Anda di halaman 1dari 17

November 03, 2015

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PERKEMBANGAN ANAK USIA 6


SAMPAI 8 TAHUN

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


PERKEMBANGAN ANAK USIA 6 SAMPAI 8 TAHUN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik

Oleh:
Enung Sinta Nuriah
Nim: 2285150021

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pertama penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan nikmat-Nya lah penulis di berikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. Tidak lupa pula sholawat dan salam
penulis curahkan kepada Rasulillah SAW semoga kita selalu dlam lindungan beliau.
Amin
Karya tulis yang berisikan tentang perkembangan usia anak ini disusun untuk
melengkapi tugas individu mata kuliah perkembangan peserta didik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2015, yang berisikan beberapa kajian masa
perkembangan anak usia 6 sampai 8 tahun.
Penulisan karya tulis ini dimungkinkan oleh adanya bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan
dan bimbingan kepada
Kedua orang tua
Pak Yurhadi Ghani Selaku dosen mata kuliah perkembangan peserta didik
Pak H Sholih Selaku kepala jurusan bi,bimgan dan konseling, dan
Kawan-kawan jurusan bimbingan konseling lainnya
Penulis menyusun karya tulis ini sebaik-baiknya, namun penulis juga
menyadari kemungkinan adanya kekurangan atau kesalahan yang tidak disengaja.
Oleh karena itu penulis mohon maaf kepada para pembaca pada umumnya, kritik
dan saran penulis terima dengnan rasa syukur
Akhir kata semoga karya tulis ini bermanfaat baik bagi penulis maupun para
pembaca.
Serang, 4 November 2015

Penulis
DAFTAR ISI

COVER...................1
KATAPENGANTAR..............2
DAFTAR ISI..3
BAB I. PENDAHULUAN................4
A. Latar Belakang...................4
B. Rumusan Masalah....5
C. Tujuan Penulisan.6
D. Manfaat Penulisan.....6
BAB II.PEMBAHASAN...7
A. Masa Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun..7
B. Perkembangan Stimulus Anak Usia 6 sampai 8 Tahun...................13
A. Karakteristik Anak Usia 6 sampai 8 Tahun......................................17
BAB III.PENUTUP..............19
A. Kesimpulan.................19
B. Saran .................19
DA FT A R P US T AKA . . . . . . . . . . . . . 2 0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia dini merupakan periode masa emas bagi perkembangan anak dimana
tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati Posisi yang paling
vital yakni meliputi 80% perkembangan otak anak (Hibana, 2002: 5). Periode
emas ini sekaligus merupakan periode kritis bagi perkembangan anak, karena
pada periode ini sangat berpengar uh terhadap perkembangan pada
periode berikutnya hingga masa dewasanya. Periode ini hanya datang
sekali dan tidak dapat ditunda kehadirannya sehingga apabila terlewat berarti
habislah peluangnya. Oleh karena itu, masa masa usia dini harus
dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan memberikan pendidikan yang
sesuai dengan perkembangannya.
Menurut Hibana (2002:2), bahwa makna pendidikan anak usia dini adalah
upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh
anak usia0-8 tahun dengantujuan agar anak mampu mengembangkan potensi
yang dimiliki secara optimal. Menurut m makna tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa potensi anak harusdikembangkan secara maksimal
sejak dini karena anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini
akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental yang
akan berdampak karena
peningkatan prestasi belajar, sehingga akhirnya anak akan lebih mampu
untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Menurut Soemiarti
(2003:44) bahwa Taman Kanak -kanak merupakan salah satu bentuk
pendidikan anak usia dini yang menyediakan berbagai program belajar melalui
bermain untuk membantu anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan diri
yang optimal. Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0486/U/1992 Bab 1 Pasal 2 ayat (1) yang menyatakan bahwa
Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan wadah untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik sesuai dengan
sifat-sifat alami anak
Ada beberapa aspek perkembangan yang harus dicapai anak dalam kegiatan
pelaksanaan program di Taman Kanak-kanak, karena anak usia dini memiliki
karakteristik yang khas baik secara fisik, psikis, sosial, moral, dan
sebagainya. Aspek-aspek tersebut yaitu perkembangan fisik/motoric
perkembangan kognitif, perkembangan bahasa perkembangan sosial
emosional, perkembangan moral dan nilai agama, dan perkembangan seni.
Menurut Hibana (2002:35)
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang penulis ambil di atas, maka masalah yang akan
penulis bahas diantaranya:
1. Bagaimana Masa Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun?
2. Bagaimana Perkembangan Stimulus Anak Usia 6 sampai 8 Tahun?

3. Bagaimana Karakteristik Anak Usia 6 sampai 8 Tahun ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Masa Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun
2. Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Stimulus Anak Usia 6 sampai 8
Tahun

3. Untuk mengetahui Bagaimana Karakteristik Anak Usia 6 sampai 8


Tahun

D. Manfaat Penulisan
Bagi penulis:
Sebagai tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Sebagai bahan referensi untuk bahan ajar
Sebagai bahan baca bagi ibu yang memiliki anak usia 6-8 tahun
Sebagai bahan latihan untuk membuat karya tulis yang lebih baik

Bagi pembaca:
Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat
Sebagai bahan referensi untuk kegiatan belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun
Di umur 6 7 tahun anak sudah memiliki kemampuan yang lebih meningkat
dibanding tahun-tahun sebelumnya, anak usia sudah memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1) Sudah memiliki proporsi tubuh seperti orang dewasa
2) Imajinasi anak merupakan bagian yang penting bagi perkembangannya saat ini
3) Menyukai kegiatan olahraga, naik sepeda tanpa roda bantu bahkan belajar naik
skateboard
4) Sudah bisa belajar berenang, berayun, mendaki atau kegiatan jungle gym lainnya.
Tubuhnya telah mampu melakukan aktivitas fisik yang lebih kompleks.
5) Sudah bisa diajari mambaca kalimat dan mengerjakan hitungan matematika
sederhana
6) Sudah mengerti konsep pertama, selanjutnya, terakhir, besar-lebih besar-paling
besar, dll
7) Memahami konsep waktu sekarang, kemarin, besok
8) Mengharapkan tibanya hari ultah, liburan, dan perayaan tahunan lainnya
9) Anak sudah siap dan menyukai aktivitas bersekolah di sekolah dasar:
setelah menginjak usia 8 tahun, Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan
mulai lambat-bertahap daripada tahun-tahun sebelumnya. Massa otot-rangka
meningkat dan ketrampilan motorik kasar juga halus membaik. Pada usia 8 tahun,
anak mulai Mampu memahami dan mengkomunikasikan tentang konsep abstrak
serta mulai bisa membangun ide yang lebih kompleks.Daya imaginasi masih
menjadi bagian yang penting bagi perkembangannya, serta Kemampuan
memberikan perhatian mulai meningkat, anak mulai bisa fokus pada perbedaan
masa lalu dan masa depan sebaik dengan keadaan saat ini. kapasitas belajar mulai
meluas, anak sudah bisa belajar menulis, membaca dan menyelesaikan masalah
melalui sekolah
Anak sangat cerewet dan aktif bertanya, kadang meminta arahan, dan anak
Telah bisa untuk lebih memahami peraturan sosial dalam pergaulan. Interaksi
dengan teman dan sebayanya mulai semakin penting. Anak mulai tertarik
menghabiskan waktu dan meminta informasi dari teman sebayanya. Pergaulan di
lingkungan rumah dan sekolah merupakan arena yang penting bagi perkembangan
anak. Kontrol diri sudah mulai membaik dan pemahaman akan emosi yang lebih
kompleks mulai meningkat
Perincian tugas-tugas perkembangan anak usia 6 sampai 8 tahun menurut
Havigusrt (1961) dan implikasinya terhadap pelaksanaan pendidikan adalah sebagai
berikut:
Pembelajaran keterampilan fisik motorik yang diperlukan untuk permainan sehari-
hari
Dilihat dari perkembangan dan fisik motorik, anak dituntut untuk menguasi
keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan aktivitas fisik motorik.
Menurut Hasan (2006), tujuan pengembangan dan fisik motorik adalah untuk
melatih keterampilan fisik terutama melatih motorik kasar motorik halus sehingga
anak dapat meloncat, memanjat, dan lain sebagainya, disamping ia juga dapat
bermain musik, menari bahkan dapat membuat kerajinan tangan. Perkembangan
dan fisik motorik anak SD dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan yang
sama pada anak laki-laki perempuan, bahkan guru di tuntut untuk menciptkaan
budaya lingkundan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik dengan cara
mencoba membantu seseorang yang mengalami hambatan dalam tugas-tugas
perkembangan ini. Perkembangan fisik motorik ini ditandai hal-hal sebagai berikut:
1) Pertumbuhan anak pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian menjadi
gemuk.
2) Gigi susu berganti gigi tetap.
3) Penuh energi, suka bergerak aktif sekali, makin lama keaktifan lebih terarah
4) Masih senang berlari
Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang
tumbuh.
Pada umumnya anak usia SD telah terjadi pertumbuhan fisik secara pesat.
Untuk dapat melaksanakan tugas perkembangan ini kebiasaan kesehatan seperti
menjaga kebersihan, waktu tidur, makan, dan lain sebagainya masih perlu dibatasi.
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, sekolah hendaknya memperhatikan
kesulitan dan permasalahan siswa serta memberikan bimbingan dan konseling baik
secara individual maupun kelompok. Hal ini bertujuan agar anak mencapai keutuhan
dan keserasian sikap dirinya sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh secara
optimal.
Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya
Anak pada usia 6-8 mulai belajar tidak bergantung pada lingkungan keluarga.
Anak (siswa) ini mulai untuk belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial
diantara teman sebaya. Proses pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya
merupakan proses pembelajaran kepribadian sosial yang sesungguhnya.
Pemenuhan tugas perkembangan ini membawa implikasi terhadap
penyelenggarakan pendidikan di SD. Sekolah merupakan tempat yang kondusif bagi
kebanyakan siswa untuk belajar bergaul dan bekerja bersama teman sebaya. Guru
harus terampil mempelajari dan memahami budaya teman pada lingkungan sekolah
dan masyarakat.

Mempelajari peran sosial sebagai pria dan wanita


Menurut Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2006), dalam mencapai tugas
perkembangan perbedaan anatomi antara pria dan wanita tidak menuntut
perbedaan peran jenis kelamin selama anak Sekolah Dasar. Tubuh anak wanita
sebagaimana anak laki-laki tumbuh dengan baik melalui aktivitas fisik sehingga
menjadi kuat dan besar. Baru mulai usia 9 atau 10 tahun terdapat perbedaan
anatomi antara anak laki-laki dengan anak wanita.

Berkenaan dengan peran anak sesuai dengan jenis kelaminnya,telah diawali


dalam asuhan keluarga. Harapan yang sama berlanjut pada usia sekolah melalui
pergaulan dalam budaya teman sebaya. Dalam hal ini sekolah hendaknya lebih
menekankan pada fungsi perbaikan jika ada anak yang mengalami hambatan dalam
pencapaian tugas perkembangan ini.

Pengembangan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung


Menurut Yusuf (2006), secara umum pada usia sekolah dasar (6-12) tahun,
anak sudah dapat mereaksi rangsang dan inteklektual, atau melaksanakan tugas-
tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif
seperti menulis, membaca, menghitung. Pada tahap perkembangan kognitif ini,
anak SD harus dibekali pengalaman-pengalaman kemampuan tertentu untuk
menambah pengertian menanamkan tingkah laku dengan pola-pola baru agar
mereka dapat mempergunakannya secara efektif.
Hal tersebut dipertegas oleh Piaget bahwa kemampuan berfikir anak berbeda
dengan orang dewasa. ini berarti bahwa urutan bahan pendidikan dan metode harus
menjadi perhatian utama. Anak akan sulit memahami bahan pelajaran jika urutan
bahan pelajaran ini tidak teratur. Bagi anak SD, pengoperasian suatu penjumlahan
harus menggunakan benda-benda nyata, terutama di kelas-kelas awal karena tahap
perkembangan berfikir mereka baru mencapai pada tahap kongret.

Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari


Keterkaitan manusia dengan lingkungannya menjadikan ia harus mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri
maka ia perlu memahami dan mengembangkan konsep-konsep tertentu yang perlu
dalam kehidupan sehari-hari. Tugas perkembangan ini menuntut anak usia 6-8
untuk memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk bisa berfikir efektif
berkenaan dengan pekerjaan, kewarganegaraan, dan peristiwa-peristiwa
sosial.Secara psikologis pada saat anak siap memasuki sekolah, ia sebenarnya
telah memiliki perbendaharaan banyak konsep, terutama konsep-konsep yang
sederhana

Pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai


Perkembangan moral adalah perkembangan moral anak yang merupakan hal
yang sangat bagi perkembangan kepribadian dan sosial anak dalam kehidupannya
sehari-hari. Anak usia 6-8 sudah dituntut untuk mengembangkan kontrol moral dari
dalam, menghargai aturan moral,dan memulai dengan skala nilai yang rasional.
Melalui proses identifikasi terhadap kedua orang tuanya, anak mengembangkan
sendiri penerapan peringatan-hukuman dari orang tua sebagai perwujudan kata
hati. Piaget berpendapat, bahwa anak usia 6-8 merupakan tahapan yang sangat
penting dalam mempelajari moralitas kerja sama.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, mempunyai peranan penting
dalam rangka pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai melalui proses
pembelajaran. Bimbingan merupakan salah satu tehnik untuk membantu siswa
utamanya yang mengalami hambatan atau permasalahan yang berkaitan dengan
pengembangan ini.

Mancapai kemandirian pribadi


Tugas-tugas perkembangan ini menuntut anak mampu menjadi pribadi-pribadi
yang mandiri. Kemandirian ini ditunjukkan pada kemampuan membuat perencanaan
dan melaksanakan kegiatan belajar/sekolahnya tanpa harus selalu diarahkan oleh
guru maupun orang tua.
Sehubungan tugas pencapaian kemandirian ini, maka guru dalam
melaksanakan proses pembelajarannya mengacu pada kemandirian. Baik
kemandirian dalam tugas individual maupun kemandirian dalam tugas-tugas
kelompok.

B. Perkembangan Stimulus Anak Usia 6 sampai 8 Tahun


1. STIMULASI MOTORIK
Stimulasi motorik kasar yang bisa dilakukan:
Bermain kasti, basket, dan bola kaki. Kegiatan ini sangat baik untuk melatih
keterampilan menggunakan otot kaki. Anak juga belajar mengenal adanya aturan
main, sportivitas, kompetisi dan kerja sama dalam sebuah tim.
Berenang. Manfaat dari kegiatan ini sangat banyak karena melatih semua unsur
motorik kasar anak. Anak pun mendapat pelajaran dan latihan mengenai perbedaan
berat jenis maupun keseimbangan tubuh.
Lompat jauh. Manfaatnya hampir sama dengan bermain bola kaki dan sejenisnya.
Pada kegiatan ini anak mendapatkan point plus, yaitu prediksi terhadap jarak.
Lari maraton. Manfaatnya mirip sekali dengan lompat jauh, hanya caranya yang
berbeda.
Kegiatan outbound. Seperti halnya berenang, maka dengan ber-outbound semua
kemampuan motorik kasar dilatih. Malahan anak bisa mendapatkan hal yang lain,
seperti keberanian, survival, dan kedekatan dengan Maha Pencipta serta kesadaran
pentingnya menjaga keharmonisan antara manusia dengan hewan dan tumbuhan.

Stimulasi motorik halus:


Menggambar, melukis dengan berbagai media.
Membuat kerajinan dari tanah liat.
Membuat seni kerajinan tangan, misalnya membuat boneka dari kain perca.
Bermain alat musik seperti gitar, biola, piano dan sebagainya.

2. STIMULASI KOGNITIF
Sebelum menstimulasi kognisi anak, orang tua harus mengetahui terlebih dulu
perkembangan kognitifnya sesuai usia. Misalnya, untuk anak balita perkembangan
kognitifnya berkaitan dengan perkembangan berbagai konsep dasar seperti
mengenal bau, warna, huruf, angka, serta pengetahuan umum yang akrab dengan
kehidupan sehari-harinya. Disamping itu perkembangan kognitif berkaitan erat
dengan perkembangan bahasa.

Aneka kegiatan yang bisa orang tua lakukan guna menstimulasi kognisi anak
adalah:

Mengadakan acara mendongeng.


Membaca buku cerita, baik dilakukan oleh orang tua atau si anak sendiri.
Menceritakan kembali suatu kisah dari buku cerita yang sudah dia baca.
Sharing mengenai pengalaman sehari-hari yang bisa dilakukan secara verbal,
gambar atau tulisan.
Berdiskusi tentang suatu tema

3. STIMULASI AFEKSI
Stimulasi afeksi dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal maupun
intrapersonal anak balita maupun 6-8 tahun. Manfaat utamanya adalah
mengembangkan rasa percaya diri, memupuk kemandirian, mengetahui dan
menjalani aturan, memahami orang lain, dan mau berbagi.
Cara memberikan stimulasi bisa dengan cara sebagai berikut:
Biarkan anak melakukan sendiri apa yang bisa ia lakukan.
Buatlah kesepakatan tentang berbagai hal yang baik/boleh dan tidak, serta
konsekuensinya. Tentu dengan bahasa yang bisa dipahami anak.
Berikan penghargaan untuk hal-hal yang dapat dilakukanya dengan baik atau lebih
baik dari sebelumnya. Bisa juga ketika anak dapat mengikuti aturan (terutama pada
awal mula diterapkan suatu aturan).
Berikan konsekuensi negatif atau punishment terhadap tingkah laku anak yang
kurang baik atau tidak sesuai dengan aturan. Untuk hal ini perlu mempertimbangkan
usia anak.
Berikan perhatian untuk berbagai reaksi emosi anak. Contoh, saat dia sedih,
gembira, marah, berikanlah respons yang sesuai dengan kebutuhannya kala itu.
Anak difasilitasi untuk bermain peran.
Biasakan anak untuk mampu mengungkapkan perasaanya, baik secara verbal,
tulisan, ataupun gambar.
Biasakan mau berbagi dalam setiap kesempatan.

STIMULASI SPIRITUAL
Sifat spiritual berkaitan erat dengan kesadaran adanya Sang Pencipta. Di sinilah
anak belajar tentang kewajiban tertentu sebagai hamba Tuhan sesuai ajaran agama
masing-masing. Selain itu kecerdasan spiritual juga berkaitan dengan pemahaman
bahwa ia menjadi bagian dari alam semesta. Di sini anak memiliki peran tertentu
supaya bisa hidup harmonis dengan seluruh makhluk Tuhan. Hal-hal yang dapat
dilakukan untuk menumbuhkembangkan kecerdasan spritual anak balita dan usia 6--
8 tahun adalah sebagai berikut:
* Lakukan diskusi bahwa semua benda di sekitarnya ada yang menciptakan.
Contoh, Siapa yang membuat meja ini? anak menjawab, Tukang kayu. Lalu kita
berikan lagi pemahaman padanya Apakah sama meja ini dengan tukang kayu yang
membuatnya?
* Mengaitkan materi-materi pelajaran atau hal-hal di sekitarnya dengan kebesaran
Tuhan, terlebih pada pelajaran ilmu pasti.
* Memutarkan video tentang berbagai hal yang menakjubkan di alam dengan
kebesaran Sang Pencipta.
* Menceritakan kisah manusia-manusia pilihan Tuhan.
* Berdiskusi tentang berbagai hal dan apa yang dapat anak lakukan sebagai
manusia yang memiliki kelebihan dibanding makhluk lain di muka bumi.
* Meminta anak untuk membuat karangan tentang berbagai pengalamannya ketika
sedang mengalami kesulitan dan apa yang dia lakukan. Ketika menemukan jalan
keluar dari kesulitan tersebut, kaitkan dengan betapa Tuhan itu sangat pengasih dan
pemurah.
* Memberikan pendidikan agama sekaligus membiasakannya menjalankan ibadah
yang dianjurkan dan diwajibkan.
Namun tak hanya itu yang bisa menjamin anak menjadi cerdas. Lingkungan di mana
anak berada sangat memegang peranan penting untuk membentuknya menjadi
anak yang bahagia dan sehat.
Jika bicara ideal, beginilah seharusnya lingkungan anak balita dan anak usia 6- 8
tahun:
* Dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung, di antaranya arena bermain lengkap
dengan prasarananya.
* Lingkungan harus ramah anak, sekaligus memberi jaminan atas kesehatan,
keamanan, kenyamanan, dan keleluasaan bergerak.
* Jika hal tersebut tidak memungkinkan untuk diwujudkan, cukuplah membuat
lingkungan yang bisa menerima dan memberi toleransi pada anak dalam
berkegiatan. Temanilah selalu anak saat berekplorasi. Biarkan dia bebas memilih
apa yang akan dikerjakan sepanjang tetap dalam koridor keamanan, kesehatan, dan
kebaikan.
* Jawablah sebisa mungkin setiap pertanyaan anak. Jika tidak bisa, ajak anak
bersama-sama mencari tahu jawaban dari sumber yang bisa dipercaya, semisal
mencarinya dalam kamus atau bertanya pada pakarnya.

C. Karakteristik Anak Usia 6 sampai 8 Tahun


Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang cepat. Dari segi
kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu berpikir bagian per bagian. Artinya
anak sudah mampu berpikir analisis dan sintesis, deduktif dan induktif.
Perkembangan sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari otoritas orangtuanya.
Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah
bergaul dengan teman sebaya.
Anak mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan yang melibatkan
banyak orang dengan saling berinteraksi.
Perkembangan emosi anak sudah mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari
kepribadian anak. Walaupun pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun
pengalaman anak sebenarnya telah menampakkan hasil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di umur 6 7 tahun anak sudah memiliki kemampuan yang lebih meningkat
dibanding tahun-tahun sebelumnya, anak usia sudah memiliki kemampuan sebagai
berikut:
Sudah memiliki proporsi tubuh seperti orang dewasa
Imajinasi anak merupakan bagian yang penting bagi perkembangannya saat ini
Menyukai kegiatan olahraga, naik sepeda tanpa roda bantu bahkan belajar naik
skateboard
Sudah bisa belajar berenang, berayun, mendaki atau kegiatan jungle gym lainnya.
Tubuhnya telah mampu melakukan aktivitas fisik yang lebih kompleks.
Sudah bisa diajari mambaca kalimat dan mengerjakan hitungan matematika
sederhana
Sudah mengerti konsep pertama, selanjutnya, terakhir, besar-lebih besar-paling
besar, dll
Memahami konsep waktu sekarang, kemarin, besok
Mengharapkan tibanya hari ultah, liburan, dan perayaan tahunan lainnya
5) Anak sudah siap dan menyukai aktivitas bersekolah di sekolah dasar:

B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca untuk mengkritik karya tulis ini dengan
kritikan yang dapat membangun demi terciptanya karya tulis yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Rubiyanto,Saring Marsudi,dan Sri Hartini.2008.Perkembanagan Peserta
Didik.Surakarta:BP-FKIP UMS

Poerwanti, Endang, dan Nur Widodo. 2000. Perkembangan Peseserta Didik.


Malang: UMM Press

(http://massofa.wordpress.com/2008/01/25/karakteristik-anak-usia-sekolah-dasar/,
diaksses tanggal 3 november 2015)

http://www.puskur.net/download/uu/90Permen_24_2007_Stdr-SarPras.
http://vecer.mk/files/article/2015/04/02/so-decata-so-autizam-treba-da-se-raboti-
eden-na-eden-248429
http://eprints.uny.ac.id/8988/2/bab%201%20-%2009111247039.pdf

Anda mungkin juga menyukai