Anda di halaman 1dari 12

PERSYARATAN TEKNIS

Pelindung Pantai dengan Struktur Concrete/Concrete Breakwater di Kabupaten Aceh Barat

PERSYARATAN - PERSYARATAN TEKNIS

BAB I. SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

Pasal 01. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan Struktur Concrete meliputi :


1. Galian Pasir
2. Pemasangan sumuran.
3 . Pengecoran siklop 60% Beton campuran 1Ps:2Pb
4. Pengecoran beton mutu k 175 ringbalk pengaku sumuran.

Pasal 02. SETTING OUT

1. Untuk menentukan posisi dan ketinggian rencana bangunan di lapangan Pemborong


harus melakukan pengukuran di lapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan
referensi Bench Mark atau titik tetap di lapangan seperti ditunjukkan dalam gambar
atau atas petunjuk Direksi.
2. Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan yang mempunyai
presisi tinggi dengan metode triangulasi dan hasilnya disampaikan ke Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
3. Dalam hal terdapat perbedaan rencana gambar dan hasil pengukuran yang
dilaksanakan pemborong dengan kenyataan yang ada di lapangan, maka sebelum
melanjutkan pekerjaan yang mungkin di pengaruhi perbedaan tersebut pemborong
harus melaporkan hal ini kepada Direksi untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan
dalam Berita Acara.
4. Keputusan akan hasil pengukuran oleh Pemborong akan didasarkan atas keamanan
konstruksi dan kelancaran operasional penggunaan bangunan tersebut.

Pasal 03. PATOK-PATOK REFERENSI, BOUPLANK DAN PENGUKURAN

1. Direksi akan menetapkan 2 (dua) Bench Mark sebagai referensi yang ditetapkan di
lapangan. Bila Bench Mark belum ada makn pemborong berkewajiban membuat
Bench Mark sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Semua batas ketinggian (elevasi) dinyatakan dalam satuan Matrik terhadap Low
Water Spring (LWS), sedangkan ukuran-ukuran dinyatakan dalam satuan matrik,
kecuali bila dinyatakan lain.
3. Pemborong harus atau wajib membuat Bowplank dan memasang patok-patok
pembantu, sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk menjadi ketelitian bentuk,
posisi, arah elevasi dan lain-lain, yang harus dipelihara keutuhan letak dan
ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.
4. Sebelum pekerjaan dimulai patok-patok pembantu, Bowplank harus disetujui Direksi.
Patok-patok dan referensi lainnya tidak boleh disingkirkan sebelum diperintahkan oleh
Direksi.

1
PERSYARATAN TEKNIS
Pelindung Pantai dengan Struktur Concrete/Concrete Breakwater di Kabupaten Aceh Barat

5. Pemborong harus mengadakan pengamatan pasang surut selama pelaksanaan


pekerjaan berlangsung. Pengamatan pasang surut boleh menggunakan peralatan
otomatis (Automatic Tide Gauge) atau dengan pemasangan palem dan diamati
berkala secara manual, hasilnya akan ditempatkan di tempat yang aman.

Pasal 04. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Persiapan Lapangan
Untuk tempat kerja, penumpukan bahan-bahan, bangunan gudang, Direksi Keet dan
lain-lain pemborong harus membersihkan dan membenahi lapangan.

2. Penerangan, Pagar dan tanda-tanda Pengaman


Pemborong harus menyediakan penerangan di daerah kerja, membuat pagar
sementara di sekeliling lokasi kerja menyediakan tanda-tanda pengamanan yang
perlu.

3. Bangunan Sementara
Untuk menjamin keamanan bahan dan pelengkapan lain yang dianggap perlu,
Pemborong harus menyediakan gudang penyimpanan yang tertutup kuat dan aman
dari risiko hilang atau rusak. Dan pemborong juga diwajibkan menyediakan
barakbarak untuk pekerja.

4. Kantor Direksi dan Pemborong


a. Pemborong harus menyediakan kantor Direksi di lapangan, yang letaknya dekat
dengan kantor Pemborong, terdiri dari ruangan-ruangan sebagai berikut :
Ruang Direksi 14 m2
Ruang Teknis 10,5 m2
Ruang Istirahat 7,5 mZ
Ruang Mandi, WC dan dapur 15 m2
Ruang Rapat 28 m2
Ruang Pemborong 14 m2
Ruang Lab. Lapangan 5 m2

Kontruksi kantor bersifat sementara, lantai dari ruang-ruang dibuat dari beton
rabat, dinding dari papan. Pemborong juga harus menyediakan kantor sementara
dengan luas dan kualitas minimum sama dengan kantor Direksi.
b. Pemborong juga harus menyediakan listrik dan air secukupnya yang diperlukan
kantor Direksi.

c. Perlengkapan kantor Pemborong mneyediakan perlengkapan, Kantor


Pemborong dan Kantor Direksi, antara lain masing-masing adalah :
Kursi dan Meja Tamu : Secukupnya
Kursi dan Meja Rapat : Secukupnya
Kursi dan Meja Tulis : Secukupnya
Kotak P3K : Secukupnya
Papan Tulis : Satu buah
Almari Kayu : Satu buah

2
PERSYARATAN TEKNIS
Pelindung Pantai dengan Struktur Concrete/Concrete Breakwater di Kabupaten Aceh Barat

Mesin Tik Portable : Satu/iokasi


AC Split : Satu unit
Komputer : Satu unit
Dan lain-lain yang menurut Direksi diperlukan

Pemborong diwajibkan menyediakan alat komunikasi agar hubungan antara


Direksi Keet, Keet Kontraktor dan site dapat berjalan dengan lancar.
d. Pemborong bertanggung jawab atas perawatan kantor dan perlengkapan kantor
Direksi.
e. Setelah pekerjaan selesai seluruh kantor dan perlatannya harus dipindahkan dan
Pemborong berkewajiban untuk membongkar dan memindahkan bila diminta
Direksi.

Pasal 05. DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK

Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk peiaksanaan pekerjaan ini. Lokasi
tersebut dapat diperoleh dengan cara sewa/pinjam berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betui diperlukan untuk
pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan
bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan
persetujuan Direksi.

Pasal 06. MATERIAL

Material yang dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan ini diutamakan produksi dalam


negeri yang memenuhi persyaratan teknis yang diperlukan. Jika pemborong
menggunakan bahan lain selain yang disyaratkan, maka mutunya minimal harus sama
dengan yang disyaratkan dalam Dokumen Tender, sebelum pemesanan bahan harus
diberitahukan pada Direksi yang meliputi jenis, kualitas dan kuantitas bahan yang
dipesan, untuk mendapatkan persetujan.

Pasal 07. LALU LINTAS

Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan


pekerjaan, Pemborong harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu
kelancaran Ialu lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap jalan yang telah ada dan
prasarana lainnya. Bila mana terjadi kerusakan, Pemborong berkewajiban untuk
memperbaiki/mengganti.

Pasal 09. CUACA

Pekerjaan harus dihentikan bila cuaca tidak mengijinkan yang mengakibatkan


penurunan mutu suatu pekerjaan.

3
PERSYARATAN TEKNIS
Pelindung Pantai dengan Struktur Concrete/Concrete Breakwater di Kabupaten Aceh Barat

Pasal 09. SERVICE SEMENTARA

Pemborong harus menyediakan air dan listrik yang diperlukan selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung.

Pasal 10. PERALATAN SURVEY

Pemborong harus menyediakan peralatan yang sewaktu-waktu akan dipakai oleh


Direksi dan staf, alat-alat tersebut harus disetujui Direksi. Selama pelaksanaan
pekerjaan pemborong wajib menyediakan operator dari peralatan tersebut dan setelah
pekerjaan selesai seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada pemborong.

Alat-alat yang diperlukan minimal terdiri dari :


2 buah theodolit-wild T1 atau yang sejenis
1 buah level-wid Na2 atau yang sejenis
2 buah leveling rods, panjang 3 dan 5 m dibuat dari aliminium atau kayu
2 buah "staft buble"-adjustable type
1 buah optical square (prism), 2 way
1 buah 300 m tag line, 6 mm diameter polypropylene dan 1 m diameter reel
1 buah 50 m sounding line and lead weight

Pemborong harus menyediakan perahu (motor boat) untuk keperluan pelaksaan


pekerjaan (survey), Pemborong bertanggung jawab atas semua peralatan survey
tersebut terhadap parawatan, kerusakan/kehilangan.

Pasal 11. PERALATAN LABORATORIUM

Pemborong harus menyedinkan peralatan laboratorium yang akan dipakai oleh Direksi
dan Staf. Alat-alat tersebut harus disetujui Direksi. Selama pelaksanaan pekerjaan
pemborong wajib menyediakan operator peralatan tersebut. Setelah pekerjaan
selesai, seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada pemborong.
Alat-alat tersebut terdiri dari :
1 buah concrete hammer test
1 set ayakan berukuron 3/4, no. 4, 10, 40 dan 200
1 timbangan neraca
3 set alat pembuatan kubus beton
2 alat percobaan slump test

BAB II. PERSYARATAN BAHAN-BAHAN

Pasal 13. UMUM

1. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi
ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indanesia, mengenai bahan bangunan
serta persyaratannya akan dicantumkan di bawah ini.

4
PERSYARATAN TEKNIS
PERC PELINDUNG PANTAI DENGAN STRUKTUR CONCRETE MEULABOH

2. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh,
pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi sepanjang mutunya
paling tidak sama atau lebih tinggi apa yang disyaratkan.
3. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuannya secara tertulis sepanjang
memenuhi persyaratan teknis dan pemborong diwajibkan untuk sejauh mungkin
mempergunakan bahan-bahan produksi dalam negeri.

Pasal 14. BAHAN DAN AGREGAT BETON

1. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras,
bersih dari kotoran-kotoran, zat-zat kimia organik dan anorganik dan yang dapat
merugikan mutu beton ataupun baja tulang dan bersudut tajam. Susunan pembagian
butir harus memenuhi persyaratan seperti Tabel1

2. Prosentase berat faksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm, kotoran atau lumpur
tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan. Kecuali ketentuan diatas,
semua ketentuan mengenai agregat halus beton (pasir) pada PBI 1991 harus
dipenuhi.
3. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maximum 3 cm yang
mempunyni bidang pecah minimal 4 buah dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti
kubus.
4. Batu pecah diperoleh dari batu yang keras sesuai dengan persyaratan PBI, bersih
serta bebas dari kotoran-kotoran yang dapat mempengaruhi kekuatan dan mutu beton
maupun baja. Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti Tabel Prosentase
Lewat Saringan di bawah ini.

5. Bilamana diperlukan pemborong harus mengadakan pencampuran-pencampuran butir


untuk memperoleh pembagian butir (grain size distribution) seperti yang disyaratkan
pada butir 1 dan butir 2 pada pasal 14.

Pasal 15. BAJA TULANGAN

1. Besi untuk tulang beton yang akan digunakan dalam pekerjnan sipil/civil works yaitu
konstruksi dermaga adalah baja dengan mutu BJTP 40 SNI 07-2052-2002 dengan
diameter pengenal seperti ditetapkan pada gambar kerja dan untuk pekerjaan
bangunan/ building works seperti kantor pelabuhan dan gudang adalah BJTP 24 SNI

5
PERSYARATAN TEKNIS
PERC PELINDUNG PANTAI DENGAN STRUKTUR CONCRETE MEULABOH

07-2052-2002 untuk diameter <12 mm dan BJTP 40 SNI 07-2052-2002 untuk


diameter >12 mm.
2. Baja tulangan ulir (deformasi) digunakan jenis baja ulir U 32, produksi Krakatau Steel
atau yang setara.
3. Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan baru dan
disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuat dan bila Direksi memandang perlu,
contoh akan diuji di Laboratorium atas beban pemborong. Jumlahnya akan ditentukan
kemudian sesuai kebutuhan.
4. Penyimpanan atau penumpukan harus sedemikian sehingga baja tulangan terhindar
dari pengotoran- pengotoran minyak, udara lembab lingkungan yang dapat
menyebabkan baja berkarat dan lain-lain pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya,
sebaiknya baja terlindung atau ditutup dengan terpal-terpal sebelum dan setelah
pembengkokan. Baja tulangan ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung
berhubungan dengan tanah.

Pasal 16. SEMEN

1. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah port
land semen Type I yang memenuhi ketentuan dan syarat-syarat dalam SNI 0013-81.
2. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru,
kantongkantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan-sobekan.
3. Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan terlindung dari
pengaruh hujan dan lembab udara dan tanah semen ditumpuk di dalamnya di atas
lantai tanggung kayu minimal 30 cm di atas tanah. Tinggi penumpukan maksimum 15
kantong semen, yang kantongnya pecah tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan
keluar proyek.
4. Semen yang dipakai selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya. Semen yang mulai
mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan pemakaian semen harus
mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan sehingga untuk itu pemborong
diharuskan menumpuk semen berkelompok menurut urutannya tiba di lapangan.
5. Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak keluarnya dari pabrik tidak
diperkenankan dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya struktural. Bilamnna
Direksi memandang perlu, pemborong harus mefakukan pemeriksaan laboratorium
untuk memeriksa dan melihat apakah mutu semen memenuhi syarat, atas biaya
pemborong.

Pasal 17. AIR KERJA

1. Air yang dipakai untuk adukan beton dan adukan spesi harus bersih, bebas zat-zat
organik atau unorganik yang terkandung dalam air, yang dapat mempengaruhi
kekuatan keawetan dari beton. Mutu air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.
2. Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan lain-lain
harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dipakai.
3. Pemborong harus menyediakan tempat-tempat penampungan air kerja di lapangan
untuk menjamin kelancaran kerja.

6
PERSYARATAN TEKNIS
PERC PELINDUNG PANTAI DENGAN STRUKTUR CONCRETE MEULABOH

4. Untuk memenuhi kebutuhan air kerja, apabila dipandang perlu pemborong


diperbolehkan membuat sumur air bersih dalam daerah kerja pelabuhan sepanjang
memenuhi persyaratan atas beban biaya pihak pemborong.

Pasal 20. BEKISTING

1. Kayu yang dipakai untuk cetakan beton adalah kayu mutu klas II bila menurut
kebutuhan PPKI 1970 atau kayu lapis (plywood) ataupun kayu lokal yang memenuhi
persyaratan.
2. Ukuran tebal papan bekisting minimal 3 cm dan toleransi perbedaan tebal minimal
adalah 2 mm. Sila untuk papan bekisting dipakai plywood tebal minimal 16 mm.
Papan bekisting harus kering udara agar tidak menyusut pada waktu dipakai.
3. Apabila kayu yang akan digunakan sesuai gambar, jenis dan ukurannya tidak dapat
diperoleh di pasaran, maka pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada
Direksi dengan jenis dan ukuran kayu yang berbeda namun mutunya minimal sama
atau lebih tinggi dari yang disyaratkan. Direksi akan menilai dan memberikan
persetujuan secara tertulis.
4. Untuk konstruksi gelagar/rusuk-rusuk penguat dipakai kayu sejenis atau yang lebih
baik dengan ukuran yang memadai sesuai perhitungan. Bilamana akan digunakan
dolken, diameter minimal harus 12 cm, lurus, tidnk banyak cacat dan diameter terkecil
pada salah satu ujungnya harus lebih besar dari 10 Cm.
5. Setelah umur beton dilewati, maka harus dilakukan pembongkaran cetakan beton
(bekisting) serta memotong stek tulangan yang muncul ke permukaan beton dan
menutupnya dengan adukan beton.

Pasal 22. MATERIAL SIRTU

1. Material Sirtu yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi


persyaratanbatas gradasi sebagai berikut :

2. Material sirtu harus bersih dan tidak dibolehkan mengandung bahan-bahan organik,
seperti sisa-sisa tanaman dan lain-lain.
3. Butiran material sirtu cukup keras dan tidak mudah lapuk, serta mempunyai berat jenis
minimal 1,7 ton/m3 dan specific gravity minimal (Gs) adalah rata-rata 2,4.

7
PERSYARATAN TEKNIS
PERC PELINDUNG PANTAI DENGAN STRUKTUR CONCRETE MEULABOH

Pasal 23. SUMBER MATERIAL URUGAN DAN SIRTU

1. Pemborong harus bertanggung jawab atas supply seluruh material yang diperlukan
sebagai bahan urugan atau sirtu dalam pekerjaan ini, serta mencari lokasi-lokasi
sumber material ynag akan ditetapkan dengan petunjuk Direksi.
2. Pemborong diwajibkan mengambil beberapa sample dan memeriksa grain size
distribution dan mutu bahan urugan dan sirtu tersebut untuk diajukan kepada Direksi.
3. Bila material urugan dan sirtu tidak tersedia secara cukup di satu lokasi, maka Direksi
dapat menyetujui penggunaan material campuran dari beberapa lokasi. Dalam hal ini
material-material tersebut harus dicampur terlebih dahulu untuk memenuhi
persyaratan di atas sebelum dipakai.

Pasal 24. BATU

1. Batu yang akan dipakai untuk berbagai keperluan dalam pekerjaan ini haruslah batu
pecah (belah) yang ukurannya disesuaikan dengan keperluan atau gambar kerja.
2. Batu yang diperluknn untuk kontruksi talud, batu pelindung (armor rock) harus dari
batu yang bersifat keras, specific gravity (Gs) minimum 2,5 ton/m3, tidak menunjukkan
tanda lapuk, bentuk persegi panjang tak beraturan, bergradasi baik, dengan ukuran
sesuai dengan persyaratan, berupa batu belah yang berasal dari batu kali atau batu
gunung. Batu yang fidak bersudut sama sekali tidak diperbolehkan untuk dipakai.
3. Untuk kontruksi pasangan batu-kosong bentuk batu sedemikian rupa mengingat
pasangannya tidak menggunakan perekat, sehingga celah-celah yang kosong dapat
dan harus diisi dengan batu yang berukuran lebih kecil, dan disesuaikan dengan
gambar desain atau gambar kerja.

BAB III PEKERJAAN BETON BERTULANG

Pasal 25. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini terdiri dari menyediakan semua peralatan kerja, tenaga kerja, alat-alat
perlengkapan dan pelaksanaan untuk semua pekerjaan beton dan grouting yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan dalam kontrak. Persyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku
secara umum dan meliputi semua pekerjaan beton bertulang seperti balok, poer dan
lain-lain sebagainya, kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang disyaratkan secara
khusus.

Pasal 26. PEKERJAAN BEKISTING DAN PENYANGGA

Untuk mendapatkan bentuk penampang dan ukuran dari beton seperti dalam gambar
kerja (kontruksi), maka bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teiiti dan
kokoh. Bekisting untuk pekerjaan beton pada lantai, balok lantai, poer dan lain
sebagainya dapat memakai kayu atau pelat baja besi. Pengerjaan bekisting, seperti
sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan perhitungan harus
diajukan ke Direksi untuk disetujui. Diameter minimum dolken adalah 15 cm dan jarak

8
PERSYARATAN TEKNIS
PERC PELINDUNG PANTAI DENGAN STRUKTUR CONCRETE MEULABOH

antara balok pendukung papan bekisting maksimum 40 cm. Sebelum pengecoran


dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran dan kering dari air, agar
mendapatkan mutu beton yang diharapkan sebagai jaminan bahwa bagian dalam
bekisting bersih dan tidak ada genangan air digunakan kompresor. Finishing beton
bertulang dalam arti penambahan-penambahan sejauh mungkin dihindari dan
perataan permukaan beton bila terpaksa harus dilakukan sesuai petunjuk Direksi.
Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
menurut PBI 1971 dan SKSNI 1991 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hati-
hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan Direksi. Bekisting balok tidak boleh dibuka, sampai lantai di
atasnya sudah sesuai dicor dan telah mengeras.

Pasal 27. PEKERJAAN BAJA TULANGAN

1. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,


pembengkokan sambungan, penghentian, dibuat oleh kontraktor dan diajukan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Semua
detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja
dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut PBI 1971 dan SKSNI 1991.
2. Diameter-diameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar kerja dan
jika diameter tersebut akan diganti, maka jumlah luas penampang per satuun lebar
beton harus minimal sama dengan luar penampang rencana, sebelum melakukan
perubahan-perubahan harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan/penempatan,
dan tidak diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah ditempatkan kecuali
apabila hal itu terpaksa dan sudah mendapat persetujuan Direksi.
4. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus
dijaga jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal selimut (beton
deking) = 7 cm, untuk bagian yang langsung berhubungan dengan air laut ataupun
yang berhadapan dengan air/hawa laut, sedangkan bagian lainnya atau yang tidak
berhubungan dengan air laut = 5 cm.
5. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu
diperiksauntuk memastikan penelitian tempatnya, kebersihan dan untuk mendapatkan
perbaikan bila mana perlu. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau
digambar bila mana dianggap Direksi akan melemahkan kontruksi.
6. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
7. Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan jaraknya
sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari
yang disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan terhadap
bidang horizontalnya adalah 5 mm.

Pasal 28. PEKERJAAN PERCOBAAN CAMPURAN BETON DAN ADUKAN BETON

Pekerjaan beton dalam pelaksanaannya harus memenuhi persyaratan-persyaratan


yang termuat dalam PBI 1971 dan SKSNI 1991, baik mengenai material koral, pasir
semen dan baja maupun pelaksanaannya.

9
PERSYARATAN TEKNIS
PERC PELINDUNG PANTAI DENGAN STRUKTUR CONCRETE MEULABOH

1. Mutu beton
Untuk beton bertulang kekuatan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah
berdasarkan kekuatan karakteristik (K). Kekuatan karakteristik mutu beton 175
kg/cm2 dengan pemakaian PC minimum 175 kg untuk tiap 1 m3 beton, faktor air
semen maksimum 0,45 dan slump beton yang diperkenankan di lapangan = 7 cm,
untuk ini pemborong harus membuat mixed design dengan persetujuan Direksi.

1. Percobaan Campuran (Mixed Design)


Sebelum pelaksanaan pembetonan, pemborong terlebih dahulu harus mengadakan
percobaan campuran (Mixed Design) untuk membuat mutu karakteristik beton seperti
yang disyaratkan dan untuk mengetahui komposisi campuran beton (Pasir, semen
dan batu pecah).

4. Slump yang diperkenankan adalah 8-10 cm.


Dalam menentukan atau mendapatkan mutu beton sesuai dengan karakteristik yang
sudah ditentukan, harus dilakukan dengan menggunakan ukuran yang sudah tertentu,
baik material betonnya maupun ukuran penggunaan air (ember tertentu) yang mana
ukuran tersebut nantinya akan digunakan selama pelaksanaan konstruksi (seperti
gambar)

Semen = s
Kerikil = k
Pasir = p
Air = a
Percobaan ini dilakukan sampai mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan
karakteristik yang sudah ditentukan yaitu :

K > K Syarat (k = 175)


Pekerjaan kontruksi pengecoran/beton boleh dilaksanakan, tetapi kalau:
K < K Syarat (k = 175)
Maka percobaan harus terus dilakukan dengan komposisi lain, sampai mendapatkan
mutu beton sesuai dengan yang disyaratkan. Bilamana kekuntan karakteristik telah
dicapai dengan komposisi agregat tersebut di atas dan telah disetujui oleh Direksi
harus digunakan dalam pemakaian selanjutnya. Segala perubahan dalam masa
pelaksanaan terhadap campuran agregat yang telah disetujui harus menclapat
persetujuan Direksi. Jumlah sample harus disediakan oleh pemborong untuk tiap seri
pengetesan atau percobaan adalah 20 (dua puluh) buah dan laboratorium tempat
percobaan nkan ditentukan Direksi atau dengan persetujuan Direksi.

Pasal 29. PEKERJAAN PENGECORAN BETON

1. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan


adanya penghentian pengecoran (cold-joint) kecuali bila sudah diperhitungkan pada
tempat yang aman dan sebelumnya sudah menclapat persetujuan Direksi.
Pemborong harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya (peralatan) untuk
pengamanan, pelindung dan lain-lain yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.
2. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata pemborong harus
memakai mesin pengaduk. Mesin pengaduk harus mempunyai kapasitas yang cukup

10
PERSYARATAN TEKNIS
PERC PELINDUNG PANTAI DENGAN STRUKTUR CONCRETE MEULABOH

untuk melayani volume pekerjaan yang direncanakan. Mesin pengaduk harus


dibersihkan dengan air dan dihindarkan dari minyak sebelum dipakai. Setiap
campuran beton harus diaduk sehingga merata/homogen dan waktu pengadukan
minimum adalah 2 menit untuk setiap kali pencampuran.
3. Bilamana perlu pemborong diperkenankan untuk menggunaKan concrete pump,
gerobak-gerobak dorong untuk mengangkut adukan ke tempat yang akan dicor.
Pengangkutan beton tidak dibenarkan dengan ember-ember.
4. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang diperlukan
sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana
yang sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak bekisting dan lain-lain, harus
dijaga dengan baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.
5. Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan
dengan concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan
concrete vibrator dapat dibantu dengan penyodokan apabila dengan concrete vibrator
tidak mungkin dilakukan dengan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi terlebih
dahulu.
6. Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang
diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya
mendapatkan persetujunn dari Direksi. Penghentian maksimum 2 jam. Untuk
menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus dibersihkan
permukaannya dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya
dan sebelumnya adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus
disiram dengan air semen campuran 1 PC: 0,45 air.
7. Selama waktu pengerasan beton harus dilindungi dengnn air bersih atnu ditutup
dengan karung karung yang senantiasa dibasahi dengan air, terus menerus selama
paling tidak 10 hari setelah pengecoran.
8. Apabila cuaca diragukan, sedangkan pengawas atau Direksi menghendaki agar
pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak pemborong harus menyediakan
9. alat pelindung atau terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah/akan
dicor. Pengecoran tidak diizinkan selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik di
atas 32C.
10. Untuk setiap 5 m3 pengecoran, pemborong diwajibkan mengambil contoh (sample)
untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test, dengan prosedur
sebagaimana ditentukan dalam PBI 1971 dan SKSNI 1991. Slump yang
diperkenankan dalam pelaksanaan adalah antara 7 cm dan faktor air semen
maximum 0,45. Pengambilan-pengambilan contoh di atas sesuai petunjuk Direksi.
Kubus-kubus dijaga agar dapat mengeras dengan baik. 10. Kubus beton yang diambil
selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan karakteristiknya di laboratorium yang
dapat disetujui Direksi dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk
dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukkan mutu beton kurang dari K yang
disyaratkan (K.300) maka pemborong diwajibkan untuk mengajukan rencana dan
mengadakan penguatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya pemborong.
11. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai yang
disyaratkan pemborong harus mengambil core-sample dari bagian-bagian konstruksi
yang diragukan. Jumlah core-sample untuk tiap pemeriksaan adalah tiga buah, dan
selanjutnya akan diperiksa di laboratorium dengan persetujuan Direksi. Hasilnya akan
dievaluasi Direksi dan bila nilai yang diperoleh membahayakan konstruksi, harus
dilakukan perbaikan konstruksi tersebut atas biaya pemborong.

11
PERSYARATAN TEKNIS
PERC PELINDUNG PANTAI DENGAN STRUKTUR CONCRETE MEULABOH

12. Seluruh pekerjaan beton bertulang ditambahkan bahan campuran beton serat
polypropylene murni yang dapat mengontrol retak yang disebabkan oleh muai dan
susut karena panas, meningkatkan daya tahan terhadap kejut, mengurangi
permeabilitas dan menambah daya tahan beton.

Sifat-sifat polypropylene murni harus memenuhi syarat sebagai berikut :


Penyerapan : nol
Berat jenis : 0,9
Panjang serta : 19,0 mm
Titik leleh : 160-170C
Titik bakar : 570C
Daya hantar panas : rendah
Ketahanan terhadap asam dan garam : tinggi
Ketahanan terhadap alkali : tinggi
Kekuatan tarik : 5600-7700 kg/cm2
Modulus Young's : 35.000 kg /cm2

13. Pengecoran plat beton dermaga ditambahkan floor hardener dan dihaluskan dengan
mesin penggosok taller.
14. Campuran beton perlu ditambah dengan fly ash, untuk membuat beton kedap air dan
ukuran spilt maksimum adalah 2 cm. Slump beton maksimum 8-10 cm. Guna
memperlambat setting time dapat ditambahkan retarder atau air es.

Pasal 32. AIR KERJA

1. Untuk adukan, maka air yang dipakai hnrus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan
bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
2. Pengurangan air kerja harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Bila akan dipakai air bukan berasal dari air minum dan mutunya meragukan, maka
Direksi dapat minta kepada Pemborong untuk mengadakan penyelidikan air secara
laboratoris dan penyelidikan tersebut atas tanggungan pemborong.

Pasal 40. PENUTUP

Apabila dalam Syarat Syarat Adminitrasi, Syarat-Syarat Umum, Syarat-Syarat Teknis


dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS ) ini, masih terdapat kekurangan
(masih terdapat kesalahan terhadap kesalahan teknis maupun Adminitrasi ) maka
digunakan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

12

Anda mungkin juga menyukai