Anda di halaman 1dari 35

STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL

1. A. Membran Sel

Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane, plasmalemma) adalah fitur
universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa lapisan antarmuka yang disebut membran
plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel, terutama untuk melindungi inti sel
dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.

Adapun tentang membran sel ekuariota telah dijelaskan oleh anonim C (2011) dalam blognya
berjudul fisiologi hewan sel dan tumbuhan sebagai berikut ;

1. 1. Membran Sel Eukariota

Pada sel eukariota, membran sel yang membungkus organel-organel di dalamnya, terbentuk dari
dua macam senyawa yaitu lipid dan protein, umumnya berjenis fosfolipid seperti senyawa antara
fosfatidil etanolamina dan kolesterol, yang membentuk struktur dengan dua lapisan dengan
permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel, namun di sela-
sela molekul fosfolipid tersebut, terdapat transporter yang merupakan jalur masuk dan keluarnya
zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.

Nilai permeabilitas air pada membran ganda dari berbagai komposisi lipid berkisar antara 2
hingga 1.000 105 cm2/dt. Angka tertinggi ditemukan pada membran plasma pada sel epitelial
ginjal, beberapa sel glia dan beberapa sel yang dipengaruhi oleh protein membran dari jenis
akuaporin. Akuaporin-2 memungkinkan adanya transporter air yang peka terhadap vasopresin,
sedang ekspresi akuaporin-4 ditemukan sangat tinggi pada beberapa sel glia dan ependimal.

1. B. Struktur Membran

Gambar 1. Membran sel (Anonim B, 2011: 4)

Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein, oligosakarida,
glikolipid, dan kolesterol.

Struktur membran plasma / plasmalema, membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri
atas lipid yang mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob. Gugus polar
mengarah ke bagian luar dari bilayer, sedangkan gugus hidrofob (rantai asam lemakah
pergerakan yang membawa masuk bahan cairan, khususnya cairan ekstraseluler. Mula-mula
sekali, membran plasma akan membentuk lekukan pada suatu kawasan di lapisan membran.
Lekukan ini menjadi semakin mendalam, dan akhirnya lekukan tersebut akan membentuk vesikel
yang mengandungi cairan. Melalui vesikel inilah cairan ekstrseluler dibawa masuk ke dalam sel.
berada di bagian tengah dari lipid bilayer. Danielli dalam buku cambell (2010:167) mengatakan
bahwa,membran merupakan struktur lipid bilayer yangdisisipi dengan protein globular yang
melintasimembran dan terdapat pula protein di permukaan luar dan dalam membran

1. 1. Model Mosaik Fluida


Singer dalam buku cambell (2010:169) mengemukakan bahwa, model mosaik fluida yang
disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika untuk menjelaskan struktur membran sel
Pada model ini, protein penyusun membran dijabarkan sebagai sekelompok molekul globular
heterogenus yang tersusun dalam struktur amfipatik, yaitu dengan gugus ionik dan polar
menghadap ke fasa akuatik, dan gugus non-polar menghadap ke dalam interior membran yang
disebut matriks fosfolipid dan bersifat hidrofobik.

Himpunan-himpunan molekul globular tersebut terbenam sebagian ke dalam matriks fosfolipid


tersebut. Struktur membran teratur membentuk lapisan ganda fluida yang diskontinu, dan
sebagian kecil dari matriks fosfolipid berinteraksi dengan molekul globular tersebut sehinggal
struktur mosaik fluida merupakan analogi lipoprotein atau protein integral di dalam larutan
membran ganda fosfolipid.

1. Lapisan Ganda Fosfolipid

Umumnya, membran sel memiliki bagian kepala polar hidrofilik dengan daya ikat
gliserofosforilester yang terdiri dari gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolina, serina,
dll; dengan dua rantai hidrofobik asam lemak yang membentuk ikatan ester. Pada rantai primer,
ditempati oleh asam lemak jenuh dan pada rantai sekunder ditempati oleh asam lemak tak jenuh.
Bagian kepala dapat berinteraksi dengan air maupun larutan fasa akuatik, sedangkan bagian
rantai akan berhimpit membentuk matriks fosfolipid yang disebut fasa internal. Antara fasa
internal dan fasa akuatik terjadi tegangan potensial antara 220-280 mV yang disebut tegangan
potensial dipol, atau potensial membran.

Penamaan dan sifat bagian kepala fosfolipid bergantung pada jenis gugus tambahan yang
dimilikinya, antara lain terdapat sebutan fosfokolina (pc), fosfoetanolamina (pe), fosfoserina
(ps), dan fosfoinositol (pi); dan masing-masing nama senyawa fosfolipid terkait yang terbentuk
pada membran sel adalah fosfatidil kolina, fosfatidil etanolamina, fosfatidil serina, dan fosfatidil
inositol. Membran juga dapat terbentuk dari senyawa lipid seperti sfingomielin, sardiolipin, atau
ikatan dengan senyawa kolesterol, dan glikolipida.

1. Protein Integral Membran

Protein integral memiliki domain membentang di luar sel dan di sitoplasma. Protein intregral
juga berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih besar.

1. Protein Transmembran

Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid / transmembran. Bersifat
amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian
asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah
luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi Beberapa protein membran yang
secara aktif mentranspor ion ikut menentukan potensial membran ini. Misalnya ialah pompa
natrium-kalium.

1. 2. Kerangka Membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga macam jenis yaitu
mikrotubulus, mikrofilamen,dan filamen intermediet.

1. C. Fungsi Membran Sel


1. 1. Kompertemenisasi

Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus yang membatasi dan
menyelubungi suatu ruangan (kopertemen). Membran sel menyelubungi isi seluruh sel, selain itu
ada juga membran yang membatasi nukleus dan ruang-ruang di sitoplasma. Ini kita ibaratkan
sebagai ruang-ruang yang ada di dalam gedung. ruang-ruang tersubut perlu di batasi oleh partisi
atau tembok. Sehingga kegiatan di masing-masing di satu ruangan dengan ruang yang lain. Di
dalam sel kompertemenisasi mutlak perlu ada, karena ruang-ruang di dalam sel berisi cairan dan
adanya percampuran cairan dari ruang-ruang tersebut merupakan malapetaka bagi sel tersebut.

1. 2. Interaksi Antar Sel

Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab terhadap interksi antara sel satu
dengan yang lainnya. Alat tubuh pada umumnya terdiri dari macam sel yang berbeda yang harus
bekerja sama untuk melaksanakan fungsi keseluruhan. Membran sel menyilahkan sel untuk
saling mengenal kemudian saling bertukar substansi dan informasi dengan tidak memandang
apakah sel sudah terpakai di tempat tertentu, seperti dari jaringan.

1. 3. Perubahan Enersi

Perubahan satu bentuk enersi menjadi bentuk enersi lain merupakan hal yang sangat penting
dalam proses hidup, dan membran sel sangat terlibat dalam proses ini. Hal yang sangat mandasar
bagi semua kehidupan adalah kemampuan sel tumbuh-tumbuhan untuk mengubah enersi cahaya
matahari menjadi enersi kimia yang terkandung dalam karbohidrat. Sel hewan maupun tumbuh-
tumbuhan juga mampu untuk mengubah energi kimia dari karbohidrat tersebut manjadi ATP
atau senyawa lain berenersi tinggi. Proses pengikatan enersi ini terjadi di dalam mambran dari
mitokondria dan kloroplas. Enersi cahaya, termal, makanikal diubah oloeh reseptor dari sistem
saraf menjadi implus saraf yang merupakan cara kumunikasi dalam sistem saraf tersebut.
Meskipun mekanisme pengubahan ini belum diketahui secara pasti, namun demikian membran
sangat terlibat dalam proses ini.

1. 4. Transfer Informasi

Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke sel yang lain. Di dalam
membran teradapt reseptor yang mampu mengkombinasi dengan mulekul tertentu dengan bentuk
yang sesuai, seperti yang selalu berkombinasi dengan suatu subtrat yang sesuai. Sel yang
berbeda mempunyai membran yang memiliki reseptor yang juga berbeda, sehingga bermacam-
macan reseptor akan berkombinasi dengan bermacam-macam ligand.

Ligand adalah molekul atau ion yang dapat berkombinasi dengan reseptor yang terdapat dalam
membran. Ligand yang paling banyak dipelajari adalah hormon, faktor tumbuhdan
neurotrasmitter, semuanya terikat pada membran sel tampa menembusnya. Interaksi antara
reseptor yang terdapat di membran sel dengan ligand yang terdapat di luar sel dapat
menimbulkan stimulus baru yang terlibat dalampengaturan bermacam-macam kejadian dalam
sel.

1. 5. Penyediaan Enzim

Banyak yang terdapat di dalam sel merupakan bagian dari membran. contoh dapat
dikemukakan di sini bahwah Na-Kactivated ATPase yang berkaitan dengan pompa sodium dan
kalium terdapat di dalam membran sel . enzim sitokrom yang terlibat dalam respirasi merupakan
bagian dari membran dari mitokondria. Sebaliknya enzim monoamin oksidase yang
menyebabkan katekolamin tidak aktif hanya terdapat di bagian luar membran mitokondria.
Sejumlah protein dan glikoprotein banyak terdapat di dalam membran sel, bertindak sebagai
reseptor dari hormon dan benda penolak atau terlibat dalam pengangkutan substansi ke dalam
sel. Ditempatkannya enzim di dalam membran sel mempunyai beberapa tujuan. Pada proses
fosforilasi oksidatif yang terjadi di mitokondria, transpor elektron yang paling efisien tercapai
apabila enzim berada saling berdekatan. Bagian dalam membran menyediakan bantuan fisik dan
orientasi yang diperlukan. Protein dalam membran yang bertindak sebagai tempat pengikat bagi
bermacam-macam ion, asam aminon dan gula dikenal sebagai carrier dipandang sebagai
mekanisme dalam proses dalam trnspor aktif.

Sistem enzim dalam membran pada umumnya disebut adenilsiklase yang terdapat pada hampir
semua jaringan mamalia kecuali sel darah merah. Aktivasi terhadap adenilsiklase menimbulkan
perubahan ATP menjadi adenosin monofosfat siklik (cAMP) didalam sel. Meningkatnya jumlah
cAMP didalam sel selanjutnya membawa pengaruh terhadap respons fisiologik dari sel,
misalnya:sistem enzim menjadi aktif, terjadi perubahan permeabilitas membran terhadap
substansi tertentu, terjadi sintesa atau sekresi hormon, sintesa protein.

1. 6. Membran Sel Sebagai Perantara

Membran sel merupakan perantara bagi keluar masuknya zat terlarut. Kemampuan membran
plasma meluluskan substansi tertentu masuk ke atau keluar dari sel, tetapi membatasi pergerakan
substansi tertentu disebut permeabilitas selektif. Suatu membran dikatakan permeabel terhadap
suatu substansi tersebut. Permeabilitas membran plasma tergantung dari :

1. Ukuran Sel

Mulekul berukuran besar tidak dapat menembus membran plasma. Molekul air dan asam amino
berukuran kecil dengan mudah dapat menembus membran plasma, tetapi kebanyakan protein
yang merupakan gabungan dari banyak asam amino tergolong molekul besar dan tidak dapat
menembus membran plasma.

1. Kelarutan Dalam Lemak

Substansi yang larut dalam menembus membran plasma dengan lebih mudah dibandingkan
dengan substansi lain. Hal ini sebabkan karena membran plasma terdiri lapisan lemak. Contoh
substansi yanglarut dalam lemak : O2, CO2 dan hormon steroid.
1. Muatan Ion

Muatan ion yang akan menumbus membran plasma sangat menentukan susah mudahnya ion
tersebut masuk ke atau keluar dari sel. Zat yang mempunyai muatan berlawanan dengan muatan
membran plasma kan di tarik ke arah membran plasma sehingga lebih muda menembus
membran plasma.tetapi bila ion mempunyai muatan sama dengan muatan membran plasma akan
di tolak oleh membran plasma dan pergerakan ion menembus mambran plasma sangat terbatas.
Gejala ini seuai dengan hukum fisika yang menyatakan bahwa dua muatan yang sama akan
saling tolak menolak dan duamuatan yang berbeda saling tarik menarik.

1. Ada atau Tidak Adanya Mulekul Pengangkut

Beberapa protein yang disebut carrier maupun untuk mengikat dan mengangkut substansi
melintasi membran plasma.

1. 7. Pergerakam Substansi Melintasi Membran

Mekanisme bagaimana suatu substansi bergerak menembus membran sel adalah sangat penting
bagi hidup matinya sel. Substansi tertentu misalnya harus bergerak masuk ke dalam seluntuk
menyokong agar sel itu hidup, namun sebaliknya zat-zat buangan yang di hasilkan oleh
metabolisme sel harus di keluarkan dari dalam sel untuk selanjutnya di buang keluar tubuh.
Pergerakan substansi dapat dilakukan dengan cara pasif maupun aktif.

Anonim A (2011) berpendapat tentang trasport aktif dan transport pasif sebagai berikut:

1. Transpor pasif

Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya.


Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh
dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau
ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama
respirasi seluler yang mengonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi
membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total
(dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif
karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.

Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air
dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi
dengan bantuan protein transpor.

1. Transpor aktif

Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan suatu sel untuk
mempertahankan konsentrasi internal molekul kecil yang berbeda dari konsentrasi
lingkungannya. Oleh karena itu, ia memerlukan tenaga (yang terdiri daripada Adenosine
Trifosfat atau ATP) untuk menggerakkan bahan-bahan melalui membran plasma. Umumnya,
bahan-bahan ini terdiri daripada molekul-molekul berukuran besar seperti protein-protein
tertentu dan mikroorganisme. Bahan-bahan ini bergerak melintasi membran sel melalui salah
satu dari 2 bentuk utama transpor aktif,yaitu endositosis, atau eksositosis.

Transpor aktif merupakan pemompaan zat terlarut melawan gradiennya.

Disamping membantu protein transpor, difusi yang dipermudah masih dianggap transpor pasif
karena zat terlarutnya berpindah menuruni gradien konsentrasinya.

Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah proses yang
menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang mempunyai potensial
elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan potensial yang lebih tinggi. Proses
tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi
dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan substansi.

Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan
bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel
protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang menginduksi
transpor ion melalui membran sel maupun membran buatan.

Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps.
Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan
antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah,
sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump
merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada
sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada
Bakteriorhodopsin.

Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil inositol-3 kinase dengan
mekanisme dari dalam sitoplasma dengan bantuan integrin alfavbeta3. Lintasan enzim fosfatidil
inositol-3 kinase, lebih lanjut akan memicu transkripsi genetik dari Na+ ATP sintase, K+ ATP
sintase, dll, beserta penyisipan ATP sintase tersebut pada membran plasma, berikut regulasi dan
modulasi aktivitasnya

Gambar : 2 Transport aktif dan pasif (anonim A, 2011: 2)

Selain transport aktif dan transpor pasif kartolo (2007) manambahkan bahwa ;

1. Fagositisis

Proses aktif lain dimana sel memasukan substansi melintasi membran disebut fagositosis atau
disebut juga makan sel. Pada proses ini uluran sitoplasma yang disebut psedopodia mendekap
(melingkari) partikel padat disebelah luar sel. Sekali partikel dilingkari, membran melekuk
kedalam, membentuk kantung yang berisi partikel tersebut. Kantung yang terbentuk ini disebut
vakuola fagositik yng kemudian memisahkan diri dari membran sel. Pada waktu bersamaan
terjadi pencernaan partikel yang terdapat di dalam vakuola fagositik. Partikel yang tidak tercerna
dan zat ampas hasil metabolisme sel di singkirkan dari dalam sel dengan fagositik terbalik.

1. Pinositosis

Pada pinositosis atau dikenal juga sebagai minum sel, substansi yang di dekap lebih merupakan
larutan dari pada partikel padat . disini tidak nampak ada uluran sitoplasma sehingga caranya
adalah dengan menarik larutan ke permukaan membran, dan membran melekukkearah dalam dan
melingkari larutan dan akhirnya terpisah dari membran. Hanya beberapa sel saja yang
melakukan fagositosis, sedangkan kebanyakan sel lainnya melakukan pinositosis. Pergerakan
substrat ke dalam sel dengan cara fagositosis atau pinisitosis disebut endositosis, langkah
pergerakan substansi kearah luar sel disebut eksositosis.

STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL

1. A. Membran Sel

Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane, plasmalemma) adalah fitur
universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa lapisan antarmuka yang disebut membran
plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel, terutama untuk melindungi inti sel
dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.

Adapun tentang membran sel ekuariota telah dijelaskan oleh anonim C (2011) dalam blognya
berjudul fisiologi hewan sel dan tumbuhan sebagai berikut ;

1. 1. Membran Sel Eukariota

Pada sel eukariota, membran sel yang membungkus organel-organel di dalamnya, terbentuk dari
dua macam senyawa yaitu lipid dan protein, umumnya berjenis fosfolipid seperti senyawa antara
fosfatidil etanolamina dan kolesterol, yang membentuk struktur dengan dua lapisan dengan
permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel, namun di sela-
sela molekul fosfolipid tersebut, terdapat transporter yang merupakan jalur masuk dan keluarnya
zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.

Nilai permeabilitas air pada membran ganda dari berbagai komposisi lipid berkisar antara 2
hingga 1.000 105 cm2/dt. Angka tertinggi ditemukan pada membran plasma pada sel epitelial
ginjal, beberapa sel glia dan beberapa sel yang dipengaruhi oleh protein membran dari jenis
akuaporin. Akuaporin-2 memungkinkan adanya transporter air yang peka terhadap vasopresin,
sedang ekspresi akuaporin-4 ditemukan sangat tinggi pada beberapa sel glia dan ependimal.

1. B. Struktur Membran

Gambar 1. Membran sel (Anonim B, 2011: 4)

Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein, oligosakarida,
glikolipid, dan kolesterol.
Struktur membran plasma / plasmalema, membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri
atas lipid yang mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob. Gugus polar
mengarah ke bagian luar dari bilayer, sedangkan gugus hidrofob (rantai asam lemakah
pergerakan yang membawa masuk bahan cairan, khususnya cairan ekstraseluler. Mula-mula
sekali, membran plasma akan membentuk lekukan pada suatu kawasan di lapisan membran.
Lekukan ini menjadi semakin mendalam, dan akhirnya lekukan tersebut akan membentuk vesikel
yang mengandungi cairan. Melalui vesikel inilah cairan ekstrseluler dibawa masuk ke dalam sel.
berada di bagian tengah dari lipid bilayer. Danielli dalam buku cambell (2010:167) mengatakan
bahwa,membran merupakan struktur lipid bilayer yangdisisipi dengan protein globular yang
melintasimembran dan terdapat pula protein di permukaan luar dan dalam membran

1. 1. Model Mosaik Fluida

Singer dalam buku cambell (2010:169) mengemukakan bahwa, model mosaik fluida yang
disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika untuk menjelaskan struktur membran sel
Pada model ini, protein penyusun membran dijabarkan sebagai sekelompok molekul globular
heterogenus yang tersusun dalam struktur amfipatik, yaitu dengan gugus ionik dan polar
menghadap ke fasa akuatik, dan gugus non-polar menghadap ke dalam interior membran yang
disebut matriks fosfolipid dan bersifat hidrofobik.

Himpunan-himpunan molekul globular tersebut terbenam sebagian ke dalam matriks fosfolipid


tersebut. Struktur membran teratur membentuk lapisan ganda fluida yang diskontinu, dan
sebagian kecil dari matriks fosfolipid berinteraksi dengan molekul globular tersebut sehinggal
struktur mosaik fluida merupakan analogi lipoprotein atau protein integral di dalam larutan
membran ganda fosfolipid.

1. Lapisan Ganda Fosfolipid

Umumnya, membran sel memiliki bagian kepala polar hidrofilik dengan daya ikat
gliserofosforilester yang terdiri dari gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolina, serina,
dll; dengan dua rantai hidrofobik asam lemak yang membentuk ikatan ester. Pada rantai primer,
ditempati oleh asam lemak jenuh dan pada rantai sekunder ditempati oleh asam lemak tak jenuh.
Bagian kepala dapat berinteraksi dengan air maupun larutan fasa akuatik, sedangkan bagian
rantai akan berhimpit membentuk matriks fosfolipid yang disebut fasa internal. Antara fasa
internal dan fasa akuatik terjadi tegangan potensial antara 220-280 mV yang disebut tegangan
potensial dipol, atau potensial membran.

Penamaan dan sifat bagian kepala fosfolipid bergantung pada jenis gugus tambahan yang
dimilikinya, antara lain terdapat sebutan fosfokolina (pc), fosfoetanolamina (pe), fosfoserina
(ps), dan fosfoinositol (pi); dan masing-masing nama senyawa fosfolipid terkait yang terbentuk
pada membran sel adalah fosfatidil kolina, fosfatidil etanolamina, fosfatidil serina, dan fosfatidil
inositol. Membran juga dapat terbentuk dari senyawa lipid seperti sfingomielin, sardiolipin, atau
ikatan dengan senyawa kolesterol, dan glikolipida.
1. Protein Integral Membran

Protein integral memiliki domain membentang di luar sel dan di sitoplasma. Protein intregral
juga berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih besar.

1. Protein Transmembran

Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid / transmembran. Bersifat
amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian
asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah
luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi Beberapa protein membran yang
secara aktif mentranspor ion ikut menentukan potensial membran ini. Misalnya ialah pompa
natrium-kalium.

1. 2. Kerangka Membran

Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga macam jenis yaitu
mikrotubulus, mikrofilamen,dan filamen intermediet.

1. C. Fungsi Membran Sel


1. 1. Kompertemenisasi

Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus yang membatasi dan
menyelubungi suatu ruangan (kopertemen). Membran sel menyelubungi isi seluruh sel, selain itu
ada juga membran yang membatasi nukleus dan ruang-ruang di sitoplasma. Ini kita ibaratkan
sebagai ruang-ruang yang ada di dalam gedung. ruang-ruang tersubut perlu di batasi oleh partisi
atau tembok. Sehingga kegiatan di masing-masing di satu ruangan dengan ruang yang lain. Di
dalam sel kompertemenisasi mutlak perlu ada, karena ruang-ruang di dalam sel berisi cairan dan
adanya percampuran cairan dari ruang-ruang tersebut merupakan malapetaka bagi sel tersebut.

1. 2. Interaksi Antar Sel

Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab terhadap interksi antara sel satu
dengan yang lainnya. Alat tubuh pada umumnya terdiri dari macam sel yang berbeda yang harus
bekerja sama untuk melaksanakan fungsi keseluruhan. Membran sel menyilahkan sel untuk
saling mengenal kemudian saling bertukar substansi dan informasi dengan tidak memandang
apakah sel sudah terpakai di tempat tertentu, seperti dari jaringan.

1. 3. Perubahan Enersi

Perubahan satu bentuk enersi menjadi bentuk enersi lain merupakan hal yang sangat penting
dalam proses hidup, dan membran sel sangat terlibat dalam proses ini. Hal yang sangat mandasar
bagi semua kehidupan adalah kemampuan sel tumbuh-tumbuhan untuk mengubah enersi cahaya
matahari menjadi enersi kimia yang terkandung dalam karbohidrat. Sel hewan maupun tumbuh-
tumbuhan juga mampu untuk mengubah energi kimia dari karbohidrat tersebut manjadi ATP
atau senyawa lain berenersi tinggi. Proses pengikatan enersi ini terjadi di dalam mambran dari
mitokondria dan kloroplas. Enersi cahaya, termal, makanikal diubah oloeh reseptor dari sistem
saraf menjadi implus saraf yang merupakan cara kumunikasi dalam sistem saraf tersebut.
Meskipun mekanisme pengubahan ini belum diketahui secara pasti, namun demikian membran
sangat terlibat dalam proses ini.

1. 4. Transfer Informasi

Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke sel yang lain. Di dalam
membran teradapt reseptor yang mampu mengkombinasi dengan mulekul tertentu dengan bentuk
yang sesuai, seperti yang selalu berkombinasi dengan suatu subtrat yang sesuai. Sel yang
berbeda mempunyai membran yang memiliki reseptor yang juga berbeda, sehingga bermacam-
macan reseptor akan berkombinasi dengan bermacam-macam ligand.

Ligand adalah molekul atau ion yang dapat berkombinasi dengan reseptor yang terdapat dalam
membran. Ligand yang paling banyak dipelajari adalah hormon, faktor tumbuhdan
neurotrasmitter, semuanya terikat pada membran sel tampa menembusnya. Interaksi antara
reseptor yang terdapat di membran sel dengan ligand yang terdapat di luar sel dapat
menimbulkan stimulus baru yang terlibat dalampengaturan bermacam-macam kejadian dalam
sel.

1. 5. Penyediaan Enzim

Banyak yang terdapat di dalam sel merupakan bagian dari membran. contoh dapat
dikemukakan di sini bahwah Na-Kactivated ATPase yang berkaitan dengan pompa sodium dan
kalium terdapat di dalam membran sel . enzim sitokrom yang terlibat dalam respirasi merupakan
bagian dari membran dari mitokondria. Sebaliknya enzim monoamin oksidase yang
menyebabkan katekolamin tidak aktif hanya terdapat di bagian luar membran mitokondria.
Sejumlah protein dan glikoprotein banyak terdapat di dalam membran sel, bertindak sebagai
reseptor dari hormon dan benda penolak atau terlibat dalam pengangkutan substansi ke dalam
sel. Ditempatkannya enzim di dalam membran sel mempunyai beberapa tujuan. Pada proses
fosforilasi oksidatif yang terjadi di mitokondria, transpor elektron yang paling efisien tercapai
apabila enzim berada saling berdekatan. Bagian dalam membran menyediakan bantuan fisik dan
orientasi yang diperlukan. Protein dalam membran yang bertindak sebagai tempat pengikat bagi
bermacam-macam ion, asam aminon dan gula dikenal sebagai carrier dipandang sebagai
mekanisme dalam proses dalam trnspor aktif.

Sistem enzim dalam membran pada umumnya disebut adenilsiklase yang terdapat pada hampir
semua jaringan mamalia kecuali sel darah merah. Aktivasi terhadap adenilsiklase menimbulkan
perubahan ATP menjadi adenosin monofosfat siklik (cAMP) didalam sel. Meningkatnya jumlah
cAMP didalam sel selanjutnya membawa pengaruh terhadap respons fisiologik dari sel,
misalnya:sistem enzim menjadi aktif, terjadi perubahan permeabilitas membran terhadap
substansi tertentu, terjadi sintesa atau sekresi hormon, sintesa protein.

1. 6. Membran Sel Sebagai Perantara


Membran sel merupakan perantara bagi keluar masuknya zat terlarut. Kemampuan membran
plasma meluluskan substansi tertentu masuk ke atau keluar dari sel, tetapi membatasi pergerakan
substansi tertentu disebut permeabilitas selektif. Suatu membran dikatakan permeabel terhadap
suatu substansi tersebut. Permeabilitas membran plasma tergantung dari :

1. Ukuran Sel

Mulekul berukuran besar tidak dapat menembus membran plasma. Molekul air dan asam amino
berukuran kecil dengan mudah dapat menembus membran plasma, tetapi kebanyakan protein
yang merupakan gabungan dari banyak asam amino tergolong molekul besar dan tidak dapat
menembus membran plasma.

1. Kelarutan Dalam Lemak

Substansi yang larut dalam menembus membran plasma dengan lebih mudah dibandingkan
dengan substansi lain. Hal ini sebabkan karena membran plasma terdiri lapisan lemak. Contoh
substansi yanglarut dalam lemak : O2, CO2 dan hormon steroid.

1. Muatan Ion

Muatan ion yang akan menumbus membran plasma sangat menentukan susah mudahnya ion
tersebut masuk ke atau keluar dari sel. Zat yang mempunyai muatan berlawanan dengan muatan
membran plasma kan di tarik ke arah membran plasma sehingga lebih muda menembus
membran plasma.tetapi bila ion mempunyai muatan sama dengan muatan membran plasma akan
di tolak oleh membran plasma dan pergerakan ion menembus mambran plasma sangat terbatas.
Gejala ini seuai dengan hukum fisika yang menyatakan bahwa dua muatan yang sama akan
saling tolak menolak dan duamuatan yang berbeda saling tarik menarik.

1. Ada atau Tidak Adanya Mulekul Pengangkut

Beberapa protein yang disebut carrier maupun untuk mengikat dan mengangkut substansi
melintasi membran plasma.

1. 7. Pergerakam Substansi Melintasi Membran

Mekanisme bagaimana suatu substansi bergerak menembus membran sel adalah sangat penting
bagi hidup matinya sel. Substansi tertentu misalnya harus bergerak masuk ke dalam seluntuk
menyokong agar sel itu hidup, namun sebaliknya zat-zat buangan yang di hasilkan oleh
metabolisme sel harus di keluarkan dari dalam sel untuk selanjutnya di buang keluar tubuh.
Pergerakan substansi dapat dilakukan dengan cara pasif maupun aktif.

Anonim A (2011) berpendapat tentang trasport aktif dan transport pasif sebagai berikut:

1. Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya.
Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh
dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau
ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama
respirasi seluler yang mengonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi
membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total
(dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif
karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.

Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air
dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi
dengan bantuan protein transpor.

1. Transpor aktif

Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan suatu sel untuk
mempertahankan konsentrasi internal molekul kecil yang berbeda dari konsentrasi
lingkungannya. Oleh karena itu, ia memerlukan tenaga (yang terdiri daripada Adenosine
Trifosfat atau ATP) untuk menggerakkan bahan-bahan melalui membran plasma. Umumnya,
bahan-bahan ini terdiri daripada molekul-molekul berukuran besar seperti protein-protein
tertentu dan mikroorganisme. Bahan-bahan ini bergerak melintasi membran sel melalui salah
satu dari 2 bentuk utama transpor aktif,yaitu endositosis, atau eksositosis.

Transpor aktif merupakan pemompaan zat terlarut melawan gradiennya.

Disamping membantu protein transpor, difusi yang dipermudah masih dianggap transpor pasif
karena zat terlarutnya berpindah menuruni gradien konsentrasinya.

Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah proses yang
menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang mempunyai potensial
elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan potensial yang lebih tinggi. Proses
tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi
dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan substansi.

Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan
bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel
protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang menginduksi
transpor ion melalui membran sel maupun membran buatan.

Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps.
Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan
antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah,
sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump
merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada
sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada
Bakteriorhodopsin.

Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil inositol-3 kinase dengan
mekanisme dari dalam sitoplasma dengan bantuan integrin alfavbeta3. Lintasan enzim fosfatidil
inositol-3 kinase, lebih lanjut akan memicu transkripsi genetik dari Na+ ATP sintase, K+ ATP
sintase, dll, beserta penyisipan ATP sintase tersebut pada membran plasma, berikut regulasi dan
modulasi aktivitasnya

Gambar : 2 Transport aktif dan pasif (anonim A, 2011: 2)

Selain transport aktif dan transpor pasif kartolo (2007) manambahkan bahwa ;

1. Fagositisis

Proses aktif lain dimana sel memasukan substansi melintasi membran disebut fagositosis atau
disebut juga makan sel. Pada proses ini uluran sitoplasma yang disebut psedopodia mendekap
(melingkari) partikel padat disebelah luar sel. Sekali partikel dilingkari, membran melekuk
kedalam, membentuk kantung yang berisi partikel tersebut. Kantung yang terbentuk ini disebut
vakuola fagositik yng kemudian memisahkan diri dari membran sel. Pada waktu bersamaan
terjadi pencernaan partikel yang terdapat di dalam vakuola fagositik. Partikel yang tidak tercerna
dan zat ampas hasil metabolisme sel di singkirkan dari dalam sel dengan fagositik terbalik.

1. Pinositosis

Pada pinositosis atau dikenal juga sebagai minum sel, substansi yang di dekap lebih merupakan
larutan dari pada partikel padat . disini tidak nampak ada uluran sitoplasma sehingga caranya
adalah dengan menarik larutan ke permukaan membran, dan membran melekukkearah dalam dan
melingkari larutan dan akhirnya terpisah dari membran. Hanya beberapa sel saja yang
melakukan fagositosis, sedangkan kebanyakan sel lainnya melakukan pinositosis. Pergerakan
substrat ke dalam sel dengan cara fagositosis atau pinisitosis disebut endositosis, langkah
pergerakan substansi kearah luar sel disebut eksositosis.

FUNGSI MEMBRAN SEL

Kompartementalisasi

Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen (ruangan).


Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti memisahkan nukleoplasma
dengan dari stoplasma. Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa
kompartemen yang disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting
karena memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari
kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama.
Barier selektif permeabel

Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi lain pada saat
bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran molekul antara bagian lur dan dalam
pada saat yang tepat.

Transport molekul

Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi lain yang
mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel daerah yang memeiliki
konsentrasi tinggi. Mesin ini memungkinkan sel mengakumulasi molekul tertentu dalam
konsentari yang lebih tinggi di bandingkan di sebelah luar.

Penghantaran signal

Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap signal. Proses itu
disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki resptor yang berkombinasi dengan
molekul tertentu (ligan). Setiap sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali
dan berespon terhadap ligan pada lingkungan berbeda.

Interaksi interseluler

Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme multiseluler. Membran
sel memungkinlkan sel mengenal satu sama lain, berikatan dan saling bertukar materi dan
informasi

Mekanisme Pengangkutan Melalui Membran Sel

Molekul dan ion kecil bergerak melintasi membrane plasma dalam dua arah seperti gula,
asama amino dan nutrient lain memasuki sel, dan produk limbah metabolism meninggalkan sel.
Sel menyerap oksigen untuk respirasi seluler dan mengeluarkan karbon dioksidal. Sel juga
mengatur konsentrasi ion anorganiknya seperti Na+, K+, Ca2+ dan Ca- dengan cara mebolak-
balik arahnya dari satu arah ke arah lainnya melintasi membrane plasma. Meskipun lalu lintas
melalui membrane ini padat membrane sel itu bersifat selektif permeable (membrane hanya
dapat dilewati oleh ion dan molekul polar tertentu), semipermeable (mudah dilewati oleh
molekul air) dan subtansi-subtansi tidak dapat melintasi rintangan tersebut secara sembarangan.
Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil dan menolak yang lainnya
disamping itu substansi-suubstansi bergerak melintasi membrane pada laju yang berbeda.

Membran sel memiliki fungsi dalam pergerakkan ion atau molekul dari dalam ataupun dari
luar sel. Menurut Campbell bagian tengah membran yang bersifat hidrofibik merintangi
pengangkutan ion dan molekul polat yang keduanya bersifat hidrofilik. Stuktur lipid bilayer
merupakan penyebab adanya sifat selektif permeabel pada membran. Gerakan molekul atau ion
yang terjadi pada membran sel dan organel-organel lainnya adalah :

Difusi

Difusi adalah suatu proses spontan di mana molekul-molekul bergerak dari daerah dengan
konsentrasi tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi rendah. Membran bersifat selektif
permeabel sehingga berpengaruh terhadap laju difusi beberapa jenis molekul. Satu jenis molekul
yang berdifusi bebas menembus banyak jenis membran adalah air.
Difusi bergantung pada pergerakan secara acak dari suatu zat terlarut. Molekul-molekul
dapat melewati selaput plasma dengan jalan difusi sederhana sangat terbatas jumlahnya dan
untuk inipun selaput plasma masih memiliki penghalang. Mikromolekul terutama jenis
hidrofobik dapat melewati membran plasma dengan mudah. Kemampuan sel untuk dapat
memilah senhyaya hidrofilik dengan berat molekul (BM) kecil dari senyawa yang memiliki BM
bsar sering kali disebabkan oleh adanya porus pada selaput plasma. Terdapat dua jenis porus.
Jenis pertama yang dapat menembus protein integral atau di antara kelompok molekul protein
transmembran. Porus jenis kedua disebut porus statistik yang terbentuk secara acak pada selaput
plasma dan menembus lipid bilayer.
Difusi Terfasilitasi

Difusi dari suatu senyawa atau molekul melewati membran selalu terjadi dari daerah dengan
konsentasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah, akan tetapi difusi tidak selalu terjadi
melalui lipid bilayer atau suatu saluran terbuka. Sejumlah substansi diketahui berdifusi dengan
terlebih dahulu berikatan dengan suatu protein mebran yang disebut dengan fasilitatif transporter
yang memfasilitasi proses difusi. Pengikatan molekul atau senyawa pada fasilitastif transporter
pada satu sisi akan memicu perubahan komformasi pada protein dan menyebabkan zat terlarut
dapat berdifusi ke daerah yang berkonsentrasi rendah.
Senyawa yang melewati membran plasma dengan jalan difusi dipermudah juga tidak
memerlukan keterlibatan ATP, seperti halnya difusi sederhana. Namun gerakan senyawa dari
luar ke dalam atau sebaliknya lebih cepat dari pada difusi sederhana. Hal ini disebabkan oleh
adanya protein pembawa yang mempercepat pengangkutan. Molekul protein pembawa setelah
mengikat senyawa atau molekul yang akan di bawa, segera memindahkan senyawa/molekul dari
luar ke dalam atau sebaliknya.

Osmosis

Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui membran


semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi.
Peristiwa osmosis ini terjadi pada sel. Peristiwa tersebut bergantung pada perbandingan
konsentrasi larutan didalam dan diluar sel. Jika konsentrasi larutan diluar sel lebih rendah
daripada larutan di dalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipotenik. Konsentrasi larutan
diluar sel lebih tinggi dari pada larutan didalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipertonik.

Transpor Aktif

Transpor aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan
memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat selektif permeabel.
Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam sel dan di luar sel. Muatan listrik ini
ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klor (C1-). Keluar masuknya ion
Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium. Pompa natrium-kalium bertanggung jawab
terhadap transpor aktif ganda Na+ dan K+ dari dalam keluar sel. ATP menyediakan energi untuk
transpor. Pompa mengeluarkan tiga ion Na+ dari dalam sel untuk setiap dua ion K+ yang
dimasukkan kedalam sel. Pada protein pengangkut, terdapat untuk Na+ dan K+ yang dinamakan
binding sites.

1. Tiga ion natrium (Na+) diambil dalam sel dan menempati binding sites (tempat terjadinya ikatan
ion atau molekul pada membran).
2. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran agar membuka ke
bagian luar sel.
3. Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian melepaskan ion natrium
keluar dari sel.
4. Dua ion kalium (K+) dari luar sel menempati binding sites pada protein integral.
5. Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni membuka kearah dalam sel.
6. Ion kalium dilepaskan kedalam sel.
Pengangkutan Makromolekul Melewati Selaput Plasma

Makromolekul seperti protein atau atau polisakarida tidak dapat lewat melalui protein
transmembran yang berperan sebagai pembawa. Namun sel tetap dapat memasukkan dan
mengeluarkan makromolekul-makromolekul tersebut. Pengangkutan makromolekul sangat
berbeda dengan pengangkutan mikromolekul. Mekanisme pengangkutan makromolekul dari
lingkungan eksternal ke dalam suatu vesikula dilakukan melalui suatu lipatan atau invaginasi
membran plasma. Pengambilan makromolekul dari matriks ekstraseluer dapat dibagi menjadi
dua kategori yaitu fagositosis yaitu pengambilan maromolekul padat dan pinositosis
pengambilan materi berupa cairan.

Fagositosis

Fagosistosis (cell eating) adalah pengambilan bahan padat yang umum dilakukan oleh
beberapa jenis sel tertentu untuk selanjutnya dibawa menuju lisosom. Organisme bersel tunggal
seperti Amoeba dan Ciliata mengambil makanan dengan menangkap partikel makanan atau
organisme kecil dengan melingkupinya dengan merman plasma. Lipatan kemudia berfusi
membentuk sutau vakuola (fagosom) yang akan terpisah dengan membran plasma. Fagosom
selanjutnya akan bergabung dengan lisosom untuk mencena makanan secara intraseluler.
Pada beberapa hewan tingkat tinggi, fagositosis lebih merupakan suatu mekanisme protektif
dibandingkan cara pengambilan makanan. Mammalia memiliki berbagai macam sel fagosit
seperti makrofag dan neutrofil yang terdapat di dalam darah dan jaringan lain yang akan
memakan organisme, sel-sel yang telah rusak, sel darah merah yang telah tua ataupun debris.

Endositosis

Pada endositosis, sel memasukan makro molekul dan materi yang sangat kecil dengan cara
membentuk vesikula baru dari membrane plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya
merupakan kebalikan dari eksositosis. Sebagian kecil luas membrane plasma terbenam terdalam
membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit, membentuk
vesikula yang berisi materi yang telah terdapat diluar selnya. Terdapat tiga jenis endositosis,
yaitu fagositosis (pemakanan seluler) pinositosi (peminuman seluler) dan endositosis yang
diperantai reseptor.
Endositosis secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: bulk-phase endocytosis
dan receptor-mediated endocytosis. Bulk-phase endocytosis mengambil cairan ektraseluler tanpa
adanya proses pengenalan oleh permukaan membran plasma. bulk-phase endocytosis dapat
diamati dengan memberikan bahan tertentu pada medium kultur seperti enzim horseradish
peroxidase yang akan di ambil oleh sel-sel pada umumnya. Receptor-mediated endocytosis
merupakan pengambilan makromolekul tertentu (ligand) yang akan berikatan dengan reseptor
pada permukaan luar membran.

Eksositosis

Sel mensekresi makro molekul dengan cara menggabungkan vesikula dengan membrane
plasma disebut dengan eksositosis. Vesicula transfor yang lepas dari apparatus golgi dipindahkan
oleh sitoskeleton ke membrane plasma. Ketika membrane vesikula dan membrane plasma
bertemu, molekul lipid keduan bilayer menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua
membrane bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah dari sel.

struktur dan fungsi membran


I. STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN

Model molekuler membran mulai dikembangkan beberapa dasawarsa sebelum membran untuk
pertama kalinya dapat dilihat dengan mikroskop elektron pada tahun 1950-an. Postulat pertama
dikemukakan oleh Charles Overton bahwa membran terbuat dari lipid, atas dasar pengamatannya
bahwa zat yang larut dalam lipid memasuki sel lebih cepat. Baru dua puluh tahun kemudian
diketahui bahwa membran tersusun atas lipid dan protein. Oleh karena itu lipid dan protein
adalah penyusun utama dari membran.
Gambar 1 Struktur Membran

1. 1. Lipid

Lipid yang menyusun membran terdiri atas fosfolipid (rantai asam lemak, gliserol, fosfat, dan
alkohol) dan kolesterol. Fosfolipid mampu membentuk membran karena struktur molekulernya.
Fosfolipid bersifat amfipatik, yaitu memiliki daerah hidrofobik dan daerah hidrofilik.

Gambar 2 Lipid Penyusun Membran

Irving Langmuir (1917) membuat model membran buatan yang terdiri dari selapis fosfolipid
dengan ekor hidrofobik mengarah ke udara sedangkan kepala hidrofilik tercelup air. Itu tidak
menjawab bagaimana jika sel berada di lingkungan akuatik, yang mendasari E. Gorter dan F.
Grendel (1925) mengemukakan model bilayer fosfolipid yang tebalnya dua molekul. Bilayer
seperti ini dapat menjadi suatu batas stabil antara dua ruangan aquaeous karena susunan
molekulernya melindungi bagian hidrofobik dan membiarkan bagian hidrofiliknya menyentuh
cairan. Davson dan Danielli (1935) melengkapi model tersebut dengan melapisi kedua
permukaan itu dengan protein hidrofilik. Karena protein membran memiliki daerah hidrofobik
dan hidrofilik juga, maka pada tahun 1972 J. Singer dan G. Nicolson menunjukkan protein
tersebut sebenarnya terdispersi dan secara individual disisipkan ke daerah bilayer fosfolipid
dengan daerah hidrofobik di dalam dan daerah hidrofilik menghadap cairan.
Gambar 3 Fosfolipid

Membran bersifat fluid agar dapat bekerja dengan baik. Disinilah fungsi kolesterol steroid yang
terjepit di antara molekul-molekul fosfolipid dalam membran plasma hewan membantu
menstabilkan membran tersebut. Kolesterol menghambat penyusunan-rapat fosfolipid, kolesterol
juga membantu menurunkan suhu membran jika suhu disekitar naik. Jika membran membeku
permeabilitasnya berubah, protein enzimatik di dalamnya mungkin menjadi inaktif.

2. Protein

Membran merupakan suatu mozaik fluida yang terdiri atas lipid, protein, dan karbohidrat.
Protein menentukan sebagian besar fungsi spesifik membran. Ada dua protein utama membran
yaitu protein integral dan protein periferal. Protein integral adalah protein transmembran dengan
daerah hidrofobik membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut. Daerah
hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar, yang
biasanya tergulung menjadi heliks-a. Bagian yang hidrofilik berada pada kedua sisi yang
aqueous. Protein periferal tidak tertanam dalam bilayer lipid melainkan terikat longgar pada
permukaan membran.

Gambar 4 Protein Penyusun Membran

1. Karbohidrat
Gambar 5 Struktur Karbohidrat Membran

Karbohidrat membran memiliki fungsi untuk mengenali satu jenis sel tetangga, yang menjadi
dasar penolakan terhadap sel asing. Karbohidrat pada membran biasanya berbentuk
oligosakarida. Beberapa oligosakarida secara kovalen terikat dengan lipid (membentuk
glikolipid) dan sebagian besar terikat secara kovalen dengan protein (membentuk glikoprotein).
Molekul dan lokasi yang beragam pada permukaan sel membuat oligosakarida dapat berfungsi
sebagai penanda yang membedakan sel yang satu dengan yang lainnya.

II. TRANSPOR YANG MELINTASI MEMBRAN

Membran sel adalah komponen sel yang sangat penting yaitu menjadi jalan utama keluar
masuknya molekul ataupun ion ke dalam dan keluar sel. Organisasi molekuler membran
mengakibatkan permeabilitas selektif. Hal ini berarti membran mengatur molekul dan ion yang
bisa keluar dan masuk sel sehingga substansi-substansi tersebut tidak dapat melintas secara
sembarangan. Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil dan menolak
yang lainnya.

Molekul yang dapat melintasi bilayer lipid dengan cepat adalah molekul kecil, larut dalam lipid,
hidrofobik, dan nonpolar. Molekul hidrofobik seperti hidrokarbon, CO2, dan O2 dapat larut
dalam membran dan melintasinya dengan mudah. Molekul sangat kecil yang polar tetapi tidak
bermuatan juga dapat melewati membran dengan lebih lambat. Contohnya ialah air,
urea,gliserol, dan etanol. Bilayer lipid tidak sangat permeabel terhadap molekul polar tak
bermuatan yang lebih besar seperti glukosa dan sukrosa. Bilayer ini relatif tidak permeabel
terhadap ion, sekalipun ion-ion kecil seperti H+, K+, dan Na+.

Ada dua mekanisme transpor berdasarkan jumlah molekul yang melintasi membran yaitu uniport
(transpor satu molekul) dan co-transport (transpor dua molekul). Co-transport berdasarkan
kedua arah molekul yang ditranspor dibagi menjadi symport (dua molekul ditranspor dengan
arah yang sama), misalnya glukosa dan Na+, dan antiport (kedua molekul ditranspor dengan arah
berlawanan), misalnya pompa Na-K.
Transpor melalui membran berdasarkan aliran gradien elektrokimia dibagi menjadi transpor aktif
dan transpor pasif. Transpor pasif artinya molekul melewati membran tanpa melawan gradien
konsentrasi dan sel tidak mengeluarkan energi, misalnya air secara osmosis dan O2 secara difusi.
Ada juga mekanisme difusi yang dipermudah dengan menggunakan protein spesifik atau sering
juga disebut transpor terfasilitasi. Sedangkan transpor aktif membutuhkan energi karena harus
melawan gradien konsentrasi, misalnya pompa Na dan K.

Transpor aktif dan pasif diperantarai oleh protein carrier yang berikatan dengan sumber energi.
Protein ini akan mengikat senyawa yang akan ditranspor dengan adanya perubahan pada
konformasi protein. Protein carrier membantu molekul keluar masuk sel dengan mekanisme
ping-pong. Transpor ini relatif lambat karena molekul yang masuk ditahan dulu dalam protein
carrier yang memediasi difusi kemudian baru dikeluarkan ke dalam sel.

Selain protein carrier, transpor pasif juga dapat melewati protein channel. Protein ini tidak
mengikat senyawa yang akan ditranspor, berupa lubang hidrofilik sepanjang lipid bilayer.
Transpor melalui channel lebih cepat daripada melalui carrier.

Gambar 6 Transport Molekul Melalui Membran

A. TRANSPORT PASIF

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu senyawa nonelektrolit
agar dapat berdifusi secara pasif melalui membrane yaitu konsentrasi senyawa pada satu sisi
lebih dari sisi lain serta membran harus permeable terhadap substansi tersebut. Difusi melalui
membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple
difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by
chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).

l. Difusi Sederhana

Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul-molekul yang berpindah atau
bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid
bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak
seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam
lemak, Selain itu, membran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,
CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu,
dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein
transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan
diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul
molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam garam mineral ,
tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau
transporter untuk dapat menembus membrane. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan
transforter dinamakan difusi difasilitasi.

2. Difusi dan Difasilitasi

Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui membran plasma yang
melibatkan protein pembawa atau protein transporter. Protein transporter tergolong protein
transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul yang akan ditransfer
ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk
pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transporter yang khusus untuk mentransfer
glukosa ke dalam sel.

Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel
lemak dan sel-sel hati, karena sel sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah
menjadi energi.

Gambar 7 Difusi Difasilitasi

3. Osmosis

Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang
konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutnya rendah melalui
selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang
dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput
semipermiabel ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa
sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif
permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah
menuju larutan glukosa yang konsentrasinya tinggi melalui selaput permeabel. Jadi, pergerakan
air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi
airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih
tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipertonis sedangkan
larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika
larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel
dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Gambar 8 Osmosis pada Sel Hewan dan Tumbuhan

Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam
suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada larutan isotonis,
sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel
tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor
sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah
dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah
/lisis, hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan
akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding
sel), sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel
darah merah
mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.

B. TRANSPORT AKTIF

1. ATP DRIVEN PUMP

Mekanisme pompa Na-K adalah sebagai berikut:

a. Pengikatan Na+ sitoplasmik dengan protein menstimulasi fosforilasi oleh ATP,

b. Fosforilasi menyebabkan perubahan konformasi protein,

c. Perubahan konformasi mengusir Na+ keluar dan K+ ekstraseluler diikat,

d. Pengikatan K+ memicu pelepasan gugus fosfat,

e. Kehilangan fosfat membentuk kembali konformasi asli,

f. K+ dilepaskan dan tempat Na+ mampu mengikat kembali; siklus berulang kembali.
Gambar 9 Mekanisme Pompa Na-K

Pompa proton mentranslokasikan muatan positif dalam bentuk ion hidrogen dengan
menggunakan ATP sebagai penggeraknya. Tegangan dan gradien H+ menggambarkan sumber
energi ganda yang dapat digunakan sel untuk menggerakkan proses lain, seperti penyerapan gula
dan nutrien lainnya. Pompa proton merupakan pompa elektrogenik utama tumbuhan, fungi, dan
bakteri.

2. Couple Carrier

Couple carrier adalah sepasang protein yang pengangkutan ion dari suatu larutan di luar sel ke
dalam sel melewati membran. Couple carrier dibagi dua yaitu symporter (coupled transport yang
melewatkan ion pertama dan kedua pada arah yang sama) dan antiporters (coupled transport
yang melewatkan ion kedua dari arah berlawanan).

Couple carriers termasuk dalam transport aktif tidak langsung, pada transport ini menggunakan
energi yang dihasilkan dari pompa sodium-potasium. Molekul-molekul yang masuk atau keluar
sel dengan transport tidak langsung selalu bergerak melewati membran bersama-sama dengan
gerakan ion, maka mekanisme transpot aktif ini juga disebut cotransport.

Couple carriers terjadi dalam dua pola, symport dan antiport. Pada symport, substansi yang
dicotransport bergerak searah gerakan ion. Diantara metabolit penting dan ion yang digerakkan
secara aktif ke dalam sel dengan symport adalah gula dan Na++.

Pada antiport, substansi yang di cotransport bergerak dalam arah berlawanan dengan gerakan
ion. Pola ini umumnya terbatas untuk ion.
Gambar 10 Couple Transport

3. Light Driven Pump

Di dalam membran plasma archea halofilik ekstrem terdapat mekanisme transpor aktif yang di
induksi oleh cahaya. Transpor aktif ini difasilitasi oleh protein bakteriorhodopsin yang tertanam
di dalam membran plasma. Penelitian terakhir menjelaskan bahwa rhodopsin yang berperan
dalam transpor aktif ini juga terdapat di dalam organisme lain. Termasuk juga pada bakteri yang
hidup di permukaan air laut.

Rhodopsin terbagi dalam dua tipe yang berbeda berdasarkan fungsinya, rhodopsin yang
berfungsi secara visual dan rhodopsin yang berfungsi sebagai pompa proton yang diinduksi oleh
cahaya (bacteriorhodopsin), pompa ion klorida (Halorhodopsin) dan sensor cahaya (sensory
rhodopsin) pada archaea.

Pada mebran sel arkhea, terdapat protein bakteriorhodopsin yang memiliki fotosistem yang peka
cahaya. Pada saat cahaya (yang juga merupakan energi dalam bentuk elektron) terkumpul dalam
fotosistem, maka fotosistem akan memiliki kelebihan energi. Kondisi ini akan membuat protein
rhodopsin akan melepaskan elektron. Elektron yang dilepaskan ini yang menjadi energi yang
dibutuhkan untuk melakukan transpor aktif intermembran

III. BULK TRANSPORT

Molekul-molekul besar seperti protein ditranspor dengan eksositosis dan endositosis. Pada
eksositosis, vesikula transpor bermigrasi ke membran plasma, bergabung dengannya, dan
melepaskan kandungannya. Pada endositosis, molekul besar memasuki sel di dalam vesikula
yang dijepit ke dalam dari membran plasma. Ketiga jenis endositosis ialah fagositosis,
pinositosis, dan endositosis yang diperantarai reseptor.
Gambar 11 Transport Bulk Melalui Membran

IV. APLIKASI

Begitu besarnya peranan membran sel terhadap kelangsungan hidup sel membuat orang tidak
pernah puas dan berhenti mempelajarinya. Banyak penemuan di berbagai bidang yang
berhubungan dengan struktur, komposisi, maupun sistem transpor.

Salah satu penelitian menunjukkan batu-batu sistein di ginjal terbentuk karena ketidakmampuan
seseorang untuk mentranspor asam-asam amino termasuk sistein dari urin atau darah. Penyakit
ini disebut cystuaria. Masih di bidang kesehatan, kelebihan kadar kolesterol di membranlah yang
membuat transpor ke dalam sel menjadi terganggu.

Semua sistem pemupukan dan irigasi juga harus memperhatikan betul-betul mengenai sistem
transpor agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Daftar Pustaka

Johnson, R. Biology. Sixth Edition.

Lethwait, J.P., Hopson, J.L., Holt, Rineheart & Winston. Modern Biology. Texas: 2006.

Robinson, R. Biology. Macmillan Scince Library: 2001

Freud, G. & G. Hademenos. Schaum Outline of Biology. Mc.Graww Hill Company

Pendahuluan

Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam pelarut-
pelarut organik.

Fungsi lipid

Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:

1. Sebagai penyusun struktur membran sel

Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran material-material.

1. Sebagai cadangan energi

Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa

1. 3. Sebagai hormon dan vitamin


Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses
biologis

Jenis-jenis lipid

Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:

1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam

Asam lemak

Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam
lemak adalah:

CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH

Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak
yaitu:

1. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)

Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap

1. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)

Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap

Struktur asam lemak jenuh

Struktur asam lemak tak jenuh

Asam-asam lemak penting bagi tubuh

Simbol Nama
Struktur Keterangan
numerik Umum
Sering
terikat
dengan
Asam atom N
14:0 CH3(CH2)12COOH
miristat terminal
dari
membran
plasma
bergabung
dengan
protein
sitoplasmik
Produk
akhir dari
Asam
16:0 CH3(CH2)14COOH sintesis
palmitat
asam lemak
mamalia
Asam
16:1D9 CH3(CH2)5C=C(CH2)7COOH
palmitoleat
Asam
18:0 CH3(CH2)16COOH
stearat
18:1D9 Asam oleat CH3(CH2)7C=C(CH2)7COOH
Asam
Asam
18:2D9,12 CH3(CH2)4C=CCH2C=C(CH2)7COOH lemak
linoleat
esensial
Asam
Asam
18:3D9,12,15 CH3CH2C=CCH2C=CCH2C=C(CH2)7COOH lemak
linolenat
esensial
Prekursor
Assam untuk
20:4D5,8,11,14 CH3(CH2)3(CH2C=C)4(CH2)3COOH
arakhidonat sintesis
eikosanoid

Asam stearat Asam oleat Asam arakhidonat

Beberapa contoh struktur asam lemak

Gliserida netral (lemak netral)

Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari gliserida netral
adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol mungkin berikatan
dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam
lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika
berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi
penting dari sumber lipid.

Struktur trigliserida sebagai lemak netral

Apa yang dimaksud dengan lemak (fat) dan minyak (oil)? Lemak dan minyak keduanya
merupakan trigliserida. Adapun perbedaan sifat secara umum dari keduanya adalah:

1. Lemak
- Umumnya diperoleh dari hewan

- Berwujud padat pada suhu ruang

- Tersusun dari asam lemak jenuh

1. Minyak

- Umumnya diperoleh dari tumbuhan

- Berwujud cair pada suhu ruang

- Tersusun dari asam lemak tak jenuh

Fosfogliserida (fosfolipid)

Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah satu
rantai asam lemak.

Penggunaan fosfogliserida adalah:

1. Sebagai komponen penyusun membran sel


2. Sebagi agen emulsi

Struktur dari fosfolipid

Fosfolipid bilayer (lapisan ganda) sebagai penyusun membran sel

Lipid kompleks

Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh penting dari lipid
kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.

Lipoprotein

Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein.

Gabungan lipid dengan protein (lipoprotein) merupakan contoh dari lipid kompleks

Ada 4 klas mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas beberapa jenis lipid,
yaitu:

Perbandingan komposisi penyusun 4 klas besar lipoprotein

1. Kilomikron
Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal

1. 2. VLDL (very low density lypoproteins)

VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan lemak

1. 3. LDL (low density lypoproteins)

LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer

1. 4. HDL (high density lypoproteins)

HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati.

Ilustrasi peran masing-masing dari 4 klas besar lipoprotein

Lipid non gliserida

Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan molekul-molekul
non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid, steroid, kolesterol dan malam.

Sfingolipid

Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak. Penggunaan primer dari
sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada manusia, 25% dari lipid
merupakan sfingolipid.

Struktur kimia sfingomielin (perhatikan 4 komponen penyusunnya)

Kolesterol

Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma. Kolesterol
juga menjadi bagian dari beberapa hormon.

Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada dinding
arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit, penurunan
kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan infark miokard dan
stroke.

Struktur dasar darikolesterol

Kolesterol merupakan bagian dari membran sel

Steroid

Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya testosteron dan progesteron.


Progesteron dan testosteron

Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses metabolisme
karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma, gangguan pencernaan dan
sebagainya.

Kortison

Malam/lilin (waxes)

Malam tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan sebagai lapisan
pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester antara asam lemak dengan
alkohol rantai panjang.

Ester antara asam lemak dengan alkohol membentuk malam

Metabolisme lipid

Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid
(ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah
asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam
air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek
juga dapat melalui jalur ini.

Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar berada di sisi
dalam

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh
miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit).
Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan
berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu
dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan
adiposa.

Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida

Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak
dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi
simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-
waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan
gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses
pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh
albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA).

Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol.
Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi
yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka
panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak
dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan.
Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.

Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya
sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur
inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika
kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam
lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.

Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis
menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil
KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto
asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan
ini dapat menyebabkan kematian.

sam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Asam lemak jenuh

Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai karbonnya berupa
ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat.

b. Asam lemak tak jenuh

Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya.

Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.

Adapun rumus struktur dan rumus molekul beberapa asam lemak dapat dilihat pada tabel 5.5.Tabel 5.5

Rumus Struktur dan Rumus Molekul Asam Lemak

Anda mungkin juga menyukai