Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

IV. 1. Pengujian Turbin Angin

Turbin angin yang telah dirancang, dibuat, dan dirakit diperlukan proses
pengujian untuk mengetahui kinerja turbin angin tersebut. Pengujian yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik turbin angin berupa kurva
hubungan daya keluaran (poros) terhadap kecepatan angin, kurva hubungan torsi
terhadap kecepatan angin, dan kurva hubungan putaran poros terhadap kecepatan
angin.

Pengujian turbin angin dilakukan bertempat di Lab. Konversi Energi pada


pukul 13.00 16.00 dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan pada waktu
tersebut memiliki kecepatan angin yang memadai untuk pengujian dikarenakan
adannya perbedaan temperatur dan tekanan angin yang disebabkan adanya
perubahan dari cuaca panas ke cuaca hujan.

IV. 1. 1. Mengidentifikasi Kinerja Turbin Angin

Mengidentifikasi kinerja turbin angin sumbu horizontal meliputi


pelaksanaan pengujian, dimana pada tahap ini akan dilakukan pengambilan data.
Parameter yang diukur dalam pengujian adalah :

1. Kecepatan angin (m/s) yang akan digunakan memutar sudu turbin.


2. Putaran poros (rpm), yaitu putaran yang dihasilkan oleh poros turbin
setelah sudu turbin dikenai angin dengan kecepatan yang telah ditentukan.
3. Torsi (Nm), yaitu besarnya torsi yang dihasilkan dari putaran poros setelah
sudu turbin dikenai angin dengan kecepatan yang telah ditentukan.
4. Daya angin (watt) daya turbin (watt), yaitu besarnya daya yang mampu
dihasilkan oleh turbin angin;
5. Koeffiensi Daya (CP), yaitu rasio antara daya mekanik yang dapat
diekstraksi dan daya angin sebelum mencapai rotor.

IV-1
IV. 1. 2. Perlengkapan Pengujian

Benda yang akan diuji yaitu turbin angin sumbu horizontal dengan
diameter rotornya sebesar 2 meter dan menara yang terpasang memiliki ketinggian
sebesar 3 meter. Berikut perlengkapan pengujian turbin angin yang diperlukan
adalah :

No. Alat dan Bahan Jumlah


1. Turbin angin 1 unit
2. Anemometer 1 buah
3. Tachometer 1 buah
4. Neraca Pegas 1 buah
5. Beban dengan massa 0,5; 1 kg 1 set

Gambar IV-1 Instalasi Turbin Angin yang Diujikan


(Sumber : Data Primer)
IV. 1. 3. Prosedur Pengujian

Prosedur pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan perakitan badan turbin yang meliputi yaw mechanism dan


ekor turbin dan dipasangkan pada menara turbin.
2. Mendirikan menara turbin dengan badan turbin berada diatasnya.
3. Memasang sudu turbin pada badan turbin dan menentukan sudut
serang turbin sebesar 20o.
4. Menempatkan anemometer di bagian turbin angin dengan kondisi
penempatan sama persis dengan kondisi penempatan turbin angin.
5. Memasang dan mengikatkan tali pada poros turbin dengan salah satu
ujung tali dipasangkan neraca pegas dan diikatkan pada bagian
menara. Ujung tali lainnya dipasangkan beban dengan massa 0,5 dan
1 kg
6. Melakukan pengukuran setiap 30 detik sekali dan pada saat bersamaan
tersebut dilakukan pembacaan kecepatan angin pada anemometer,
putaran dengan menempatkan infrared tachometer pada poros, dan
pembacaan massa pada neraca pegas.
7. Pada saat rentang 30 detik tersebut diambil tiap 10 detik untuk
pencatatan data kecepatan angin, putaran poros, dan massa sehingga
diakhir diambil nilai rata-ratanya.
8. Untuk mengetahui besarnya nilai torsi dilakukan perhitungan selisih
massa yang terbaca pada neraca pegas dengan beban massa yang
dipasang pada ujung tali lainnya dan memasukkan pada persamaan
perhitungan torsi.
9. Pengukuran dilakukan secara berulang ulang untuk mendapatkan data
yang cukup valid.
10. Pengujian berbeban dilakukan dengan cara melakukan variasi panjang
langkah hisap pada pompa torak. Untuk proses pengukuran sama
halnya dengan pengujian tanpa beban.
IV. 2. Data dan Pengolahan Data

Data yang diambil dari hasil pengujian di lapangan kemudian diolah sesuai
dengan persamaan persamaan yang dijadikan acuan pada dasar teori sehingga dapat
dianalisa dalam bentuk grafik.

IV. 2. 1. Data Pengamatan

Proses pengambilan data pengujian dilakukan berdasarkan tanpa beban


dan berbeban dengan pompa torak dua silinder dengan variasi panjang langkah
sebesar 120 mm, 160 mm, dan 200 mm.

Pengujian Tanpa Beban

Pengujian tanpa beban dilakukan untuk mengetahui karakteristik awal dari


daya poros yang dihasilkan oleh turbin angin. Hasil yang didapat dalam pengujian
ini berupa data dan kurva hubungan antara putaran poros, torsi, daya poros,
koefisien daya terhadap kecepatan angin. Data pengujian tanpa beban dapat dilihat
pada tabel IV-I.

Tabel IV-1 Data Pengujian Turbin Angin Tanpa Beban


Kecepatan Massa 1 Massa 2 Putaran poros Temperatur
No.
Angin (m/s) (kg) (kg) turbin (rpm) lingkungan (oC)
1. 1,4 1 1,6 82,4 27,5
2. 1,8 1 2,2 144,1 27,5
3. 2,0 1 2,8 278,8 27,5
4. 2,2 1 2,8 314,4 27,4
5. 3,0 1 2,8 440,1 27,3
6. 4,8 1 2,8 626,9 27,0
7. 5,0 1 2,8 656,4 27,0
Pengujian Berbeban

Setelah pengujian tanpa beban dilaksanakan dan diketahui karakteristik


awal turbin angin, maka langkah selanjutnya yaitu pengujian berbeban. Tujuan dari
pengujian ini untuk mengetahui seberapa besar daya poros yang akan dihasilkan
dengan beban berupa pompa torak kerja tunggal dua silinder pada variasi panjang
langkah 200 mm, 160 mm, dan 120 mm. Dengan adanya variasi panjang langkah
ini akan berpengaruh terhadap besarnya pembebanan. Semakin besar panjang
langkah maka massa air yang terangkat oleh pompa pun semakin besar. Data
pengujian untuk beban pompa dapat dilihat pada tabel IV-2 sampai dengan tabel
IV-4.

Tabel IV-2 Data Pengujian Beban Pompa pada Panjang Langkah 200 mm
Kecepatan Putaran poros turbin
Massa 2 (kg) Massa T
Angin (m/s) (rpm)
No. 1 (kg) (oC)
10s 20s 30s 10s 20s 30s 10s 20s 30s
1. 2,0 2,1 1,8 48,3 48,0 23,0 1,3 1,3 1,3 0,2 28,1
2. 1,8 2,0 2,5 150,3 113,4 81,9 1,5 1,5 1,5 0,2 28,6
3. 3,3 1,9 1,8 253,7 279,8 178,9 1,7 1,75 1,6 0,2 27,2
4. 3,1 3,3 3,3 291,8 382,8 415,8 1,7 2,0 2,0 0,2 26,9
5. 6,0 4,0 4,1 463,2 380,5 362,4 2,0 2,0 2,0 0,2 27,9
6. 4,5 6,9 7,3 539,9 532,2 433,1 2,0 2,0 1,8 0,2 28,8

Tabel IV-3 Data Pengujian Beban Pompa pada Panjang Langkah 160 mm

Kecepatan Putaran poros turbin


Massa 2 (kg) Massa T
No. Angin (m/s) (rpm)
1 (kg) (oC)
10s 20s 30s 10s 20s 30s 10s 20s 30s
1. 1,9 2,0 3,3 59,9 145,7 173,7 1,55 1,5 1,6 0,2 28,1
2. 3,9 3,0 2,2 422,4 439,1 358,2 2,05 2,0 2,0 0,2 27,9
3. 3,8 4,2 4,5 388,4 523,6 475,5 2,0 1,95 2,0 0,2 28,7
4. 7,4 6,1 5,6 632,8 536,6 529,2 2,2 2,2 2,15 0,2 28,3
Tabel IV-4 Data Pengujian Beban Pompa pada Panjang Langkah 120 mm
Kecepatan Putaran poros turbin
Massa 2 (kg) Massa T
No. Angin (m/s) (rpm)
1 (kg) (oC)
10s 20s 30s 10s 20s 30s 10s 20s 30s
1. 1,8 1,9 3,6 189,4 206,2 282,2 1,6 1,6 1,75 0,2 28,9
2. 2,7 3,7 3,2 413 475,9 486,8 2 2,1 2,05 0,2 28,1
3. 4,4 4,9 3,7 517,5 492,1 520,2 2,2 2,15 2,1 0,2 27,4
4. 5,2 3,9 4,7 581,5 559,2 571 2,3 2,15 2,1 0,2 27,5

IV. 2. 2. Pengolahan Data

Sebagai contoh pengolahan data yang digunakan adalah data pengujian ke-
5 pada saat pengujian tanpa beban.

1. Menghitung daya potensi angin


=1 3
2

1 3
= 1,177 3 (3,14(1 )2 )(3 )
2

=49,873
2. Menghitung Torsi
=
= (2 1 )
= (2,8 1) 9,8 / 2 0,01025
= 0,181
3. Menghitung daya poros
=
2
=
60
23,14440,1
= 0,181
60

= 9,088
4. Menghitung koefisien daya (Cp)

=
8,329
= 49,873

= 0,167

IV. 2. 3. Tabel Hasil Perhitungan

Tabel IV-5 Data Perhitungan Turbin Angin Tanpa Beban


v m nt ud T Pa Psh
No. Cp
(m/s) (kg) (rpm) (kg/m3) (Nm) (rad/s) (Watt) (Watt)
1. 1,4 0,6 82,4 1,176 0,060 8,625 5,065 0,520 0,103
2. 1,8 1,2 144,1 1,176 0,121 15,082 10,765 1,818 0,169
3. 2,0 1,8 278,8 1,176 0,181 29,181 14,767 5,276 0,357
4. 2,2 1,8 314,4 1,176 0,181 32,907 19,662 5,950 0,303
5. 3,0 1,8 440,1 1,177 0,181 46,064 49,873 8,329 0,167
6. 4,8 1,8 626,9 1,178 0,181 65,616 204,483 11,864 0,058
7. 5,0 1,8 656,4 1,178 0,181 68,703 231,124 12,422 0,054

Tabel IV-6 Data Perhitungan Beban Pompa pada Panjang Langkah 200 mm
Vrata- nt rata-
m ud T Pa Psh
No. rata rata Cp
(kg) (kg/m3) (Nm) (rad/s) (Watt) (Watt)
(m/s) (rpm)
1. 2,0 1,1 39,8 1,173 0,281 4,162 14,01 1,168 0,083
2. 2,1 1,3 115,2 1,171 0,332 12,058 17,03 3,998 0,235
3. 2,3 1,5 237,5 1,177 0,378 24,855 23,47 9,404 0,401
4. 3,2 1,7 363,5 1,178 0,434 38,043 62,52 16,495 0,264
5. 4,7 1,8 402,0 1,174 0,459 42,079 19,.40 19,319 0,101
6. 6,2 1,7 501,7 1,171 0,442 52,515 445,14 23,217 0,052
Tabel IV-7 Data Perhitungan Beban Pompa pada Panjang Langkah 160 mm
Vrata- nt rata-
m ud T Pa Psh
No. rata rata Cp
(kg) (kg/m3) (Nm) (rad/s) (Watt) (Watt)
(m/s) (rpm)
1. 2,4 1,35 126,4 1,173 0,270 13,233 25,47 3,575 0,140
2. 3,0 1,82 406,6 1,174 0,364 42,554 51,45 15,471 0,301
3. 4,2 1,78 462,5 1,171 0,357 48,408 133,00 17,276 0,130
4. 6,4 1,98 566,2 1,173 0,397 59,262 475,11 23,522 0,050

Tabel IV-8 Data Perhitungan Beban Pompa pada Panjang Langkah 120 mm
Vrata- nt rata-
m ud T Pa Psh
No. rata rata Cp
(kg) (kg/m3) (Nm) (rad/s) (Watt) (Watt)
(m/s) (rpm)
1. 2,4 1,5 225,9 1,170 0,217 23,648 26,47 5,140 0,194
2. 3,2 1,9 458,6 1,173 0,277 47,997 60,37 13,310 0,220
3. 4,3 2,0 509,9 1,176 0,292 53,373 150,25 15,601 0,104
4. 4,6 2,0 570,6 1,176 0,297 59,719 179,68 17,754 0,099
IV. 3. Analisa Data
IV. 3. 1. Hubungan antara putaran poros dan kecepatan angin

Putaran Poros vs Kecepatan Angin


700

600

500
Putaran Poros (rpm)

400

300

200

100

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
Kecepatan Angin (m/s)

Tanpa Beban L=120 mm L=160 mm L=200 mm

Gambar IV-2 Grafik putaran poros dan kecepatan angin


(Sumber: Data Primer)

Gambar IV-2 merupakan penyajian data pegujian turbin angin yang


bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan angin terhadap putaran poros
turbin angin. Kecepatan angin yang berubah ubah dan memiliki nilai yang semakin
besar menyebabkan perubahan juga terhadap putaran poros yang mengakibatkan
semakin cepatnya putaran. Hal ini ada kaitannya dengan tip speep ratio atau
perbandingan antara kecepatan angin bebas dengan kecepatan ujung rotor yang
nantinya akan membuat turbin angin berputar dan dapat diperlihatkan pula dengan
60
persamaan 2.15 yaitu, = (.). Besarnya putaran poros dipengaruhi oleh

kecepatan angin, tip speed ratio, dan diameter rotor.

Perbedaan panjang langkah hisap pada pompa akan mempengaruhi


terhadap putaran poros. Pada grafik terlihat adanya perbedaan cut in wind speed
atau kecepatan angin minimun untuk memutar turbin. Pada kondisi tanpa beban
kecepatan angin minimum sebesar 1,4 m/s. Berbeda dengan kondisi berbeban
semakin besar panjang langkah pompa maka semakin besar pula kecepatan angin
minimumnya yaitu sebesar 2 m/s. Hal ini dikarenakan panjang langkah pompa akan
mempengaruhi jumlah air yang terangkat sehingga beban yang diterima oleh pompa
lebih besar.

IV. 3. 2. Hubungan antara torsi dan kecepatan angin

Torsi vs Kecepatan Angin


0.50
0.45
0.40
0.35
Torsi (Nm)

0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
Kecepatan Angin (m/s)

Tanpa Beban L=120 mm L=160 mm L=200 mm

Gambar IV-3 Grafik torsi dan kecepatan angin


(Sumber: Data Primer)

Dari Gambar IV-3 dapat dilihat bahwa kecepatan angin akan berpengaruh
terhadap torsi yang dihasilkan, semakin tinggi kecepatan angin maka torsi yang
dihasilkan semakin tinggi. Hal ini ada kaitannya dengan putaran poros dikarenakan
pada pengukuran torsi menggunakan neraca pegas yang mana proses pengukuran
dilakukan dengan melilitkan beban dengan tali ke poros. Sehingga pada putaran
poros yang semakin tinggi mengakibatkan adanya gaya tarik neraca pegas pada
beban berubah semakin tinggi. Perbedaan masa () yang besar akan berpengaruh
terhadap torsi yang dihasilkan.
IV. 3. 3. Hubungan antara daya poros dan kecepatan angin.

Daya Poros vs Kecepatan Angin


26
24
22
20
18
Daya Poros (Watt)

16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
Kecepatan Angin (m/s)

Tanpa Beban L=120 mm L=160 mm L=200 mm

Gambar IV-4 Grafik Daya poros dan kecepatan angin


(Sumber: Data Primer)

Pada Gambar IV-4 dapat dilihat semakin besar kecepatan angin maka daya
poros yang dihasilkan semakin besar. Sesuai dengan persamaan 2.15 bahwa
kecepatan angin yang semakin tinggi maka putaran turbin akan meningkat pula,
dari putaran turbin yang dihasilkan didapat kecepatan sudut () dengan persamaan
2
= dari rumus tersebut putaran turbin berbanding lurus dengan kecepatan
60

sudut. Daya poros yang dihasilkan didapat dari persamaan = . dimana torsi
dan kecepatan sudut yang berhubungan dengan putaran yang dihasilkan akan
semakin besar seiring dengan bertambahnya kecepatan angin sehingga keduanya
dapat mempengaruhi daya poros yang dihasilkan.

Daya poros tertinggi terjadi pada beban pompa torak dengan panjang
langkah 20 cm. Hal ini dikarenakan pada panjang langkah 200 mm nilai jari jari
torsional atau jarak dari pusat poros dengan tempat poros engkol yang lebih panjang
dibanding dengan langkah hisap lainnya. Sehingga torsi menjadi lebih besar dan
mengakibatkan daya poros yang dihasilkan turbin angin pun menjadi lebih besar

IV. 3. 4. Hubungan antara koefisien daya (Cp) dan kecepatan angin

Koefisien Daya vs Kecepatan Angin


0.45
0.40
0.35
Koefisien Daya/Cp

0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
Kecepatan Angin (m/s)

Tanpa Beban L=120mm L=160m L=200mm

Gambar IV-5 Grafik koefisien daya dan kecepatan angin


(Sumber: Data Primer)

Koefisien daya (Cp) dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan


antara daya poros terhadap daya angin sehingga diperoleh variasi koefisien daya
sebagai fungsi kecepatan angin. Koefisien daya ini mempresentasikan kinerja dari
turbin angin yang dibuat.

Dalam Gambar IV-5 terlihat bahwa kondisi awal koefisien daya akan naik
hingga pada suatu kondisi koefisien daya akan turun kembali. Hal ini dikarenakan
apabila dilihat dari karakteristiknya bahwa pada daya angin akan meningkat besar
seiring dengan bertambahnya kecepatan angin namun peningkatan tersebut tidak
diimbangi tren kenaikan daya poros. Parameter utama yang mempengaruhi
koefisien daya disini yaitu jumlah sudu, diameter sudu, dan karakteristik airfoil
aerodinamik sehingga mempengaruhi terhadap daya angin yang terkonversi
menjadi daya poros pada turbin angin.

Anda mungkin juga menyukai