Anda di halaman 1dari 13

A.

KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
SOP (Space Occupying Process) adalah terdapatnya lesi yang
ditimbulkan karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang
tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (Price, A. Sylvia, 2003).
SOP (Space Occupying Process) adalah sebuah lesi yang berasal
dari sel-sel otak atau struktur disekelilingnya. Tumor otak terletak pada
intrakranial yang menempati ruang didalam tengkorak. Di Indonesia
sudah banyak menderita penyakit tumor otak sekitar 28 % penduduk
Indonesia, tetapi pasien itu tidak mengetahui itu sendiri (Reeves C,J,
cit. Rahman, 2001).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan SOP (Space
Occupying Process) adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak
(benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang
tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang
(medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat
berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal
dari jaringan otak itu sendiri disebut tumor otak primer dan bila berasal
dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker paru, payudara,
prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder.

2. Etiologi
Hingga saat ini penyebab tumor belun diketahui secara pasti. Namun
beberapa faktor penyebab tumor bisa dibagi menjadi beberapa yaitu:
a. Herediter
Dalam satu rumah tangga belum ditemukan adanya riwayat untuk
tumor otak namun pada penyakit tertentu seperti meningioma,
astrositoma dan neurifibroma dapat terjadi dalam satu anggota
keluarga. Bahkan pada sklerosis tuberosa dapat terjadi karena faktor
keluarga yang merupakan manifistasi klinis pertumbuhan penyakit
yang baru
b. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Perkembangan embrional yang memiliki morfologi dan fungsi yang
terintegrasi dengan fungsi tubuh lama-kelamaan akan menyebabkan
sel-sel embrional tersebut menjadi ganad dan merusak organ tubuh
yang lainnya
c. Radiasi
Adanya radiasi akan membuat perubahan dalam sisten saraf yang
menyebabkan terjadinya perubahan degenerasi

Space Occupaying Process | 1


d. Virus
Meskipun banyak penelitian tentang virus dalam hubungannya
dengan tumor, namun sejauh ini masih belum ditemukan antara
keduanya yang menyebabkan terjadinya neoplasma
e. Substansi-substansi Karsinogenik
Beberapa substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea dapat menyebabkan terjadi tumor atau kanker
(Sylvia A P, 2002)

3. Manifestasi Klinis
a. Tanda dan gejala peningkatan TIK :
Sakit kepala
Muntah
Papiledema
b. Gejala terlokalisasi (spesifik sesuai dengan dareh otak yang terkena):
Tumor korteks motorik ; gerakan seperti kejang kejang yang
terletak pada satu sisi tubuh ( kejang jacksonian )
Tumor lobus oksipital ; hemianopsia homonimus kontralateral
(hilang penglihatan pada setengah lapang pandang , pada sisi
yang berlawanan dengan tumor ) dan halusinasi penglihatan
Tumor serebelum ; pusing, ataksia, gaya berjalan sempoyongan
dengan kecenderungan jatuh kesisi yang lesi, otot otot tidak
terkoordinasi dan nistagmus ( gerakan mata berirama dan tidak
disengaja )
Tumor lobus frontal ; gangguan kepribadian, perubahan status
emosional dan tingkah laku, disintegrasi perilaku mental., pasien
sering menjadi ekstrim yang tidak teratur dan kurang merawat diri
Tumor sudut serebelopontin ; tinitus dan kelihatan vertigo, tuli
(gangguan saraf kedelapan), kesemutan dan rasa gatal pada wajah
dan lidah (saraf kelima), kelemahan atau paralisis (saraf kranial
keketujuh), abnormalitas fungsi motorik.
Tumor intrakranial bisa menimbulkan gangguan kepribadian,
konfusi, gangguan bicara dan gangguan gaya berjalan terutam
pada lansia. ( Brunner & Sudarth, 2003 ; 2170 )

Space Occupaying Process | 2


4. Patofisiologi (Modifikasi Bunner dan suddart, 2002)

Idiopatik

Tumor Otak

Space Occupying Process

Penekanan Jaringan Otak

Invasi Jaringan Nekrosis Jaringan Gangguan Saraf


Bertambahnya
Otak Otak Perifer
Massa
Neuromuscular

CT.Scan: Gangguan Suplay Penyerapan


Darah Kelemahan otot
Cairan Otak
Menyokong kaki yang
Tumor mendesak berkembang ke
ke lobus fronto Hipoksia Jaringan ekstremitas atas Obstruksi Vena
tempuro parietalis
sinistra di Otak

Kekuatan Tonus Oedema


Otot Otot
Lobus Frontal Lobus
Parietalis
Peningkatan TIK
Dx: Hambatan

Daya Ingat/ Mobilitas Fisik


Gangguan
Kepribadian Memory
dan Status
Dx: Nyeri Akut
Emosional

Penurunan Motivasi
Merawat Diri

Dx: Defisit Perawatan Diri

Space Occupaying Process | 3


5. Komplikasi
a. Gangguan fungsi neurologis.
Jika tumor otak menyebabkan fungsi otak mengalami gangguan pada
serebelum maka akan menyebabkan pusing, ataksia ( kehilangan
keseimbangan ) atau gaya berjalan yang sempoyongan dan
kecenderunan jatuh ke sisi yang lesu, otot-otot tidak terkoordinasi dan
ristagmus ( gerakan mata berirama tidak disengaja ) biasanya
menunjukkan gerakan horizontal
b. Gangguan kognitif.
Pada tumor otak akan menyebabkan fungsi otak mengalami gangguan
sehingga dampaknya kemampuan berfikir, memberikan rasional,
termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan
memerhatikan juga akan menurun.
c. Gangguan tidur & mood
Tumor otak bisa menyebabkan gangguan pada kelenjar pireal,
sehingga hormone melatonin menurun akibatnya akan terjadi resiko
sulit tidur, badan malas, depresi, dan penyakit melemahkan system
lain dalam tubuh.
d. Disfungsi seksual
Pada wanita mempunyai kelenjar hipofisis yang mensekresi kuantitas
prolaktin yang berlebihan dengan menimbulkan amenurrea atau
galaktorea (kelebihan atau aliran spontan susu )
Pada pria dengan prolaktinoma dapat muncul dengan impoteni dan
hipogonadisme.
Gejala pada seksualitas biasanya berdampak pada hubungan dan
perubahan tingkat kepuasan (Fransisca, 2012)

6. Pemeriksaan Penunjang
a. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur
investigasi awal ketika penderita menunjukkan gejala yang
progresif atau tanda-tanda penyakit otak yang difus atau fokal, atau
salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor.
Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses
lainnya. CT scan memberi informasi spesifik mengenai jumlah,
ukuran, kepadatan, jejas tumor dan meluasnya odema cerebral serta
memberi informasi tentang sistem vaskuler

Space Occupaying Process | 4


b. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu
metastasis yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun
multiple pada otak.
c. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker
tumor. Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada
pasien dengan massa di otak yang besar. Umumnya diagnosis
histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi,
sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-
proses infeksi (abses cerebri).
d. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang
dalam dan untuk memberikan dasar-dasar pengobatan dan
informasi prognosis.
e. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor
serebral.
f. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati
tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus
temporal pada waktu kejang. (Bunner dan Suddart, 2003)

7. Penatalaksanaan
a. Medis
Faktor faktor prognostik sebagai pertimbangan penatalaksanaan medis
Usia
General Health
Ukuran Tumor
Lokasi Tumor
Jenis Tumor
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam
penatalaksaannya, yaitu ;
1) Surgery
Terapi Pre-Surgery :
Merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor. Pembedahan
pada tumor otak bertujuan untuk melakukan dekompresi dengan
cara mereduksi efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa
serta memperoleh efek paliasi. Dengan pengambilan massa tumor
sebanyak mungkin diharapkan pula jaringan hipoksik akan terikut

Space Occupaying Process | 5


serta sehingga akan diperoleh efek radiasi yang optimal.
Diperolehnya banyak jaringan tumor akan memudahkan evaluasi
histopatologik, sehingga diagnosis patologi anatomi diharapkan
akan menjadi lebih sempurna. Namun pada tindakan pengangkatan
tumor jarang sekali menghilangkan gejala-gelaja yang ada pada
penderita.
2) Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam
penatalaksanaan proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah
membuktikan bahwa modalitas terapi pembedahan akan
memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan kombinasi
terapi dengan kemoterapi dan radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately
sensitive), sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian
dosis tinggi radiasi diharapkan dapat mengeradikasi semua sel
tumor. Namun demikian pemberian dosis ini dibatasi oleh toleransi
jaringan sehat disekitarnya. Semakin sedikit jaringan sehat yang
terkena maka makin tinggi dosis yang diberikan. Guna menyiasati
hal ini maka diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi
dengan tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada
tumor sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak.
Radioterapi juga digunakan dalam tata laksana beberapa tumor
jinak, misalnya adenoma hipofisis.
3) Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa
menggunakan satu atau dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan
dengan tujuan untuk membunuh sel tumor pada klien. Diberikan
secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt. Tindakan ini diberikan
dalam siklus, satu siklus terdiri dari treatment intensif dalam waktu
yang singkat, diikuti waktu istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua
sampai empat telah lengkap dilakukan, pasien dianjurkan untuk
istirahat dan dilihat apakah tumor berespon terhadap terapi yang
dilakukan ataukah tidak. (Barbara ,2002)
4) Diet
Pengobatan tumor otak tidak hanya memerlukan dokter yang
ahli dan obat yang mujarak tetapi juga makanan yang sehat.
Berikut beberapa kandungan makanan yang disarankan beserta
alasannya:

Space Occupaying Process | 6


Omega-3 yang dapat ditemukan di ikan (salmon, tuna dan
tenggiri) bermanfaat dalam menguransi resistensi tumor pada
terapi. Omega-3 juga membantu mempertahankan dan
menaikan daya tahan tubuh dalam menghadapi proses
pengobatan tumor otak seperti kemotrapi.
Omega-9 yang ada di minyak zaitun pun dapat meningkatkan
sistem kekebalan tubuh sekaligus mengurangi pembengkakan
dan menguransi sakit saat pengobatan tumor otak.
Serat dari roti gandum, sereal, buah segar, sayur dan suku
kacang-kacangan membantu Anda mengatur tingkat gula. Sel
kanker cenderung mengkonsumsi gula 10-15 kali lipat daripada
sel normal sehingga semakin meradang. Agar bisa mengatur
gula dengan baik, disarankan mengkonsumsi 4-5 porsi sayur dan
1-2 porsi buah segar. Selain mengatur kadar gula, serat dapat
menurunkan peluang sembelit.
Folic acid yang dikenal sebagai vitamin B9 atau Bc bisa
mencegah menyebarnya sehinga bisa membantu pengobatan
tumor otak atau bagian lainnya. Vitamin B9 dapat ditemukan di
sayuran dengan daun hijau tua (bayam, asparagus dan daun
selada), kacang polong, kuning telur dan biji bunga matahari.
Antioksidan memang dikenal sebagai salah satu senjata untuk
membantu pengobatan tumor otak. Antioksidan dapat di
temukan di keluarga beri (strawberi, rasberi dan blueberi),
anggur, tomat, brokoli, jeruk, persik, apricot, bawang putih,
gandum, telur, ayam, kedelai dan ikan.
Makanan yang harus dihindari penderita kanker dan tumor otak
adalah Gula dan karbohindrat harus dihindari karena mereka
merupakan makanan utama sel kanker. Pada saat pengobatan
brain tumor and cancer, sel-sel kanker yang ada di dalam tubuh
akan mengkonsumsi 10-15 kali lipat gula. Gula yang
dikonsumsi akan menjadi energy para sel kanker yang
mempercepat perkembangan mereka. (Fransisca, 2012)

B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORI


1. Pengkajian ( Doenges, 2000)
a. Data dasar ; nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, alamat,
golongan darah, penghasilan
b. Riwayat kesehatan ; apakah klien pernah terpajan zat zat kimia
tertentu, riwayat tumor pada keluarga, penyakit yang mendahului

Space Occupaying Process | 7


seperti sklerosis TB dan penyakit neurofibromatosis, kapan gejala
mulai timbul
c. Aktivitas / istirahat, Gejala : kelemahan / keletihan, kaku, hilang
keseimbangan. Tanda : perubahan kesadaran, letargi, hemiparese,
quadriplegi, ataksia, masalah dalam keseimbangan, perubaan pola
istirahat, adanya faktor faktor yang mempengaruhi tidur seperti
nyeri, cemas, keterbatasan dalam hobi dan dan latihan
d. Sirkulasi, gejala : nyeri kepala pada saat beraktivitas. Kebiasaan :
perubahan pada tekanan darah atau normal, perubahan frekuensi
jantung.
e. Integritas Ego, Gejal : faktor stres, perubahan tingkah laku atau
kepribadian, Tanda : cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi,
bingung, depresi dan impulsif.
f. Eliminasi : Inkontinensia kandung kemih/ usus mengalami
gangguan fungsi.
g. makanan / cairan , Gejala : mual, muntah proyektil dan mengalami
perubahan selera. Tanda : muntah ( mungkin proyektil ), gangguan
menelan ( batuk, air liur keluar, disfagia )
h. Neurosensori, Gejala : Amnesia, vertigo, synkop, tinitus,
kehilangan pendengaran, tingling dan baal pad aekstremitas,
gangguan pengecapan dan penghidu. Tanda : perubahan kesadaran
sampai koma, perubahan status mental, perubahan pupil, deviasi
pada mata ketidakmampuan mengikuti, kehilangan penginderaan,
wajah tidak simetris, genggaman lemah tidak seimbang, reflek
tendon dalam lemah, apraxia, hemiparese, quadriplegi, kejang,
sensitiv terhadap gerakan
i. Nyeri / Kenyamanan, Gejala : nyeri kepala dengan intensitas yang
berbeda dan biasanya lama. Tanda : wajah menyeringai, respon
menarik dri rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, tidak bisa
istirahat / tidur.
j. Pernapasan, Tanda : perubahan pola napas, irama napas meningkat,
dispnea, potensial obstruksi.
k. Hormonal : Amenorhea, rambut rontok, dabetes insipidus.
l. Sistem Motorik : scaning speech, hiperekstensi sendi, kelemahan
m. keamanan , Gejala : pemajanan bahan kimia toksisk, karsinogen,
pemajanan sinar matahari berlebihan. Tanda : demam, ruam kulit,
ulserasi
n. seksualitas, gejala: masalah pada seksual ( dampak pada
hubungan, perubahan tingkat kepuasan )

Space Occupaying Process | 8


o. 15. Interaksi sosial : ketidakadekuatan sitem pendukung, riwayat
perkawinan ( kepuasan rumah tangga, dudkungan ), fungsi
peran.

2. Diagnosa Keperawatan Pre Op (Wilkinson, 2012)


a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan / pertumbuhan sel-sel
kanker
b. Nyeri kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel
kanker pada otak/mendesak otak.
c. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan
pergerakan dan kelemahan.
d. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan
sirkulasi serebral.
e. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan,
perubahan peran, perubahan citra diri
f. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit
berhubungan dengan kurangnya informasi
g. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan

3. Rencana Keperawatan Pre-Operasi (Wilkinson, 2012)


Dp 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan
keperawatan
Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Rencana Tindakan:
Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi
selanjutnya
Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan
untuk mengurangi nyeri
Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
R/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
R/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri

Dp 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan.

Space Occupaying Process | 9


Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan
keperawatan
Hasil yang diharapkan:
Nutrisi klien terpenuhi
Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :
Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
Kaji kebiasaan makan klien.
R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan
nafsu makan klien.
Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan
mengurangi mual.
Timbang berat badan bila memungkinkan.
R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut
dalam lemak

Dp 3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan


pergerakan dan kelemahan.
Tujuan : Gangguan mobilitas fisik teratasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan
Kriteria Hasil :
Pasien mendemonstrasikan tehnik / prilaku yang memungkinkan
dilakukannya kembali aktifitas.
Rencana tindakan :
Kaji derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala
ketergantungan ( 0-4 )
R / : seseorang dalam semua kategori sama-sama mempunyai
resiko kecelakaan.
Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan
karena tekanan.
R / : Perubahan posisi yang teratur meningkatkan sirkulasi pada
seluruh tubuh.
Bantu untuk melakukan rentang gerak
R / : Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi
Tingkatkan aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri
sesuai kemampuan

Space Occupaying Process | 10


R / : Proeses penyembuhan yang lambat sering kali menyertai
trauma kepala, keterlibatan pasien dalam perencanaan dan
keberhasilan.
Berikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab.
o R / : Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit

Dp 4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan


kerusakan sirkulasi serebral.
Tujuan : Klien dapat membuat metode komunikasi dimana kebutuhan
dapat di ekspresikan
Kriteria Hasil :
- Mengindikasikan pemahaman tentang masalah komunikasi
- Membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat
diekspresikan
- Menggunakan sumber-sumber dengan tepat
Intervensi :
Kaji tipe/derajat disfungsi seperti pasien tidak tampak memahami
kata atau mangalami kesulitan berbicara atau membuat pengertian
sendiri
R/ : Membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan serebral
yang terjadi dan kesulitan pasien dalam bebrapa atau seluruh tahap
proses komunikasi.
Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik
R/ : Pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk memantau
ucapn yang keluar dan tidak menyadari bahwa komunikasi yang
diucapkan tidak nyata.
Minta pasien untuk mengikuti perintah sederhana
R/ : menilai adanya kerusakan motorik
Katakan secara langsung pada pasien, bicara perlahan dan tenang
R/ : menurunkan kebingungan/ansietas selama proses komunikasi
dan respon pada informasi yang lebih banyak pada satu waktu
tertentu.

DP 5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan,


perubahan peran, perubahan citra diri.
Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan
Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
Intervensi:

Space Occupaying Process | 11


Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan
penanganannya.
R/: Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.
Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.
R/: Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.
Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan
perawatan di rumah.
R/ : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi
di rumah.
Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.
R/: Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses
adaptasi.

DP 6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit


berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah mengenai kondisi dan
penanganan penyakit setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Pasien mengerti penyebab ginjal dan komplikasinya.
Rencana Keperawatan :
Kaji pemahaman pasien, keluarga mengenai penyebab gagal ginjal
dan penanganannya.
R / : Instruksi dasar untuk penyuluhan lebih lanjut.
Jelaskan fungsi renal dan konsekuensinya sesuai dengan tingkat
pemahaman klien.
R / : Menambah pengetahuan pasien.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara memahami
perubahan akibat penyakit.
R / : Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus
berubah.

Dp 7. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan


Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan
keperawatan
Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang
Rencana Tindakan:
Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
R/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi
kecemasan pasien
Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan
ketakutannya

Space Occupaying Process | 12


R/ untuk mengurangi kecemasan
Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang
diagnosa medik
R/ memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi
yang tepat
Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan
perasaan
R/ dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima
kenyataan penyakit dan pengobatan

Space Occupaying Process | 13

Anda mungkin juga menyukai