Anda di halaman 1dari 10

Online Jurnal of Natural Science, Vol.

3(1): 89-98 ISSN: 2338-0950


March 2014

STUDI UJI KARAKTERISTIK FISIS BRIKET BIOARANG SEBAGAI SUMBER


ENERGI ALTERNATIF

Arni1, Hosiana MD Labania2, Anis Nismayanti3


1,2,3)
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tadulako1

ABSTRACT
Research has been conducted the testof physical characterization biocharcoal briquettes,results of
mixing charcoal and organic waste with adhesive ofsticky rice flour. This study is follow of
previous study using the same material to determine the effect of variations in composition,
which is then tested against moisture content, calor value, ash content and carbon content. In this
study, the results of mixing biocharcoal briquettes are made in several form and then made the
ultimate testing(moisture content), compressive strength and density of each form of briquettes.
The application of boiling water to each form variation of briquettes using briquette stove. Based
on the results of physical tests conducted, found that the cylindrical briquettes providing good
quality, because it has a low moisture content of 4.87 %, high compressive strength 16.2 N/m 2,
high density 0.50 kg/cm3and requiredthe time of boiling water 500 ml very quickly where the
temperature of coal briquettes reaches 787.9 C , ash 76.05 grams and efficiency52.07 %.

Keyword :charcoal, organic waste, bio charcoalbriquettes, briquetteform, physicaltest

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian uji karakterisasi fisis briket bioarang hasil pencampuran arang
tempurung dan sampah organik dengan bahan perekat tepung ketan. Studi ini merupakan
kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang menggunakan bahan yang sama untuk mengetahui
pengaruh variasi komposisi, yang kemudian dilakukan pengujian terhadap kadar air, nilai kalor,
kadar abu dan kadar karbonnya. Dalam penelitian ini, briket bioarang hasil pencampuran
tersebut dibuat dalam beberapa bentuk yang kemudian dilakukan pengujian ultimate (kadar air),
kuat tekan dan kerapatan terhadap masing-masing bentuk briket. Selanjutnya dilakukan aplikasi
pendidihan air terhadap variasi bentuk briket tersebut dengan menggunakan kompor briket.
Berdasarkan hasil uji fisis yang dilakukan, diperoleh bahwa briket berbentuk silinder,
memberikan kualitas yang baik, karena memiliki kadar air rendah 4,87%, kuat tekan tinggi 16,2
N/m2, kerapatan tinggi 0,50 kg/cm3 serta waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan air 500 ml
sangat cepat dimana suhu bara briket ini mencapai 787,9oC, abu 76,05gram dan efesiensi
52,07%.

Kata kunci :arang tempurung, sampah organik, briket bioarang, bentuk briket, uji fisis.

Corresponding author : anisnismayanti@yahoo.co.id


89
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 89-98 ISSN: 2338-0950
March 2014

I. Pendahuluan tempurung kelapa dan sampah organik

Kelangkaan dan kenaikan harga untuk dijadikan briket bioarang,

minyak akan terus terjadi karena sifatnya menunjukkan kualitas biobriket yang

yang nonrenewable (tak terbarukan). Hal memenuhi kriteria terbaik adalah pada

ini harus segera diimbangi dengan komposisi 50% : 50%. Menurut Schuchart,

penyediaan sumber energi alternatif yang dkk (1996) pembuatan briket dengan

renewable (terbarukan), melimpah penggunaan bahan perekat akan lebih baik

jumlahnya dan murah harganya sehingga hasilnya jika dibandingkan tanpa

terjangkau oleh masyarakat luas menggunakan bahan perekat. Demikian

(Hermawan, 2006). pula, jika ditinjau dari segi penggunaan

Salah satu sumber energi alternatif bahan perekat dalam pembuatan biobriket

yang digunakan yaitu energi biomassa. (Wibowo, 2009) sampel terbaik pada variasi

Energi biomassa merupakan sumber energi perekat adalah sampel yang memakai

alternatif yang perlu mendapat prioritas perekat amilum tepung beras ketan karena

dalam pengembangannya dibandingkan mempunyai nilai kalor pembakaran yang

dengan sumber energi yang lain. Di sisi besar yaitu mencapai 920.880 kJ.

lain, Indonesia sebagai negara agraris Sebagai kelanjutan hasil-hasil

banyak menghasilkan limbah pertanian yang penelitian tersebut di atas, maka dalam studi

kurang termanfaatkan. Limbah pertanian ini akan dilakukan uji karakteristik fisis

tersebut dapat diolah menjadi suatu bahan briket bioarang berbahan arang tempurung

bakar padat buatan yang digunakan sebagai dan sampah organik dengan komposisi 50%

pengganti bahan bakar alternatif yang : 50% dengan memanfaatkan bahan perekat

disebut briket bioarang. Pembuatan briket amilum tepung beras ketan, yang

bioarang dengan perbedaan komposisi divariasikan dalam beberapa bentuk.

campuran bahan (limbah pertanian) akan Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap

mempengaruhi penyerapan kadar air, kadar variasi bentuk tersebut berdasarkan kadar

abu dan kualitas nilai kalor yang dihasilkan air, kuat tekan, kerapatan,suhu bara, suhu

(Ndraha, 2010). air, lama air mendidih, lama bara, kadar abu

Hasil penelitian (Ekawati, 2010) yang dan efesiensi untuk menentukan kualitas

pernah memanfaatkan limbah pertanian yang baik. Bahan-bahan tersebut dipilih

dengan pencampuran komposisi bahan

Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang (Arni et al.)


90
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 89-98 ISSN: 2338-0950
March 2014

karena mudah diperoleh, bahannya murah membangkitkan energi panas.Biomassa juga


dan terdapat dalam jumlah yang banyak. dikategorikan sebagai bahan bakar karbon
netral (Supriyanto dan Merry, 2010).
II. Tnjauan Pustaka
Salah satu teknologi
2.1 Biomassa
yangmemungkinkan dapat merubah
Biomassa merupakan bahan-bahan
biomassa menjadi lebih praktis dan
organik berumur relatif muda dan berasal
ekonomis yaitu briket.Teknologi ini
dari tumbuhan, hewan, produk dan limbah
memungkinkan untuk meningkatkan
industri budidaya (pertanian, perkebunan,
karakteristik bahan bakar biomassa.Daya
kehutanan, peternakan, perikanan).Unsur
tarik pada briket adalah kualitas briket
utama dari biomassa adalah bermacam-
sebagai bahan bakar yang meliputi sifat fisik
macam zat kimia (molekul) yang sebagian
dan kimia termasuk nilai kalor yang
besar mengandung atom karbon
dihasilkan dapat diatur melalui karakteristik
(C).Biomassa secara garis besar tersusun
briket meliputi kepadatan, ukuran briket,
dari selulosa dan lignin (sering disebut
kuat mampat, dan kandungan air.Sehingga
lignin selulosa). Komposisi elementer
briket adalah bahan bakar padat yang dapat
biomassa bebas abu dan bebas air kira-kira
digunakan sebagai sumber energi alternatif
53% massa karbon, 6% hidrogen dan 42%
yang mempunyai bentuk tertentu.
oksigen, serta sedikit nitrogen, fosfor dan
belerang (biasanya masing-masing kurang 2.2 Tempurung Kelapa
dari 1%). Kadar abu kayu biasanya kurang Tempurung kelapa dikategorikan
dari 1% ( Supriyanto dan Merry, 2010). sebagai kayu keras tetapi mempunyai kadar
Keunggulan lain dari biomassa adalah lignin yang lebih tinggi dan kadar selulosa
harganya yang lebih murah dibandingkan lebih rendah dengan kadar air sekitar 6-9%
dengan sumber energi lainnya. Kondisi ini (dihitung berdasarkan berat kering) dan
dapat terjadi karena jumlahnya yang sangat terutama tersusun dari lignin, selulosa dan
melimpah dan umumnya merupakan limbah hemiselulosa (Tilman dalam Pranata, 2008).
dari suatu aktivitas masyarakat.Namun Apabila tempurung kelapa dibakar
demikian, dengan range nilai kalor antara pada temperatur tinggi dalam ruangan yang
3.0004.500 cal/gr, energi yang tidak berhubungan dengan udara maka akan
dikandungnya masih sangat potensial untuk terjadi rangkaian proses penguraian
dimanfaatkan terutama dalam rangka penyusun tempurung kelapa tersebut dan

Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang (Arni et al.)


91
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 89-98 ISSN: 2338-0950
March 2014

akan menghasilkan arang. Tempurung yang lebih lanjut menjadi karbon


kelapa yang dijadikan arang haruslah monoksida, gas hidrogen dan gas-gas
tempurung yang bersih dan berasal dari hidrokarbon. Peristiwa ini disebut sebagai
kelapa yang tua, bahan harus kering agar pirolisis sekunder (Kemal 2001)
proses pembakarannya berlangsung lebih
cepat dan tidak menghasilkan banyak asap. 2.3 Sampah Organik
Arang tempurung kelapa adalah produk Menurut (Slamet dalam Nisandi,
yang diperoleh dari pembakaran tidak 2007) sampah adalah segala sesuatu yang
sempurna terhadap tempurung kelapa.Arang tidak lagi dikehendaki dan bersifat
lebih menguntungkan daripada kayu bakar. padat.Sementara di dalam Naskah Akademis
Arang memberikan kalor pembakaran yang Rancangan Undang-undang Persampahan
lebih tinggi dan asap yang lebih sedikit disebutkan sampah adalah sisa suatu usaha
(Kemal, 2001). dan atau kegiatan yang berwujud padat atau
Arang dapat ditumbuk kemudian semi padat berupa zat organik atau
dikempa menjadi briket dalam berbagai anorganik bersifat dapat terurai maupun
macam bentuk.Briket lebih praktis tidak dapat terurai yang dianggap sudah
penggunaannya dibanding kayu bakar.Arang tidak berguna lagi dan dibuang ke
dapat diolah lebih lanjut menjadi arang aktif lingkungan.
dan sebagai bahan pengisi dan pewarna pada Limbah pada dasarnya berarti suatu
industri karet dan plastik.Pembakaran tidak bahan yang terbuang, atau sengaja dibuang
sempurna pada tempurung kelapa dari suatu sumber hasil atau aktivitas
menyebabkan senyawa karbon kompleks manusia maupun proses-proses alam dan
tidak teroksidasi menjadi karbondioksida, yang belum mempunyai nilai ekonomi,
peristiwa tersebut disebut sebagai pirolisis. bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi
Pada proses pirolisis energi panas yang negatif, karena diperlukan biaya
mendorong terjadinya oksidasi sehingga tambahan untuk pengumpulan, penanganan
molekul karbon yang kompleks terurai dan pembuangannya (Murtadho dan Said
sebagianbesar menjadi karbon atau arang. dalam Nisandi, 2007). Hal tersebut
Pirolisis untuk pembentukan arang tersebut merupakan pengertian secara umum,
disebut sebagai pirolisis primer. Arang sedangkan secara khusus untuk limbah padat
dapat mengalami perubahan dalam proses disebut dengan sampah, yang memiliki

Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang (Arni et al.)


92
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 89-98 ISSN: 2338-0950
March 2014

pengertian suatu bahan yang terbuang atau komposisi bahan pembuat briket
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia memberikan pengaruh yang sangat nyata
maupun proses alam yang belum memiliki terhadap kadar air, nilai kalor dan kadar abu.
nilai ekonomis (Suprihatin dalam Nisandi, Rata-rata kadar air dan nilai kalor tidak
2007). memenuhi standar mutu briket buatan

2.4 Briket Arang atau Bioarang Inggris tetapi memenuhi standar mutu briket

Bioarang merupakan arang (salah satu buatan Jepang, sedangkan rata-rata kadar

jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka abu memenuhi standar mutu briket Inggris

macam bahan hayati atau biomassa, dan Jepang. Menurut Earl dalam Saktiawan

misalnya kayu, ranting, daun-daunan, (2000) menyatakan bahwa bahan bakar

rumput, jerami, kertas maupun limbah padat memiliki kemampuan menyerap air

pertanian lainnya yang dapat yang besar yang dipengaruhi oleh luas

dikarbonisasi.Bioarang ini dapat diolah permukaan dan pori-pori.

menjadi briket bioarang (Brades dan Tobing, Saptoadi dalam Rohmawati, dkk

2008). (2010) melakukan penelitian tentang

Menurut Supriyanto dan Merry karakteristik pembakaran pada bahan bakar

(2010) briket adalah suatu padatan yang briket dari serbuk gergajian dan lignit.Briket

dihasilkan melalui proses pemampatan dan yang digunakan pada penelitian

pemberian tekanan dan jika dibakar akan menggunakan 2 bentuk yaitu bentuk silinder

menghasilkan sedikit asap. Briket arang atau dan prisma persegi.Saptoadi menyatakan

biorang adalah arang yang diolah dengan bahwa bahan bakar briket dapat dibuat

sistem pengepresan dan menggunakan bahan dalam berbagai bentuk, dimana bentuk

perekat, sehingga berbentuk briket yang paling sederhana adalah silinder dan prisma

dapat digunakan untuk keperluan sehari- persegi karena keduanya mudah untuk

hari. dibuat. Bentuk briket dan prisma persegi

Menurut Ndraha (2010) bahwa hampir menunjukkan waktu pembakaran

briket bioarang merupakan salah satu bahan yang sama.

bakar yang berasal dari biomassa. Biomassa III. Metode Penelitian


yang digunakan dalam penelitiannya adalah Penelitian ini dilakukan dengan metode :
tempurung kelapa dan serbuk kayu. Hasil 1. Studi literatur
penelitiannya menunjukkan bahwa

Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang (Arni et al.)


93
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 89-98 ISSN: 2338-0950
March 2014

2. Pembuatan briket kelapa, arang sampah organik dan tepung


3. Pengujian kanji yaitu 50% : 50% dan perekat
4. Analisa amilum tepung beras ketan 8% dari

Metode pembuatan briket adalah sebagai banyaknya hasil campuran bahan

berikut: bioarang.

a. Pengeringan f. Pencetakan

Sampah organik dan tempurung kelapa Hasil campuran bahan bioarang dan

dikeringkan dengan menjemur kedua perekat tersebut ditimbang dengan massa

bahan tersebut. yang sama yaitu masing-masing sampel

b. Pengarangan massanya 20 gram untuk tiap bentuk

Tempurung kelapa dan sampah organik sampel. Kemudian dimasukkan ke dalam

diarangkan dengan pengarangan manual cetakan briket berdasarkan variasi bentuk

(proses pirolisis) dengan menggunakan (bentuk silinder dan bentuk kotak). Alat

tanah yang dilubangi sebagai tempat cetak yang digunakan memiliki luas dan

pengarangan. volume yang sama untuk tiap bentuk

c. Penghalusan bahan selanjutnya diberikan pengempaan

Tempurung kelapa dan sampah organik dengan bantuan kayu yang dikempa

dari hasil pengarangan ditumbuk dengan secara manual, setelah itu briket yang

menggunakan lesung dan alu. dihasilkan akan dikeringkan.

d. Pengayakan g. Pengeringan

Pengayakan dimaksudkan untuk Proses pengeringan pada suhu 60oC

menghasilkan tempurung kelapa dan selama 24 jam dengan cara di oven.

sampah organik yang lembut dan Uji karakterisasi briket terhadap pemanasan
halus.Arang ini disaring dengan ukuran air :
lolosan 60 mesh. a. Pembakaran briket pada kompor briket
e. Pencampuran media Pembakaran briket pada kompor briket
Tempurung kelapa dan sampah organik dilakukan untuk melihat karakteristik
yang telah diayak selanjutnya dicampur pembakaran briket sesungguhnya dalam
dengan komposisi bahan bioarang penerapannya.
diasumsikan memiliki massa yang sama Prosedur pembakaran briket pada kompor
dengan pencampuran arang tempurung briket:

Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang (Arni et al.)


94
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 89-98 ISSN: 2338-0950
March 2014

1) Mengukur air sebanyak 500 ml untuk 10) Menimbang dan mencatat data massa
setiap panci aluminium yang akan briket yang tersisa menjadi abu.
dipanaskan. 11) Pada saat proses pedidihan air harus
2) Menimbang massa briket masing- memperhatikan asap, bau dan jelaga
masing bentuk sebanyak 195 gram pada panci.
untuk setiap bentuk briket. Dari hasil pembakaran briket untuk
3) Meletakkan briket pada kompor briket, mendidihkan air sebanyak 500 ml
lalu tinggi peletakan briket disesuaikan selanjutnya akan ditentukan nilai efesiensi
dengan tinggi briket dan posisi panci dari briket tersebut.
aluminium.
4) Membakar briket dengan bantuan IV. Hasil dan Pembahasan
kertas. Hasil yang diperoleh dari pembuatan
5) Setelah briketnya menjadi bara maka sampel briket bioarang adalah seperti pada
mulai mencatat temperatur awal air Gambar 1. Proses pembuatan sampel bahan
yang akan dipanaskan dan temperatur briket bioarang dari campuran tempurung
briket. kelapa dan sampah organik dengan
6) Meletakkan panci yang berisi air ke atas komposisi campuran 50% : 50% dengan
kompor briket. penambahan perekat amilum tepung beras
7) mengatur posisi termometer pada 2 ketan 8% dari banyaknya jumlah campuran
titik yaitu pada nyala api briket bahan. Sampel yang diperoleh sebanyak 36
(termometer inframerah) dan air dalam sampel yang dibuat dalam bentuk yang
panci aluminium (termometer digital ), berbeda yaitu berbentuk silinder dengan
lalu menjalankan stopwatch. volume rata-rata 25,43 x 10-2 m3dan
8) Mencatat penunjukkan temperatur berbentuk kotak dengan volume rata 25,91 x
briket dan air setiap 2 menit sampai air 10-2 m3 dimana massa awal sampel yang
mendidih. akan dicetak adalah sama.
9) Apabila bara briket masih ada
sementara air sudah mendidih, maka
akan ditinjau berapa lama bara api itu
sampai menjadi abu.

Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang (Arni et al.)


95
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 89-98 ISSN: 2338-0950
March 2014

3 0,52 0,5
Rata-rata 0,51 0,49

Grafik Bentuk Silinder

800

Temperatur (celcius)
Gambar 1 Sampel bahan briket bioarang 700
600
Data hasil perhitungan sampel bahan 500
400
briket bioarang hasil campuran arang 300
200
tempurung dan sampah organik dapat dilihat 100
0
pada Tabel 1 (kadar air), Tabel 2 (kuat 0 2 4 6 8 10 12 14
tekan) dan Tabel 3 (kerapatan). Suhu Bara Waktu (menit)

Tabel 1 Data hasil perhitungan nilai kadar Suhu air


air Gambar 2 : Grafik hubungan antara lama waktu pendidihan
Kadar Air (%) air terhadap temperatur (suhu air dan suhu bara)
Sampel bentuk briket bioarang bentuk silinder

silinder bentuk kotak


V. Kesimpulan
1 5,33 7,01
2 5,07 6,92 Hasil penelitian yang diperoleh dari
3 4,21 6,91
pembuatan briket bioarang campuran arang
Rata-rata 4,87 6,95
tempurung 50% dan sampah organik 50%,
Tabel2 Data hasil perhitungan nilai kuat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
tekan
Kuat tekan (N/m2) 1. Hasil analisis diperoleh nilai rata-rata
Sampel bentuk kadar air briket bioarang bentuk silinder
bentuk kotak
silinder
1 8,57 14,47 lebih rendah 2% daripada briket
2 8,75 25 bioarang bentuk kotak. Hasil analisis
3 31,28 25,47 sifat fisik briket bioarang diperoleh nilai
Rata-rata 16,2 21,65
rata-rata kuat tekan 16,2 N/m2 dan
Tabel 3 Data hasil perhitungan nilai kerapatan 0,50 gr/cm3 untuk bentuk
kerapatan
silinder sedangkan untuk briket
Kerapatan (kg/cm3)
Sampel bentuk bentuk bioarang bentuk kotak 21,65 N/m2 dan
silinder kotak
0,40 gr/cm3.
1 0,5 0,47
2 0,5 0,5

Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang (Arni et al.)


96
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 89-98 ISSN: 2338-0950
March 2014

2. Perbandingan besaran-besaran fisis yang Ekawati, D., 2010, Studi tentang biobriket
pencampuran arang tempurung dan
diuji dari pembakaran briket bioarang
sampah organik sebagai bahan
diperoleh untuk bentuk silinder suhu air bakar alternatif di Sulawesi Tengah
(Skripsi), Jurusan Fisika, Fakultas
mendidih 99,98oC, waktu mendidihkan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
air 11,1 menit, suhu bara 787,9oC, lama Alam, Universitas Tadulako, Palu.
membara 38 menit, abu 76,05 gram dan
Gandi, A., 2010, pengaruh variasi jumlah
efesiensi 52,07% sedangkan bentuk kotak campuran perekat Terhadap
karakteristik briket arang tongkol
waktu mendidih 12,1 menit, suhu air
jagung, Laporan penelitian,
mendidih 99,96oC, suhu bara 760oC, Semarang.
lama membara 30 menit, abu 68,36 gram
Hartoyo, J., dan Roliandi, H., 1978,
dan efesiensi 50,82%. Percobaan Pembuatan Briket
Bioarang Dari Lima Jenis Kayu,
3. Kualitas briket bioarang yang memenuhi
Indonesia, Laporan Penelitian
kriteria yang baik adalah briket bioarang Lembaga Hasil Hutan, Bogor.
bentuk silinder yang ditinjau
Hermawan, Y., 2006, Pemanfaatan Limbah
berdasarkan parameter kadar air, kuat Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar
Dalam Bentuk Briket (Skripsi),
tekan, kerapatan dan uji pembakaran.
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Jember.
Daftar Pustaka
Indri, J.n., 2008, Pemanfaatan Limbah
Boedjang, 1973, Pembuatan Arang Cetak
Tembakau (Nicotiana Tabacum L)
Laporan Karya Utama, Departemen
untuk Bahan Pembuatan Briket
Teknologi Kimia, Fakultas
Sebagai Bahan bakar Alternatif
Teknologi Industri. ITB, Bandung.
(Skripsi), Fakultas Teknologi
Pertanian, ITB.
Brades, A.C., dan Tobing, F.S., 2008,
Pembuatan Briket Arang dari
Kemal, 2001, pembuatan arang aktif dari
Enceng Gondok (Eichornia
serbuk gergajian sengon dan
Crasipess Solm) dengan Sagu
tempurung kelapa dengan cara
Sebagai Pengikat.
kimia, Buletin Penelitian Hasil Hutan
(http://brades.multiply.com/journal/it
17 (2) : 89-100, Bogor
em/1, diakses 20 Juli 2009.
Kurniawan, O. dan Marsono, 2008,
Dewi, R.G., dan Siagian, U., 1992, The
Superkarbon Bahan Bakar Alternatif
Potential Of Biomass Redidues As
Pengganti Minyak Tanah dan Gas,
Energy Sources In Indonesia. Energy
Penebar Swadaya, Jakarta.
Publ, Series No. 2.CRE-ITB,
Bandung.

Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang (Arni et al.)


97
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 89-98 ISSN: 2338-0950
March 2014

Ndraha, N., 2010, Uji Komposisi Bahan Silalahi, 2000, Penelitian Pembuatan Briket
Pembuatan Briket Bioarang Kayu dari Serbuk Gergajian Kayu,
Tempurung Kelapa Dan Serbuk Hasil Penelitian Industri
Kayu Terhadap Mutu Yang DEPERINDAG, Bogor.
Dihasilkan (Skripsi), Departemen
Teknologi Pertanian, Fakultas Supriyanto dan Merry, 2010, Studi Kasus
Pertanian, Universitas Sumatra Utara Energi Alternatif Briket Sampah
(USU), Sumatra Utara. Lingkungan Kampus Polban
Bandung, Seminar Nasional Teknik
Nisandi, 2007, Pembuatan dan pemanfaatan Kimia, Yogyakarta.
Sampah Organik Menjadi Briket
Arang dan Asap Cair, Seminar
Nasional Teknologi (SNT 2007),
Yogyakarta.

Prananta, J., 2008, Pemanfaatan Sabut dan


Tempurung Kelapa serta Cangkang
Sawit untuk Pembuatan Asap Cair
sebagai Pengawet Makanan Alami,
vol 12 No
1http://www.scribd.com/doc/500837
4/ diakses 28 februari 2012

Rohmawati, i., Sarwono dan Hantoro R.,


2010, Studi Eksperimental
Karakteristik Briket Organik Bahan
Baku dari Twa Gunung Baung, ITS
Keputih Sukolilo, Surabaya

Ramaswarmi, S. 1937, Briquetting of


Charcoal The Indian Forester, Vol
LXIII : 94 99.

Saktiawan, I., 2000, Identifikasi Sifat Fisis


dan Kimia Briket Arang dari Sabut
Kelapa (Cocos nucifera L), Skripsi,
Jurusan Teknologi Hasil Hutan,
Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Schuchart, F., Wulfert, K. Darmoko,


Darmosarkoro, dan W. Sutara, 1996,
Pedoman Teknis Pembuatan Briket
Bioarang, Balai Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Dephut
Sumatera Utara, Medan.

Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang (Arni et al.)


98

Anda mungkin juga menyukai