ABSTRACT
Research has been conducted the testof physical characterization biocharcoal briquettes,results of
mixing charcoal and organic waste with adhesive ofsticky rice flour. This study is follow of
previous study using the same material to determine the effect of variations in composition,
which is then tested against moisture content, calor value, ash content and carbon content. In this
study, the results of mixing biocharcoal briquettes are made in several form and then made the
ultimate testing(moisture content), compressive strength and density of each form of briquettes.
The application of boiling water to each form variation of briquettes using briquette stove. Based
on the results of physical tests conducted, found that the cylindrical briquettes providing good
quality, because it has a low moisture content of 4.87 %, high compressive strength 16.2 N/m 2,
high density 0.50 kg/cm3and requiredthe time of boiling water 500 ml very quickly where the
temperature of coal briquettes reaches 787.9 C , ash 76.05 grams and efficiency52.07 %.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian uji karakterisasi fisis briket bioarang hasil pencampuran arang
tempurung dan sampah organik dengan bahan perekat tepung ketan. Studi ini merupakan
kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang menggunakan bahan yang sama untuk mengetahui
pengaruh variasi komposisi, yang kemudian dilakukan pengujian terhadap kadar air, nilai kalor,
kadar abu dan kadar karbonnya. Dalam penelitian ini, briket bioarang hasil pencampuran
tersebut dibuat dalam beberapa bentuk yang kemudian dilakukan pengujian ultimate (kadar air),
kuat tekan dan kerapatan terhadap masing-masing bentuk briket. Selanjutnya dilakukan aplikasi
pendidihan air terhadap variasi bentuk briket tersebut dengan menggunakan kompor briket.
Berdasarkan hasil uji fisis yang dilakukan, diperoleh bahwa briket berbentuk silinder,
memberikan kualitas yang baik, karena memiliki kadar air rendah 4,87%, kuat tekan tinggi 16,2
N/m2, kerapatan tinggi 0,50 kg/cm3 serta waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan air 500 ml
sangat cepat dimana suhu bara briket ini mencapai 787,9oC, abu 76,05gram dan efesiensi
52,07%.
Kata kunci :arang tempurung, sampah organik, briket bioarang, bentuk briket, uji fisis.
minyak akan terus terjadi karena sifatnya menunjukkan kualitas biobriket yang
yang nonrenewable (tak terbarukan). Hal memenuhi kriteria terbaik adalah pada
ini harus segera diimbangi dengan komposisi 50% : 50%. Menurut Schuchart,
penyediaan sumber energi alternatif yang dkk (1996) pembuatan briket dengan
Salah satu sumber energi alternatif bahan perekat dalam pembuatan biobriket
yang digunakan yaitu energi biomassa. (Wibowo, 2009) sampel terbaik pada variasi
Energi biomassa merupakan sumber energi perekat adalah sampel yang memakai
alternatif yang perlu mendapat prioritas perekat amilum tepung beras ketan karena
dengan sumber energi yang lain. Di sisi besar yaitu mencapai 920.880 kJ.
banyak menghasilkan limbah pertanian yang penelitian tersebut di atas, maka dalam studi
kurang termanfaatkan. Limbah pertanian ini akan dilakukan uji karakteristik fisis
tersebut dapat diolah menjadi suatu bahan briket bioarang berbahan arang tempurung
bakar padat buatan yang digunakan sebagai dan sampah organik dengan komposisi 50%
pengganti bahan bakar alternatif yang : 50% dengan memanfaatkan bahan perekat
disebut briket bioarang. Pembuatan briket amilum tepung beras ketan, yang
mempengaruhi penyerapan kadar air, kadar variasi bentuk tersebut berdasarkan kadar
abu dan kualitas nilai kalor yang dihasilkan air, kuat tekan, kerapatan,suhu bara, suhu
(Ndraha, 2010). air, lama air mendidih, lama bara, kadar abu
Hasil penelitian (Ekawati, 2010) yang dan efesiensi untuk menentukan kualitas
pengertian suatu bahan yang terbuang atau komposisi bahan pembuat briket
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia memberikan pengaruh yang sangat nyata
maupun proses alam yang belum memiliki terhadap kadar air, nilai kalor dan kadar abu.
nilai ekonomis (Suprihatin dalam Nisandi, Rata-rata kadar air dan nilai kalor tidak
2007). memenuhi standar mutu briket buatan
2.4 Briket Arang atau Bioarang Inggris tetapi memenuhi standar mutu briket
Bioarang merupakan arang (salah satu buatan Jepang, sedangkan rata-rata kadar
jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka abu memenuhi standar mutu briket Inggris
macam bahan hayati atau biomassa, dan Jepang. Menurut Earl dalam Saktiawan
rumput, jerami, kertas maupun limbah padat memiliki kemampuan menyerap air
pertanian lainnya yang dapat yang besar yang dipengaruhi oleh luas
menjadi briket bioarang (Brades dan Tobing, Saptoadi dalam Rohmawati, dkk
(2010) briket adalah suatu padatan yang briket dari serbuk gergajian dan lignit.Briket
pemberian tekanan dan jika dibakar akan menggunakan 2 bentuk yaitu bentuk silinder
menghasilkan sedikit asap. Briket arang atau dan prisma persegi.Saptoadi menyatakan
biorang adalah arang yang diolah dengan bahwa bahan bakar briket dapat dibuat
sistem pengepresan dan menggunakan bahan dalam berbagai bentuk, dimana bentuk
perekat, sehingga berbentuk briket yang paling sederhana adalah silinder dan prisma
dapat digunakan untuk keperluan sehari- persegi karena keduanya mudah untuk
berikut: bioarang.
a. Pengeringan f. Pencetakan
Sampah organik dan tempurung kelapa Hasil campuran bahan bioarang dan
(proses pirolisis) dengan menggunakan (bentuk silinder dan bentuk kotak). Alat
tanah yang dilubangi sebagai tempat cetak yang digunakan memiliki luas dan
Tempurung kelapa dan sampah organik dengan bantuan kayu yang dikempa
dari hasil pengarangan ditumbuk dengan secara manual, setelah itu briket yang
d. Pengayakan g. Pengeringan
sampah organik yang lembut dan Uji karakterisasi briket terhadap pemanasan
halus.Arang ini disaring dengan ukuran air :
lolosan 60 mesh. a. Pembakaran briket pada kompor briket
e. Pencampuran media Pembakaran briket pada kompor briket
Tempurung kelapa dan sampah organik dilakukan untuk melihat karakteristik
yang telah diayak selanjutnya dicampur pembakaran briket sesungguhnya dalam
dengan komposisi bahan bioarang penerapannya.
diasumsikan memiliki massa yang sama Prosedur pembakaran briket pada kompor
dengan pencampuran arang tempurung briket:
1) Mengukur air sebanyak 500 ml untuk 10) Menimbang dan mencatat data massa
setiap panci aluminium yang akan briket yang tersisa menjadi abu.
dipanaskan. 11) Pada saat proses pedidihan air harus
2) Menimbang massa briket masing- memperhatikan asap, bau dan jelaga
masing bentuk sebanyak 195 gram pada panci.
untuk setiap bentuk briket. Dari hasil pembakaran briket untuk
3) Meletakkan briket pada kompor briket, mendidihkan air sebanyak 500 ml
lalu tinggi peletakan briket disesuaikan selanjutnya akan ditentukan nilai efesiensi
dengan tinggi briket dan posisi panci dari briket tersebut.
aluminium.
4) Membakar briket dengan bantuan IV. Hasil dan Pembahasan
kertas. Hasil yang diperoleh dari pembuatan
5) Setelah briketnya menjadi bara maka sampel briket bioarang adalah seperti pada
mulai mencatat temperatur awal air Gambar 1. Proses pembuatan sampel bahan
yang akan dipanaskan dan temperatur briket bioarang dari campuran tempurung
briket. kelapa dan sampah organik dengan
6) Meletakkan panci yang berisi air ke atas komposisi campuran 50% : 50% dengan
kompor briket. penambahan perekat amilum tepung beras
7) mengatur posisi termometer pada 2 ketan 8% dari banyaknya jumlah campuran
titik yaitu pada nyala api briket bahan. Sampel yang diperoleh sebanyak 36
(termometer inframerah) dan air dalam sampel yang dibuat dalam bentuk yang
panci aluminium (termometer digital ), berbeda yaitu berbentuk silinder dengan
lalu menjalankan stopwatch. volume rata-rata 25,43 x 10-2 m3dan
8) Mencatat penunjukkan temperatur berbentuk kotak dengan volume rata 25,91 x
briket dan air setiap 2 menit sampai air 10-2 m3 dimana massa awal sampel yang
mendidih. akan dicetak adalah sama.
9) Apabila bara briket masih ada
sementara air sudah mendidih, maka
akan ditinjau berapa lama bara api itu
sampai menjadi abu.
3 0,52 0,5
Rata-rata 0,51 0,49
800
Temperatur (celcius)
Gambar 1 Sampel bahan briket bioarang 700
600
Data hasil perhitungan sampel bahan 500
400
briket bioarang hasil campuran arang 300
200
tempurung dan sampah organik dapat dilihat 100
0
pada Tabel 1 (kadar air), Tabel 2 (kuat 0 2 4 6 8 10 12 14
tekan) dan Tabel 3 (kerapatan). Suhu Bara Waktu (menit)
2. Perbandingan besaran-besaran fisis yang Ekawati, D., 2010, Studi tentang biobriket
pencampuran arang tempurung dan
diuji dari pembakaran briket bioarang
sampah organik sebagai bahan
diperoleh untuk bentuk silinder suhu air bakar alternatif di Sulawesi Tengah
(Skripsi), Jurusan Fisika, Fakultas
mendidih 99,98oC, waktu mendidihkan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
air 11,1 menit, suhu bara 787,9oC, lama Alam, Universitas Tadulako, Palu.
membara 38 menit, abu 76,05 gram dan
Gandi, A., 2010, pengaruh variasi jumlah
efesiensi 52,07% sedangkan bentuk kotak campuran perekat Terhadap
karakteristik briket arang tongkol
waktu mendidih 12,1 menit, suhu air
jagung, Laporan penelitian,
mendidih 99,96oC, suhu bara 760oC, Semarang.
lama membara 30 menit, abu 68,36 gram
Hartoyo, J., dan Roliandi, H., 1978,
dan efesiensi 50,82%. Percobaan Pembuatan Briket
Bioarang Dari Lima Jenis Kayu,
3. Kualitas briket bioarang yang memenuhi
Indonesia, Laporan Penelitian
kriteria yang baik adalah briket bioarang Lembaga Hasil Hutan, Bogor.
bentuk silinder yang ditinjau
Hermawan, Y., 2006, Pemanfaatan Limbah
berdasarkan parameter kadar air, kuat Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar
Dalam Bentuk Briket (Skripsi),
tekan, kerapatan dan uji pembakaran.
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Jember.
Daftar Pustaka
Indri, J.n., 2008, Pemanfaatan Limbah
Boedjang, 1973, Pembuatan Arang Cetak
Tembakau (Nicotiana Tabacum L)
Laporan Karya Utama, Departemen
untuk Bahan Pembuatan Briket
Teknologi Kimia, Fakultas
Sebagai Bahan bakar Alternatif
Teknologi Industri. ITB, Bandung.
(Skripsi), Fakultas Teknologi
Pertanian, ITB.
Brades, A.C., dan Tobing, F.S., 2008,
Pembuatan Briket Arang dari
Kemal, 2001, pembuatan arang aktif dari
Enceng Gondok (Eichornia
serbuk gergajian sengon dan
Crasipess Solm) dengan Sagu
tempurung kelapa dengan cara
Sebagai Pengikat.
kimia, Buletin Penelitian Hasil Hutan
(http://brades.multiply.com/journal/it
17 (2) : 89-100, Bogor
em/1, diakses 20 Juli 2009.
Kurniawan, O. dan Marsono, 2008,
Dewi, R.G., dan Siagian, U., 1992, The
Superkarbon Bahan Bakar Alternatif
Potential Of Biomass Redidues As
Pengganti Minyak Tanah dan Gas,
Energy Sources In Indonesia. Energy
Penebar Swadaya, Jakarta.
Publ, Series No. 2.CRE-ITB,
Bandung.
Ndraha, N., 2010, Uji Komposisi Bahan Silalahi, 2000, Penelitian Pembuatan Briket
Pembuatan Briket Bioarang Kayu dari Serbuk Gergajian Kayu,
Tempurung Kelapa Dan Serbuk Hasil Penelitian Industri
Kayu Terhadap Mutu Yang DEPERINDAG, Bogor.
Dihasilkan (Skripsi), Departemen
Teknologi Pertanian, Fakultas Supriyanto dan Merry, 2010, Studi Kasus
Pertanian, Universitas Sumatra Utara Energi Alternatif Briket Sampah
(USU), Sumatra Utara. Lingkungan Kampus Polban
Bandung, Seminar Nasional Teknik
Nisandi, 2007, Pembuatan dan pemanfaatan Kimia, Yogyakarta.
Sampah Organik Menjadi Briket
Arang dan Asap Cair, Seminar
Nasional Teknologi (SNT 2007),
Yogyakarta.