Sumberdaya alam merupakan modal utama dan fundamental dalam
pelaksanaan aktivitas pembangunan, yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam mencapai kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka optimalisasi penggunaan sumberdaya alam harus dicapai dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, kelestarian, kesesuaian, potensi, dan konsistensi kemanfaatan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup diarahkan agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat dan tetap memperhatikan keseimbangan dan kelestariannya, sehingga akan tetap bermanfaat bagi generasi mendatang (economic and ecologic balance). Usaha rehabilitasi serta pengembalian pada fungsi yang seharusnya dari sumberdaya alam dan
Magister Pengelolaan Lingkungan
Sekolah Pascasarjana - UGM - Yogyakarta 1-1 Materi 01 Pendahuluan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
lingkungan hidup yang mengalami kemunduran maupun kerusakan perlu
dilanjutkan dan ditingkatkan.
Upaya pelestarian kemampuan sumberdaya alam dan fungsi
lingkungan hidup dapat direalisasikan melalui kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara menyeluruh. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi: perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum (UULH No. 32 tahun 2009). Untuk mencapai upaya pengelolaan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang, maka langkah awal yang penting untuk ditempuh adalah mengetahui potensi cadangan sumberdaya alam dan karakteristik lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi dan evaluasi pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan.
Potensi sumberdaya alam sebagai modal dasar pembangunan yang
bersifat tak terbaharui (un-renewable) serta terbatas jumlah dan jenisnya, perlu penanganan terlebih dahulu sebelum melakukan manajemen dan pengorganisasian sumberdaya lain guna mencapai kesejahteraan rakyat. Sumberdaya alam bagi suatu daerah merupakan aset pembangunan yang perlu digali dan dimanfaatkan secara tepat dengan memperhatikan sifat atau karakteristik sumberdaya alam tersebut. Kenyataan yang ada pada saat ini adalah bahwa di beberapa daerah telah mengalami krisis sumberdaya alam dan lingkungan sebagai akibat dari pemanfaatan yang tidak terencana dengan matang hingga melebihi daya dukungnya. Salah satu penyebab krisis tersebut adalah kurangnya informasi mengenai keberadaan potensi sumberdaya alam dan lingkungan tersebut, sehingga perumusan strategi pengelolaannya tidak terarah dengan baik. Kesadaran inilah yang perlu dicermati dan sangat mendorong untuk dilakukannya inventarisasi sumberdaya alam dan lingkungan yang tersusun dalam suatu sistem informasi yang lebih komunikatif dan informatif.
Masalah sumberdaya alam dan lingkungan perlu dipahami secara
rinci di setiap lokasi agar dinilai manfaatnya dapat dirasakan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui kegiatan pembangunan di berbagai sektor pemerintah maupun swasta. Melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 1995, maka setiap daerah berkewajiban menyusun Neraca Sumberdaya Alam Spasial Daerah (NSASD) yang dapat
Magister Pengelolaan Lingkungan
Sekolah Pascasarjana - UGM - Yogyakarta 1-2 Materi 01 Pendahuluan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
diintegrasikan dengan kajian lingkungan secara menyeluruh dalam
bentuk Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (NSALH), sehingga nantinya lebih bermanfaat sebagai masukan bagi perumusan arahan kebijakan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penting artinya untuk
mengetahui seberapa besar cadangan sumberdaya alam, potensi dan pemanfaatannya, serta degradasi lingkungan yang mungkin ditimbulkan akibat pemanfaatan sumberdaya alam tersebut. Hal ini penting untuk diterapkan di Provinsi Kalimantan Selatan, yang terkait dengan seberapa besar sumberdaya alam yang telah digunakan dan seberapa besar yang akan digunakan dalam jangka waktu berikutnya, sehingga dapat diperhitungkan cadangan sisa dan upaya pengelolaannya agar tidak terjadi degradasi sumberdaya alam dan lingkungan. Oleh karena itu perlu disusun suatu informasi yang akurat dan spasial melalui penyusunan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (NSALH).
Penyusunan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Daerah dengan mengaplikasikan Sistem Informasi Geografi (SIG) sangat diperlukan agar sebaran cadangan dan kegiatan exploitasi sumberdaya alam dapat diketahui dan dilakukan dengan baik, sehingga prioritas pembangunan dalam kaitannya dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dapat ditentukan secara benar dan berkesinambungan. Menurut Wolfgang Kainz (1995), SIG adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, menganalisis atau memanipulasi, dan menyajikan data secara spasial (keruangan), yang ditujukan untuk pemecahan problematika terkait dengan masalah- masalah kebumian, termasuk sumberdaya alam dan lingkungan. Phil Parent (1988) menjelaskan pula bahwa kunci SIG adalah analisis data untuk menghasilkan informasi baru tentang berbagai hal yang ada di permukaan bumi.
Dewasa ini teknologi informasi telah berkembang begitu cepatnya.
Oleh karena itu, sudah barang tentu apabila NSALH juga dapat disajikan secara spasial dengan bantuan perangkat lunak SIG. Melalui SIG, maka semua data karakteristik sumberdaya alam dan lingkungan dapat disajikan lebih representatif, lengkap dan terpadu, dan dapat dilakukan editing secara cepat dan akurat. Hasil akhir dari NSALHD secara spasial atau keruangan ini, tentunya diharapkan akan lebih menarik, infomatif, dan lebih mudah dalam pemasaran (marketable). Dengan demikian,
Magister Pengelolaan Lingkungan
Sekolah Pascasarjana - UGM - Yogyakarta 1-3 Materi 01 Pendahuluan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
diharapkan pula para investor dapat menangkap dan memahami dengan
baik, lengkap, dan cepat, tentang potensi sumberdaya alam dan lingkungan, serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan atau investasi yang dapat dilakukan secara berkesinambungan yang berwawasan lingkungan.
1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Kegiatan
1.2.1. Maksud kegiatan
Maksud penyusunan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Hidup adalah untuk mengetahui potensi dan sebaran sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, sebagai satu kerangka kesatuan tata lingkungan hidup secara optimal, serasi, seimbang, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.
Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan untuk penentuan kebijakan penataan ruang wilayah, pengembangan wilayah, dan pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan, secara terpadu, berdayaguna, berhasilguna, serasi, seimbang, lestari, dan berkelanjutan.
1.2.2. Tujuan kegiatan
Tujuan penyusunan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
adalah: (a) melakukan up-dating data sumberdaya alam dan lingkungan hidup melalui inventarisasi sumberdaya alam, meliputi: sumberdaya lahan, hutan, air, mineral, dan sosial ekonomi kependudukan; (b) melakukan evaluasi sumberdaya alam dan sosial ekonomi daerah, baik potensi, cadangan dan gambaran perubahan pemanfaatan, serta degradasi sumberdaya alam dan lingkungan untuk menyusun Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Daerah (NSALHD) dalam kurun waktu tertentu; dan (c) untuk menyusun kerangka dasar arahan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara rasional dan bertanggung jawab sesuai dengan daya dukungnya, sebagai masukan bagi para
Magister Pengelolaan Lingkungan
Sekolah Pascasarjana - UGM - Yogyakarta 1-4 Materi 01 Pendahuluan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
pemimpin dinas atau instansi yang berkaitan dengan pemanfaatan
sumberdaya alam tersebut.
1.2.3. Sasaran kegiatan
Sasaran penyusunan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Hidup, adalah: (a) Potensi atau cadangan dan sebaran sumberdaya alam dan lingkungan hidup, meliputi: sumberdaya lahan, hutan, air, mineral, dan sosial ekonomi kependudukan; (b) Bentuk dan besaran pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, serta pertumbuhan sosial ekonomi dan kependudukan dalam kurun waktu satu tahun; (c) Bentuk dan sebaran degradasi lingkungan akibat pola pemanfaatan sumberdaya alam dan kegiatan sosial ekonomi kependudukan; dan (d) Kerangka dasar arahan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
1.3. Manfaat Kegiatan
Hasil kegiatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendukung
pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor yang terkait dengan potensi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Selain itu juga dapat dimanfaatkan dalam rangka monitoring perubahan peruntukan atau pemanfaatan ruang (tata ruang) dan berguna pula dalam mengarahkan investasi yang berkaitan dengan eksploitasi sumberdaya alam, pertumbuhan perekonomian wilayah dan kependudukan, serta pengelolaan lingkungan hidup.
1.4. Landasan Hukum
Berbagai peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan dasar hukum
formal untuk mendukung program kegiatan ini, meliputi: (a) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Magister Pengelolaan Lingkungan
Sekolah Pascasarjana - UGM - Yogyakarta 1-5 Materi 01 Pendahuluan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
(b) Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Kependudukan;
(c) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Kebencanaan; (d) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; (e) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air; (f) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; (g) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; (h) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya; (i) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Tata Ruang Nasional; (j) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; (k) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut; (l) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara; (m) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; (n) Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1980 tentang Bahan Galian Mineral; (o) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor: 45/MENLH/11/1996 tentang Program Pantai Bersih; dan (p) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 29 tahun 1995 tentang Neraca Sumberdaya Alam Spasial Daerah.