Pel Satpam
Pel Satpam
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keamanan merupakan kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan
kebutuhan fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama
hidupnya, sebab dengan terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat
berkarya dengan optimal dalam hidupnya. Mencari lingkungan yang betul-
betul aman memang sulit, maka konsekuensinya promosi keamanan berupa
kesadaran dan penjagaan adalah hal yang penting. Ilmu keperawatan sebagai
ilmu yang berfokus pada manusia dan kebutuhan dasarnya memiliki tanggung
jawab dalam mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera sebagaimana
merawat klien yang telah cedera tidak hanya di lingkungan rumah sakit tapi
juga di rumah, tempat kerja, dan komunitas. Perawat harus peka terhadap apa
yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi klien sebagai
individu ataupun klien dalam kelompok keluarga atau komunitas.
Secara umum keamanan (safety) adalah status seseorang dalam keadaan
aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik,
emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagalan,
kerusakan, kecelakaan, atau berbagai keadaan yang tidak diinginkan. Menurut
Craven keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit dan cedera tetapi juga
membuat individu merasa aman dalam aktifitasnya. Keamanan dapat
mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan umum.
Di lingkungan rumah sakit konsep keamanan ini selalu di terapkan demi
menciptakan dan memelihara situasi aman, nyaman , baik untuk pegawainya
maupun pasien.
B. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan pendoman pelayanan unit satuan pengamanan dalam rangka
memenuhi pelayanan keamanan yang kondusif
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup satuan pengamanan RSK. Bhakti Wara meliputi :
1. Keamanan Diri Sendiri
1
Keamanan ini berhubungan dengan bagai mana seorang anggota satpam
untuk bisa melindungi dirinya dari keamanan yang mungkin terjadi ketika
melakukan tugas keamanan, misal keamanan terhadap terjadinya
kemungkinan terjadinya tindakan kriminal di lingkungan RSK. Bhakti
Wara.
2. keamanan Pasien dan keluarganya
Keamanan ini berhubungan dengan bagaimana Rumah sakit sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan memberikan keamanan terhadap pasien dan
keluarganya ketika di Rumah sakit .
Bentuk keamanan biasanya berhubungan dengan pasien diantaranya
tentang keamanan dan keselamatan ketika menjaga keluarganya. yang
bertujuan untuk memberikan rasa aman dan keyakinan terhadap pelayanan
keamanan Rumah sakit.
Berupa penyediaan fasilitas standar pelayanan kesehatan di Rumah sakit ,
mulai dari sarana, prasarana, perawat, dan dokter pelaksana.
3. Keamanan Dilingkungan sekitar rumah sakit
Keamanan ini berhubungan dengan menciptakan suasana aman di
lingkungan sekitar rumah sakit baik dari kebisingan ataupun keamanan
dari pihak luar rumah sakit yang mungkin bisa menyebabkan pasien
merasa terganggu. untuk itu manajemen keamanan lingkungan di rumah
sakit selalu memperhatikan resiko ini demi terciptanya keamanan dari
lingkungan sekitar rumah sakit.
D. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional dari pedoman pelayanan satuan pengamanan RSK.
Bhakti Wara Pangkalpinang antara lain :
1. Pedoman disusun menurut undang-undang peraturan, pedomanan
kebjaksanaan yang berlaku.
2. Isi pedoman disesuaikan dengan kemampuan Rumah Sakit.
3. Pedoman diberlakukan dilingkungan RSK. Bhakti Wara Pangkalpinang.
2
4. Semua anggota satuan pengamanan yang memberikan pelayanan
keamanan secara langsung maupun tidak langsung harus pedoman
kepada buku pedoman ini.
5. Dapat dilakukan perubahan pada buku pedoman apabila diperlukan
dikemudian hari.
E. LANDASAN HUKUM.
Satuan Pengamanan atau yang biasa disingkat dengan SATPAM merupakan
salah satu implementasi satuan pengamanan di Indonesia. Penyelenggaraan
pengamanan formal yang dilakukan oleh warga sipil satpam dalam
konsepnya merupakan salah satu bentuk dari pengamanan swakarsa, Satpam
dalam pelaksanaan tugasnya dilindungi secara hukum melalui peraturan
Kepala Kepolisian Repbulik Indonesia ataupun Surat Keputusan KAPOLRI
(skep KAPOLRI) adapun peraturan-peraturan atau surat keputusan dari
KAPOLRI yang mengatur tentang SATPAM adalah sebagai berikut :
1. Peraturan KAPOLRI Nomor : Pol. 24 tahun 2007 tentang sistem
pengamanan manajemen Perushaan atau Instansi Pemerintah.
2. Peraturan KAPOLRI Nomor: Pol. 18 tahun 2006 tentang pelatihan dan
kurikulum satuan pengamanan.
3. Peraturan KAPOLRI Nomor Pol. 17 tahun 2006 tentang pedoman
pembinaan Badan Usaha Jasa Pengamanan dan Penyelamatan.
4. Surat Keputusan KAPOLRI NoPol : Skep/1021/XII/2002 tentang
nomor registrasi dan KTA Satpam.
5. Surat Keputusan KAPOLRI No.Pol : Skep/1019/XII/2002 tentang
pakaian seragam satuan-satuan pengamanan.
6. Surat Keputusan KAPOLRI No.Pol : Skep/302/III/1993 tentang tanda
kualifikasi pendidikan anggota Satpam.
7. Surat Keputusan bersama MENAKER Nomor : Kep.275/Men/1989 dan
KAPOLRI No.Pol : Skep/04/V/1989 tentang pengaturan jam kerja, shift
dan jam istirahat serta pembinaan tenaga kerja satuan pengamanan.
Oleh karena itu dalam penyelenggaraan satuan pengamanan diwilayah
Republik Indonesia harus mentaati aturan aturan yang ada tersebut.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KLASIFIKASI SDM.
1. Kemampuan/kompetensi anggota Satpam meliputi :
a. Kepolisian terbatas;
b. Keselamatan dan keamanan lingkungan kerja;
c. Pelatihan/khusus spesialisasi dibidang Industrial Security.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN.
1. Kemampuan distribusi ketenagaan satuan pengamanan adalah :
a. Gada Pratama untuk kemampuan dasar;
b. Gada Madya untuk kemampuan menengah; dan
c. Gada Utama untuk kemampuan manajerial.
2. Kemampuan distribusi ketenagaan kerja satuan pengamanan lingkungan
kerja diperoleh melalui pelatihan in house training pada tempat dimana
anggota Satpam bertugas.
C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jadwal jaga anggota satuan pengamanan RSK. Bhakti wara
Pangkalpinang sebagai berikut :
1. Shift pagi : jam. 07:00 Wib s.d. 14:00 Wib
2. Shift sore : jam. 14:00 Wib s.d. 21:00 Wib
3. Shift malam : jam. 21:00 Wib s.d. 07:00 Wib
4
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
INFORMASI
PARKIR PARKIR
MOTOR MOTOR PARKIR
MOBIL DOKTER
JLN. SOLIHIN GP
5
B. STANDAR FASILITAS
Pos Satuan Pengamanan yang ideal itu harus memiliki : ruang jaga, ruang
tamu dan ruang istirahat di Pos.
Pos Satpam yang seharusnya itu adalah pos satpam yang mempunyai alat-
alat atau fasilitas satpam itu sendiri seperti : senter, tongkat Polri, metal
detector, amano kontrol, alarm, jadwal piket, borgol, alat komunikasi.
6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Setelah pemahaman dan hati kita siap untuk melaksanakan pengamanan
sekarang kita akan mempersiapkan sikap positive untuk melaksanakan pelayanan
bagi anggota satuan pengamanan. Sikap positive ini terdiri dari :
1. Penamilan satpam yang benar
2. Sikap tubuh yang baik
a. Sikap berjalan
b. Sikap duduk
c. Sikap mengarahkan atau menunjuk
d. Sikap mendengarkan
e. Sikap memandang
f. Sikap menegur
g. Bahasa tubuh
h. Senyum, sapa, salam
i. Sigap atau respon
3. Cara berbicara yang baik :
a. Pemilihan kata
b. Arikulasi
c. Nada bicara
d. Mimik muka
4. Bersikap adil terhadap pelanggan dan sikap positif dari seseorang satpam
mencerminkan pemahaman dan hasratnya, didalam melaksanakan fungsi
pelayanan, sikap yang positif tidak akan muncul apabila anggota satpam
tersebut tidak bangga dan memiliki kecintaan terhadap profesinya, (ingat
hal-hal positif akan melahirkan sikap yang positif, hal-hal negatif akan
memunculkan sikap yang negatif pula). Penampilan satpam yang benar
mengapa penampilan (performan) sangat penting artinya bagi seorang
anggota satpam? Karena kita dinilai orang pertama kalinya berdasarkan
penampilan kita, anggaplah kita akan belanja membeli 1 kg buah mangga,
ketika kita berdiri di depan tumpukan buah mangga, apa yang kita lakukan ?
Pertama kali kita memilih mangga berdasarkan tampilan visualnya, kita
7
memilih berdasarkan bentuk dan warnanya, setelah itu baru kita cium
wanginya dan memeriksa kematangannya dengan cara dipijit pijit, setelah
terpilih maka buah mangga tersebut dibeli dan dibungkus tanpa kita tahu
rasanya manis atau asam. Itu pula yang terjadi dengan anggota satpam,
kalau anda sebagai anggota satpam ingin terpilih ditempatkan yang lebih
baik , ingin naik jabatan danru atau kepala satpam. Yang pertama kali yang
harus dilakukan adalah memperbaiki dan meiningkatkan penampilan yang
baik juga akan meiningkatkan citra seorang anggota satpam, kalau anda
ingin dianggap sebagai anggota satpam yang baik , cekatan, berkopentensi
dan bertanggung jawab, maka (sekali lagi) yang pertama kali yang harus
dilakukan adalah memperbaiki dan meningkatkan penampilan, mengapa
demikian ? karena orang dinilai baik atau buruk pertama kali dinilai
berdasarkan penampilan orang tersebut, itulah uang yang disebut dengan
persepsi, pada saat seseorang untuk pertama kalinya melihat orang lain,
maka dipikirannya timbul persepsi (persepsi adalah penilaian seseorang
terhadap orang lain berdasarkan kesan yang pertdama didapatnya) baik atau
buruknya persepsi ini tergantung pada kesan pertama, untuk itulah seorang
anggota satpam harus bisa membuat kesan pertama yang baik agar orang
menilai diri kita menjadi baik juga.
Bagaimana penampilan anggot satpam yang baik ? ini dimulai dari :
1. Rambut pendek dan rapi (tidak berjambul, bergaya mohai, punk, emo,
dan sebagainya ) usahakan menggunakan minyak rambut agar rambut
kelihatan basah dan wajah kelihatan segar.
2. Tidak berjambang, berkumis dan berjenggot, jambang dan berjenggot
akan menimbulkan kesan yang tidak rapi, dari pada memelihara kumis,
kumis dicukur habis agar kelihatan lebih rapi dan berwibawa.
3. Selalu menggosok gigi setelah makan agar sisa makanan tidak terselip di
gigi dan nafas menjadi harum.
4. Kuku tangan dipotong pendek dan rapi.
5. Pada saat bertugas, yang boleh dikenakan hanyalah jam tangan dan
cincin kawin polos (cincin batu akik, gelang akar bahar dan kalung tag
agar di tinggalkan)
8
6. Baju PDH diganti baru setiap akan bertugas agar kerah baju tidak kotor
dan kumal. (minimal harus punya 3 stel baju PDH, celana PDH boleh 2
stel)
7. Menggunakan kaos putih atau kaos singlet untuk seragam PDH dan kaos
warna biru tua (dongker) untuk seragam PDL, (kaos harus polos tidak
boleh bergambar).
8. Seragam diseterika dengan rapi
9. Baju safari
10.Menggunakan atribut seragam dan koperlap dengan rapi
11.Menggunakan ikat pinggang
12.Kopel rim di braso agar mengkilap
13.Menggunakan kaos kaki warna hitam atau biru tua dan polos tidak
bercorak
14.Sepatu PDH/PDL disemir agar mengkilap dan bersih
Sikap tubuh yang baik ;
Setelah memperbaiki penampilan, maka seharusnya yang harus kita perbaiki
adalah sikap tubuh kita, jangan sampai penampilan sudah gagah tapi sikap tubuh
melambai.
Memperbaiki sikap tubuh dimulai dari :
1. Sikap berjalan
Berjalanlah dengan badan yang tegak (tegak ini berarti bahu ditarik, dada
dikembangkan) kepala tidak menunduk, pandangan lurus kedepan, tangan
diayunkan pada saat melangkah, kepalan tangan mengepal, apabila
membawa barang simpan barang tersebut di tangan kiri supaya kita bisa
sigap menghormat apabila ketemu dengan atasan, berjalanlah dengan sedikit
cepat, tapak sepatu tidak boleh bergesekan dengan lantasi (jangan
melangkah kaki diseret)
2. Sikap duduk
Duduklah dengan tegak, punggung lurus, jangan bersandar, kedua tangan
diatas meja atau diatas paha, pandangan mata lurus kedepan mengawasi
sekitar, dilarang menggunakan HP. Membaca koran, mengisi TTS, makan
minum dan merokok di meja satpam. Pada awalnya duduk dengan tegak
9
membuat punggung kita merasa pegal, tapi lama-kelamaan kita akan
terbiasa juga duduk dengan punggung yang lurus
3. Sikap mengarah/menunjuk.
Selalu mengarahkan dengan telapak tangan kanan yang terbuka, apabila titik
tujuan jauh, di ikuti dengan pandangan mata, dilarang menunjuk dengan
menggunakan jari tangan atau jempol, telunjuk, dll. Atau dengan anggukan
kepala, dan lain-lain, beri arahan dengan jelas dan singkat pada saat
mengarahkan atau menunjuk suatu tempat,
4. Sikap mendengarkan.
Pada saat mendengarkan orang lain berbicara kepada kita, dengarkan dengan
sungguh-sungguh, condongkan badan sedikit kearah orang yang berbicara
sebagai tanda bahwa kita bersungguh-sungguh mendengarkan, jangan
memotong pembicaraan orang apabila dengan mencela walaupun mungkin
dikatakannya salah, dengarkanlah dahulu, apabila sudah selesai barulah kita
berbicara apabila ada yang harus kita sampaikan, ketika atasan atau nasabah
berbicara dengan kita untuk memberikan arahan/masukan/komplin/pesan,
usahakan untuk dicatat, anggota satpam selalu menyediakan pulpen dan
kertas disaku untuk keadaan seperti itu, jangan pernah menulis di telapak
tangan atau di kertas bekas pembungkus rokok.
5. Sikap memandang.
Jangan salah dalam memandang orang lain, alihkan perkataan untuk
membuat kontak yang lebih intim malah jadinya kita dianggap sebagai orang
yang kurang ajar, hati-hati berbicara membuat kontak mata, karena mata
adalah jendela jiwa, mata bisa menunjukkan hasrat yang tersembunyi, mata
bisa menunjukkan kekurangan pedean, mata juga bisa memancarkan
kekuatan batin, jangan sampai kita melakukan kontak mata, malah kita
sendiri sebagai petugas keamanan menundukkan mata karena kalah wibawa,
jadi ketitik mana kita pusatkan pandangan kita memandang wajah orang
lain? Fokuskan lah pandangan kita kesuatu titik ke dahi antara kedua alis
sehingga kita terlihat memandang dengan sopan tapi tanpa terganggu tatapan
mata, bibir kesexian orang tersebut (prinsipnya sama dengan kaca mata kuda
supaya kita bisa konsentrasi dan tidak jelatan kemana-mana).
10
6. Sikap menegur.
Apa yang salah ketika seorang anggota satpam menegur seseorang yang
melanggar peraturan atau berlaku tidak tertib, orang tersebut tidak
mengindahkannya bahkan tidak peduli dengan teguran satpam? Apakah
karena orang yang ditegurkannya memang orang yang begal? Atau cara
menegurkannya tidak tepat? Berapa banyak kejadian ada yang berbalik
marah dan komplin karena anggota satpam menegurkannya, berapa banyak
teman kita sesama anggota satpam yang mengeluh pada saat harus
menegakkan peraturan menghadapi situasi dikerasi salah tidak dikerasi
salah? Banyak bukan? Jika apa jalan keluarnya? Apapun pelaksanaan
tugasnya, mau itu menegur untuk menertibkan, menegakkan peraturan atau
mengingatkan agar mengikuti peraturan, semuanya tergantung pada cara
melaksanakannya. Bagaimana cara melaksanakan peneguran yang benar?
Cara yang benar adalah dengan memperhatikan beberapa hal seperti
dibawah ini :
a. Berperasangka baik
Ketika orang melanggar aturan dan tata tertib ? bisa jadi karena
memang dia tidak tahu, namanya juga tamu yang datang, siap tahu
memang orang tersebut benar-benar tidak tahu peraturan yang berlaku
ditempat kita bertugas. Tidak perlu pasang muka galak cukup beri
tahu saja dengan sopan santun.
b. Empati.
Pada pelayanan bagian I kita sudah membahas apa arti dari empati,
yaitu kemampuan menciptakan keinginan untuk menolong,
mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui
apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis atara
diri dan orang lain, pernah dengan ada oknum satpam disebuah rumah
sakit terlibat perkelahian, pemukulan dengan keluarga pasien? Kalau
kita memiliki rasa empati kejadian seperti itu tidak akan terjadi karena
kita bisa memahami bagaimana rasanya seseorang yang memiliki
keluarga yang sedang terbaring sakit di rumah sakit, sedih, bingung,
11
galau, resah bukan? (kata orang istilahnya gegana, gelisah, galau,
merana).
12
BAB V
LOGISTIK
Pengelolaan pembekalan logistik di satuan pengamanan RSK. Bhakti Wara
Pangkalpinang dikelola secara efektif dan efisien guna menunjang mutu pelayanan.
Pembekalan logistik itu berupa bahan habis pakai yaitu alat tulis kantor dan rumah
tangga dalam pengelolaannya, pembekalan logistik ini di dukung beberapa alur.
Alur permintaan barang Atk satuan pengamanan kebagian gudang umum adalah
sebagai berikut :
1. Petugas satuan pengamanan mengisi permintaan atk dan art dengan
persetujuan dari penanggung jawab koordinator satuan pengamanan.
2. Petugas satuan pengamanan menyerahkan buku permintaan yang telah
disetujui kepetugas rumah tangga, kemudian petugas merekap permintaan
barang dan menyiapkan barang yang diminta.
3. Petugas satpam mengambil barang yang diminta, kemudian dicatat tanggal
datang dan stock barang yang ada.
4. Barang yang diminta dimasukkan ke lemari satpam dan dikeluarkan sesuai
13
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian ;
Kesematan pasien dirumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman, yang meliputi asesmen resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindakan
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian
yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, kejadian tidak
diharapkan, kejadian nyaris cidera, kejadian tidak cidera dan kejadian
potensi cidera.
Kejadian tidak diharapkan (KTD) insiden yang mengakibatkan cidera pada
pasien. Kejadian nyaris cidera (KNC) terjadinyan insiden yang belum
sampai terpapar ke pasien. Kejadian tidak cidera (KTC) insiden yang sudah
terkapar ke pasien tetapi tidak timbul cidera. Kondisi potensial cidera (KPC)
kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cidera, tetapi belum
terjadi insiden..
Kejadian sentinel KTD yang mengakibatkan kematian atau cidera yang
serius. Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah suatu sistem untuk
mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien. Analisis dan solusi
untuk pembelajaran
B. Tujuan .
Tujuan dari program keselamatan pasien adalah ;
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian :
Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap
manusia maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, bengkel,
tempat bekerja dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung
sejalan dengan kemajuan teknologi, maka permasalahan keselamatan kerja
menjadi salah satu aspek yang sangat penting meningat resiko bahaya dalam
penerapan teknologi juga semakin kompleks keselamatan kerja merupakan
tanggung jawab semua orang baik yang terlibat langsung dalam pekerjaan
dan juga masyarakat produsen dan konsumen pemakai teknologi pada
umumnya. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat kita termasuk
pekerja sepeda motor, kurang memperhatikan keselamatan kerja.
B. Tujuan :
Tujuan dari pelaksanaan keselamatan kerja adalah melindungi keselamatan
pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan
untuk meningkatkan produktifitas nasional dan untuk meningkatkan
egisiensi kerja dan mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Analisa pekerjaan dalam ruang lingkup keselamatan kerja dilakukan untuk
mengidentifikasi bahaya yang berkaitan dengan pekerjaan atau suatu tugas,
misalnya bahaya dalam suatu aktigitas seorang satpam yang bertugas
menjaga keamanan dan aset perusahaan dan lainnya. Pada dasarnya
berbagai teknik atau metode indentifikasi bahaya tersebut ditujukan untuk
aspek manusia, proses, peralatan dan prosedur untuk mengindentifikasi dan
menilai resiko yang dapat dilaksanakan dengan teknik tertentu dengan 4
aspek :
a. Aspek manusia.
Identifikasi bahaya yang berkaitan dengan manusia dapat dilakukan
dengan teknik Job Safety Analisys (JKA) atau task rist analisys. Kita
15
mungkin sudah mengetahui bahwa pekerjaan sebagai tenaga keamanan
adalah pekerjaan yang berat serta berisiko, pekerjaan sebagai tenaga
keamanan berarti karena harus bekerja secara optimal walaupun
pekerjaan dilakukan pada saat malam hari serta beresiko karena harus
menjaga dan menjamin keselamatan orang serta harga milik dari orang
yang dijaga keselamatannya karena berat dan beresiko yang akan dialami
saat bekerja sebagai tenaga keamanan maka tidak hanya harus memiliki
keterampilan dalam melakukan tindakan yang cepat dan tepat, akan
tetapi juga memerlukan perlengkapan dan peralatan untuk mendukung
pelaksanaan tugas.
b. Proses.
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga/tiba-tiba yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta
benda atau terganggunya produksi/pelayanan. Hazard adalah sumber
bahaya potensial yang dapat menyebabkan kerusakan, hazard dapat
berupa bahan kimia, bagian-bagian mesin, bentuk energi, metode kerja
atau situasi kerja, hazards secara fisik antara lain kimia, elektrik,
mekanik, biologi,physiologidan ergonomic oleh karena itu satpam
sebagai tenaga pengamanan perlu melindungi berbagai kegiatan yang
menyangkut pekerjaan, pelaksanaan keselamatan kerja dilingkungan
pekerjaan harus mendapatkan perhatian, pengaturan dan pengawasan
yang menjadi tanggung jawab instansi, dalam hal ini satpam sebagai
kepanjangan tangan instansi untuk melakukan penertiban agar kegiataan
keselamatan kerja berjalan sebagaimana mestinya.
c. Peralatan.
Usaha untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani
bagi tenaga keamanan sudah di implementasikan melalui kebutuhan
perlengkapan kerja di lapangan (kaporlap) dan itu dibanyak diberlakukan
diperusahaan jasa pengamanan alat keselamatan ada berbagai jenis dan
fungsi yang dapat dikategorikan mulai dari alat pelindung dari kepala,
muka, mata, pernapasan, pendengaran, badan, tangan, kata hingga
kondisi jatuh dan tenggelam. Alat perlindungan dari (APD) adalah
16
peralatan yang harus disediakan oleh instansi pengusaha untuk setiap
pekerjaannya (karyawan) alat pelindung diri merupakan peralatan
keselamatan yang harus digunakan oleh tenaga kerja apabila berada
dalam lingkungan kerja yang berbahaya, tujuan dari penggunaan alat
pelindung diri (APD) adalah untuk melindungi tenaga kerja dan resiko
cedera dengan menciptakan penghalang dari bahaya , ditempat kerja, alat
pelindung diri (APD), tidak untuk administrasi atau praktek kerja yang
baik berdasarkan biossafety
19
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
21
BAB IX
PENUTUP
Kesimpulan
Konsep keamanan di lingkungan rumah sakit adalah ide pemikiran satuan
pengamanan dalan pelayanan keamanan, untuk menciptakan dan memelihara
keamanan , kenyamanan baik bagi pasien maupun bagi pelaksana pelayanan
keamanan yang meliputi semua aspek bio,psiko,sosio,dan spiritual.
Konsep Pelayanan keamanan ini bertujuan untuk mengukuhkan stabilitas kinerja
rumah sakit dalam upaya pemeliharan dan pemberian pelayanan yang menyeluruh.
Kebutuhan akan rasa aman, merupakan kebutuhan mendasar manusia. Kebutuhan
ini dikategorikan sebagai kebutuhan pokok karena adanya kondisi yang aman
bebas dari bahaya yang mengancam hidupnya dan adanya jaminan akan masa
depan hidupnya - menjadi salah satu factor yang menjamin keberadaan atau
eksistensi dan kelangsungan hidup manusia.
22