Anda di halaman 1dari 5

Mensyukuri Kemerdekaan momentum kemerdekaan ini untuk meneladani perjuangan para ulama dan pahlawan

negeri ini, meneruskan perjuangan mereka dan membawa kemerdekaan ini menuju
kemerdekaan yang totalitas dalam segala arti dan bentuknya.




72 tahun yang lalu bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, ini semua

merupakan nikmat serta berkah dari Allah SWT, yang harus disyukuri. Sebagaimana
ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi; Atas berkat


Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Jadi jelas, bahwa kemerdekaan yang hingga saat ini kita rasakan dan beberapa hari yang lalu

.
kita peringati, adalah berkat Rahmat Allah
Kemerdekaan adalah nikmat yang sangat besar yang diberikan Allah kepada Negara kita.


Karena dengan adanya kemerdekaan, kita masih bisa menghirup udara segar sampai saat
ini. Dengan kemerdekaan pula kita bisa beribadah dengan tenang dengan khusyuk tanpa
rasa khawatir. Dengan kemerdekaan pula kita bisa bercengkerama dengan keluarga.


Sungguh, kemerdekaan adalah nikmat yang luar biasa yang diberikan Allah kepada Negara
kita. Ini Bukan pemberian dari penjajah.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah
Kemerdekaan Indonesia telah berumur 72 tahun, tentu ini bukan umur yang muda
dalam bentangan sejarah. Tetapi patut disayangkan, kemerdekaan yang diraih dari

penjajahan Belanda selama 350 tahun ditambah 3,5 tahun oleh Jepang dahulu, Kini masih
sebatas baru dikenang, belum sepenuhnya disyukuri oleh mayoritas anak bangsa.

Hadirin Jamaah Jumah Yang Dirahmati Allah 72 tahun Indonesia merdeka bukanlah waktu yang pendek, sesuai umur rata-rata
manusia. Namun kemerdekaan hakiki bangsa ini masih belum menjadi bukti. Memperingati
Marilah pada siang hari ini kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kemerdekaan bukan sekadar perayaan seremonial saja, juga bukan sekadar semarak warna-
kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala warni bendera dan umbul-umbul, juga tidak sekadar aneka lomba yang kurang mendidik.
larangan-larangan-Nya. Dan hendaknya kita selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala
nikmat yang telah diberikan kepada kita semua dalam menjalani kehidupan berbangsa dan Kita bisa lihat, banyak masyarakat, khususnya kaum muda yang memaknai kemerdekaan
bernegara ini. hanya sebatas penciptaan suasana ramai, meriah, dan gebyar dengan hura-hura. Sebaliknya,
semangat juang yang terkandung di dalamnya nyaris terlupakan.
Salah satu nikmat dan rahmat yang diberikan Allah kepada manusia adalah nikmat
Kemerdekaan. Hal ini merupakan nikmat yang tidak bisa diukur dengan harta benda. Banyak Oleh karena itu, kita harus tetap mengawasi dan juga mengisi kemerdekaan ini dengan
orang bersedia mengorbankan apapun demi mendapatkan hak untuk merdeka. sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang telah disyariatkan oleh Allah SWT, dan perjuangan
dalam mengisi kemerdekaan belum pernah berhenti. Karena kita telah keluar dari penjajah
Merupakan fakta sejarah yang tidak dapat dipungkiri bahwa peran dan kontribusi para satu, kita akan menghadapi penjajah yang lain. Bung Karno pernah mengatakan
ulama, dan para pahlawan muslim begitu besar dan menentukan dalam perjuangan Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit
melawan penjajah, meraih kemerdekaan. Kontribusi mereka yang sangat bernilai di mata karena melawan bangsamu sendiri.
bangsa ini harus dijadikan semangat mengukir prestasi. Saatnya kita menjadikan
Hari kemerdekaan Indonesia ke-72 menarik untuk kita renungkan. Sebuah kemerdekaan bukan sekadar mengenang kemerdekaan. Kemerdekaan adalah kenikmatan dari Allah.
tidak mungkin diraih tanpa adanya kemenangan, kemenangan mustahil didapat tanpa Setiap nikmat itu menjadi pembuka atau penutup pintu nikmat lainnya. Kita sering
adanya perjuangan, perjuangan tidak akan berarti tanpa adanya kebersamaan dan menginginkan nikmat, padahal rahasia yang bisa mengundang nikmat adalah syukur atas
persaudaraan, persaudaraan tidak mungkin tercapai tanpa ketulusan, dan ketulusan tidak nikmat yang ada. Kalau sekadar mengenang, hanya membuat kita terlena dengan
akan berfaedah tanpa didasari ilmu. Allah SWT berfirman: romantisme sejarah, sedang bersyukur merupakan gairah pengundang kenikmatan yang

lebih besar.



Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
orang-orang yang berbuat baik. (Al-Ankabut: 70)
pasti azab-Ku sangat berat." (Ibrahim: 7)
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Maka menjadi pilihan bagi kita, apakah kita akan mengikuti zaman dengan warna
Kemerdekaan Indonesia yang begitu susah payah diraih, ternyata sering dimaknai kemaksiatan dan menjadi budak zaman? Atau justru mewarnai zaman dengan warna
sebatas romantisme sejarah semata. Karena hari ini kita lihat dan rasakan, 72 tahun keshalihan dan menjadi manusia merdeka yang terbebas dari nafsu dunia, yang hanya
hanyalah peralihan dari satu penjajahan kepada berbagai penjajahan lainnya. Betapa tidak, menghambakan kepada Allah Taala? Itulah sejatinya tugas manusia sebagai khalifah di muka
dahulu para pahlawan kita hanyalah menghadapi penjajahan militer. Tetapi sekarang, bumi ini, untuk mewarisi bumi dan memakmurkannya dengan aturan dan celupan Allah
bangsa Indonesia menghadapi multi penjajahan, dari penjajahan ekonomi, budaya, moral,


sampai pemikiran. Bahkan bentuk penjajahan seperti ini lebih besar bahayanya daripada
penjajahan militer, karena bahaya yang ditimbulkan jauh lebih komplek dan berdaya rusak


Celupan (agama) Allah. Siapa yang lebih baik celupannya daripada Allah? Dan kepada
tinggi. Bukan fisik yang dirusak, tetapi pola pikir. Itulah yang dinamakan ghazwul fikri
Nya kami menyembah. (Al-Baqarah: 138)
(perang pemikiran).
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Dalam masalah ekonomi, sampai hari ini kita belum bisa melepaskan krisis dan
ketergantungan kepada utang luar negeri. Bidang budaya, identitas keislaman dan Perjuangan panjang para pendahulu bangsa ini yang mayoritas kaum muslimin, berjuang
ketimuran bangsa Indonesia terlebur dengan budaya Barat. Dalam bidang moral, tidak melawan penjajah, di bawah seruan takbir mereka melawan kaum kafir, di bawah panji
jarang kita saksikan berbagai kejahatan, kemaksiatan, dan kedholimanlainnya. Maka tauhid Laa Ilaaha Illallah mereka berkorban jiwa dan raga, banyak dari mereka yang menjadi
benarlah apa yang disabdakan Rasulullah SAW: syuhada. Sehingga Allah SWT memberikan nikmat kemerdekaan kepada bangsa ini.

Umat Islam yang berjumlah mayoritas di negeri ini sudah seharusnya mengisi
kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Mensyukuri kedaulatan dengan pembangunan dan
persatuan. Ini menjadi bukti penghargaan kepada para pendahulu bangsa ini, sekaligus agar
Bersabarlah kalian, maka sesungguhnya tidak akan datang kepada kalian sebuah zaman,
kecuali zaman tersebut lebih rusak dari sebelumnya, sampai kalian menemui Tuhan Allah SWT menambah nikmat-nikmatnya kepada bangsa ini. Bukankah Allah SWT pasti
kalian.(HR. Bukhari). menambah nikmat-Nya bagi siapa saja yang bersyukur?
Dengan tegas Allah SWT telah memberi arahan kepada bangsa ini bagaimana seharusnya
Dalam memaknai kemerdekaan ini, marilah kita memposisikan diri sebagai hamba Allah mengisi kemerdekaan dan mensyukuri nikmat kepemimpinan. Allah SWT berfirman dalam
yang taat dan beradab, bersuka ria tanpa harus lupa dari semangat kemerdekaan hakiki. surat Al-Hajj ayat 41:
Oleh karena itu, sejatinya seorang muslim seharusnya mensyukuri nikmat kemerdekaan







melanggengkan kekuasaannya dengan segala cara, karena tidak ada perimbangan kontrol
dari masyarakatnya.


Tingkatan amar makruf dan nahi mungkar sudah diatur dalam agama. Yaitu dengan
pendekatan kekuasaan atau tangan, bagi yang berwenang. Dengan lisan atau nasihat bagi
(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya
siapa pun yang bisa mampu memberikan nasihat. Jika keduanya tidak bisa dilakukan, maka
dengan pengingkaran dalam hati. Inilah selemah-lemah iman seseorang.
mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat maruf dan mencegah
dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. Dalam konteks jaminan kepastian dan penegakan hukum, pernah ditegaskan Rasulullah
saw, ketika ada usaha dari para sahabat untuk minta keringanan hukuman bagi seorang
Kalimat Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi bisa berarti suatu bentuk wanita bangsawan yang berzina. Namun dengan tegas Rasul menolak dan mengatakan,
kemerdekaan dari penjajahan. Ada empat strategi yang harus dilaksanakan dalam mengisi Ketahuilah, penyebab kehancuran umat terdahulu, adalah karena ketika orang kaya
kemerdekaan ini: mencuri, maka tidak ditegakkan hukuman. Namun kalau yang mencuri itu rakyat kecil,
seketika itu hukuman ditegakkan dengan seberat-beratnya. Ketahuilah, seandainya Fatimah
Pertama, iqamatus shalah (mendirikan shalat) putri Muhammad mencuri, pasti aku sendiri yang akan memotong tangannya. Seseorang
Mendirikan shalat dalam rangka membangun moralitas dan akhlaq mulia. sama di mata hukum. Hukum tidak bisa dibeli dan digadaikan.
Suatu bangsa atau lembaga akan dapat langgeng ketika memiliki moralitas dan kredibilitas
yang tinggi. Kunci membangun moralitas terletak pada pelaksanaan ibadah shalat, dan
Keempat, Mengembalikan urusan kepada Allah semata
ketaatan kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT.
Ketika usaha untuk membangun moralitas dan akhlakul karimah lewat pelaksanaan
ibadah shalat. Dan menumbuhkan kepedulian sosial yang dibuktikan dengan mengeluarkan

zakat. Serta proses amar makruf dan nahi munkar sudah dijalankan dengan seimbang, maka
keji dan munkar. (Al Ankabut: 45)
Sesungguhnya shalat mampu mencegah dari perbuatan
selebihnya kita serahkan urusan kehidupan kepada kehendak Allah SWT. Karena Dia-lah
yang akan mengatur urusan seluruh manusia. Dan Allah SWT pasti menepati janjiNya, yaitu
akan menolong orang yang mengikuti kehendakNya. Allah SWT berfirman:




Kedua, itauz zakah, menunaikan zakat sebagai bentuk kepedulian sosial
Agama Allah tidaklah hanya mengurusi masalah rohani dan akhirat saja, namun juga
sangat memperhatikan keseimbangan kehidupan sosial bermasyarakat. Itu dibuktikan
Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
dengan anjuran di banyak tempat di Al Quran, penyebutan perintah shalat selalu diiringi
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
dengan perintah berzakat.
orang-orang yang bertawakal kepadaNya. (Ali Imran: 15)
Zakat, atau mengeluarkan harta yang kita punya untuk diberikan kepada orang yang
berhak menerimanya adalah dalam rangka membersihkan harta kita dari yang tidak halal
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
atau yang masih samar-samar. Zakat juga sebagai upaya untuk mengerem nafsu bakhil
Sesungguhnya Islam lahir membawa misi kemerdekaan dan kebebasan serta ingin
dalam diri seseorang, karena kecendrungan seseorang itu cinta terhadap harta dan dunia.
mengantarkan segenap manusia kembali kepada fitrah mereka yang suci. Misi kemerdekaan
Zakat juga sebagai symbol sosial kepedulian seseorang kepada sesama.
dan kebebasan yang diperjuangkan oleh Islam merupakan inti dari ideologi yang benar yaitu
Tahrirul Ibad Min Ibaadatil Ibaad ilaa Ibaadati Rabbil Ibad , membebaskan manusia dari
Ketiga, Amar makruf nahi munkar, jaminan kepastian dan penegakan hukum
penghambaan, belenggu, dari ketergantungan kepada sesama manusia menuju
Jabatan dan kekuasaan mendorong seseorang untuk menyimpang dan menyalahgunakan
penghambaan dan pengabdian yang totalitas kepada Tuhan sang pencipta makhluk sealam
jabatan. Banyak contoh dalam sejarah, Firaun misalkan yang berupaya untuk
jagad ini.

Kesyukuran yang tertinggi bagi kita bukan hanya bangsa ini telah meraih kemerdekaan,
tetapi kesyukuran kita selaku umat Islam adalah bahwa kita tidak sekadar menjadi penonton
di dalam mengisi kemerdekaan ini, tapi semampu mungkin menjadi pemain dan ikut ambil
bagian sesuai dengan bidangnya masing-masing, sesuai dengan segmentasi masing-masing
untuk menjadi orang-orang yang bisa menorehkan tinta emas dan menuliskan sejarah
kegemilangan bangsa ini di masa yang akan datang, sehingga kita akan dikenang sebagai
sebuah kebaikan yang Insya Allah jika itu diteruskan oleh generasi yang akan datang, maka


kita akan meraih pahala yang tidak putus-putus meskipun kita sudah menghadap Allah
kelak.
Dengan semangat kemerdekaan, marilah kita menyukuri kemerdekaan ini dengan .
mempertahankan keutuhan jati diri dan bangsa ini dengan nilai-nilai akhlaq yang luhur dan
nilai-nilai Islam yang tinggi, hanya dengan itu, kita bisa meraih kejayaan di masa yang akan
datang. Mudah-mudahan Allah SWT berkenan meneruskan sejarah bangsa ini sehingga



bangsa ini akan menjadi sebuah Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafuur sebuah negara
dan bangsa yang meraih maghfirah Allah SWT dalam waktu yang bersamaan juga meraih
kesejahteraan dan kedamaian.




.


.




.

Khutbah Kedua



.








.

.

.


Anda mungkin juga menyukai