PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN PENYEGAR
TAHUN 2016
Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN iv
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Sasaran Nasional 3
C. Tujuan 4
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, 42
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
VII. PEMBIAYAAN 47
VIII. PENUTUP 48
LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Komoditas tanaman penyegar (kakao, kopi,
teh) merupakan komoditas sosial, dalam
arti usaha perkebunan tersebut hampir
95% diusahakan oleh perkebunan rakyat
dengan melibatkan sekitar 2 juta KK.
Indonesia sebagai produsen tanaman
penyegar termasuk dalam 3 (tiga) besar di
dunia (kakao dan kopi) dan nomor 7
(tujuh) besar dunia (teh). Dengan kondisi
politik ekonomi yang cukup stabil,
menjadikannya berpeluang besar sebagai
pemasok kebutuhan bahan baku baik untuk
industri domestik maupun global.
Kegiatan pengembangan tanaman
penyegar pada tahun 2016 dilaksanakan
melalui kegiatan Tugas Pembantuan.
Adapun kegiatan utamanya berupa
peremajaan, rehabilitasi, intensifikasi dan
perluasan tanaman.
Di tingkat lapangan terdapat berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam
pengembangan pengembangan tanaman
penyegar di Indonesia antara lain :
1) penurunan tingkat produktivitas yang
disebabkan sebagian besar tanaman tua,
kurang perawatan dan serangan hama
penyakit,
C. Tujuan
Tujuan dari kegiatan pengembangan
tanaman penyegar Tahun 2016 dan
kegiatan pendukung lainnya adalah :
1. Meningkatkan produksi dan
produktivitas tanaman penyegar
melalui penerapan teknologi budidaya
dan perluasan areal.
2. Meningkatkan pendapatan petani
tanaman penyegar di lokasi kegiatan.
3. Mendukung pengembangan kawasan
tanaman penyegar.
4. Memfasilitasi proses sertifikasi Indikasi
Geografis(IG) komoditas tanaman
penyegar.
5. Meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap petani;
b) Rehabilitasi
Rehabilitasi teh adalah upaya
untuk meningkatkan produktivitas
tanaman teh melalui
pemangkasan, pemberian pupuk
dan pengendalian OPT serta
pengutuhan populasi tanaman
dengan penyulaman benih.
Persyaratan kebun yang
mendapat kegiatan rehabilitasi
adalah kebun dengan kondisi :
(1) Jumlah tegakan atau populasi
<60% dari jumlah standar;
(2) Produktivitas rendah yang
masih memungkinkan untuk
ditingkatkan.
Rehabilitasi Teh
a. Benih Teh
Benih teh yang digunakan adalah
benih dalam polibeg dengan
kriteria sebagai berikut :
1) Menggunakan varietas unggul
seri GMB yang telah dilepas
melalui Keputusan Menteri
Pertanian.
2) Perbanyakan bahan tanam
dilakukan dengan cara cutting
atau setek tanaman induk yang
berasal dari kebun sumber
benih yang sudah ditetapkan
instansi yang berwenang.
3) Cutting/setek yang akan
digunakan harus sudah
disertifikasi oleh instansi yang
berwenang (BBP2TP, BP2MP,
IP2MB, Balai Sertifikasi dan
B. Pelaksana Kegiatan
Secara umum organisasi pelaksana
kegiatan dengan uraian tugasnya adalah
sebagai berikut :
1) Pusat
a) Menyusun Pedoman Teknis
Pemberdayaan Pekebun Tanaman
Penyegar Tahun 2016;
b) Melakukan sosialisasi ke provinsi
dan kabupaten/kota dalam rangka
menyamakan persepsi pelaksanaan
kegiatan;
2) Provinsi
a) Menyusun Petunjuk Pelaksanaan
(Juklak);
b) Koordinasi dengan
pelatih/fasilitator;
c) Bersama-sama dengan pelatih/
fasilitator menyusun materi dan
modul pelatihan;
d) Melakukan koordinasi dengan
kabupaten tentang kegiatan
pelatihan petani (Dinamika
Kelompok dan Penguatan
Kelembagaan);
e) Melakukan bimbingan, pembinaan
dan pengawalan kegiatan;
3) Kabupaten/Kota
a) Menyusun Petunjuk Teknis
(Juknis);
A. Ruang Lingkup
1) Kegiatan fasilitasi indikasi geografis
ini difokuskan pada komoditi
tanaman penyegar yang memiliki
potensi indikasi geografis yaitu
komoditas kopi.
2) Wilayah Provinsi/Kabupaten yang
memiliki potensi indikasi geografis
tanaman penyegar.
3) Kegiatan merupakan lanjutan
meliputi 1) persiapan, 2)
Pendaftaran ke Ditjen HaKI
Kementerian Hukum dan HAM, 3)
pemeriksaan substansi dan cetak
sertifikat,4) pengambilan sertifikat),
5) pertemuan penyerahan
B. Pelaksana Kegiatan
Secara umum organisasi pelaksanaan
kegiatan dengan uraian tugasnya adalah
sebagai berikut :
1) Pusat
Direktorat Tanaman Tahunan dan
Penyegar, Ditjen Perkebunan
bekerjasama dengan instansi terkait
dengan tugas :
a) Menyusun Pedoman Teknis
b) Melakukan konsultasi, koordinasi
dan pelaksanaan kegiatan dengan
pihak terkait;
c) Melakukan sosialisasi kegiatan;
d) Melakukan pembinaan,
pengawalan Monev, konsultasi
dan koordinasi, Indikasi Geografis
(IG) tanaman penyegar ke
Provinsi/Kab./Kota.
2) Provinsi/Kabupaten/Kota
a) Menyusun Petunjuk Pelaksanaan
(Juklak/Juknis).
b) Melakukan sosialisasi/kegiatan.
D. Simpul Kritis
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan
indikasi geografis tanaman penyegar,
terdapat simpul-simpul kritis sebagai
berikut:
LUAS
NO PROVINSI KABUPATEN
(HA)
Intensifikasi Tanaman Kakao
1 ACEH 1 Pidie 250
2 Aceh Timur 200
2 SUMUT 3 Simalungun 100
4 Deli Serdang 100
3 SUMBAR 5 Pasaman 100
6 Pasaman Barat 400
4 BENGKULU 7 Bengkulu Utara 400
8 Kepahiyang 100
5 BANTEN 9 Lebak 100
10 Pandeglang 300
11 Serang 200
6 DIY 12 Gunung Kidul 100
13 Kulon Progo 100
7 BALI 14 Tabanan 200
15 Badung 200
8 NTB 16 Lombok Utara 600
17 Lombok Timur 500
9 NTT 18 Ende 850
19 Sikka 800
20 Manggarai Barat 100
21 Alor 200
LUAS
NO PROVINSI KABUPATEN
(HA)
INTENSIFIKASI KOPI ARABIKA
1 ACEH 1 Aceh Tengah 100
2 BALI 2 Buleleng 100
3 Badung 100
4 Bangli 100
3 PAPUA 5 Paniai 100
6 Dogiai 100
4 SULBAR 7 Mamasa 100
5 JABAR 8 Bandung Barat dan Garut 525
(tunggakan
tahun 2015)
9 Majalengka 100
(tunggakan
tahun 2015)
10 Bandung Barat 50
11 Kab. Bandung 250
6 SUMUT 12 Simalungun 2300
13 Humbang Hasundutan 2300
14 Dairi 1500
15 Mandailing Natal 800
16 Tapanuli Utara 500
LUAS
NO PROVINSI KABUPATEN
(HA)
INTENSIFIKASI T E H
REHABILITASI TEH
1 JABAR 1 Garut 100
2 Bandung Barat 100
3 Majalengka 100
4 Tasikmalaya 150
5 Purwakarta 100
6 Cianjur 150
Jumlah
NO PROVINSI KABUPATEN
(Orang)
Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan (DK)
1 KALBAR 1 Bengkayang 200
2 SULTENG 2 Kota Palu 200
3 Banggai 600
4 Tojo Una Una 350
5 Morowali 300
3 SULSEL 6 Enrekang 200
7 Bantaeng 100
4 SUMUT 8 Simalungun 2000
9 Dairi 1500
10 Tapanuli Utara 500
11 Mandailing Natal 500
12 Humbang Hasundutan 2000
a) Kemurnian : 100 %
b) Fisik : Tidak layu,segar dan berdaun
mulus
c) Panjang Setek : 5 cm ( 0,5 cm diatas daun,
4-5 cm dibawah ketiak daun
dengan kemiringan potongan
45 )
d) Warna Batang : Hijau tua dan mengkilap
e) Kesehatan : Bebas hama dan penyakit
2.Benih dalam Polibeg
DATA UMUM :
Nomor Satker :
Satker :
Nama KPA :
Bendaharawan :
Alamat Kantor :
Telp. Kantor :
Fax Kantor :
Nama / No. HP :
Contact Person
DATA UMUM :
Nomor Satker :
Satker :
Nama KPA :
Bendaharawan :
Alamat Kantor :
Telp. Kantor :
Fax Kantor :
Nama / No. HP :
Contact Person
SURAT PERNYATAAN
Nomor :
Nama : ......................
NIP : ......................
Pangkat/ Gol : ......................
Jabatan : Kepala Dinas ........ Selaku Kuasa
Pengguna Barang Direktorat
Jenderal Perkebunan Kode Satker
018.
Nama
Pangkat/
NIP. ...................................