Anda di halaman 1dari 4

Kampanye Imunisasi MR, Tolak Campak dan Rubella

Vaksin MR pernah diduga menyebabkan autisme pada anak

Virus Measles adalah virus yang menyebabkan penyakit campak dengan


gejala ruam, batuk, pilek, iritasi mata, dan demam

Virus Rubella, dapat menyebabkan campak Jerman dengan gejala berupa


ruam, demam ringan dan radang sendi

Imunisasi Measles Rubella untuk mencegah penyakit campak dan rubella


merupakan satu program Kemenkes yang akan dilaksanakan bulan Agustus dan
September 2017

Satu dekade berturut-turut sejak tahun 1912, sebanyak 6.000 kematian


karena penyakit yang sama dilaporkan tiap tahunnya di Amerika Serikat.
Kematian itu disebabkan oleh campak, yang ketika itu sangat mematikan.

Seribu tahun sebelumnya, Muhammad ibn Zakariya ar-Razi atau


Rhazes, seorang filsuf dan dokter dari Persia, dalam The Book of Smallpox and
Measles (in Arabic: Kitab fi al-jadari wa-al-hasbah) pernah menggambarkan
campak sebagai penyakit yang "lebih ditakuti daripada cacar".

Sedangkan pada tahun 1757, seorang dokter Skotlandia, Francis Home,


menunjukkan bahwa campak disebabkan oleh agen infeksi yang hadir dalam
darah pasien.

Pada tahun 1963, diperkirakan 3 sampai 4 juta orang di Amerika Serikat


terinfeksi setiap tahunnya. Setiap tahunnya diperkirakan 400 sampai 500 orang
meninggal, 48.000 dirawat di rumah sakit, dan 4.000 menderita ensefalitis
(pembengkakan otak) akibat campak.

Kasus campak kembali melonjak antara tahun 1989 dan 1991. Selama tiga
tahun ini, 55.622 kasus kematian karena penyakit ini dilaporkan terjadi. Kasus
tersebut kebanyakan adalah anak-anak Afrika dan Amerika berusia di bawah
lima tahun yang tidak divaksinasi.

Sembilan puluh persen dari mereka yang kehilangan nyawanya adalah


masyarakat yang belum divaksinasi. Ada 64 kematian yang dilaporkan terjadi
pada tahun 1990 di Amerika. Ini adalah jumlah terbesar yang pernah terlihat
hampir dalam 20 tahun.

Di Indonesia sendiri, menurut catatan dari Kementerian Kesehatan RI 2016,


dilaporkan terdapat 8.185 kasus campak pada tahun 2015. Jumlah ini lebih
rendah dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 12.943 kasus. Jumlah kasus
meninggal sebanyak 1 kasus, yang terjadi di Provinsi Jambi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setianingastutie


menyatakan bahwa pada 2016 dari sebanyak 1.929 anak yang diduga terjangkit
virus rubella (campak Jerman) di DIY, 463 di antaranya telah dinyatakan positif
terjangkit virus rubella. Sedangkan sejak Januari hingga Juli 2017 tercatat 7
kejadian luar biasa (KLB) penyakit campak di DIY di mana 60-70 persen di
antaranya positif rubella.

Provinsi Nusa Tenggara Barat, Aceh, dan Riau merupakan provinsi dengan
jumlah penderita campak terendah. Sedangkan Sulawesi Tengah, Jambi dan
Papua merupakan provinsi dengan jumlah penderita campak tertinggi. Jika
dilihat dari kelompok umur, proporsi kasus campak terbesar terdapat pada
kelompok umur 5-9 tahun dan kelompok umur 1-4 tahun dengan proporsi
masing-masing sebesar 32,2% dan 25,4%. Namun, jika dihitung rata-rata umur
tunggal, kasus campak pada bayi kurang dari umur satu tahun merupakan
kasus tertinggi, yaitu sebanyak 778 kasus (9,5%).

Tidak ada pengobatan untuk penyakit campak dan rubella, tetapi penyakit ini
dapat dicegah. Imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk
penyakit campak dan rubella. Satu vaksin untuk mencegah dua penyakit
sekaligus.

Imunisasi MR diberikan untuk melindungi anak Indonesia dari penyakit kelainan


bawaan seperti gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, kelainan
jantung dan retardasi mental yang disebabkan adanya infeksi rubella pada saat
kehamilan.

Virus Measles adalah virus yang menyebabkan penyakit campak yang juga
dapat membawa penyakit lain seperti ruam, batuk, pilek, iritasi mata, dan
demam. Komplikasinya mulai dari infeksi telinga, pneumonia, kejang, kerusakan
otak sampai kematian. Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius,
seperti radang paru (pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk
dan bahkan kematian.

Virus Rubella, dapat menyebabkan campak Jerman dengan gejala berupa


ruam, demam ringan dan radang sendi. Rubella biasanya berupa penyakit
ringan pada anak, akan tetapi bila menular pada ibu hamil pada trimester
pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan
pada bayi yang dilahirkan. Kecacatan tersebut dikenal sebagai Sindroma
Rubella Kongenital.

Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DIY dokter E. Siti Herini


mengatakan virus rubela memiliki ciri yang tidak jauh berbeda dengan campak
yakni dimulai dari demam, iritasi pada mata, hingga muncul bintik merah di
sekujur tubuh.

"Virus ini bisa ditularkan melalui pernafasan atau air ludah," kata Herini.

Menurut Herini, apabila rubella menginfeksi ibu hamil bisa berpotensi sindrom
rubella bawaan, yang mampu menimbulkan kerusakan pada janin yang sedang
tumbuh.

"Anak yang terkena rubella sebelum dilahirkan berisiko tinggi mengalami


keterlambatan pertumbuhan, keterlambatan mental, kesalahan bentuk jantung
dan mata, sumsum tulang belakang, hingga tuli," kata dia.

Dalam sejarahnya, vaksin Measles Rubella pernah menjadi perdebatan.


Aktris Amerika Jenny McCarthy adalah satu sosok ibu dari gerakan anti-vaksin
menyatakan sikapnya yang sangat vokal terhadap vaksin campak, gondok, dan
rubela (MMR). Dia percaya vaksin tersebut yang memicu Evan, anaknya
mengalami autisme. Anggapan McCarthy dipicu oleh penelitian Dr. Andrew
Wakefield yang diterbitkan di jurnal medis Inggris, The Lancet.

Penelitian itu kemudian dibantah dan ditarik kembali, setelah dilaporkan


bahwa data Dr. Andrew Wakefield tersebut ternyata palsu. Menurut Brian Deer,
jurnalis investigatif untuk Londons Sunday Times, dokter Wakefield dibayar
lebih dari 400.000 ($665.000) oleh seorang pengacara yang bertujuan untuk
membuktikan bahwa vaksin MMR tersebut tidak aman.

Heidi J. Larson dari London School of Hygiene and Tropical Medicine


menyatakan vaksin untuk anak-anak adalah kewajiban, bukan pilihan. Setiap
orang tua bertugas merawat semua anak di lingkungannya.

Anda merawat semua anak untuk melindungi masyarakat luas. Keluarga


yang menerima subsidi pemerintah atau asuransi kesehatan seharusnya tidak
diizinkan untuk tidak ikut vaksinasi. Seharusnya tidak ada pengecualian agama
untuk vaksin, tambah Larson.

Terlebih lagi, tidak ada pengobatan untuk penyakit campak dan rubella.
Imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit campak
dan rubella. Adi Santoso, kepala laboratorium Protein Terapeutik dan Vaksin,
LIPI kepada Tirto menyatakan bahwa vaksin, selain menimbulkan terjadinya
proses kekebalan tubuh secara aktif dalam tubuh manusia, keberadaan vaksin
dalam masyarakat dapat memberikan efek kebaikan-kebaikan lainnya. Orang
yang telah divaksin tentunya mempunyai kekebalan tubuh yang lebih baik
sehingga secara teori akan dapat mengurangi penggunaan antibiotik, kata
Adi.

Tahun ini, Kementerian Kesehatan menjalankan program penambahan


vaksin baru di seluruh wilayah Indonesia. Vaksin tersebut di antaranya adalah
Measles dan Rubela (MR), Japanese Encephalitis (JE) dan
Pnemokukus. Program ini dilakukan guna melengkapi imunisasi dasar lengkap
dan menekan angka kesakitan dan kematian anak.

Hal ini ditegaskan Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Nila Moeloek, Sp.M
(K) pada Rapat Kerja Menteri Kesehatan. Ia menyatakan bahwa imunisasi MR
akan dilaksanakan dalam dua fase. Fase pertama dilaksanakan Agustus dan
September 2017 di Pulau Jawa. Sementara itu, fase kedua akan dilaksanakan
pada tahun 2018 di seluruh Indonesia.

Kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) adalah suatu kegiatan imunisasi


secara masal sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus
campak dan rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun, tanpa
mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Program ini bertujuan untuk
memutus transmisi penularan virus campak dan rubella.

Anda mungkin juga menyukai