Anda di halaman 1dari 41

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keluarga Tn.M adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan dua
orang anaknya ( Nuclear Family ), dimana semua anggota keluarga
menjalankan tugas dan fungsi masing masing anggota keluarga seuai dengan
tugasnya masing masing.
Keseharian Tn. M sebagai seorang guru honor di sebuah madrasah
swasta dan setelah pulang sekolah Tn.M - pun menjalankan profesinya sebagai
seorang wiraswasta, pekerjaan itu di jalani untuk mencukupi kebutuhan
keluarganya yang dirasa tidak mencukupi.
Sejak masih kanak kanak Tn. M menderita penyakit keturunan yang di
turunkan oleh ibunya, yakni asma bronkhiale. Tn. M menyadari bahwa
penyakit yg didertaya tidak mugkin dapat disembuhkan secara total, akan
tetapi hanya dapat dicegah faktor fator yg dapat mencetuskan serangan
berulang, salah satu caranya adalah mengkonsumsi obat bebas yg dapat
menekan kekambuhan penyakit yang dideritanya.
Penderita asthma harus merubah gaya hidup sehari-hari untuk
menghindari faktor pencetus. Perubahan ini dimulai dari lingkungan hidup
sampai dengan lingkungan kerja. Pada klien dengan serangan asthma, maka
terjadi penurunan nafsu makan, minum sehingga mempengarui status nutrisi
klien. Dalam istirahat klien sangat terganggu sehingga dapat menyebabkan
kelelahan. Adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan
oksigen mempengarui toleransi dalam melakukan aktivitas, kelelahan cepat
lelah dan ketidak mampuan memenuhi ADL. Klien dapat tumbuh dan
berkembang menjadi rendah diri, merasa tidak mampu, berkepribadian
labil,mudah tersinggung,gelisah dan cemas. Adanya keterbatasan aktifitas,
klien lebih tergantung pada orang lain, terkadang klien tidak dapat berperan
sesuai dengan peranya, (Antony C. 1997 ; Tjen daniel, 1991).
Melihat kondisi klien dengan gejala asthma dan dirawat dirumah sakit,
tentang penyebab, prognosa penyakit dan keberhasilan dari terapi, akan
menimbulkan kecemasan pada keluarga. Perlunya klien dirawat di rumahsakit
menimbulkan respon kehilangan pada keluarga yang ditinggalkan. Peran klien
dalam keluarga sebagai sumber ekonomi akan terganggu karena klien tidak
bisa masuk kerja serta perawatan dan biaya rumah sakit yang tidak sedikit
akan menjadi beban bagi keluarga , untuk itulah saya tertarik mengambil
kasus Tn.M sebagai keluarga binaan yang nantinya akan menberikan asuhan
keperawatan.
B. Tujuan.
1. Tujuan umum :
Menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga pada Tn.M yang
mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan perkembangan keluarga.
2. Tujuan khusus :
Setelah menyelesaikan belajar klinik mampu :
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah
kesehatan keluarga
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan
d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga


1. Keperawatan Kesehatan Keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes
RI, 1998).
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah
keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai kelompok dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-
masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam
keluarga saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan perantara
yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan
masyarakat, perawat dapat menjangkau masyarakat hanya melalui
keluarga, dalam memelihara pasien sebagai individu keluarga tetap
berperan dalam pengambil keputusan dalam pemeliharaannya, keluarga
merupakan lingkungan yang serasi untuk mengembangkan potensi tiap
individu dalam keluarga. Sedangkan tujuan perawatan kesehatan keluarga
adalah memungkinkan keluarga untuk mengelola masalah kesehatan dan
mempertahankan fungsi keluarga dan melindungi serta memperkuat
pelayanan masyarakat tentang perawatan kesehatan.
2. Type-Type Keluarga :
a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.

3
c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
3. Tanggung Jawab Perawat
Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai
tanggung jawab yang meliputi :
4. Memberikan pelayanan secara langsung
Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau psikososial,
menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan memberikan
intervensi. Kerjasama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan
utama di keluarga dalam perencanaan sangaat penting untuk menjaga
kesinambungan perawatan selama perawat tidak ada di rumah. Perawat
hanya memberikan perawatan dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang
dilakukan di rumah lebih merupakan tanggung jawab dari keluarga dari
pada perawat. Oleh karena itu pendidikan kesehatan menjadi intervensi
yang utama dalam perawatan di rumah.
5. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat
penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dialaminya.
6. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional
lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat
yang yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji
kebutuhan, menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk

4
mememuhi kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang
disusun.
7. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertentu sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu
perawatan yang dilakukan di rumah.
8. Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini
adalah peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan
dengan masalah pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang
diberikan.
2.2 Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga.
1 Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal hal
yang dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum :
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis
kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status
imunisasi dari masing masing anggota keluarga serta genogram.
Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga
tersebut.
Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan
Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta

5
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Status sosial ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga
ditentukan pula oleh kebutuhan kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barang barang yang dimiliki oleh keluarga.
Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat
kapan saja keluarga pergi bersama sama untuk mengunjungi
tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh
anak tertua dari keluarga inti.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendalanya.
Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan,
riwayat kesehatan masing masing anggota dan sumber pelayanan
yang digunakan keluarga.
c. Pengkajian Lingkungan
Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan,
peletakan perabotan rumah, dan denah rumah.
Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik
tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan,
lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat,
budaya yang mempengaruhi kesehatan.
Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

6
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada.
Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung
adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik,
psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial
atau dukungan masyarakat setempat.
d. Struktur Keluarga
Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah
perilaku.
Struktur peran. Menjelaskan peran dari masing masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma
yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam
keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma
atau budaya dan perilaku.
Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit.
Pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit, kesanggupan
keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
3. Mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga mengenal fakta
fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala,

7
penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
- mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat : sejauh
mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah
masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut
akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative
terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan
yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat
informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
- merawat anggota keluarga yang sakit : sejauh mana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber
sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung
jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui keberadaan
fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap
yang sakit.
- memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh mana mengetahui
sumber sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan
kekompakan antar anggota keluarga.
- menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat :
apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,
memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan
jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga
dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.
Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber
yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status

8
kesehatan keluarga.
f. Stres dan Koping Keluarga
Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka
panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor.
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor.
Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
h. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
4. Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
b. Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c. Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

9
Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa
keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas.
5. Perencanaan Keperawatan Keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan
Kriteria dan Standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik
tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan
berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
6. Tahapan Tindakan Keperawatan Keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal hal dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan,
mengidentfikasi sumber sumber yang dimiliki keluarga dan
mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan
alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga
melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber sumber
yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada.

10
7. Tahap Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana
baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan
keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
2.3 Konsep Dasar Penyakit
A. Pengertian
Asma adalah penurunan fungsi paru dan hiper responsivitas jalan
napas terhadap berbagai ransangan. Karakteristik penyakit meliputi
bronkhospasme, hipersekresi mukosa dan perubahan inflamasi pada jalan
napas.(Campbell and Haggerety,1990).
Banyak orang mengabaikan keseriusan penyakit ini. Perawatan di
RS sering kali karena akibat dari pengabaian tanda penting ancaman
serangan asma dan tidak mematuhi regimen terapeutik. Status asmatikus
mengacu pada kasus asma yang berat yang tak berespon terhadap tindakan
konvensional. Ini merupakan situasi yang mengancam kehidupan dan
memerlukan tindakan segera.
B. Patofisiologi
Alergen masuk kedalam tubuh, kemudian alergen ini akan
merangsang sel B untuk menghasilkan zat anti. Karena terjadi
penyimpangan dalam system pertahanan tubuh maka terbentuklah
imoglobulin E (Ig. E). Pada penderita alergi sangat mudah memproduksi
Ig. E. dan selain beredar didalam darah juga akan menempel pada
permukaan basofil dan mastosit. Mastosit ini amat penting dalam
peranannya dalam reaksi alergi terutama terhadap jaringan saluan nafas,
saluran cerna dan kulit.
Bila suatu saat penderita berhubungan dengan allergen lagi, maka

11
allergen akan berikatan dengan Ig.E yang menempel pada mastosit, dan
selanjutnya sel ini mengeluarkan zat kimia yang di sebut mediator ke
jaringan sekitarnya. Mediator yang dilepas di sekitar rongga hidung akan
menyebabkan bersin bersin dan pilek. Sedangkan mediator yang dilepas
pada saluran nafas akan menyebabkan saluran nafas mengkerut, produksi
lendir meningkat, selaput lendir saluran nafas membengkak dan sel sel
peradangan berkumpul di sekitar saluran nafas. Komponen komponen
itu menyebabkan penyimpitan saluran nafas.
C. Faktor pencetus.

Alergen
Saluran nafas Tak terjadi
Infeksi saluran nafas
normal asma
Ketegangan jiwa
Alrgen
Infeksi saluran nafas
Ketegangan jiwa
Kegiatan jasmani
Obat obatan
Polusi udara
Kepekaan saluran Gejala asma
Lingkungan kerja
nafas yang berlebihan
Lain - lain

D. Etiologi.
Dua tipe dasar imunologik dan non imunologik .Asma alergik ( di
sebut ekstrinsik ) terjadi pada saat kanak kanak, terjadi karena kontak
dengan elergan dengan penderita yang sensitive.
Asma non imunologik atau non alergik ( di sebut instrinsik ),
biasanya terjadi pada usia diatas 35 tahun. Serangan dicetuskan oleh
infeksi pada sinus atau cabang pada bronchial.
Asma campuran yang serangannya diawali oleh infeksi virus atau
bacterial atau oleh allergen. Pada saat lain serangan dicetuskan oleh factor
yang berbeda atau juga dapat di cetuskan oleh perubahan suhu dan

12
kelembaban, uap yang mengiritasi, asap, bau bauan yang kuat, latihan
fisik dan stress emosional.
E. Pemeriksaan penunjang.
Test fungsi paru ( Spirometer )
Foto thorax
Pemeriksaan darah (DL, BGA)
Test kulit
Test Provokasi bronkhial
F. Manifestasi klinik
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajad
hiperaktifitas bronkus.Obstruksi jalan nafas dapat revesible secara spontan
maupun dengan pengobatan.
Gejala asma antara lain :
a. Bising mengi ( weezing ) yang terdengar atau tanpa stetoskop
b. Batuk produktif, sering pada malam hari
c. Sesak nafas
d. Dada seperti tertekan atau terikat
e. Pernafasan cuping hidung
G. Terapi
1. Oksigen 4 6 liter / menit
2. Agonis B2 ( salbutamol 5 mg atau feneterol 2,5 mg
atau terbulatin 10 mg), intalasi nebulasi dan pemberiannya dapa
diulang setiap 20 menit sampai 1 jam. Pemberian agonis B 2 dapat
secara subcutan atau iv dengan dosis salbutamol 0,25 mg atau
terbulatin 0,25 mg dalam larutan dextrose 5 % dan diberikan perlahan.
3. Aminofilin bolus iv 5 6 mg / kg BB, jika sudah
menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya maka cukup
diberikan setengah dosis.
4. Kortikosteroid hidrokortison 100 200 mg iv jika
tak ada respon segera atau pasien sedang menggunakan steroid oral
atau dalam serangan sangat berat.

13
2.4 KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian Data Dasar
1. Riwayat pemajanan pada factor factor yang biasanya mencetuskan
serangan asma
Stres emosi
Infeksi saluran nafas atas
Alergen
Kegagalan dalam pengobatan asma
2. Pemeriksaan fisik yang didasarkan pada suatu pengkajian :
System pernafasan
Mengi yang terdengar tanpa bantuan stetoskop
Susah bernafas
Orthopnea
Penggunaan otot otot asesori pernafasan (Cuping hidung, retraksi
sterum, pengangkatan bahu sewaktu bernafas).
Sistem Hemodinamik
Dehidrasi
Sianosis
Diaforesis
Pulsus paradoksus (tekanan darah sistolik turun 10mmhg sesuai
dengan pernafasan ).
Takikardi
Ekspansi paru.
Sistem Perkemihan
Produksi urine
Frekuensi BAK.
Sistem kardiovaskuler
Heart rate
Irama
Psikososial
Gelisah

14
Ketakutan
Kecemasan
3. Pemeriksaan laboratorium
GDA menunjukan hipokapnea (Pa CO2 < 35 mmHg) disebabkan
menurunnya perfusi ventilasi. Selanjutnya Pa CO2 meningkat di atas
normal sesuai dengan meningkatnya tahanan jalan nafas.
Jumlah sel darah menunjukkan peningkatan eosinofil
Pemeriksaan fungsi paru menunjukan penurunan kakuatan
kapasitas vital
Pengumpulan sputum untuk pemeriksaan kultur dan test
sensitivitas untuk menentukan infeksi dan mengidentifikasi antimikroba
yang cocok dalam mengobati infeksi yang terjadi
Sinar X perlu memperlihatkan disfensi alveoli.
4. Pada episode akut
Masalah kolaboratif;
Potensial komplikasi:
Hipoksemia
Gagal nafasa akut
5. Diagnosa Keperawatan
a. Inefektif bersihan jalan nafas b.d. peningkatan produksi mucus, sekresi
kental dan bronkospasme
b. Resiko tinggi terhadap inefektif pola pernafasan b.d. peningkatan kerja
pernafasan, hipoksemia, agitasi dan ancaman gagal nafas.
c. Ansietas b.d. sulit bernafas dan rasa takut sufokasi.
d. Gangguan pertukaran gas b.d. serangan asma menetap.
6. Intervensi dan rasionalisasi
a. Pantau:
Status pernafasan setiap 4 jam.
Hasil BGA
Nadi oksimetri
Hasil sinar X dada, fungs paru dan analisa sputum

15
Intake dan output
Rasional: untuk mengidentifikasi ke arah kemajuan atau penyimpangan
dari hasil pasien.
b. Tempatkan pasien posisi fowlers.
Rasional: posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebih baik.
c. Berikan oksigen melalui kanul nasal 4 l/mt, selanjutnya sesuaikan
dengan hasil PaO2.
Rasional: pemberian tambahan oksigen mengurangi beban kerja otot-otot
pernafasan.
d. Pemberian terapi intravena sesuai anjuran, lakukan perawatan infus.
Rasional : Untuk memungkinkan rehidrasi yang cepat dan dapat mengkaji
keadaan vaskuler untuk pemberian obat obatan darurat.
Kebanyakan pasien telah mengalami dehidrasi ketika mereka
meminta pertolongan medis.
e. Berikan pengobatan yang telah ditentukan seperti Epineprin,
Terbutalin, Aminophilin dan Kortikosteroid. Evaluasi keefektifannya,
konsul dokter jika terjadi reaksi yang merugikan.
Rasional : Epineprin dan terbutalin menghentikan reaksi alergi dan
dilatasi bronkhiolus dengan meniadakan aktifitas histamin.
Aminophilin melebakan bronkhiolus dengan merangsang
peningkatan produksi zat kimia yang menghambat penyempitan
otot bronchial. Kortikosteroid membantu mengurangi peradangan
lapisan mucosa bonkial.
f. Gunakan spirometer intensif setiap 2 jam.
Rasional : Untuk memudahkan nafas dalam dan mencegah eteletasis
g. Konsul dokter jika gejala-gejala terjadi setelah 1 jam pemberian terapi
atau bila kondisi jelek (Pa CO2 melebihi PaO2, apnea, status mental
menurun, pasien dalam keadaan hampir kolaps akibat kelelahan yang
disebabkan usdaha bernafas yang sulit).
Rasional : Hal hal ini menunjukan dibutuhkannya intubasi endotrakheal
dan pemasangan ventilator me kanik.

16
h. Instruksikan klien pada metode yang tepat dalam mengontrol batuk.
Nafas dalam dan hembuskan perlahan sambil duduk setegak
mungkin .
Rasional : Duduk tegak menggeser organ abdominal menjauhi paru,
memungkinkan ekspansi paru lebih besar.
Gunakan nafas diafragmatik.
Rasional : Pernafasan diafragmatik menurunkan frekuensi pernafasan
dan meningkatkan ventilasi alveolar.
Tahan nafas selama 3 5 detik, kemudian hembuskan secara
perlahan melalui mulut dan nafas kedua, Tahan dan batukan dari dada
(bukan dari belakang mulut / tenggorok).
Rasional : Peningkatan volume udara dalam paru meningkatkan
pengeluaran secret.
Auskualtasi paru sebelum dan sesudah tindakan .
Rasional : Membantu mengevaluasi keberhasilan tindakan.
i. Tetap berada di samping pasien atau minta seseorang untuk
mendampinginya sampai gawat nafas mulai berkurang. Pertahankan
pendekatan yang tenang dan percaya diri.
Rasional: ansietas akan terkontrol apabila pasien merasa ditangani oleh
tim kesehatan yang kompeten.
j. Batasai pengunjung sampai gawat nafas teratasi.
Rasional: pengunjung dapat menjadi sumber stress.
k. Gunakan penjelasan yang mudah dan singkat bila memberikan
informasi atau instruksi. Jelaskan tujuan dari semua pengobatan dan
pemeriksaan diagnostik.
Rasional: tingkat kecemasan yang tinggi menghambat pembelajaran.
Penjelasan tentang apa yang diharapkan membantu mengontrol
cemas.

17
BAB III
LAPORAN KASUS

3.1 Dengumpulan Data


FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. M Pekerjaan : Buruh
Umur : 46 th Alamat : kerangkeng barat
Agama : Islam Nomor Telpon : -
Suku : Sasak Pendidikan : SD
b. Komposisi Keluarga
No Nama L / Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
P th
1 Tn. M L 46 Suami wiraswasta SD
2. Ny. S P 39 Istri Ibu RT SM.A
3. An. Z P 14 Anak I siswi Mts
4. An. F L 3 Anak II - Belum sklh

c. Genogram

18
: laki laki meninggal : laki - laki

: wanita : tinggal dalam satu rumah

: Klien

d. Type Keluarga
a) Jenis Type Keluarga : Keluarga Tn. M merupakan
keluarga dengan type keluarga inti ( Nuclear Family ), dimana dalam
satu rumah terdapat seorang suami, istri dan anak - anaknya.
b) Masalah Yang Terjadi Dengan Type Tersebut : Tn. M
mengatakan bahwa tidak ada permasalah yang terjadi dengan type
keluarga tersebut, masing masing anggota keluarga menjalankan
tugasnya masing - masing.
e. Suku Bangsa
a) Asal Suku Bangsa : Sasak
b) Budaya yang Berhubungan Dengan Kesehatan : Tn. M
mengatakan bahwa di kampung tempatnya tinggal masih sering pergi
ke dukun jika mereka sakit.
f. Agama dan Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Tn. M
mengatakan bahwa ia dan anggota keluarganya sering berziarah ke makam
makam yang di anggapnya keramat, dengan tujuan agar mendapat
berkah dalam hidup dan sehat selalu.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a) Anggota yang Mencari Nafkah : dalam keluarga Tn. M
suami tetap menjalankan tuganya untuk mencari nafkah buat istri dan
ke-dua orang anaknya.
b) Penghasilan : 1.000.000 / bulan
c) Upaya Lain : Selain berprofesi sebagai seorang pendidik
di sebuah sekolah swasta, Tn.M juga memenuhi kebutuhan sehari
hari keluarganya dengan berbisnis.

19
d) Harta Benda Yang dimiliki ( perabot, transportasi, dll ) :
keluarga ini memiliki perabotan rumah tangga seperti TV, Radio, Hp,
Sepeda motor dan perabot perabotan rumah tangga lainnya.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan Tiap Bulan : biasanya
keluarga Tn.M membeli sembako Rp. 750 rbu/bln, Tn.M juga harus
membiayai sekolah anaknya yang sudah duduk di bangku kelas III
Madrasah Tsyanawiah .
h. Aktifitas Rekreasi Keluarga : Tn. M mengatakan bahwa ia dan
keluarganya sering menonton TV dan mendengar radio, disamping
sesekali pergi ke tempat rekreasi dengan keluarganya.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini ( ditentukan dengan anak
tertua ) : pada saat ini keluarga Tn. M berada dalam keluarga dengan usia
remaja.
b. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi dan
Kendalanya : dalam keluarga Tn. M, ada beberapa tugas tahap
perkembanagn keluarga remaja yang belum terpenuhi, diantaranya adalah
keluarga ini tidak memberikan kebebasan pada anaknya yang seimbang
dengan tanggung jawabnya sebagai remaja karena keluarga bersifat
otoriter.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Tn. M mengatakan
bahwa keadaan keluarganya baik, hanya saja Tn. M menderita sesak
sudah sejak lama.
b) Riwayat penyakit keturunan :Tn. M mengatakan bahwa
ibunya juga mengalami sesak seperti yang ia derita, akan tetapi
sekarang sudah tidak lagi setelah ia lahir.

20
c) Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
kg kesehatan (BCG/Polio/ Kesehatan yang telah
DPT/HB/ dilakukan
Campak
1 Tn.M 46 th 55 Menderita - Saat ini Klien selalu
sesak pasien mengkonsmsi
menderita obat-obatan
sesak, bebas untuk
suara mengurangi
whezing. gajala
nyerinya,
seperti:
39 th Teosal
14 th Done
x
3 th
Disko
2. Ny. S 46 - Tidak ada rta
Sehat
3. An. Z 38 - Tidak ada bronk
Sehat osal
4. An. F 16 - Tidak ada -
Sehat
-
-
d) Sumber pelayanan yang di manfaatkan : Tn. M
mengatakan apabila penyakit yang dideritanya kambuh, maka dia pergi
ke dokter praktik untuk berobat.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya : Tn. M mengatakan
bahwa sebelumnya anggota keluarganya sering menderita demam, batuk
dan diare.
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
1) Luas Rumah : 13 x 6,5 m2
2) Type Rumah : permanen
3) Kepemilikan : milik sendiri

21
4) Jumlah dan Ratio Kamar / ruangan : terdapat 4
kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga dan 1
dapur yang terletak di belakang rumah.
5) Ventilasi / jendela : ada dan di buka setiap hari,
kecuali pada malam hari.
6) Pemanfaatan ruangan : ruangan yang ada di
manfaatkan sesuai fungsinya .
7) Septik tank : ada, letaknya di depan rumah dengan
jarak > 10 meter dengan sumur.
8) Sumber Air Minum : air galon.
9) Kamar mandi / WC : satu terletak di belakang
rumah dan satunya lagi didepan rumah.
10) Sampah : jenis sampah yang ada yaitu debu dan
sampah limbah RT dan di buang di selokan yang tertutup.
11) Kebersihan lingkungan : lingkungan rumah
keluarga Tn. M cukup bersih.
12) Denah rumah6,5: m
2

D WC
U

RK K

13 m

RT K

Ket : Beranda K
K : Kamar tidur
RK : Ruang keluarga WC

22
RT : Ruang tamu
ST
D : Dapur
ST : Septik tank

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


1) Kebiasaan : hampir semua tetangga yang ada di
sekitar lingkungan keluarga Tn. M membersihkan halaman rumah
mereka setiap pagi.
2) Aturan / kesepakatan : pada lingkungan Tn. M telah
di sepakati , jika ada tamu yg menginap di salah satu rumah warga,
harus di laporkan 1 x 24 jm.
3) Budaya : Nyongkolan.
c. Mobilitas Geografi Keluarga : Tn. M mengatakan bahwa ia sudah
menempati rumah tersebut sejak tahun 2007 , sebelumnya ia tinggal di
rumahnya yang berjarak 10 meter dari rumah yang sekarang
ditempatunya .
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat : Tn. M
mengatakan bahwa ia sering mengikuti kegiatan zikiran bersama secara
bergiliran di rumah warga setiap minggu dan berkumpul pada pengajian
setiap jumatan.
e. System Pendukung Keluarga : Keluarga Tn.M tidak mempunyai
ASKES atau ASKESKIN, bila ada anggota keluarga yang sakit, biasanya
mereka pergi ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola / Cara Komunikasi Keluarga : Komunikasi yang Demokrasi
b. Struktur Kekuatan Keluarga : Tn. M merupakan orang yang
kesehariannya sebagai seorang pendidik dan juga wiraswasta yang
menyebabkannya jarang di rumah, karena itu ia tidak pernah terlibat
dengan hal hal sifatnya untuk kepentingan masyarakat setempat.

23
c. Struktur Peran ( peran masing masing anggota keluarga ) : Tn. M
sebagai kepala rumah tangga sekaligus sebagai kepala keluarga dan
berperan mencari nafkah bagi keluarganya, dan masing masing anggota
keluarga berperan sesuai tugasnya masing - masing.
d. Nilai dan Norma Keluarga : Keluarga Tn. M mempunyai norma
yang harus di patuhi oleh keluarganya, seperti sholat berjamaah tepat
waktu bagi anggota keluarganya.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif : Emosi keluarga Tn. M staabil dengan tidak pernah
ada masalah selama ini
b. Fungsi Sosialisasi :
a). Kerukunan hidup dalam keluarga : Rukun dan demokrasi
b).Interaksi dan hubungan dalam keluarga : komunimkasi terjalin dengan
cukup baik
c). Anggota keluarga yang berperan dalam pengambilan keputusan :
Tn.M sendiri yg berperan dalam mengambil keputusan.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga : Dari lima fungsi anggota
keluarga, fugsi keluarga untuk merawat salah satu anggota keluarganya yg
sakit belum dapat di penuhi dengan baik, mengingat kurangnya
terpaparnya informasi mengenai penyakit yg diderita klien..
d. Fungsi Reproduksi : Tn.M mengatakan ia mempunyai 2 orang
anak, yang paling besar duduk di kelas III Madrasah Tsyanawiah dan yang
satunya lagi belum sekolah.
e. Fungsi Ekonomi : Ekonomi keluarga Tn. M cukup baik.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor Jangka Pendek : Tn M mengatakan bahwa penyakit yang
di deritanya tidak mungkin dapat diobati, oleh karena itu dia selalu
berusaha mencegah hal hal yang dapat memicu kekambuhannya.
b. Stressor Jangka Panjang : Tn. M mengatakan hal yang
membuatnya trauma dan takut adalah banjir yang selalu melanda
perkampungannya setiap musim hujan tiba.

24
c. Respon Keluarga terhadap stressor : Tn. M mengatakan respon
keluarganya dalam mengahadapi masalah adalah sabar dan sepenuhnya
berserarah kepada-NYA.
d. Strategi koping : Tn. M mengatakan jika mendapat masalah, ia
sering merundingkan dengan istrinya untuk mencari jalan terbaik
e. Strategi adaptasi disfungsional : Anggota keluarga berusaha saling
mengingatkan jika ada salah satu anggota keluarga mendapat masalah.
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi :Gizi keluarga sudah terpenuhi dengan baik, dengan
sering mengkonsumsi makanan yang sehat.
VIII. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya : Tn. M mengatakan ia sangat
berharap agar semua anggota keluarganya selalu sehat
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Tn. M mengatakan bahwa
ia sangat berharap pada petugas kesehatan untuk selalu dapat
membantu setiap orang yang membutuhkan pertolongan, dan juga
seperti dirinya yang menderita penyakit kronis.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
No Variable Nama Anggota Keluarga
Tn. M Ny. S An. Z An. F
1. Riwayat Klien mndrita Tidak ada Tidak ada Tidak ada
asma sejak
penyakit saat ini
masih usia bayi
2. Keluhan yg Agak berat jika - - Tidak ada
bernafas dan
dirasakan
terdengar suara
mengi.
3. Tanda dan gejala o Wheezin - - Tidak ada
g
o Penggun
aan otot
bantu
pernapasan
o Kelelaha
n
o perubaha
n tekanan

25
darah
4. Riwayat Sebelumnya Sebelumnya Sebelumnya
Sebelum
Tn.M sering Ny.S menderita An.
nya An.F Z
penyakit
menderita, batuk, filek dan menderita
sering
sebelumnya batuk, filek dan demam biasa diare
mengalmi dan
demam biasa. demam
batuk,
demam
dan diare
5. Tanda tanda o TC: o TC: o TC: o TC
vital 110/90 110/80 110/80 : -
mmHg mmHg mmHg o N:
o N:82x / o N:80x/ o N: 124x/mnt
mnt mnt 83x/mnt o RR
o R:26x / o R:20x/m o R:23 :32x/mnt
mnt nt x/mnt o T:3
O
o T : 37,5 o T:37,1 o T:37 6,9 Co
o o
C C C
6. Sistem Normal Normal Normal Normal
kardiovaskuler
7. System respirasi Whezing : - Normal Normal Whezing : -
Stridor : - Mengi : -
Stridor : -
8. System gl. Track Bising usus Bising usus Bising usus Normal
normal normal normal
9. System Reflek babinski Refleks Refleks Reflek
dan patella babinski dan babinski dan babinski
persyarapan
positif. patela normal patela dan patella
normal positif
10. System kekuatan otot : kekuatan otot : kekuatan otot Normal

musculoskeletal 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5
11. System genitalia Klien mengaku Klien mengaku Klien Normal
tidak ada tidak ada mengaku
masalah masalah tidak
masalah

X. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN


No Daftar Masalah Kesehatan
1. Ancaman Ketergantungan terhadap penggunaan obat
bebas yang selalu di konsumsi.
2. Kurang / Tidak sehat -
3. Defisit Dukungan moril terhadap Tn.M karena
penyakit yg dideritanya

26
3.2 Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1. o Ds : Tn. M mengatakan Resisko terjadinya Ketidak mampuan
agak berat saat bernafas dan serangan berulang keluarga dalam
cepat lelah karena ketidak mengenal masalah
tahuan keluarga kesehatan
klien tentang
penyakit yg
diderita Tn. M
2. Do : Klien tampak bingung Depisit Kurang terpapar
dengan penyakit yang pengetahuan informasi
dideritanya, itu sebabnya dia
selalu mengkonsumsi obat bebas
untuk mencegah terjadinya
kekambuhan
3.3 Diagnosa Keperawatan
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada Tn. M berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dan
mengambil keputusan
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan bahaya obat
bebas berhubungan dengan kurangnya informasi, keterbatasan kognitif
ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya dan sering
mengkonsumsi obat bebas.
3.4 Skala Prioritas
Diagnosa I
No. Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3x1 = 2/3 Jika keluarga klien kurang

27
Skala: Ancaman memahami masalah kesehatan yg
kesehatan. dialami klien, kemungkinan akan
terjadi serangan berulang
2. Kemungkinan 1/2x2 = 1 Untuk menghindari terjadinya
masalah dapat diubah serangan berulang, keluarga
Skala : Sebagian dapat memanfaatkan sarana
kesehatan yg ada.
3. Potensial masalah 2/3x1 = 2/3 Mengingat pasien adalah seorang
untuk dicegah wiraswasta, klien selalu terpapar
Skala : Sebagian dengan suhu dingin dan makanan
yg tidak teratur, sehingga
masalahnya hanya dapat di cegah
sebagian
4. Menonjolnya masalah 2/2x1 = 1 Penyakit asma yang diderita klien
Skala : Masalahnya sudah cukup lama, dan jika tidak
berat dan harus segera di tangani dengan intensif, di
ditangani khawatirkan akan terjadi hal yg
lebih buruk lagi.
Total skor 3 1/3

Diagnosa II
No. Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3x1 = 2/3 Pengetahuan, terutama yang
Skala: ancaman berhubungan dengan masalah
kesehatan kesehatan sangant penting karena
jika tidak tau tentang hal hal
yang mendasar tentang penyakit,
akan menjadi ancaman yg besar
2. Kemungkinan 1/2x2 = 1 Karena klien adalah pendidik,
masalah dapat diubah maka kemungkinan masalahnya
Skala : Sebagian dapat diatasi
3. Potensial masalah 2/3x1 = 2/3 Jika klien mengetahui tentang hal
untuk dicegah hal yang mencetuskan
Skala : Sebagian terjadinya asma, maka
kemunginan masalhnya dapat di
cegah
4. Menonjolnya masalah 2/2x1 = 1 Kurangnya imformasi pada
Skala : Masalahnya keluarga Tn. M merupakan
berat dan harus segera masalah yg harus di atasi segera
ditangani karena jika keluarga Tn.M tidak
tahu, maka akan meanyebabkan
hal yg lebih parah.
Total skor 3 1/3

28
Prioritas diagnosa keperawatan Keluarga :
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada Tn. M berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dan
mengambil keputusan
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan bahaya obat
bebas berhubungan dengan kurangnya informasi, keterbatasan kognitif
ditandai dengan sering bertanya, dan sering mengkonsumsi obat bebas.

29
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO . HARI / TGL TUJUAN KRITERIA STANDAR INTERVENSI


DX
1 Jumat, 23 Setelah di lakukan (a) Keluarga mampu Diskusikan
desember tindakan Kognitif mengidentifikasi pengertian, dengan keluarga
2016 keperawatan di penyebab, tanda dan gejala tentang pengertian,
harapkan keluarga serta cara mencegah penyebab, tanda
mengenal masalah terjadinya kekambuhan pada dan gejala serta
kesehatan yg dialami hipertensi. cara mencegah
anggota keluarganya Keluarga mau bekerja sama terjadinya
dan dapat (b) dalam mengidentikasi kekambuhan
mengambil penyebab terjadinya Motivasi
afektif
keputusan kekambuhan. keluarga untuk
menyebutkan
kembali
pengertian,
penyebab, tanda
dan gejala serta
cara mencegah
terjadinya
kekambuhan
Jelaskan kepada
keluarga
pentingnya
mengidentifikasi
penyebab
terjadinya
kekambuhan.
Anjurkan kepada
keluarga untuk
selalu bekerjasama
dengan anggota
keluarga dan
tenaga kesehatan
sehingga jika
terjadi
kekambuhan
dapat dengan
cepat diberikan
tindakan.
II Sabtu, 24 1. Klien dapat Kognitif a) Keluarga mampu Diskusikan dengan
desember memahami mengidentifikasi halhal keluarga tentang
2016 tentang penyakit yang dapat memicu hal hal yang
yg diberikan dan terjadinya serangan memicu serangan
bahaya obat bebas berulang berulang
yg dikonsumsi b) Keluarga mampu Diskusikan dengan
2. Mengikuti mengidentifikasi cara keluarga tentang
prosedur dengan menghindari terjadinya cara menghindari
serangan terjadinya
baik dan
Afektif c) Keluarga mau serangan berulang
menjelaskan
bekerjasama dalam Jelaskan pada
tentang alasan
merawat klien keluarga bahwa
mengikuti
d) Keluarga mau baik atau
prosedur tersebut. menyediakan makanan buruknya kondisi
3. Mempunyai yang merupakan diit bagi klien sangat
inisiatif dalam a) Psikomotor klien dipengaruhi atas
perubahan gaya peran serta
hidup dan

31
berpartisipasi e) Keluarga mampu keluarga dalam
dalam pengo- melakukan perawatan merawat klien
batan. dengan memberikan Anjurkan kepada
4. Bekerjasama makanan yg dapat keluarga untuk
dengan pemberi mencetuskan terjadinya menyediakan
informasi kekambuhan makanan sehat
Berikan
penyuluhan
kesehatan tentang
asma

IMPLEMENTASI
No Dx Hari / tgl Pukul Tindakan keperawatan Paraf

32
I Jumat, 23 desember 16. 00 a) Meniskusikan dengan keluarga tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala serta cara mencegah
2016 selesai terjadinya kekambuhan
b) Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali
pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara
mencegah terjadinya kekambuhan
c) Menjelaskan kepada keluarga pentingnya
mengidentifikasi penyebab terjadinya kekambuhan.
d) Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu
bekerjasama dengan anggota keluarga dan tenaga
kesehatan sehingga jika terjadi kekambuhan dapat
dengan cepat diberikan tindakan.
II Sabtu, 24 desmber 2016 Jam 09.00 a) Diskusikan dengan keluarga tentang hal hal yang
memicu serangan berulang
10.00 wita b) Diskusikan dengan keluarga tentang cara menghindari
terjadinya serangan berulang
c) Jelaskan pada keluarga bahwa baik atau buruknya
kondisi klien sangat dipengaruhi atas peran serta
keluarga dalam merawat klien
d) Anjurkan kepada keluarga untuk menyediakan
makanan sehat

Memberian penyuluhan kesehatan tentang ASMA meliputi :


Jam. 11. 00 o Pengertian asma
11.40 wita o Penyebab
o Tanda dan gejala

33
o Cara pencegahan, dan
o Cara penanganan

EVALUASI
No Dx Hari / tgl Evaluasi Paraf
I. Senin, 26 desember S :

34
2016 o Anggota keluarga bertanya tentang pengertian, penyebab, tanda gejala
dan cara pencegahan maupun penanganan penyakit yg dialaminya
o Tn. M mengatakan bahwa penyakitnya akan kambuh jika dia dalam
keadaan stres .
o Klien mengatakan bahwa dia sering berobat ke tempat pelayanan
kesehatan jika asmanya kambuh
O:
o Keluarga bekerjasama dengan mahasiswa
o Klien bercanda sambil menarik napas panjang

A :Masalah teratasi sebagian


P : intervensi dilanjutkan

II. S:
o Keluarga memahami pengertian, tanda gajala, penyebab dan cara
pencegahan asma agar tidak terjadi kekambuha lagi
o Keluaagga memahami tentang hal hal yg terjadi pada klien yg
mnderita asma

O:
o Keluarga Tn. M bekerjasama dengan penyuluh
o Keluarga antusias pada diskusi yg dilakukan
o Keluarga menunujukakan minat terhadap kegiatan yg dilakaukan
o Keluarga kooperatif terhadap kegiatan yg dilakukan

35
A : Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan.

36
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini tersaji kesenjangan yang terjadi pada lapangan dengan teori
yang tersaji pada tinjauan kasusus pada BAB II. Argumentasi atas kesenjangan
yang terjadi dan solusi yang diambil untuk mengatasi masalah yang terjadi saat
memberikan asuhan keperawatan pada Tn. M dengan diagnosa medis Asma
Bronkhiale, di dusun kebun kongok ds. Suka makmur wilaya kerja puskesmas
Gerung.
Pembahasannya meliputi keseluruhan langkah langkah dalam proses
keperawatan, yang meliputi pengkajian , diagnoasa, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi
A. PENGUMPULAN DATA
Pada fase ini, mahasiswa tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam
proses pengumpulan data. Perbedaan bahasa tidak menjadi masalah yang
cukup berarti karena klien adalah seorang pendidik di salah satu sekolah
menengah atas yang tidak jauh dari tempat tinggalnya .
Ditambah dengan keadaan klien adalah lulusan SD, jadi proses
pengumpulan data tidak mengalami hambatan yang berarti.
Pada fase ini mahasiswa mendapat respon yang baik dan kooperatif dari
pihak keluarga ataupun klien sendiri, dengan harapan mahasiswa diharapkan
mampu membantu anggota keluarganya. Hal ini membuktikan betapa
jarangnya keterpaparan masyarakat setempat akan petugas kasehatan yang
home visit.
Adapun beberapa hal yang dirasa bias dilapangan dengan teori yang
menghambat proses pengkajian, diantaranya :
o Pola masyarakat yang cendrung tertutup dalam
memberikan penjelasan tentang kesehatan
o Pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa
mahasiswa yang mengidentifikasi masalah yang di hadapinya di anggap
akan memberikan obat yang dapat mengurangi penyakit yang dideritanya
B. ANALISA DATA
Analisa data dilakukan untuk mengnanalisa masalah yang didapatkan
dari pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan masalah yang dialami
oleh keluarga binaan. Dari analisa yang didapatkan bahwa terdapat masalah
yang dihadapi keluarga Tn. M yaitu resisko terjadinya serangan berulang
karena ketidak tahuan keluarga klien tentang penyakit yg diderita Tn. M dan
kurangnya pengetahuan yang di miliki keluarga Tn. M terkait Asma yang
dideritanya
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sebelum perumusan diagnosa keperawatan, terlebih dulu mahasiswa
menentukan tipologi masalah, menganalisa data yang sudah didapat dan
melakukan prioritas berdasarkan skoring.
Pada dasarnya masalah kesehatan yang dialami oleh klien cukup
banyak, namun ada masalah yang dianggap paling dominan, yakni
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada Tn. M berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dan
mengambil keputusan, dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit,
prognosis dan bahaya obat bebas berhubungan dengan kurangnya informasi,
keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, dan sering
mengkonsumsi obat bebas. yang harus segera ditangani.
D. SKALA PRIORITAS
Oprasionalisasi perencanaan perawatan mengikuti penyeleksian
pendekatan secara bersama-sama yang dirancang untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan. Penyusunan prioritas intervansi dalam suatu
perencanaan yang bertahap dan terkoordinasi akan membawa intervensi
tersebut kepada pengimplementasiannya.
Mengorganisir intervensi-intervensi perawatan akan memberikan cara-
cara yang lebih efisien, efektif dan aman untuk mencapai tujuan-tujuan dan
untuk membedakan tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Pengurutan prioritas yang dibuat oleh keluarga merupakan hal yang penting
dalam penyusunan prioritas secara bersama. Sejumlah perawat menetapkan

38
intervensi-intervensi terencana dengan urutan prioritas rendah, menengah dan
utama.
Pada penentuan prioritas masalah mahasiswa tidak menemukan sedikit
hambatan yang berarti karena pada pengkajian yang dilakukan klien cukup
kooperatif sehingga pada saat penentuan prioritas masalah dapat terselesaikan
E. PERENCANAAN
Dalam tahap ini, mahasiswa mengajak anggota keluarga terdekat untuk
mendiskusikan masalah yang sedang dialami klien dan hal hal yang dirasa
memungkinkan untuk dilakukan sebagai jalan keluarnya.
Sehingga disepakati bahwa penyuluhan kesehatan dirasa sangat
penting dilakukan untuk menambah pengetahuan klien tentang penyakit Asma
yang diderita klien.
F. PELAKSANAAN
Pelaksanaan penyuluhan yang mengangkat tema Satuan Acara
Penyuluhan pada Salah satu anggota yang menderita Asma dilakukan pada
Sabtu, 24 desember 2016 di rumah klien di dusun Kebun Kongokds. Suka
Makmur. Pada saat penentuan prioritas masalah didapatkan dua diagnosa
keperawatan yg menjadi prioritas masalah yang didapatkan sehingga
implementasi keperawatan yang dilakukan mengacu pada diagnosa yang
dibuat, sehingga salah satu implementasi berupa penyuluhan kesehatan
dilakukan sesuai rencana pada diagnosa II .
Agenda pada penyuluhan tersebut meliputi penjelasan tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan maupun cara
mengatasi jika terjadi kekambuhan Asma klien.
G. EVALUASI
Evaluasi dilakukan duahari setelah intervensi dilakukan, karena pada
saat penyuluhan kesehatan penyuluh menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, yang membutuhkaan waktu untuk melakukan evaluasi tentang apa
yang sudah diajarkan. Dimana kriterianya adalah keluarga dapat menyebutkan
dan menjelaskan apa itu asma, keluarga dapat menyebutkan penyebab, tanda

39
dan gejala asma, keluarga dapat menyebutkan pencegahan penyakit asma dan
keluarga dapat menyebutkan cara penanganan penyakit asma
.Secara garis besar keluarga telah memahami tentang apa yang
disampaikan karana standar evaluasi yang dipakai telah dipenuhi oleh pihak
keluarga

40
DAFTAR PUSTAKA

Doenges., 2000. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN EDISI


III. Jakarta : EGC
Mansoer ,dkk. 2000. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN EDISI
III. Jakarta : EGC
Betz Cecily, Linda A Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan
Pediatrik. EGC: Jakarta.
Capernito, Lynda J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada
Praktik Klinis. EGC: Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta.
Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.EGC: Jakarta.

41

Anda mungkin juga menyukai