Anda di halaman 1dari 34

REFERAT

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


INFANTICIDE

Diajukan untuk memenuhi syarat menempuh ujian kepaniteraan klinik


di bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Disusunoleh :
Kelompok 2
Efander Tampubolon G1A216107
Eldi Novriandi G1A217024
Maya Indri G1A215053
Indra Yance G1A213052

Dosen Ketua : dr. Shalahudden Syah, M.Sc


Dosen Sekretaris : dr. Zakaria Saleh

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHERJAMBI
PERIODE 7 AGUSTUS 11 SEPTEMBER 2017

i
HALAMAN PENGESAHAN
REFERAT
INFANTICIDE

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian kepaniteraan


klinik pada bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi,
Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

Disusun oleh :
Kelompok 2

Efander Tampubolon G1A216107


Eldi Novriandi G1A217024
Maya Indri G1A215053
Indra Yance G1A213052

Telah dipresentasikan dan disetujuioleh:


Jambi, Agustus 2017

DosenPenguji DosenPembimbing

dr. Shalahudden Syah, M.Sc dr. Zakaria Saleh


NIP. 197011082002121004 NIP. 1972071620021002

KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan referat ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk memperdalam
pengetahuan tentang Infanticide khususnya bagi dokter-dokter muda yang
sedang menjalankan kepaniteraan klinik dan sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti ujian kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
Selama proses penulisan referat ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak baik berupa saran, bimbingan, informasi, data serta dukungan
moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. dr. Shalahudden Syah, M.Sc selaku dosen ketua
2. dr. Zakaria Saleh selaku dosen sekretaris
3. dr. Moch. Ainur Rofiq, Sp.KF,MH selaku dosen ahli
4. Segenap staf di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
RumahSakitUmum Daerah Raden Mattaher Jambi
5. Rekan rekan yang telahmemberikanbantuandalampenulisanreferatini.
Pada akhirnya penulis berharap penulisan referat ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan berbagai pihak pada umumnya.

Jambi,Agustus 2017

Penulis

DAFTAR ISI

iii
Halaman

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN..1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.....2

DEFINISI.2

DASAR HUKUM....2

PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK....3

1. Lahir Hidup atau mati..4

2. Tanda Perawatan....10

3. Luka-luka...10

4. Cukup Bulan dalam Kandungan....12

5. Viabilitas ...12

PEMERIKSAAN KASUS INFANTICIDE..12

BAB 3. KESIMPULAN16

DAFTAR PUSTAKA17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Anak adalah buah hati yang sangat berharga bagi setiap keluarga, sebagai pewaris dan
penerus kedua orang tuanya. Sedangkan seorang ibu adalah sosok yang penuh kasih sayang, apapun
dikorbankan demi anak buah hatinya. Oleh karena itu seorang anak harus mendapatkan perlindungan
baik masih dalam kandungan maupun setelah dilahirkan. Tetapi sekarang ini berita-berita tentang
ditemukannya bayi yang baru lahir dalam keadaan meninggal karena dibunuh oleh ibunya, seringkali
dijumpai di media massa.
Kasus pembunuhan terhadap bayi yang baru lahir telah dikenal sejak dahulu dan terjadi
dimana saja. Firaun di zamannya telah memerintahkan membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir,
karena takut munculnya seorang raja baru. Pada zaman dahulu juga terjadi di tanah arab dimana
lazimnya terjadi setiap bayi perempuan yang dianggap membawa sial bagi keluarganya juga dibunuh.
Masih banyak lagi alasan lain yang mendorong seseorang sampai hati merampas nyawa seorang bayi
yang baru dilahirkan.
Pembunuhan anak adalah suatu bentuk kejahatan terhadap nyawa dimana kejahatan ini
bersifat unik. Keunikan tersebut dikarenakan pelaku pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri
dan alasan atau motivasi untuk melakukan kejahatan tersebut adalah karena ibu kandungnya takut
ketahuan bahwa dia telah melahirkan anak, salah satunya karena anak tersebut adalah hasil hubungan
gelap. Selain itu, keunikan lainnya yaitu saat dilakukan tindakan menghilangkan nyawa anaknya
yaitu saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian. Patokannya yaitu dapat dilihat apakah sudah
ada atau belum tanda-tanda perawatan, dibersihkan, dipotong tali pusat atau diberikan pakaian.
Cara yang paling sering digunakan dalam kasus pembunuhan anak sendiri adalah membuat
keadaan asfiksia mekanik yaitu pembekapan, pencekikan, penjeratan dan penyumbatan. Di Jakarta
dilaporkan bahwa 90-95% dari sekitar 30-40 kasus PAS per tahun dilakukan dengan cara asfiksia
mekanik. Bentuk kekerasan lainnya adalah kekerasan tumpul di kepala (5-10%) dan kekerasan tajam
pada leher atau dada (1 kasus dalam 6-7 tahun).
Saat dilakukannya kejahatan tersebut, dikaitkan dengan keadaan mental emosional dari ibu
seperti rasa malu, takut, benci serta rasa nyeri bercampur aduk menjadi satu, sehingga perbuatannya
dianggap dilakukan tidak dalam keadaan mental yang tenang, sadar serta dengan perhitungan yang
matang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apa pengertian infanticide ?
2. Jelaskan dasar hukum yang menyangkut infanticide ?
5
3. Bagaimana pemeriksaan infanticide dalam kedokteran forensik ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kasus infanticide
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian Infanticide
2. Mengetahui dasar hukum yang menyangkut infaticide
3. Mengetahui pemeriksaan infanticide dalam kedokteran forensik

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Menambah pengetahuan tentang identifikasi dan cara pembuatan visum et repertum pada
infanticede
2. menambah pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu kedokteran forensik pada jenazah
dengan kasus infanticide
3. sebagai sumber referensi dan informasi mengenai gambaran infanticide

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Pembunuhan Anak Sendiri (Infanticide)


2.1. Definisi dan Batasan Pengertian Pembunuhan Anak Sendiri
Pembunuhan anak sendiri (infanticide) yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu
atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah
melahirkan anak. Dengan demikian berdasarkan pengertian di atas, persyaratan yang harus dipenuhi
dalam kasus pembunuhan anak (infanticide) yaitu:
1. Pelaku adalah ibu kandung
2. Korban adalah anak kandung
3. Alasan melakukan tindakan tersebut yaitu takut ketahuan telah melahirkan anak
4. Waktu pembunuhan yaitu tepat pada waktu melahirkan atau beberapa saat setelah melahirkan.
Untuk itu dengan adanya batasan yang tegas tersebut maka suatu pembunuhan yang tidak
memenuhi salah satu kriteria di atas tidak dapat disebut sebagai pembunuhan anak (infanticide),
malainkan suatu pembunuhan biasa (Apuranto, H. dan Hoediyanto, 2007).

2.2. Dasar Hukum Menyangkut Pembunuhan Anak Sendiri


Dalam KUHP, pembunuhan anak sendiri tercantum di dalam bab kejahatan terhadap nyawa
orang. Adapun bunyi pasalnya yaitu:
Pasal 341. Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena
membunuh anak sendiri dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 342. Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian
merampas nyawa anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 343. Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 342 KUHP diartikan sebagai pembunuhan atau pembunuhan berencana.
Berdasarkan undang-undang tersebut kita dapat melihat adanya tiga faktor penting yaitu:

Ibu yaitu hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan pembunuhan anak
sendiri. Tidak dipersoalkan apakah ibu telah menikah atau tidak, sedangkan bagi orang
lain yang melakukan atau turut membunuh anak tersebut dihukum karena pembunuhan
atau pembunuhan berencana, dengan hukuman yang lebih berat yaitu 15 tahun penjara
(pasal 338 pembunuhan tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman mati
( pasal 339 dan 340, pembunuhan dengan rencana).
Waktu yaitu dalam undang-undang tidak disebutkan batasan waktu yang tepat, tetapi
hanya dinyatakan pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian . Sehingga boleh
dianggap pada saat belum timbul rasa kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Bila

7
rasa kasih sayang sudah timbul maka ibu tersebut akan merawat dan bukan membunuh
anaknya.
Psikis yaitu ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan akan diketahui
orang lain telah melahirkan anak itu, biasanya anak yang dilahirkan tersebut didapatkan
dari hubungan tidak sah.

Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya, misalnya tempat sampah, got,
sungai dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan anak sendiri (pasal
341, 342) pembunuhan (pasal 338, 339, 340, 343), lahir mati kemudian dibuang (pasal 181) atau bayi
yang ditelantarkan sampai mati (pasal 308) (Budiyanto et al.,1997).

2.3. Pemeriksaan Kedokteran Forensik


Pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus pembunuhan anak atau yang diduga kasus
pembunuhan anak ditujukan untuk memperoleh kejelasan di dalam hal sebagai berikut:

Apakah anak tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati?


Apakah terdapat tanda-tanda perawatan?
Apakah ada luka-luka yang dapat dikaitkan dengan penyebab kematian?

Oleh karena Visum et Repertum itu juga mengandung makna sebagai pengganti barang bukti,
maka segala apa yang terdapat dalam barang bukti dalam hal ini yaitu tubuh anak, harus dicatat dan
dilaporkan. Dengan demikian selain ketiga kejelasan tersebut di atas, masih ada dua hal lagi yang
harus diutarakan dalam VR yaitu:

Apakah anak yang dilahirkan itu cukup bulan dalam kandungan?


Apakah pada anak tersebut didapatkan kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup bagi si anak?

Sehingga lebih jelas bahwa permasalahan tentang maturitas seperti cukup bulan atau prematur
merupakan hal yang penting, sama halnya dengan kemampuan anak untuk hidup dengan wajar
(viabilitas) tanpa kelainan bawaan yang diderita oleh anak.
Sebelum melangkah lebih jauh, perlu ditinjau lebih dahulu pengertian lahir hidup dan lahir
mati. Perlu diketahui bahwa seorang dokter tidak dibenarkan membuat kesimpulan lahir hidup atau
lahir mati dari hasil pemeriksaan terhadap korban kasus yang diduga akibat pembunuhan anak.

A. Lahir hidup atau lahir mati


Lahir hidup (live birth) adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang lengkap, yang
setelah pemisahan, bernapas atau menunjukkan tanda kehidupan lain tanpa mempersoalkan usia
gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong dan uri dilahirkan.

8
Lahir mati (still birth) adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan oleh
ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum ataupun setelah kehamilan berumur 28
minggu dalam kandungan). Kematian ditandai oleh janin yang tidak bernapas atau tidak
menunjukkan tanda kehidupan lain seperti denyut jantung, denyut nadi tali pusat atau gerakan otot
rangka.
Adapun tanda-tanda kehidupan pada bayi yang baru dilahirkan yaitu :

Pernapasan
o Paru mengembang
o Udara dalam lambung atau usus
Menangis
Pergerakan otot
Sirkulasi darah dan denyut jantung serta perubahan hemoglobin
Isi usus
Keadaan tali pusat
Pernapasan

Pernapasan spontan terjadi akibat rangsangan atmosfer dan adanya gangguan sirkulasi
plasenta, dan ini menimbulkan perubahan penting yang permanen pada paru.

a. Uji Apung Paru


Uji apung paru dilakukan dengan teknik tanpa sentuh (no touch technique), paru-paru tidak
disentuh untuk menghindari kemungkinan timbulnya artefak pada sediaan histopatologik jaringan
paru akibat manipulasi berlebihan.

Lidah dikeluarkan seperti biasa di bawah rahang bawah, ujung lidah dijepit dengan pinset
atau klem, kemudian ditarik ke arah ventrokaudal sehingga tampak palatum mole. Dengan scalpel
yang tajam, palatum mole disayat sepanjang perbatasannya dengan palatum durum. Faring, laring,
esophagus bersama dengan trakea dilepaskan dari tulang belakang. Esofagus bersama dengan trakea
diikat di bawah kartilago krikoid dengan benang. Pengikatan ini dimaksudkan agar pada manipulasi
berikutnya cairan ketuban, mekonium atau benda asing lain tidak mengalir ke luar melalui trakea;
bukan untuk mencegah masuknya udara ke dalam paru.
Pengeluaran organ dari lidah sampai paru dilakukan dengan forsep atau pinset bedah dan
scalpel, tidak boleh dipegang dengan tangan. Kemudian esophagus diikat di atas diafragma dan
dipotong di atas ikatan. Pengikatan ini dimaksudkan agar udara tidak masuk ke dalam lambung dan
uji apung lambung-usus (uji Breslau) tidak memberikan hasil meragukan.
Setelah semua organ leher dan dada dikeluarkan dari tubuh, lalu dimasukkan ke dalam air dan
dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Kemudian paru-paru kiri dan kanan dilepaskan dan
dimasukkan kembali ke dalam air, dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Setelah itu tiap lobus

9
dipisahkan dan dimasukkan ke dalam air, dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Lima
potong kecil dari bagian perifer tiap lobus dimasukkan ke dalam air, diperhatikan apakah mengapung
atau tenggelam.
Hingga tahap ini, paru bayi yang lahir mati masih dapat mengapung oleh karena
kemungkinan adanya pembusukan. Bila potongan kecil itu mengapung, letakkan di antara dua karton
dan ditekan dengan arah penekanan tegak lurus jangan digeser untuk mengeluarkan gas pembusukan
yang terdapat pada jaringan interstisial paru, lalu masukkan kembali ke dalam air dan diamati apakah
masih mengapung atau tenggelam. Bila masih mengapung berarti paru terisi udara residu yang tidak
akan keluar. Namun, terkadang dengan penekanan, dinding alveoli pada mayat bayi yang telah
membusuk lanjut akan pecah dan udara residu keluar dan memperlihatkan hasil uji apung paru
negatif.
Uji apung paru harus dilakukan menyeluruh sampai potongan kecil paru mengingat
kemungkinan adanya pernapasan sebagian (parsial respiration) yang dapat bersifat buatan atau
alamiah (vagitus uternus atau vagitus vaginalis) yaitu bayi sudah bernapas walaupun kepala masih
dalam uterus atau dalam vagina).
Hasil negatif belum berarti pasti lahir mati karena adanya kemungkinan bayi dilahirkan hidup
tapi kemudian berhenti bernapas meskipun jantung masih berdenyut, sehingga udara dalam alveoli
diresorpsi. Pada hasil uji negatif ini, pemeriksaan histopatologik paru harus dilakukan untuk
memastikan bayi lahir mati atau lahir hidup.
Bila sudah jelas terjadi pembusukan, maka uji apung paru kurang dapat dipercaya, sehingga
tidak dianjurkan untuk dilakukan.

b. Mikroskopik paru-paru

Setelah paru-paru dikeluarkan dengan teknik tanpa sentuh, dilakukan fiksasi dengan larutan
formalin 10 %. Sesudah 12 jam, dibuat irisan melintang untuk memungkinkan cairan fiksatif meresap
dengan baik ke dalam paru. Setelah difiksasi selama 48 jam, kemudian dibuat sediaan histopatologik.
Biasanya digunakan perwarnaan HE dan bila paru telah membusuk digunakan pewarnaan Gomori
atau Ladewig.
Struktur seperti kelenjar bukan merupakan ciri paru bayi yang belum bernapas, tetapi
merupakan ciri paru janin yang belum mencapai usia gestasi 26 minggu. Tanda khas untuk paru janin
belum bernapas adalah adanya tonjolan (projection) yang berbentuk seperti bantal (cushion-like)
yang kemudian akan bertambah tinggi dengan dasar menipis sehingga akan tampak seperti gada
(club like). Pada permukaan ujung bebas projection tampak kapiler yang berisi banyak darah. Pada
paru bayi belum bernapas yang sudah membusuk dengan perwarnaan Gomori atau Ladewig, tampak
serabut-serabut retikulin pada permukaan dinding alveoli berkelok-kelok seperti rambut yang

10
keriting, sedangkan pada projection berjalan di bawah kapiler sejajar dengan permukaan projection
dan membentuk gelung-gelung terbuka (open loops).
Pada paru bayi yang lahir mati mungkin pula ditemukan tanda inhalasi cairan amnion yang
luas karena asfiksia intrauterin, misalnya akibat tertekannya tali pusat atau solusio plasenta sehingga
terjadi pernapasan janin prematur (intrauterine submersion). Tampak sel-sel verniks akibat
deskuamasi sel-sel permukaan kulit, berbentuk persegi panjang dengan inti piknotik berbentuk huruf
S, bila dilihat dari atas samping terlihat seperti bawang. Juga tampak sel-sel amnion bersifat
asidofilik dengan batas tidak jelas dan inti terletak eksentrik dengan batas yang juga tidak jelas.
Mekonium yang berbentuk bulat berwarna jernih sampai hijau tua mungkin terlihat dalam
bronkioli dan alveoli. kadang-kadang ditemukan deskuamasi sel-sel epitel bronkus yang merupakan
tanda maserasi dini, atau fagositosis mekonium oleh sel-sel dinding alveoli.
Lahir mati ditandai pula oleh keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya kehidupaan
seperti trauma persalinan yang hebat, perdarahan otak yang hebat, dengan atau tanpa robekan
tentorium serebeli, pneumonia intrauterin, kelainan kongenitasl yang fatal seperti anensefal. Adapun
ringkasan perbedaan dari pemeriksaan paru yaitu:

N Paru belum bernapas Paru sudah bernapas


1 Volume kecil, kolaps, menempel Volume 4-6x lebih besar, sebagian menutupi
1. pada vertebra, konsistensi padat, jantung, konsistensi seperti karet busa (ada
tidak ada krepitasi krepitasi)
2 Tepi paru tajam Tepi paru tumpul
2.
3 Warna homogen, merah Warna merah muda
3. kebiruan/ungu
5 Kalau diperas di bawah permukaan Gelembung gas yang keluar halus dan rata
4. air tidak keluar gelembung gas atau ukurannya.
bila sudah ada pembusukan
gelembungnya besar dan tidak rata.
6 Tidak tampak alveoli yang Tampak alveoli, kadang-kadang terpisah
5. berkembang pada permukaan sendiri
6 Kalau diperas hanya keluar darah Bila diperas keluar banyak darah berbuih
6. sedikit dan tidak berbuih (kecuali walaupun belum ada pembusukan (volume
bila sudah ada pembusukan) darah dua kali volume sebelum napas.
8 Berat paru kurang lebih 1/70 BB Berat paru kurang lebih 1/35 BB
7.
8 Seluruh bagian paru tenggelam Bagian-bagian paru yang mengembang
8. dalam air terapung dalam air.

11
1. Menangis
Bernapas dapat terjadi tanpa menangis, tetapi menangis tidak dapat terjadi tanpa bernapas.
Suara tangis yang terdengar belum berarti bayi tersebut lahir hidup karena suara tangisan dapat
terjadi dalam uterus atau dalam vagina. Yang merangsang bayi menangis dalam uterus adalah
masuknya udara dalam uterus dan kadar oksigen dalam darah menurun dan atau kadar CO 2 dalam
darah meningkat.

2. Pergerakan Otot
Keadaan ini harus disaksikan oleh saksi mata, karena post mortem tidak dapat
dibuktikan. Kaku mayat dapat terjadi pada bayi yang lahir hidup kemudian mati maupun yang
lahir mati.

3. Peredaran Darah, Denyut Jantung, dan Perubahan pada Hemoglobin


Meliputi bukti fungsional yaitu denyut tali pusat dan detak jantung (harus ada saksi mata)
dan bukti anatomis yaitu perubahan-perubahan pada Hb serta perubahan dalam duktus arteriosus,
foramen ovale dan dalam duktus venosus (cabang vena umbilicalis yang langsung masuk vena
cava inferior).
Bila ada yang menyaksikan denyut nadi tali pusat/detak jantung pada bayi yang sudah
terlahir lengkap, maka ini merupakan bukti suatu kelahiran hidup. Foramen ovale tertutup bila
telah terjadi pernapasan dan sirkulasi (satu hari sampai beberapa minggu). Duktus arteriosus
perlahan-lahan menjadi jaringan ikat (paling cepat dalam 24 jam) Duktus venosus menutup
dalam 2-3 hari sampai beberapa minggu.
4. Isi Usus dan Lambung
Bila dalam lambung bayi ditemukan benda asing yang hanya dapat masuk akibat reflek
menelan, maka ini merupakan bukti kehidupan (lahir hidup). Udara dalam lambung dan usus
dapat terjadi akibat pernapasan wajar, pernapasan buatan, atau tertelan. Keadaan-keadaan tersebut
tidak dapat dibedakan. Cara pemeriksaan yaitu esophagus diikat, dikeluarkan bersama lambung
yang diikat pada jejunum lekuk pertama, kemudian dimasukkan ke dalam air. makin jauh udara
usus masuk dalam usus, makin kuat dugaan adanya pernapasan 24-48 jam post mortem,
mekonium sudah keluar semua seluruhnya dari usus besar.
5. Keadaan Tali Pusat
Yang harus diperhatikan pada tali pusat adalah pertama ada atau tidaknya denyut tali pusat
setelah kelahiran. Ini hanya dapat dibuktikan dengan saksi mata. Kedua, pengeringan tali pusat,
letak dan sifat ikatan, bagaimana tali pusat itu di putus (secara tajam atau tumpul).
6. Keadaan Kulit
Tidak satupun keadaan kulit yang dapat membuktikan adanya kehidupan setelah bayi
lahir, sebaliknya ada satu keadaan yang dapat memastikan bahwa bayi tersebut tidak lahir hidup
yaitu maceration, yang dapat terjadi bila bayi sudah mati in utero beberapa hari (8-10 hari). Hal
12
ini harus dibedakan dengan proses pembusukan yaitu pada maserasi tidak terbentuk gas karena
terjadi secara steril. Kematian pada bayi dapat terjadi waktu dilahirkan, sebelum dilahirkan atau
setelah terpisah sama sekali dari ibu.
Bukti kematian dalam kandungan:
Ante partum rigor mortis yang sering menimbulkan kesulitan waktu melahirkan
Meceration, yaitu perlunakan janin dalam air ketuban dengan ciri-ciri:
o Warna merah kecoklatan (pada pembusukan warnanya hijau)
o Kutikula putih, sering membentuk bula berisi cairan kemerahan
o Tulang-tulang lentur dan lepas dari jaringan lunak
o Tidak ada gas, baunya khas
o Maserasi ini terjadi bila bayi sudah mati 8-10 hari dalam kandungan

B. Tanda Perawatan
Penentuan ada tidaknya tanda perawatan sangat penting artinya dalam kasus pembunuhan
anak, oleh karena dapat diduga apakah kasus yang dihadapi memang benar kasus pembunuhan anak
seperti dimaksud dalam undang-undang, atau menjadi kasus lain yang ancaman hukumannya
berbeda.
Adapun anak yang baru dilahirkan dan belum mengalami perawatan dapat diketahui dari
tanda-tanda sebagai berikut:
tubuh masih berlumuran darah
ari-ari (plasenta) masih melekat dengan tali pusat dan masih berhubungan dengan pusat
(umbilicus)
bila ari-ari tidak ada, maka ujung talli pusat tampak tidak beraturan, hal ini dapat
diketahui dengan meletakkan ujung tali pusat tersebut ke permukaan air
adanya lemak bayi (vernix caseosa), pada daerah dahi serta di daerah yang mengandung
lipatan-lipatan kulit, seperti daerah lipat ketiak, lipat paha dan bagian belakang bokong.

Gambar 1. Tali Pusat Belum Terpotong dan Masih Terhubung dengan Ari-Ari.

C. Luka-luka yang dapat Dikaitkan dengan Penyebab Kematian


13
Cara atau metoda yang banyak dijumpai untuk melakukan tindakan pembunuhan anak adalah
cara atau metoda yang menimbulkan keadaan mati lemas (asfiksia) seperti penjeratan, pencekikan
dan pembekapan serta membenamkan ke dalam air. Adapun cara yang lain seperti menusuk atau
memotong serta kekerasan dengan benda tumpul relatif jarang ditemukan.
Dalam kasus ini yang harus diperhatikan yaitu:
Adanya tanda-tanda mati lemas seperti sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari, bintik-
bintik perdarahan pada selaput biji mata dan selaput kelopak mata serta jaringan longgar
lainnya, lebam mayat yang lebih gelap dan luas, busa halus berwarna putih atau putih
kemerahan yang keluar dari lubang hidung dan atau mulut serta tanda-tanda bendungan
pada alat dalam.
keadaan mulut dan sekitarnya yaitu adanya luka lecet tekan di bibir dan sekitarnya,
biasanya berbentuk bulan sabit, memar pada bibir bagian dalam yang berhadapan dengan
gusi serta adanya gumpalan benda asing seperti koran atau kain yang mengisi rongga
mulut.
keadaan di daerah leher dan sekitarnya yaitu adanya luka lecet tekan yang melingkari
sebagian atau seluruh bagian leher yang merupakan jejas jerat sebagai akibat tekanan
yang ditimbulkan oleh alat penjerat yang digunakan, adanya luka-luka lecet kecil
berbentuk bulan sabit yang diakibatkan dari ujung kuku dan adanya luka-lua lecet dan
memar yang tidak beraturan akibat tekanan ujung jari.
adanya luka tusuk atau luka sayat pada daerah leher, mulut atau bagian tubuh lainnya.
adanya istilah tusukan bidadari yaitu menusukkan benda tajam pada langit-langit
rongga mulut sampai menembus rongga tengkorak.
adanya tanda terendam seperti tubuh yang basah dan berlumpur, telapak tangan dan
telapak kaki yang pucat dan keriput (washer woman hand), kulit yang berbintil-bintil
(cutis anserina sepert kulit angsa, serta adanya benda asing di saluran pernapasan terutama
trakea).

14
Gambar 2. Tampak adanya Luka terbuka pada Kepala dan Luka lecet Berbentuk Bulan
Sabit pada Leher.

D. Cukup Bulan dalam Kandungan


pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, tinggi badan, berat badan
ujung-ujung jari
keadaan genitalia eksterna
pusat-pusat penulangan khususnya pada tulang paha (os femur) mempunyai arti yang
cukup penting. Bagian distal os femur serta proksimal os tibia akan menunjukkan pusat
penulangan pada umur kehamilan 36 minggu, demikian juga pada os cuboideum dan os
cuneiform, sedangkan os talus dan calcaneus pusat penulangan akan tampak pada umur
kehamilan 28 minggu.
E. Viabilitas
Dapat dilihat apakah terdapat kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup bayi seperti jantung (ASD, VSD), otak (anensefalus atau mikrosefalus) dan saluran pencernaan
(stenosis esophagus) (Idries, 1997).

2.4. Pemeriksaan Kasus Pembunuhan Anak Sendiri (Infanticide)


Pemeriksaan dilakukan terhadap pelaku/tertuduh (ibu kandung yang baru melahirkan) dan
korban (bayi yang baru dilahirkan).
A. Pemeriksaan terhadap Ibu
1. Tanda telah melahirkan anak
Robekan baru pada alat kelamin
ostium uteri dapat dilewati ujung jari
keluar darah dari rahim
ukuran rahim saat post partum setinggi pusat,
6-7 hari post partum setinggi tulang kemaluan
payudara mengeluarkan air susu
hiperpigmentasi aerola mamma
striae gravidarum dari warna merah menjadi putih
2. Berapa lama telah melahirkan
ukuran rahim kembali ke ukuran semula 2-3 minggu
getah nifas : 1-3 hari post partum berwarna merah
4-9 hari post partum berwarna putih
10-14 hari post partum getah nifas habis
robekan alat kelamin sembuh dalam 8-10 hari
3. Mencari tanda-tanda partus precipitatus
robekan pada alat kelamin
inversio uteri (rahim terbalik) yaitu bagian dalam rahim menjadi keluar, lebih-lebih
bila tali pusat pendek
robekan tali pusat anak yang biasanya terdapat pada anak atau pada tempat lekat tali
pusat. Robekan ini harus tumpul dibuktikan dengan pemeriksaan histopatologis

15
luka pada kepala bayi menyebabkan perdarahan di bawah kulit kepala, perdarahan di
dalam tengkorak
4. Pemeriksaan golongan darah
5. Pemeriksaan histopatologi yaitu sisa plasenta dalam darah yang berasa dari rahim

B. Pemeriksaan terhadap Korban


1. Viabilitas
Syaratnya yaitu:
Umur 28 minggu dalam kandungan
Panjang badan 35 cm
Berat badan 2500 gram
Tidak ada cacat bawaan yang berat
Lingkaran frontoocipital 32 cm
2. Penentuan umur bayi
berdasarkan panjang badan (rumus Haase)
berdasarkan ciri-ciri pertumbuhan
berdasarkan inti penulangan
o Calcaneus = 5-6 bulan
o Talus = 7 bulan
o Femur = 8-9 bulan
o Tibia = 9-10 bulan
3. Pernah atau tidak pernah bernapas. Hal ini dibuktikan dengan percobaan apung paru. Hasil
percobaan apung paru yang menyimpulkan belum pernah bernapas, belum dapat
menyingkirkan kemungkinan tindakan pembunuhan anak, karena ada keadaan dimana
bayi lahir hidup tetapi belum/tidak sempat bernapas dan dibunuh ibunya pada saat itu
(bernapas hanya salah satu bukti/tanda kehidupan)
4. Berapa lama bayi hidup
Lamanya bayi hidup (bila hidup lebih dari 24 jam) dapat dilihat pada: perubahan tali pusat,
perubahan pada pembuluh darah. Kalau bayi hidup kurang dari 24 jam, hal ini tidak dapat
ditentukan dengan pasti. Penutupan duktus arteriosus dan foramen ovale tidak dapat
dipakai sebagai pegangan, karena waktu penutupannya bervariasi (tidak tepat).

5. Sebab kematian
a. Kelalaian
Pada peristiwa kelahiran sering dijumpai kelalaian, baik itu disengaja atau tidak disengaja.
Inhalasi cairan ketuban/darah atau terbenam di dalam WC mati akibat asfiksia
Terjerat tali pusat, mati akibat asfiksia. Jeratan tali pusat yang dilakukan setelah bayi
mati dapat dibedakan dengan jeratan tali pusat intrauterine yaitu bayi yang mati
intrauterine menunjukkan paru yang belum pernah bernapas.
Perdarahan dari tali pusat, karena setelah bayi lahir, tali pusat tidak diikat dengan baik.
Suffocation, misalnya terjadi kelahiran dibawah selimut
Lalai membuat hangat (tidak dapat dibuktikan post mortem) atau tidak memberi ASI.
Sehingga kematian bayi secara pasif (kedinginan dan starvasi)
16
b. Kekerasan
Kekerasan dalam uterus
o Dinding perut tertumbuk sesuatu (jatuh/ditendang)
o Pemasukkan alat ke vagina
Kekerasan selama proses kelahiran
o Kemungkinan terjadi trauma kelahiran yang wajar harus dipikirkan sebelum
menduga adanya tindak kekerasan
o Retak tulang tengkorak karena trauma kelahiran (biasanya pada os temporal)
pada umumnya hanya sedikit dan tidak disertai luka lecet
o kekerasan pada kepala yang disengaja menimbulkan retak yang besar, ada luka
lecet, mungkin ditemukan kontusio/laserasi cerebri
Kekerasan yang terjadi setelah kelahiran lengkap
o Kekerasan benda tumpul
o Suffocation dan gagging
o Jeratan atau cekikan
o Luka iris atau luka tusuk
o Tenggelam
6. Periksa golongan darah
7. Tanda-tanda perawatan

17
BAB 3
ILUSTRASI KASUS

Pada Hari Jumat, 04 Agustus 2017 Kepolisisan Resort Kota Tarakan Kalimantan Utara
mengamankan seorang wanita SA Umur 24 Tahun. Ia diduga menyimpan jasad bayi yang
baru dilahirkan dalam lemari pendingin.

Hasil pengakuan sang ibu mengatakan bahwa ia melahirkan bayi tersebut pada bulai Mei
2017, SA Melahirkan seorang diri dalam kamar mandi rumahnya, Ibu satu anak ini mengaku
panik dan kalut sehingga mengambil tindakan nekad dengan membungkus bayi tersebut
dalam plastik hitam. Menurut SA bayi yang berada dalam bungkusan plastic hitam sudah
tidak bernyawa sehingga ia memasukkan bungkusan plastic hitam berisi jasad bayi tersebut
kedalam kulkas di rumahnya. Dua hari kemudian, bayi yang sudah membeku tersebut
dipindahkan ke lemari pendingin yang sebelumnya dimasukkan terlebih dahulu dalam
sebuah panic, ditempat pencucian mobil milik suaminya di Jalan Pulau Bungu RT 11
Kelurahan Karang Harapan, Kota Tarakan

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

RUMAH SAKIT UMUM RADEN MATTAHER


JAMBI
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

Jl. Let. Jend. Suprapto No. 31 Telanai Pura JAMBI 36122

PRO JUSTITIA

18
VISUM ET REPERTUM

NO: 23/VER-J/VD/VIII/2017

Atas permintaan tertulis dari KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH


JAMBI RESORT KOTA JAMBI SEKTOR TELANAIPURA, melalui suratnya tanggal 09 Agustus
2017 Nomor Polisi VER/27/VIII/2017/RESKRIM yang ditandatangani oleh Rahman
Hasibuan,SH.,MH., pangkat Komisaris Polisi, NRP. 78031184, saya dr. Eldi Novriandi sebagai
dokter yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi, menerangkan bahwa
pada tanggal 04 Agustus 2017, pukul 21.00 WIB, di Instalasi Pemulasaraan Jenazah Rumah Sakit
Umum Daerah Raden Mattaher Jambi, telah memeriksa jenazah seorang bayi yang berdasarkan
surat permintaan tersebut di atas, bernama By. X, umur kurang lebih tiga bulan, jenis kelamin laki-
laki, alamat tidak diketahui, ditemukan pada hari rabu tanggal 04 Agustus 2017 sekitar pukul
19.00 WIB di lemari pendingin di jalan di Jalan Pulau Bungu RT 11 Kelurahan Karang Harapan,
Kota Tarakan dalam keadaan terbungkus plastik berwarna hitam dan diduga meninggal karena
pembunuhan.----------------------------------------------------------------------------------------------------

HASIL PEMERIKSAAN:-------------------------------------------------------------------------------------

Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam yang telah kami lakukan atas tubuh jenazah tersebut diatas
ditemukan fakta-fakta sebagai berikut:----------------------------------------------------------------------

A. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH------------------------------

1. Identitas Umum Jenazah :----------------------------------------------------------------------------------

a. Jenis Kelamin :Laki-laki-----------------------------------------------------------------------


b. Umur :Kurang lebih tiga bulan----------------------------------------------------
c. Panjang Badan :Lima puluh sentimeter-----------------------------------------------------
d. Berat Badan :Tiga ribu seratus gram-----------------------------------------------------
e. Warna Kulit :Putih--------------------------------------------------------------------------
f. Warna Pelangi Mata :Hitam, tidak ada kelainan. -----------------------------------------------
g. Ciri Rambut :Warna hitam, bentuk lurus lebat, panjang rambut satu koma dua
sentimeter, distribusi rata, tidak mudah dicabut, tidak ada kelainan. ----------------------------
h. Kesan Gizi :Cukup. -----------------------------------------------------------------------

19
i. Ciri-ciri lain :Tidak ada. -------------------------------------------------------------------

2. Identitas Khusus Jenazah :-------------------------------------------------------------------------------

a. Tato :Tidak ada---------------------------------------------------------------------

b. Jaringan Parut :Tidak ada----------------------------------------------------------------------

c. Tanda lahir :Tidak ada--------------------------------------------------------------------

d. Cacat lahir :Tidak ada--------------------------------------------------------------------

e. Pakaian :Tidak ada--------------------------------------------------------------------

f. Pembungkus Jenazah :Kantong plastik berwarna hitam dengan ukuran panjang seratus
sepuluh sentimeter dan lebar tujuh puluh lima sentimeter, merk tidak
ada------------------------------------------------------------------------------

g. Penutup Jenazah :Tidak ada---------------------------------------------------------------------

h. Alas Jenazah :Tidak ada----------------------------------------------------------------------

i. Label jenazah :Tidak ada---------------------------------------------------------------------

j. Benda disekitar jenazah :Tidak ada---------------------------------------------------------------------

k. Perhiasan :Tidak ada---------------------------------------------------------------------

l. Lain Lain :Tidak ada---------------------------------------------------------------------

B. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU TERJADINYA KEMATIAN------

a. Suhu rektal mayat :Tidak diperiksa------------------------------------------------------------------

b. Lebam mayat :Terdapat pada leher bagian belakang dan punggung, berwarna merah
keunguan, tidak hilang dengan penekanan -------------------------------------------------------------

c. Kaku mayat :Terdapat pada kelopak mata, rahang bawah anggota gerak atas dan anggota
gerak bawah, sulit dilawan-------------------------------------------------------------------------

d. Pembusukan :Tidak ada. -----------------------------------------------------------------------------

20
C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR---------------------------------------

1. Permukaan Kulit Tubuh :---------------------------------------------------------------------------------

a. Kepala :-------------------------------------------------------------------------------------------

- Daerah Berambut:Tidak ada kelainan, terdapat lemak bayi pada daerah kepala ------------------

- Bentuk Kepala :Bulat, simetris, tidak ada kelainan------------------------------------------------

- Wajah :-------------------------------------------------------------------------------------------

- Dahi : Terdapat lemak bayi pada dahi----------------------------------------------------

- Pipi : Terdapat lemak bayi pada pipi, Tidak ada kelainan -----------------------------

- Dagu : Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------

b. Leher :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------

c. Bahu :-------------------------------------------------------------------------------------------

a - Kanan :Terdapat lemak bayi,tidak ada kelainan.-----------------------------------------

- Kiri :Terdapat lemak bayi, tidak ada kelainan.----------------------------------------

d. Dada :-------------------------------------------------------------------------------------------

0 - Dada :Simetris, dada mengembang, sela iga melebar, ukuran lingkar dada tiga
puluh delapan sentimeter.

1 - Puting susu :Ukuran diameter tonjolan kedua puting susu tujuh millimeter, tidak ada
kelainan---------------------------------------------------------------------------------------------------------

b - Tulang Iga :Mengembang-------------------------------------------------------------------------

e. Punggung :Terdapat lemak bayi, tidak ada kelainan-------------------------------------------

f. Perut :Tali pusat masih menempel, basah, panjang tujuh sentimeter, ujung tali
pusat tampak tidak terpotong rata, pada perlekatan tali pusat terdapat lingkaran merah.------------

g. Bokong :-------------------------------------------------------------------------------------------

- Bokong kanan :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------

21
- Bokong kiri :Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------

h. Dubur :-------------------------------------------------------------------------------------------

- Lingkar dubur :Ukuran diameter nol koma lima sentimeter, tidak ada kelainan------------

- Liang dubur :Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------

i. Anggota gerak :-------------------------------------------------------------------------------------------

Anggota gerak atas :----------------------------------------------------------------------------------

- Kanan :---------------------------------------------------------------------------------------------------

Lengan atas :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

Lengan bawah :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------

Tangan :Ujung jari dan jaringan dibawah kuku berwarna kebiruan, kuku
tumbuh melewat ujung jari, garis telapak tangan telah melebihi dua per tiga bagian
telapak tangan.---------------------------------------------------------------------------------------

- Kiri :

Lengan atas :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

Lengan bawah :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

Tangan :Ujung jari dan jaringan dibawah kuku berwarna kebiruan, kuku
tumbuh melewat ujung jari, garis telapak tangan telah melebihi dua per tiga bagian
telapak tangan-----------------------------------------------------------------------------------------

Anggota gerak bawah :----------------------------------------------------------------------------------

- Kanan :---------------------------------------------------------------------------------------------------

Tungkai atas :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------

Tungkai bawah :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------

Pergelangan kaki :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

Kaki :Ujung jari dan jaringan dibawah kuku berwarna kebiruan, kuku
tumbuh melewati ujung jari, garis telapak kaki melebihi dua per tiga bagian telapak
kaki----------------------------------------------------------------------------------------------------
22
- Kiri :-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tungkai atas :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------

Tungkai bawah :Tidak ada kelainan---------------------------------------------------------

Pergelangan kaki :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

Kaki :Ujung jari dan jaringan dibawah kuku berwarna kebiruan, kuku
tumbuh melewati ujung jari, garis telapak kaki melebihi dua per tiga bagian telapak
kaki-----------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Bagian Tubuh Tertentu :-----------------------------------------------------------------------------------

a. Mata
:-------------------------------------------------------------------------------------------
Alis mata :-------------------------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Hitam, lebat, panjang alis empat sentimeter, lebar nol koma delapan
sentimeter ukuran panjang rambaut alis mata nol koma empat sentimeter,
tidak ada kelainan----------------------------------------------------------------------
- Kiri : Hitam, lebat, panjang alis empat sentimeter, lebar nol koma delapan
sentimeter ukuran panjang rambaut alis mata nol koma empat sentimeter,
tidak ada kelainan----------------------------------------------------------------------
Bulu mata :------------------------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Hitam, lentik, ukuran panjang nol koma lima sentimeter, tidak ada
kelainan---------------------------------------------------------------------------------
- Kiri :Hitam, lentik, ukuran panjang nol koma lima sentimeter, tidak ada
kelainan----------------------------------------------------------------------------------
Kelopak mata :-------------------------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------
- Kiri :Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------
Selaput kelopak mata : ---------------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Bintik-bintik perdarahan -----------------------------------------------------------
- Kiri :Bintik-bintik perdarahan-------------------------------------------------------------
Selaput biji mata :-------------------------------------------------------------------------------------------
- Kanan : Bintik-bintik perdarahan.---------------------------------------------------------
23
- Kiri : Bintik-bintik perdarahan ----------------------------------------------------------
Selaput bening mata :---------------------------------------------------------------------------------
- Kanan :keruh, tidak ada kelainan. ----------------------------------------------------------

- Kiri :keruh, tidak ada kelainan. ---------------------------------------------------------

Pupil mata :------------------------------------------------------------------------------------------

- Kanan :Ukuran diameter satu milimeter, tidak ada kelainan--------------------------

- Kiri :Ukuran diameter satu milimeter, tidak ada kelainan---------------------------

Pelangi mata :------------------------------------------------------------------------------------------

- Kanan :Warna coklat, diameter nol koma lima sentimeter, tidak ada kelainan----

- Kiri :Warna coklat, diameter nol koma lima sentimeter,tidak ada kelainan-----

b. Hidung :-------------------------------------------------------------------------------------------

- Bentuk hidung : Pesek, tidak ada kelainan--------------------------------------------------

- Permukaan kulit hidung :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

- Lubang hidung :Keluar cairan berwarna jernih dan buih-buih halus dari lubang
hilang Tidak ada kelainan.---------------------------------------------------

c. Telinga :-------------------------------------------------------------------------------------------

- Bentuk telinga :Sedang, tidak ada kelainan ----------------------------------------------------------

Kanan :Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------

Kiri :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------

- Permukaan daun telinga :

Kanan :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------

Kiri :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------

- Lubang telinga :-------------------------------------------------------------------------------------------

Kanan :Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------

Kiri :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------

24
d. Mulut :-------------------------------------------------------------------------------------------

- Bibir atas :Berwarna biru kehitaman, Tidak ada kelainan---------------------------

- Bibir bawah : Berwarna biru kehitaman, Tidak ada kelainan--------------------------

- Selaput lendir mulut :Tampak kebiruan, terdapat buih-buih halus berwatna putih tidak
ada kelainan.-------------------------------------------------------------------

- Lidah :Tampak biru kehitaman , tidak ada kelainan-----------------------------

- Rongga mulut :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

- Gigi geligi :----------------------------------------------------------------------------------

Rahang atas :Gigi kanan dan kiri belum tumbuh--------------------------------------

Rahang bawah :Gigi kanan dan kiri belum tumbuh--------------------------------------

e. Alat Kelamin :----------------------------------------------------------------------------------


- Pelir :Belum disunat, tidak ada kelainan----------------------------------------
- Kantung buah pelir :Teraba dua buah biji pelir, tidak ada kelainan---------------------------
- Rambut kelamin :Tidak ada----------------------------------------------------------------------
- Lubang kelamin :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

3. Tulang Tulang :-------------------------------------------------------------------------------------------

a.Tulang tengkorak :----------------------------------------------------------------------------------

- Tulang atap tengkorak :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

- Tulang dasar tengkorak :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

b. Tulang wajah :----------------------------------------------------------------------------------

- Tulang dahi :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

- Tulang pipi :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

- Tulang dagu :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

c.Tulang pangkal lidah :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------

d. Tulang rawan gondok :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------


25
e.Tulang rawan cincin :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

f. Tulang hidung :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

g. Tulang belakang :Tidak ada


kelainan-----------------------------------------------------------

h. Tulang-tulang dada :Tidak ada


kelainan-----------------------------------------------------------

i. Tulang-tulang punggung :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

j. Tulang-tulang panggul :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------

k. Tulang anggota gerak :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

D. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM------------------------------------


1. Rongga kepala :----------------------------------------------------------------------------------
a. Kulit kepala bagian dalam :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
b. Tempurung kepala :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
c. Tulang dasar tengkorak :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
d. Selaput otak :----------------------------------------------------------------------------------
- Selaput keras otak :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
- Selaput lunak otak :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------
e. Otak :----------------------------------------------------------------------------------
- Otak besar :Ukuran panjang tujuh koma dua sentimeter, lebar lima koma
lima sentimeter, tebal dua koma dua sentimeter, berat tiga ratus tiga
puluh gram, warna merah pucat, pada pengirisan tidak ada kelainan--
- Otak kecil :Ukuran panjang tiga koma empat sentimeter, lebar dua sentimeter,
tebal satu koma tiga sentimeter, berat lima puluh tiga gram, warna
merah pucat, pada pengirisan tidak ada kelainan-------------------------
- Batang otak :Ukuran panjang dua koma tujuh sentimeter, lebar dua koma tiga
sentimeter, tebal satu koma dua sentimeter, berat tiga puluh lima
gram, pada pengirisan tidak ada kelainan------------------------------

2. Leher dan lidah Bagian Dalam :-------------------------------------------------------------------------

26
a. Lidah :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
b. Kulitleher bagian dalam :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
c. Otot leher bagian dalam :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
d. Tenggorokan :Terdapat busa halus warna putih, tidak ada kelainan------------------
e. Kerongkongan :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------
f. Tulang Rawan lidah :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
g. Kelenjar Gondok :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------
h. Tulang Rawan Cincin :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------

3. Rongga dada :-------------------------------------------------------------------------------------------------

a. Kulit bagian dalam :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------

b. Otot dinding dada :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

c. Tulang-tulang iga :Sela iga melebar, tidak ada kelainan-------------------------------------

d. Paru :Berwarna merah pucat, perabaan lembut seperti busa, sebagian


menutupi kandung jantung, permukaan terlihat seperti gambaran mozaik--------------------

- Selaput pembungkus paru :Terdapat bintik-bintik pembuluh darah, tidak ada kelainan---

- Paru kanan :Terdiri dari tiga baga, panjang tujuh koma dua sentimeter,
lebar enam koma lima sentimeter, tebal sebelas koma lima sentimeter, berat nol koma tujuh
gram, pada pengirisan terdapat bintik-bintik pembuluh darah---------------------------------

- Paru kiri :Terdiri dari dua baga, ukuran panjang tujuh koma dua
sentimeter, lebar enam koma delapan sentimeter, tebal sebelas koma lima sentimeter,
berat nol koma delapan gram, pada pengirisan terdapat bintik- bintik pembuluh darah---

- Pemeriksaan apung paru : Paru kanan dan kiri


mengapung------------------------------------
e. Jantung :Terletak diantara kedua paru, ukuran sebesar kepalan tangan kanan
jenazah, warna merah, perabaan kenyal, permukaan licin, panjang lima koma lima sentimeter,
tebal empat koma dua sentimeter, berat lima puluh dua gram, lubang jantung belum menutup,
pada pengirisan tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------------

- Kandung jantung :Terdapat cairan berwarna kuning sebanyak tiga koma lima mililiter,
tidak ada kelainan---------------------------------------------------------------------------------------
27
- Jantung kanan :Katup serambi bilik kanan terdiri dari tiga daun katup, ukuran
lingkar ketiga katup nol koma enam sentimeter, katup pembuluh nadi paru terdiri dari tiga
daun katup, ukuran lingkar ketiga katup nol koma lima sentimeter, tebal otot jantung
kanan nol koma dua sentimeter, pada pengirisan tidak ada kelainan------------------------

- Jantung kiri : Katup serambi bilik kiri terdiri dari dua daun katup, ukuran lingkar
kedua katup nol koma delapan sentimeter, katup pembuluh nadi utama terdiri dari tiga
daun katup, ukuran lingkar ketiga katup nol koma empat sentimeter, tebal otot jantung kiri
nol koma lima sentimeter, pada pengirisan tidak ada kelainan-----------------------------------

4. Rongga Perut--------------------------------------------------------------------------------------------------

a. Kulit perut bagian dalam :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

b. Rongga perut :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------

c. Tirai usus :Tampak menutupi sebagian besar usus, tidak ada kelainan---------

d. Lambung :Panjang lengkung besar dua belas koma lima sentimeter, panjang
lengkung kecil lima koma lima sentimeter, lebar empatkoma tiga
sentimeter, tebal nol koma tiga sentimeter, berat lima puluh tiga
gram, isi lambung kosong, pada pengirisan tidak ada kelainan--------

e. Usus kecil dan usus besar :Tidak ada kelainan ---------------------------------------------------------

f. Hati :Berwarna merah kehitaman, permukaan licin, perabaan kenyal,


ukuran panjang tiga belas koma lima sentimeter, lebar sebelas
sentimeter, tebal tiga koma dua sentimeter, berat sembilan puluh
empat gram, pada pengirisan tidak ada kelainan-------------------------

g. Limpa :Permukaan licin, panjang delapan koma lima sentimeter, lebar


enam koma dua sentimeter, tebal dua koma enamsentimeter, berat
tiga koma enam gram, warna merah kehitaman, pada pengirisan
tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------

h. Kandung empedu :Panjang lima sentimeter, lebar dua koma lima sentimeter, tebal tiga
milimeter, terdapat cairan empedu berwarna hijau kekuningan
kurang lebih satu mililiter, tidak ada kelainan.-------------------------
28
i. Ginjal :----------------------------------------------------------------------------------

Ginjal kanan :Berwarna merah pucat, selaput pembungkus tidak mudah dilepas, panjang
tiga koma dua sentimeter, lebar dua koma tiga sentimeter, tebal lima sentimeter, berat tiga
puluh dua gram, pada pengirisan tidak ada kelainan--------------------------------------------------

Ginjal kiri : Berwarna merah pucat, selaput pengbungkus tidak mudah dilepas, panjang
tiga koma dua sentimeter, lebar dua koma tiga sentimeter, tebal lima sentimeter, berat tiga
puluh gram, pada pengirisan tidak ada kelainan----------------------------------------------------

5. Rongga Panggul:-------------------------------------------------------------------------------------------

Kandung kencing :Kosong, tidak ada kelainan------------------------------------------------

Prostat :Tidak ada kelainan---------------------------------------------------------

F. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PENUNJANG-----------------------------------------------------


Selain fakta-fakta diatas, kami mengambil sampel dari tubuh jenazah untuk dilakukan
pemeriksaan golongan darah dan DNA; sampel yang kami ambil berupa :
Cairan darah sebanyak dua koma lima milliliter------------------------------------------------------------
Hasil pemeriksaan:------------------------------------------------------------------------------------------------
Jenazah bayi bergolongan darah A --------------------------------------------------------------------------
Pemeriksaan DNA:
menunggu-----------------------------------------------------------------------------------
Kami juga mengambil sampel dari ibu korban untuk dilakukan pemeriksaan golongan darah dan
DNA; sampel yang kami ambil berupa :
Cairan darah sebanyak lima mililiiter--------------------------------------------------------------------------
Hasil pemeriksaan : --------------------------------------------------------------------------------------------
Ibu korban bergolongan darah A--------------------------------------------------------------------------------
pemeriksaan DNA: menunggu----------------------------------------------------------------------------------
Sampel diatas tersebut diatas telah kami serahkan dalam keadaan tersegel bersama pihak
penyidik yang diwakili oleh Naufal Malik, SH., pangkat Ajudan Komisaris Besar NRP 75067532
pada tanggal 10 Agustus 2017 pukul 13.00 WIB, untuk dimintakan pemeriksaan DNA kepada
laboratorium forensic lain.--------------------------------------------------------------------------------------

KESIMPULAN ------------------------------------------------------------------------------------------------
29
Berdasarkan fakta-fakta yang kami temukan dari pemeriksaan jenazah tersebut diatas, maka kami
simpulkan bahwa telah diperiksa seorang jenazah bayi jenis kelamin laki-laki, bayi lahir cukup
bulan dan umur diluar kandungan hanya beberapasaat setelah dilahirkan , warna kulit putih, kesan
gizi cukup, bayi lahir hidup, tidak cacat berat, pernah bernapas, mampu hidup di luar kandungan
tanpa peralatan khusus serta tidak ditemukan tanda-tanda perawatan. Dari hasil pemeriksaan luar
dan dalam ditemukan tanda-tanda mati lemas dan tenggelam. Sebab kematian adalah mati lemas
akibat tenggelam.-------------------------------------------------------------------------------------------------

PENUTUP:--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah
sewaktu menerima jabatan sebagai
dokter.----------------------------------------------------------------------

Jambi, 04 Agustus 2017


Dokter Yang Memeriksa

Dr. Eldi Novriandi


NIM : G1A216107

30
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada kasus diatas ditemukan tanda-tanda mati lemas dan tenggelam.

A. Hasil Pemeriksaan Luar

1. Pada ujung jari dan jaringan dibawah kuku tangan kanan dan kiri berwarna kebiruan.

2. Pada ujung jari dan jaringan dibawah kuku kaki kanan dan kiri berwarna kebiruan.

3. Terdapat bintik-bintik perdarahan pada selaput kelopak mata.

4. Terdapat bintik-bintik perdarahan pada selaput biji mata.

5. Terdapat cairan berwarna jernih dan buih-buih halus yang keluar dari lubang hidung.

6. Pada bibir atas dan bawah berwarna biru kehitaman.

7. Pada selaput lendir mulut tampak kebiruan dan terdapat buih-buih halus berwarna putih.

8. Pada lidah tampak biru kehitaman.

B.Hasil Pemeriksaan Dalam

1.Terdapat bintik-bintik pembuluh darah pada selaput pembungkus paru.

31
2.Pada pemeriksaan paru kanan terdiri dari tiga baga, panjang tujuh koma dua sentimeter, lebar nol
koma lima sentimeter, tebal sebelas koma lima sentimeter, berat nol koma tujuh gram, pada
pengirisan terdapat bintik-bintik pembuluh darah.

3.Pada pemeriksaan paru kanan terdiri dari dua baga, panjang tujuh koma dua sentimeter, lebar nol
koma delapan sentimeter, tebal sebelas koma lima sentimeter, berat nol koma delapan gram, pada
pengirisan terdapat bintik-bintik pembuluh darah.

4.Pada pemeriksaan tes apung paru didapatkan hasil paru kanan dan kiri mengapung.

C.Hasil Pemeriksaan Penunjang

1.Korban

-Pemeriksaan darah

Pada pemeriksaan darah didapatkan hasil bahwa jenazah bayi bergolongan darah A

-Pemeriksaan DNA

Hasil pemeriksaan DNA masih menunggu

2.Tersangka

-Pemeriksaan darah

Pada pemeriksaan darah didapatkan hasil bahwa tersangka bergolongan darah A

-Pemeriksaan DNA

Hasil pemeriksaan masih menunggu

32
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pembunuhan anak sendiri (infanticide) yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh
seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian
karena takut ketahuan telah melahirkan anak.
2. Dasar Hukum Menyangkut Pembunuhan Anak Sendiri tertera dalam KUHP
pasal 341, 342,343.
3. Pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus pembunuhan anak atau yang
diduga kasus pembunuhan anak ditujukan untuk memperoleh kejelasan di dalam
hal sebagai berikut:

Apakah anak tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati?


Apakah terdapat tanda-tanda perawatan?
Apakah ada luka-luka yang dapat dikaitkan dengan penyebab kematian?
Apakah anak yang dilahirkan itu cukup bulan dalam kandungan?
Apakah pada anak tersebut didapatkan kelainan bawaan yang dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup bagi si anak?

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Instalasi kedokteran forensik dan medikolegal
Diharapkan bagian forensik dan medikolegal dapat menerapkan segala prosedur
pemeriksaan laboratorium forensik demi terselesaikannya kasus-kasus pembunuhan
anak sendiri oleh ibu kandung.
5.2.2 Bagi pendidikan
Diharapkan koass kepaniteraan klinik yang sedang menjalani masa klinik di instalasi
forensik dan medikolegal dapat memahami materi mengenai pembunuhan anak sendiri
oleh ibu kandung.
.

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Affandi et al. 2008. Pembunuhan Anak Sendiri (PAS) Dengan Kekerasan


Multipel. Majalah Kedokteran Indonesia, September 2008, Vol 58 Nomor 9.
2. Apuranto, H. dan Hoediyanto. 2007. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik
dan Medikolegal. Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik &
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
3. Budiyanto et al. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
4. Hadijah, Siti. 2008. Penegakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan
Pembunuhan Bayi Di Wilayah DIY. Available from:
http://eprints.undip.ac.id diakses pada : Jumat, 18 Agustus 2017
5. Hoediyanto. (Last Update: 2008, September 17). Pembunuhan Anak
(Infanticide). Available from: http://www.fk.uwks.ac.id diakses pada :
Jumat, 18 Agustus 2017
6. Idries, A.M. 1997. Pedoman Ilmu kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa
Aksara.

34

Anda mungkin juga menyukai