Anda di halaman 1dari 5

Isna Karin Dermayanti - 1142005005

Sistem informasi geografis (SIG) pertama pada tahun 1960 yang bertujuan untuk
menyelesaikan permasalahan geografis. 40 tahun kemudian perkembangan GIS berkembang
tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografi saja tetapi sudah
merambah ke berbagai bidang seperti :
analisis penyakit epidemik (demam berdarah)
analisis kejahatan (kerusuhan)
navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek)
analisis bisnis (sistem stock dan distribusi)
urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah)
peneliti: spatial data exploration
utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management
pertahanan (military simulation), dll
Geographical information system (GIS) merupakan komputer yang berbasis pada
sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisa terhadap
permukaan geografi bumi. Defenisi GIS selalu berubah karena GIS merupakan bidang
kajian ilmu dan teknologi yang relatif masih baru. Beberapa defenisi dari GIS adalah:
1. Definisi GIS (Rhind, 1988):
GIS is a computer system for collecting, checking, integrating and analyzing information
related to the surface of the earth.
2. Definisi GIS yang dianggap lebih memadai (Marble & Peuquet, 1983) and (Parker, 1988;
Ozemoy et al., 1981; Burrough, 1986):
GIS deals with space-time data and often but not necessarily, employs computer
hardware and software.
3. Purwadhi, 1994:
- SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), dan data, serta dapat mendaya-gunakan sistem
penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat
diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan.
- SIG merupakan manajemen data spasial dan non-spasial yang berbasis komputer
dengan tiga karakteristik dasar, yaitu: (i) mempunyai fenomena aktual (variabel data
non-lokasi) yang berhubungan dengan topik permasalahan di lokasi bersangkutan; (ii)
merupakan suatu kejadian di suatu lokasi; dan (iii) mempunyai dimensi waktu.
Isna Karin Dermayanti - 1142005005

Alasan GIS dibutuhkan adalah karena untuk data spatial penanganannya sangat sulit
terutama karena peta dan data statistik cepat kadaluarsa sehingga tidak ada pelayanan
penyediaan data dan informasi yang diberikan enjadi tidak akurat. Berikut adalah dua
keistimewaan analisa melalui Geographical information system (GIS) yakni:
Analisa Proximity
Analisa Proximity merupakan suatu geografi yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam
analisis proximity GIS menggunakan proses yang disebut dengan buffering (membangun
lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu untuk menentukan dekatnya
hugungan antara sifat bagian yang ada.
Analisa overlay
Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay.
Secara analisa membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik
agar bisa dianalisa secara visual.
Dengan demikian, GIS diharapkan mampu memberikan kemudahan-kemudahan yang
diinginkan yaitu:
1. Penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku
2. Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih muda
3. data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisa dan
direpresentasikan
4. Menjadi produk yang mempunyai nila tambah
5. Kemampuan menukar data geospasial
6. Penghematan waktu dan biaya
7. Keputusan yang diambil menjai lebih baik.
Dalam Sistem Informasi Geografi dikenal istilah data raster dan data vektor. Data
tersebut merupakan komponen yang tak terpisahkan dalam proses pemetaan khususnya yang
berbasi SIG. Data raster adalah data yang menampilkan sisi ruang bumi dalam bentuk
pixel (picture element) yang membentuk grid/petak dan dihasilkan dari penginderaan jauh.
Pada data raster, resolusi tergantung pada ukuran pixel-nya. Semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan maka akan semakin tinggi resolusinya. Data raster
sangat baik untuk menggambarkan keadaan jenis tanah, vegetasi dan kelembaban tanah.
Kelemahan data raster terletak pada besarnya ukuran file, semakin tinggi resolusi gambar
maka ukuran file akan semakin besar.
Isna Karin Dermayanti - 1142005005

Data vektor adalah data yang berupa titik, garis dan area yang berbentuk polygon.
Data vektor ini dapat digunakan untuk keperluan peta administratif atau rancangan
pembangunan jalan dan lain sebagainya.

Gambar contoh penggunaan Data Raster

Gambar Contoh penggunaan data vektor

Kelebihan dari data vektor :


1. Lebih efisien dalam ruang penyimpanan.
2. Memiliki resolusi spasial yang tinggi.
3. Representasi grafis data spasialnya sangat mirip dengan peta garis buatan manusia.
4. Transformasi koordinat dan proyeksi tidak sulit dilakukan.

Kekurangan dari data vektor :


1. Struktur data kompleks.
2. Data tidak mudah dimanipulasi.
3. Memerlukan perangkat komputer yang lebih mahal.
4. Overlay beberapa layer vektor secara simultan memerlukan waktu lama.
Isna Karin Dermayanti - 1142005005

Kelebihan data raster


1. Struktur data yang sederhana.
2. Mudah dimanipulasi dengan fungsi matematis sederhana.
3. Teknologi yang digunakan cukup murah.
4. Overlay data raster dengan data inderaja mudah dilakukan.

Kekurangan data raster


1. Memerlukan ruang penyimpanan yang besar.
2. Transformasi koordinat dan proyeksi sulit dilakukan.
3. Lebih sulit untuk merepresentasikan hubungan topologikal.

Model data vektor


Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area
(daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan
nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis). Keuntungan utama dari format
data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal
ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis
data batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan
hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidak
mampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.

Gambar pemodelan data vektor


Isna Karin Dermayanti - 1142005005

Model data raster


Data raster atau disebut juga dengan sel grid adalah data yang dihasilkan dari sistem
penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel
grid yang disebut dengan piksel (picture element). Pada data raster, resolusi tergantung pada
ukuran piksel- nya. Dengan kata lain, resolusi piksel menggambarkan ukuran sebenarnya di
permukaan bumi yang diwakili oleh setiap piksel pada citra. Semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data
raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti
jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama
dari data raster adalah besarnya ukuran file, semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar
pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia.
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data
yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data
yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa.
Contoh penggunaan data raster dalam aplikasi GIS ialah untuk pengkelasan
kemampuasn lahan di provinsi bali dengan metode nilai piksel pembeda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan SIG dapat memperlihatkan sebaran kelas kemampuan
lahan yang heterogen dan kompleks sehingga memperjelas informasi lahan pada satuan unit
lahan yang sempit. Selain itu penggunaan metode ini juga membantu mempercepat proses
tumpang susun dan query data. Kelas kemampuan lahan di Provinsi Bali dapat
dikelompokkan menjadi 8 kelas, dari kelas I sampai kelas VIII. Sebaran kelas kemampuan
lahannya didominasi oleh lahan dengan kelas VI, VII dan VIII yaitu seluas 50,7% dari luas
Provinsi Bali. Kabupaten Buleleng, Jembrana, dan Karangasem berturut-turut merupakan
daerah-daerah terluas yang memiliki kemampuan lahan kelas VIII. Daerah-daerah tersebut
harus lebih instensif dalam menjaga lahan-lahan berkelas VIII agar tidak beralih fungsi dari
lahan hutan menjadi lahan non hutan.
Struktur data raster bisa mempersingkat waktu tumpang susun akan tetapi informasi yang
ditampilkan dalam atributnya tidak selengkap struktur data vektor. Struktur data rester juga
memerlukan ruang penyimpanan (hard-disk) yang lebih besar dibandingkan struktur data vektor (As-
syakur, 2009b). Akan tetapi struktur data raster memberikan keunggulan lain yaitu kemampuannya
berintegrasi dengan data penginderaan jauh, karena cukup banyak data dasar SIG yang berasal dari
penginderaan jauh yang juga berstruktur data raster seperti informasi penggunaan lahan, lereng, dan
hujan. Keadaan data raster tersebut memudahkan pengguna mengkombinasikan data-data SIG
dengan data-data yang berasal dari peng-inderaan jauh.

Anda mungkin juga menyukai