Disusunoleh :
Kelompok 2
Efander Tampubolon G1A216107
Eldi Novriandi G1A217024
Maya Indri G1A215053
Indra Yance G1A213052
i
HALAMAN PENGESAHAN
REFERAT
INFANTICIDE
Disusun oleh :
Kelompok 2
DosenPenguji DosenPembimbing
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan referat ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk memperdalam
pengetahuan tentang Infanticide khususnya bagi dokter-dokter muda yang
sedang menjalankan kepaniteraan klinik dan sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti ujian kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
Selama proses penulisan referat ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak baik berupa saran, bimbingan, informasi, data serta dukungan
moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. dr. Shalahudden Syah, M.Sc selaku dosen ketua
2. dr. Zakaria Saleh selaku dosen sekretaris
3. dr. Moch. Ainur Rofiq, Sp.KF,MH selaku dosen ahli
4. Segenap staf di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
RumahSakitUmum Daerah Raden Mattaher Jambi
5. Rekan rekan yang telahmemberikanbantuandalampenulisanreferatini.
Pada akhirnya penulis berharap penulisan referat ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan berbagai pihak pada umumnya.
Jambi,Agustus 2017
Penulis
DAFTAR ISI
iii
Halaman
BAB 1. PENDAHULUAN..1
DEFINISI.2
DASAR HUKUM....2
2. Tanda Perawatan....10
3. Luka-luka...10
5. Viabilitas ...12
BAB 3. KESIMPULAN16
DAFTAR PUSTAKA17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Anak adalah buah hati yang sangat berharga bagi setiap keluarga, sebagai pewaris dan
penerus kedua orang tuanya. Sedangkan seorang ibu adalah sosok yang penuh kasih sayang, apapun
dikorbankan demi anak buah hatinya. Oleh karena itu seorang anak harus mendapatkan perlindungan
baik masih dalam kandungan maupun setelah dilahirkan. Tetapi sekarang ini berita-berita tentang
ditemukannya bayi yang baru lahir dalam keadaan meninggal karena dibunuh oleh ibunya, seringkali
dijumpai di media massa.
Kasus pembunuhan terhadap bayi yang baru lahir telah dikenal sejak dahulu dan terjadi
dimana saja. Firaun di zamannya telah memerintahkan membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir,
karena takut munculnya seorang raja baru. Pada zaman dahulu juga terjadi di tanah arab dimana
lazimnya terjadi setiap bayi perempuan yang dianggap membawa sial bagi keluarganya juga dibunuh.
Masih banyak lagi alasan lain yang mendorong seseorang sampai hati merampas nyawa seorang bayi
yang baru dilahirkan.
Pembunuhan anak adalah suatu bentuk kejahatan terhadap nyawa dimana kejahatan ini
bersifat unik. Keunikan tersebut dikarenakan pelaku pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri
dan alasan atau motivasi untuk melakukan kejahatan tersebut adalah karena ibu kandungnya takut
ketahuan bahwa dia telah melahirkan anak, salah satunya karena anak tersebut adalah hasil hubungan
gelap. Selain itu, keunikan lainnya yaitu saat dilakukan tindakan menghilangkan nyawa anaknya
yaitu saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian. Patokannya yaitu dapat dilihat apakah sudah
ada atau belum tanda-tanda perawatan, dibersihkan, dipotong tali pusat atau diberikan pakaian.
Cara yang paling sering digunakan dalam kasus pembunuhan anak sendiri adalah membuat
keadaan asfiksia mekanik yaitu pembekapan, pencekikan, penjeratan dan penyumbatan. Di Jakarta
dilaporkan bahwa 90-95% dari sekitar 30-40 kasus PAS per tahun dilakukan dengan cara asfiksia
mekanik. Bentuk kekerasan lainnya adalah kekerasan tumpul di kepala (5-10%) dan kekerasan tajam
pada leher atau dada (1 kasus dalam 6-7 tahun).
Saat dilakukannya kejahatan tersebut, dikaitkan dengan keadaan mental emosional dari ibu
seperti rasa malu, takut, benci serta rasa nyeri bercampur aduk menjadi satu, sehingga perbuatannya
dianggap dilakukan tidak dalam keadaan mental yang tenang, sadar serta dengan perhitungan yang
matang.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ibu yaitu hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan pembunuhan anak
sendiri. Tidak dipersoalkan apakah ibu telah menikah atau tidak, sedangkan bagi orang
lain yang melakukan atau turut membunuh anak tersebut dihukum karena pembunuhan
atau pembunuhan berencana, dengan hukuman yang lebih berat yaitu 15 tahun penjara
(pasal 338 pembunuhan tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman mati
( pasal 339 dan 340, pembunuhan dengan rencana).
Waktu yaitu dalam undang-undang tidak disebutkan batasan waktu yang tepat, tetapi
hanya dinyatakan pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian . Sehingga boleh
dianggap pada saat belum timbul rasa kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Bila
7
rasa kasih sayang sudah timbul maka ibu tersebut akan merawat dan bukan membunuh
anaknya.
Psikis yaitu ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan akan diketahui
orang lain telah melahirkan anak itu, biasanya anak yang dilahirkan tersebut didapatkan
dari hubungan tidak sah.
Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya, misalnya tempat sampah, got,
sungai dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan anak sendiri (pasal
341, 342) pembunuhan (pasal 338, 339, 340, 343), lahir mati kemudian dibuang (pasal 181) atau bayi
yang ditelantarkan sampai mati (pasal 308) (Budiyanto et al.,1997).
Oleh karena Visum et Repertum itu juga mengandung makna sebagai pengganti barang bukti,
maka segala apa yang terdapat dalam barang bukti dalam hal ini yaitu tubuh anak, harus dicatat dan
dilaporkan. Dengan demikian selain ketiga kejelasan tersebut di atas, masih ada dua hal lagi yang
harus diutarakan dalam VR yaitu:
Sehingga lebih jelas bahwa permasalahan tentang maturitas seperti cukup bulan atau prematur
merupakan hal yang penting, sama halnya dengan kemampuan anak untuk hidup dengan wajar
(viabilitas) tanpa kelainan bawaan yang diderita oleh anak.
Sebelum melangkah lebih jauh, perlu ditinjau lebih dahulu pengertian lahir hidup dan lahir
mati. Perlu diketahui bahwa seorang dokter tidak dibenarkan membuat kesimpulan lahir hidup atau
lahir mati dari hasil pemeriksaan terhadap korban kasus yang diduga akibat pembunuhan anak.
8
Lahir mati (still birth) adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan oleh
ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum ataupun setelah kehamilan berumur 28
minggu dalam kandungan). Kematian ditandai oleh janin yang tidak bernapas atau tidak
menunjukkan tanda kehidupan lain seperti denyut jantung, denyut nadi tali pusat atau gerakan otot
rangka.
Adapun tanda-tanda kehidupan pada bayi yang baru dilahirkan yaitu :
Pernapasan
o Paru mengembang
o Udara dalam lambung atau usus
Menangis
Pergerakan otot
Sirkulasi darah dan denyut jantung serta perubahan hemoglobin
Isi usus
Keadaan tali pusat
Pernapasan
Pernapasan spontan terjadi akibat rangsangan atmosfer dan adanya gangguan sirkulasi
plasenta, dan ini menimbulkan perubahan penting yang permanen pada paru.
Lidah dikeluarkan seperti biasa di bawah rahang bawah, ujung lidah dijepit dengan pinset
atau klem, kemudian ditarik ke arah ventrokaudal sehingga tampak palatum mole. Dengan scalpel
yang tajam, palatum mole disayat sepanjang perbatasannya dengan palatum durum. Faring, laring,
esophagus bersama dengan trakea dilepaskan dari tulang belakang. Esofagus bersama dengan trakea
diikat di bawah kartilago krikoid dengan benang. Pengikatan ini dimaksudkan agar pada manipulasi
berikutnya cairan ketuban, mekonium atau benda asing lain tidak mengalir ke luar melalui trakea;
bukan untuk mencegah masuknya udara ke dalam paru.
Pengeluaran organ dari lidah sampai paru dilakukan dengan forsep atau pinset bedah dan
scalpel, tidak boleh dipegang dengan tangan. Kemudian esophagus diikat di atas diafragma dan
dipotong di atas ikatan. Pengikatan ini dimaksudkan agar udara tidak masuk ke dalam lambung dan
uji apung lambung-usus (uji Breslau) tidak memberikan hasil meragukan.
Setelah semua organ leher dan dada dikeluarkan dari tubuh, lalu dimasukkan ke dalam air dan
dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Kemudian paru-paru kiri dan kanan dilepaskan dan
dimasukkan kembali ke dalam air, dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Setelah itu tiap lobus
9
dipisahkan dan dimasukkan ke dalam air, dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Lima
potong kecil dari bagian perifer tiap lobus dimasukkan ke dalam air, diperhatikan apakah mengapung
atau tenggelam.
Hingga tahap ini, paru bayi yang lahir mati masih dapat mengapung oleh karena
kemungkinan adanya pembusukan. Bila potongan kecil itu mengapung, letakkan di antara dua karton
dan ditekan dengan arah penekanan tegak lurus jangan digeser untuk mengeluarkan gas pembusukan
yang terdapat pada jaringan interstisial paru, lalu masukkan kembali ke dalam air dan diamati apakah
masih mengapung atau tenggelam. Bila masih mengapung berarti paru terisi udara residu yang tidak
akan keluar. Namun, terkadang dengan penekanan, dinding alveoli pada mayat bayi yang telah
membusuk lanjut akan pecah dan udara residu keluar dan memperlihatkan hasil uji apung paru
negatif.
Uji apung paru harus dilakukan menyeluruh sampai potongan kecil paru mengingat
kemungkinan adanya pernapasan sebagian (parsial respiration) yang dapat bersifat buatan atau
alamiah (vagitus uternus atau vagitus vaginalis) yaitu bayi sudah bernapas walaupun kepala masih
dalam uterus atau dalam vagina).
Hasil negatif belum berarti pasti lahir mati karena adanya kemungkinan bayi dilahirkan hidup
tapi kemudian berhenti bernapas meskipun jantung masih berdenyut, sehingga udara dalam alveoli
diresorpsi. Pada hasil uji negatif ini, pemeriksaan histopatologik paru harus dilakukan untuk
memastikan bayi lahir mati atau lahir hidup.
Bila sudah jelas terjadi pembusukan, maka uji apung paru kurang dapat dipercaya, sehingga
tidak dianjurkan untuk dilakukan.
b. Mikroskopik paru-paru
Setelah paru-paru dikeluarkan dengan teknik tanpa sentuh, dilakukan fiksasi dengan larutan
formalin 10 %. Sesudah 12 jam, dibuat irisan melintang untuk memungkinkan cairan fiksatif meresap
dengan baik ke dalam paru. Setelah difiksasi selama 48 jam, kemudian dibuat sediaan histopatologik.
Biasanya digunakan perwarnaan HE dan bila paru telah membusuk digunakan pewarnaan Gomori
atau Ladewig.
Struktur seperti kelenjar bukan merupakan ciri paru bayi yang belum bernapas, tetapi
merupakan ciri paru janin yang belum mencapai usia gestasi 26 minggu. Tanda khas untuk paru janin
belum bernapas adalah adanya tonjolan (projection) yang berbentuk seperti bantal (cushion-like)
yang kemudian akan bertambah tinggi dengan dasar menipis sehingga akan tampak seperti gada
(club like). Pada permukaan ujung bebas projection tampak kapiler yang berisi banyak darah. Pada
paru bayi belum bernapas yang sudah membusuk dengan perwarnaan Gomori atau Ladewig, tampak
serabut-serabut retikulin pada permukaan dinding alveoli berkelok-kelok seperti rambut yang
10
keriting, sedangkan pada projection berjalan di bawah kapiler sejajar dengan permukaan projection
dan membentuk gelung-gelung terbuka (open loops).
Pada paru bayi yang lahir mati mungkin pula ditemukan tanda inhalasi cairan amnion yang
luas karena asfiksia intrauterin, misalnya akibat tertekannya tali pusat atau solusio plasenta sehingga
terjadi pernapasan janin prematur (intrauterine submersion). Tampak sel-sel verniks akibat
deskuamasi sel-sel permukaan kulit, berbentuk persegi panjang dengan inti piknotik berbentuk huruf
S, bila dilihat dari atas samping terlihat seperti bawang. Juga tampak sel-sel amnion bersifat
asidofilik dengan batas tidak jelas dan inti terletak eksentrik dengan batas yang juga tidak jelas.
Mekonium yang berbentuk bulat berwarna jernih sampai hijau tua mungkin terlihat dalam
bronkioli dan alveoli. kadang-kadang ditemukan deskuamasi sel-sel epitel bronkus yang merupakan
tanda maserasi dini, atau fagositosis mekonium oleh sel-sel dinding alveoli.
Lahir mati ditandai pula oleh keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya kehidupaan
seperti trauma persalinan yang hebat, perdarahan otak yang hebat, dengan atau tanpa robekan
tentorium serebeli, pneumonia intrauterin, kelainan kongenitasl yang fatal seperti anensefal. Adapun
ringkasan perbedaan dari pemeriksaan paru yaitu:
11
1. Menangis
Bernapas dapat terjadi tanpa menangis, tetapi menangis tidak dapat terjadi tanpa bernapas.
Suara tangis yang terdengar belum berarti bayi tersebut lahir hidup karena suara tangisan dapat
terjadi dalam uterus atau dalam vagina. Yang merangsang bayi menangis dalam uterus adalah
masuknya udara dalam uterus dan kadar oksigen dalam darah menurun dan atau kadar CO 2 dalam
darah meningkat.
2. Pergerakan Otot
Keadaan ini harus disaksikan oleh saksi mata, karena post mortem tidak dapat
dibuktikan. Kaku mayat dapat terjadi pada bayi yang lahir hidup kemudian mati maupun yang
lahir mati.
B. Tanda Perawatan
Penentuan ada tidaknya tanda perawatan sangat penting artinya dalam kasus pembunuhan
anak, oleh karena dapat diduga apakah kasus yang dihadapi memang benar kasus pembunuhan anak
seperti dimaksud dalam undang-undang, atau menjadi kasus lain yang ancaman hukumannya
berbeda.
Adapun anak yang baru dilahirkan dan belum mengalami perawatan dapat diketahui dari
tanda-tanda sebagai berikut:
tubuh masih berlumuran darah
ari-ari (plasenta) masih melekat dengan tali pusat dan masih berhubungan dengan pusat
(umbilicus)
bila ari-ari tidak ada, maka ujung talli pusat tampak tidak beraturan, hal ini dapat
diketahui dengan meletakkan ujung tali pusat tersebut ke permukaan air
adanya lemak bayi (vernix caseosa), pada daerah dahi serta di daerah yang mengandung
lipatan-lipatan kulit, seperti daerah lipat ketiak, lipat paha dan bagian belakang bokong.
Gambar 1. Tali Pusat Belum Terpotong dan Masih Terhubung dengan Ari-Ari.
14
Gambar 2. Tampak adanya Luka terbuka pada Kepala dan Luka lecet Berbentuk Bulan
Sabit pada Leher.
15
luka pada kepala bayi menyebabkan perdarahan di bawah kulit kepala, perdarahan di
dalam tengkorak
4. Pemeriksaan golongan darah
5. Pemeriksaan histopatologi yaitu sisa plasenta dalam darah yang berasa dari rahim
5. Sebab kematian
a. Kelalaian
Pada peristiwa kelahiran sering dijumpai kelalaian, baik itu disengaja atau tidak disengaja.
Inhalasi cairan ketuban/darah atau terbenam di dalam WC mati akibat asfiksia
Terjerat tali pusat, mati akibat asfiksia. Jeratan tali pusat yang dilakukan setelah bayi
mati dapat dibedakan dengan jeratan tali pusat intrauterine yaitu bayi yang mati
intrauterine menunjukkan paru yang belum pernah bernapas.
Perdarahan dari tali pusat, karena setelah bayi lahir, tali pusat tidak diikat dengan baik.
Suffocation, misalnya terjadi kelahiran dibawah selimut
Lalai membuat hangat (tidak dapat dibuktikan post mortem) atau tidak memberi ASI.
Sehingga kematian bayi secara pasif (kedinginan dan starvasi)
16
b. Kekerasan
Kekerasan dalam uterus
o Dinding perut tertumbuk sesuatu (jatuh/ditendang)
o Pemasukkan alat ke vagina
Kekerasan selama proses kelahiran
o Kemungkinan terjadi trauma kelahiran yang wajar harus dipikirkan sebelum
menduga adanya tindak kekerasan
o Retak tulang tengkorak karena trauma kelahiran (biasanya pada os temporal)
pada umumnya hanya sedikit dan tidak disertai luka lecet
o kekerasan pada kepala yang disengaja menimbulkan retak yang besar, ada luka
lecet, mungkin ditemukan kontusio/laserasi cerebri
Kekerasan yang terjadi setelah kelahiran lengkap
o Kekerasan benda tumpul
o Suffocation dan gagging
o Jeratan atau cekikan
o Luka iris atau luka tusuk
o Tenggelam
6. Periksa golongan darah
7. Tanda-tanda perawatan
17
BAB 3
ILUSTRASI KASUS
Pada Hari Jumat, 04 Agustus 2017 Kepolisisan Resort Kota Tarakan Kalimantan Utara
mengamankan seorang wanita SA Umur 24 Tahun. Ia diduga menyimpan jasad bayi yang
baru dilahirkan dalam lemari pendingin.
Hasil pengakuan sang ibu mengatakan bahwa ia melahirkan bayi tersebut pada bulai Mei
2017, SA Melahirkan seorang diri dalam kamar mandi rumahnya, Ibu satu anak ini mengaku
panik dan kalut sehingga mengambil tindakan nekad dengan membungkus bayi tersebut
dalam plastik hitam. Menurut SA bayi yang berada dalam bungkusan plastic hitam sudah
tidak bernyawa sehingga ia memasukkan bungkusan plastic hitam berisi jasad bayi tersebut
kedalam kulkas di rumahnya. Dua hari kemudian, bayi yang sudah membeku tersebut
dipindahkan ke lemari pendingin yang sebelumnya dimasukkan terlebih dahulu dalam
sebuah panic, ditempat pencucian mobil milik suaminya di Jalan Pulau Bungu RT 11
Kelurahan Karang Harapan, Kota Tarakan
PRO JUSTITIA
18
VISUM ET REPERTUM
NO: 23/VER-J/VD/VIII/2017
HASIL PEMERIKSAAN:-------------------------------------------------------------------------------------
Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam yang telah kami lakukan atas tubuh jenazah tersebut diatas
ditemukan fakta-fakta sebagai berikut:----------------------------------------------------------------------
19
i. Ciri-ciri lain :Tidak ada. -------------------------------------------------------------------
f. Pembungkus Jenazah :Kantong plastik berwarna hitam dengan ukuran panjang seratus
sepuluh sentimeter dan lebar tujuh puluh lima sentimeter, merk tidak
ada------------------------------------------------------------------------------
b. Lebam mayat :Terdapat pada leher bagian belakang dan punggung, berwarna merah
keunguan, tidak hilang dengan penekanan -------------------------------------------------------------
c. Kaku mayat :Terdapat pada kelopak mata, rahang bawah anggota gerak atas dan anggota
gerak bawah, sulit dilawan-------------------------------------------------------------------------
20
C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR---------------------------------------
a. Kepala :-------------------------------------------------------------------------------------------
- Daerah Berambut:Tidak ada kelainan, terdapat lemak bayi pada daerah kepala ------------------
- Wajah :-------------------------------------------------------------------------------------------
- Pipi : Terdapat lemak bayi pada pipi, Tidak ada kelainan -----------------------------
c. Bahu :-------------------------------------------------------------------------------------------
d. Dada :-------------------------------------------------------------------------------------------
0 - Dada :Simetris, dada mengembang, sela iga melebar, ukuran lingkar dada tiga
puluh delapan sentimeter.
1 - Puting susu :Ukuran diameter tonjolan kedua puting susu tujuh millimeter, tidak ada
kelainan---------------------------------------------------------------------------------------------------------
f. Perut :Tali pusat masih menempel, basah, panjang tujuh sentimeter, ujung tali
pusat tampak tidak terpotong rata, pada perlekatan tali pusat terdapat lingkaran merah.------------
g. Bokong :-------------------------------------------------------------------------------------------
21
- Bokong kiri :Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------
h. Dubur :-------------------------------------------------------------------------------------------
- Lingkar dubur :Ukuran diameter nol koma lima sentimeter, tidak ada kelainan------------
- Kanan :---------------------------------------------------------------------------------------------------
Tangan :Ujung jari dan jaringan dibawah kuku berwarna kebiruan, kuku
tumbuh melewat ujung jari, garis telapak tangan telah melebihi dua per tiga bagian
telapak tangan.---------------------------------------------------------------------------------------
- Kiri :
Tangan :Ujung jari dan jaringan dibawah kuku berwarna kebiruan, kuku
tumbuh melewat ujung jari, garis telapak tangan telah melebihi dua per tiga bagian
telapak tangan-----------------------------------------------------------------------------------------
- Kanan :---------------------------------------------------------------------------------------------------
Kaki :Ujung jari dan jaringan dibawah kuku berwarna kebiruan, kuku
tumbuh melewati ujung jari, garis telapak kaki melebihi dua per tiga bagian telapak
kaki----------------------------------------------------------------------------------------------------
22
- Kiri :-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kaki :Ujung jari dan jaringan dibawah kuku berwarna kebiruan, kuku
tumbuh melewati ujung jari, garis telapak kaki melebihi dua per tiga bagian telapak
kaki-----------------------------------------------------------------------------------------------------
a. Mata
:-------------------------------------------------------------------------------------------
Alis mata :-------------------------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Hitam, lebat, panjang alis empat sentimeter, lebar nol koma delapan
sentimeter ukuran panjang rambaut alis mata nol koma empat sentimeter,
tidak ada kelainan----------------------------------------------------------------------
- Kiri : Hitam, lebat, panjang alis empat sentimeter, lebar nol koma delapan
sentimeter ukuran panjang rambaut alis mata nol koma empat sentimeter,
tidak ada kelainan----------------------------------------------------------------------
Bulu mata :------------------------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Hitam, lentik, ukuran panjang nol koma lima sentimeter, tidak ada
kelainan---------------------------------------------------------------------------------
- Kiri :Hitam, lentik, ukuran panjang nol koma lima sentimeter, tidak ada
kelainan----------------------------------------------------------------------------------
Kelopak mata :-------------------------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------
- Kiri :Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------
Selaput kelopak mata : ---------------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Bintik-bintik perdarahan -----------------------------------------------------------
- Kiri :Bintik-bintik perdarahan-------------------------------------------------------------
Selaput biji mata :-------------------------------------------------------------------------------------------
- Kanan : Bintik-bintik perdarahan.---------------------------------------------------------
23
- Kiri : Bintik-bintik perdarahan ----------------------------------------------------------
Selaput bening mata :---------------------------------------------------------------------------------
- Kanan :keruh, tidak ada kelainan. ----------------------------------------------------------
- Kanan :Warna coklat, diameter nol koma lima sentimeter, tidak ada kelainan----
- Kiri :Warna coklat, diameter nol koma lima sentimeter,tidak ada kelainan-----
b. Hidung :-------------------------------------------------------------------------------------------
- Lubang hidung :Keluar cairan berwarna jernih dan buih-buih halus dari lubang
hilang Tidak ada kelainan.---------------------------------------------------
c. Telinga :-------------------------------------------------------------------------------------------
24
d. Mulut :-------------------------------------------------------------------------------------------
- Selaput lendir mulut :Tampak kebiruan, terdapat buih-buih halus berwatna putih tidak
ada kelainan.-------------------------------------------------------------------
26
a. Lidah :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
b. Kulitleher bagian dalam :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
c. Otot leher bagian dalam :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
d. Tenggorokan :Terdapat busa halus warna putih, tidak ada kelainan------------------
e. Kerongkongan :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------
f. Tulang Rawan lidah :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
g. Kelenjar Gondok :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------
h. Tulang Rawan Cincin :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------
- Selaput pembungkus paru :Terdapat bintik-bintik pembuluh darah, tidak ada kelainan---
- Paru kanan :Terdiri dari tiga baga, panjang tujuh koma dua sentimeter,
lebar enam koma lima sentimeter, tebal sebelas koma lima sentimeter, berat nol koma tujuh
gram, pada pengirisan terdapat bintik-bintik pembuluh darah---------------------------------
- Paru kiri :Terdiri dari dua baga, ukuran panjang tujuh koma dua
sentimeter, lebar enam koma delapan sentimeter, tebal sebelas koma lima sentimeter,
berat nol koma delapan gram, pada pengirisan terdapat bintik- bintik pembuluh darah---
- Kandung jantung :Terdapat cairan berwarna kuning sebanyak tiga koma lima mililiter,
tidak ada kelainan---------------------------------------------------------------------------------------
27
- Jantung kanan :Katup serambi bilik kanan terdiri dari tiga daun katup, ukuran
lingkar ketiga katup nol koma enam sentimeter, katup pembuluh nadi paru terdiri dari tiga
daun katup, ukuran lingkar ketiga katup nol koma lima sentimeter, tebal otot jantung
kanan nol koma dua sentimeter, pada pengirisan tidak ada kelainan------------------------
- Jantung kiri : Katup serambi bilik kiri terdiri dari dua daun katup, ukuran lingkar
kedua katup nol koma delapan sentimeter, katup pembuluh nadi utama terdiri dari tiga
daun katup, ukuran lingkar ketiga katup nol koma empat sentimeter, tebal otot jantung kiri
nol koma lima sentimeter, pada pengirisan tidak ada kelainan-----------------------------------
4. Rongga Perut--------------------------------------------------------------------------------------------------
c. Tirai usus :Tampak menutupi sebagian besar usus, tidak ada kelainan---------
d. Lambung :Panjang lengkung besar dua belas koma lima sentimeter, panjang
lengkung kecil lima koma lima sentimeter, lebar empatkoma tiga
sentimeter, tebal nol koma tiga sentimeter, berat lima puluh tiga
gram, isi lambung kosong, pada pengirisan tidak ada kelainan--------
h. Kandung empedu :Panjang lima sentimeter, lebar dua koma lima sentimeter, tebal tiga
milimeter, terdapat cairan empedu berwarna hijau kekuningan
kurang lebih satu mililiter, tidak ada kelainan.-------------------------
28
i. Ginjal :----------------------------------------------------------------------------------
Ginjal kanan :Berwarna merah pucat, selaput pembungkus tidak mudah dilepas, panjang
tiga koma dua sentimeter, lebar dua koma tiga sentimeter, tebal lima sentimeter, berat tiga
puluh dua gram, pada pengirisan tidak ada kelainan--------------------------------------------------
Ginjal kiri : Berwarna merah pucat, selaput pengbungkus tidak mudah dilepas, panjang
tiga koma dua sentimeter, lebar dua koma tiga sentimeter, tebal lima sentimeter, berat tiga
puluh gram, pada pengirisan tidak ada kelainan----------------------------------------------------
5. Rongga Panggul:-------------------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN ------------------------------------------------------------------------------------------------
29
Berdasarkan fakta-fakta yang kami temukan dari pemeriksaan jenazah tersebut diatas, maka kami
simpulkan bahwa telah diperiksa seorang jenazah bayi jenis kelamin laki-laki, bayi lahir cukup
bulan dan umur diluar kandungan hanya beberapasaat setelah dilahirkan , warna kulit putih, kesan
gizi cukup, bayi lahir hidup, tidak cacat berat, pernah bernapas, mampu hidup di luar kandungan
tanpa peralatan khusus serta tidak ditemukan tanda-tanda perawatan. Dari hasil pemeriksaan luar
dan dalam ditemukan tanda-tanda mati lemas dan tenggelam. Sebab kematian adalah mati lemas
akibat tenggelam.-------------------------------------------------------------------------------------------------
PENUTUP:--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah
sewaktu menerima jabatan sebagai
dokter.----------------------------------------------------------------------
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada kasus diatas ditemukan tanda-tanda mati lemas dan tenggelam.
1. Pada ujung jari dan jaringan dibawah kuku tangan kanan dan kiri berwarna kebiruan.
2. Pada ujung jari dan jaringan dibawah kuku kaki kanan dan kiri berwarna kebiruan.
5. Terdapat cairan berwarna jernih dan buih-buih halus yang keluar dari lubang hidung.
7. Pada selaput lendir mulut tampak kebiruan dan terdapat buih-buih halus berwarna putih.
31
2.Pada pemeriksaan paru kanan terdiri dari tiga baga, panjang tujuh koma dua sentimeter, lebar nol
koma lima sentimeter, tebal sebelas koma lima sentimeter, berat nol koma tujuh gram, pada
pengirisan terdapat bintik-bintik pembuluh darah.
3.Pada pemeriksaan paru kanan terdiri dari dua baga, panjang tujuh koma dua sentimeter, lebar nol
koma delapan sentimeter, tebal sebelas koma lima sentimeter, berat nol koma delapan gram, pada
pengirisan terdapat bintik-bintik pembuluh darah.
4.Pada pemeriksaan tes apung paru didapatkan hasil paru kanan dan kiri mengapung.
1.Korban
-Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah didapatkan hasil bahwa jenazah bayi bergolongan darah A
-Pemeriksaan DNA
2.Tersangka
-Pemeriksaan darah
-Pemeriksaan DNA
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pembunuhan anak sendiri (infanticide) yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh
seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian
karena takut ketahuan telah melahirkan anak.
2. Dasar Hukum Menyangkut Pembunuhan Anak Sendiri tertera dalam KUHP
pasal 341, 342,343.
3. Pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus pembunuhan anak atau yang
diduga kasus pembunuhan anak ditujukan untuk memperoleh kejelasan di dalam
hal sebagai berikut:
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Instalasi kedokteran forensik dan medikolegal
Diharapkan bagian forensik dan medikolegal dapat menerapkan segala prosedur
pemeriksaan laboratorium forensik demi terselesaikannya kasus-kasus pembunuhan
anak sendiri oleh ibu kandung.
5.2.2 Bagi pendidikan
Diharapkan koass kepaniteraan klinik yang sedang menjalani masa klinik di instalasi
forensik dan medikolegal dapat memahami materi mengenai pembunuhan anak sendiri
oleh ibu kandung.
.
33
DAFTAR PUSTAKA
34