digunakan sebagai kerangka berpikir dalam memberikan
asuhan kepada klien (lianila, 2011) antara lain:
a. Keyakinan Tentang Kehamilan dan Persalinan
Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses
alamiah dan bukan suatu penyakit, namun tetap perlu diwaspadai

10
karena kondisi yang semula normal dapat tiba tiba menjadi tidak
normal.
b. Keyakinan Tentang Perempuan
Bidan yakin bahwa perempuan merupakan pribadi yang unik,
mempunyai hak mengkontrol dirinya sendiri, memiliki kebutuhan,
harapan dan keinginan yang patut dihormati.
c. Keyakinan Mengenai Fungsi dari Profesi dan Pengaruhnya
Fungsi utama asuhan kebidanan adalah memastikan kesejahteraan
perempuan bersalin dan bayinya. Bidan mempunyai kemampuan
mempengaruhi klien dan keluarganya.
d. Keyakinan Tentang Pemberdayaan dan Membuat Keputusan
Bidan yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan kebidanan
patut dihormati. Keputusan yang dipilih merupakan tanggung jawab
bersama antara perempuan, keluarga, dan pemberi keputusan.
e. Keyakinan Tentang Asuhan
Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya
pencegahan dan peningkatan kesehatan yang menyeluruh, meliputi
pemberian informasi yang relevan dan objektif, konseling dan
menfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu,
asuhan kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati dan
mengoptimalkan wanita serta keluarganya.
f. Keyakinan tentang Kolaborasi
Bidan meyakini bahwa dalam memberikan asuhan harus tetap
mempertahankan, mendukung dan menghargai proses fisiologi.
Intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan hanya bedasarkan
indikasi. Bidan adalah praktisi yang mandiri, yang bekerja sama
mengembangkan kemitraan dengan anggota tim kesehatan lainnya.
g. Keyakinan Tentang Fungsi Profesi dan Manfaatnya

11
Bidan meyakini bahwa mengembangkan kemandirian profesi,
kemitraan dan pemberdayaan wanita serta tim kesehatan yang lainnya
selama pemberian asuhan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

2.5 Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan (midwifey services) adalah seluruh tugas
yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem
pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak
dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat. Pelayanan kebidanan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga
yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan
oleh bidan sesuai kewenangan yang diberikan dengan maksud
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga
yang berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Klasifikasi pelayanan kebidanan:
1. Layanan Kebidanan Primer
Layanan kebidanan yang diberikan kepada klien dan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab bidan diantaranya:
a. Bidan berpegangan pada keyakinan informasi klien untuk
melindungi hak akan privasi dan menggunakan keadilan dalam hal
saling berbagi informasi.
b. Bidan bertanggung jawab dalam keputusan dan tindakannya serta
bertanggung jawab untuk hasil yang berhubungan dengan asuhan
yang diberikan pada wanita.
c. Bidan dapat menolak ikut serta dalam kegiatan yang berlawanan
dengan moral yang dipegang, akan tetapi tekanan pada hati nurani
individu seharusnya tidak menghilangkan pelayanan pada wanita
yang essensial.

12
d. Bidan memahami konsekuensi yang merugikan dalam pelanggaran
kode etik dan akan bekerjasama untuk mengurangi pelanggaran.
e. Bidan berperan serta dalam mengembangkan dan menerapkan
kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan semua wanita dan pasangan usia subur.
2. Layanan Kebidanan Kolaborasi
Layanan kolaborasi merupakan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua pemberi
pelayanan yang terlibat (misal: bidan, dokter atau tenaga kesehatan
yang profesional lainnya). Bidan merupakan anggota tim.
3. Layanan Kebidanan Rujukan
Layanan rujukan merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan
dengan menyerahkan tanggung jawab kepada dokter, ahli dan atau
tenaga kesehatan profesional lainnya untuk mengatasi masalah
kesehatan klien diluar kewenangan bidan dalam rangka menjamin
kesejahteraan ibu dan anaknya. Contoh: pelayanan yang dilakukan
bidan ketika menerima rujukan dari dukun, layanan rujukan bidan ke
tempat fasilitas pelayanan kesehatan secara horizontal atau vertikal
atau ke profesi kesehatan yang lain.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan
masyarakat yang meliputi upaya-upaya sebagai berikut:
1. Peningkatan (promotif): misalnya dapat dilakukan dengan adanya
promosi kesehatan (penyuluhan tentang imunisasi, himbauan
kepada masyarakat untuk pola hidup sehat).
2. Pencegahan (preventif): dapat dilakukan dengan pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil, pemeriksaan Hb, imunisasi bayi,
pelaksanaan senam hamil dan sebagainya.
3. Penyembuhan (kuratif): dilakukan sebagai upaya pengobatan
misalnya dengan pemberian transfusi darah pada ibu dengan
anemia berat karena pendarahan post partum.

13
4. Pemulihan (rehabilitatif): misalnya pemulihan kondisi ibu post
Sectio Caesaria (SC).

2.6 Praktik Kebidanan


Praktik kebidanan (midwifery practice) adalah penerapan ilmu
kebidanan dalam memberikan pelayanan/asuhan kebidanan kepada klien
dengan pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen kebidanan
(midwifery management) adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai
dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan
mandiri/otonomi pada perempuan, remaja putri, dan wanita dewasa
sebelum, selama dan sesudah kehamilannya. Praktik kebidanan dilakukan
dalam sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada masyarakat,
dokter, perawat, dan dokter spesialis dipusat-pusat rujukan.

2.7 Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan ataupun masalah dalam bidang kesehatan ibu masa
hamil, persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta program keluarga
berencana. Tujuan asuhan kebidanan adalah menjamin kepuasan dan
keselamatan ibu dan bayinya sepanjang siklus reproduksi, mewujudkan
keluarga bahagia dan berkualitas melalui pemberdayaan perempuan dan
keluarganya dengan menumbuhkan rasa percaya diri.

2.8 Tinjauan Filosofi dalam Ilmu Kebidanan


1. Tinjauan Keilmuan
Setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan
tiang penyanggah tubuh pengetahuan yang disusun. Komponen

14
tersebut adalah onotologi, efistemologi dan aksiologi. Ontologi
merupakan azas dalam menetapkan ruang lingkup wujud yang menjadi
objek penelaahan (objek ontologi atau objek formal pengetahuan) dan
penafsiran tentang hakekat realitas (metafisika) dari objek ontologis
atau objek formal tersebut. Efistemologi merupakan azas mengenai
cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi
suatu tubuh pengetahuan. Aksiologi merupakan azas dalam
menggunakan pengetahuan yang diperoleh dan disusun dalam tubuh
pengetahuan tersebut.
a. Pendekatan Ontologis
Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan
keilmuannya hanya berada pada daerah-daerah dalam batas pra
pengalaman (penciptaan manusia) dan pasca pengalaman (surga
dan neraka) diserahkan ilmunya ke pengetahuan lain. Ilmu hanya
merupakan salah satu pengetahuan dari sekian banyak pengetahuan
yang mencoba menelaah kehidupan dalam batas-batas ontologis
tertentu yaitu penemuan dan penyusunan pernyataan yang bersifat
benar secara ilmiah.
Aspek kedua dari pendekatan ontologis adalah penafsiran
hakekat realitas dari objek ontologis pengetahuan. Penafsiran
metafisik keilmuan harus didasarkan pada karakteristik objek
ontologis sebagaimana adanya dengan deduksi-deduksi yang dapat
diverifikasi secara fisik yaitu suatu pernyataan dapat diterima
sebagai premis dalam argumentasi ilmiah setelah melalui
pengkajian/penelitian berdasarkan efistemologis keilmuan.
b. Pendekatan Efistemologis
Landasan efistemologis ilmu tercermin secara operasional
dalam metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan
cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya
berdasarkan:

15
1) Kerangka pemikiran, yang bersifat logis dengan argumentasi
yang bersifat konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang
telah berhasil disusun.
2) Menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka
pemikiran tersebut.
3) Melakukan verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk
menguji kebenaran pernyataan secara faktual. Secara akronim
metode ilmiah terkenal sebagai logica-hypotetico-verifikatif
atau deducto-hypotetic-verifikatif.

Kerangka pemikiran yang bersifat logis adalah argumentasi


yang bersifat rasional dalam mengembangkan penjelasan terhadap
fenomena alam. Verifikasi secara empiris berarti evaluasi secara
objektif dari suatu pernyataan hipotesis terhadap kenyataan faktual.
Verifikasi ini menyatakan bahwa ilmu terbuka untuk kebenaran
lain selain yang terkandung dalam hipotesis (mungkin fakta
menolak pernyataan hipotesis). Kebenaran ilmiah dengan
keterbukaan terhadap kebenaran baru mempunyai sifat pragmatis
yang prosesnya secara berulang (siklus) berdasarkan berfikir kritis.
Disamping sikap moral yang secara implisit terkait dengan
proses logico-hypotetico-verifikatif tersebut terdapat azas moral
yang secara eksplisit merupakan yang bersifat yang seharusnya
dalam efistemologis keilmuan. Azas tersebut menyatakan bahwa
dalam proses kegiatan keilmuan, setiap upaya ilmiah harus
ditujukan untuk menemukan kebenaran yang dilakukan denga
penuh kejujuran, tanpa mempunyai kepentingan langsung tertentu
dan hak hidup yang berdasarkan argumentasi secara individual.
c. Pendekatan Aksiologis
Aksiologis keilmuan menyangkut nilai-nilai yang berkaitan
dengan pengetahuan ilmaih baik secara internal, eksternal maupun

16
sosial. Nilai internal berkaitan dengan wujud dan kegiatan ilmiah
dalam memperoleh pengetahuan tanpa mengesampingkan fitrah
manusia. Nilai eksternal menyangkut nilai-nilai yang berkaitan
dengan penggunaan pengetahuan ilmiah. Nilai sosial menyangkut
pandangan masyarakat yang menilai keberadaan suatu pengetahuan
dan profesi tertentu. Oleh karena itu, kode etik profesi merupakan
suatu persyaratan mutlak bagi keberadaan suatu profesi. Kode etik
profesi ini pada hakekatnya bersumber dari nilai internal dan
eksternal dari suatu disiplin keilmuan. Bangsa Indonesia
berbahagia karena kebidanan sebagai suatu profesi dibidang
kesehatan telah memiliki kode etik yang mutlak diaplikasikan ke
dalam praktik klinik kebidanan.
Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan
untuk keuntungan/berfaedah bagi manusia. Dalam hal ini ilmu
dapat dimanfaatkan sebagai saran atau alat dalam meningkatkan
taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat manusia,
martabat manusia dan kelestarian/keseimbangan alam. Untuk
kepentingan manusia tersebut maka pengetahuan ilmiah yang
diperoleh dan disusun merupakan milik bersama, dimana setiap
orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya.
Universal berarti ilmu tidak mempunyai konotasi parokial seperti
ras, ideologi atau agama.
Pendekatan ontologis, aksiologis dan efistemologis
memberikan 18 azas moral yang terkait dengan kegiatan keilmuan.
Keseluruhan azas moral ini pada hakekatnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu kelompok azas moral yang membentuk
tanggung jawab profesional dan kelompok tanggung jawab sosial.
Tanggung jawab profesional ditujukan kepada masyarakat
ilmuwan dalam mempertanggung jawabkan moral yang berkaitan
dengan landasan efistemologis. Sedangkan tanggung jawab sosial

17
yakni pertanggung jawaban ilmuwan terhadap masyarakat yang
menyangkut azas moral mengenai pemilihan etis terhadap objek
penelaahan keilmuwan dan penggunaan pengetahuan ilmiah.
2. Dimensi Kefilsafatan Ilmu Kebidanan
Keberadaan disiplin keilmuan kebidanan sama seperti keilmuan
lainnya ditopang oleh berbagai disiplim keilmuan yang telah jauh
berkembang, sehingga dalam perjalanan mulai dipertanyakan identitas
dirinya sebagai satu disiplin keilmuan yang mandiri. Yang sering
dipertanyakan pada pengetahuan kebidanan (Midwifery Knowledge)
terutama berfokus kepada tubuh pengetahuan kebidanan untuk
bereksistensi sebagai satu disiplin keilmuan yang mandiri. Lebih lanjut
sering dipertanyakan adalah ciri-ciri atau karakteristik yang
membedakan pengetahuan kebidanan dengan ilmu yang lain.
Berdasarkan komponen hakekat ilmu, maka setiap cabang
pengetahuan dibedakan dari jenis pengetahuan lainnya berdasarkan apa
yang diketahui (ontologi), bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh
dan disusun (efistemologi) serta nilai mana yang terkait dengan
pengetahuan tersebut (aksiologi). Oleh karena serta itu pengetahuan
ilmiah mempunyai landasan ontologi, efistemologi dan aksiologi yang
spesifik bersifat ilmiah. Artinya suatu pengetahuan secara umum
dikelompokkan sebagai pengetahuan ilmiah apabila dapat memenuhi
persyaratan ontologi, efistemologi dan aksiologi keilmuan.
Dimensi kefilsafatan keilmuan secara lebih rinci dapat dibagi
menjadi tiga tingkatan karakteristik, yaitu:
a. Bersifat universal artinya berlaku untuk seluruh disiplin yang
bersifat keilmuan.
b. Bersifat genetik artinya mencirikan segolongan tertentu dari
pengetahuan ilmiah.
c. Bersifat spesifik artinya memiliki ciri-ciri yang khas dari sebuah
disiplin ilmu yang membedakannya dengan ilmu disiplin yang lain.

18
3. Tubuh Pengetahuan Kebidanan
Disiplin keilmuan kebidanan mempunyai karakteristik dan
spesifikasi baik objek forma maupun objek materia. Objek forma
disiplin keilmuan kebidanan adalah cara pandang yang berfokus pada
objek penelaahan dalam batas ruang lingkup tertentu. Objek forma dari
disiplin keilmuan kebidanan adalah mempertahankan status kesehatan
reproduksi termasuk kesejahteraan wanita sejak lahir sampai masa
tuanya (late menopause) termasuk berbagai implikasi dalam siklus
kehidupannya.
Objek materi disiplin keilmuan kebidanan adalah substansi dari
objek penelaahan dalam lingkup tertentu. Objek materia dalam disiplin
keilmuan adalah janin, bayi baru lahir, bayi dan anak bawah lima
tahun (balita) dan wanita secara utuh/holistik dalam siklus
kehidupannya (kanak-kanak, pra remaja, remaja, dewasa muda,
dewasa, lansia dini dan lansia lanjut) yang berfokus kepada kesehatan
reproduksi.
Berdasarkan pikiran dasar, objek forma dan objek materia,
disusunlah tubuh pengetahuan kebidanan (body of knowledge) yang
dikelompokkan menjadi empat:
a. Ilmu dasar
Anatomi, Psikologi, Mikrobiologi dan Parasitologi, Patofisiologi,
Fisika, dan Biokimia.
b. Ilmu-ilmu sosial
Pancasila dan Wawasan nusantara, Bahasa Inggris, Antopologi,
Administrasi dan Kepemimpinan, Pendidikan (prinsip belajar dan
mengajar), Bahasa Indonesia, Sosiologi, Psikologi, Ilmu
Komunikasi, dan Humaniora.
c. Ilmu terapan

19
Kedokteran, Farmakologi, Epidemiologi, Statistik, Teknik
Kesehatan Dasar, Paradigma Sehat, Ilmu Gizi, Hukum Kesehatan,
Kesehatan Masyarakat, dan Metode Riset.
d. Ilmu kebidanan
- Dasar-dasar kebidanan (perkembangan kebidanan, registrasi
dan organisasi, organisasi profesi dan peran serta fungsi bidan)
- Teori dan model konseptual kebidanan
- Siklus kehidupan wanita
- Etika kebidanan
- Pengantar kebidanan profesionalisme (Konsep Kebidanan,
Definisi dan Lingkup Kebidanan, dan Manajemen Kebidanan)
- Teknik dan prosedur kebidanan
- Asuhan kebidanan dalam kaitan kesehatan reproduki
(berdasarkan siklus kehidupan manusia dan wanita)
- Tingkat dan jenis pelayanan kebidanan
- Legilasi kebidanan
- Praktik klinik kebidanan (Amelia S., 2013)

20
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut bahasa Yunani philosophy berasal dari dua kata
yaitu philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada)
dan sophos (hikmah, kebijkasanaan, pengetahuan, pengalaman praktis,
intelegensi). Filsafat secara keseluruhan dapat diartikan cinta
kebijaksanaan atau kebenaran. Bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus
dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar
(register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan
praktik bidan. Sehingga filosofi kebidanan merupakan keyakinan yang
dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam
memberikan asuhan kebidanan. Filosofi memberikan dasar pada bidan
berupa kepercayaan dalam bentuk asuhan yang mencirikan suatu
keyakinan dan telah diakui sebagai suatu praktik kebidanan.
Keyakinan/pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai
kerangka berpikir dalam memberikan asuhan kepada klien antara lain:
Keyakinan Tentang Kehamilan dan Persalinan, Keyakinan Tentang
Perempuan, Keyakinan Mengenai Fungsi dari Profesi dan Pengaruhnya,
Keyakinan Tentang Pemberdayaan dan Membuat Keputusan, Keyakinan
Tentang Asuhan, Keyakinan tentang Kolaborasi, dan Keyakinan Tentang
Fungsi Profesi dan Manfaatnya.

3.2 Saran

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Kania F. 2014. Makalah Pengertian Filosofi dan Definisi Bidan.


http://kaniafauzialestari.blogspot.co.id/2014/11/makalah-pkn-pengertian-
filosofi-dan.html. Visited 06 Oktober 2015.

Lianila. 2011. Filosofi dan Definisi Bidan.


https://tikalistya.wordpress.com/2011/08/04/filosofi-dan-definisi-bidan/.
Visited 06 Oktober 2015.

Sholehah, Amelia. 2013. Definisi Bidan dan Filosofi dalam Kebidanan.


http://wonderfulmidwife.blogspot.co.id/2013/04/definisi-bidan-dan-
filosofi-dalam.html. Visited 06 Oktober 2015.

Sumiaty & Niluh Nita Silfia. 2014. Konsep Kebidanan. Bogor: In Media

23

Anda mungkin juga menyukai