Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ISRO DESTA MUNTOHA

NIM : K6413037
KELAS : A
MAKUL : HUKUM ADAT

SOAL
1. Cari putusan MK yang pokok sengketanya mengenai masyarakat hukum
adat?
2. Bagaimana kedudukan masyarakat hukum adat dalam kontitusi dan
perundang-undangan yang ada di Indonesia?
3. Apakah masyarakat hukum adat bisa menjadi subjek hukum dan
legalstanding?

JAWABAN
1. Keputusan MK yang pokok sengketa mengenai masyarakat hukum adat
Putusan MK no. 35/PUU-X/2012 telah mengoreksi kesalahan
konstitusional dalam mengklarifikasaikan hukum adat sebagai area hutan
negara dalam konteks kebijakan agrikultural nasional. Melalui putusan
tersebut , masyarakat hukum adat diakui sebagai penyandang hak, subjek
hukum, dan pemilik wilayah adatnya.
2. Berdasarkan Kedudukan masyarakat hukum adat sebagai badan hukum
publik yang menjadi bagian dari pemerintahan. Konstitusi kita sebelum
amandemen tidak secara tegas menunjukkan kepada kita pengakuan dan
pemakaian istilah hukum adat. Namun bila ditelaah, maka dapat
disimpulkan ada sesungguhnya rumusan-rumusan yang ada di dalamnya
mengandung nilai luhur dan jiwa hukum adat. Pembukaan UUD 1945,
yang memuat pandangan hidup Pancasila, hal ini mencerminkan
kepribadian bangsa, yang hidup dalam nilai-nilai, pola pikir dan hukum
adat. Namun setelah amandemen konstitusi, hukum adat diakui
sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 18B
ayat (2) dan muncul kembali dalam UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa.
Di dalam undang-undang ini kesatuan masyarakat hukum adat dapat
ditetapkan sebagai desa adat yang memiliki hak asal-usul dan juga
kewenangan yang diberikan oleh pemerintah untuk diselenggarakan di
dalam desa adat. Meskipun UU Desa telah menentukan bahwa masyarakat
hukum adat dapat berkedudukan sebagai badan hukum publik karena bisa
menjadi bagian dari pemerintahan, kebanyakan undang-undang mengenai
masyarakat hukum adat tidak memposisikan masyarakat hukum adat
sebagai bagian dari pemerintahan. Oleh karena itu, saat ini dalam kerangka
hukum Indonesia, masyarakat hukum adat dapat berkedudukan sebagai
badan hukum privat yang berada di luar struktur pemerintahan atau
menjadi badan hukum publik dalam bentuk desa adat yang merupakan
bagian dari penyelenggaraan pemerintahan nasional.
Meskipun banyak peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai masyarakat hukum adat, namun tidak semuanya menyebutkan
kriteria masyarakat hukum adat. Pada tingkat undang-undang terdapat
empat undang-undang yang mengatur mengenai kriteria masyarakat
hukum adat, yaitu UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, UU No. 18
Tahun 2004 tentang Perkebunan, UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta UU No. 6 Tahun
2014 tentang Desa.
3. Masyarakat hukum adat merupakan subyek hukum khusus yang
keberadaannya diakui oleh peraturan perundang-undangan baik oleh UUD
1945 maupun peraturan perundang-undangan lainnya. Sebagai sebuah
subyek hukum, maka keberadaan masyarakat adat perlu ditelaah apakah ia
masuk kategori sebagai subyek hukum publik, subyek hukum keperdataan,
atau gabungan diantara keduanya. Bila masyarakat hukum adat merupakan
subyek hukum publik, maka masyarakat hukum adat merupakan bagian
dari badan hukum publik atau menjadi badan hukum yang diberikan
kewenangan oleh badan hukum publik untuk melakukan kewenangan
publik. Badan hukum publik dalam hal ini adalah negara atau
pemerintahan dalam arti luas. Sedangkan bila masyarakat adat merupakan
badan hukum privat, maka masyarakat tidak merupakan bagian dari
pemerintahan melainkan diperlakukan sama sebagaimana badan hukum
privat seperti perseorangan maupun badan hukum privat lainnya.
Kesatuan masyarakat hukum adat sebagai pihak yang diberikan legal
standing untuk menjadi pemohon di Mahkamah Konstitusi merupakan
pengakuan atas hak asli masyarakat sebagaimana diatur dalam pasal 18B
ayat (2) UUD 1945 yaitu:
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur
dalam undang-undang.

Kesatuan masyarakat menunjuk kepada pengertian masyarakat organik


yang tersusun dalam kerangka kehidupan berorganisasi dengan saling
mengikatkan diri untuk kepentingan mencapai tujuan bersama. Kesatuan
masyarakat
hukum adat sebagaimana dimaksud harus:
a. Termasuk dalam pengertian kesatuan masyarakat hukum adat
b. Kesatuan masyarakat hukum adat itu sendiri memang masih hidup
c. Perkembangan kesatuan masyarakat hukum adat dimaksud sesuai
dengan perkembangan masyarakat
d. Sesuai pula dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
e. Diatur dalam Undang-undang.
Berdasarkan peraturan Mahkamah Kontitusi kesatuan masyarakat hukum
adat dibuktikan dengan bukti keberadaan masyarakat hukum adat menurut
Undang-Undang. Persyaratan legal standing sebagaimana diatur tersebut,
dalam praktik, penilaiannya oleh hakim sangat bergantung kepada kasus
dilapangan. Hal ini terjadi karena Undang-undang hanya memberi
gambaran umum mengenai persyaratan legal standing sehingga
menimbulkan perbedaan penafsiran.

Anda mungkin juga menyukai