Ike Nofiatin
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Abstract: This study aims to determine the co-integration relationship and causality relationship between
macroeconomic variables and IHSG in BEI (Indonesia Stock Exchange). Studys sample consists of 84
organizations which are taken from January 2005 to December 2011. The analysis technique is Vector
Autoregression (VAR). The analysis result shows that there is a co-integration relationship between infla-
tion, interest rates, exchange rates, and stock index, but there is no similarity between the movement of the
GDP, money supply, and stock index. In addition, there were no two-way causality between macroeconomic
variables and stock index. The analysis shows that there are some one-way causality relationships between
macroeconomic variables and stock index during the period of the study.
Keywords: macroeconomics variables, stock price index, Vector Autoregression (VAR), cointegration test,
granger causality test
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kointegrasi dan hubungan kausalitas
antara variabel makroekonomi dan IHSG di BEI. Sampel penelitian berjumlah 84 yaitu mulai Januari 2005 hingga
Desember 2011. Teknik analisis yang digunakan yaitu metode Vector Autoregression (VAR). Hasil analisis
menunjukkan bahwa terdapat hubungan kointegrasi antara inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan IHSG, namun
tidak ditemukan adanya kesamaan pergerakan antara PDB, jumlah uang beredar, dan IHSG. Selain itu, tidak
ditemukan hubungan kausalitas dua arah antara variabel makroekonomi dan IHSG. Hasil analisis menunjukkan
bahwa terdapat beberapa hubungan kausalitas satu arah antara variabel makroekonomi dan IHSG pada periode
penelitian.
Kata Kunci: variabel makroekonomi, IHSG, Vector Autoregression (VAR), uji kointegrasi, uji kausalitas granger
Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai Husnan (1998:3) merupakan pasar untuk jualbeli
usaha untuk memperoleh hasil atau keuntungan. Me- berbagai instrumen keuangan, baik dalam bentuk
nurut Jogiyanto (2010:5) dikatakan bahwa, investasi hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dapat pemerintah, public authorities, maupun perusahaan
digunakan dalam produksi yang efisien selama periode swasta.
waktu tertentu. Berdasarkan perkembangannya, Pasar modal yang berfluktuasi merupakan dam-
instrumen investasi membutuhkan tempat spesifik pak dari kondisi ekonomi suatu negara. Interaksi antara
untuk menjalankan fungsinya. Investasi dapat pasar modal dan variabel makroekonomi telah menjadi
dilakukan melalui pasar modal. Pasar modal menurut fokus utama dalam penelitian para akademisi dan
praktisi (Kwon and Shin, 1999). Fluktuasi yang terjadi
di pasar modal dapat dilihat dengan mengamati harga
saham yang ada dalam pasar tersebut. Harga saham
Alamat Korespondensi:
Ike, Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi berfluktuasi setiap hari dan para pengamat meyakini
dan Bisnis Universitas Brawijaya asal Mataram, Nusa bahwa fluktuasi harga saham ini sangat dipengaruhi
Tenggara Barat; ikenofiatin@gmail.com oleh berbagai faktor di luar pasar saham. Sirucek
(2012) mengemukakan bahwa faktor makroekonomi hubungan kointegrasi antara variabel makroekonomi
mempunyai kontribusi yang dominan terhadap fluk- dan IHSG, (2) untuk mengetahui hubungan kausalitas
tuasi harga saham. Gan, et al. (2006) menunjukkan variabel makroekonomi dan IHSG periode 2005 - 2011.
bahwa investor umumnya percaya bahwa peristiwa Tingkat inflasi adalah prosentase kenaikan tahun-
makroekonomi memiliki kontribusi yang besar an dalam tingkat harga umum yang diukur berdasar-
terhadap volatilitas harga saham. kan indeks harga konsumen. Dengan adanya inflasi
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang bertu- maka harga barang mengalami peningkatan, sehingga
juan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan daya beli masyarakat akan menurun. Hal ini akan
beberapa variabel makroekonomi terhadap Indeks menurunkan minat investor untuk melakukan investasi
Harga Saham pernah dilakukan di Australia (Gan, et dan akan terjadi penurunan terhadap harga saham
al., 2006), Asia (Rahman, et al., 2009; Hussin et al., perusahaan. Akibatnya, akan menyebabkan Indeks
2012; Dasgupta, 2012), Eropa (Filis, 2009; Rad, 2011), Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun (Adyuta,
Afrika (Adam and Tweneboah, 2006; Herve, et al., 2011).
2011; Hsing, 2011), dan Amerika (Humpe and Tingkat suku bunga menurut Reilly dan Brown
Macmillan, 2007; Sirucek, 2012). Hasil penelitian ter- (2003:422) merupakan harga atas dana yang dipinjam.
dahulu telah mengungkapkan bahwa ternyata terda- Kenaikan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
pat hubungan kointegrasi dan hubungan kausalitas (SBI) diikuti pula oleh kenaikan suku bunga deposito.
antara variabel makroekonomi dan Indeks Harga Sa- Suku bunga deposito cenderung berpengaruh negatif
ham. Hubungan kointegrasi mengindikasikan bahwa terhadap harga saham, sehingga semakin tinggi tingkat
di antara pergerakan IHSG dan variabel makroekono- suku bunga deposito maka harga saham cenderung
mi memiliki hubungan stabilitas atau keseimbangan semakin menurun yang berakibat menurunnya IHSG.
dan kesamaan pergerakan dalam jangka panjang. Jumlah uang beredar (money supply) adalah
Kondisi keseimbangan jangka panjang biasanya jumlah uang yang beredar dalam sebuah perekono-
diamati dalam kurun waktu diatas 5 tahun (Boediono, mian. Yang dimaksud dengan jumlah uang beredar
2012:2). Penelitian yang dilakukan pada negara yang adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan
berbeda ternyata memberikan hasil yang berbeda pu- masyarakat, sedangkan uang yang berada di tangan
la. Jadi, meskipun digunakan variabel makroekonomi bank tidak dihitung sebagai uang beredar (Rahardja
yang sama, tetapi kondisi di tiap negara juga dapat dan Manurung, 2008:112). Menurut Samsul (2006:
mempengaruhi hasil penelitian. Oleh karena itu, sulit 210), jika jumlah uang beredar meningkat, maka ting-
untuk mengetahui variabel makroekonomi mana yang kat bunga akan meningkat dan Indeks Harga Saham
memberikan kontribusi terbesar kepada IHSG karena Gabungan (IHSG) akan menurun, sedangkan jika
adanya variasi waktu dan tempat penelitian tersebut, jumlah uang beredar menurun, maka tingkat bunga
sehingga hasil penelitian di suatu negara belum tentu akan turun dan Indeks Harga Saham Gabungan
bisa diterapkan pada negara yang lainnya. (IHSG) akan meningkat.
Berdasarkan variabel-variabel ekonomi yang Nilai tukar (kurs) adalah sejumlah mata uang lokal
telah digunakan pada penelitian sebelumnya, maka yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang
penelitian ini menggunakan beberapa variabel makro- asing. Nilai tukar valuta asing berdasarkan Eiteman
ekonomi yang diduga mempunyai hubungan terhadap et al. (2003:103) adalah harga mata uang salah satu
IHSG di BEI tahun 20052011. Variabel makroeko- negara dalam satuan mata uang atau komoditas
nomi tersebut yaitu tingkat inflasi, nilai tukar, tingkat (biasanya emas atau perak) negara lain. Thobarry
suku bunga, jumlah uang beredar, dan Produk Domes- (2009) menyatakan bahwa dengan melihat porsi
tik Bruto (PDB). Data yang digunakan berasal dari kepemilikan saham di BEI yang didominasi oleh asing,
Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI dari maka jika kecenderungan nilai mata uang dollar
tahun 2005 hingga 2011. Penelitian terdahulu menun- semakin tinggi maka semakin tinggi pula IHSG.
jukkan adanya ketidakkonsistenan hasil yang diperoleh PDB dapat diartikan sebagai nilai barang-barang
oleh peneliti yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian dan jasa-jasa yang diproduksi oleh faktor produksi
ini dilakukan dengan tujuan: (1) untuk mengetahui milik warga negara dan negara asing dalam satu tahun
tertentu. Dengan meningkatnya jumlah barang kon- Nilai Tukar Rupiah (NT): adalah harga mata
sumsi menyebabkan perekonomian bertumbuh, dan uang suatu negara terhadap mata uang negara
meningkatkan skala omset penjualan perusahaan, lain. Variabel ini diukur dengan menggunakan
karena masyarakat yang bersifat konsumtif. Dengan kurs tengah dolar Amerika Serikat terhadap
meningkatnya omset penjualan maka keuntungan Rupiah periode bulanan yang dipublikasikan
perusahaan juga meningkat dan selanjutnya akan Bank Indonesia mulai mulai Januari 2005
menyebabkan pada peningkatan harga saham Desember 2011. Satuannya dalam bentuk rupiah.
perusahaan tersebut dan berdampak pada pergerakan Jumlah Uang Beredar (M2): adalah jumlah uang
IHSG (Kewal, 2012). yang benar-benar berada di tangan masyarakat.
Variabel ini diukur dengan menggunakan jumlah
METODE uang beredar dalam arti luas (M2) mencakup
jumlah antara uang kartal, uang giral, dan uang
Populasi Dan Sampel
kuasi yang dipublikasikan Bank Indonesia setiap
Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan bulan. Jumlah uang yang beredar diamati mulai
harga saham di BEI yang dilihat melalui Indeks Harga mulai Januari 2005Desember 2011. Satuannya
Saham Gabungan (IHSG) selama kurun waktu 2005- dalam bentuk rupiah.
2011. Oleh karena itu data pengamatan yang Analisis VAR (Vector Autoregression) diguna-
digunakan adalah sebanyak 84 bulan. kan karena berdasarkan Ajija, et al. (2011:164)
Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel dikatakan bahwa analisis ini memperlakukan semua
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: variabel secara endogen (tidak dibedakan independen
IHSG: Indeks Harga Saham Gabungan merupa- atau dependen). Metode analisis yang digunakan da-
kan pergerakan harga atas seluruh saham yang lam penelitian ini meliputi tiga tahapan yaitu:
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG
yang digunakan berasal dari pojok BEI Univer- Pengujian Data Penelitian
sitas Brawijaya, diukur berdasarkan nilai IHSG
closing price bulanan mulai Januari 2005 uji akar unit (unit root test)
Desember 2011. Satuannya dalam bentuk indeks. digunakan untuk melihat apakah data yang di-
Inflasi (INF): inflasi adalah peningkatan harga amati stasioner atau tidak. Jika data stasioner
keseluruhan dalam suatu perekonomian. Variabel maka data tersebut mempunyai varians yang
ini diukur dengan mencatat laju inflasi indeks tidak terlalu besar dan mempunyai kecenderungan
harga konsumen nasional yang diterbitkan BI untuk mendekati nilai rata-ratanya. Proses peng-
setiap bulan mulai bulan Januari 2005Desember ambilan keputusan yaitu membandingkan nilai
2011. Satuannya dalam bentuk persentase. absolut ADF statistik dan Mackinnon critical
Suku bunga (SBI): tingkat suku bunga merupa- value, jika nilai absolute ADFstatistik lebih kecil
kan tingkat suku bunga riil yang dikeluarkan oleh daripada nilai absolute statistik Mackinnon criti-
Bank Indonesia. Variabel ini diukur dengan cal value, maka dapat dikatakan bahwa data
menggunakan SBI bulanan mulai mulai Januari tersebut tidak stasioner pada data awal (Ajija, et
2005Desember 2011. Satuannya dalam bentuk al., 2011: 166).
persentase. penentuan panjang lag, digunakan untuk menen-
Produk Domestik Bruto (PDB): digunakan untuk tukan lama waktu yang paling menentukan nilai
mengetahui kondisi ekonomi suatu negara. Varia- IHSG. Panjang lag yang optimal diperoleh berda-
bel ini diukur dengan menggunakan PDB riil yang sarkan nilai SIC yang terkecil diantara berbagai
diperoleh melalui BPS mulai Januari 2005 hingga lag yang diajukan.
Desember 2011. Data PDB bulanan diperoleh
menggunakan metode interpolasi (metode qua- Pengujian Hipotesis Pertama
dratic match sum) atas PDB triwulanan yang Digunakan untuk menguji hubungan jangka pan-
bersumber dari BPS dengan bantuan Eviews 6. jang antara variabel makroekonomi dan IHSG meliputi,
Satuannya dalam bentuk rupiah.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 217
Ike Nofiatin
Max-
Null Eigen Trace Critical Critical
eigen
hypothesis Value Statistic value 5% value 5%
statistic
r=0* 0.444643 110.7915 95.75366 48.22777 40.07757
r 1 0.289405 62.56371 69.81889 28.01547 33.87687
r2 0.242166 34.54824 47.85613 22.73791 27.58434
r 3 0.089268 11.81033 29.79707 7.667534 21.13162
r4 0.046115 4.142801 15.49471 3.871417 14.26460
r 5 0.003304 0.271384 3.841466 0.271384 3.841466
*denotes rejection of the hypothesis at the 5% level
INFLASI
karena dianggap kenaikan suku bunga hanya berlang- menunjukkan hasil yang sejalan dengan temuan
sung sementara waktu (temporer) dan akan segera penelitian ini.
kembali pada kondisi semula, sehingga harga saham
tidak akan mengalami penurunan dan menarik minat Pembahasan Uji Hipotesis Kedua
investor untuk melakukan investasi. Akibat selanjutnya
H2 : terdapat hubungan kausalitas antara variabel
harga saham akan meningkat dan IHSG juga
makroekonomi dan IHSG: diterima
mengalami peningkatan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
H1c : terdapat hubungan kointegrasi antara PDB
hubungan kausalitas dua arah antara variabel
dan IHSG : ditolak
makroekonomi dan IHSG, namun terdapat hubungan
Artinya PDB dan IHSG tidak mempunyai arah
kausalitas satu arah yaitu:
pergerakan yang sama dalam jangka panjang. Penje-
lasan: peningkatan PDB di suatu Negara mengindi-
IHSG dan tingkat suku bunga,
kasikan adanya peningkatan kesejahteraan di Negara
tersebut, sehingga akan mendorong masyarakat untuk Artinya ketika terjadi pergerakan pada IHSG
melakukan peningkatan konsumsi terhadap barang maka tingkat suku bunga juga ikut mengalami
dan jasa. Namun, meskipun konsumsi masyarakat me- perubahan, namun tidak berlaku sebaliknya, ketika
ngalami peningkatan, tetapi tidak diikuti dengan SBI mengalami pergerakan maka IHSG tidak ikut
peningkatan investasi di pasar modal (Kewal, 2012). mengalami perubahan. Penjelasan : Ketika terjadi
Oleh karena itu, peningkatan PDB belum tentu me- penurunan IHSG di tahun 2008 maka Bank Indonesia
ningkatkan investasi di pasar modal. Hasil penelitian segera menurunkan suku bunga SBI. Hal ini dilakukan
ini memperkuat temuan Filis (2009). BI agar dapat menjaga gairah perekonomian domestik
H1d : terdapat hubungan kointegrasi antara nilai akibat kenaikan harga minyak dunia. Berbeda dengan
tukar dan IHSG: diterima penelitian Herve, et al. (2011), Tripathy (2011), dan
Artinya depresiasi Rupiah terhadap dollar akan Dasgupta (2012).
meningkatkan IHSG. Hasil ini sama dengan temuan
penelitian Gan, et al. (2006) di New Zealand dan IHSG dan PDB
Dasgupta (2012) di India. Penjelasan: peningkatan Artinya variasi pada IHSG mampu menjelaskan
nilai tukar mengindikasikan bahwa rupiah mengalami variasi yang terjadi pada PDB, namun tidak berlaku
depresiasi. Ketika rupiah terdepresiasi maka investor sebaliknya. Penjelasan: ketika terjadi fluktuasi pada
akan berusaha menukarkan mata uang asing ke dalam harga saham maka investor menganggap bahwa
bentuk rupiah dan menginvestasikannya dalam bentuk saham tersebut mempunyai potensi untuk memberikan
saham. Oleh karena itu harga saham akan mengalami keuntungan yang besar di masa depan. Jika keinginan
peningkatan dan IHSG juga meningkat. investor untuk menanamkan dananya di pasar modal
H1e : terdapat hubungan kointegrasi antara jumlah meningkat maka pendapatan nasional juga akan me-
uang beredar dan IHSG: ditolak ngalami peningkatan. Sejalan dengan temuan peneli-
Artinya tidak terdapat kesamaan pergerakan tian Mun, et al. (2008) dan Hussin, et al. (2012).
jangka panjang antara jumlah uang beredar dan IHSG.
Penjelasan: masyarakat cenderung untuk menyimpan Nilai tukar dan IHSG
uang dalam bentuk tunai sehingga jumlah uang ber-
edar semakin meningkat. Namun, karena dana yang Penjelasan: peningkatan nilai tukar mengindikasi-
dimiliki terbatas untuk memenuhi kebutuhan sehari- kan bahwa rupiah mengalami depresiasi. Ketika rupiah
hari sehingga tidak ada sisa dana yang bisa digunakan terdepresiasi maka investor akan berusaha menukar-
untuk berinvestasi di pasar modal. Oleh karena itu, kan mata uang asing ke dalam bentuk rupiah dan
meskipun terjadi peningkatan jumlah uang beredar menginvestasikannya dalam bentuk saham. Oleh
maka belum tentu terjadi peningkatan maupun penu- karena itu harga saham akan mengalami peningkatan
runan IHSG di BEI. Penelitian Rad (2011) di Eropa dan IHSG juga meningkat. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Gan, et al. (2006) dan Jeong and Kim (2011).
International Research Journal of Finance and Eco- Analysis. Journal of Business Studies Quarterly Vol.
nomics, Issue 95. 3, No. 4, pp. 113.
Eiteman, David, K., Stonehill, Arthur ,L., and Moffett, Jeong, H.W., and Kim, J.W. 2011. The Impact of Main
Michael, H. 2001. Manajemen Keuangan Multi- Macro-economic Variables on VKOSPI Index. Depart-
nasional, Jilid 1. Jakarta: PT Indeks. ment of Economics Pusan National University. Busan.
Filis, G. 2009. The Relationship Between Stock Market, CPI
and Industrial Production Ini Greece And The Impact Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analysis Investasi.
Of Oil Prices : Are Any New Findings Emerging From Edisi 7. Yogyakarta: BPFE UGM.
The Examination Of Their Cyclical Componenents, Kewal, S.S. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Dan
Using Recent Data? International Conference on Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham
Applied Economics-ICOAE. Gabungan. Jurnal Economia Volume 8 No.1.
Gan, C., Lee, M., Yong, H. H., and Zhang, J. 2006. Macro- Kwon, Chung, S., and Shin, T.S. 1999. Cointegration And
economic Variables And Stock Market Interactions: Causality Between Macroeconomic Variables And
New Zealand Evidence. Investment Management and Stock Market Returns. Global Finance Journal Vol.
Financial Innovations, Volume 3, Issue 4 89-101. 10, pp. 7181.
Hadi, Yonathan S. 2003. Analisis Vector Auto Regression Mun, H., W., Siong, E.C., and Thing, T.C. 2008. Stock Mar-
(VAR) Terhadap Korelasi Antara Pendapatan Nasional ket And Economic Growth In Malaysia: Causality
Dan Investasi Pemerintah Di Indonesia, 1983/1984 Test. Asian Social Science, Vol. 4, No. 4.
199/2000. Jurnal Keuangan dan Moneter Volume 6 Rad, A.A. 2011. Macroeconomic variables and stock mar-
Nomor 2. ket evidence from Iran. International Journal Of Eco-
Herve, Drama, B.G., Chanmalai, B., and Shen, Yao. 2011. nomics And Finance Studies Vol 3, No 1.
The Study of Causal Relationship between Stock Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2008. Teori
Market indices and macroeconomic variables in Cote Ekonomi Makro, Edisi Empat. Jakarta: Lembaga
dIvoire : evidence from Error-Correction Models and Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Granger Causality Test. International Journal of Rahman, Aisjah, A., Sidek, Noor, Z., and Tafri, F. 2009.
Business and Management Vol. 6, No. 12. Macroeconomic determinants of Malaysian stock
Hsing, Y. 2011. The Stock Market and Macroeconomics Market. African Journal of Business Management
Variables in a BRICS Country and Policy Implications. Vol.3 (3), pp. 095106.
International Journal of Economics and Financial Reilly, Frank, K., and Brown, K.C. 2003. Investment Analy-
Issues Vol. 1, N0. 1, pp. 1218. sis And Portfolio Management, Seventh Edition.
Humpe, and Macmillan. 2007. Can macroeconomic vari- Florida: The Dryden Press.
ables explain long term stock market movements? A Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio.
comparison of the US and Japan. Centre for Dynamic Jakarta: Erlangga.
Macroeconomic Analysis. Working Paper Series. Sirucek, M. 2012. Macroeconomic Variables and Stock
Husnan, S. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Market: US Review. International Journal of Com-
Analisis Sekuiritas. Edisi 3. Yogyakarta: UUP AMP puter Science and Management Studies.
YKPN. Thobarry, A.A. 2009. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku
Hussin, Mohd, Y., Muhammad, F., Abu, Mohd, F., and Bunga, Laji Inflasi dan Pertumbuhan GDP terhadap
Awang, Salwah, A. 2012. Macroeconomic variables Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empi-
and Malaysian Islamic Stock Market: A Time Series ris pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan
Analysis. Journal of Business Studies Quarterly Vol. Tahun 2000-2008). Program Pascasarjana Universi-
3, No. 4, pp. 113. tas Diponegoro. Semarang
Hussin, Mohd, Y., Muhammad, F., Abu, Mohd, F., and Tripathy, N. 2011. Causal Relationship between Macro-
Awang, Salwah, A. 2012. Macroeconomic variables Economic Indicators and Stock Market in India. Asian
and Malaysian Islamic Stock Market:A Time Series Journal of Finance and Accounting Vol. 3, No. 1.