Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar belakang


Kebutuhan seseorang terhadap mineral cobalt memang sedikit. Namun
keberadaannya sangat penting untuk menunjang fungsi kerja bagian tubuh. Cobalt adalah
sejenis logam beratesensial, dimana logam ini keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat
dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat
menimbulkan efek racun, warna lebih sedikit berkilauan, metalik, keabu-abuan.
Penggolongan metalik kesediaan unsur kimia cobalt tersedia didalam banyak formulasi
yang mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat. Unsur kimia cobalt
juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh sedikit keras dan mengandung metal serta
kaya sifat magnetis. Cobalt memiliki peran penting dalam pembentukan sel darah merah.
Mineral cobalt mendorong lancarnya produksi sel darah merah sehingga mampu
memainkan perannya dalam mendistribusikan oksigen dan sari makanan. Selain itu, cobalt
membantu kesehatan darah dengan jalan melakukan pembentukan penutup saraf myelin.
Sebagai terapi, orang yang mengalami anemia kerap pula diberi resep cobalt untuk
membantu kesembuhan, terutama pemberian cobalt untuk kasus anemia pemisiosa. Dapat
pula mineral ini digunakan untuk membantu masalah kelelahan, gangguan pencernaan, dan
masalah yang berhubungan dengan otot. Sementara itu, radioaktif cobalt-60 dipakai untuk
mengatasi beberapa jenis kanker. Keracunan biasanya terjadi akibat kelebihan cobalt
anorganik. Ini ditemukan pada makanan yang telah terkontaminasi. Efek yang dapat
muncul yaitu pembesaran jantung sampai gagal jantung kongestif.

I.2 Tujuan percobaan


Dapat mempelajari Antagonisme cobalt-edeteate in vivo
Dapat memahami cara kerja dari Antagonisme cobalt-edeteate in vivo

1
I.3 Hipotesis
Pada percobaan dimana hewan coba diberikan cobalt klorida dalam dosis berlebih akan
memberikan efek yang dapat menyebabkan kematian apabila tidak diberikan antidota ( Na
EDTA )

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kobal terdapat dalam mineral kobaltit, smaltit dan eritrit. Sering terdapat bersamaan
dengan nikel, perak, timbal, tembaga dan bijih besi, yang mana umum didapatkan sebagai hasil
samping produksi. Kobal juga terdapat dalam meteorit. Bijih mineral kobal yang penting
ditemukan di Zaire, Moroko, dan Kanada. Survei badan geologis Amerika Serikat telah
mengumumkan bahwa di dasar bagian tengah ke utara Lautan Pasifik kemungkinan kaya kobal
dengan kedalaman yang relatif dangkal, lebih dekat ke arah Kepulauan Hawai dan perbatasan
Amerika Serikat lainnya.

Isotop

Kobal-60, adalah isotop buatan, sebagai sumber sinar gamma yang penting dan
digunakan secaara luas sebagai zat pencari jejak dan zat radioterapi. Terpapar dengan kobal (baik
uap logam maupun debu)tidak boleh lebih dari 0.05 mg/m3 (8 jam kerja per hari-40 jam
seminggu). Warna: sedikit berkilauan, metalik, keabu-abuan Penggolongan: Metalik
Ketersediaan: unsur kimia kobal tersedia di dalam banyak formulasi yang mencakup kertas
perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat. contoh besar Dan kecil unsur kimia. Unsur kimia
kobalt juga merupakan suatu unsure dengan sifat rapuh agak kerasdan mengandung metal serta
kaya sifat magnetis yang serupa setrika. Unsur kimia kobalt adalah batu bintang. Deposit bijih.
Cobalt-60 ( 60Co) adalah suatu isotop yang diproduksi menggunakan suatu sumber sinar (
radiasi energi tinggi). unsur kimia/kobalt mewarnai gelas/kaca serta memiliki suatu keindahan
warna kebiruan. Salah satu makanan yang kita konsumsi ber sumber vitamin B12 yang
merupakan suatu campuran yang berisi unsur kobalt, adalah marmite, tetapi unsure yang
dikandung didalamnya tergolong unsur lebih lemah dan lembut. Di Australia dikenal dengan
Vegemite, sedangkan di Amerika, Marmite dicampur dengan pindakas.

Kobalt dan nikel merupakan logam berat yang bersifat esensial. Keduanya cukup
berperan dalam kebutuhan tubuh manusia. Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki lambang Co dan nomor atom 27. Warna sedikit berkilauan, metalik, keabu-abuan.
Penggolongan Metalik Ketersediaan, unsur kimia kobalt tersedia di dalam banyak formulasi
yang mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat. contoh besar dan kecil unsur
kimia.
Unsur kimia kobalt juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh sedikit keras dan
mengandung metal serta kaya sifat magnetis yang serupa setrika. Unsur kimia kobalt adalah batu
bintang. Kobalt adalah suatu isotop yang diproduksi menggunakan suatu sumber sinar (radiasi
energi tinggi).
Kobalt merupakan salah satu logam unsur transisi dengan konfigurasi elektron 3d7 yang
dapat membentuk kompleks. Kobalt yang relatif stabil berada sebagai Co(II) ataupun Co(III).

3
Namun dalam senyawa sederhana Co, Co(II) lebih stabil dari Co(III). Ion ion Co2+ dan ion
terhidrasi [Co(H2O)6]2+ stabil di air. Kompleks kobalt dimungkinkan dapat terbentuk dengan
berbagai macam ligan, diantaranya sulfadiazin dan sulfamerazin. Sulfadiazin dan sulfamerazin
merupakan ligan yang sering digunakan untuk obat antibakteri. Keduanya merupakan turunan
dari sulfonamid yang penggunaannya secara luas untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Gram-positif dan Gram-negatif tertentu, beberapa jamur, dan protozoa (Siswandono dan
Soekardjo : 1995 ).
Ion pusat dalam kompleks kobalt(II) adalah Co2+. Kobalt adalah logam transisi golongan
VIII B dan terletak pada periode ke empat dalam sistem periodik unsur. Kobalt memiliki
bilangan oksidasi tertinggi IV, sedangkan kobalt(II) paling stabil di antara bilangan oksidasi
lainnya (Cotton and Wilkinson : 1988).
Kobalt dikenal sebagai perangsang pembentukan sel darah merah yang baik. Ion kobalt
+2 dalam kobalt klorida diketahui dapat meningkatkan produksi sel darah merah. Kobalt dalam
bentuk Vitamin B12 juga mendukung proses metabolisme dan pembentukan sel darah merah.
Tetapi apabila kandungan kobalt yang diserap dalam tubuh berlebih maka akan menyebabkan
serangan jantung, asma, gangguan pernafasan dan kanker paru-paru (Perez-Espinosa,2004).
Mengkombinasikan suatu kompleks kobalt dengan aspirin secara signifikan merubah
sifat-sifat anti-kanker molekul tersebut, sebagaimana yang telah ditemukan oleh peneliti-peneliti
di Eropa. Penelitian mereka menjadi dasar untuk penemuan terapi-terapi anti-tumor baru dengan
menambahkan fragmen-fragmen organologam ke dalam obat tertentu.
Tim Ott telah meneliti spesies heksa karbonil dikobalt [Co2(CO)6] yang terikat ke
berbagai ligan alkil, dan menemukan bahwa aktivitas anti-kanker dari kompleks kobalt ini lebih
potensial ketika dikombinasikan dengan aspirin dibanding senyawa lain.
Unsur kobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya juga
dengan arsenik. Mineral kobalt terpenting antara lain Smaltite (CoAs2), Cobalttite (CoAsS) dan
Lemacite (Co3S4). Sumber utama kobalt disebut Speisses yang merupakan sisa dalam
peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.

4
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Bahan:
- Hewan coba ( Tikus Putih dewasa )
- Larutan Cobalt clorida
- Larutan Natrium EDTA 25%

Alat:
- Jarum suntik
- Lap/Serbet
- Timbangan hewan coba
- Toples

3.2 Cara kerja


a. Percobaan I
- Disuntikkan kalsium dinatrium edeteate 25% 500 mg/Kg bb ( ip pada tikus )
- Lima belas menit kemudian disuntikkan larutan Cobalt clorida dosis 40 mg/Kg bb ( ip )
b. Percobaan II
- Disuntikkan Larutan Cobalt clorida dosis 40 mg/kg bb ( ip )
c. Percobaan III
- Disuntikkan larutan cobalt clorida dosis 40 mg/kgbb ( ip ). Setelah terlihat gejala keracunan
suntikkan kalsium dinatrium edeteate 25% 500 mg/kg bb ( ip pada tikus )

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


a. Data Biologis hewan coba

Data Biologis Hewan coba

Sebelum percobaan Sesudah percobaan

Bobot badan 287 gram 279 gram

Frekuensi jantung 128 kali/menit 100 kali/menit

Laju nafas 116 kali/menit 98 kali/menit

Reflex +++ -

Tonus otot +++ -

Kesadaran +++ +

Rasa nyeri +++ -

Gejala lain
- Salifasi -
- Urinasi - -
- Defekasi -

6
b. Data hasil pengamatan

Kelompok Percobaan I Percobaan II Percobaan III Durasi

24 , 42
1
(onset 2)

30 , 7
2
(onset 32)

20 , 18
3
(onset 9 , 11)

4 > 50 (onset 5)

5 > 50 (onset 7)

6 10 (onset 30)

15 , 13
7
(onset 7)

8 Mati

4.2 Perhitungan Dosis

- Na EDTA 25% ( 500 mg/Kg BB )

X
Dosis Konversi : ( )
500 X
287
1000

500 mg x 287 mg
X= 1000 gr

X = 143,5

7
25 143,5
Dosis Pakai : 100
143,5 x 100ml
X= 25 gr

X = 0,574 ml 0,6 ml

- Cobalt Klorida 2% ( 40 mg/Kg BB )

X
Dosis Konversi : ( )
40 X
287
1000

40 mg x 287 mg
X= 1000 gr

X = 11,48
2 11,48
Dosis Pakai : 100
11,48 x 100ml
X= 25 gr

X = 0,574 ml 0,6 ml

4.3 Pembahasan

Pada praktikum kali ini menguji hewan coba untuk mengetahui pengaruh efek
yang diberikan oleh cobalt klorida terhadap hewan coba. Cobalt klorida sendiri adalah salah satu
dari tiga logam yang bersifat feromagnetik pada suhu kamar. Larut perlahan dalam asam mineral
encer, tidak menggabungkan langsung dengan hydrogen atau nitrogen, tapi akan bergabung
ketika dipanaskan, dengan oksigen dan uap air pada temperatu tinggi, dengan hasil berupa oksida
kobaltous, CoO (dengan kobalt bentuk +2). Pada kelompok 7 metode yang digunakan adalah
dengan pengobatan dimana memberikan cobalt klorida ( sampai terjadinya gejala efek samping )
lalu diberi penangannya dengan senyawa Na.EDTA.
Na.EDTA umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau
potassium (kalium), mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium.

8
EDTA memiliki keunggulan disbanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak
mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan
hemoglobin, hematokrit, KED, hitung leukosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan darah, dan
sebagainya.
Dari hasil praktikum gejala yang ditimbulkan setelah pemberian senyawa cobalt
klorida pada hewan coba berupa kejang-kejang hanya dalam waktu 15 menit 13 detik setelah
penyuntikkan. Cobalt sendiri adalah senyawa yang dapat membantu pembentukkan sel darah
merah dalam jumlah yang sangat kecil, hal tersebut mengapa hewan coba yang diberikan cobalt
dalam jumlah besar mengalami kejang-kejang karena sifat cobalt dapat membentuk darah dan
apabila dalam jumlah besar dapat menyebabkan penggumpalan darah (koagulasi). Setelah hewan
coba mengalami gejala keracunan disuntikkan senyawa Na.EDTA berguna sebagai pengobatan
dari gejala efek samping yang ditimbulkan oleh cobalt klorida. Setelah disuntikkan hewan coba
mengalami pelemasan otot-otot yang awalnya kejang dan perlahan mulai melemas. Hal tersebut
terjadi karena Na.EDTA merupakan antikoagulan yang dapat dengan cepat mencairkan kembali
gumpalan darah yang terjadi dan hasilnya darah akan mengalir kembali untuk mensuplai oksigen
kebagian-bagian vital organ tubuh seperti otak dan jantung.

9
BAB V
PENUTUP

5.1 kesimpulan

Setelah dilakukan praktikum didapat kesimpulan :

Cobalt klorida senyawa yang dapatmembantu pembentukkan sel darah


Cobalt klorida memberikan gejala keracunan 15 menit 13 detik
Na.EDTA merupakan senyawa yang digunakan sebagai antidota pada kasus kejang
akibat penggumpalan darah
Onset dari Na.EDTA yaitu 7 menit

10
DAFTAR PUSTAKA

Ganiswara, Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi ed.4. Jakarta: Gaya Baru.
Tim Dosen fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005. Farmakologi dan Terapi.
Jakarta : Gaya Baru.
Pearce, Evelyn,. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama hal. 42-43
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Depkes. 2008. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 Propinsi Jawa Timur.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan
RI.

11

Anda mungkin juga menyukai