Geologi Reservoar
Geologi Reservoar
Geologi Reservoar Merupakan salah satu cabang Ilum Geologi yang mempelajari
tentang konsep Minyak dan Gas Bumi khususya dalam petroleum Systm yang
yang mentitikberatkan pada Reservoar,bagaimana penciri reservoar yang baik
dilihat dari segi Sedimentasi hingga tujuan utama yaitu menentukan cadangan.
Ada beberapa faktor pengontrol kualitas reservoar, suatu reservoar yang
baik tentunya memiliki nilai porositas, permeabilitas serta saturasi yang baik.
Porositas adalah perbandingan volum rongga rongga pori terhadap volum total
seluruh batuan. Permeabilitas adalah suatu sifat batuan atau reservoir untuk dapat
mengalirkan fluida melalui poripori yang berhubungan. Saturasi fluida
didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori batuan yang ditempati
oleh fluida tertentu dengan volume pori-pori total pada suatu batuan berpori.
Memiliki maksud untuk memahami tipe reservoar dari tekstur sedimen yang ada
sehingga dapat,dan memiliki untuk mengetahui seberapa baik reservoar yang akan
menghasilkan cadangan Hidrokarbon kedepannya.
Pembahasan
Geometri Pori
Batuan silisiklastik
Pada batuan silisiklastik seperti batupasir, nilai porositas dan
permeabilitas tidak terlalu dipengaruhi oleh proses diagenesis. Porositas
dan permeabilitas lebih ditentukan dan dikontrol oleh proses sedimentasi
dan lingkungan pengendapan. Proses sedimentasi pada lingkungan
pengendapan akan menentukan bagaimana tekstur penyusun batuan
silisiklastik.
Pada umumnya mineral penyusun batuan sedimen
silisiklastik adalah mineral silica dan akan menentukan kualitas suatu
reservoir. Mineral penyusun batuan sedimen tergantung dari provenance
atau batuan asalnya. Batupasir kuarsa (arenite sandstone) adalah reservoir
yang paling baik bila menjadi reservoir hidrokarbon. Mineral glaukonit
yang diendapkan pada shllow marine dapat membuat batupasir menjadi
tight sand karna mengalami sementasi yang kuat (pada Formasi Gumai).
Batuan karbonat
Pada batuan karbonat, porositas dan permeabilitas akan dikontrol
oleh fasies, mineralogi dan diagenesa.
Fasies dan mineralogi adalah bagian dari faktor yang akan
mempengaruhi kualitas suatu reservoir karbonat (dilihat dari nilai
porositas dan permeabilitasnya).
Diagenesa adalah faktor yang paling menentukan kualitas
karbonat, karna diagenesa akan mengubah tektur hasil pengendapan
batuan karbonat
Hubungan antara permeabilitas, sortasi, dan ukuran butir ( Pettijohn, 1975; after
Kruimben and Monk, 1942)
Pengontrol konektivitas reservoir
Lingkungan pengendapan
Lingkungan gurun
Lingkungan ini dicirikan dengan endapan hasil aktivitas angin
(aeolian). Pada endapan ini sangat kompleks, terdapat daerah yang
permeable dan impermeable tergantung material yang dibawa oleh angin
tersebut, sehingga sangat sukar ditemukan batuan reservoar pada
lingkungan ini
Sungai
Sungai teranyam umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi
arus alirannya lemah dan batuan di sekitarnya lunak. Sungai tipe ini
bercirikan debit air dan pengendapan sedimen tinggi.
Pada sungai tipe ini erosi secara umum lemah sehingga pengendapan
sedimen kuat. Erosi horisontalnya lebih besar dibandingkan erosi vertikal,
perbedaan ini semakin besar pada waktu banjir. Hal ini menyebabkan
aliran sungai sering berpindah tempat secara mendatar.
Endapan sungai biasanya memiliki porositas dan permeabilitas yang
baik sehingga cocok dijadikan sebagai batuan reservoar.
Porositasnya kurang lebih 30%, sedangkan permeabilitasnya bernilai
ribuan millidarcy
Deltaic system
Sebuah lingkungan transisional yang dicirikan oleh adanya material
sedimen yang tertransport lewat aliran sungai (channel),
kemudian terendapkan pada kondisi di bawah air (subaqueous), pada
tubuh air tenang yang diisi oleh aliran sungai tersebut, sebagian lagi
berada di darat/subaerial (Friedman & Sanders, 1978, vide Serra, 1985).
Pada lingkungan ini sangat bagus dijadikan sebagai batuan reservoar
karena memiliki porositas hingga 35%(bagus) dan permeabilitas hingga
ribuan darcy pada endapan mulut bar. Bersifat mengkasar keatas, sehingga
reservoar dengan kualitas baik berada pada bagian atas.
B.Diagenesa
Eogenesis
Dibagi menjadi 3 proses yaitu
1. Proses biologi
Pada fase ini, terjadi proses-proses diagenesa yang dipengaruhi oleh
organisme (Proses biologis). Hal ini akan mengubah karakteristik
reservoar
Contohnya:
Akibat aktivitas mikroorganisme tersebut dapat memicu terjadinya
pelarutan karena mikroorganisme tersebut merusak permukaan dari
partikel sehingga memicu mikritisasi atau korosi sehingga dapat
berpengaruh terhadap porositas
2. Proses fisik
Proses keluarnya (ekspulsi) air dari sedimen permukaan yang lunak,
dapat membentuk porositas tipe rekahan shrinkage atau breksiasi
3. Proses kimiawi
Misalnya pada proses dolomitisasi. Dolomitisasi adalah proses
penggantian mineral kalsit (CaCO3) menjadi mineral dolomit
(CaMg(CO3)2) akibat adanya kontak batugamping dengan air yang kaya
magnesium pada batuan karbonat. Presipitasi dolomit dipengaruhi oleh
besarnya rasio Mg/Ca pada mineral, besarnya kandungan karbondioksida,
tingginya temperature dan pH, sehingga akan terbentuk porositas sekunder
tipe interkristaslin
Mesogenesis
Faktor
suhu-waktu
mineral utama dan kemas
transfer massa
geokimia dari air pori
kehadiran fluida yang berhubungan dengan minyak bumi (seperti
minyak, gas hidrokarbon, CO2 dan H2S).
Faktor tsb akan mengubah porositas awal, baik mengurangi
ataupun menambah dg terbentuknyajaringan rekahan.
Telogenesis