Anda di halaman 1dari 7

Distilasi Uap

Distilasi uap adalah tipe khusus dari distilasi (proses pemisahan) untuk
suhu bahan sensitif seperti senyawa aromatik alami. Banyak senyawa organik
cenderung terurai pada suhu tinggi berkelanjutan. Pemisahan dengan distilasi
normal maka tidak akan menjadi pilihan, sehingga air atau uap dimasukkan ke
dalam alat distilasi (Dedi Irwandi, 2014. Hal:13). Distilasi uap biasanya digunakan
pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 C atau
lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu
mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air
mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendestilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air
di semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air.

Prinsip Distilasi Uap

Prinsip kerja dari destilasi uap yaitu memisahkan suatu campuran yang memiliki
titik didih yang tinggi dengan cara mengalirkan uap kedalamnya. Dimana senyawa
yang memiliki titik didih yang tinggi sebelum mencapai titik didihnya dimurnikan
dengan menggunakan uap atau air mendidih. Campuran substansi yang tidak larut
menunjukkan reaksi yang sangat beda dalam larutan homogen dan deskripsi
sifatnya memerlukan hukum fisik yang berbeda. Dasar aturan dapat dipakai dengan
mempertimbangkan akibat naiknya deviasi pada hukum rault. Satu gejala dari
deviasi positif adalah dalam diagram hubungan antara tekanan dengan temperatur.
Pada batas deviasi positif besar dari hukum rault, dua komponen dapat larut dan
komponen tersebut menguap yang secara matematis memberikan tekanan total
yang merupakan jumlah total dari tekanan masing-masing. Dimana bunyi dari
hukum Raoult adalah: tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan
uap pelarut dan fraksi mol zat terlarut yang terkandung dalam larutan tersebut.

Secara matematis ditulis sebagai:


P larutan = Xterlarut . P pelarut
Pada destilasi uap, uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang
akan dimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut,
karena titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-
komponennya. Secara matematis dapat dituliskan :

Po = P1 + P2
Proses Distilasi Uap
Proses destilasi uap sebenarnya bertumpu pada 3 komponen utamanya
yaitu retort, kondensor dan pemisah. Proses kerja yang terjadi akan dijelaskan
dibawah ini :
a. Retort
Pada bagian retort ini berisi bagian tanaman yang akan didistilasi atau
tanaman yang memiliki senyawa yang kita inginkan (aromatik). Uap akan
masuk lewat bawah seperti yang ditunjukan (steam in) dan akan masuk
melalui lubang lubang kecil yang ada dibawahnya dan mulai memberikan
tekanan uap pada tanaman. Setelah itu uap akan melewati retort ini juga
tanaman tadi dengan membawa hasil (senyawa yang diinginkan) dengan
menjenuhkannya bersama air / uap. Uap tersebut akan melalui pipa yang
terhubung melalui condenser.
b. Kondensor
Air/uap yang membawa hasil tadi nantinya akan didinginkan pada bagian
kondensor yang berbentuk tabung yang berisi spiral panjang panjang itu
yang berbentuk seperti tabung yang melingkar. Air/uap ini didinginkan oleh
air yang mengalir didalam tabung tersebut. Hasil dari kondensor ini berupa
2 fasa yaitu air dan senyawa aktif yang akan keluar dari kondensor secara
bergantian sesuai dengan daya grafitasinya masing masing.
c. Separator/pemisah
Hasil dari kondensator tadi yang berupa 2 fasa itu akan ditampung pada
tabung sepertor ini dan akan bercampur, walaupun nantinya perbedaan fasa
ini akan terlihat dengan munculnya senyawa aktif/ zat yang diinginkan
dibagian atas sedangkan air dibagian bawah. Setelah dua bagian ini terlihat
memisah maka air atau hydrolat akan dibuang melalui bagian bawah tabung
seperti ditunjukan (hydrolat from bottom seperation) sedangkan senyawa /
zat yang diinginkan diambil dari atas.
Dalam destilasi uap kadang-kadang digunakan zat-zat padat, oleh karena itu
bahan mungkin memadat dalam pendingin. Perhatikan secara hati-hati dan
hindarkan pembentukan massa kristal yang akan menghambat tabung, kemudian
hentikan sebentar pengaliran air melalui pendingin dan keluarkan air yang ada
dalam pendingin. Uap panas akan meleburkan kristal dan hambatan akan hilang.
Setelah hambatan hilang, segeralah alirkan kembali air ke dalam pendingin. Jika
dalam destilasi uap dari labu yang mengandung zat tidak mau mengalir maka labu
tersebut dapat dipanaskan dengan menggunakan api yang lebih kecil dari api pada
pemanasan labu pembangkit uap.

Penerapan Distilasi Uap


Penerapan destilasi uap dalam bidang industri bermacam-macam, salah satunya
yaitu pada pembuatan minyak atsiri. Minyak atsiri umumnya diperoleh dengan
cara destilasi uap dari bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri, dimana
metode yang digunakan tergantung pada apakah bagian tanaman yang akan
diambil minyak atsirinya tersebut masih segar atau kering, contohnya yaitu pada
bunga melati. Pada percobaan ini diperlukan air yang akan menguap yang
dilewatkan pada campuran yang dibasahi untuk membasahi kelopak bunga
melati, Karena minyak atsiri dapat rusak dengan pemanasan langsung (Hikmah,
nur. Dkk, 2014). Prinsip kerja destilasi uap pada pengambilan minyak atsiri
bunga melati dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut : Dalam kolom
destilasi , suhu menurun dengan ketinggian kolom. Komponen yang kurang atsiri
yaitu uap air mengembun dan jatuh kembali dalam labu, tetapi yang lebih atsiri
yaitu uap minyak melati terus naik ke puncak kolom masuk kedalam kondensor
air dingin, mengembun dan dikumpulkan dalam wadah penampung, sehingga di
dapatkan ekstrak minyak melati yang diinginkan.
Distilasi Vakum
Vakum merupakan suatu kondisi dari udara / gas sekitar lingkungan tertentu dimana
tekanan udara dibawah tekanan atmosfir. Untuk menghasilkan vakum perlu untuk
mengeluarkan udara dari sistem, Destilasi vaccum adalah merupakan destilasi
tekanan dibawah 1 atmosfer tekanan operasinya 0,4 atm (300 mmHg absolut),
untuk memisahkan fraksi fraksi yang tidak dapat dipisahkan dengan destilasi
atmosferik seperti gas oil berat, parafine destilate atau vakum distilate yang masih
terkandung didalam long residu dari hasil destilasi atmosferik (khopkar, 2002).

Residu yang terdapat dari destilasi atmosferik ini tidak dapat dipisahkan dengan
destilasi atmosferik, apabila dipanaskan pada tekanan atmosferik akan terjadi
cracking sehingga akan merusak mutu produk dan menimbulkan tar (coke) yang
kemudian dapat diberikan kenutuhan pada tube dapur. Prinsip dari destilasi vakum
ini didasarkan pada hukum fisika dimana zat cair akan mendidih dibawah titik didih
normalnya apabila tekanan pada permukaan zat cair itu diperkecil atau vakum.
Untuk memperkecil tekanan permukaan zat cair dipergunakan dengan alat jet
ejector dan barometric condensor. Pada prinsipnya proses vakum ini tidak jauh dari
proses destilasi atmosferik. Proses destilasi vakum pada sistem vakum proses
berlangsung dibawah kondisi normal 30 35 mmHg dengan tujuan menurunkan
titik didihnya, serta memiliki tujuan untuk menurunkan titik didih pada minyak
berat atau long residu sehingga menghasilkan produk-produknya (Oxtoby, David.
2001).
Alat yang digunakan
1. Pompa adalah alat pemindahan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain
melalui suatu media pipa dengan memberikan energi dan dilakukan secara
terus menerus/kontinyu. Pompa mempunyai bermacammacam jenisnya
misalnya pompa centrifugal, pompa piston dan lain lain.
2. Kolom distilasi merupakan alat yang paling vital karea proses destilasi terjadi
pada alat ini. Kolom destilasi biasanya berbentuk silinder yang terbuat dari
bahan baja dimana di dalamnya dilengkapai alat kontak (tray) yang berfungsi
untuk memisahkan komponen campuran larutan. Di dalam kolom tersebut
dilengkapi dengan sambungan untuk saluran umpan, hasil samping reflux,
reboiler, produk dan produk bottom dan steam stripping, berikut beberapa
fungsi dari kolom yang terdapat pada alat destilasi :
1. Kolom stripper berfungsi untuk menajamkan pemisahan komponen-
komponendengan cara mengusir atau melucuti fraksi-fraksi yang lebih
ringan didalam produk yang dikehendaki.
2. Heat Exchanger Berfungsi untuk berlangsungnya proses pemindahan panas
antara fluida satu ke fluida lain yang saling mempunyai kepentingan.
3. Condensor berfungsi untuk mengembunkan uap yaitu mengubah fase uap
menjadi fase cair, dan umumnya yang dipakai sebagai pendingin adalah air.
4. Separator berfungsi untuk memisahkan dua zat yang saling melarutkan,
misalnya gas dan cairan, minyak dan air dan sebagainya.
5. Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang diperoleh dari
hasil pemabakaran bahan bakar. Di dalam dapur terdapat pipa pemanasan
yang disusun sedemikian rupa sehingga proses pemindahan panas dapat
berjalan sebaik mungkin.
6. Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan produk yang masih
mempunyai suhu tinggi yang tidak diijinkan untuk disimpan dalam tangki.
7. Perpipaan adalah suatu sistem jaringan pipa yang menghubungkan dari
peralatan satu dengan peralatan lainnya. Pipa berfungsi sebagai alat
penyaluran/mengalirkan cairan atau gas. Pipa dibuat dari bermacam-macam
jenis bahan misalkan dari baja, karet, PVC dan lain lain bergantung
biasanya jenis baja dengan panduan carbon.
8. Instrumentasi adalah suatu alat kontrol yang digunakan di dalamproses
pengolahan minyak agar proses dapat terkendali dan aman sehingga apa
yang diharapkan dalam proses pengolahan dapat tercapai.
9. Jet Ejektor adalah suatu alat untuk membuat kevakuman yang tinggi
didalam HVU(High Vaccum Unit)
Proses Distilasi Vakum
Long Residue hasil dari proses distilasi atmosfer dipanaskan pada preheater dan
dapur sampai temperatur 345 OC, kamudian dimasukkan dalam kolom distilasi
vacum yang tekanannya 13 mmH2O. Dalam kolom ini terdapat tray-tray
seperti halnya di kolom distilasi atmosferik. Untuk memperluas kontak uap dan
cairan biasanya kolomnya dibuat lebih lebar. Untuk mendapatkan tekanan
dibawah atmosfer digunakan peralatan yang disebut ejektor dan kondensor.
Dari kolom akan keluar produk masing-masing :
1. Top kolom berupa produk Light Vacum Sloop ( LVS ), produk ini
merupakan produk yang jelek, yang biasa nya di tampung sebagai minyak
sloop.
2. Dibawah Light Vacum Sloop ( LVS ) adalah produk Light Vacum Gas Oil (
LVGO ), digunakan untuk komponen blending solar.
3. produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan baku bagi
proses pembuatan lilin atau Wax di unit proses Wax Plant. Produk ini
merupakan produk yang khusus, jadi tidak semua HVU mempunyai produk
ini.
4. Produk selanjutnya adalah produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ). Produk
ini digunakan untuk bahan baku proses cracking ( Hydro Cracking Unit /
HCU ). Produk POD bila tidak di olah di wax plant di gabungkan dengan
produk HVGO untuk umpan di HCU.
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk
Fuel Oil di dapur atau digunakan untuk asphal jalan.
6. Produk-produk tersebut keluar dari kolom kemudian diambil panasnya di
preheater atau heat exchanger dan didinginkan dengan finfan dan selanjutnya
di kirim ke tanki produksi atau ke proses selanjutnya.
Aplikasi Distilasi vakum
a. Dalam skala Laboratorium
Skala laboratorium penyulingan vakum adalah ketika cairan untuk disuling
memiliki titik didih atmosfer tinggi atau perubahan kimia pada suhu
mendekati titik didih atmosfer mereka. Suhu bahan sensitif (seperti beta
karoten) juga memerlukan distilasi vakum untuk menghapus pelarut dari
campuran tanpa merusak produk. Alasan lain penyulingan vakum digunakan
adalah bahwa dibandingkan dengan penyulingan uap ada tingkat yang lebih
rendah residu membangun. Hal ini penting dalam aplikasi komersial dimana
transfer suhu diproduksi menggunakan penukar panas.
b. Dalam skala Industri
Vakum skala industri penyulingan memiliki beberapa keunggulan. Tutup
mendidih campuran mungkin memerlukan banyak tahap kesetimbangan
untuk memisahkan komponen-komponen. Satu alat untuk mengurangi
jumlah tahapan yang diperlukan adalah dengan memanfaatkan penyulingan
vakum. Vacuum kolom distilasi biasanya digunakan dalam penyulingan
minyak telah diameter berkisar sampai sekitar 14 meter (46 kaki), tinggi
badan berkisar sampai sekitar 50 meter (164 kaki), dan harga berkisar sampai
sekitar 25.400 meter kubik per hari (160.000 barel per hari).

Irwandi, Dedi. 2014. Experiments of Organic Chemistry. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta P.IPA-FITK Press

Hikmah, nur,.dkk. 2014. Jurnal Praktikum Kimia Organik II Destilasi Uap. Jakarta:
Universitas Syarif Hidayatullah.

Oxtoby, David. 2001. Kimia Modern Edisi I . Jakarta : Erlangga

Khopkar, SM. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press

Anda mungkin juga menyukai