Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Dampak Risiko Kontrak Kerja Terhadap Risiko Audit yang Dapat Diterima
Risiko kontrak kerja (engagement risk) adalah risiko dimana auditor atau KAP akan
mendapatkan masalah setelah audit diselesaikan, meskipun laporan audit sudah benar. Sangat
penting bahwa auditor tidak menyetujui apakah risiko kontrak kerja harus dipertimbangkan
dalam perencanaan audit. Para pihak yang menentang dilakukannya modifikasi bukti dalam
risiko kontrak kerja berpendapat bahwa auditor tidak memberikan opininya untuk berbagai
tingkat keyakinan, sehingga tidak dapat memberikan keyakinan yang lebih tinggi atau lebih
rendah karena adanya risiko kontrak kerja. Para pendukung dilakukannya modifikasi
berpendapat bahwa sangat tepat bagi auditor untuk mengumpulkan bukti tambahan,
menugaskan staf yang lebih berpengalaman, dan menelaah audit lebih mendalam dalam
pengauditan dimana kemungkinan dampak kewajiban hukumnya tinggi atau adanya potensi
tindakan berlawanan lainnya yang mempengaruhi keberadaan auditor.
Umumnya, auditor menangani risiko dengan cara mengubah keluasan pengujian dan
jenis prosedur audit, termasuk menerapkan ketidakpastian dalam prosedur audit yang di
gunakan. Selain melakukna modifikasi bukti audit, terdapat dua cara lain dimana auditor
dapat mengubah auditnya untuk menangani risiko-risiko.
1. Kontrak kerja mungkin memerlukan lebih banyak staf yang berpengalaman
KAP harus menugaskan staf yang kompoten dalam semua kontrak kerja. Untuk klien
dengan risiko audit yang dapat diterima rendah, perhatian khusus sangat tepat di
berikan pada penugasan staf, dan pentingnya skeptisme profesional harus di tekankan.
2. Kontrak kerja harus ditelaah dengan hati-hati daripada biasanya
KAP harus yaki bahwa penelahan yang memadai atas arsip-arsip audit yang
mendokumentasikan perencanaan auditor, pengumpulan bukti dan pengumpulan bukti
dan kesimpulankesimpulan dan hal-hal dalam pengauditan.jika risiko audit yang dapat
diterima rendah, penelahan yang lebih meluas sering kali sangat diperlukan, termasuk
penelahan yang dilakukan oleh personel yang tidak di tugaskan dalam konrak kerja
tersebut. jika risiko salah saji material (gabungan antara risiko pengendalain dengan
risiko bawaan) adalah tinggi untuk beberapa akun, besar kemungkian menelahharus
meluangkan lebuh banyak waktu untuk meyakinkan bahwa bukti auditnya sudah tepat
dan sudah dievaluasi dengan benar.
B. Menghubungkan Salah Saji dan Risiko Yang Dapat Diterima dengan Tujuan Audit
Terkait Saldo
Meskipun merupakan suatu hal yang umum dalam praktiknya untuk mengukur risiko
bawaan dan risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit terkait saldo, namun tidak lain
untuk mengalokasikan materialitas ke dalam setiap tujuan tersebut. Auditor mampu untuk
menghubungkan sebagian besar risiko dengan tujuan-tujuan yang berbeda dan cukup mudah
untuk menentukan hubungan antara suatu risiko dengan satu atau dua tujuan.
Konsep materialitas dan risiko dalam audit sangat berkaitan erat dan tidak dapat
dipisahkan. Risiko merupakan ukuran atas ketidakpasian, sedangkan materialitas merupakan
ukuran besaran atau tinggi rendahnya. Bersama-sama keduanya mengukur jumlah
ketidakpastian dalam suatu besaran tertentu. Salah saji yang dapat ditolerir bukanlah bagian
dari model risiko audit, tapi kombinasi dari salah saji yang dapat diterima dan faktor-faktor
model risiko audit menentukan bukti audit terencana.
MENGEVALUASI HASIL
Setelah auditor melakukan perencanaan penugasan dan mengumpulkan bukti audit,
hasil-hasil audit dapat dinyatakan dalam sejumlah istilah dari versi evaluasi atas model risiko
audit. Model risiko audit untuk mengevaluasi hasil audit adalah sebagai berikut:
AcAR = IR x CR x AcDR
Dimana:
AcAR = Risiko audit yang dicapai (Achieved Audit Risk), adalah sebuah ukuran risiko
audit yang diambil auditor bahwa sebuah akun dalam laporan keuangan salah saji secara
material setelah auditor mengumpulkan bukti audit
IR = Risiko bawaan (Inherent Risk), adalah faktor risiko bawaan yang sama yang telah
dibahas dalam perencenaan kecuali telah direvisi sebagai hasil dari informasi baru
CR = Risiko pengendalian (Control Risk), adalah risiko pengendalian yang sama yang
telah dibahas kecuali telah direvisi selama audit
AcDR = Risiko penemuan yang dicapai (Achieved Detection Risk), adalah sebuah ukuran
dari risiko bahwa bukti audit untuk suatu segmen tidak mendeteksi salah saji melebihi jumlah
yang dapat diterima, jika salah saji tersebut ada. Auditor dapat mengurangi risiko deteksi
yang dicapai hanya dengan mengumpulkan bahan bukti.
Rumusan tersebut menunjukan bahwa terdapat tiga cara untuk mengurangi risiko
audit yang dicapai ke tingkat risiko yang dapat diterima:
1. Mengurangi risiko bawaan. Karena risiko bawaan dinilai oleh auditor berdasarkan
kondisi klien, penilaian ini diselesaikan selama perencanaan dan biasanya tidak
berubah kecuali fakta-fakta baru terbuka saat audit berjalan
2. Mengurangi risiko pengendalian. Risiko pengendalian yang dinilai, dipengaruhi
oleh pengendalian internal dari klien dan pengujian auditor terhadap pengendalian itu.
Auditor dapat mengurangi risiko pengendalian dengan melakukan uji pemgendalian
lebih luas jika klien memiliki pengendalian yang efektif
3. Mengurangi risiko deteksi dengan meningkatkan uji audit substantif. Auditor
mengurangi risiko deteksi yang dicapai dengan mengumpulkan bukti menggunakan
prosedur analitis, tes substantif dari transaksi dan tes dari rincian saldo.