PERTEMUAN KE 4

REMBESAN AIR DALAM TANAH

 Air tanah
Definisi: air yang terdapat di bawah permukaan
bumi
Sumber utama: air hujan
Air tanah berhubungan dengan: penurunan,
stabilitas pondasi, stabilitas lereng, dll
3 zona penting: zona jenuh air, zona kapiler, zona
jenuh sebagian
KONSEP ALIRAN MELALUI POROUS MEDIA

Latar Belakang:
Tanah merupakan material yang permeable karena adanya pori
dalam tanah yang memungkinkan air mengalir dalam tanah. Air
akan mengalir dalam tanah dari titik yang memiliki energi lebih
tinggi ke titik yang memiliki energi lebih rendah. Jumlah air yang
mengalir dalam tanah akibat rembesan ini perlu diketahui untuk
berbagai kondisi hidrolis.

Aplikasi konsep aliran melalui porous media:

-Masalah pemompaan air tanah dari konstruksi bawah tanah
- Analisis stabilitas earth dam
- Struktur penahan tanah yang mengalami gaya rembesan
Aliran Air Melalui Porous Media
Gambar memperlihatkan
aliran air dari titik A
menuju titik B.
Air tersebut tidak mengalir
mengikuti suatu garis lurus
dengan kecepatan yang
konstan, akan tetapi air
tersebut akan mengalir
berliku-liku seperti terlihat
pada gambar.
Pada persoalan geoteknik
air tersebut dapat
diasumsikan mengalir dari
A ke B mengikuti suatu
garis lurus dan dengan
kecepatan tertentu.
BEBERAPA RUMUS TERKAIT DENGAN
ALIRAN AIR DALAM TANAH
1. GRADIEN HIDROLIS (i)
PERSAMAAN BERNOULLI

h = hp + he + hv = konstan
dengan:
h = total head
hp = u/w = pressure head,
he = z = elevation head,
hv = v2/2g,
u = tekanan air pori,
z = elevasi dari suatu titik
terhadap suatu datum,
v = kecepatan pengaliran, dan
g = percepatan gravitasi
Gradien Hidrolik = h / L = h / L
PERSAMAAN
TOTAL HEAD
Persamaan total head:
u
h= +Z
w

pressure head elevation head

Kehilangan head (head loss) antara titik A dan B dihitung dengan rumus:
h = hA - hB

Gradien hidrolik:
i = h i = gradien hidrolik
L
L = panjang aliran yang mengalami kehilangan tinggi tekan
 CATATAN
Aliran rembesan hanya akan terjadi
bila:
Antara 2 titik yang ditinjau terjadi
beda/selisih Total Head; terjadi ht
Sebaliknya, bila Total Head antara 2 titik
sama (tidak terjadi selisih Total Head),
maka antara dua titik tersebut tidak terjadi
aliran rembesan.
Sepanjang garis aliran terjadi hidrolik
gradien, i = h/L, dimana L= panjang
garis aliran antara 2 titik yang ditinjau
 Lihat Gambar

- TINGGI AIR DIDALAM PEZOMETER :

PIEZOMETER LEVEL
- PRESSURE HEAD PADA TITIK A : TINGGI
AIR DALAM PIEZOMETER YANG DIPASANG
DI TITIK A.
- ELEVATION HEAD TITIK A = JARAK
VERTIKAL DARI TITIK A KE DATUM (BIDANG
HORIZONTAL YANG DIAMBIL SEBARANG)
Kasus h t = 0 , tidak ada aliran rembesan
Kasus h t 0 , ada aliran rembesan
 KEHILANGAN ENERGI ANTARA TITIK A
DAN TITIK B (LIHAT GAMBAR)

PA
ht ht ( A) ht ( B ) ht ( A) ZA
w

PB
ht ( B ) ZB
w
ATAU :

h t = i x L

i = GRADIEN HIDROLIS
L = PANJANG ALIRAN
 HUKUM BERNOULLI :

p V2
ht z ht = TOTAL HEAD
w 2g p
= PRESSURE HEAD
w
V2
= VELOCITY HEAD
2g
z = ELEVATION HEAD

HUKUM BERNOULLI UNTUK AIR MENGALIR DALAM TANAH

p
ht z
w
LIHAT GAMBAR :
- TINGGI AIR DIDALAM PEZOMETER : PIEZOMETER LEVEL
- PRESSURE HEAD PADA TITIK A : TINGGI AIR DALAM
PIEZOMETER YANG DIPASANG DI TITIK A.
 - ELEVATION HEAD TITIK A = JARAK VERTIKAL DARI TITIK
A KE DATUM (BIDANG HORIZONTAL YANG DIAMBIL
SEBARANG)

KEHILANGAN ENERGI ANTARA TITIK A DAN TITIK B (LIHAT

GAMBAR)

PA
h ht ( A) ht ( B ) ht ( A) ZA
w
PB
ht ( B ) ZB
w
ATAU :

Dh = i x L

i = GRADIEN HIDROLIS
L = PANJANG ALIRAN
2. HUKUM DARCY

Persamaan Darcy:

dengan:
v = kecepatan pengaliran
i = hydraulic gradient
k = koefisien permeabilitas (cm/detik)

h3 h 4 h3 h 4
Qk AkiA Q v A dengan v k ki
L L
 h

Sample Tanah

L
2. HUKUM DARCY (LANJUTAN).
KECEPATAN AIR (V) MENGALIR DALAM TANAH JENUH :

V=kxi
k = koefisien rembesan
i = gradien hidrolis

VOLUME AIR MENGALIR PER-SATUAN WAKTU/DEBIT

q=VxA
A = Luas penampang aliran

VOLUME AIR MENGALIR DALAM WAKTU TERTENTU t

Q=qxt
Q=VxAxt
Q=kxixaxt
PERHITUNGAN REMBESAN
MENGGUNAKAN FLOWNET

Aliran air terjadi akibat perbedaan total head

Aliran air (rembesan) akan terjadi dari titik dengan tinggi tekan
lebih tinggi ke titik dengan tinggi tekan yang lebih rendah
Flownet menggambarkan pola aliran air dalam tanah
3. KOEFISIEN REMBESAN (k)

PENENTUAN HARGA k

DI LABORATORIUM : a. CONSTAN HEAD TEST.

b. FALLING HEAD TEST.

DI LAPANGAN : a. PUMPING FROM WELL.

b. AUGER HOLE.

a. CONSTANT HEAD TEST

(LIHAT GAMBAR) BEDA HEAD (Dh) TETAP HARGA i
TETAP

Q=kiAt
Q
k
i At
 Measurement of permeability
inlet
constant head
device
load

H
Manometers
outlet

device for flow sample L

measurement
porous disk

Fig. 4 Constant Head Permeameter

b. FALLING HEAD TEST.
(LIHAT GAMBAR) BEDA HEAD (h) MAKIN MENGECIL HARGA
i MAKIN MENGECIL.
VOLUME AIR YANG HILANG DARI PIPA / BURRETE
= VOLUME AIR YANG MASUK KE SAMPEL.

h
k i A dt a dh i
L

A = LUAS PENAMPANG CONTOH TANAH ARAH ALIRAN

a = LUAS PENAMPANG PIPA
dt = LAMA WAKTU AIR MENGALIR
dh = PENURUNAN TINGGI AIR DALAM PIPA
h = BEDA HEAD
L = PANJANG ALIRAN AIR DALAM TANAH
= PANJANG CONTOH TANAH
ATAU :

aL dh aL h1
dt h t Ak ln h
Ak 2

aL h1
k 2.303 log
At h2
c. PUMPING FROM WELL
DILAPANGAN ADA 2 (DUA) JENIS AQUIFER :
UNCONFINED AQUIFER
CONFINED AQUIFER

1. UNCONFINED AQUIFER
(LIHAT GAMBAR)
dh
qkia i
dr
A2 r h A = TINGGI AIR TANAH

dh
q k . .2 r h
dr
dr 2k
h dh
r q
 2k
r1 h1
dr
r 2 r 2 h2 hdh

h1
1 2
ln r r1

2k
h
q
2
r2
h2

r1
2.303 q log
k r2
[h 2 h 2 ]
2. CONFINED AQUIFER
(LIHAT GAMBAR)
dh
qkia i
dr
A2 r h

H = TEBAL AQUIFER (TETAP)

dh
q k . .2 r H
dr
r1 h1
dr 2 k H
r 2 r h2 q dh
r1
q log
k r2
2.727 H (h1 h2 )
d. LUBANG AUGER

40 r y
k
L Y y t
20 2
r L

L = TINGGI MUKA AIR TANAH DIUKUR DARI DASAR

GALIAN.
r = JARI-JARI LUBANG AUGER.
Y = PENURUNAN MUKA AIR TANAH DALAM LUBANG
SETELAH DIPOMPA.
Y = KENAIKAN MUKA AIR TANAH DALAM LUBANG
SETELAH DIPOMPA.
t = WAKTU YANG DIPERLUKAN OLEH AIR TANAH
DALAM LUBANG UNTUK NAIK SETINGGI Y.
 PENENTUAN HARGA k SECARA EMPIRIS
- UNTUK PASIR UNFORM GRADED

k CD10
2
C = Konstanta = 1 s/d 15
D10 = UKURAN EFEKTIF (mm)

- PERSAMAAN KOZENY - CARMAN

e3
k
1 e e = ANGKA PORI
4. REMBESAN DIDALAM TANAH BERLAPIS.
ARAH AIR SEJAJAR DENGAN LAPISAN TANAH.
(LIHAT GAMBAR)
JUMLAH LAPISAN : n

- DEBIT AIR YANG LEWAT PENAMPANG TANAH = q

q = x 1 x H = V2 H (1)

ATAU :
q = (V1 x 1 x H1) + (V2 x 1 x H2) + (Vn x 1 x Hn)

= V1 . H1 + V2 . H2 + (Vn . Hn) .(2)

 Veq.H = keq x ieq V2 = k2 x i2
V1 = k1 x i1 Vn = kn x in ..(3)

SUBSTITUSI 3 KEDALAM 1 DAN 2

Veq.H = V1.H1 + V2.H2 + + Vn .Hn

(keq , ieq) H = (k1 . i1 ) H1 + (k2 . I2) H2+ .. +(kn . in) Hn ..(4)

UNTUK ALIRAN AIR II LAPISAN TANAH

ieq = i1 = i2 =.= in (5)

SUBSTITUSI 5 KEDALAM 4
1
keq (k1 H1 k2 H 2 .... k n H n )
H
GAMBAR
 ARAH ALIRAN TEGAK LURUS LAPISAN TANAH
(LIHAT GAMBAR)
JUMLAH LAPISAN = n

- UNTUK ARAH ALIRAN LAPISAN TANAH

Veq = V1 = V2 = .. = Vn ..(1)

h = h1 + h2 + . + hn ..(2)

h = Beda total head

h1 = Penurunan total head setelah lewat tanah tebal.
SEPERTI DIKETAHUI :

h H
Veq keq i keq h Veq .
H keq
h1 H1 .(3)
V1 k1i1 k1 h1 V1.
H1 k1
hn Hn
Vn k nin k n hn Vn .
Hn kn
- SUBSTITUSI 3 KE DALAM 1

h k1 k2 kn
keq k1 k2 ...... kn ..(4)
H H1 H2 Hn
- SUBSTITUSI 3 KE DALAM 2

H H1 H2 Hn
Veq V1 V2 ...... Vn ..(5)
keq k1 k2 kn

- SUBSTITUSI 1 KE DALAM 5

H H1 H 2 Hn
......
keq k1 k2 kn
 H
keq
H1 H 2 Hn
k k ...... k
1 2 n

H = H1 + H2 + + Hn
5. FLOW NET
(LIHAT GAMBAR)
- PERSAMAAN KONTINUITAS OLEH LAPLACE :
ASUMSI : INFLOW = OUTFLOW, ATAU :
JUMLAH AIR YANG MENGALIR MASUK KEDALAM SUATU
ELEMEN = JUMLAH AIR YANG MENGALIR KELUAR ELEMEN.

PERSAMAAN KONTINUITAS :
Vx Vz
0 (1)
x z
PERSAMAAN DARCY :
h
Vx k xix k x (2)
x
h
Vz k z iz k z
z
 SUBSTITUSI 2 KE 1

2h 2h .(3)
kx 2 kz 2 0
x z

- PERSAMAAN 3.
DAPAT DIGAMBARKAN SEBAGAI JARING-JARING YANG
TERDIRI DARI GARIS-GARIS YANG SALING TEGAK LURUS :

GARIS-GARIS ALIRAN (FLOW LINES) :

GARIS DIMANA PARTIKEL-PARTIKEL AIR MENGALIR DARI
BAGIAN YANG MEMPUNYAI ENERGI LEBIH TINGGI KE
BAGIAN YANG ENERGINYA LEBIH RENDAH.

GARIS-GARIS EKIPOTENSIAL (EQUIPOTENTIAL LINES) :

GARIS SEPANJANG MANA ENERGI POTENSIALNYA SAMA
(TOTAL HEAD SAMA).
6. DEBIT AIR YANG MELALUI PARIT ALIRAN
(LIHAT GAMBAR)

- KEHILANGAN ENERGI POTENSIAL (h)

H
h h1 h2 h2 h1 .... hn hn1 ....
Nd
H = BEDA TINGGI MUKA AIR DIBELAKANG & DEPAN
BENDUNG.
Nd = JUMLAH KEHILANGAN ENERGI EKIPOTENSIAL
(EQUIPOTENTIAL DROP).
- DEBIT AIR YANG MELALUI 1 (SATU) PARIT ALIRAN.

q q1 q2 ..... qn
h h2 h h3
q k 1 b1 x1 k 2 b 2 x1
l1 l2
h( n 1) hn
k (bn x1)
ln
H
h1 h2 h2 h3 ....
Nd

H b1 H b2
q k x x k x x .....
N d l1 N d l2
BILA :

b1 b2
.... n
l1 l2
MAKA : 1 MENJADI :

H
q k x xn
Nd
- DEBIT AIR TOTAL YANG LEWAT DIBAWAH BENDUNG/TURA

H Nf
q q x N f k n N f kH n
Nd Nd
BILA : b1 = l1 ; b2 = l2 . n = 1

Nf
qk H Nf = JUMLAH PARIT ALIRAN
Nd
JARING ALIRAN
(FLOWNET)
FLOW NET
FLOWNET DIBENTUK OLEH: (LIHAT GAMBAR)

GARIS-GARIS ALIRAN (FLOW LINES) :

GARIS DIMANA PARTIKEL-PARTIKEL AIR MENGALIR DARI
BAGIAN YANG MEMPUNYAI ENERGI LEBIH TINGGI KE
BAGIAN YANG ENERGINYA LEBIH RENDAH.

GARIS-GARIS EKIPOTENSIAL (EQUIPOTENTIAL LINES) :

GARIS YANG MERUPAKAN TEMPAT KEDUDUKAN TITIK-
TITIK YANG MEMILIKI ENERGI POTENSIAL SAMA (TOTAL
HEAD SAMA).
7. MENGGAMBAR FLOW NET.
- KETENTUAN DALAM MENGGAMBAR FLOW NET :
MUKA TANAH ( ab dan de) = GARIS EKIPOTENSIAL.
MUKA LAPISAN TANAH KEDAP ( fg ) = GARIS ALIRAN.
MUKA TURAP ( acd ) = GARIS ALIRAN
GARIS ALIRAN MEMOTONG GARIS EKIOTENSIAL TEGAK
LURUS.
GARIS ALIRAN TIDAK MUNGKIN MEMOTONG GARIS
ALIRAN; GARIS EKIPOTENSIAL JUGA TIDAK MEMOTONG
GARIS EKIPOTENSIAL.
JADI :
GARIS ALIRAN ab DAN de
GARIS EKIPOTENSIAL acd DAN fg

LIHAT GAMBAR
 GARIS-GARIS ALIRAN (FLOW LINES) :

GARIS-GARIS EKIPOTENSIAL (EQUIPOTENTIAL LINES)

 atau :

h h
2 2
2 0 = Laplace Equation untuk
x z
2
k =k x z
Dimana :
1. Pemecahan Persamaan Laplace di atas berupa sekeluarga garis-
garis yang saling sejajar dan berpotongan, yaitu keluarga garis
aliran (=flow lines) dan keluarga garis berpotensial yang sama
(=equipotential lines).
2. Flow lines dan equipotential lines ini saling bertemu membentuk
sudut pertemuan 90o (saling tegak lurus).
3. Ke dua keluarga garis tersebut membentuk sistem jaringan aliran
yang dikenal dengan istilah Flow Net
8. GAYA ANGKAT (UPLIFT PRESSURE) DIBAWAH BANGUNAN AIR.
(LIHAT GAMBAR)
- LANGKAH MENGERJAKAN :
a. GAMBAR FLOW NET.
b. TENTUKAN JARAK GARIS-GARIS EKIPOTENSIAL DI
BAWAH BENDUNG/BANGUNAN AIR.
c. TENTUKAN :
- JUMLAH PARIT ALIRAN = Nf
- JUMLAH EKIPOTENSIAL DROP = Nd
- HARGA 1 (SATU) EKIPOTENSIAL DROP (h).

H
h H = BEDA MUKA AIR
Nd DIBELAKANG & DEPAN
BENDUNG
 p

- TENTUKAN PRESSURE HEAD w ATAU TINGGI AIR
DIDALAM PIEZOMETER UNTUK TIAP-TIAP TITIK DI
POINT b ~ hp
- TENTUKAN TEGANGAN AIR :
p = U = hp x w

d. GAMBAR DIAGRAM TEGANGAN AIR DAN HITUNG ..

GAMBAR -GAMBAR
Contoh :
Panjang bendungan = 120 m
Panjang turap = 10
Tentukan :
a. Debit air yang lewat bendungan.
Bilamana k = 20 * 10-4 cm/dt/meter bendungan.
b. Exit gradient titik x.
c. Distribusi tegangan air dibawah bendungan dan besar gaya
angka air dibawah bendungan.

Jawab :
Nf
a. q kh x panjang bendungan
Nd
cm 1m 3
20 x 104 (12m) (120m)
detik 100cm 10.4
= 8.31 x 10-3 m3/detik
b. Pada titik X, exit gradient

h
iE
t
H 12
h 1.15m
Nd 10.4

l = 8.5m

1.15
iE 0.14 tidak kritis
8.5
c. Tegangan Air Dibawah Bendungan dan Gaya Angkat

Di titik A :

3.5
hA (12 2) x 12 9.36 m
10.4
U A hA x w 9,96 t / m2

Di titik B :

4
hB (12 2) x 12 9.38 m
10.4
U B hB x w 9,39 t / m2
Di titik C :

5
hC (12 2) x 12 8.23 m
10.4
U C hC x w 8.23 t / m2

Di titik D :

5.4
hD (12 2) x 12 7.77 m
10.4
U D hD x w 7.77 t / m2
Di titik E :

6.4
hE (12 2) x 12 6.62 m
10.4
U E hE x w 6.62 t / m2

Di titik F :

6.9
hF (12 2) x 12 6.04 m
10.4
U F hF x w 6.04 t / m2

Besarnya gaya angkat = luas dari diagram tegangan air.

Contoh :
Panjang bendungan = 120 m
Panjang turap = 10
Tentukan :
a. Debit air yang lewat bendungan.
Bilamana k = 20 * 10-4 cm/dt/meter bendungan.
b. Exit gradient titik x.
c. Distribusi tegangan air dibawah bendungan dan besar gaya
angka air dibawah bendungan.

Jawab :
Nf
a. q kh x panjang bendungan
Nd
cm 1m 3
20 x 104 (12m) (120m)
detik 100cm 10.4
= 8.31 x 10-3 m3/detik
b. Pada titik X, exit gradient

h
iE
t
H 12
h 1.15m
Nd 10.4

l = 8.5m

1.15
iE 0.14 tidak kritis
8.5
c. Tegangan Air Dibawah Bendungan dan Gaya Angkat
Di titik A :

3.5
hA (12 2) x 12 9.36 m
10.4
U A hA x w 9,96 t / m2

Di titik B :

4
hB (12 2) x 12 9.38 m
10.4
U B hB x w 9,39 t / m2
Di titik C :

5
hC (12 2) x 12 8.23 m
10.4
U C hC x w 8.23 t / m2

Di titik D :

5.4
hD (12 2) x 12 7.77 m
10.4
U D hD x w 7.77 t / m2
Di titik E :

6.4
hE (12 2) x 12 6.62 m
10.4
U E hE x w 6.62 t / m2

Di titik F :

6.9
hF (12 2) x 12 6.04 m
10.4
U F hF x w 6.04 t / m2

Besarnya gaya angkat = luas dari diagram tegangan air.

MENGGAMBAR FLOW NET.
- KETENTUAN DALAM MENGGAMBAR FLOW NET :
MUKA TANAH ( ab dan de) = GARIS EKIPOTENSIAL.
MUKA LAPISAN TANAH KEDAP ( fg ) = GARIS ALIRAN.
MUKA TURAP ( acd ) = GARIS ALIRAN
GARIS ALIRAN MEMOONG GARIS EKIOTENSIAL TEGAK
LURUS.
GARIS ALIRAN TIDAK MUNGKIN MEMOTONG GARIS
ALIRAN; GARIS EKIPOTENSIAL JUGA TIDAK MEMOTONG
GARIS EKIPOTENSIAL.
JADI :
GARIS ALIRAN ab DAN de
GARIS EKIPOTENSIAL acd DAN fg

LIHAT GAMBAR
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102