Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan
yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada
awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi
tidak hanya di Negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang.
cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui
Tretes Jawa Timur, pada tanggal 12 sampai dengan 14 Juni 1958. Sebelumnya,
kata ganti pariwisata yang digunakan kata touristme yang berasal dari bahasa
(bahasa inggris). Kata pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu masing-masing
2. Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan
dilakukan dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat
tujuan wisata dan fasilitas di buat untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan
(Marpaung, 2002). Menurut Murphy dalam Pitana dan Gayatri (2005), pariwisata
perjalanan, industri, dan lain-lain) yang merupakan akibat dari perjalan wisata ke
permanen.
seperti :
c. Fasilitas tempat makan dan minum yang lengkap dan sesuai dengan selera
wisatawan tersebut.
d. Obyek dan atraksi wisata yang ada di daerah tujuan yang akan dikunjungi.
f. Fasilitas perbelanjaan.
dikembangkan adalah :
1. Obyek wisata
menentukan itu maka obyek wisata harus di rancang dan di bangun atau di kelola
suatu obyek wisata harus di rancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria yang
cocok dengan daerah wisata tersebut. Obyek wisata umumnya berdasarkan pada :
1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman
dan bersih.
5. Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai
yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa
lampau.
Prasarana obyek wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan
tujuan wisata seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan
lain sebagainya, dan itu termasuk ke dalam prasarana umum. Untuk kesiapan
obyek wisata yang akan di kunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata,
prasarana wisata tersebut perlu di bangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan
lokasi akan meningkatkan aksesbilitas suatu obyek wisata yang pada gilirannya
akan dapat meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri. Di samping berbagai
kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga
perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotek, rumah sakit, pom
manusia antara daerah, dan sebagainya, yang tentu saja meningkatkan kesempatan
kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan
adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran, dan rumah makan serta
sarana pendukung lainnya. Tidak semua obyek wisata memerlukan sarana yang
sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuikan dengan
sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kualitatif menunjukkan pada
mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan
pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah di susun suatu standar
wisata yang baku baik secara nasional maupun internasional, sehingga penyediaan
sarana wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan
disediakan.
bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek atau
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang
tersebut.
sekaligus merupakan salah satu faktor yang sangat strategis untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat dan devisa negara. Menurut Pendit (1994), ada beberapa
kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan
seni mereka.
rohani.
pameran dan pecan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri,
atau penelitian.
f. Wisata Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan danau, pantai
atau laut.
g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya diselenggarakan oleh
mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan
undang-undang.
wisatawan untuk berkunjung ke suatu objek atau tujuan wisata adalah sebagai
berikut:
seperti :
1. Iklim; cuaca cerah (clean air), kering (dry), banyak cahaya matahari
(scenic mountain), danau (lakes), pantai (beach), sungai (river), air terjun
of water mineral), mandi lumpur (mud-baths), dan sumber air panas (hot
spring).
pura.
Kebiasaan hidup, adat istiadat dan tata cara masyarakat merupakan daya tarik
banyak cabang dan sektor ekonomi, semua ini menemukan refleksinya dalam
berbagai sudut pandang mengenai isi konsep pariwisata dan konsep yang
domisili, dan menginap tidak dimotivasi oleh pemukiman permanen atau kegiatan
yang menguntungkan.
eksternal. Hal ini karena wisatawan tidak hanya pengunjung, mereka datang
tentu saja ada penduduk setempat sendiri.Jadi pariwisata harus dilihat sebagai
suatu sistem yang mengandung kedua factor yaitu factor penawaran dan faktor
internasional, pasar wisata lokal, atraksi, wisata fasilitas dan layanan yang
a. fasilitas wisata yaitu: museum dan galeri seni, teater dan bioskop, pusat
bisnis;atraksi lain;
bangunan, patung tua dan monumen, taman dan daerah hijau; perairan.
pengembangan beberapa fasilitas budaya dan komersial baru dan lebih baik yang
monumen arkeologi dan sejarah, seni dan tradisi budaya dan sebagian besar dari
c) Kemungkinan berinvestasi
kolektivitas lokal;
1998);
Council, 1997).
bagi warga. Pada saat yang sama menawarkan dukungan dalam default alternatif
untuk mengembangkan basis ekonomi yang solid: jika kota tidak bersaing untuk
dinamis dan berkelanjutan menuju ketataran nilai yang lebih tinggi dengan cara
melakukan penyesuaian dan koreksi berdasar pada hasil monitoring dan evaluasi
menaikkan taraf hidup masyarakat yang tinggal di kawasan tujuan wisata tersebut
kepariwisataan pun memerlukan perencanaan yang seksama. Satu dan lain hal,
Oleh karena itu pengembangan kepariwisataan harus digarap bukan hanya dalam
hal penyediaan hotel dan kegiatan promosi semata, melainkan juga segi-segi
masyarakat setempat selaku tuan rumah, mulai dari kebutuhan tempat tinggal,
lintas sektoral) -, para pelaku usaha pariwisata sampai pada kalangan masyarakat
umum, yang secara logika memerlukan koordinasi yang serasi, solid dan
konsisten.
berikut:
2. Sisi Supply (Penawaran) atau Tourism Resources bisa dibagi ke dalam tiga
Karya Manusia, yang terdiri dari Site Attraction (Obyek Wisata) yang pada
seperti suaka alam, suaka margasatwa, suaka budaya, situs sejarah, dll.)
kategori, kunjungan sehari dalam radius 90km dan dalam radius 90-
Kebangsaannya;
kepariwisataan pun menjadi upaya yang efektif dan produktif. Mengacu pada
Kriteria Penilaian Index Daya saing Pariwisata yang diterbitkan oleh World
terutama dalam mengidentifikasi kelemahan yang ada agar dapat diperbaiki dan
bersangkutan.
pilihan tujuan untuk mencapai apa yang disebut sebagai realisasi potensi manusia.
secara jelas mengenai makna sesungguhnya dari hakikat pembangunan itu sendiri.
martabat masyarakat yang dalam kondisinya tidak mampu melepaskan diri dari
bebas dari kaitan tata nilai tersebut dalam realitasnya menimbulkan interpretasi-
interpretasi yang seringkali secara diametrik bertentangan satu sama lain jehingga
merupakan self project reality. Sumber perbedaan pendapat ini pun bermacam-
Budiman (1995) membagi teori pembangunan ke dalam tiga kategori baser yaitu
menekankan pada faktor manusia dan budayanya yang dinilai sebagai elemen
seperti:
(1998) menyatakan bahwa desentralisasi adalah suatu sistem dalam mana bagian
pembangunan ekonomi yang ada di daerah. Karena itulah sangat penting untuk
pendekatan yang ada sehingga bisa dihasilkan rumusan baru tentang paradigma
pembangunan.
cepat.
pilihan lokasi, individu maupun sektor strategis yang juga punya efek forward dan
pertumbuhan tidak berimbang. Karma itu dalam analisis backward linkage dan
sebagai forward linkage dan backward linkage. Forward linkage adalah kaitan
antar sektor ke arah permintaan output dan backward linkage adalah kaitan antar
pada setiap sektor, walaupun menurut Hirschman (Todaro, 1985), bahwa untuk
sektor unggulan ini akan berimplikasi ke depan {forward linkages) dan hubungan
mempengaruhi tidak hanya berlaku pada individu melainkan juga pada obyek-
tiga kelompok dasar yang saling mempengaruhi. Pertama, antara vegetasi dan
iklim, tanah dan kawasan lahan; kedua, antara kegiatan manusia dan sifat politis-
ekonomis suatu wilayah; ketiga adalah antar rumah tangga dan pertokoan.
bagian wilayah dengan wilayah lainnya, adalah Model Gravitasi. Dalam hukum
gravitasi dikatakan besarnya kekuatan tarik menarik antara dua benda adalah
berbanding terbalik dengan jarak dua benda pangkat dua. Penerapan model ini
ini dalam bidang analisis perencanaan kota adalah dengan anggapan dasar bahwa
faktor aglomerasi penduduk, pemusatan kegiatan atau potensi sumber daya alam
yang dimiliki, mempunyai daya tarik yang dapat dianalogikan sebagai daya tarik
menarik antara 2 (dua) kutub magnet. Penerapan model grafitasi pada interaksi
sosial diperkenalkan oleh Reilly pada tahun 1929 dalam perniagaan. Para geograf
Daya tarik kota yang kuat akan menarik interaksi yang besar ke dalam
wilayah kota yang bersangkutan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
potensi yang dimiliki suatu kota, serta adanya persamaan kepentingan. Unsur -
unsur pendukung suatu kota juga berperan penting dalam timbulnya daya tarik
antar kota, faktor fisiogafis, sosial,ekonomi, teknologi kota yang berbeda akan
Adanya komplementaritas antar kota akan semakin memperkuat daya tarik antar
kedua kota, hal ini juga didukung oleh transferbilitas yang dapat tercipta antar
keduanya. Semakin besar tranferbilitas yang terjadi maka dapat dikatakan daya
Keadaan ini sebagai akibat dari pasang surutnya penduduk serta perkembangan
kotanya sendiri. Keramaian yang ada di kota tergantung pada beberapa faktor,
antara lain:
Mengingat fungsi kota sebagai pusat dari segala kegiatan manusia dan
suatu kekomplekan khusus, maka penataan ruangnya selain harus tersedia juga
di kemudian hari. Penataan ruang kota yang baik, harus didasarkan pada kondisi
yang harus ada dalam tata ruang kota diantaranya sebagai berikut.
diluarnya berupa jalan kabupaten, jalan propinsi dan jalur-jalur jalan dalam
kota yang berfungsi seperti urat nadi dalam tubuh manusia yaitu mensuplai
keluarga;
kota sangat dipengaruhi oleh berbagai factor alamiah dan faktor sosial wilayah,
kota antara lain lokasi, fisiografi, iklim dan kekayaan alam yang terkandung di
daerah tersebut. Termasuk dalam faktor sosial diantaranya kondisi penduduk dan
penentuan lokasi kota dan pola tata guna lahan di wilayah perkotaan tersebut.
Pusat pertumbuhan (growth pole) dapat diartikan dengan dua cara, yaitu
adalah suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang karena
banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole
tersebut.
adanya hubungan intern antara berbagai macam kegiatan yang memiliki nilai
ekonomi, (2) adanya unsur pengganda (multiplier effect), (3) adanya konsentrasi
sektor dengan sektor lainnya sehingga apabila ada satu sektor yang
Maknanya bila ada permintaan satu sektor dari luar wilayah, peningkatan
diperoleh dengan lebih hemat waktu, biaya, dan tenaga. Hal ini membuat
kota tersebut menarik untuk dikunjungi dan karena volume transaksi yang
pengisap dan memiliki daya penarik yang kuat bagi wilayah-wilayah belakangnya
antara pusat dan wilayah pinggiran cenderung lebih besar (Adisasmito, 2005).
modern teori Titik Pertumbuhan terutama berasal dari teori Kutub Pertumbuhan
pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Prancis yaitu Perroux pada tahun 1950
Pemikiran dasar dari konsep titik pertumbuhan ini adalah bahwa kegiatan
titik fokal (pusat). Di dalam suatu daerah arus polarisasi akan bergravitasi kearah
titik-titik fokal ini, yang walaupun karena jarak arus tersebut akan berkurang. Di
sekitar titik fokal ini dapat ditentukan garis perbatasan dimana kepadatan arus
turun sampai suatu tingkat kritis minimum, pusat tersebut dapat dikatakan titik
pengaruhnya.
seperti turunnya biaya produksi, pembangunan pasar bagi pekerja urban dan akses
unggulan tersebut
yang relatif pasif. Diharapkan dari ide ini adalah munculnya trickle down
Menurut Tarigan (2009: 128-130) dalam bahasa lain kutub pertumbuhan dapat
diartikan sebagai:
2. Arti geografis, diartikan sebagai suatu pusat daya tarik (pole attraction)
(ODTWA)
keamanan
Stakeholder
Kawasan Kawasan
Setuju Tidak
Masyarakat
Nama Swasta
kawasan wisata
Pemerintah
Setuju Tidak
S j
Peluan
Pendap
t
Penyer Masyarakat
apan Tenaga
Kawasan Wisata
Maimun Kualitas Swasta
lingkungan
Investa
Pemerintah
i
PAD
Infrastr
uktur
dimana kebenarannya masih perlu untuk dikaji dan di teliti melalui data yang
sebagai berikut.