November 03
November 03
Oleh:
Enung Sinta Nuriah
Nim: 2285150021
Penulis
DAFTAR ISI
COVER...................1
KATAPENGANTAR..............2
DAFTAR ISI..3
BAB I. PENDAHULUAN................4
A. Latar Belakang...................4
B. Rumusan Masalah....5
C. Tujuan Penulisan.6
D. Manfaat Penulisan.....6
BAB II.PEMBAHASAN...7
A. Masa Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun..7
B. Perkembangan Stimulus Anak Usia 6 sampai 8 Tahun...................13
A. Karakteristik Anak Usia 6 sampai 8 Tahun......................................17
BAB III.PENUTUP..............19
A. Kesimpulan.................19
B. Saran .................19
DA FT A R P US T AKA . . . . . . . . . . . . . 2 0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia dini merupakan periode masa emas bagi perkembangan anak dimana
tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati Posisi yang paling
vital yakni meliputi 80% perkembangan otak anak (Hibana, 2002: 5). Periode
emas ini sekaligus merupakan periode kritis bagi perkembangan anak, karena
pada periode ini sangat berpengar uh terhadap perkembangan pada
periode berikutnya hingga masa dewasanya. Periode ini hanya datang
sekali dan tidak dapat ditunda kehadirannya sehingga apabila terlewat berarti
habislah peluangnya. Oleh karena itu, masa masa usia dini harus
dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan memberikan pendidikan yang
sesuai dengan perkembangannya.
Menurut Hibana (2002:2), bahwa makna pendidikan anak usia dini adalah
upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh
anak usia0-8 tahun dengantujuan agar anak mampu mengembangkan potensi
yang dimiliki secara optimal. Menurut m makna tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa potensi anak harusdikembangkan secara maksimal
sejak dini karena anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini
akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental yang
akan berdampak karena
peningkatan prestasi belajar, sehingga akhirnya anak akan lebih mampu
untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Menurut Soemiarti
(2003:44) bahwa Taman Kanak -kanak merupakan salah satu bentuk
pendidikan anak usia dini yang menyediakan berbagai program belajar melalui
bermain untuk membantu anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan diri
yang optimal. Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0486/U/1992 Bab 1 Pasal 2 ayat (1) yang menyatakan bahwa
Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan wadah untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik sesuai dengan
sifat-sifat alami anak
Ada beberapa aspek perkembangan yang harus dicapai anak dalam kegiatan
pelaksanaan program di Taman Kanak-kanak, karena anak usia dini memiliki
karakteristik yang khas baik secara fisik, psikis, sosial, moral, dan
sebagainya. Aspek-aspek tersebut yaitu perkembangan fisik/motoric
perkembangan kognitif, perkembangan bahasa perkembangan sosial
emosional, perkembangan moral dan nilai agama, dan perkembangan seni.
Menurut Hibana (2002:35)
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang penulis ambil di atas, maka masalah yang akan
penulis bahas diantaranya:
1. Bagaimana Masa Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun?
2. Bagaimana Perkembangan Stimulus Anak Usia 6 sampai 8 Tahun?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Masa Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun
2. Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Stimulus Anak Usia 6 sampai 8
Tahun
D. Manfaat Penulisan
Bagi penulis:
Sebagai tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Sebagai bahan referensi untuk bahan ajar
Sebagai bahan baca bagi ibu yang memiliki anak usia 6-8 tahun
Sebagai bahan latihan untuk membuat karya tulis yang lebih baik
Bagi pembaca:
Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat
Sebagai bahan referensi untuk kegiatan belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun
Di umur 6 7 tahun anak sudah memiliki kemampuan yang lebih meningkat
dibanding tahun-tahun sebelumnya, anak usia sudah memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1) Sudah memiliki proporsi tubuh seperti orang dewasa
2) Imajinasi anak merupakan bagian yang penting bagi perkembangannya saat ini
3) Menyukai kegiatan olahraga, naik sepeda tanpa roda bantu bahkan belajar naik
skateboard
4) Sudah bisa belajar berenang, berayun, mendaki atau kegiatan jungle gym lainnya.
Tubuhnya telah mampu melakukan aktivitas fisik yang lebih kompleks.
5) Sudah bisa diajari mambaca kalimat dan mengerjakan hitungan matematika
sederhana
6) Sudah mengerti konsep pertama, selanjutnya, terakhir, besar-lebih besar-paling
besar, dll
7) Memahami konsep waktu sekarang, kemarin, besok
8) Mengharapkan tibanya hari ultah, liburan, dan perayaan tahunan lainnya
9) Anak sudah siap dan menyukai aktivitas bersekolah di sekolah dasar:
setelah menginjak usia 8 tahun, Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan
mulai lambat-bertahap daripada tahun-tahun sebelumnya. Massa otot-rangka
meningkat dan ketrampilan motorik kasar juga halus membaik. Pada usia 8 tahun,
anak mulai Mampu memahami dan mengkomunikasikan tentang konsep abstrak
serta mulai bisa membangun ide yang lebih kompleks.Daya imaginasi masih
menjadi bagian yang penting bagi perkembangannya, serta Kemampuan
memberikan perhatian mulai meningkat, anak mulai bisa fokus pada perbedaan
masa lalu dan masa depan sebaik dengan keadaan saat ini. kapasitas belajar mulai
meluas, anak sudah bisa belajar menulis, membaca dan menyelesaikan masalah
melalui sekolah
Anak sangat cerewet dan aktif bertanya, kadang meminta arahan, dan anak
Telah bisa untuk lebih memahami peraturan sosial dalam pergaulan. Interaksi
dengan teman dan sebayanya mulai semakin penting. Anak mulai tertarik
menghabiskan waktu dan meminta informasi dari teman sebayanya. Pergaulan di
lingkungan rumah dan sekolah merupakan arena yang penting bagi perkembangan
anak. Kontrol diri sudah mulai membaik dan pemahaman akan emosi yang lebih
kompleks mulai meningkat
Perincian tugas-tugas perkembangan anak usia 6 sampai 8 tahun menurut
Havigusrt (1961) dan implikasinya terhadap pelaksanaan pendidikan adalah sebagai
berikut:
Pembelajaran keterampilan fisik motorik yang diperlukan untuk permainan sehari-
hari
Dilihat dari perkembangan dan fisik motorik, anak dituntut untuk menguasi
keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan aktivitas fisik motorik.
Menurut Hasan (2006), tujuan pengembangan dan fisik motorik adalah untuk
melatih keterampilan fisik terutama melatih motorik kasar motorik halus sehingga
anak dapat meloncat, memanjat, dan lain sebagainya, disamping ia juga dapat
bermain musik, menari bahkan dapat membuat kerajinan tangan. Perkembangan
dan fisik motorik anak SD dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan yang
sama pada anak laki-laki perempuan, bahkan guru di tuntut untuk menciptkaan
budaya lingkundan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik dengan cara
mencoba membantu seseorang yang mengalami hambatan dalam tugas-tugas
perkembangan ini. Perkembangan fisik motorik ini ditandai hal-hal sebagai berikut:
1) Pertumbuhan anak pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian menjadi
gemuk.
2) Gigi susu berganti gigi tetap.
3) Penuh energi, suka bergerak aktif sekali, makin lama keaktifan lebih terarah
4) Masih senang berlari
Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang
tumbuh.
Pada umumnya anak usia SD telah terjadi pertumbuhan fisik secara pesat.
Untuk dapat melaksanakan tugas perkembangan ini kebiasaan kesehatan seperti
menjaga kebersihan, waktu tidur, makan, dan lain sebagainya masih perlu dibatasi.
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, sekolah hendaknya memperhatikan
kesulitan dan permasalahan siswa serta memberikan bimbingan dan konseling baik
secara individual maupun kelompok. Hal ini bertujuan agar anak mencapai keutuhan
dan keserasian sikap dirinya sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh secara
optimal.
Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya
Anak pada usia 6-8 mulai belajar tidak bergantung pada lingkungan keluarga.
Anak (siswa) ini mulai untuk belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial
diantara teman sebaya. Proses pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya
merupakan proses pembelajaran kepribadian sosial yang sesungguhnya.
Pemenuhan tugas perkembangan ini membawa implikasi terhadap
penyelenggarakan pendidikan di SD. Sekolah merupakan tempat yang kondusif bagi
kebanyakan siswa untuk belajar bergaul dan bekerja bersama teman sebaya. Guru
harus terampil mempelajari dan memahami budaya teman pada lingkungan sekolah
dan masyarakat.
2. STIMULASI KOGNITIF
Sebelum menstimulasi kognisi anak, orang tua harus mengetahui terlebih dulu
perkembangan kognitifnya sesuai usia. Misalnya, untuk anak balita perkembangan
kognitifnya berkaitan dengan perkembangan berbagai konsep dasar seperti
mengenal bau, warna, huruf, angka, serta pengetahuan umum yang akrab dengan
kehidupan sehari-harinya. Disamping itu perkembangan kognitif berkaitan erat
dengan perkembangan bahasa.
Aneka kegiatan yang bisa orang tua lakukan guna menstimulasi kognisi anak
adalah:
3. STIMULASI AFEKSI
Stimulasi afeksi dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal maupun
intrapersonal anak balita maupun 6-8 tahun. Manfaat utamanya adalah
mengembangkan rasa percaya diri, memupuk kemandirian, mengetahui dan
menjalani aturan, memahami orang lain, dan mau berbagi.
Cara memberikan stimulasi bisa dengan cara sebagai berikut:
Biarkan anak melakukan sendiri apa yang bisa ia lakukan.
Buatlah kesepakatan tentang berbagai hal yang baik/boleh dan tidak, serta
konsekuensinya. Tentu dengan bahasa yang bisa dipahami anak.
Berikan penghargaan untuk hal-hal yang dapat dilakukanya dengan baik atau lebih
baik dari sebelumnya. Bisa juga ketika anak dapat mengikuti aturan (terutama pada
awal mula diterapkan suatu aturan).
Berikan konsekuensi negatif atau punishment terhadap tingkah laku anak yang
kurang baik atau tidak sesuai dengan aturan. Untuk hal ini perlu mempertimbangkan
usia anak.
Berikan perhatian untuk berbagai reaksi emosi anak. Contoh, saat dia sedih,
gembira, marah, berikanlah respons yang sesuai dengan kebutuhannya kala itu.
Anak difasilitasi untuk bermain peran.
Biasakan anak untuk mampu mengungkapkan perasaanya, baik secara verbal,
tulisan, ataupun gambar.
Biasakan mau berbagi dalam setiap kesempatan.
STIMULASI SPIRITUAL
Sifat spiritual berkaitan erat dengan kesadaran adanya Sang Pencipta. Di sinilah
anak belajar tentang kewajiban tertentu sebagai hamba Tuhan sesuai ajaran agama
masing-masing. Selain itu kecerdasan spiritual juga berkaitan dengan pemahaman
bahwa ia menjadi bagian dari alam semesta. Di sini anak memiliki peran tertentu
supaya bisa hidup harmonis dengan seluruh makhluk Tuhan. Hal-hal yang dapat
dilakukan untuk menumbuhkembangkan kecerdasan spritual anak balita dan usia 6--
8 tahun adalah sebagai berikut:
* Lakukan diskusi bahwa semua benda di sekitarnya ada yang menciptakan.
Contoh, Siapa yang membuat meja ini? anak menjawab, Tukang kayu. Lalu kita
berikan lagi pemahaman padanya Apakah sama meja ini dengan tukang kayu yang
membuatnya?
* Mengaitkan materi-materi pelajaran atau hal-hal di sekitarnya dengan kebesaran
Tuhan, terlebih pada pelajaran ilmu pasti.
* Memutarkan video tentang berbagai hal yang menakjubkan di alam dengan
kebesaran Sang Pencipta.
* Menceritakan kisah manusia-manusia pilihan Tuhan.
* Berdiskusi tentang berbagai hal dan apa yang dapat anak lakukan sebagai
manusia yang memiliki kelebihan dibanding makhluk lain di muka bumi.
* Meminta anak untuk membuat karangan tentang berbagai pengalamannya ketika
sedang mengalami kesulitan dan apa yang dia lakukan. Ketika menemukan jalan
keluar dari kesulitan tersebut, kaitkan dengan betapa Tuhan itu sangat pengasih dan
pemurah.
* Memberikan pendidikan agama sekaligus membiasakannya menjalankan ibadah
yang dianjurkan dan diwajibkan.
Namun tak hanya itu yang bisa menjamin anak menjadi cerdas. Lingkungan di mana
anak berada sangat memegang peranan penting untuk membentuknya menjadi
anak yang bahagia dan sehat.
Jika bicara ideal, beginilah seharusnya lingkungan anak balita dan anak usia 6- 8
tahun:
* Dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung, di antaranya arena bermain lengkap
dengan prasarananya.
* Lingkungan harus ramah anak, sekaligus memberi jaminan atas kesehatan,
keamanan, kenyamanan, dan keleluasaan bergerak.
* Jika hal tersebut tidak memungkinkan untuk diwujudkan, cukuplah membuat
lingkungan yang bisa menerima dan memberi toleransi pada anak dalam
berkegiatan. Temanilah selalu anak saat berekplorasi. Biarkan dia bebas memilih
apa yang akan dikerjakan sepanjang tetap dalam koridor keamanan, kesehatan, dan
kebaikan.
* Jawablah sebisa mungkin setiap pertanyaan anak. Jika tidak bisa, ajak anak
bersama-sama mencari tahu jawaban dari sumber yang bisa dipercaya, semisal
mencarinya dalam kamus atau bertanya pada pakarnya.
B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca untuk mengkritik karya tulis ini dengan
kritikan yang dapat membangun demi terciptanya karya tulis yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Rubiyanto,Saring Marsudi,dan Sri Hartini.2008.Perkembanagan Peserta
Didik.Surakarta:BP-FKIP UMS
(http://massofa.wordpress.com/2008/01/25/karakteristik-anak-usia-sekolah-dasar/,
diaksses tanggal 3 november 2015)
http://www.puskur.net/download/uu/90Permen_24_2007_Stdr-SarPras.
http://vecer.mk/files/article/2015/04/02/so-decata-so-autizam-treba-da-se-raboti-
eden-na-eden-248429
http://eprints.uny.ac.id/8988/2/bab%201%20-%2009111247039.pdf