Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan
menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan perinatal dalam 100.000
persalinan hidup. Sedangkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa ditentukan dengan
seberapa jauh gerakan keluarga berencana dapat diterima masyarakat. (Manuaba,
1998). Kematian maternal adalah kematian dari setiap wanita sewaktu dalam
kehamilan, persalinan dan dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan tanpa
mempertimbangkan lamanya serta di mana kehamilan tersebut berlangsung (FIGO,
1973).
Kematian dan kesakitan ibu dan perinatal juga berkaitan dengan pertolongan
persalinan dukun sebanyak 80% dan berbagai faktor sosial budaya dan faktor
pelayanan medis. Kematian ibu (maternal) bervariasi antara 5 sampai 800 per 100.000
persalinan, sedangkan kematian perinatal berkisar antara 25 sampai 750 per 100.000
persalinan hidup. (Manuaba, 1998). Oleh karena angka kematian ibu dan perinatal
terbesar terjadi di negara berkembang maka WHO dan UNICEF mencetuskan ide
Health for all by the years 2000, dengan harapan setiap orang mendapatkan pelayanan
kesehatan pada tahun 2000. Konsep pelaksanaan Health for all by the years 2000
menjadi pelayanan kesehatan utama. Unsur pelayanan kesehatan utama mencakup:
Salah satu upaya pemerintah dalam mempercepat penurunan AKI adalah dengan
menempatkan bidan di wilayah Indonesia khususnya di wilayah pedesaan (Depkes RI,
1995).
Angka kematian ibu dan kematian perinatal masih tinggi. Sebenarnya kematian
tersebut masih dapat dihindari karena sebagian besar terjadi pada saat pertolongan
pertama sangat diperlukan, tetapi penyelenggara kesehatan tidak sanggup untuk
memberikan pelayanan. Penyebab kematian ibu masih tetap merupakan trias klasik,
sedangkan sebab kematian perinatal terutama oleh trias asfiksia, infeksi, dan trauma
persalinan. (Manuaba, 1998).
Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu yaitu dengan Safe Motherhood dan
Making Pregnancy Safer, yang mempunyai tujuan sama yaitu melindungi hak
reproduksi dan hak asasi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan,
kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang
sebenarnya tidak perlu terjadi. Bidan di wilayah pedesaaan diharapkan mampu
memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan normal, kehamilan dengan
komplikasi dan kehamilan resiko tinggi, serta mampu memberikan pertolongan
persalinan normal, sehingga dapat mempercepat penurunan AKI (Depkes RI, 2002).
Usaha kesehatan masyarakat di Indonesia sudah semakin maju dan baik. Dengan
berbagai target cakupan yang sudah terpenuhi maka diharapkan derajat kesehatan di
Indonesia akan meningkat juga. Beberapa indikator derajat kesehatan suatu negara
atau daerah adalah anga kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Menurut MGDs (Millenium Development Goals), target AKI pada tahun 2015 adalah
102 per 100.000 kelahiran hidup. Dan AKB tahun 2015 adalah 23 per 100.000
kelahiran hidup. Namun, angka kematian ibu dan bayi saat ini masih tinggi di
Indonesia. Hasil SDKI 2007 menunjukkan AKI sebesar 228 per 100.000. Berdasarkan
hasil survei Demogafi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012, terdapat kenaikan
angka kematian ibu (AKI) yang cukup drastis dari 228 per 100 .000 kelahiran menjadi
359 per 100.000 kelahiran. Di provinsi Jawa Timur, AKB pada tahun 2012 menurut
Badan Pusat Statistik adalah 30 bayi.
Di Kabupaten Malang AKI AKB adalah sekian,
Di Kecamatan Tumpang Tahun 2014 tidak ada ibu hamil atau ibu melahirkan yang
meninggal. Namun, untuk kematian bayi, ada 9 bayi yang meninggal. Empat
diantaranya disebabkan karena berat badan bayi rendah (BBLR).
Beberapa upaya yang dilakukan puskesmas untuk mengurangi AKB dan AKI
adalah dengan melakukan screening penyakit menular pada ibu hamil, pemeriksaan
hemoglobin (Hb), memberikan konsultasi untuk ibu hamil, hingga memberikan
pelatihan kader untuk mendeteksi ibu hamil dengan resiko tinggi dan masih banyak
lagi kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB.
Salah satu kegiatan yang dapat merangkap beberapa kegiatan diatas adalah dengan
kunjungan ibu hamil kepada tenaga kesehatan untuk diperiksa. Kegiatan ini dikenal
dengan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) atau K1 sampai K4
dimana kunjungan ibu hamil kepada tenaga kesehatan adalah minimal 4 kali.
Di Kecamatan Tumpang, ada beberapa desa yang data kunjungan K1 dan K4-nya
masih rendah. Salah satu desa tersebut adalah desa Benjor. Bersamaan dengan ini,
maka dokter intrensip melakukan mini project yang berkaitan dengan materi diatas
yaitu tentang rendahnya kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor pada periode bulan
Oktober 2014 dan intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan angka kunjungan
K1 dan K4.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka masalah yang dapat diambil adalah
Tingginya Angka Kematian Bayi di Kabupaten Malang, khususnya di Kecamatan
Tumpang pada tahun 2014.
Rendahnya angka kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor pada periode bulan
Oktober dan November 2014.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan derajat
kesehatan di wilayah kerja puskesmas kecamatan Tumpang di tahun
mendatang.
1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk mencari tahu mengapa angka kunjungan K1 dan K2 di desa Benjor
pada bulan Oktober 2014 rendah.
Untuk memberikan perubahan, khususnya pada sikap dan perilaku ibu
hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.

1.4. Manfaat Mini Project


1.4.1. Bagi Puskesmas
Mengetahui apakah yang menjadi kendala dalam menjalankan program
pemeriksaan ibu hamil.
Megetahui pemecahan bagi masalah yang ada dalam program Puskesmas.
Mendapat masukan berupa hasil mini project.
Mendapat saran untuk pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat
melalui program yang ada.
1.4.2. Bagi Penulis
Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di masa kuliah ke
dalam masyarakat.
Menambah pengetahuan dan pengalaman.
1.4.3. Bagi Masyarakat
Mendapatkan pelayanan yang baik melalui program puskesmas.
Meningkatnya derajat kesehatan di kecamatan Tumpang, dengan
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
2.2.1 Gambaran Umum
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan
kesehatan meliputi pembangunan yang berwawasan kesehatan, pemberdayaan
masyarakat dan keluarga serta pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
bermutu.
Wilayah kerja adalah batasan wilayah kerja Puskesmas dalam melaksanakan
tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota berdasarkan keadaan geografis, demografi, sarana transportasi,
masalah kesehatan setempat, keadaan sumber daya, beban kerja Puskesmas dan
lain-lain. Selain itu juga harus memperhatikan upaya untuk meningkatkan
koordinasi, memperjelas tanggung jawab pembangunan dalam wilayah
kecamatan, meningkatkan sinergisme pembangunan dalam wilayah kecamatan,
meningkatkan sinergisme kegiatan dan meningkatkan kinerja. Apabila dalam satu
wilayah kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas maka Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menunjuk salah satu Puskesmas sebagai
koordinator pembangunan kesehatan di kecamatan.
Puskesmas memiliki tanggung jawab dalam hal mempromosikan kesehatan
kepada seluruh masyarakat sebagai upaya untuk memberikan pengalaman belajar,
menyediakan media informasi, dan melakukan edukasi baik untuk perorangan,
kelompok, dan masyarakan guna meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat. Dengan berjalanannya program kesehatan yang dijalankan oleh
setiap Puskesmas, di harapkan pada akhirnya akan berpengaruh pada perubahan
kepada setiap individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara
prilaku sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal.
2.2.2 Profil Puskesmas Tumpang
2.1.2.1. Data Umum
Nomor Kode Puskesmas : 35.07.23.01
Nama Puskesmas : Tumpang
Kecamatan : Tumpang
Kabupaten : Malang
Propinsi : Jawa Timur
Tahun : 2013

2.1.2.2. Data Geografis


Luas Wilayah : 32.178 km
- Wilayah dataran rendah : 9 desa / 60%
Desa Tumpang
Desa Malangsuko
Desa Jeru
Desa Wringinsongo
Desa Slamet
Desa Bokor
Desa Pandanajeng
Desa Pulungdowo
Desa Tulusbesar
- Wilayah dataran tinggi : 6 desa / 40%
Desa Kambingan
Desa Kidal
Desa Ngingit
Desa Benjor
Desa Duwet
Desa Duwet Krajan
Jumlah desa/kelurahan : 15 desa
Yang dapat dijangkau kendaraan roda 4 : 15 desa
Yang dapat dijangkau kendaraan roda 2 : 15 desa
Yang tidak dapat dijangkau kendaraan roda 4 & 2 : -
2.1.2.3 Data Kependudukan
Jumlah Penduduk seluruhnya : 76.479 Orang
Laki-laki : 38.910 Orang
Perempuan : 37.569 Orang
Jumlah kepala keluarga : 22.704 KK
Jumlah KK Miskin : 25.241 Jiwa
Jumlah bayi kurang 1 tahun : 1.221 Bayi
Jumlah anak balita(1-4) tahun : 5.054 Anak
Jumlah anak prasekolah ( 3-5 tahun ) : 5.054 Anak
Jumlah wanita usia subur : 23.881 Orang
Jumlah pasangan usia subur : 14.176 Pasang
Jumlah ibu hamil : 1.382 Orang
Jumlah ibu nifas : 1.283 Orang
Jumlah ibu meneteki : 2.543 Orang
Jumlah ibu bersalin : 1.277 Orang

2.1.2.4. Data Khusus


Derajat Kesehatan tahun 2013
Jumlah kematian ibu Hamil : - orang
Jumlah kematian ibu bersalin : 1 orang
Jumlah lahir mati : 3 orang
Jumlah lahir hidup : 1.562 orang
Jumlah kematian bayi : 1 bayi
Jumlah kematian semua umur : 8 orang

Derajat Kesehatan tahun 2014


Jumlah kematian ibu Hamil : - orang
Jumlah kematian ibu bersalin : - orang
Jumlah lahir mati : 1 orang
Jumlah lahir hidup : 1.261 orang
Jumlah kematian bayi : 8 bayi
Jumlah kematian semua umur : 9 orang
2.2 Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care (ANC)
2.2.1 Definisi ANC
ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memantau keadaan ibu
dan janin secara berkala yang diikuti oleh upaya koreksi terhadap penyimpanan
yang ditemukan.Menurut Maternal Neonatal Health asuhan antenatal atau yang
dikenal ANC merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh petugas
(dokter/bidan/perawat)dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan
pada ibu hamil untuk persiapan persalinan.
Dengan memberikan pelayanan ANC yang baik akan menjadi salah satu tiang
penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu.

2.2.2 Tujuan ANC


Tujuan umum:
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu
dan bayi.
Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Rustam Muchtar (1998) adalah :Tujuan umum adalah menyiapkan
seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,
persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

Tujuan khusus:
Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan,persalinan,dan nifas.
Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini
mungkin.
Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil
sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum
sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal


bertujuan untuk:
Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan, dan nifas.
Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, kala
nifas.
Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

2.2.3 Standar pelayanan kebidanan (7T)


Adapun Standar Pelayanan Kebidanan (7 T) adalah sebagai berikut:
1. Timbang berat badan
2. Ukur Tekanan darah
3. Ukur Tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT lengkap
5. Pemberian Tablet zat besi,minimal 90 tablet selam masa kehamilan dan bisa
diberiakan pada masa nifas 30 tablet
6. Tes penyakit menular seks (PMS)
7. Temu wicara

Tenaga kesehatan memeberi sedikitnya empat kali pelayanan ANC, yaitu:

Satu kali di trimester pertama


Satu kali di trimester kedua
Dua kali di trimester ketiga

Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama
untuk menilai apakah pembengkakan berlangsung normal. Tenaga kesehatan juga
harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS, (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Imumuno
Deficiency Virus) ; memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka
harus mampu megambil tindakan yang diperlikan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya.

2.2.4 Dampak bila tidak dilakukan ANC


Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu
Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat dideteksi secara
dini.

2.3 Angka Kematian Bayi


2.3.1. Definisi
Angka kematian Bayi (AKB) adalah angka probabilitas untuk meninggal di umur
antara lahir dan 1 tahun dalam 1000 kelahiran hidup.
Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate) ialah jumlah kematian perinatal
dikalikan 1000 dan kemudian di bagi dengan jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati
pada tahun yang sama. (Sarwono,2002:786).
Berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) berturut-turut
tahun 1997, 2002- 2003 dan 2007, AKB Indonesia adalah 46, 35 dan 34 per 1000
kelahiran hidup.

2.3.2. Penyebab Kematian Perinatal


Sebab utama kematian perinatal di Rumah Sakit Dr.Cipo Mangunkusumo, Jakarta,
ialah :
1) Infeksi
2) Asfiksia neonatorum
3) Trauma kelahiran
4) Cacat bawaan/kelainan kongenital
5) Penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan dismaturitas
6) Imaturitas, dll.

2.3.3. Pencegahan
Perbaikan keadaan social dan ekonomi.
Kerjasama yang erat antara ahli obstetri, ahli kesehatan anak, ahli kesehatan
masyarakat, dokter umum, dan perawat kesejahteraan ibu dan anak.
Pemeriksaan postmortem terhadap sebab-sebab kematian perinatal.
Pendaftaran kelahiran dan kematioan janin serta kematian bayi secara
sempurna.
Perbaikan kesehatan ibu dan pengawasan antenatal yang baik, antara lain
memperbaiki keadaan gizi ibu dan menemukan high risk mothers untuk
dirawat dan diobati.
Ibu dengan high risk pregnancy hendaknya melahirkan di rumah sakit yang
mempunyai fasilitas yang cukup.
Perbaikan teknik diagnosis gawat-janin.
Persediaan tempat perawatan yang khusus untuk berat-badan lahir rendah.
Perbaikan resusitasi bayi yang lahir dengan asfiksia dan perbaikan dalam
teknik perawatan bayi baru lahir terutama bayi premature.
Penyelidikan sebab-sebab intrauterine undernutrition.
Pencegahan infeksi secara sungguh-sungguh, dll.
2.3.4. Strategi Pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Bayi
Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas baik ditingkat dasar maupun rujukan, terutama bagi bayi dan
balita dengan menggunakan intervensi yang telah terbukti menurunkan AKB:
o Tatalaksana penanganan asfiksia (bayi lahir tidak bisa menangis
spontan) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
o Kunjungan neonatal secara berkala.
o Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
o Pelayanan Emergensi.
Menggerakkan dan mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan
masyarakat luas untuk hidup sehat.
Menggerakkan penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan anak
BAB III

PENGKAJIAN MASALAH

3.1 Identifikasi Penyebab Masalah


3.1.1. Kuisioner tentang Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil tentang ANC di
desa Benjor.
Untuk mengetahui apakah penyebab rendahnya cakupan kunjungan K1 dan K4 di
desa Benjor pada periode bulan September 2014, maka dibuat suatu alat ukur untuk
mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang ANC di
desa Benjor.
3.1.2. Hasil Pengisian Kuisioner dan Intepretasinya
Berikut hasil dari pengisian kuisioner yang dilakukan pada tanggal 11 Desember
2014.
Tabel 3.1 Hasil Pengisian Kuisioner di Desa Benjor bulan Desember 2014.

Variabel Kurang Baik Total


Pengetahuan 12 3 15
Sikap 10 5 15
Perilaku 9 6 15
Total 31 14

3.1.3. Penyebab Rendahnya Cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor bulan


September 2014.
Dari hasil interpretasi kuisioner di atas didapati bahwa pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu-ibu hamil di desa Benjor masih kurang. Hal ini dimungkinkan karena
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya dilakukan ANC di masa kehamilan.
Dari hasil wawancara dengan petugas di Puskesmas dan Polindes di desa
Benjor, kemungkinan rendahnya cakupan juga disebabkan pada bulan September
lalu, masih banyak ibu hamil yang sedang tidak ada di wilayah desa Benjor karena
berkaitan dengan masa perayaan hari raya Idul Fitri di bulan sebelumnya sehingga
angka kunjungan juga menjadi kurang. Selain itu, beberapa ibu hamil tidak
memeriksakan dirinya ke polindes karena telah memeriksakan diri ke bidan di
tempat lain sehingga tidak tercatat kunjungan K1 dan K4 di desa.
Setelah dikunjungi ke rumah ibu hamil yang tidak datang untuk ANC didapati
bahwa pengetahuan tentang pentingnya ANC masih kurang. Hal ini menyebabkan
kesadaran akan kesehatan ibu dan bayi juga kurang sehingga dapat menyebabkan
meningkatnya angka kematian ibu dan bayi.

3.2 Analisa Masalah


Analisis masalah dilakukan untuk menentukan penyebab dari masalah rendahnya
cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor di bulan September 2014. Dibuat dua
macam kerangka, yaitu kerangka teoritis dan kerangka konsep.
Kerangka teoritis menunjukkan semua hal yang mempengaruhi masalah rendahnya
cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor. Kerangka atau diagram ini dibuat untuk
melihat berbagai macam hal yang mempengaruhi masalah dan dicari apakah yang
menjadi masalah utama di desa Benjor.
Kerangka konsep perlu dibuat untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab masalah. Kerangka konsep penyebab masalah disusun ke dalam diagram
dengan masalah sebagai keluaran suatu sistem yang melibatkan komponen masukan,
komponen proses, komponen lingkungan, dan komponen umpan balik.
Berikut adalah gambaran diagram kerangka teoritis dari masalah rendahnya
kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor.
Berdasarkan kerangka teoritis dari masalah diatas, ditemukan penyebab masalah dari
setiap komponen. Analisis masalah tersebut dijabarkan melalui kerangka konsep sebagai
berikut :
Gambar 3.2.1. Kerangka Teori Kunjungan K1 dan K4 desa Benjor Rendah
Gambar 3.2.2. Kerangka Konsep Kunjungan K1 dan K4 desa Benjor Rendah

Output Input

Input Input

Man Money Method Material

Kunjungan K1 Ibu hamil


kurang
dan K4 pengetahuan Lingkungan
tentang ANC Dana ANC Metode
Desa Benjor screening pemeriksaan
Alat
penyuluhan
Rendah sudah sudah sesuai
perorangan
disediakan dengan 10T
ibu usia subur belum ada
puskesmas ANC
dan ibu balita
kurang
pengetahuan
tentang ANC
BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

Untuk meningkatkan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor, diperlukan kegiatan


intervensi sebagai pemecahan masalah. Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas diatas,
salah satu penyebab utama dari masalah rendahnya kunjgan K1 dan K4 di desa Benjor
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan dan pelayanan antenatal. Sehingga dari masalah tersebut diperlukan suatu upaya
intervensi yang salah satunya ialah dengan memberikan penyuluhan perorangan dan
memberikan alat bantu penyuluhan berupa lembar balik untuk digunakan oleh kader atau
bidan desa dan perawat desa untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentinya
pelayanan antenatal care untuk ibu di masa kehamilannya.

4.1. Intervensi Pemecahan Masalah berdasarkan Penyebab Masalah

No Sebab masalah Intervensi pemecahan masalah


1 Input
A. Man A. Man
SDM di desa Benjor, yaitu Memberikan edukasi dan motivasi
Bidan Desa, Perawat Desa dan kepada SDM tenaga kesehatan di
Kader Posyandu memiliki desa serta kader posyandu
pengetahuan dan sudah dilatih mengenai pentingnya pemeriksaan
untuk memberikan informasi kehamilan
seputar pentingnya
pemeriksaan ANC.
Ibu hamil kurang pengetahuan Memberikan penyuluhan
tentang pemeriksaan perorangan untuk ibu hamil tentang
kehamilan. ANC.
Ibu balita dan ibu usia subur Memberikan penyuluhan
kurang pengetahuan tentang berkelompok untuk ibu balita dan
pemeriksaan kehamilan ibu usia subur tentang ANC.

B. Money B. Money
Ada anggaran khusus dari
puskesmas untuk screening ibu
hamil setiap tahunnya.
(Tidak ada masalah biaya)

C. Method C. Method
Metode pemeriksaan
kehamilan yang mencakup
10T telah dilaksanakan saat
pemeriksaan kehamilan di desa
Benjor.
(Tidak ada masalah metode)

D. Material D. Material
Alat bantu penyuluhan belum Memberikan alat bantu
ada. penyuluhan perorangan berupa
lembar balik untuk digunkan
kader maupun petugas kesehatan
di desa untuk memberikan
pengetahuan tentang pemeriksaan
kehamilan.
Alat-alat pemeriksaan
kehamilan berupa alat
pengukur tekanan darah, alat
ukur fundus dan sebagainya
sudah tersedia di polindes dan
laboratorium puskesmas.
2 Process
E. Plan E. Plan
Belum adanya perencanaan Membuat perencaan dengan dokter
untuk melakukan penyuluhan pembimbing dan tenaga kesehatan
perorangan maupun kelompok mengenai penyuluhan perorangan
tentang pentingnya yang akan dilaksanakan di desa.
pemeriksaan kehamilan di desa
Benjor.

F. Organization F. Organization
Sudah ada kader yang akan
membantu untuk
mengingatkan ibu hamil untuk
periksa kehamilan di tenaga
kesehatan

G. Actualization G. Actualization
Belum adanya penyuluhan Memberian pengetahuan tentang
tentang pentingnya pentingnya pemeriksaan
pemeriksaan dan manfaatnya kehamilan dengan melakukan
untuk ibu hamil dan ibu usia penyuluhan perorangan untuk ibu
subur di desa Benjor. hamil.
Memberikan penyuluhan kepada
ibu bayi dan balita yang termasuk
ibu usia subur secara
berkelompok saat di posyandu.
3 Environment
Puskesmas sudah memiliki Merencanakan kerjasama lebih
kerjasama dengan dinas dalam dengan dinas kesehatan
kesehatan mengenai terkait pemeriksaan kehamilan.
pemeriksaan kehamilan dalam
upaya menurunkan angka
kematian ibu dan angka
kematian bayi di kabupaten
Malang.

4.2. Perincian Pemecahan Masalah

Penyuluhan perorangan kepada ibu hamil, ibu bayi dan balita serta ibu-ibu usia subur
di desa Benjor
Tujuan :
Meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
Meningkatnya pengetahuan ibu bayi dan balita tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan.
Meningkatnya pengetahuan ibu usia subur tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan.
Meningkatnya angka cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor.
Pelaksana :
dr. Selena Christy (dokter Intrensip di Puskesmas Tumpang)
Sasaran :
Seluruh ibu hamil, ibu bayi dan balita serta ibu-ibu usia subur di desa Benjor.
Tempat pelaksanaan :
Polindes desa Benjor.
Posyandu desa Benjor.
Waktu :
Tanggal 11 Desember 2014
Tanggal 12 Januari 2015
Tanggal 14 Januari 2015
Anggaran :
(tidak ada)
Kriteria keberhasilan :
Meningkatnya pengetahuan ibu hamil yang akan berdampak perubahan sikap dan
perilaku ibu hamil yang akan terlihat pada meningkatnya angka kunjungan K1 dan
K4 di desa Benjor pada periode berikutnya.

Penyediaan media penyuluhan perorangan berupa lembar balik tentang pemeriksaan


kehamilan.
Tujuan :
Meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
Meningkatnya pengetahuan ibu bayi dan balita tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan.
Meningkatnya pengetahuan ibu usia subur tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan.
Meningkatnya angka cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor.
Pelaksana :
dr. Selena Christy (dokter Intrensip di Puskesmas Tumpang)
Sasaran :
Seluruh ibu hamil, ibu bayi dan balita serta ibu-ibu usia subur di desa Benjor.
Tempat pelaksanaan :
Polindes desa Benjor.
Posyandu desa Benjor.
Waktu :
Bulan Desember 2014.
Anggaran :
170.000
Kriteria keberhasilan :
Polindes memiliki satu lembar balik tentang pemeriksaan kehamilan sebagai
media untuk penyuluhan perorangan maupun kelompok.
Poliklinik ibu di puskesmas Tumpang memiliki satu lembar balik tentang
pemeriksaan kehamilan sebagai media untuk penyuluhan perorangan

Anda mungkin juga menyukai