Anda di halaman 1dari 2

Perjuangan Para Manusia (Dunia Hijau)

Seorang kakek berdiri di atas bukit petir sambil memandangi terbitnya matahari. Kakek
itu bernama Gabel, ia sering dipanggil Tuan Gabel. Ia berpakaian penyihir, dan memandangi
matahari yang terbit berbentuk seperti bola namun lebih mirip seperti bola dan berbentuk 3
dimensi. Gabel mengetahui bahwa jika matahari terbit dengan berbentuk seperti itu, maka
tandanya seorang pahlawan akan lahir. Ia berdiri di atas bukit Petir karena ia sedang menunggu
seseorang yang meminta pertolongannya.

Kemudian datanglah seseorang bernama Woody, untuk meminta pertolongan kepada


Gabel. Tuan Gabel. Aku meminta pertolongan kepadamu, istriku hamil!, kemudian Gabel
menjawabnya, Baiklah. Aku akan menolongmu. Gabel pun pergi ke rumah seseorang itu di
Flower dengan menaiki seekor Lan (Kucing besar bertaring dan kuat namun jinak dan berlari
kencang, hanya ada di dunia fiksi).

Saat sampai di Flower, di rumah Woody, Gabel langsung turun dan menggunakan
sihirnya. Kemudian cahaya terang dan menyilaukan muncul. Ketika cahaya itu mulai meredup,
hanya terlihat seorang wanita Peri yang menggendong seorang bayi laki-laki. Woody senang
bayinya telah lahir. Gabel yang mengetahui bahwa bayi itu adalah seorang pahlawan, Gabel
merahasiakan itu tanpa diketahui oleh seseorang. Kemudian Woody menamakan bayinya
Nilbo Woods.

Pada suatu hari, para pasukan Minaro berkumpul, jumlah mereka beribu-ribuan, mereka
akan menggempur seluruh tempat. Pasukan itu adalah bala tentara milik Baltorn, raja jahat dan
serakah. Mereka adalah para manusia, namun tidak suka makhluk selain manusia seperti Peri
dan Kurcaci hidup berdampingan bersama mereka. Namun sebagian manusia adalah baik dan
menyukai hidup berdampingan bersama Peri dan Kurcaci.

Terdengarlah suara terompet dan Baltorn pun mulai menyerang seluruh tempat dan juga
membunuh manusia yang hidup berdampingan dengan Peri dan Kurcaci. Gabel, yang
merupakan penyihir dari kalangan manusia, ia membawa dan menyembunyikan Nilbo Woods,
karena Ibu dan Ayah bayinya telah mati akibat serangan itu. Gabel tinggal di Bukit Petir, yang
tetap kokoh dan tidak pernah hancur sedikitpun, di situlah Gabel menyebunyikan Nilbo
bersama istri perinya yang masih muda. Gabel akan merawat Nilbo sampai ia dewasa, sehingga
bisa menjadi seorang pahlawan disuatu hari nanti.
Pada suatu hari, saat Nilbo dewasa, ia tidak pernah keluar rumah dan kurang pergaulan.
Gabel selalu memarahinya namun ia tetap menyayanginya. Kemudian Gabel membawa Nilbo
ke tempat yang jauh dari orang lain. Gabel mengajari Nilbo bertarung dengan pedang. Awalnya
Nilbo masih takut dengan pedang, dan pada akhirnya ia pandai menggunakan pedang.

Gabel memerintahkan Nilbo pergi ke Kerajaan Minaro. Namun Nilbo menolaknya,


karena ia hanya sendirian dan merasa akan malu karena kurang pergaulan. Gabel pun
memberikan seorang teman Kurcaci bernama Laton yang akan menemani Nilbo dan
melindunginya dari bahaya, tetapi Nilbo masih menolaknya. Kemudian Gabel memberikan dua
orang teman Peri dan Manusia. Peri bernama Lart dan manusia bernama Kurt. Dan Nilbo pun
pergi bersama teman-temannya ke Kerajaan Minaro.

Ketika mereka sampai di Jembatan Minaro, mereka terkepung oleh para Orc, yaitu kaum
manusia yang waktu itu menggempur seluruh tempat dan akhirnya dikutuk menjadi Orc.
Karena Nilbo dan teman-temannya terpaksa, mereka pun menjatuhkan diri ke sungai Alfer
untuk meloloskan diri. Tetapi para Orc itu masih mengejar mereka melalui darat. Kemudian
ada sekelompok pasukan pendekar peri yang menyelamatkan mereka.

Mereka pun dibawa ke daerah peri. Di sana mereka dijamu dengan makanan dan
minuman. Di antara mereka, hanya Nilbo saja yang tidak mau makan. Nilbo hanya duduk dan
diam saja, kemudian Laton memanggilnya, Nilbo. Ayo makan. Nanti kau akan lapar, jawab
Nilbo, Oh. Iya, iya. Nanti aku akan makan.

Ketika Nilbo pergi untuk makan, Nilbo pun tak sengaja menabrak seorang wanita Peri
cantik yang membawa banyak buah, buah itu menjadi berantakan. Nilbo pun memunguti semua
buah itu dan meminta maaf kepada Peri wanita itu. Namun Wanita peri itu malah terbengong
melihat Nilbo. Hey. Nona. Apakah kau baik-baik saja?. Jawab Peri itu, Aku baik-baik saja.
Mereka pun saling senyum.

Ketika malam tiba, terdengar suara terompet para Orc yang akan menyerang daerah Peri.
Nilbo pun bangun dan membangunkan semua teman-temannya. Mort, panglima pasukan Peri,
mulai menyerang, dan anak panah mulai melayang. Peperangan pun mulai ribut dan saling
serang. Nilbo dan teman-temannya membawa masyarakat peri untuk bersembunyi. Dan pada
akhirnya didalam peperangan itu para Orc Minaro menang.

Selesai.

Anda mungkin juga menyukai