Anda di halaman 1dari 17

Pendahuluan

Geologi Reservoar Merupakan salah satu cabang Ilum Geologi yang mempelajari
tentang konsep Minyak dan Gas Bumi khususya dalam petroleum Systm yang
yang mentitikberatkan pada Reservoar,bagaimana penciri reservoar yang baik
dilihat dari segi Sedimentasi hingga tujuan utama yaitu menentukan cadangan.
Ada beberapa faktor pengontrol kualitas reservoar, suatu reservoar yang
baik tentunya memiliki nilai porositas, permeabilitas serta saturasi yang baik.
Porositas adalah perbandingan volum rongga rongga pori terhadap volum total
seluruh batuan. Permeabilitas adalah suatu sifat batuan atau reservoir untuk dapat
mengalirkan fluida melalui poripori yang berhubungan. Saturasi fluida
didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori batuan yang ditempati
oleh fluida tertentu dengan volume pori-pori total pada suatu batuan berpori.

Porositas, permeabilitas, dan saturasi ditentukan dan dikontrol oleh


proses sedimentasi dan lingkungan pengendapan. Proses sedimentasi pada
lingkungan pengendapan akan menentukan bagaimana geometri, litologi, tekstur
mineralogi dan struktur sedimen. Selain itu faktor diagenesis (sangat kecil) dan
proses tektonik juga berperan dalam mengontrol kualitas reservoar.

Maksud Dan Tujuan

Memiliki maksud untuk memahami tipe reservoar dari tekstur sedimen yang ada
sehingga dapat,dan memiliki untuk mengetahui seberapa baik reservoar yang akan
menghasilkan cadangan Hidrokarbon kedepannya.
Pembahasan

Geometri Pori

Geometri suatu batuan akan mempengaruhi kualitas suatu reservoar,


geometri suatu reservoar harus diperhitungkan dengan tepat, karna akan
mempengaruhi banyaknya cadangan yang bisa diambil dari reservoar tersebut.
Geometri juga harus diinterpretasi dengan tepat, karna akan menentukan
bagaimana pelamparan lapisan batuan reservoar .

Gambar Geometri suatu endapan sistem fluvial, warna abu-abu


menujukkan geometri dan pelamparan Batupasir (After Robinson and McCabe,
1997)
Tekstur Batuan
Pengaruh tekstur batuan terhadap porositas
Porositas sangat dipengaruhi oleh ukutan butir
Perubahan ukuran butir bentuk butir ,sortasi, dan kemas
Bentuk butir porositas
Sehingga secara tidak langsung perubahan ukuran butir mempengaruhi
porositas

Batuan silisiklastik
Pada batuan silisiklastik seperti batupasir, nilai porositas dan
permeabilitas tidak terlalu dipengaruhi oleh proses diagenesis. Porositas
dan permeabilitas lebih ditentukan dan dikontrol oleh proses sedimentasi
dan lingkungan pengendapan. Proses sedimentasi pada lingkungan
pengendapan akan menentukan bagaimana tekstur penyusun batuan
silisiklastik.
Pada umumnya mineral penyusun batuan sedimen
silisiklastik adalah mineral silica dan akan menentukan kualitas suatu
reservoir. Mineral penyusun batuan sedimen tergantung dari provenance
atau batuan asalnya. Batupasir kuarsa (arenite sandstone) adalah reservoir
yang paling baik bila menjadi reservoir hidrokarbon. Mineral glaukonit
yang diendapkan pada shllow marine dapat membuat batupasir menjadi
tight sand karna mengalami sementasi yang kuat (pada Formasi Gumai).
Batuan karbonat
Pada batuan karbonat, porositas dan permeabilitas akan dikontrol
oleh fasies, mineralogi dan diagenesa.
Fasies dan mineralogi adalah bagian dari faktor yang akan
mempengaruhi kualitas suatu reservoir karbonat (dilihat dari nilai
porositas dan permeabilitasnya).
Diagenesa adalah faktor yang paling menentukan kualitas
karbonat, karna diagenesa akan mengubah tektur hasil pengendapan
batuan karbonat
Hubungan antara permeabilitas, sortasi, dan ukuran butir ( Pettijohn, 1975; after
Kruimben and Monk, 1942)
Pengontrol konektivitas reservoir

Lingkungan pengendapan

Mempengaruhi : distribusi dan ukuran pori inisial serta geometri dari


fasies pengendapan individual.
Lingkungan Glasial

Pada lingkungan ini terbentuk akibat pencairan es


Dinilai kurang prospek dikarenakan sangat sedikit ditemukan batupasir
atau batuan dengan porositas dan permeabilitas yang baik, akan tetapi
banyak ditemukan clay dan silt

Lingkungan kipas alluvial


Pada lingkungan ini dicirikan dengan endapan sedimen berbutir
kasar berbentuk kipas terbuka hasil pengendapan sungai (biasanya pada
daerah yang lebih tinggi) dimana materialnya masuk kedataran yang lebih
rendah sehingga terjadi perubahan gradien kecepatan yang dratis dan
pengendapan terjadi secara cepat.
Pada endapan ini kurang cocok dijadikan batuan reservoar,
dikarenakan tidak adanya batuan yang dijadikan sebagai sumber didekat
lingkungan pengendapan ini.

Lingkungan gurun
Lingkungan ini dicirikan dengan endapan hasil aktivitas angin
(aeolian). Pada endapan ini sangat kompleks, terdapat daerah yang
permeable dan impermeable tergantung material yang dibawa oleh angin
tersebut, sehingga sangat sukar ditemukan batuan reservoar pada
lingkungan ini

Sungai
Sungai teranyam umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi
arus alirannya lemah dan batuan di sekitarnya lunak. Sungai tipe ini
bercirikan debit air dan pengendapan sedimen tinggi.
Pada sungai tipe ini erosi secara umum lemah sehingga pengendapan
sedimen kuat. Erosi horisontalnya lebih besar dibandingkan erosi vertikal,
perbedaan ini semakin besar pada waktu banjir. Hal ini menyebabkan
aliran sungai sering berpindah tempat secara mendatar.
Endapan sungai biasanya memiliki porositas dan permeabilitas yang
baik sehingga cocok dijadikan sebagai batuan reservoar.
Porositasnya kurang lebih 30%, sedangkan permeabilitasnya bernilai
ribuan millidarcy
Deltaic system
Sebuah lingkungan transisional yang dicirikan oleh adanya material
sedimen yang tertransport lewat aliran sungai (channel),
kemudian terendapkan pada kondisi di bawah air (subaqueous), pada
tubuh air tenang yang diisi oleh aliran sungai tersebut, sebagian lagi
berada di darat/subaerial (Friedman & Sanders, 1978, vide Serra, 1985).
Pada lingkungan ini sangat bagus dijadikan sebagai batuan reservoar
karena memiliki porositas hingga 35%(bagus) dan permeabilitas hingga
ribuan darcy pada endapan mulut bar. Bersifat mengkasar keatas, sehingga
reservoar dengan kualitas baik berada pada bagian atas.

Lingkungan laut dangkal (silisiklastik)


Lingkungan ini dicirikan dengan endapan batuan sedimen detrital
pada kedalaman sedang (10-200 m). Yang termasuk dalam lingkungan ini
yaitu estuarin, tidal flat, intertidal sand bars, barrier island, beach ridges,
shoreline.
Terdapat reservoar rock yang baik pada litologi batupasir di
lingkungan ini. Akan volume reservoar tersebut bergantung pada
pengendapan tiap- tiap fasiesnya.

Lingkungan laut dangkal (karbonat)

Lingkungan yang ditandai dengan adanya endapan karbonat yang


dihasilkan oleh proses biokimia pada laut dangkal (<100m)
Batuan karbonat tersebut dapat dijadikan sebagai batuan reservoar
tergantung dari proses diagenesa yang berlangsung. Ketika terjadi
pelarutan, maka nilai porositas dan permeabilitasnya akan sangat tinggi.
Permeabilitas sering dikaitkan dengan kehadiran rekahan yang terjadi.
Reservoar karbonat dapat memiliki ketebalan yang sangat tebal.

Hubungan Lingkungan pengendapan dengan Kualitas Reservoar


(Karbonat)

Ada 2 unsur lingkungan pengendapan yang mempengaruhi karakteristik


reservoir karbonat :
1. Tingkat energi kinetik air

Energi kinetik air yg tinggi mempengaruhi pembentukan


porositas interpartikel pada batuan karbonat berbutir kasar. Partikel
halus tercuci dan tertransport ke zona subtidal, sementara partikel
kasar terendapkan dg porositas interpartikel
Pada lingkungan berenergi rendah yang konstan,
akumulasi mikroorganisme atau pecahan cangkangnya akan
membentuk porositas interpartikel yg sangat kecil.
2. Bentuk pertumbuhan organisme

Porositas framework dipengaruhi oleh pertumbuhan organisme


tipe frame-building, spt koral. Namun tipe porositas ini mudah teralterasi
oleh diagenesis sehingga jarang yg terpreservasi dlm kondisi aslinya.
Porositas fenestral biasanya berhubungan dengan perkembangan
algal mat dan terdiri dr rongga-rongga yg terbentuk oleh gelembung gas
atau peruraian material organic stlh proses litifikasi sedimen di sekitarnya.
Porositas intrapartikel sering dijumpai pada beberapa sedimen
seperti rudistid reef, konsentrasi foram atau bivalves.

B.Diagenesa

Diagenesis adalah perubahan yang terjadi pada sedimen secara alami,


sejak proses pengendapan awal hingga batas dimana metamorfisme akan
terbentuk. Diagenesis tidak begitu mempengaruhi kualitas reservoar
silisiklastik, kecuali terdapat faktor lain, misalnya terdapat mineral
glaukonit yang akan menghasilkan semen yang menutup pori-pori batuan.
Proses diagenesa pd batuan karbonat terjadi krn adanya interaksi antara air
dekat permukaan dengan batuan.

Fase- fase diagenesa


. Eogenesis, proses awal diagenesis yang terdapat di antara endapan dan
timbunan, atau dekat permukaan,
2. Mesogenesis, tahap tengah dari proses diagenesis yang terjadi setelah
penimbunan (Pembebanan)
3. Telogenesis, tahap akhir dari proses diagenesis.

Eogenesis
Dibagi menjadi 3 proses yaitu
1. Proses biologi
Pada fase ini, terjadi proses-proses diagenesa yang dipengaruhi oleh
organisme (Proses biologis). Hal ini akan mengubah karakteristik
reservoar
Contohnya:
Akibat aktivitas mikroorganisme tersebut dapat memicu terjadinya
pelarutan karena mikroorganisme tersebut merusak permukaan dari
partikel sehingga memicu mikritisasi atau korosi sehingga dapat
berpengaruh terhadap porositas

2. Proses fisik
Proses keluarnya (ekspulsi) air dari sedimen permukaan yang lunak,
dapat membentuk porositas tipe rekahan shrinkage atau breksiasi

3. Proses kimiawi
Misalnya pada proses dolomitisasi. Dolomitisasi adalah proses
penggantian mineral kalsit (CaCO3) menjadi mineral dolomit
(CaMg(CO3)2) akibat adanya kontak batugamping dengan air yang kaya
magnesium pada batuan karbonat. Presipitasi dolomit dipengaruhi oleh
besarnya rasio Mg/Ca pada mineral, besarnya kandungan karbondioksida,
tingginya temperature dan pH, sehingga akan terbentuk porositas sekunder
tipe interkristaslin
Mesogenesis

Faktor

suhu-waktu
mineral utama dan kemas
transfer massa
geokimia dari air pori
kehadiran fluida yang berhubungan dengan minyak bumi (seperti
minyak, gas hidrokarbon, CO2 dan H2S).
Faktor tsb akan mengubah porositas awal, baik mengurangi
ataupun menambah dg terbentuknyajaringan rekahan.

Telogenesis

Telogenesis terjadi pada batuan sedimen yang telah tertimbun kemudian


terangkat sehingga terekspos oleh aktivitas eksogenik maupun aktivitas
pembentukan gunung dan mengalami erosi , replacment dan oksidasi, dan
tidak berhubungan dengan lingkungan pengendapan awal.
Proses-proses penting yg dpt mengubah sifat reservoir karbonat pd fase
ini :
Dekompresi batuan : hilangnya overburden dpt menyebabkan
pembentukan rekahan yang ekstensiv.
Pedogenesis akibat perubahan iklim dpt membentu jaringan porositas
yg sangat besar.
C. Tektono sedimen

Proses tektonik yang berkerja pada suatu cekungan dapat menyebabkan


terjadinya perubahan struktur internal pada batuan. Sesar dan lipatan
produk tektonik dalam menjadi jebakan-jebakan hidrokarbon atau menjadi
jalan migrasi hidrokarbon Deformasi juga akan menghasilkan fracture
pada batuan, yang dapat menambah porotsitas ataupun permeabilitas
batuan.

Anda mungkin juga menyukai