Abstrak
Tapak karbon di ITS merupakan suatu ukuran jumlah total dari hasil emisi karbon dioksida
yang dikeluarkan oleh aktifitas kampus ITS. Tapak karbon terdiri dari 2 jenis, yaitu tapak
karbon primer dan tapak karbon sekunder. Contoh Tapak karbon sekunder yaitu dari
penggunaan listrik. Penggunaan listrik berkontribusi besar dalam menghasilkan emisi CO 2 di
udara. Pengurangan penggunaan listrik perlu dilakukan di kampus ITS terutama dari gedung-
gedung yang digunakan untuk kegiatan non akademik.
Data penelitian lapangan ini didapatkan dengan melakukan observasi atau melakukan
wawancara. Data yang didapatkan adalah total daya dan lama pemakaian dari setiap barang-
barang elektronika. Untuk mendapatkan jumlah emisi karbon yang dihasilkan ITS adalah
dengan mengalikan data jumlah pemakaian listrik dengan faktor emisi. Dari data tersebut
dilakukan evaluasi, lokasi atau gedung yang bisa dilakukan pengurangan.
Hasil yang didapatkan dari dari perhitungan yaitu diketahui bahwa penggunaan listrik di
dari kegiatan non akademik ITS rata-rata mengeluarkan emisi CO 2 per tahun sebesar
1076298,11kg CO 2 /tahun. Gedung non akademik dapat menurunkan emisi CO 2 yang dihasilkan
dengan 3 cara dan persentase pengurangan yaitu sebesar 14,59%.
Abstract
Carbon footprint in ITS is a measurement of total amount of carbon dioxide emissions
that produced by campus activity in ITS. Carbon footprint divided in two kinds, namely primary
carbon footprint and secondary carbon footprint. The example of secondary carbon footprint is
electricity consumption. Electricity consumption give big contribution in produce CO 2 emission
in the air. Reduction in electricity consumption need to do in ITS expecially from buildings that
use for non academic activity.
The primary data were obtained by direct observation or interviews. The data obtained in
the form of total power and duration of use of any electrical tools and then processed using the
equation for calculating the amount of CO 2 emissions. To get the amount of carbon emission
produced by ITS is multiplied data of electricity generated with emission factor. From these data
to evaluate the location or building that reduction can be made.
Results obtained from calculating that the use of electricity from non academic in the ITS
CO 2 emissions per year for 1.076.298,11 kg CO 2 /year. Non-academic buildings can reduce CO 2
emissions produced with 3 method and the average percentage of reduction that is equal to
14,59%.
1.3 Tujuan
Tujuan dari mengevaluasi CO 2 yang dikeluarkan dari pemakaian listrik di
lingkungan ITS ini adalah:
1. Menganalisisis berapa besar emisi CO 2 yang dihasilkan dari kegiatan non
akademik.
2. Mengevaluasi effisiensi emisi CO 2 dari alat listrik yang digunakan di tempat-
tempat non akademik.
3. Memberikan solusi kepada beberapa tempat yang untuk melakukan penggantian atau
pengurangan jam pemakaian alat listrik.
Menganalisis berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mengganti alat tersebut.
EF = FC.NCV.CEF.Oxid.44/12......................................(1)
Dimana:
EF = Emission factor
SFC = Specific fuel Consumption kiloton (kt fuel/MWh)
NCV = Net Calorific Value ton joule/kiloton fuel (TJ/kton fuel)
CEF = Carbon Emission Factor (TC/TJ)
Oxid = Oxidation factor
Perubahan iklim merupakan akibat dari pemanasan global yang dipicu oleh efek rumah
kaca. Efek rumah kaca ini akibat Karbon Dioksida (CO 2 ). Ada tiga faktor yang sangat
mempengaruhi perubahan iklim yakni, transportasi, industri, dan rumah tangga. Ketiganya
merupakan penyumbang emisi CO 2 . Cara lain mencegah perubahan iklim adalah adalah
dengan menghemat penggunaan alat-alat elektronik atau listrik. Misalnya, efektif
menggunakan komputer. Alat-alat elektronik atau listrik juga menyumbang CO 2
(Greentopia, 2010).
2. Metode
Besarnya gas CO2 yang tereduksi= kg CO2 sebelum pereduksian kg CO2 setelah pereduksian
Penulisan laporan
Kesimpulan
SFC adalah Spesific Fuel Consumption yang merupakan data spesifik konsumsi bahan
bakar yang nilai nya didapatkan dari sumber IPCC. Dalam tabel yang ada di IPCC
pemilihan nilai SFC dilihat berdasarkan pembangkit yang mengalirkan listrik.
NCV adalah nilai Net Calorific Volume per unit massa atau volume bahan bakar
(TJ/ton fuel). Nilai ini didapatkan dari IPCC seperti yang telah di uraikan pada bab 2,
pemilihan nilai NCV berdasarkan pada bahan bakar yang digunakan untuk pengaliran
listrik pada alat listrik yang akan diuji.
CEF adalah Carbon Emission Factor, yaitu faktor emisi karbon yang nilainya
ditentukan dari bahan bakar yang digunakan.
Oxid adalah Oxidation Factor yang pemilihannya nilainya juga berdasarkan pada bahan
bakar.
Tabel 3.5 Konversi Massa Karbon per Unit dari Konsumsi Bahan Bakar
Faktor
Fuel Satuan
Konversi
Batubara 0.98 Kt fuel/KT fuel
Crude Oil 0.0009 Kt fuel/kiloliter
Gas/Diesel
0.0009 Kt fuel/kiloliter
Oil
Natural
0.019922 Kt fuel/mmscf
Gas
Sumber : UNFCCC CDM-PDD-Version 02, dalam Gusman, 2009
3. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan perhitungan penghematan emisi
CO 2 di gedung-gedung non akademik yaitu:
1. Jumlah rata-rata emisi CO 2 /tahun yang dikeluarkan oleh ITS untuk kegiatan non
akademik sebesar 1.076.298,11 kg CO 2 /tahun
2. Tindakan yang dilakukan untuk penghematan penggunaan listrik yaitu dengan
mengganti lampu-lampu TL dan pengurangan waktu pemakaian saat jam istirahat.
3. Persentase penghematan atau reduksi CO 2 terjadi diseluruh gedung non akademik
secara keseluruhan yaitu 14,59%.
4. Biaya yang dikeluarkan dari tindakan penghematan dari kegiatan non akademik yaitu
penggantian lampu menjadi lampu hemat energi yaitu sebesar Rp. 81.297.400.
Daftar Pustaka