Dokumen - Tips - Efusi Pleura Analisa Kasus
Dokumen - Tips - Efusi Pleura Analisa Kasus
ANALISA KASUS
4.1 Anamensis
48
progresif di epitel yang melapisi saluran napas pada perokok kronis. Perubahan
sekuensial ini paling jelas pada karsinoma sel skuamosa, meskipun juga dapat
ditemukan pada subtipe histologik yang lain. Pada hakikatnya, terdapat korelasi
linier antara intensitas pajanan ke asap rokok dan munculnya perubahan epitel
yang semakin mengkhawatirkan yang dimulai dengan hiperplasia sel basal yang
relatif tidak membahayakan dan metaplasia skuamosa dan berkembang menjadi
displasia skuamosa dan karsinoma in situ, sebelum memuncak menjadi karsinoma
invasif. Di antara berbagai subtipe histologik kanker paru, karsinoma sel
skuamosa dan karsinoma sel kecil memperlihatkan keterkaitan paling kuat dengan
pajanan tembakau. Pasin pada kasus ini didiagnosa dengan ca paru dextra tipe
squamous cell carsinoma. 6,8
49
Efusi pleura yang sedikit tidak dapat terlihat jelas pada foto thorax PA,
karena diketahui bahwa jumlah cairan sebanyak 175-200 ml dapat tersembunyi
dalam rongga pleura sedangkan pada foto thorax lateral decubitus jumlah cairan
yang dapat dideteksi adalah 50 ml. Pada posisi lateral dekubitus, cairan bebas
akan mengikuti posisi gravitasi. 6 Pada pemeriksaan penunjang yaitu foto thorax
AP didapatkan kesimpulan efusi pleura dextra massive. Hasil USG thorax juga
didapatkan Efusi Pleura dexstra Massive.
Gambaran radiologi yang penting ditemukan pada efusi pleura adalah
penumpulan sudut kostofrenikus pada foto posteroanterior. Jika foto polos toraks
tidak dapat menggambarkan efusi, diperlukan pencitraan radiologi lain seperti
ultrasound dan CT scan. 7
Pada CT Scan thoraks dada akan terlihat adanya perbedaan densitas cairan
dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini tidak banyak dilakukan karena biaya
yang sangat mahal. Jumlah cairan minimal yang dapat dideteksi adalah 50 cc.
Hasil Ct-scan thorax pasien menunjukan adanya gambaran partial kolaps paru
dextra, efusi pleura dextra difuse dan massive, dan destroyed lung dextra (luluh
paru). 5
Analisa cairan pleura didapatkan hasil cairan eksudat berwarna merah
kekuningan keruh, bekuan (-), protein 4,3 gr/dl, glukosa 60 mg/dl, PMN 30%,
MN 70%. Analisis cairan pleura ini bermanfaat dalam menegakkan diagnosis
efusi pleura TB. Sering kadar protein cairan pleura ini meningkat > 5 g/dl. Pada
pasien kebanyakan hitung jenis sel darah putih cairan pleura mengandung limfosit
> 50%. Pada sebuah penelitian dengan 254 pasien dengan efusi pleura TB, hanya
17 (6,7%) yang mengandung limfosit < 50% pada cairan pleuranya. Pada pasien
dengan gejala < 2 minggu, hitung jenis sel darah putih menunjukkan PMN lebih
banyak. Pada torakosentesis serial yang dilakukan, hitung jenis lekosit ini
menunjukkan adanya perubahan ke limfosit yang menonjol.2,5
Efusi cairan dapat berbentuk transudat dan eksudat. Efusi transudat terjadi
karena penyakit lain bukan primer paru seperti pada gagal jantung kongestif,
sirosis hati, sindroma nefrotik, dialisis peritoneum, hipoalbuminemia oleh
berbagai keadaan, perikarditis konstriktiva, mikaedema, glomerulonefritis,
obstruksi vena kava superior, emboli pulmonal, atelektasis paru, hidrotoraks, dan
50
pneumotoraks. Sedangkan pada efusi eksudat, terjadi bila ada proses peradangan
yang menyebabkan permabilitas kapiler pembuluh darah pleura meningkat
sehingga sel mesotelial berubah menjadi bulat atau kuboidal dan terjadi
pengeluaran cairan ke dalam rongga pleura. Penyebab pleuritis eksudativa yang
paling sering adalah akibat M. tuberculosis dan dikenal sebagai pleuritis
eksudativa tuberkulosa. Sebab lain seperti parapneumonia, parasit (amuba,
paragonimiosis, ekinokokus), jamur, pneumonia atipik (virus, mikoplasma,
legionella), keganasan paru, proses imunologik seperti pleuritis lupus (karena
Systemic Lupus Eritematous), pleuritis rematoid, sarkoidosis, radang sebab lain
seperti pankreatitis, asbestosis, pleuritis uremia, dan akibat radiasi.2,6,8
Etiologi dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui
torakosentesis. Torakosentesis adalah pengambilan cairan melalui sebuah jarum
yang dimasukkan diantara sel iga ke dalam rongga dada di bawah pengaruh
pembiusan lokal dalam dan berguna sebagai sarana untuk diagnostik maupun
terapeutik. Pelaksanaan torakosentesis sebaiknya dilakukan pada penderita dengan
posisi duduk. Aspirasi dilakukan pada bagian bawah paru di sela iga IX garis
aksilaris posterior dengan memakai jarum abbocath nomor 14 atau 16.
Pengeluaran cairan pleura sebaiknya tidak melebihi 1000 1500 cc pada setiap
kali aspirasi. Aspirasi lebih baik dikerjakan berulang-ulang daripada satu kali
aspirasi sekaligus yang dapat menimbulkan pleural shock (hipotensi) atau edema
paru.10
Untuk diagnostik cairan pleura, dilakukan pemeriksaan :
a. Warna Cairan
Biasanya cairan pleura berwama agak kekuning-kuningan (serous-xantho-
ctrorne). Bila agak kemerah-merahan, ini dapat terjadi pada trauma, infark paru,
keganasan dan adanya kebocoran aneurisma aorta. Bila kuning kehijauan dan
agak purulen, ini menunjukkan adanya empiema. Bila merah coklat, ini
menunjukkan adanya abses karena amuba.5,9
b. Biokimia5,9
51
Tabel 4.1 Perbedaan Biokimia Efusi Pleura
Rontgen dada
CT scan dada
USG dada
52
Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui
torakosentesis (pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan
diantara sela iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan lokal).
Biopsi
Bronkoskopi
53
2. Dilakukan pemeriksaan gram, kultur, sensitifitas untuk mengetahui
kemungkinan terjadi infeksi bakteri
3. Pemeriksaan hitung sel
4. Sitologi untuk mengidentifikasi adanya keganasan
4.3 Tatalaksana
Disamping itu pada pasien juga diberikan terapi penunjang lainnya berupa
tirah baring, pemberian oksigen nasal kanul 2 liter/ menit untuk mengatasi
keluhan sesaknya. Pasien juga diberikan cairan IVFD RL 10 gtt/i, Inj. Fosmycin 1
gr / 12 jam, Codein 20 mg 3x1 tablet, dan Multivitamin B1, B6, B12 (Curcuma)
1x1 tablet.
54
Tujuan penatalaksanaan efusi pleura adalah untuk menemukan penyebab yang
mendasarinya dan mencegah terjadinya penumpukan cairan serta untuk
menghilangkan ketidaknyamanan penderita. Pengobatan spesifik ditujukan pada
penyebab dasar (gagal jantung kongestif, pneumonia, sirosis). 7
55