Anda di halaman 1dari 4

Teknik Pengelasan Ceramic Welding dalam Hull Assembly dengan Metode Fully

Outfitted Block System (FOBS)

R. Dandy Yusuf Maynardi (1406605244)


Muhammad Raihan Setiawan (1606821772)
Josafat (1606XXXXXX)
Program Studi Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Abstrak: Pengelasan merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam
industri konstruksi bangunan kapal, yang perlu dilakukan oleh juru las
berkualifikasi dan diawasi secara efisien oleh Q.C. Engineers dan Badan
Klasifikasi. Banyak sekali metode pengelasan yang tersedia, dan dalam
konteks konstruksi bangunan kapal, salah satu yang paling umum dijumpai
adalah Electrical Arc Welding terutama SMAW dan Submerged Arc Welding.
Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, industri konstruksi
bangunan kapal terus berusaha untuk mempermudah proses pengelasan dan
mempersingkat waktu assembly, semisal dengan metode pengelasan baru
seperti ceramic welding yang dapat digunakan secara khusus pada shell
platings dan sambungan blok. Galangan kapal yang ingin membangun kapal
yang berukuran lebih besar, mulai memanfaatkan robot dalam pekerjaan
pengelasan besar ini, terutama ditambah dengan sistem assembly yang
dikenal dengan Fully Outfitted Block System (FOBS), menyambung beberapa
gading (stations) menjadi satu block, lalu dilakukan instalasi segala outfitting
pada setiap blok, sehingga ketika masing-masing blok yang sudah lengkap
terpasang dengan outfitting-nya tersebut disambung dengan pengelasan,
outfitting di dalam kapal juga bisa segera disambung, untuk mempersingkat
waktu produksi kapal.

Pendahuluan nyala listrik sebagai sumber panas pencair


logam. Jenis ini paling banyak dipakai
- dimanamana untuk hampir semua
keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan
yang dipakai hanya 23 sampai dengan 45
Jenis-jenis metode pengelasan umum Volt AC atau DC, sedangkan untuk
pencairan pengelasan dibutuhkan arus
1. SMAW hingga 500 Ampere. Namun secara umum
SMAW (Shield Metal Arch yang dipakai berkisar 80 200 Ampere.
Welding) adalah las busur nyala api listrik
terlindung dengan mempergunagakan busur
2. SAW pengantar arus dan kapasitas termis / panas
SAW (Submerged Arch Welding) adalah las yang tinggi dapat menampung tempratur
busur terbenam atau pengelasan dengan diatas 5000 C
busur nyala api listrik. Untuk mecegah
oksidasi cairan metal induk dan material 6. FCAW
tambahan, dipergunakan butiranbutiran FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada
fluks / slag sehingga bususr nyala terpendam hakikatnya hampir sama dengan proses
di dalam ukuranukuran fluks tersebut pengelasan GMAW. Gas pelindungnya juga
sama-sama menggunakan Karbon dioxida
CO2. Biasanya, pada mesin las FCAW
3. GMAW ditambah robot yang bertugas untuk
GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri menjalankan pengelasan biasa disebut
dari ; MIG (Metal Active Gas) dan MAG dengan super anemo
(Metal Inert Gas) adalah pengelasan dengan
gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur
nyala listrik, yang dipakai sebagai pencair Ceramic Welding
metal yang dilas dan metal penambah.
Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas Awalnya, ceramic welding dirancang untuk
pelindung yang berupa gas kekal (inert) atau memperbaiki kaca tungku. Baru pada tahun
CO2. MIG digunakan untuk mengelas besi 1979 ceramic welding diperkenalkan di
atau baja, sedangkan gas pelindungnya Amerika Serikat untuk perbaikan dalam
adalah mengunakan Karbon dioxida CO2. industri baja. Sejak saat itulah ceramic
TIG digunakan untuk mengelas logam non welding masuk ke industri lain terutama
besi dan gas pelindungnya menggunakan kaca, alumunium, pengecoran dan semen.
Helium (He) dan/atau Argon (Ar)
Pengaplikasian ceramic welding pada
4. OAW operasinya adalah dengan menyambungkan
campuran kering tahan api dengan partikel
OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah
yang dapat teroksidasi bersama-sama
sejenis dengan las karbid / las otogen. Panas
melalui pendingin yang didesain khusus.
yang didapat dari hasil pembakaran gas
Hasilnya adalah bubuk yang kaya akan
acetylene (C2H2) dengan zat asam atau
oksigen, bubuk-bubuk tersebut dialirkan ke
Oksigen (O2). Ada juga yang sejenis las ini
lapisan yang dimana logam-logam oksida
dan memakai gas propane (C3H8) sebagai
beraktivitas secara eksotermik. Panas yang
ganti acetylene. Ada pula yang memakai
dihasilkan oleh reaksi tersebut berkisar
bahan pemanas yang terdiri dari campuran
antara 1600-2200 derajat Celcius dapat
gas hidrogen (H) dan zat asam (O2) yang
melelehkan luas permukaan partikel dalam
disebit OHW (Oxy Hidrogen Welding)
campuran serta permukaan lapisan tahan api
5. PAW yang rusak. Reaksi ini menciptakan ikatan
PAW (Plasma Arch Welding) adalah las tahan lama yang tidak mudah rusak.
listrik dengan plasma yang sejenis dengan
GTAW hanya pada proses ini gas pelindung Manfaat utama dari ceramic welding adalah
menggunakan bahan campuran antara bias dilakukan saat bahan yang akan dilas
Argon (Ar), Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) berada di dekat suhu operasi, namun
yang lazim disebut dengan plasma. Plasma suhunya tidak perlu didinginkan. Hasil dari
adalah gas yang luminous dengan derajat ceramic welding juga minim kehilangan
hasil produksi. Hal-hal diatas menjadikan dengan pengalaman dan kualifikasi semua
ceramic welding menjadi alternatif untuk pihak yang bertanggung jawab dalam
memperpanjang umur kapal. pembangunan kapal (Jatmiko, 2008).
Secara mudah, urutan proses yang dimulai
dengan membentuk gading > menyambung
Metode FOBS dan pengelasannya menjadi blok kosong untuk sejumlah gading
Sejak awal kemunculan kapal baja atau tertentu > menyambung blok-blok kosong >
bahan logam lain, pembangunan kapal mulai memasang seluruh outfitting dari haluan
menggunakan metode blok atau sambungan hingga buritan > menutup blok bagian atas.
dari beberapa gading, karena ketersediaan Ini tentu akan memakan waktu yang sangat
material dalam bentuk yang berbeda dengan lama bila dilakukan pada konstruksi kapal
kayu. Kapal yang berukuran lebih besar besar, sedangkan dalam metode FOBS,
memang menjadi mungkin untuk dibuat, setiap blok yang sudah jadi bisa langsung
namun diperlukan adanya metode baru saat dipasang outfitting sesuai bagian dari
itu untuk menyambung begitu banyak masing-masing blok tersebut, sembari
bagian menjadi satu kapal yang utuh. Sistem menyambung blok berikutnya. Ketika
blok yang masih sangat umum dipakai di beberapa blok buritan sudah dilengkapi
Indonesia kini merupakan penyusunan dengan outfitting, blok-blok tersebut sudah
gading-gading yang disusun menjadi blok dapat disambung, bersamaan dengan
kosong atau setengah blok kosong (dengan pemasangan outfitting pada bagian blok
bagian atas blok disambung kemudian), haluan.
setelah itu baru dilakukan pemasangan Pengelasan dengan penggunaan robot cocok
outfitting seperti perpipaan, pemasangan dan akan mempermudah pekerjaan dalam
mesin dan generator, penyusunan kabel dan industri konstruksi bangunan kapal
rangkaian listrik, dan lain sebagainya. (Karagoz, 2001) dikarenakan ukuran yang
Namun, dalam pembangunan kapal dengan sangat besar akan memerlukan ketelitian dan
ukuran yang lebih besar, sistem pemasangan jumlah serta kualifikasi sumber daya yang
dan penyambungan ini semakin tidak efisien luar biasa, sehingga adanya teknologi ini
jika harus dilakukan berurutan dan satu akan lebih menjamin kecepatan, ketepatan
persatu karena akan memakan waktu yang dan kualitas pekerjaan serta mengurangi
semakin lama, sehingga dikembangkanlah jumlah sumber daya dan resiko keselamatan
metode FOBS ini. Kendati metode ini sudah pekerja dapat diminimalisir. Namun, yang
lama pula digunakan dalam industri menjadi tantangan adalah memastikan setiap
perkapalan, namun Indonesia dapat outfitting yang terpasang di masing-masing
dikatakan masih jarang menggunakan blok sudah diperhitungkan dan diletakkan
metode konstruksi ini. dengan seksama, karena pembongkaran
selepas proses penyambungan FOB akan
Tahapan kerja metode FOBS sebenarnya sangat merepotkan, berbeda dengan metode
tidak ada yang menambah atau mengurangi biasa yang blok-bloknya masih kosong dan
prosedur, hanya memindahkan urutan bagian atasnya belum disambung.
pengerjaan, namun efisiensi pengerjaan
masing-masing metode juga bergantung
Referensi
Jatmiko, S., Chrismianto, D. (2008). Kajian Teknis Penggunaan Metode Full Outfitting Block
System. Universitas Diponegoro, Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan.
Rubea, R., Fafandjel, N., Koli, D. (2011). Procedure for estimating the effectiveness of ship
modular outfitting. Engineering Review 31.1: 55-62.
TURAN, E., KOAL, T., & NLGENOLU, K. (2011). Welding technologies in
shipbuilding industry. The Online Journal of Science and Technology, TOJSAT, 1(4), 24-30.
http://www.maritimeworld.web.id/2015/02/Jenis-Jenis-Las.html. Macam Macam Proses dan
Jenis Jenis Pengelasan. Maritime World. Diakses 16 September 2017
http://fusetechhottech.com/ceramic-welding/. Ceramic Welding. Fuse Tech Hot Tech Group.
Diakses 16 September 2017

Anda mungkin juga menyukai