ASKEP GEA
DERRI >> ASKEP GEA
A. PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus
yang ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit (Bets,2002).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer
atau cair (Suriadi, 2006).
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa
darah dan /atau lendir dalam tinja (Mansjoer, 2000).
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume. Keenceran serta frekuensi
lebih dari 3 kali sehari, dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa
lendir darah (Hidayat, 2006).
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. ETIOLOGI
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral meliputi:
a) Infeksi Bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella,Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
b) Infeksi Virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis),
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
c) Infeksi Parasit : Cacing, (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides),
Protozoa (Entamoeba histtolytica, Giardia lamblia, Trichomonas
haminisis), Jamur(Candida Albicans).
2) Infeksi Parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan,
seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,
Ensefalitas dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak berumur dibawah 2 tahun.
b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi Karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa),
pada bayi dan anak yang tersering dan terpenting adalah intoleransi
laktosa.
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan : makanan basi, belum waktunya diberikan
d. Keracunan : makanan beracun (Bakteri:Clostridium botulinum,
Stafilokokus). Makanan kecampuran racun (bahan kimia)
e. Alergi : Alergi susu, alergi makanan, Cow's milk potein sensitive enteropathy
(CMPSE)
f. Imunodefisiensi
g. Faktor lain : psikis, lingkungan, cuaca
2. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menimbulkan diare :
a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
b. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare pula (Latief dkk, 2005 ).
Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit
yang berlebihan (Suriadi, 2006).
Potogenesis diare akut
a. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung.
b. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus.
c. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin.
d. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi:
a. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis-metabolik hipokalemi dan
sebagainya).
b. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,
pengeluaran bertambah).
c. Hipoglikemia
d. Gangguan sirkulasi darah
3. MANIFESTASI KLINIS
Tanda, gejala dan sifat tinja pada penderita diare karena infeksi (Gray
dkk,1979)
Tanda dan Rotavirus E.Coli E.Coli Salmonella Shigella V.
gejala enterotoksi entero Cholerae
invasif
Mual& Dari --- --- + jarang jarang
muntah permulaan
Panas + --- + + + ---
Sakit Tenesmus Kadang- Tenesmus, Tenesmus, Tenesmus, kolik
kadang kolik kolik, kolik,
pusing pusing
Gejala lain Sering hipotensi Bakteremia/ Dapat
distensi toksemia kejang
abdomen sistemik
Sifat tinja Sedang Banyak Sedikit Sedikit Sedikit Sangat
Volume Sampai Sering Sering Sering Sering banyak
Frekuensi 10x lebih Berair Kental Berlendir sekali Hampir
Konsistensi Berair + + + Kental terus
Mukus Jarang --- + Kadang- Sering menerus
Darah --- Bau tinja Tidak kadang Sering Air
Bau --- Tidak spesifik Bau telur Tak 'flacks'
Warna Hijau, berwarna Hijau busuk berbau Anyir
Leukosit kuning --- * Hijau Hijau Tinja
Sifat lain --- + + sepeti air
cucian
nasi
4. PENATALAKSANAAN MEDIS
Lintas Diare atau Lima langkah penanganan diare pada anak :
a. Oralit dengan formula baru dapat mengurangi mual dan muntah, cairan ini
diberikan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi
b. Zinc diberikan 10 hari untuk mengurangi durasi dan keparahan diare,
memperbaiki imunitas tubuh, mengurangi resiko berulangnya diare selama
2-3 bulan. Zinc juga dapat meningkatkan nafsu makan anak.
c. Pemberian ASI dan makanan tetap diberikan sama seperti saat sehat, untuk
mencegah kekurangan nutrisi.
d. Jangan menggunakan antibiotik, kecuali pada kasus kolera dan disentri
e. Berikan nasehat pada ibu untuk membawa anak ke dokter apabila anak
demam, tinja disertai darah, makan/minum berkurang, anak kehausan, diare
yang tidak berhenti dalam 3 hari.
( Rekomendasi WHO, Yayasan Eureka Indonesia,2009 )
PENGOBATAN PADA DIARE :
a. Pengobatan Cairan
b. Pengobatan diitetik
c. Pengobatan Kausal
d. Pengobatan Simptomatik
a. Pengobatan Cairan (Latief dkk, 2005)
Pemberian cairan pada dehidrasi murni :
Jenis cairan :
1) Cairan rehidrasi oral (oral rehidration salts)
Formula lengkap mengandung NaCl, NaHCO3, KCl dan glukosa. Kadar
natrium 90 meEq/l untuk kolera dan diare akut pada anak diatas 6 bulan
dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi (untuk pencegahan
dehidrasi)
Kadar Natrium 50-60 mEq/l untuk diare akut non kolera pada anak
dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan, sedang atau tanpa
dehidrasi.Formula lengkap sering disebut oralit.
Formula sederhana atau tidak lengkap hanya mengandung NaCl dan sukrosa
atau karbohidrat lain, misalnya larutan gula garam, larutan air tajin garam,
larutan tepung beras garam dan sebagainya untuk pengobatan pertama di
rumah pada semua anak dengan diare akut baik sebelum ada dehidrasi
maupun setelah ada dehidrasi ringan.
2) Cairan parenteral
DG aa (1 bagian larutan Darrow +1bagian glukosa 5%)
Rl g (1bagian Ringer Laktat +1bagian glukosa 5%)
RL (Ringer Laktat)
3@ (1bagian NaCl 0,9 % + 1bagian glukosa 5% + 1bagian Na Laktat 1/6
mol/l)
DG 1 : 2(1bagian larutan Darrow+2 bagian glukosa 5%)
RLg 1:3(1bagian RL + 3bagian glukosa 5-10%)
Cairan 4:1 (4bagian glukosa 5-10%+1bagian NaHCO3 1 %atau 4bagian
glukosa 5-10% 1bagian NaCl ,9%)
Jalan Pemberian Cairan :
1) Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau
minum serta kesadaran baik
2) Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi tetapi anak
tidak mau minum atau kesadaran menurun
3) Intravena untuk dehidrasi berat
Jumlah Cairan (lihat tabel 1,2 dan 3)
Tabel 1. Jumlah cairan (ml) yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak
usia <>
Tabel 3. Jumlah cairan yang hilang pada anak umur > 5 tahun (BB 15-25kg)
Minum 50 10ml
Hmt : 36,9 %
BC : + 16 cc
tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kekurangan volume cairan
tidak tejadi dengan kriteria :
- Membrane mukosa lembab
- Turgor kulit baik
- Tanda vital stabil (suhu: 36-37 0C
- Mata tidak cekung
- Pasien tidak diare lagi
Pasien minum 200 300 ml
intervensi
1.Pantau tanda dan gejala dehidrasi
2.Pantau masukan dan keluaran cairan
3.Monitor tanda vital (suhu dan nadi), turgor kulit, membrane mukosa
4.Berikan penyuluhan tentang pencegahan dehidrasi pada orangtua dan permainan pada
anak
5.Anjurkan orangtua memberi anak minum lebih banyak (200 300 ml) air, ASI.
6.Hitung balance cairan
7.Kelola pemberian cairan intravena
Rasional
1. Dehidrasi perlu dicegah agar tidak mengancam jiwa
2. Memantau terhadap adanya dehidrasi secara dini
3. Menunjukkan status hidrasi
4. Mencegah terjadinya dehidrasi dengan rencana rehidrasi
terapi bermain sebagai media pengalihan anak ketika memberikan penyuluhan kepada
orangtua
5. memberikan masukan lebih banyak
6. mengetahui keseimbangan cairan sebagai rehidrasi
Hb : 11,3 gr/dl
intervensi:
1. Kaji tanda vital (suhu, nadi )
2. Pantau perubahan status mental
3. Catat wana kulit, suhu kelembaban
4. Pertahankan teknik aseptic pada tindakan invasif
5. Ganti linen pasien setiap hari(bila kotor)
6. Pantau karakteristik feses
7. Anjurkan keluarga meningkatkan hygiene anak
8. Kaji tanda-tanda infeksi pada daerah tusukan infuse(kalor, dolor ,tumor,rubor,
fungsiolaesa)
9. Ganti tusukan infuse pada hari ke-3 Kelola pemberian antibiotik
Rasional:
1. Demam, takikardi,hipotensi takipnnea tanda adanya syok septic
2. Hipoksemia, hipotensi akibatkan perubahan status mental
3. Hangat, kemerahan, kulit kering adlah tanda dini septicemia
4. Mencegah masuknya mikroorganisme
5. Alat tenun kotor sebagai tempat mikroorganis-me berkembang biak
6. Mengetahui penyebaran infeksi pada GI
7. Mencegah timbulnya infeksi silang
8. Mengetahui tanda-tanda infeksi lebih dini
9. mencegah terjadinya infeksi ,Antibiotik melemahkan dan mematikan bakteri
Suhu : 368 0C
AL : 13,1 De3/ul
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tidak terjadi perubahan nutrisi
dengan criteria :
- - Nafsu makan meningkat
- - Makna habis 1/2 porsi
- - Menunjukkan BB stabil/ meningkat
- ( 10,5 10,8 kg)
- - status gizi normal
intervensi:
1. monitor input dan output yang tepat dengan meneruskan nutrisi per oral
Rasional:
1.Mengetahui keseimbangan nutrisi
2.memberikan informasi tentang kebutuhan diit/keefektifan terapi
3. Meningkatkan masukan
4. Mengetahui nilai laboratorium Hb
5. Meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai manfaat gizi bagi kesehatan
6. sebagai suplemen nutrisi
7. mencegah mual, muntah
Intervensi:
-
Intervensi:
1.Anjurkan pada orangtua untuk mengekspresikan perasaan
2.Gunakan komunikasi terapeutik (kontak tubuh, sikap tubuh)
3. Jelaskan pada orangtua mengenai penyakit anak, perawatan dan pengobatan
4.Libatkan orangtua dalam perawatan anak
5.Anjurkan berdoa sesuai keyakinan
Rasional:
DO : Anak aktif, Hasil DDST anak normal,Anak terpasang infus di tangan kanan
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
- 3 x 24 jam, pertumbuhan anak tidak terganggu ditandai dengan
- - Anak aktif
- - Anak mampu berinteraksi dengan lingkungan(tidak takut dengan perawat)
- - tidak rewel
-mau diajak bermain
Intervensi:
1.Kaji tingkat perkembangan pasien
2. Anjurkan orangtua bicara, melakukan kontak pada anak dengan sering
3.Berikan pengalihan setiap melakukan tindakan
4. Lakukan terapi bermain sesuai usia anak
5.Sentuh,gendong dan bicara pada anak sebanyak mungkin
Rasional:
1.Mengetahui kesesuaian perkembangan dengan umur
2. Meningkatkan stimulasi bagi anak
3.Pengalihan memperlancar tindakan dan meningkatkan stimulasi bagi anak
4. Terapi bermain sebagai stimulasi perkembangan anak
5.Memberikan rasa nyaman, dan meningkatkan stimulasi pada anak
1. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Motorik Kasar :
Tengkurap : 6 bulan
Merangkak : 8 bulan
Merambat : 9 bulan
Duduk : 10 bulan
Motorik Halus
Menggenggam : 3 bulan
Mencoret-coret : 13 bulan
Bicara
Sosial
Senyum spontan
Bermain sendiri
Pasien minum ASI dan makan makanan tambahan seperti nasi, sayur,
lauk tahu, tempe, ikan, roti biscuit, dan makanan yang lainya, serta
minum air dan teh manis.
Selama sakit
Pasien minum ASI, air putih dan teh manis, pasien sulit untuk makan
diit dari Rumah Sakit, bubur nasi tidak dihabiskan, hanya makan 3-4
sendok.
2) Pola Eliminasi
Sebelum sakit
Pasien BAB 1-2 kali sehari dengan konsistensi lunak. Pasien BAK 8-10
kali dalam sehari berwarna kuning jernih dan bau khas
Selama sakit
Pasien BAB sekitar 4-5 kali sehari dengan konsistensi cairdan berwarna
kuning putih seperti kocokan telur. Pasien BAK 6-8 kali sehari ( sekitar
260 cc/24 jam).
Pasien tidur sekitar jam 21.00 WIB, bangun sekitar jam 05.00 WIB,
tidak mengalami gangguan tidur. Aktivitas anak diatas tempat tidur,
kadang jalan-jalan keluar bangsal bersama orang tua.
4) Kebersihan diri
Sebelum sakit
Selama sakit
Pasien dimandikan ibu 2x sehari dengan air hangat, dengan sabun bayi.
Mata, telinga, mulut, hidung dibersihkan setiap kali mandi. Rambut
pasien di lap saat mandi, kuku pasien pendek dan bersih.
Orang tua tidak merasa rendah diri dengan kondisi anak, keluarga menerima
kondisi yang terjadi dan memeberikan dukungan yang positif.
Identitas diri
Gambaran diri
Orang tua menyadari anak sakit dengan kondisi terpasang infus. Orang tua
sangat menyayangi anaknya
Peran diri
Meski dalam keadaan sakit , orang tua tetap melindungi anak. Ibu berperan
melindungi dan merawat. Ayah dan keluarga ikut merawat dan memberi
dukungan
Ideal diri
Orang tua pasien berharap ananknya segera sembuh, bisa pulang kerumah
dan berkumpul kembali bersama anggota keluarga yang lain.
2) Intelektual
Ibu pasien mengatakan tidak tahu dengan kondisi anak. Hanya tahu kalau
anak diare. Tentang penyebab dan pengobatan orang tua merasa belum tahu.
3) Hubungan interpersonal
Pasien bisa berbicara, hanya 1-2 kata, seperti mamak, bapak, simbah dan
mbak. Hubungan oangtua dengan team kesehatan terjalin dengan baik.
4) Spiritual
Pasien dan keluarga menganut agama islam, keluarga senantiasa berdoa
memohon kesembuhan bagi anaknya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Kesadaran: composmentis
b. Tanda vital: S: 36 8 0C
N: 104 x /menit
R: 28 x /menit
c. Status gizi
TB : 79 cm, LK : 47 cm , LLA : 15 cm
BB : 10,8 kg
Umur : 15 bulan
Z score
1SD
: 10,8 10,9
1,199
: - 0.083 ( Normal )
2) Mata
Mata tidak cekung., bersih, konjungtiva merah muda, sclera putih,
fungsi penglihatan baik.
3) Telinga
Bentuk telinga normal, kanan dan kiri simetris, tidak keluar
cairan/sekret dari lubang telinga.
4) Hidung
Septum normal, tidak keluar sekret dari hidung
5) Mulut
Mulut bersih, gigi tumbuh 8 buah, membran mukosa lembab
b. Leher
Bentuk normal, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid. Tidak teraba massa.
c. Dada
Inspeksi : simetris
Perkusi : -
Auskultasi : vesikuler
Abdomen
Inspeksi : simetris
Perkusi : timpani
d. Genetalia
Jenis kelamin laki-laki, tidak ada kelainan pada alat kelamin
e. Ekstremitas
Atas : alat gerak lengkap, warna kulit sawo matang. Pada tangan kanan
terpasang infuse RL 12 tpm makro sejak 29 Juli 2009.
Bawah : Alat gerak lengkap, warna kulit sawo matang. Tidak ada kelainan
jari. Akral hangat, nadi kuat.
f. Anus
Kulit sekitar anus berwarna kemerahan
Arsip Blog
2010 (1)
o Juli (1)
ASKEP GEA
Mengenai Saya
Derri Afrian
Lihat profil lengkapku
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.