Anda di halaman 1dari 6

Materi - 01

1.1.Latar Belakang

Sumberdaya alam merupakan modal utama dan fundamental dalam


pelaksanaan aktivitas pembangunan, yang bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam mencapai kesejahteraan
bagi seluruh masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
optimalisasi penggunaan sumberdaya alam harus dicapai dengan
mempertimbangkan aspek ekonomi, kelestarian, kesesuaian, potensi, dan
konsistensi kemanfaatan untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
diarahkan agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan rakyat dan tetap memperhatikan keseimbangan dan
kelestariannya, sehingga akan tetap bermanfaat bagi generasi
mendatang (economic and ecologic balance). Usaha rehabilitasi serta
pengembalian pada fungsi yang seharusnya dari sumberdaya alam dan

Magister Pengelolaan Lingkungan


Sekolah Pascasarjana - UGM - Yogyakarta 1-1
Materi 01 Pendahuluan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

lingkungan hidup yang mengalami kemunduran maupun kerusakan perlu


dilanjutkan dan ditingkatkan.

Upaya pelestarian kemampuan sumberdaya alam dan fungsi


lingkungan hidup dapat direalisasikan melalui kegiatan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup secara menyeluruh. Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi: perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum (UULH No. 32
tahun 2009). Untuk mencapai upaya pengelolaan lingkungan hidup yang
serasi dan seimbang, maka langkah awal yang penting untuk ditempuh
adalah mengetahui potensi cadangan sumberdaya alam dan karakteristik
lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi dan evaluasi
pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan.

Potensi sumberdaya alam sebagai modal dasar pembangunan yang


bersifat tak terbaharui (un-renewable) serta terbatas jumlah dan jenisnya,
perlu penanganan terlebih dahulu sebelum melakukan manajemen dan
pengorganisasian sumberdaya lain guna mencapai kesejahteraan rakyat.
Sumberdaya alam bagi suatu daerah merupakan aset pembangunan
yang perlu digali dan dimanfaatkan secara tepat dengan memperhatikan
sifat atau karakteristik sumberdaya alam tersebut. Kenyataan yang ada
pada saat ini adalah bahwa di beberapa daerah telah mengalami krisis
sumberdaya alam dan lingkungan sebagai akibat dari pemanfaatan yang
tidak terencana dengan matang hingga melebihi daya dukungnya. Salah
satu penyebab krisis tersebut adalah kurangnya informasi mengenai
keberadaan potensi sumberdaya alam dan lingkungan tersebut, sehingga
perumusan strategi pengelolaannya tidak terarah dengan baik.
Kesadaran inilah yang perlu dicermati dan sangat mendorong untuk
dilakukannya inventarisasi sumberdaya alam dan lingkungan yang
tersusun dalam suatu sistem informasi yang lebih komunikatif dan
informatif.

Masalah sumberdaya alam dan lingkungan perlu dipahami secara


rinci di setiap lokasi agar dinilai manfaatnya dapat dirasakan bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui kegiatan pembangunan di
berbagai sektor pemerintah maupun swasta. Melalui Instruksi Menteri
Dalam Negeri No. 39 Tahun 1995, maka setiap daerah berkewajiban
menyusun Neraca Sumberdaya Alam Spasial Daerah (NSASD) yang dapat

Magister Pengelolaan Lingkungan


Sekolah Pascasarjana - UGM - Yogyakarta 1-2
Materi 01 Pendahuluan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

diintegrasikan dengan kajian lingkungan secara menyeluruh dalam


bentuk Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (NSALH),
sehingga nantinya lebih bermanfaat sebagai masukan bagi perumusan
arahan kebijakan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penting artinya untuk


mengetahui seberapa besar cadangan sumberdaya alam, potensi dan
pemanfaatannya, serta degradasi lingkungan yang mungkin ditimbulkan
akibat pemanfaatan sumberdaya alam tersebut. Hal ini penting untuk
diterapkan di Provinsi Kalimantan Selatan, yang terkait dengan seberapa
besar sumberdaya alam yang telah digunakan dan seberapa besar yang
akan digunakan dalam jangka waktu berikutnya, sehingga dapat
diperhitungkan cadangan sisa dan upaya pengelolaannya agar tidak
terjadi degradasi sumberdaya alam dan lingkungan. Oleh karena itu perlu
disusun suatu informasi yang akurat dan spasial melalui penyusunan
Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (NSALH).

Penyusunan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup


Daerah dengan mengaplikasikan Sistem Informasi Geografi (SIG) sangat
diperlukan agar sebaran cadangan dan kegiatan exploitasi sumberdaya
alam dapat diketahui dan dilakukan dengan baik, sehingga prioritas
pembangunan dalam kaitannya dengan pemanfaatan dan pengelolaan
sumberdaya alam dapat ditentukan secara benar dan berkesinambungan.
Menurut Wolfgang Kainz (1995), SIG adalah sistem yang berbasis
komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, menganalisis
atau memanipulasi, dan menyajikan data secara spasial (keruangan),
yang ditujukan untuk pemecahan problematika terkait dengan masalah-
masalah kebumian, termasuk sumberdaya alam dan lingkungan. Phil
Parent (1988) menjelaskan pula bahwa kunci SIG adalah analisis data
untuk menghasilkan informasi baru tentang berbagai hal yang ada di
permukaan bumi.

Dewasa ini teknologi informasi telah berkembang begitu cepatnya.


Oleh karena itu, sudah barang tentu apabila NSALH juga dapat disajikan
secara spasial dengan bantuan perangkat lunak SIG. Melalui SIG, maka
semua data karakteristik sumberdaya alam dan lingkungan dapat
disajikan lebih representatif, lengkap dan terpadu, dan dapat dilakukan
editing secara cepat dan akurat. Hasil akhir dari NSALHD secara spasial
atau keruangan ini, tentunya diharapkan akan lebih menarik, infomatif,
dan lebih mudah dalam pemasaran (marketable). Dengan demikian,

Magister Pengelolaan Lingkungan


Sekolah Pascasarjana - UGM - Yogyakarta 1-3
Materi 01 Pendahuluan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

diharapkan pula para investor dapat menangkap dan memahami dengan


baik, lengkap, dan cepat, tentang potensi sumberdaya alam dan
lingkungan, serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan atau
investasi yang dapat dilakukan secara berkesinambungan yang
berwawasan lingkungan.

1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Kegiatan

1.2.1. Maksud kegiatan

Maksud penyusunan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan


Hidup adalah untuk mengetahui potensi dan sebaran sumberdaya alam
dan sumberdaya manusia, sebagai satu kerangka kesatuan tata
lingkungan hidup secara optimal, serasi, seimbang, berkelanjutan, dan
berwawasan lingkungan.

Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan


pertimbangan untuk penentuan kebijakan penataan ruang wilayah,
pengembangan wilayah, dan pengelolaan sumberdaya alam yang
berwawasan lingkungan, secara terpadu, berdayaguna, berhasilguna,
serasi, seimbang, lestari, dan berkelanjutan.

1.2.2. Tujuan kegiatan

Tujuan penyusunan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup


adalah:
(a) melakukan up-dating data sumberdaya alam dan lingkungan hidup
melalui inventarisasi sumberdaya alam, meliputi: sumberdaya lahan,
hutan, air, mineral, dan sosial ekonomi kependudukan;
(b) melakukan evaluasi sumberdaya alam dan sosial ekonomi daerah,
baik potensi, cadangan dan gambaran perubahan pemanfaatan,
serta degradasi sumberdaya alam dan lingkungan untuk menyusun
Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Daerah (NSALHD)
dalam kurun waktu tertentu; dan
(c) untuk menyusun kerangka dasar arahan pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan hidup secara rasional dan bertanggung jawab
sesuai dengan daya dukungnya, sebagai masukan bagi para

Magister Pengelolaan Lingkungan


Sekolah Pascasarjana - UGM - Yogyakarta 1-4
Materi 01 Pendahuluan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

pemimpin dinas atau instansi yang berkaitan dengan pemanfaatan


sumberdaya alam tersebut.

1.2.3. Sasaran kegiatan

Sasaran penyusunan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan


Hidup, adalah:
(a) Potensi atau cadangan dan sebaran sumberdaya alam dan
lingkungan hidup, meliputi: sumberdaya lahan, hutan, air, mineral,
dan sosial ekonomi kependudukan;
(b) Bentuk dan besaran pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan
hidup, serta pertumbuhan sosial ekonomi dan kependudukan dalam
kurun waktu satu tahun;
(c) Bentuk dan sebaran degradasi lingkungan akibat pola pemanfaatan
sumberdaya alam dan kegiatan sosial ekonomi kependudukan; dan
(d) Kerangka dasar arahan pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup.

1.3. Manfaat Kegiatan

Hasil kegiatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendukung


pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor yang terkait dengan
potensi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Selain itu juga dapat
dimanfaatkan dalam rangka monitoring perubahan peruntukan atau
pemanfaatan ruang (tata ruang) dan berguna pula dalam mengarahkan
investasi yang berkaitan dengan eksploitasi sumberdaya alam,
pertumbuhan perekonomian wilayah dan kependudukan, serta
pengelolaan lingkungan hidup.

1.4. Landasan Hukum

Berbagai peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan dasar hukum


formal untuk mendukung program kegiatan ini, meliputi:
(a) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;

Magister Pengelolaan Lingkungan


Sekolah Pascasarjana - UGM - Yogyakarta 1-5
Materi 01 Pendahuluan Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

(b) Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Kependudukan;


(c) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Kebencanaan;
(d) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
(e) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air;
(f) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
(g) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
(h) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
(i) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Tata Ruang Nasional;
(j) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
(k) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran dan/atau Perusakan Laut;
(l) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara;
(m) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
(n) Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1980 tentang Bahan Galian Mineral;
(o) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor: 45/MENLH/11/1996 tentang
Program Pantai Bersih; dan
(p) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 29 tahun 1995 tentang Neraca
Sumberdaya Alam Spasial Daerah.

Magister Pengelolaan Lingkungan


Sekolah Pascasarjana - UGM - Yogyakarta 1-6

Anda mungkin juga menyukai